Anda di halaman 1dari 13

SUROH-SUROH MAKKIYAH DAN JENIS-JENISNYA

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ulumul Qur’an

Dosen Pembimbing:
Edi Sahputra Siregar M,Ag

Oleh:

1. Siti Mahrani Pulungan


2. Riska Rahmadani

PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INGGRIS

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

MANDAILING NATAL

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini
tepat waktu.

Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang
pembinaan kancah umat dalam kehidupan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Panyabungan, Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Makkiyah ...............................................................................2


B. Cara Mengetahui Makkiyah.....................................................................3
C. Pembagian Surat Makkiyah......................................................................5
D. Ciri-ciri Makkiyah....................................................................................7
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an adalah pedoman bagi umat Islam. Al-Qur’an diturunkan dalam
dua periode yakni dari lauhil mahfudh ke baitul izza dan dari baitul izza ke bumi.
Pada periode ke dua Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur dalam waktu
22 tahun 2 bulan 22 hari. Dalam periode ke dua Al-Qur’an diturunkan dengan
latar belakang yang berbeda. Dari keterangan tersebut para ulama terdahulu
membaginya menjadi dua jenis, yakni Makiyyah dan Madaniyyah, ditinjau dari
segi geografis, lafadz, sasaran dan makna. Adapun beberapa ayat yang
diperselisihkan karena ayat tersebut tidak diturunkan di Makkah dan Madinah,
melainkan ketika nabi dalam perjalanan antara Makkah dan Madinah.
Demikianlah, akan kita lihat Surah Makkiyah itu penuh dengan ungkapan-
ungkapan yang kedengarannya amat keras ditelinga, huruf-hurufnya seolah-olah
melontarkan api ancaman dan siksaan, masing-masing sebagai penahan dan
pencegah. Yang terpenting dipelajari dalam pembahasan ini ialah: 1).Yang
diturunkan di Makkah. 2).Yang diturunkan di Madinah 3).Yang diperselisihkan.
4).Yang diturunkan di perjalanan antara Makkah dan Madinah. Dari definisi
diatas dapat disimpulkan bahwa sangat penting mengetahui perbedaan antara
Makiyyah dan Madaniyyah. Jadi bisa disimpulkan bahwa dasar betapa pentingnya
mengetahui perbedaan dari surah Makkiyah dan Madaniyyah tersebut karena
sebagai landasan pengetahuan dan sejarah untuk bisa menjadi muslim yang lebih
baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian dari Makkiyah?
2. Apa manfaat mengetahui Makkiyah ?
3. Apa ciri-ciri dari surah Makkiyah?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Makkiyah
Ada beberapa prespektif dalam mendefinisikan terminologi Makkiyah dan
Madaniyyah diantaranya adalah: Masa turunnya, objek pembicaraan, tempat
turunnya, tempat pembicaraannya.
Dari prespektif masa turunnya dapat didefinisikan kedua
terminologi  tersebut menjadi sebagai berikut:1
1. Makkiyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan sebelum
Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, meskipun turunnya ayat tersebut
bukan di sekitar Makkah
Sebagai contoh, sepertifirman Allah yang berbunyi ;
‫يت لَ ُك ُم اِإْل ْساَل َم ِدينًا ۚ فَ َم ِن اضْ طُ َّر فِي َغ ْي َر‬
ُ ‫ض‬ ُ ‫ت لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوَأ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر‬ ُ ‫ْاليَوْ َم َأ ْك َم ْل‬
‫ف ِإِل ْث ٍم ۙ فَِإ َّن هَّللا َ َغفُو ٌر َر ِحي ٌم‬ ٍ ِ‫ ُمتَ َجان‬ ‫ص ٍة‬ َ ‫َم ْخ َم‬
“pada hari ini aku telah sempurnakan untukmu agamamu dan Aku
cukupkan untukmu nikmat Ku,dan Aku ridho islam sebagai agamamu.” ( QS. Al
Maa’idah (5):3).
Ayat yang mulia ini, sebagai mana kita tau termasuk kategori Madaniyyah
kendatipun tidak di turunkan di Madinah karena ayat tersebut diturunkan pada
peristiwa haji wada’.
Dari prespektif objek pembicaraannya dapat didefinisikan kedua
terminologi tersebut menjadi sebagai berikut:
1. Makkiyah adalah ayat-ayat yang diserukan untuk orang-orang Makkah.
Pendefinisian di atas dirumuskan berdasarkan asumsi bahwa kebanyakan
ayat Al-Qur’an dimulai dengan ungkapan “Yaa ayyuha ala-naas” yang menjadi

1 Al-Qaţţān, Mannā’Khalīl, 2014. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Jakarta: PT.Pustaka Litera


Antar Nusa. Hal. 35

2
kriteria Makiyyah, dan ungkapan ”Yaa ayyuha al ladziina”  yang menjadi kriteria
Madaniyyah.
Namun tidak selamanya asumsi ini benar. Contoh firman Allah yang
berbunyi:
ٌ ُ‫يَا َأيُّهَا النَّاسُ ا ْعبُدُوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَقَ ُك ْم َوالَّ ِذينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّق‬
 ‫ون‬
 “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-
orang yang sebelumkamu, agar kamu bertakwa”. (QS. Al Baqarah (2): 21).
 Ayat ini dimulai dengan ungkapan “yaa ayyuha ala-naas” tetapi termasuk
kategori Madaniyyah karena Ia merupakan salah satu dari surah Al Baqarah yang
telah disepakati oleh ulama sebagai surah Madaniyyah.
Contoh lainnya firmanAllah yang berbunyi;
  َ‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا ارْ َكعُوا َوا ْس ُجدُوا َوا ْعبُدُوا َربَّ ُك ْم َوا ْف َعلُوا ْال َخ ْي َر لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُون‬
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan”. (QS. Al Hajj (22): 77)
Ayat ini dimulai dengan ungkapan “ yaa ayyuha al ladziina” tatapi ini
ayat ini termasuk kategori Makkiyah.
Dari prespektif tempat turunnya dapat didefinisikan kedua termonologi
tersebut menjadi sebagai berikut:2
1. Makiyyah adalah ayat-ayat yang turun di Makkah dan sekitarnya seperti
Mina, Arafah dan Hudaibiyyah.
2. Madaniyyah adalah ayat-ayat yang turun di Madinah dan sekitarnya
seperti Ubud, Quba’, dan Sul’a.
Terdapat cela kelemahan dari pendefinisian diatas sebab terdapat ayat-ayat
tertentu yang tidak diturunkan di Makkah, Madinah dan sekitarnya, misalnya QS.
At- Taubah (9): 49 diturunkan di Tabuk, dan QS. Az Zuhruf (43): 45 yang
diturunkan di perjalanan antara Makkah dan Madinah. Kedua ayat tersebut tidak
dapat dikatagorikan kedalam Makiyyah dan Madaniyyah.
Dari prespektif tema pembicaraan akan disinggung lebih terinci dalam
uraian karakteristik kedua klasifikasi tersebut.

2 Anwar, Rosihan, 2007.  Ulumul Qur’an, Cet, 6; Bandung: Pustaka Setia. Hal. 26

3
Kendatipun mengunggulkan pendefinisan Makiyyah dan Madaniyyah dari
prespektif masa turun, Subhi Sholeh melihat komponen-komponen serupa dalam
tiga pendefinisian. Bukti lebih lanjut dari tesis Sholeh bisa dilihat dalam kasus
surah Al Mumtahanah (60). Bila dilihat dari tempat turunnya surat ini termasuk
Madaniyyah karena diturunkan sesudah peristiwa hijrah. Akan tetapi dalam objek
pembicaraannya surat ini termasuk Makiyyah karena menjadi kitab bagi orang-
orang Makkah. Oleh sebab itu para sarjana muslim memasukkan surat itu kedalam
“Ma nuzila bi Al-Madinah wahukmuhu Makki”.
B. Cara Mengetahui Makkiyah
Dalam menetapkan mana yang termasuk kategori ayat-ayat Al Qur’an
Makkiyah dan Madaniyyah, para sarjana muslim berpegang teguh pada 2
perangkat pendekatan:3
1. Pendekatan Transmisi (periwayatan)
Dengan perangkat pendekatan transmisi para sarjana muslim merujuk
kepada riwayat-riwayat valid yang berasal dari para sahabat, yaitu orang-orang
yang besar kemungkinan menyaksikan turunnya wahyu, atau para generasi tabiin
yang saling berjumpa dan mendengar langsung dari para sahabat tentang aspek-
aspek yang berkaitan dengan proses kewahyuan Al-Qur’an, termasuk di dalamnya
adalah informasi kronologis Al-Qur’an.
Seperti halnya hadist-hadist Nabi telah terekam dalam kodifikasi tentang
hadist, para sarjana muslimpun telah merekam informasi dari para sahabat dan
tabiin tentang Makkiyah dan Madaniyyah dalam kitab-kitab tafsir.
2. Metode perbandingan (Qiyas)
Metode perbandingan adalah metode yang mendasarkan pada ciri-ciri
khusus yang ada pada surah atau ayat. Berdasarkan metode ini, jika dalam surah
Madaniyyah terdapat ayat yang membicarakan tentang peristiwa yang
berhubungan dengan kondisi atau keadaan penduduk Makkah, maka ayat tersebut
ditetapkan sebagai Makiyyah. Sebaliknya jika dalam surat Makiyyah terdapat ayat

3 Anwar, Rosihan, 2009. Pengantar Ulumul Qur’an, Cet, 1; Bandung: Pustaka Setia.Hal.


30

4
yang membicarakan tentang berbagai kebiasaan seperti dalam Madaniyyah atau
menjelaskan suatu peristiwa Madaniyyah, maka ditetapkan bahwa ayat itu
Madaniyyah.
Sehubungan dengan metode perbandingan ini maka ulama menyatakan
bahwa setiap surat yang didalamnya terdapat kisah para Nabi atau umat terahulu,
surat tersebut termasuk Makiyyah. Sedangkan setiap surat yang didalamnya
terdapat suatu kewajiban syariat maka surat tersebut termasuk Madaniyyah.4
C. Pembagian Surah Makkiyah
Para ulama mempunyai tiga pandangan yang masing-masing mempunyai
dasar sendiri antara lain:
1. Dari segi waktu turunnya
Makkiyah adalah ayat-ayat Al Qur’an yang diturunkan sebelum hijrah
meskipun bukan di Makkah. Dari tempat turunnya
Makkiyah adalah ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Makkah dan
sekitarnya seperti Mina, Arafah, dan Hudaibiyah.
2. Dari segi sasarannya
Makkiyah adalah yang seruannya ditunjukkan kepada masyarakat
Makkah.5
Pendapat yang paling mendekati kebenaran tentang bilangan surah-surah
Makkiyah dam Madaniyyah ialah bahwa Madaniyyah ada dua puluh surah
diantaranya adalah:
a. Al Baqarah
b. Ali ‘imran
c. An Nisa’
d. Al-Maidah
e. Al-Anfal
f. At-Taubah
g. An-Nur 

4 ibid. hal. 31
5 Herman, Asep, 2013, Ulumul Qur’an, Cet, 2; Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal. 43

5
h. Al-Ahzab
i. Muhammad
j. Al-Fath
k. Al-Hujurat
l. An Nasr
m. Al-Hadid
n. Al-Mujadilah
o. Al-Hasyr 
p. Al-Mumtahanah 
q. Al Munafiqun 
r. Al-Jumu'ah 
s. At Talaq
t. At Tahrim.
Sedang yang diperselisihkan ada dua belas surah:
a. Al Fatihah
b. Ar Ra’d
c. Ar Rahman
d. As Saff 
e. At Tagabun 
f. At Tafif 
g. Al Qadar 
h. Al Bayyinah 
i. Az Zalzalah
j. Al Ikhlas 
k. Al Falaq 
l. A Nas.
Selain yang disebutkan di atas adalah Makkiyah, yaitu delapan puluh dua
surah. Maka jumlah surah-surah Qur’an itu semuanya seratusempat belas surah.

6
D. Ciri-Ciri Makkiyah
Para ulama telah menerangkan pula beberapa ketentuan dan ciri-ciri untuk
mengetahui antara surah Makkiyah diantaranya adalah:6
Ciri-ciri surah Makkiyah:
1. Setiap surah Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat lafazh “kalla” (jangan
begitu) adalah termasuk surah Makkiyah. lafazh “kalla” ini disebutkan
sebanyak 33 kali dan terdapat di dalam15 surah yang semuanya terdapat
pada bagian akhir dari Al-qur’an bahwa mayoritas separuh akhir dari Al-
qur’an itu turun sebelum hijrah.
Contoh:
‫ثُ َّم َكاَّل َسيَ ْعلَ ُمون‬
”kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui”(QS. Annaba’ (30): 5)
2. Setiap surah yang di dalamnya ada bacaan sajadahnya, maka surah
tersebut adalah Makkiyah, seperti surahAn-Najm, Al ‘Alaq dan lain-lain.
Contoh:
َ ِّ‫ِإ َّن ٱلَّ ِذينَ ِعن َد َرب‬
َ‫ك اَل يَ ْستَ ْكبِرُونَ ع َْن ِعبَا َدتِ ِهۦ َويُ َسبِّحُونَهۥُ َولَ ۥهُ يَ ْس ُج ُدون‬
“Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa
enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-
lah mereka bersujud” (QS. Al-'A`raf (70): 206)
3. Setiap surah yang diawali ataupun dibuka dengan huruf hijaiyah, maka ia
adalah Makkiyah, seperti surah Al A’raaf, Yuunus, Huud, Yuusuf,
Ibrahim, Al Hijr dan lain sebagainya.
Contoh:
‫المص‬
“Alif lam mim shaad” (QS. Yuunus (10): 1)
4. Setiap surah yang berisikan kisah-kisah para nabi, para kaumnya, dan juga
umat-umat yang terdahulu adalah Makkiyah, kecualiAl-Baqarah.
Contoh:

6 Supiana, 2002. Ulumul Qur’an. Bandung: Pustaka Islamika. Hal. 52

7
َ‫صاهُ فَِإ َذا ِه َي ت َْلقَفُ َما يَْأفِ ُكون‬
َ ‫فََأ ْلقَ ٰى ُمو َس ٰى َع‬
”Kemudian Musa menjatuhkan tongkatnya maka tiba-tiba ia menelan benda-
benda palsu yang mereka ada-adakan itu” (QS. Asy Syu’ara’(26): 45)
5. Setiap surah yang menceritakan tentang kisah Nabi Adam dan iblis adalah
Makkiyah, kecuali surahAl Baqarah.
Contoh:
‫ْت بِ َربِّ ُك ْم ۖ قَالُوا بَلَ ٰى ۛ َش ِه ْدنَا ۛ َأ ْن‬
ُ ‫ُور ِه ْم ُذ ِّريَّتَهُ ْم َوَأ ْشهَ َدهُ ْم َعلَ ٰى َأ ْنفُ ِس ِه ْم َألَس‬
ِ ‫َوِإ ْذ َأخَ َذ َربُّكَ ِم ْن بَنِي آ َد َم ِم ْن ظُه‬
َ‫تَقُولُوا يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ِإنَّا ُكنَّا ع َْن ٰهَ َذا غَافِلِين‬
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari
kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-
orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)"(QS. Al A’raaf (7): 172). 7

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

7 Thantowi. Mohammad, 2001. Al-Qur’an wa Lailatul Qadar. Jakarta Selatan: Pustaka


Azzam. Hal. 27

8
Al-Qur’an dibagi menjadi dua periode pada zaman nabi yakni, Makiyyah
dan Madaniyyah. Ayat atau surat Makiyyah cenderung menerangkan tentang
tauhid dan Madaniyyah cenderung menerangkan tentang syariat. Hal tersebut
dapat diketahui melalui beberapa metode yakni, metode transmisi (periwayatan)
dan metode analogi (qiyas). Metode tersebut meninjau dari segi geografis, lafadz,
sasaran dan latar belaknag turunnya.
Ciri-ciri ayat Makiyyah adalah di dalamnya terdapat ayat sajdah, ayat-
ayatnya dimulai dengan “kalla” seperti yang telah diterangkan diatas.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qaţţān, Mannā’Khalīl, 2014. Studi Ilmu-Ilmu Qur’an. Jakarta: PT.Pustaka


Litera Antar Nusa.

9
Anwar, Rosihan, 2007.  Ulumul Qur’an, Cet, 6; Bandung: Pustaka Setia.
Anwar, Rosihan, 2009. Pengantar Ulumul Qur’an, Cet, 1; Bandung: Pustaka
Setia.
Herman, Asep, 2013, Ulumul Qur’an, Cet, 2; Bandung: Remaja Rosdakarya.
Supiana, 2002. Ulumul Qur’an. Bandung: Pustaka Islamika.
Thantowi. Mohammad, 2001. Al-Qur’an wa Lailatul Qadar. Jakarta Selatan:
Pustaka Azzam.

10

Anda mungkin juga menyukai