Anda di halaman 1dari 15

MAKIYAH DAN MADANIYAH

DOSEN PENGAMPUH :

ANWAR HABIBI SIREGAR,M.A.,HK

DISUSUN OLEH:

LAILY WARDANI HARAHAP (212070006)

MAWADDAH NASUTION (2120700007)

TADRIS KIMIA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UIN SYAHADA PADANG SIDIMPUAN

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “surat makkiyah dan madaniyah”.

Pada kesempatan kali ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarya
kepada Dosen mata kuliah Ulumul qur’an yang memberikan tugas kepada kami.kami juga
berterimakasih kepada pihak pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Dalam
penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurang baik pada teknik
penulisan maupun materi,mengingat kemampuan kami sebagai penulis makalah ini. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman semua demi penyempurnaan makalah
ini.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan membantu kita dalam
memahami surah makkiyah dan madaniyah Aamiin.

Padangsidimpuan, November 2022

Penulis makalah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................2
A. PENGERTIAN SURAH MAKIYAH DAN MADANIYAH....................................................2
B. CIRI-CIRI SURAH MAKIYAH DAN MADANIYAH............................................................3
C. IJIMAK ULAMA BERKENAAN DENGAN MAKIYAH DAN MADANIYAH....................4
D. SURAH MAKIYAH DAN MADANIYAH SERTA SURAH YANG DIPERSELISIHKAN. .4
E. MACAM-MACAM SURAT MAKIYAH DAN MADANIYAH..............................................5
F. PEDOMAN MENENTUKAN MAKIYAH DAN MADANIYAH...........................................6
G. SURAT-SURAT MAKIYAH DAN MADANIYAH TERDIRI DARI TIGA MARHALA.....7
H. ASPEK YANG BERHUBUNGAN DENGAN SURAT MAKIYAH DAN MADANIYAH....9
I. FAEDAH MENGETAHUI SURAT MAKIYAH DAN MADANIYAH.................................10
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Nabi Muhammad SAW adalah manusia pilihan Allah SWT untuk menerima wahyu
berupa kitab suci Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia dan alam semesta.
Kita tentu tahu bahwa kitab suci Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
terdiri dari 30 juz yang di dalamnya terdiri dari surat Makkiyah dan Madaniyyah.

Surah makkiyah dan madaniyyah pasti lah ada perbedaan-perbedaan antara ke


duanya. Untuk itu kita perlu mempelajari lebih dalam perbedaan antara makiyyah dan
madaniyyah agar kita menjadi paham dan mengerti mana yang tergolong kedalam ayat
makiyyah atau tergolong kedalam surat madaniyyah. Sehingga kita akan menjadi lebih
khusyuk dalam membaca dan mengamalkan isi kitab suci Al-Qur’an, serta semoga kita
menjadi hamba Allah SWT yang senantiasa berada dalam lindungan, inayah, dan syafa’at-
Nya.

Dalam bab Ilmu Makki dan Madani ini, kami akan menjelaskan pengertian Makki dan
Madani, perbedaan Makki dan Madani, tanda-tanda keduanya dan macam-macam surah-
surah Makiyyah dan Madaniyah serta signifikasi mengetahui Makki dan Madani.

B. Rumusan masalah

1.Apa yang dimaksud dengan makkiyah dan madaniyah?

2.Apa tanda-tanda surah makkiyah dan madaniyah?

3.Apa macam-macam makkiyah dan madaniyah?

4.Apa manfaat mengetahui makkiyah dan madaniyah?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian surah makkiyah dan madaniyah


2. Untuk mengetahui tanda-tanda makkiyah dan madaniyah
3. Untuk mengetahui macam-macam surah makkiyah dan madaniyah
4. Untuk mengatahui signifikan mengetahui surah makkiyah dan madaniyah
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SURAH MAKIYAH DAN MADANIYAH


Ada tiga pengertian yang dipakai para ulama dalam mengartikan ayat makkiyah dan
madaniyah ayat madaniyah, yaitu: pertama: surah makkiyah adalah yang diturunkan di
Makkah walaupun turunnya itu setelah hijrah. Sedangkan surah madaniyah adalah yang di
turunkan di madinah.yang termasuk di turunkan di makkah adalah daerah daerah yang masih
dalam kawasan makkah, seperti ayat ayat yang di turunkan kepada nabi Muhammad SAW.
Ketika di mina, arafah, hudaibiyah. Dan yang termasuk turun dimadinah adalah daerah
daerah yang masih dalam kawasan madinah, seperti ayat ayat yang diturunkan kepada nabi
ketika beliau berada di kawasan Badar dan Uhud. Pembagian ini berdasarkan tempat
diturunkannya Al-quran sebagaimana yang telah anda ketahui, tetapi hal ini tidak di jadikan
patokan atau batasan, karena hal itu tidak mencakup ayat ayat yang diturunkan di selain
Mekkah dan Madinah1, sebagaimana firman Allah SWT. dalam surah At-taubah:

َ ْ‫ اَّل تَّبَعُو‬N‫ص ًدا‬


‫ك‬ ِ ‫لَوْ َكانَ ع ََرضًا قَ ِر ْيبًا َّو َسفَرًا قَا‬
“kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan
perjalanan yang tidak begitu jauh, pastilah mereka mengikutimu’.(QS.At-Taubah:42)

Yang kedua: ayat makkiyah adalah yang mengkhithobi penduduk makkah, sedangkan
ayat madaniyah adalah yang mengkhithobi penduduk madinah. Dari pengertian ini dapat
dipahami pendapat orang yang mengatakan sebenarnya ayat ayat Al-Qur’an yang dimulai
ayyuha Al- ladzina amanu” adalah termasuk ayat madaniyah dengan “ ya ayyuha an-nasu”,
walaupun yang lainnya termasuk didalamnya (kategori kafir). Sedangkan orang orang yang
beriman kebanyakan adalah penduduk madinah, maka mereka semua di khithobi dengan “ya
ayyuha ladzina amanu”, walaupun yang lainnya juga termasuk dalam golongan mereka.2

Ketiga: pengertian berikut adalah pengertian yang paling terkenal yaitu sebenarnya
ayat makkiyah adalah ayat yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Sebelum nabi
hijrah ke madinah, walaupun turunnya dilain kota makkah sedangkan ayat madaniyah adalah
yang diturunkan setelah nabi berhijrah,walaupun turunnya ayat tersebut di makkah.
Pembagian ini di lihat dari waktu turunnya. Pembagian ini adalah pembagian yang benar dan
selamat dari cacat, karena disini terdapat patokan dan batasan yang berlaku secara umum
yang tidak di pertentangkan. Berbeda dengan pengertian kedua tersebut diatas. Oleh karena
itu, kebanyakan ulama berpegang pada pendapat ini. Firman Allah SWT:

‫ْت لَ ُك ُم ااْل ِ ْساَل َم ِد ْينً ۗا‬ ُ ‫اَ ْليَوْ َم اَ ْك َم ْل‬


ُ ‫م َواَ ْت َم ْم‬Nْ ‫ت لَ ُك ْم ِد ْينَ ُك‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِ ْي َو َر‬
ُ ‫ضي‬

1
Syekh Muhammad Abdul Adzmi Al-Zarqani, Manahil Al’urfan fi’ulum Al Qur’an,Cetakan 1 (2001),
hlm199

2
Ibid;hlm.200
“Pada hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah kucukupkan
kepadamu nikmatku,dan telah ku ridhoi islam itu menjadi agamamu”.(QS. Al-maidah:3)

B. CIRI-CIRI SURAH MAKIYAH DAN MADANIYAH

 SURAH MAKKIYAH
a. Ciri-ciri khusus surah makkiyah
1. Setiap surah yang didalamnya mengandung “sajdah” maka surah itu makkiyah
2. Setiap surah yang mengandung lafal kalla, berarti makkiyah. Lafal ini hanya terdapat
dalam separu terakhir dari Al-Qur’an. Dan disebutkan sebanyak 33 kali dalam 15
surah
3. Setiap surah yang mengandung ya ayyuhan nas dan tidak mengandung ya ayyuha
ladzina amanu, berarti makkiyah, kecuali surah al Hajj yang pada akhir surah terdapat
ya ayyuha ladzina amanur-ka’uwasjudu. Namun demikian sebagian besar ulama
berpendapat bahwa ayat tersebut adalah ayat makkiyah.
4. Setiap surah yang mengandung kisah para nabi dan ummat terdahulu adalah
makkiyah, kecuali surah al- Baqarah.
5. Setiap surah yang mengandung kisah adam dan iblis adalah makkiyah, kecuali surah
al-baqarah
6. Setiap surah yang dibuka dengan huruf huruf singkatan seperti alif lam mim, alif lam
ra, ha mim dan lain lainnya adalah makkiyah, kecuali surah al-baqarah dan ali imran.
Sedangkan surah ra’d masih di perselisihkan3.

b. Ciri-ciri umum surah makkiyah


1. Ayat-ayat pendek pendek, surahnya pendek, nada perkataannya keras dan agak
bersajak
2. Mengandung seruan pokok-pokok iman kepada Allah, hari akhir dan menggambarkan
keadaan surga dan neraka
3. Menyeru manusia berperangai mulia dan berjalan lempang di atas jalan kebajikan
4. Mendebat orang-orang musyrikin dan menerangkan kesalahan- kesalahan pendirian
mereka
5. Banyak terdapat lafal sumpah4.

 SURAH MADANIYAH
a. Ciri-ciri khusus surah madaniyah
1. Setiap surah yang berisi kewajiban dan had (sanksi) adalah madaniyah
2. Setiap surrah yang didalam nya disebutkan orang-orang munafik adalah madaaniyah
kecuali surah al-ankabut adalah makkiyah
3. Setiap surah yang didalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab adalah madaniyah

3
Manna’ khalil al-Qattan, Studi ilmu-ilmu Qur’an, terj. Drs. Mudzakir AS. Cet.2 (Jakarta:Litera Antar
Nusa), hlm.86.
4
Teungku Muhammad hasbi ash shiddieqy. Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Cet 1 (semarang:PT. pustaka rizki
putra),hlm 81
b. Ciri-ciri umum surah madaniyah
1. Surahnya panjang-panjang, sebagian ayatnya pun panjang-panjang serta jelas
menerangkan hukum dengan mempergunakan uslub yang terang.
2. Menjelaskan keterangan keterangan dan dalil-dalil yang menunjukkan kepada
hakikat-hakikat keagamaan.5

C. IJIMAK ULAMA BERKENAAN DENGAN MAKIYAH DAN MADANIYAH


Para ulama berusaha dengan cermat dan teliti menentukan surah-surah makkiyah dan
madaniyah. Mereka berpendapat yang penting dipelajari sejauh yang menyangkut masalah
makkiyah dan madaniyah ialah surah-surah yang diturunkan di makkah, dimadinah, surah-
surah yang di perselisikan, ayat-ayat makkiyah yang terdapat di dalam surah madaniyah,
ayat-ayat madaniyah yang terdapat dalam surah-surah makkiyah, ayat-ayat yang diturunkan
dimadinah, namun hukumnya madani, begitu juga sebaliknya, yang serupa dengan yang
diturunkan dalam kelompok madani, yang serupa dengan dengan madinah dalam kelompok
makki, yang dibawa dari mekkah ke madinah, yang dibawa dari madinah ke mekkah, yang
turun disiang hari dan malam hari, yang turun di musim panas dan musim dingin, dan yang
turun dalam kondisi menetap dan yang dalam musafir.

Jika berpedoman pada pemikiran Abu-Qasim al- nisaburi, urutan Al-Qur’an


berdasarkan metode sejarah turunnya, maka ada pertahapan, yakni tahap permulaan, tahap
pertengahan, dan penghabisan. Dari ketiga tahap ini, tiap tahap memiliki tingkat kesulitan
tersendiri.

Tetapi terdapat surah-surah yang disepakati dengan bulat oleh para ahli tafsir dan
sejarah sebagai dari Al-Qur’an yang turun pada tahap-tahap awal di mekkah yaitu surah Al-
alaq, Al-muddatstsir, Al-takwir, Al-a’la, Al-layl, Al-insyirah, Al- adiyah, At-takatsur, Al-
najm.

D. SURAH MAKIYAH DAN MADANIYAH SERTA SURAH YANG


DIPERSELISIHKAN
Didalam kitab al-itqan, imam As Suyuti banyak mengutip pendapat para ulama dalam
menentukan surat-surat yang termasuk dalam kategori makiyah dan madaniyah. Diantara
pendapat yang paling sesuai adalah yang dikemukakan oleh Abu al-hasan Al-hishar dalam
kitabnya Al-nasikh wa Al-mansukh.

Beliau mengatakan berdasarkan kesepakatan ulama bahwa surat-surat madaniyah itu


ada 20 surah. Yang diperselisihkan ada 12 surat. Sedangkan sisanya termasuk kategori
makiyah. Dua puluh surat makiyah itu adalah al-Baqarah, Ali imran, An-Nisa, Al-Maidah,
Al-Anfal, At-Taubah, An-Nur, Al-Ahzab, Muhammad, Al-fath, Al-Hujurat, Al-Hadid, Al-

5
Hasbi, ilmu-ilmu Alqur’an,hlm:82
Mujadilah, Al-Hasyr, Al-Mumtahanah, Al-Jumu’ah, Al-Munafiqun, Al-Thalaq, At-
tahrim, dan surat An-Nashr6.

Sedangkan dua belas yang diperselisihkan antara surah makiyah dan madaniyah
adalah surat Al-Fatihah, Ar- Ra’du, Ar-Rahman, As-Shaf, At-Taghadun, At-Takhfif, Al-
Qadar, Lam yakunil, Idza Zulzilatil, Al-Ikhlas, dan surat Al-Mu’awwidzatain.

Sedangkan berdasarkan kesepakatan ulama, yang termasuk surat makiyah adalah


selain surat-surat tersebut diatas, yaitu ada delapan puluh dua surat.

E. MACAM-MACAM SURAT MAKIYAH DAN MADANIYAH


Terkadang satu surat semua ayatnya makiyah. Terkadang satu surat semua ayatnya
madaniyah. Terkadang surat makiyah sebagian ayatnya bukan makiyah. Dan terkadang surat
madaniyah sebagian ayatnya bukan termasuk madaniyah. Dan itulah empat jenis kategorinya

Contoh dari yang pertama adalah surat Al-Muddatstsir. Sesungguhnya seluruh


ayatnya makiyah. Contoh dari yang kedua adalah surat Ali-‘Imran, yang seluruh ayarnya
adalah madaniyah. Contoh yang ketiga adalah surat Al-A’raf. Seluruhnya adalah makiyah,
kecuali ayat

‫ت اِ ْذ تَْأتِ ْي ِه ْم ِح ْيتَانُهُ ْم يَوْ َم َس ْبتِ ِه ْم‬


ِ ‫اض َرةَ ْالبَحْ ۘ ِر اِ ْذ يَ ْع ُدوْ نَ فِى ال َّس ْب‬ ِ ‫َت َح‬ ْ ‫َو ْسـَٔ ْلهُ ْم ع َِن ْالقَرْ يَ ِة الَّتِ ْي َكان‬
َ ِ‫م اَل يَ ْسبِتُوْ ۙنَ اَل تَْأتِ ْي ِه ْم ۛ َك ٰذل‬Nَ ْ‫ُش َّرعًا َّويَو‬
َ‫ك ۛنَ ْبلُوْ هُ ْم بِ َما َكانُوْ ا يَ ْف ُسقُوْ ن‬
“Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika
mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, (yaitu) ketika datang kepada mereka ikan-ikan
(yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, padahal pada hari-hari
yang bukan Sabat ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami menguji
mereka disebabkan mereka berlaku fasik”.(QS. Al-A’raf:163)

Ini menurut qatadah. Sedangkan selain qatadah mengatakan bahwa semua ayatnya
makiyah kecuali ayat tersebut di atas sampai pada ayat:

N‫ك ِم ۢ ْن بَنِ ْٓي ٰا َد َم ِم ْن ظُهُوْ ِر ِه ْم ُذ ِّريَّتَهُم‬


َ ُّ‫َواِ ْذ اَ َخ َذ َرب‬
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka”.(QS. Al-A’raf:172)

Sedangkan contoh yang keempat adalah surat Al-Hajj, seluruhnya adalah ayat
madaniyah, kecuali empat ayat yang dimulai dari firman Allah SWT:

6
Syekh Muhammad Abdul Adzmi Al-Zarqani, Manahil Al’urfan fi’ulum Al Qur’an,Cetakan 1
(2001),hlm.206
‫َو َمٓا اَرْ َس ْلنَا ِم ْن قَ ْبلِكَ ِم ْن َّرسُوْ ٍل َّواَل نَبِ ٍّي آِاَّل اِ َذا تَ َم ٰنّ ٓى اَ ْلقَى ال َّشي ْٰطنُ فِ ْٓي اُ ْمنِيَّتِ ٖ ۚه فَيَ ْن َس ُخ هّٰللا ُ َما ي ُْلقِى‬
‫ال َّشي ْٰطنُ ثُ َّم يُحْ ِك ُم هّٰللا ُ ٰا ٰيتِ ٖ ۗه َوهّٰللا ُ َعلِ ْي ٌم َح ِك ْي‬
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasul dan tidak (pula) seorang nabi sebelum
engkau (Muhammad), mela-inkan apabila dia mempunyai suatu keinginan, setan pun
memasukkan godaan-godaan ke dalam keinginannya itu. Tetapi Allah menghilangkan apa
yang dimasukkan setan itu, dan Allah akan menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha
Mengetahui, Mahabijaksana”. (QS. Al-Hajj:52)

Sampai pada ayat

‫م السَّا َعةُ بَ ْغتَةً اَوْ يَْأتِيَهُ ْم َع َذابُ يَوْ ٍم َعقِيْم‬Nُ ُ‫َواَل يَ َزا ُل الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ا فِ ْي ِمرْ يَ ٍة ِّم ْنهُ َح ٰتّى تَْأتِيَه‬
“Dan orang-orang kafir itu senantiasa ragu mengenai hal itu (Al-Qur'an), hingga
saat (kematiannya) datang kepada mereka dengan tiba-tiba, atau azab hari Kiamat yang
datang kepada mereka.”(QS. Al-Hajj: 55)

Perlu diketahui, bahwa penyebutan surat sebagai makiyyah atau madaniyah adalah
berdasarkan kebanyakan yang berlaku didalamnya atau mengikuti kepada pembukaan surat
nya. Ada pendapat yang mengatakan bahwa ketika pembuka surat diturunkan di makkah,
maka surat tadi ditulis makiyah. Kemudia Allah SWT menambahkan dalam surat tadi ayat-
ayat yang dia kehendaki. Dan mungkin pengertian mansyur yang paling sesuai dalam
mengartikan makiyah dan madaniyah adalah: Apabila pembuka surat diturunkan sebelum
hijrah maka ditulis makiyah dan apabila pembuka surat tadi diturunkan sesudah hijrah maka
ditulis madaaniya. Kemudian menyebutkan yang dikecualikan apabila dalam surat itu
terdapat pengecualiannya, sehingga dikatakan surah tersebut makiyah.7

F. PEDOMAN MENENTUKAN MAKIYAH DAN MADANIYAH


Para ulama tidak semena mena dalam berijtihad.Meraka memiliki pijakan yang kuat
untuk dijadikan landasan dalam berijtihad. Khususnya dalam menentukan Makkiyah dan
Madaniyah ini, para ulama bersandar kepada dua metode utama: pertama, sima’i naqli, yaitu
metode pendengaran sebagaimana adanya.kedua, qiyasi ijtihadi, yaitu analogi hasil ijtihad.
Cara pertama, didasarkan pada riwayat sahih para sahabat. Karena mereka hidup
disekelilingi Nabi, sehingga mengetahui saat turunnya wahyu. Sebagian besar penentuan
Makkiyah dan Madaniyah melalui metode pertama ini. Qadhi Abu Bakar Ibn Thayyib dalam
al Intishar menegaskan, ‘’pengetahuan tentang surah Makki dan Madani mengacu pada
hafalan para sahabat dan tabiin. Tidak ada satu keterangan pun yang datang dari Nabi
mengenai hal itu,sebab ia tidak diperintahkan untuk itu, dan Allah tidqk menjadikan ilmu
pengetahuannya danpengetahuan mengenai sejarah naskh dan mansukh itu wajib bagi ahli
ilmu, tetapi pengetahuan tersebut tidak harus diperoleh melalui nash dari Nabi.

Cara kedua,dengan menggunakan cara analogi atau qiyas. Apabila dalam surah
Makkiyah terdapat satu ayat yang mengandung sifat Madaniyah atau mengandung peristiwa
Madaniyah, maka dikatakan bahwa ayat itu Madani. Begitu sebaliknya, jika dalam surah
Madaniyah terdapat suatu kandungan sifat Makkiyah atau berkenaan dengan peristiwa
7
Manahil Al’urfan fi’ulum Al Qur’an; hlm:208
Makkiyah,maka dikatan sebagai surah Makkiyah.Apabila satu surah terdapat ciri Makkiyah,
maka surah itu adalah surah Makkiyah. Inilah yang disebut qiyas ijdipakai dalam tihadi.8

Berkaitan dengan qiyas ijtihadi, para ulama mengatakan ‘’setiap surah yang
didalamnya mengandung kisah kisah Nabi dan umat terdahulu, maka surahitu adalah surah
Makkiyah.Adapun surah yang didalamnya terdapat kewajiban dan ketentuan, maka surah itu
merupakan surah Madani. Karena itu ja’bari mengaaatakan, untuk mengetahui surah itu
Makkiyah atau Madaniyah, ada dua cara:sima’i dan qiyasi.Jadi,dapat dipastikan,para ulama
selalu memiliki pola dasar yang dijadikan pijakan untuk menentukan semua ilmu termasuk
ilmu Makkiyah dan Madaniyah. Tampaknya, baru dua dasar yang dipakai dalam penentuan
Makki dan Madani, yaitu sima’i yang bersandar pada pendengaran riwayat riwayat para
sahabat dan tabiin;dan qiyasi yang bersandar pada polapenalaran yang lurus berdasarkan
logika yang sehat.

G. SURAT-SURAT MAKIYAH DAN MADANIYAH TERDIRI DARI TIGA


MARHALA
Jika kita mengambil paham Abul Qasim An- Naisaburi yang tetap mengikuti manhaj
tarikhi zamany (menertibkan Al-Qur’an menurut sejarah dan masa turunnya), didalam
menertibkan makiyah dan madaniyah, tentulah kita membaginya masing-masing dalam tiga
marhala:

a. Marhalah ibtidaiyah
b. Marhalah mutawasithah
c. Marhalah khitamiyah

Kita tidak akan mengalami kesulitan dalam menentukan marhala-marhala ini,apabila


kita memegangi riwayat yang paling shahih dan mempergunakan miqyas-miqyas yang telah
dipergunakan oleh ahli-ahli hadist yang terkenal dalam menilai sesuatu hadist.

Ayat-ayat madaniyah lebih mudah kita menertibkannya, karena di madinah itu banyak
para penghafal Al-Qur’an yang menuliskannya dan telah mudah di peroleh jalan menyalin
Al-Qur’an, menukilkannya, meriwayatkannya dan telah terbuka pula jalan yang luas untuk
mendalami hukum-hukum agama.

Kita akan menghadapi kesukarabn dalam menentukan marhala-marhala yang


ditempuh oleh ayat-ayat makiyah, istimewa di permulaannya,merupakan orang perantau dan
dalam berapa tahun pertama, hanya sedikit orang yang beriman.

Maka sukarlah bagi orang-orang yang tidak masuk ke dalam golongan assabiqunal
awwalun mengikuti perkembangan penurunan Al-Qur’an dan sukar pula bagi mereka
menentukan secara pasti mana yang mula-mula turun.

Akan tetapi, jika kita kesampingkan perselisihan para ulama dalam menertibkan Al-
Qur’an menurut masa, tidaklah lagi sukar bagi kita untuk meletakkan di hadapan kita ayat-

8
Prof.Dr.H. Amroeni Drajat,M.Ag, Ulumul Qur’an, Cetakan ke-3. ( Jakarta: prenadamedia, 2019),
hlm. 73
ayat yang ada kesamaan antara satu dengan lainnya, yang menimbulkan keyakinan pada diri
kita, bahwa ayat-ayat itu diturunkan dalam marhalah ibtidaiyah atau marhalah mutawasitha,
atau marhalah nihaiyah, baik di mekkah maupun dimadinah.

Diantara surat-surat yang di sepakati ahli sejarah dan ahli tafsir, surat-surat yang tegolong
dalam marhalah ibtidaiyah yaitu:

a. Al-Alaq
b. Al-Muddatstsir
c. At-Takwir
d. Al-A’la
e. Al-Lail

Diantara surat-surat yang diturunkan dalam marhalah mutawasithah di mekkah ialah:

a. Abasa
b. At-Tin
c. Al-Qari’ah
d. Al-Qiyamah
e. Al-Mursalah

Diantara surat-surat yang turun dalam marhalah khitamiyah di mekkah ialah:

a. Ash Shaffat
b. Az Zukhruf
c. Ad dukhan
d. Adz dzariyah
e. Al kahfi
f. Al balad
g. As sajdah

H. ASPEK YANG BERHUBUNGAN DENGAN SURAT MAKIYAH DAN


MADANIYAH

Aspek yang perlu diperhatikan, berkenaan dengan surat makiyah dan madaniyah. Antar
lain:

1. Apa yang menyerupai ayat madaniyah dalam surat makiyah. Misalnya firman Allah
SWT:
ۤ
ۙ‫ش اِاَّل اللَّ َمم‬ ِ ‫اَلَّ ِذ ْينَ يَجْ تَنِبُوْ نَ َك ٰب ِٕى َر ااْل ِ ْث ِم َو ْالفَ َو‬
َ ‫اح‬

“Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali
kesalahan-kesalahan kecil.”(QS.An-Najm:32)

2. Yang menyerupai ayat makiyah dalam surah madaniyah, seperti firman Allah SWT:
ٍ ‫ر َعلَ ْينَا ِح َجا َرةً ِّمنَ ال َّس َم ۤا ِء اَ ِو اْئتِنَا بِ َع َذا‬Nْ ‫ك فَا َ ْم ِط‬
‫ب اَلِي‬ ٰ ‫وا ْذ قَالُوا‬
َّ ‫اللّهُ َّم اِ ْن َكانَ ٰه َذا هُ َو ْال َح‬
َ ‫ق ِم ْن ِع ْن ِد‬ َِ

“Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, “Ya Allah, jika (Al-
Qur'an) ini benar (wahyu) dari Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau
datangkanlah kepada kami azab yang pedih.”(QS. Al-Anfal: 32)

3. Surah-surat yang diturunkan di makkah di samakan dengan surat-surat yang


diturunkan di madinah, seperti surah yusuf, al ikhlas, dan surah sabbihis
4. Surat-surat yang diturunkan di madina yang disamakan dengan surat-surat yang
diturunkan di makkah, seperti ayat-ayat riba dalam surat Al-Baqarah yang termasuk
dalam surat madaaniyah dan pertengahan surat At-Taubah yang diturunkan
dimadinah
5. Surat-surat yang diturunkan di Habasyah, seperti surat maryam. Ada riwayat shahih,
bahwa ja’far bin abi thalib telah membaca surat maryam di hadapan raja Najasyi
6. Surat yang disamakan dengan surat yang diturunkan di Rum, firman Allah SWT

ْN‫َوبَ ْينَ ُكم‬ ‫ب تَ َعالَوْ ا اِ ٰلى َكلِ َم ٍة َس َو ۤا ۢ ٍء بَ ْينَنَا‬


ِ ‫قُلْ ٰيٓا َ ْه َل ْال ِك ٰت‬
“Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu
kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kamu”(QS. Al-‘imran)

I. FAEDAH MENGETAHUI SURAT MAKIYAH DAN MADANIYAH


Pengetahuan tentang makkiyah dan madaniyah banyak faedahnya,diantaranya:

1. Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan qur’an, sebab pengetahuan mengenai
tempat turun ayat dapat membantu memahami ayat tersebut dan menafsirkannya dengan
tafsiran yang benar,sekalipun yang menjadi pegangan adalah pengertian umum lafaz,bukan
sebab yang khusus.berdasarkan hal itu seorang penafsir dapat membedakan antara ayat yang
nasikh dengan yang mansukh bila diantara kedua ayat terdapat makna yang kontradiktif.yang
datang kemudian tentu merupakan nasiks atas yang terdahulu.

2. Meresapi gaya bahasa qur’an dan memanfaatkannya dalam metode berdakwah


menujuke jalan Allah,sebab setiap situasi mempunyai bahasa tersendiri.memperhatikan apa
yang dikehendaki olesh situasi,merupakan arti dalam ilmu retorika.karakteris gaya bahasa
makkiyah dan madaniyah dalam qur’an pun memberikan kepada orangyang mempelajari
sebuah metode dalam penyampaian dakwah ke jalan Allah yang sesuai dengan kejiwaan
lawan berbicara dan mengatasi pikiran dan perasaannya serta mengatasi yang ada dalam
diirinya dengan penuh kebijaksanaan.

3. Mengetahui sejarah hidup Nabi melalui ayat ayat Qur’an sebab turunnya wahyu
kepada Rasulullah sejalan dengansejarah dakwah dengan segala peristiwaanya,baik pada
priode mekah maupun priode madinah,sejak permulaan turun wahyu hingga ayat terakhir
diturunkan. Qur’an adalah sumber pokok bagi peri hidup Rasulullah. Peri hidup beliau yang
diriwayatkan ahli sejarah harus sesuai dengan Qur’an; dan Qur’anpun memberikan kata putus
terhadap perbedaan riwayat yang mereka riwayatkan.9

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

9
Manna’ khalil al-Qattan, Studi ilmu-ilmu Qur’an, terj. Drs. Mudzakir AS. Cet.2 (Jakarta:Litera Antar
Nusa), hlm.81-82.
Dari pembahasan yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa Pengetahuan
tentang ayat-ayat Mekkah dan Madinah merupakan bagian yang terpenting dalam ‘Ulum
Qur’an. Hal ini bukan saja merupakan kepentingan kesejarahan melainkan juga untuk
memahami dan menafsirkan ayat-ayat yang bersangkutan.Sebagaian surat di dalam al-Qur’an
berisi ayat-ayat dari kedua periode tersebut dan dalam beberapa hal muncul perbedaan
pendapat dari kalangan para ulama tentang klasifikasi ayat-ayat tertentu.

Bagaimanapun juga secara keseluruhan memang sudah berhasil disusun suatu pola
pemisahan (pembagian) yang sudah mapan, dan telah digunakan secara meluas secara ilmu
tafsir, dan dijabarkan dari bukti-bukti internal yang ada dalam teks al-Quran itu sendiri.
Definisi Al-Makiyyah dan Madaniyah oleh para ahli tafsir meliputi berdasarkan tempat
turunnya suatu ayat, berdasarkan khittab/ seruan/ panggilan dalam ayat tersebut, berdasarkan
masa turunnya ayat tersebut,menurut objek pembicaraan.Karakteristik surat dan ayat-ayat Al-
Qur’an ini terbagi menjadi dua yaitu karakteristik Makkiyah dan karakteristik Madaniyah.

B. SARAN
Demikianlah tugas makalah yang telah kami susun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ulumul Qur’an . Harapan kami semoga dengan adanya makalah yang telah kami susun
ini kita bisa mengmbil banyak pelajaran berharga di dalamnya serta semoga kita lebih paham
lagi dalam membedakan surah makkiyah dan surah madaniyyah. Tak lupa semoga kita lebih
giat lagi untuk membaca Al-Qur’an dan dapat mengamalkan isi kandungannya. Kritik dan
saran sangatlah kami harapkan dari para pembaca serta khusus dari dosen pembimbing kita.
Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan-kesalahan, kami tim penyusun
mohon maaf, kesalahan semata-mata terletak pada kami dan kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA

Drajat, Amroeni. Ulumul Qur’an pengantar ilmu- ilmu Al-Qur’an. Jakarta: pramenadia
group. 2019
Al- zarqani,Abdul azim.2002.Manahil al’ urfan fi’ulum Al Qur’an. Jakarta: Gaya media
pratama.

Al-Qattan, Manna Khalil. Studi ilmu-ilmu Al-Qur’an. Jakarta: P.T. Pustaka litera antarNusa.

Hasbi, Muhammad. Ilmu-ilmu Al-Qur’an. Semarang: PT pustaka rizki putra

Anda mungkin juga menyukai