Disusun Oleh :
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, yang dengan limpahan
rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
‘Ulumul Qur’an yang membahas tentang Ayat-Ayat Makiyah dan Madaniyah dnegna sebaik
mungkin.
Dalam upaya penyelesaian makalah ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oelh karena itu penulis ucapkan ribuan terimakasih kepada
Bapak Abdul Aziz,M.Kn selaku dosen mata kuliah ‘Ulumul Qur’an dan sahabat-sahabatku
tercinta yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari meskipun penulisan makalah ini telah penulis upayakan seoptimal
mungkin tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak sengaja, untuk itu bagi
para pembaca yang budiman sangat penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis serta memperoleh ridho Allah
semata.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
Halaman Depan....................................................................................................................
Kata Pengantar....................................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................
BAB II Pembahansan..................................................................................................
2.1 DEFINISI MAKKIYAH DAN MADANIYAH2
2.2 Tanda-Tanda Surat Makki-Madani..........................................................................
2.3 Macam-macam surat Makki-Madani........................................................................
2.4 Urgensi Pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyah.......................................
2.5 Relasi Konsep Makiyah Madaniyah Dengan Keuniversalan Al Qur’an................
BAB III PENUTUP
3.1 KESUMPULAN.............................................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para ulama dan ahli tafsir terdahulu memberikan perhatian yang besar terhadap
penyelidikan surat-surat Al Quran. Mereka meneliti Al Quran ayat demi ayat dan surat demi
surat untuk disusun sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola
kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkannya sesuai dengan waktu, tempat dan
pola kalimat. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang memberikan gambaran
mengenai penyelidikan ilmiah tentang ilmu Makki dan Madani. Perhatian terhadap ilmu Al
Quran menjadi bagian terpenting para sahabat dibanding berbagai ilmu yang lain. Termasuk
di dalamnya membahas tentang nuzulnya suatu ayat, tempat nuzulnya, urutan turunnya di
Mekkah atau di Madinah, tentang yang diturunkan di Mekkah tetapi termasuk kelompok
Madani atau ayat yang diturunkan di Madinah tetapi masuk dalam kategori Makki, dan
sebagainya.
Pada intinya persoalan ini telah menjadi perhatian urgen pada masa sahabat [1]. Bahkan
salah satu tokoh Mufassir pada masa sahabat, misalnya Ibn Abbas pernah menyatakan, “Demi
Allah. Tidak Ada Tuhan selain Dia. Tidak diturunkannya satu ayat pun dari kitab Al Quran,
kecuali saya mengetahuinya. Di mana diturunkan, jika saya tahu, bahwa ada seseorang yang
lebih tahu daripada saya tentang kitab Allah, meskipun misalnya itu disampaikan oleh Onta,
niscaya saya akan mengunjunginya”. Pernyataan Ibn Abbas ini, bukan suatu ungkapan
kesombongan tetapi merupakan pernyataan betapa besar perhatian Ibn Abbas terhadap Ilmu-
ilmu Al Quran. (Al-Qathathan, 1996:72).1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi makkiyah dan madaniyah?
2. Apa Tanda-tanda surat makki-madani?
3. Bagaimana Macam-macam surat makki-madani?
4. Bagaimana Urgensi pengetahuan tentang makkiyah dan madaniyah?
5. Bagaimana Relasi konsep makiyah madaniyah dengan keuniversalan al qur’an?
1 http://justucup.blogspot.com/2010/08/bab-i-pendahuluan
i.html&q=perbedaan+Makkiyah+dan+madaniyah&sa=x&ei=e1SUUqnFGYmQrQfE_4DYDA&ved=0CC
AQFJAA selasa,20 November, 2013 14.45 WIB
BAB II
PEMBAHASAN
5
6
Makkiyah dan Madaniyah yang tidak praktis, karena harus mempelajari isi kandungan di
dalam ayat atau surat Al Quran.
KH. Quraish Syihab juga mencirikan secara detail tentang surah-surah Makkiyah dan
Madaniyahnya sebagai berikut :
5
5 Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an
dikecualikan ialah surat al-Baqarah (ayat 21 nya diawali dengan ya ayyuhannas dan ayat 168)
dan surah an-Nissa ayat 33.
· Mengandung kisah nabi-nabi dan umat yang telah lalu, terkecuali surah al-baqarah.
· Terdapat kisah Adam dan Idris, terkecuali surah al-Baqarah.
· Surat-suratnya dimulai dengan huruf at-Tahajji, terkecuali surah al-Baqarah dan Ali imran.
“Dan (ingatlah) ketika orang kafir (quraisy) membuat maker terhadapmu untuk
menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat
maker, tetapi Allah mengagalkan makar mereka. Dan Allah sebaik-baik pembalas
makar”. (al-Anfal :30)
Mengenai ayat ini Muqatil mengatakan ”Ayat ini diturunkan di Mekah, zahirnya
menunjukan demikian sebab ia mengandung makna apa yang dilakukan oleh orang-orang
musrik di ”Darun Nadwah ketika mereka merencanakan makar tehadap Rasulullah sebelum
Hijrah.
ش اِاَّل اللَّ َم ۙ َم اِ َّن َرب ََّك َوا ِس ُع ْال َم ْغفِ َر ۗ ِة هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ ُك ْم اِ ْذ ۤ
َ احِ اَلَّ ِذي َْن يَجْ تَنِب ُْو َن َك ٰب ِٕٕىِ{ َر ااْل ِ ْث ِم َو ْالفَ َو
ض َواِ ْذ اَ ْنتُ ْم اَ ِجنَّةٌ فِ ْي بُطُ ْو ِن اُ َّم ٰهتِ ُك ۗ ْم فَاَل تُ َز ُّك ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ۗ ْم هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ِن
ِ ْاَ ْن َشا َ ُك ْم ِّم َن ااْل َر
ࣖ اتَّ ٰقى
32. Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali
kesalahan-kesalahan kecil. Sungguh, Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia
mengetahui tentang kamu, sejak Dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika
kamu masih janin dalam perut ibumu. Maka janganlah kamu menganggap
dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertakwa.
“Yaitu mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji selain kesalahan-
kesalahan kecil”. (an-Najm :32)
Menurut As-Suthi, perbuatan keji ialah setiap dosa yang ada sangsinya. Dosa-dosa besar
ialah setiap dosa yang mengakibatkan siksa neraka. Dan kesalahan-kesalahan kecil ialah apa
yang terdapat diantara kedua batas dosa-dosa di atas. Sementara itu di Mekah belum ada
sangsi yang serupa dengannya.
a. Al-Mumtahanah
Surat ini turun ketika Rasulullah hendak berangkat menuju Mekah menjelang Futuh
Mekah. Ini artinya terjadi setelah hijrah. Kisahnya demikian: mengetahui Rasulullah hendak
berangkat ke Mekah, seseorang bernama Hattab bin Abi Balta’ah menulis surat untuk
disampaikan kepada orang Quraisy di Mekah. Isinya menginformasikan rencana Rasulullah
dan kaum muslimin yang akan berangkat ke kota yang disebut paling terakhir.
Al-Zarkasyi mengklasifikasikan ayat ini sebagai Makkiyah. Ia tak menjelaskan alasannya.
Ada kemungkingan penulis kitab Al-Burhan fi ‘Ulum Al-Quran ini sepakat dengan pendapat
yang mengatakan ayat Makkiyah adalah ayat-ayat yang khithab-nya ditujukan kepada
penduduk Mekah.
6 6
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000),
c. Memberikan informasi tentang Sirah Kenabian
Penahapan turunnya wahyu seiring dengan perjalanan dakwah Nabi, baik di Mekah dan
Madinah, dimulai sejak diturunkannya wahyu pertama sampai diturunkannya wahyu terakhir.
Dengan demikian Al-Quran adalah pedoman bagi perjalanan dakwah Nabi yang informasinya
tidak diragukan lagi.[7][7]( Al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an,... hlm. 81) 7
2.5 Relasi Konsep Makiyah Madaniyah Dengan Keuniversalan Al Qur’an
Para ulama membagi turunnya al-quran dalam dua periode, yaitu periode mekkah dan
periode madinah. Di lihat dari segi kondisi masyarakat serta tuntunan al-qur’an terhadap
mereka, maka turunya al-Quran di bagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Yang turun tanpa adanya sesuatu factor atau sebab yang melatarbelakanginya. Dalam
hal ini ayat itu turun sebagai wahyu Allah SWT yang merupakan hidayah bagi umat
manusia.
2. Yang turunnya dengan suatu sebab tertentu, baik berupa pertanyaan ataupun peristiwa
yang memerlukan pemecahan yang mendesak.
Dengan kedua cara itulah al-qur’an turun secara berangsur-angsur, terkadang 5 ayat,
atau 10 ayat dan adakalanya juga berupa satu surat yang panjang. Subhi ash-
Shalih menjelaskan bahwa turunnya al-Quran dengan cara berangsur-angsur itu
mempunyai hikmah yaitu:
1. Sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat
2. Memberikan jawaban dan penyelesaian masalah yang tepat pada saat yang diperlukan.
3. Penerapan hukum dan pemberian beban kewajiban secara bertahap.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang merupakan penutup berbagai kitab suci
sebelumnya, sehingga isinya berlaku secara umum dan abadi, baik dari segi waktu,
tempat, maupun umat yang menerima risalahnya. Adapun tanda-tanda keuniversalan al-
Qur’an itu antara lain:
1. Keaslian teks Orang-orang beriman yakin bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang ada
sekarang adalah sama dengan yang diucapkan oleh Nabi Muhaammad, karena setiap kali
Rasulullah menerima wahyu, beliau segera menyampaikannya kepada para sahabat.
2. Bahasa Al-Quran tetap dapat dipahami yaitu menggunakan bahasa arab.
3. Isi kandungan Al-Qur’an.[8][8] (Dr. H. Imam Muchlas MA.1995. Al-Qur’an Berbicara,
(Jogjakarta: Pustaka Progresif.)
BAB III
PENUTUP
7 7
Al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an,(Bogor:Litera Antar Nusa,2006),
3.1 KESUMPULAN
Para ulama sangat memperhatikan Qur’an dengan cermat. Mereka menertibkan
surah-surah sesuai dengan tempat turunya. Mereka mengatakan misalnya: “Surah ini
diturunkan setelah surah itu.” Dan bahkan lebih cermat lagi sehingga mereka
membedakan antara yang diturunkan malam hari dan diturunkan siang hari, antara
yang diturunkan musim panas dan yang diturunkan musim dingin, antara yang
diturunkan di wakti sedamh berada dirimah dengan yang diturunkan saat
bepergianAda beberapa teori dalam menetukan kriteria suatu ayat apakah ayat terkait
itu Makkiyah atau Madaniyah.
· Surat Makkiyah di turunkan di Makkah, sedangkan surat Maddaniyah di turunkan
sesudah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
· Ayat dalam surat Makiyyah umumnya pendek, sedangkan ayat dalam surat
Madaniyyah umumnya panjang-panjang.
· Surat Makkiyyah mengandung keterangan dan penjelasan tentang keimanan,
perbuatan baik dan jahat, pahala bagi orang beriman dan beramal shaleh, siksa bagi
orang kafir dan durhaka, kisah para rosul dan nabi, cerita umat terdahulu, dan berbagai
perumpamaan untuk di jadikan teladan dan ibarat. Madaniyyah pada umumnya
menjelaskan hal yang berhubungan erat dengan hidup kemasyarakatan atau masalah
muamalah.
DAFTAR PUSTAKA
http://justucup.blogspot.com/2010/08/bab-i-pendahuluan
i.html&q=perbedaan+Makkiyah+dan+madaniyah&sa=x&ei=e1SUUqnFGYmQrQfE_4DYD
A&ved=0CCAQFJAA selasa,20 November, 2013 14.45 WIB
Chalik, Chaerudji Abd. 2007. ‘Ulumul Qur’an. Jakarta. Diadit Media
Syaifullah. 2004. ‘Ulumul Qur’an. Ponorogo. Prodial Pratama Sejati Press.
Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an
Al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an,(Bogor:Litera Antar Nusa,2006),
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000),
Fahd Bin Abdurrahman, Ulumul Quran: Studi Kompleksitas Al-Qur’an ( Yogyakarta: Titian
Ilahi, 1999),
Dr. H. Imam Muchlas MA.1995. Al-Qur’an Berbicara,(Jogjakarta: Pustaka Pro