Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MAKKIYAH DAN MADANIYAH

Disusun Oleh :

1. Izzaty Choirina NIM: 2021

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH MUHAMMADIYAH


BOJONEGORO
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, yang dengan limpahan
rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
‘Ulumul Qur’an yang membahas tentang Ayat-Ayat Makiyah dan Madaniyah dnegna sebaik
mungkin.
Dalam upaya penyelesaian makalah ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oelh karena itu penulis ucapkan ribuan terimakasih kepada
Bapak Abdul Aziz,M.Kn selaku dosen mata kuliah ‘Ulumul Qur’an dan sahabat-sahabatku
tercinta yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari meskipun penulisan makalah ini telah penulis upayakan seoptimal
mungkin tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak sengaja, untuk itu bagi
para pembaca yang budiman sangat penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis serta memperoleh ridho Allah
semata.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI

Halaman Depan....................................................................................................................
Kata Pengantar....................................................................................................................
Daftar Isi...............................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
1.1  Latar Belakang..............................................................................................................
1.2   Rumusan Masalah........................................................................................................
BAB II Pembahansan..................................................................................................
2.1   DEFINISI MAKKIYAH DAN MADANIYAH2
2.2   Tanda-Tanda Surat Makki-Madani..........................................................................
2.3   Macam-macam surat Makki-Madani........................................................................
2.4   Urgensi Pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyah.......................................
2.5   Relasi Konsep Makiyah Madaniyah Dengan Keuniversalan Al Qur’an................
BAB III PENUTUP
3.1 KESUMPULAN.............................................................................................................
3.2 Saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Para ulama dan ahli tafsir terdahulu memberikan perhatian yang besar terhadap
penyelidikan surat-surat  Al Quran. Mereka meneliti Al Quran ayat demi ayat dan surat demi
surat untuk disusun sesuai dengan nuzulnya, dengan memperhatikan waktu, tempat dan pola
kalimat. Bahkan lebih dari itu, mereka mengumpulkannya sesuai dengan waktu, tempat dan
pola kalimat. Cara demikian merupakan ketentuan cermat yang memberikan gambaran
mengenai penyelidikan ilmiah tentang ilmu Makki dan Madani. Perhatian terhadap ilmu Al
Quran menjadi bagian terpenting para sahabat dibanding berbagai ilmu yang lain. Termasuk
di dalamnya membahas tentang nuzulnya suatu ayat, tempat nuzulnya, urutan turunnya di
Mekkah atau di Madinah, tentang yang diturunkan di Mekkah tetapi termasuk kelompok
Madani atau ayat yang diturunkan di Madinah tetapi masuk dalam kategori Makki, dan
sebagainya.
Pada intinya persoalan ini telah menjadi perhatian urgen pada masa sahabat [1]. Bahkan
salah satu tokoh Mufassir pada masa sahabat, misalnya Ibn Abbas pernah menyatakan, “Demi
Allah. Tidak Ada Tuhan selain Dia. Tidak diturunkannya satu ayat pun dari kitab Al Quran,
kecuali saya mengetahuinya. Di mana diturunkan, jika saya tahu, bahwa ada seseorang yang
lebih tahu daripada saya tentang kitab Allah, meskipun misalnya itu disampaikan oleh Onta,
niscaya saya akan mengunjunginya”. Pernyataan Ibn Abbas ini, bukan suatu ungkapan
kesombongan tetapi merupakan pernyataan betapa besar perhatian Ibn Abbas terhadap Ilmu-
ilmu Al Quran. (Al-Qathathan, 1996:72).1
1.2   Rumusan Masalah
1. Apakah Definisi makkiyah dan madaniyah?
2. Apa Tanda-tanda surat makki-madani?
3. Bagaimana Macam-macam surat makki-madani?
4. Bagaimana Urgensi pengetahuan tentang makkiyah dan madaniyah?
5. Bagaimana Relasi konsep makiyah madaniyah dengan keuniversalan al qur’an?

1 http://justucup.blogspot.com/2010/08/bab-i-pendahuluan
i.html&q=perbedaan+Makkiyah+dan+madaniyah&sa=x&ei=e1SUUqnFGYmQrQfE_4DYDA&ved=0CC
AQFJAA selasa,20 November, 2013 14.45 WIB
BAB II
PEMBAHASAN

2.1   DEFINISI MAKKIYAH DAN MADANIYAH


Surat makkiyyah adalah ayat–ayat yang di turunkan di Makkah selama 12 tahun 5
bulan 13 hari, terhitung sejak tanggal 17 Ramadhan tahun ke-14 dari kelahiran Nabi ( 6
Agustus 610 M ) sampao tanggal 1 Rabi’ul Awwal tahun ke-54 dari kelahiran Nabi.
Sedangkan surat Madaniyyah adalah ayat-ayat yang di turunkan sesudah Nabi Muhammad
hijrah ke Madinah selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, terhitung sejak Nabi hijrah ke Madinah
sampai tanggal 9 Dzulhijjah tahun 63 dari kelahiran Nabi.2
Ada beberapa definisi tentang Makkiyah dan Madaniyah yang berbeda satu sama lain.
Perbedaan ini disebabkan oleh berbedanya kriteria yang ditetapkan untuk menetapkan
Makkiyah atau Madaniyah sebuah surat atau ayat.
Adapun kriteria tersebut diantaranya :

a.       Berdasarkan tempat turunnya


“ Makkiyah ialah suatu ayat yang diturunkan di Mekkah, sekalipun sesudah hijrah,
sedang Madaniyah ialah yang diturunkan di Madinah”.3
Berdasarkan rumusan di atas, Makkiyah adalah semua surat atau ayat yang dinuzulkan di
wilayah Mekkah dan sekitarnya. Sedangkan Madaniyyah adalah semua surat atau ayat yang
dinuzulkan di Madinah. Adapun kelemahan pada rumusan ini karena tidak semua ayat Al
Quran dimasukkan dalam kelompok Makkiyah atau Madaniyah. Alasannya ada beberapa ayat
Al Quran yang dinuzulkan jauh di luar Mekkah dan Madinah. Bahkan, ada sebagian ulama’
yang mendasarkan penentuan Makkiyah atau madaniyah sebuah surat atau ayat berdasarkan
masal nuzul surat atau ayat.[2]
Ada juga yang berpendapat bahwa surah Makkiyah adalah yang turun di Mekah dan
sekitarnya, seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyah. Dan surah Madaniyah ialah yang turun di
Madani dan sekitarnya seperti Uhud, Quba dan Sili’.

2 Chalik, Chaerudji Abd. 2007. ‘Ulumul Qur’an. Jakarta. Diadit Media


3 Syaifullah. 2004. ‘Ulumul Qur’an. Ponorogo. Prodial Pratama Sejati Press.
b.      Berdasarkan waktu turunnya
“ Makkiyyah ialah ayat yang diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah, sekalipun
turunnya di luar Mekkah, sedang Madaniyah ialah yang diturunkan sesudah Nabi hijrah,
sekalipun turunnya di Mekkah”.
Dibanding dua rumusan sebelumnya, tampaknya rumusan ini lebih populer karena di anggap
tuntas dan memenuhi unsur penyusunan ta’rif (definisi).
c.       Berdasarkan obyek atau sasarannya
“Makkiyah ialah ayat yang khittabnya/panggilannya ditujukan kepada penduduk Mekkah,
sedang Madaniyah ialah yang khittabnya ditujukan kepada penduduk Madinah”
Berdasarkan rumusan di atas, para ulama menyatakan bahwa setiap ayat atau surat yang
dimulai dengan redaksi ‫الناس‬ ‫أيها‬ ‫يا‬ (wahai sekalian manusia) dikategorikan Makkiyah, karena
pada masa itu penduduk Mekkah pada umumnya masih kufur. Sedangkan ayat atau surat yang
dimulai dengan ‫أمنوا‬ ‫الذين‬ ‫أيها‬ ‫يا‬  (wahai orang-orang yang beriman) dikategorikan Madaniyah,
karena penduduk Madinah pada waktu itu telah tumbuh benih-benih iman di dada mereka.
Namun, pada kenyataannya tidak semua ayat Al Quran didahului oleh kata-kata tersebut.
Misalnya surat Al-Baqarah ayat 2 termasuk kategori Madaniyah, padahal di dalamnya ada
salah satu, yaitu ayat 21 dan 168 4yang dimulai dengan lafadz  ‫الناس‬ ‫أيها‬ ‫يا‬
d.      Berdasarkan bahan pembicaraannya
Makkiyah adalah ayat atau surat yang memuat cerita umat dan para Nabi terdahulu.
Sedang ayat atau surat Madaniyah berisi tentang hukum hudud, faraid, dan sebagainya.
[3]
 ( Subhi Salih, Mabahith fi Ulum.,168. Abdul Djalal, Ulumul Qur’an.Hlm.86)56

Kriteria ini didasarkan pada riwayat Hisyam dari ayahnya,al-Hakim.[4]


“semua surat yang memuat aturan-aturan,ketentuan-ketentuan, maka ia termasuk surat
Madaniyah, dan semua surat yang memuat tentang peristiwa masa lampau, maka ia termasuk
kategori Makkiyah”.( Az-Zarkasyi,al-Burhan fi Ulum.Hlm. 1:241)
Kelebihan teori ini adalah kriterianya jelas, sehingga mudah difahami dari segi
pembicaraannya. Sedang kelemahan teori ini adalah dari sisi pelaksanaan pembedaan antara

4 Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an

5
6
Makkiyah dan Madaniyah yang tidak praktis, karena harus mempelajari isi kandungan di
dalam ayat atau surat Al Quran.

2.2   Tanda-Tanda Surat Makki-Madani


Ayat-ayat Makkiyah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·         Ayat Makkiyyah umumnya pendek-pendek.
·         Dalam surat Makkiyyah terdapat perkataan “ya ayyuhan nas ( hai sekalian manusia)”.
·         Ayat-ayat Makkiyyah umumnya mengandung hal-hal yang berhubungan dengan  akidah
( keimanan ).5
·         Mengesakan Allah.
·         Mengajak ke khittah islam.
·         Tentang hari kiamat.
·         Serta memuat kisah-kisah tentang para nabi terdahulu.
·         Surat-surat Makkiyah mencapai 2/3 satu mushaf al-Quran.
Sedangkan ciri-ciri surat Madaniyyah adalah sebagai berikut :
·         Pada umumnya ayat-ayatnya panjang.
·         Menjelaskan hukum-hukum waris.
·         Pembatasan atau peraturan pada agama.
·         Hak-hak yang diperoleh kaum muslim.
·         Menjelaskan tentang Jihad fi sabilillah.
·         Dalam surat Madaniyyah menggunakan kalimat ya ayyuhal lazina amanu ( hai orang-
orang yang beriman ).
·         Umumnya mengandung hal-hal yang berhubungan dengan syari’ah.

KH. Quraish Syihab juga mencirikan secara detail tentang surah-surah Makkiyah dan
Madaniyahnya sebagai berikut :

Ciri-ciri khusus Makkiyah sebagai berikut :


·         Mengandung ayat Sajadah
·         Terdapat lafaz Kalla.
·         Terdapat seruan ayuhannas dan tidak terdapat ya-ayyuhallazina amannuu, terkecuali dalam
surah al-Hajj yang diakhirnya terdapat ya Ayyuhalladzinina aamannu irka’u wasjudu (ayat 77
s.22). kebanyakan ulama mengatakan bahwa surat itu Makkiyah. Surat-surat yang

5
5 Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an
dikecualikan ialah surat al-Baqarah (ayat 21 nya diawali dengan ya ayyuhannas dan ayat 168)
dan surah an-Nissa ayat 33.
·         Mengandung kisah nabi-nabi dan umat yang telah lalu, terkecuali surah al-baqarah.
·         Terdapat kisah Adam dan Idris, terkecuali surah al-Baqarah.
·         Surat-suratnya dimulai dengan huruf at-Tahajji, terkecuali surah al-Baqarah dan Ali imran.

Ciri-ciri khusus surat Madaniyah :


·         Di dalamnya terdapat izin berperang, atau ada penerangan tentang hal perang dan
penjelasan tentang hukum-hukumnya.
·         Di dalamnya terdapat penjelasan bagi hukuman-hukuman tindak pidana, faraid hak-hak
perdata, peraturan-peraturan yang bersangkut paut dengan bidang keperdataan,
kemasyarakatan, dan kenegaraan.
·         Di dalamnya tersebut tentang orang-orang munafik, kecuali surat al-Ankabut yang
diturunkan di mekkah.
·         Di dalamnya didebat para ahli kitab dan mereka diajak tidak berlebih-lebihan dalam
beragama, seperti kita dapati dalam surah al-Baqarah, An-Nissa, Ali Imran, Attaubah, dll.

2.3   Macam-macam surat Makki-Madani


Berikut merupakan surat-surat yang tergolong Makkiyah dan Maddaniyah.
Surat-surat al-makky : Al-Fatehah, Al-An’aam, Al-A’raaf, Yunus,Huud,Yusuf, Ibrahim, Al-
Hijr, An-Nahl, Al-Isroo’, Al-Kahfi, Maryam, Thaha, Al-Anbiya’, Al-Mu’minuun, Al-Furqaan,
Asy-Syu’aro’, An-Naml, Al-Qashash, Al-Ankabuut, Ar-Ruum, Luqman, As-Sajdah, Sabaa, Al-
Faathir, Yaasiin, Ash-Shaffaat, Shaad, Az-Zumar, Ghaafir, Fushshilat, Asy-Syuuroo, Az-
Zukhruf, Ad-Dukhoon, Al-Jaatsiyah, Al-Ahqaaf, Qaaf, Adz-Dzaariyaat, Ath-Thuur, An-Najm,
Al-Qamar, Al-Waaqi’ah, Al-Mulk, Al-Qalam, Al-Haaqqah, Al-Ma’aarij, Nuuh, Al-Jin, Al-
Muzzammil, Al-Muddatstsir, Al-Qiyaamah, Al-Muraasalaat, An-Naba’, An-Naazi’aat
,Abasa,At-Takwiir, Al-Infithaar, Al-Muthaffifiin, Al-Insyiqaaq,Al-Buruuj, Ath-Thaariq, Al-
A’laa, Al-Ghaasyiyah, Al-Fajr,Al-Balad, Asy-Syams, Al-Lail, Adh-Dhuhaa, Al-’Ashr, At-
Tiyn,Al-’Alaq, Al-Qadr, Al-’Aadiyaat, Al-Qaari’ah, At-Takatsur, Al-Ashr,Al-Humazah, Al-
Fiyl, Quraisy, Al-Maa’uun, Al-Kautsar, Al-Kaafiruun,Al-Masad, Al-Ikhlaash, Al-Falaq, An-
Naas.

Surat-surat al-madany : Al-Baqarah,Ali Imran,An-Nisaa’,Al-Maa`idah,Al-Anfaal,At-


Taubah, Ar-Ra’d, Al-Hajj, An-Nuur,Al-Ahzaab, Muhammad, Al-Fat-h, Al-Hujuroot, Ar-
Rahman, Al-Hadiid, Al-Mujaadalah, Al-Hasyr, Al-Mumtahanah, Ash-Shaf, Al-Jumu’ah, Al-
Munaafiquun, At-Taghaabun, Ath-Thalaaq, At-Tahriim, Al-Insaan, Al-Bayyinah, Al-Zalzalah,
An-Nashr.

Surat yang Diperselisihkan :

1.        Al Fatihah 7. Al Qadr


2.        Ar Ra’d 8. Al Bayyinah
3.        Ar Rahman 9. Al Zilzalah
4.        Ash Shaf 10. Al Ikhlash
5.        At Taghabun 11. Al Falaq
6.        At Tathfif 12. An Naas[5][5]
   ( Fahd Bin Abdurrahman, Ulumul Quran: Studi Kompleksitas Al-Qur’an ...  hal  166-167)

1.       Ayat-ayat Makkiyah dalam Surah Madaniyah


Dari sekian contoh-contoh dalam surat Madaniyah, ialah surat al-Anfal adalah Madaniyah,
tetapi banyak ulama mengecualikan ayat :

َ ۗ ‫ك اَ ْو ي ُْخ ِرج ُْو‬


‫ك َويَ ْم ُكر ُْو َن َويَ ْم ُك ُر‬ َ ‫ك الَّ ِذي َْن َكفَر ُْوا لِي ُْثبِتُ ْو‬
َ ‫ك اَ ْو يَ ْقتُلُ ْو‬ َ ِ‫َواِ ْذ يَ ْم ُك ُر ب‬ 
‫هّٰللا ُ َۗوهّٰللا ُ َخ ْي ُر ْال َما ِك ِري َْن‬
30. Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya
terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau
membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah
menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya

 
 “Dan (ingatlah) ketika orang kafir (quraisy) membuat  maker terhadapmu untuk
menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat
maker, tetapi Allah mengagalkan makar mereka. Dan Allah sebaik-baik pembalas
makar”. (al-Anfal :30)

Mengenai ayat ini Muqatil mengatakan ”Ayat ini diturunkan di Mekah, zahirnya
menunjukan demikian sebab ia mengandung makna apa yang dilakukan oleh orang-orang
musrik di ”Darun Nadwah ketika mereka merencanakan makar tehadap Rasulullah sebelum
Hijrah.

4.       Makkiyah mirip Madaniyah


Yang dimaksud oleh apara ulama, ialah kebalikan dari yang sebelumnya. Mereka
memberi contoh dengan firman Allah dalam surah An-Najm:

‫ش اِاَّل اللَّ َم ۙ َم اِ َّن َرب ََّك َوا ِس ُع ْال َم ْغفِ َر ۗ ِة هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ ُك ْم اِ ْذ‬ ۤ
َ ‫اح‬ِ ‫اَلَّ ِذي َْن يَجْ تَنِب ُْو َن َك ٰب ِٕٕىِ{ َر ااْل ِ ْث ِم َو ْالفَ َو‬
‫ض َواِ ْذ اَ ْنتُ ْم اَ ِجنَّةٌ فِ ْي بُطُ ْو ِن اُ َّم ٰهتِ ُك ۗ ْم فَاَل تُ َز ُّك ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ۗ ْم هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ِن‬
ِ ْ‫اَ ْن َشا َ ُك ْم ِّم َن ااْل َر‬
ࣖ ‫اتَّ ٰقى‬
32. Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali
kesalahan-kesalahan kecil. Sungguh, Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia
mengetahui tentang kamu, sejak Dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika
kamu masih janin dalam perut ibumu. Maka janganlah kamu menganggap
dirimu suci. Dia mengetahui tentang orang yang bertakwa.

 “Yaitu mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji selain kesalahan-
kesalahan kecil”. (an-Najm :32)
Menurut As-Suthi, perbuatan keji ialah setiap dosa yang ada sangsinya. Dosa-dosa besar
ialah setiap dosa yang mengakibatkan siksa neraka. Dan kesalahan-kesalahan kecil ialah apa
yang terdapat diantara kedua batas dosa-dosa di atas. Sementara itu di Mekah belum ada
sangsi yang serupa dengannya.

5.       Ayat yang turun di Mekah dan hukumnya Madaniyah

a.       Ayat 13 surat Al-Hujurat


Ayat tersebut turun pada waktu fathu Mekah. Ayat ini dinyatakan ayat Madaniyah karena
turun sesudah hijrah.
b.      Ayat 3 sampai dengan 5 surat Al-Maidah.
Ayat tersebut turun pada hari jumat. Kala itu umat Islam tengah berwukuf di Padang Arafah
dalam peristiwa Haji Wada’. Haji ini dilaksanakan Rasulullah saw. setelah beliau berhijrah.
Maka ketiga ayat di atas diklasifikasikan sebagai ayat Madaniyah kendati turun di Arafah, dan
seperti diketahui Arafah adalah kawasan di sekitar Mekah.

6.       Ayat-ayat yang turun di Madinah, hukumnya Makkiyah

a.       Al-Mumtahanah
Surat ini turun ketika Rasulullah hendak berangkat menuju Mekah menjelang Futuh
Mekah.  Ini artinya terjadi setelah hijrah. Kisahnya demikian: mengetahui Rasulullah hendak
berangkat ke Mekah, seseorang bernama Hattab bin Abi Balta’ah menulis surat untuk
disampaikan kepada orang Quraisy di Mekah. Isinya menginformasikan rencana Rasulullah
dan kaum muslimin yang akan berangkat ke kota yang disebut paling terakhir.
Al-Zarkasyi mengklasifikasikan ayat ini sebagai Makkiyah. Ia tak menjelaskan alasannya.
Ada kemungkingan penulis kitab Al-Burhan fi ‘Ulum Al-Quran ini sepakat dengan pendapat
yang mengatakan ayat Makkiyah adalah ayat-ayat yang khithab-nya ditujukan kepada
penduduk Mekah.

b.      Ayat 41 surat An-Nahl


Mulai awal surat At-taubah (bara’ah) sampai dengan ayat 28. Ayat-ayat ini sesungguhnya
Madaniyah, tetapi Khitab-nya ditujukan kepada penduduk Mekah.[6][6]( Abdul Djalal, Ulumul
Qur’an... hal. 98)6

2.4   Urgensi Pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyah


a.         Membantu dalam menafsirkan Al-Quran
Dengan mengetahui tempat-tempat turun ayat dapat membantu untuk memahami ayat
dan menafsirkannya. Jika ada pelajaran yang dapat diambil daripadanya itu
berbentuk lafaz umum bukan dengan menentukan sebab. Orang yang menafsirkannya itu
sanggup memberikan penjelasan ketika terjadi pertentangan makna ketika pada dua ayat,
supaya berbeda antra nasikh dan mansukh. Jika yang belakangan itu nasikh supaya
ditempatkan di depan.

b.         Pedoman bagi langkah-langkah dakwah


Setiap kondisi tentu saja memerlukan ungkapan-ungkapan yang relevan. Ungkapan-
ungkapan dan intonasi berbeda yang digunakan ayat-ayat Makiyyah dan ayat-ayat Madaniyah
memberikan informasi metodologi bagi cara-cara menyampaikan dakwah agar relevan dengan
orang yang diserunya. Oleh karena itu dakwah Islam berhasil mengetuk hati dan
menyembuhkan segala penyakit rohani orang-orang yang diserunya. Disamping itu, setiap
langkah-langkah dakwah memiliki objek kajian dan metode-metode tertentu, seiring dengan
perpedaan kondisi sosio-kultural manusia. Periodesasi Makkiyah dan Madaniyah telah
memberikan contoh untuk itu.

6 6
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000),
c.          Memberikan informasi tentang Sirah Kenabian
Penahapan turunnya wahyu seiring dengan perjalanan dakwah Nabi, baik di Mekah dan
Madinah, dimulai sejak diturunkannya wahyu pertama sampai diturunkannya wahyu terakhir.
Dengan demikian Al-Quran adalah pedoman bagi perjalanan dakwah Nabi yang informasinya
tidak diragukan lagi.[7][7]( Al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an,...  hlm. 81) 7
2.5   Relasi Konsep Makiyah Madaniyah Dengan Keuniversalan Al Qur’an
Para ulama membagi turunnya al-quran dalam dua periode, yaitu periode mekkah dan
periode madinah. Di lihat dari segi kondisi masyarakat serta tuntunan al-qur’an terhadap
mereka, maka turunya al-Quran di bagi menjadi dua bagian yaitu:
1.         Yang turun tanpa adanya sesuatu factor atau sebab yang melatarbelakanginya. Dalam
hal ini ayat itu turun sebagai wahyu Allah SWT yang merupakan hidayah bagi umat
manusia.
2.         Yang turunnya dengan suatu sebab tertentu, baik berupa pertanyaan ataupun peristiwa
yang memerlukan pemecahan yang mendesak.
Dengan kedua cara itulah al-qur’an turun secara berangsur-angsur, terkadang 5 ayat,
atau 10 ayat dan adakalanya juga berupa satu surat yang panjang.  Subhi ash-
Shalih  menjelaskan bahwa turunnya al-Quran dengan cara berangsur-angsur itu
mempunyai hikmah yaitu:
1.         Sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat
2.         Memberikan jawaban dan penyelesaian masalah yang tepat pada saat yang diperlukan.
3.         Penerapan hukum dan pemberian beban kewajiban secara bertahap.
Al-Qur’an adalah kitab suci yang merupakan penutup berbagai kitab suci
sebelumnya, sehingga isinya berlaku secara umum dan abadi, baik dari segi waktu,
tempat, maupun umat yang menerima risalahnya. Adapun tanda-tanda keuniversalan al-
Qur’an itu antara lain:
1.         Keaslian teks  Orang-orang beriman yakin bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang ada
sekarang adalah sama dengan yang diucapkan oleh Nabi Muhaammad, karena setiap kali
Rasulullah menerima wahyu, beliau segera menyampaikannya kepada para sahabat.
2.         Bahasa Al-Quran tetap dapat dipahami yaitu menggunakan bahasa arab.
3.         Isi kandungan Al-Qur’an.[8][8] (Dr. H. Imam Muchlas MA.1995. Al-Qur’an Berbicara,
(Jogjakarta: Pustaka Progresif.)
BAB III
PENUTUP

7 7
Al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an,(Bogor:Litera Antar Nusa,2006), 
3.1   KESUMPULAN
Para ulama sangat memperhatikan Qur’an dengan cermat. Mereka menertibkan
surah-surah sesuai dengan tempat turunya. Mereka mengatakan misalnya: “Surah ini
diturunkan setelah surah itu.” Dan bahkan lebih cermat lagi sehingga mereka
membedakan antara yang diturunkan malam hari dan diturunkan siang hari, antara
yang diturunkan musim panas dan yang diturunkan musim dingin, antara yang
diturunkan di wakti sedamh berada dirimah dengan yang diturunkan saat
bepergianAda beberapa teori dalam menetukan kriteria suatu ayat apakah ayat terkait
itu Makkiyah atau Madaniyah.
·           Surat Makkiyah di turunkan di Makkah, sedangkan surat Maddaniyah di turunkan
sesudah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
·           Ayat dalam surat Makiyyah umumnya pendek, sedangkan ayat dalam surat
Madaniyyah umumnya panjang-panjang.
·           Surat Makkiyyah mengandung keterangan dan penjelasan tentang keimanan,
perbuatan baik dan jahat, pahala bagi orang beriman dan beramal shaleh, siksa bagi
orang kafir dan durhaka, kisah para rosul dan nabi, cerita umat terdahulu, dan berbagai
perumpamaan untuk di jadikan teladan dan ibarat. Madaniyyah pada umumnya
menjelaskan hal yang berhubungan erat dengan hidup kemasyarakatan atau masalah
muamalah.

Para ulama membaginya menjadi empat teori, yaitu:


·         Teori Mulaahazhatu Makaanin Nuzuli (Teori Geografis)
·         Teori Mulaahazhatu Mukhaathabiina Fin Nuzuuli (Teori Subjektif)
·         Teori Mulaahazhatu Zamaanin Nuzuuli (Teori Historis)
·         Teori Mulaahazhatu Ma Tadhammanat as Suuratu (Teori Content Analysis)

Diantara manfaat mengetahui Ilmu Makkiyah dan Madaniyah adalah :


o   Membantu dalam menafsirkan Al-Quran
 Pedoman bagi langkah-langkah dakwah
o   Memberikan informasi tentang Sirah Kenabian
Al-Qur’an adalah kitab suci yang merupakan penutup berbagai kitab suci sebelumnya,
sehingga isinya berlaku secara umum dan abadi, baik dari segi waktu, tempat, maupun umat
yang menerima risalahnya. Adapun tanda-tanda keuniversalan al-Qur’an itu antara lain:
a.       Keaslian teks  Orang-orang beriman yakin bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang ada sekarang
adalah sama dengan yang diucapkan oleh Nabi Muhaammad, karena setiap kali Rasulullah
menerima wahyu, beliau segera menyampaikannya kepada para sahabat.
b.      Bahasa Al-Quran tetap dapat dipahami yaitu menggunakan bahasa arab.
c.       Isi kandungan Al-Qur’an
3.2   Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat, sebagai manusia biasa kita menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu kritik dan
saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan
berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

DAFTAR PUSTAKA
http://justucup.blogspot.com/2010/08/bab-i-pendahuluan
i.html&q=perbedaan+Makkiyah+dan+madaniyah&sa=x&ei=e1SUUqnFGYmQrQfE_4DYD
A&ved=0CCAQFJAA selasa,20 November, 2013 14.45 WIB
Chalik, Chaerudji Abd. 2007. ‘Ulumul Qur’an. Jakarta. Diadit Media
Syaifullah. 2004. ‘Ulumul Qur’an. Ponorogo. Prodial Pratama Sejati Press.
Jalaluddin As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an
Al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an,(Bogor:Litera Antar Nusa,2006), 
Abdul Djalal, Ulumul Qur’an, (Surabaya: Dunia Ilmu, 2000),
Fahd Bin Abdurrahman, Ulumul Quran: Studi Kompleksitas Al-Qur’an  ( Yogyakarta: Titian
Ilahi, 1999),
Dr. H. Imam Muchlas MA.1995. Al-Qur’an Berbicara,(Jogjakarta: Pustaka Pro

Anda mungkin juga menyukai