Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENGERTIAN AYAT MAKIYYAH DAN AYAT MADANIYAH


Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah: Ulumul Qur’an
Dosen Pengampu: Lukman Al Hakim. M.Sos

Disusun Oleh:

Maulida Zahrah

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT UMMUL QURO AAL ISLAMI
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya
selaku penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Desain studi kasus dengan
tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Pengertian Ayat Makiyyah dan Ayat
Madaniyah bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Lukman Al Hakim. M.Sos., selaku
Dosen Mata Kuliah Ulumul Qur’an yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
memberikan tugas presentasi ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan keppada para pembaca untuk memberikan saran dan kritik kepada saya.

Bogor, 08 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB I: PENDAHULUAN.....................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..........................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................4
C. TUJUAN...............................................................................................4
BAB II: PEMBAHASAN.......................................................................................5
A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah..................................................5
B. Dasar Penetapan Makiyyah dan Madaniyah.........................................6
C. Macam- macam Ayat Makiyyah dan Madaniyah.................................6
D. Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang menandakan Al- Makkiyah..........7
E. Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan Al- Madaniyah........8
F. Kegunaan Studi Al- Makiyyah dan Madaniyyah dalam
Penafsiran Al- Qur’an ........................................................................9
G. Perbedaan Makkiyah Dan Madaniyah.................................................10
BAB III: PENUTUP..........................................................................................................11
A. KESIMPULAN...................................................................................11
B. SARAN................................................................................................11
C. DAFTAR PUSAKA............................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Makki dan Madani atau Makkiyah dan Madaniyyah merupakan salah satu disiplin
ilmu al-Qur’an yang membahas dua periode penting tentang turunnya ayat atau surah
dalam al-Qur’an dan dalam menetapkan ayat atau surah mana yang termasuk Makkiyah
atau Madaniyyah terdapat beberapa teori yang telah dikemukakan oleh para ulama.
Para Ulama mengemukakan empat perspektif dalam mendefinisikan terminology
Makkiyah dan Madaniyyah. Keempat perspektif itu adalah Masa turun (zaman an-nuzul),
tempat turun (makan an-nuzul), obyek pembicaraan (mukhatab), dan tema pembicaraan
(maudu’).
Dalam perspektif masa turun (zaman an-nuzul) para Ulama mendifinisika bahwa
Makkiyah ialah ayat-ayat yang diturunkan sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah,
meskipun bukan turun di Mekkah.
Dalam perspektif tempat turun (makan an-nuzul), didefinisikan bahwa Makkiyah
ialah ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah dan sekitarnya. Sedangkan Madaniyyah
adalah ayat-ayat yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya. Namun diperspektif tersebut
terdapat kelemahan dalam pendefinisiannya karena ada ayat-ayat tertentu yang tidak
diturunkan di Mekkah dan Madinah ataupun sekitarnya, seperti Surah Az-Zukhruf
[43]:45 yang diturunkan di Baitul Maqdis dan Surah At- Taubah yang diturunkan di
Tabuk.
Dalam perspektif obyek pembicaraan didefinisikan bahwa Makkiyah adalah ayat-
ayat yang menjadi Khittab bagi orang-orang Mekkah, begitupun sebaliknya. Definisi
tersebut berdasarkan atas asumsi bahwa bayak ayat-ayat Al-Qur’an yang dimulai dengan
“yaaayyuhaa an-naas” yang menjadi kriteria Makkiyah, dan ungkapan “yaaayyuhaaa al-
lazina” yang menjadi kriteria Madaniyyah.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Makkiyah dan Madaniyyah?


2. Bagaimana dasar penetapan Makkiyah dan Madaniyyah?
3. Apa saja macam-macam Makkiyyah dan Madaniyyah?
4. Apa saja ciri-ciri yang menandakan surah Al-Makkiyah dan Al-Madaniyah?
5. Apa kegunaan studi daan perbedaan dari Makkiyah dan Madaniyyah?

C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui pengertian dari Makkiyah dan Madaniyyah.


2. Untuk mengetahui dasar penetapan Makkiyah dan Madaniyyah.
3. Untuk mengetahui macam-macam Makkiyah dan Madaniyyah.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri Al-Makkiyah dan Al- Madaniyah.
5. Untuk mengetahui kegunaan studi dan perbedaan dari Makkiyah dan Madaniyah.

4
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyyah


Secara sederhana Makkiyah berarti “ayat-ayat Makkah”, sedangkan Madaniyyah
berarti “ayat-ayat Madinah”1. Hanya saja masih terdapat perbedaan pendapat antara
Ulama dalam mendenifisikan ayat atau surat Makkiyah dan Madaniyyah. Menurut, para
Ulama terdapat tiga macam Teori yang membedakan Makki dan Madani masing-masing
mempunyai dasar sendiri.
Pertama, Teori Waktu (Zamani) “ini yang paling mashur): Sesungguhnya yang
disebut Makkiyah adalah wahyu yang diturunkan sebelum hijrah dan yang disebut dengan
Madaniyyah yaitu wahyu yang turun setelah hijrah, meskipun turunnya di Makkah
maupun Madinah, Apakah oada tahun penaklukan kota Makkah (Fathu Makkah) atau
pada tahun Rasulullah SAW di saat haji wada’, atau ketika beliau, sedang dalam salah
satu perjalanan dari sekian banyak perjalanan beliau, atau tidak dalam perjalanan.2
Kesimpulan tersebut menjadi pembagian adalah masalah waktu, bukan masalah tempat.
Kedua, Teori Tempat (Makan), Pembagian yang dilakukan atas dasar
pembagian tempat, sebagai tolak ukur untuk membedakan antara ayat-ayat Makkiyah dan
Madaniyah. Maka setiap ayat yang menjadi perhatian adalah tempat diturunkannya ayat
tersebut. Jika suatu ayat diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sedangkan beliau
sedang berada di kota Mekkah, maka ayat itu dinamakan ayat Makkiyah. Sedangkat jika
ayat itu diturunkan dan beliau sedang berada di kota Madinah, maka ayat tersebut disebut
ayat Madaniyah3.
Bedasarkan Riwayat Ath-Thabrani dalam kitab Al-Kabir dari jalan Al-Walid bin
Muslim, dari Ufair bin Ma’dan dari Ibnu Amir dari Abu Umamah ia berkata: Rasulullah
SAW bersabda: “Al-Qur’an itu diturunkan ada tiga tempat: Makkah, Madinah dan
Syam”.
Al Walid berkata: yang dimaksud dengan “Syam” adalah Baitul Maqdis. Dan
Syaikh Imaduddin bin Ibnu Katsir berkata: penafsiran “Syam” yang lebih baik dalam
Hadits diatas adalah “Tabuk”.
As-Suyuth berkata: dan yang termasuk kategori Makkiyah adalah yang diturunkan
di pelosok atau sudut-sudut kota Makkah seperti Mina, Arafah, dan Hudaibah.
Sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat yang diturunkan di pelosok atau sudut-
sudut kota Madinah, seperti yang diturunkan Badar, Uhud dan lainnya4.
Ketiga, Teori Mukhatab (Objek Pewahyuan), Yang menjadikan objek
diturunkannya Al-Qur’an atas dasar sebuah ayat dikatakan ayat Makkiyah jika ayat

1
Ahmad Syam Madyan, Peta Pembelajaran al-Quran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2008), hlm188.
2
Imam Jalaludin As Suyuthi, Samudera Ulumul Qur’an (Surabaya: Bina Ilmu, 2006), hlm. 3
3
Baqir Hakim, Ulumul Qur’an (Jakarta: Al-Huda, 2006), hlm. 98.
4
Imam Jalaludin As-Suyuthi, Op. Cit. hlm. 4.

5
tersebut ditunjukan bagi para penduduk Makkah. Sebaliknya ayat Madaniyah adalah ayat
yang diturunkan bagi para penduduk Madinah.5
B. Dasar Penetapan Makkiyah dan Madaniyah
Ada dua acara untuk mengenali ayat yang termasuk kategori Makkiyah dan
Madaniyah, yaitu:
1. Cara Sima’iy adalah pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyah yang diperoleh
berdasarkan Riwayat.
2. Cara Qiyasiy adalah pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyah berdasarkan
kriteriannya yang menonjol, kandungannya, redaksi dan uslubnya, dan lain
sebagainya.6
Dalam menentukan kategori Makkiyah dan Madaniyah menurut cara Qiyasiy ada
dua dasar7, yaitu:
a. Dasar Aghlabiyah (mayoritas)
Bila mayoritas ayat-ayatnya adalah Makkiyah, Maka surah tersebut
disebut Makkiyah. Begitu juga sebaliknya.
b. Dasar Tabi’yah (Kontinuitas)
Bila didahului dengan ayat-ayat yang turun di Mekkah(sebelum hijrah),
maka surah tersebut disebut Makkiyah. Begitu juga sebaliknya.

C. Macam Makkiyah dan Madaniyah

1. Surah Makkiyah Murni


Yang termasuk kategori Suroh Makkiyah murni adalah surah yang berisi ayat-ayat
yang seluruhnya berstatus Makkiyah secara ijma’ dan tidak ada perbedaan tentang
status tersebut.
2. Surah Madaniyah Murni
Yang termasuk kategori surah Madaniyah murn adalah surah yang berisi ayat-ayat
Yang seluruhnya berstatus Madaniyah secara ijma’ dan tidak ada perbedaan
tentang status tersebut.
3. Surah Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah
Yang termasuk kategori surah Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah adalah surah
yang memuat ayat-ayat yang kebanyakan berstatus Makkiyah, akan tetapi
didalamnya juga memuat ayat-ayat Madaniyah atau ada perbedaan tentang status
tersebut.
4. Surah Madaniyah yang berisi ayat-ayat Makkiyah
Yang termasuk kategori surah Madaniyah yang berisi ayat Makkiyah adalah surah
yang memuat ayat-ayat yang kebanyakan berstatus Madaniyah, akan tetapi
didalamnya juga memuat ayat-ayat Makkiyah atau ada perbedaan tentang status
tersebut.

5
M. Baqir Hakim, Op. Cit. hlm. 98.

6
Muhammad Amin, Teori Makki-Madani (Al-Furqan,2013), hlm.30
7
Imam Jalaludin As Suyuthi, Op. Cit hlm.9.

6
D. Ciri-ciri surah atau ayat yang Menandakan Al-Makkiyah
8

1. Kalimat yang digunakan.


Surah atau ayat-ayat Al-Makkiyah memiliki ayat yang pendek-pendek dan kata-
kata yang digunakan dalam ayat tersebut sangat mengesankan karena penuh
dengan sajak-sajak atau syair serta ungkapan perasaan. Kalimat yang
dipergunakan juga tergolong fasih dan baligh. Banyak qasam, tasybih, dan amtsal.
Gaya Bahasa dalam surah atau ayat-ayat Al-Makkiyah sering kali bersifat
kongkrit maupun realistis matearilis. Dan juga didalam setiap ayat-ayat Al-
Makkiyah terdapat lafadz Kalla dan Yaa Ayyuhannass.

2. Kandungan atau Isi


Ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan di Mekkah banyak berisikan tentang ajakan
untuk bertauhid, beribadah kepada Allah SWT, serta meninggalkan segala bentuk
peribadahan kepada yang selain Allah SWT. Ayat-ayat Al-Makkiyah juga
mengisahkan tentang para nabi dan kehidupan umat-umat terdahulu,pembuktian
tentang risalah Allah SWT, kebenaran akan adanya hari kebangkitan dan hari
pembalasan, kedatangan hari kiamat dan segala keringanannya,penjelasan tentang
surga dan segala kenikmatannya, serta neraka dan segala siksaannya. Dan juga
berisikan tentang argumentasi yang ditunjukan untuk orang-orang musyrik yaitu
dengan mempergunakan bukti-bukti rasional serta ayat-ayat kauniyah.

8
Rosihan Anwar, Ulumul Qur’an, (Bandung, Pustaka Setia:2008), hlm. 133

7
E. Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan Al-Madaniyah

1. Kata-kata atau Kalimat yang digunakan


Ayat atau surah-surah yang menandakan Al-Madaniyah menggunakan kata-kata
atau kalimat yang bermakna mendalam, kuat, dan juga kokoh. Kata-kata atau
kalimat dalam surah Al-Madaniyah juga mengunakan kalimat ushul serta
ungkapan-ungkapan syariah. Aerta dalam surat atau ayat-ayat tersebut terkandung
seruan “Yaa Ayyuhalladzina aamanuu” dan indetik dengan ayat yang Panjang-
panjang menggunakan gaya Bahasa yang dapat menjelaskan tujuan dari ayat
tersebut serta dapat menetapakan syariat.

2. Kandungan Isi
Didalam surah atau ayat-ayat Al-Madaniyah mengandung kewajiban bagi setiap
makhluk serta sanksi-sanksinya, seperti: perintah untuk beribadah serta beramal
sholeh, perintah untuk berjihad, perintah kepada ahli kitab untuk masuk islam,
perintah untuk berdakwah, dsb. Dan juga didalam surah-surah Al-Madaniyah
disebutkan tentang orang-oran munafik, kecuali dalam QS. Al-Ankabut serta
didalam surah Al-Madaniyah terdapat dialog yang terjadi dengan para ahli kitab
yang berisi tentang hukum dan perundang-undangan.

F. Kegunaan Mempelajari Teori Makkiyah dan Madaniyyah


Kegunaan mempelajari Teori Makkiyah dan Madaniyah banyak sekali. Dalam
hal ini Al-Zarqani di dalam kitabnya Manahilul ‘Irfan menerangkan Sebagian
daripada kegunaan teori ini adalah:
a. Dengan ilmu ini kita dapat membedakan dan mengetahui ayat mana yang
Mansukh dan Nasikh. Yakni apabila terkandung dua ayat atau lebih
mengenai suatu masalah, sedang hukum yang terkandung di dalam ayat-
ayat itu bertentangan. Dapat diketahui bahwa ayat yang satu Makkiyah
sedang ayat yang lainnya ayat Madaniyah, maka sudah tentu ayat yang
Makkiyah itulah yang di nasakh oleh ayat Madaniyah, karena ayat yang
Madaniyah adalah yang terakhir turunnya.
b. Dengan ilmu ini pula, kita dapat mengetahui Sejarah Hukum Islam dan
perkembangannya yang bijaksana secara umum. Dan dengan demikian,
kita dapat meninkatkan keyakinan kita terhadap ketinggian ebijaksaan
islam di dalam mendidik manusia baik secara perorangan maupun secara
masyarakat.
c. Ilmu ini dapat meningkatkan keyakinan kita terhadap kesabaran, kesucian,
dan keaslian al-Qur’an, karena melihat besarnya perhatian umat islam
sejak turunnya al-Qur’an sampai hal yang sedetail-detailnya; sehingga

8
mengetahui ayat-ayat yang mana turun sebelum hijrah dan sesudahnya;
ayat-ayat yang diturunkan pada waktu Nabi berada di kota tempa
tinggalnya (domisilinya) dan ayat yang turun pada waktu Nabi sedang
dalam bepergian atau perjalanan; ayat-ayat yang turun pada malam hari
dan siang hari; dan ayat-ayat yang tyurun pada musim panas dan musim
dingin dan sebagainya.
d. Dapat mengetahui situasi dan kondisi lingkungan masyarakat pada waktu
turunnya Al-Qur’an, khususnya masyarakat Makkah dan Madinah.9

9
Supiani dan M. Karman, Ulumul Qur’an, (Bandung, Pustaka Islamika:2002), Cet. 1, hlm. 103-104.

9
G. Perbedaan Makkiyah dan Madaniyah10

Selama ini, Sebagian dari kita hanya memahami perbedaan surah makkiyah dan
madaniyah hanya pada tempat turunnya wahyu. Namun, secara Umum Makkiyah adalah
surah atau ayat yang turun di kota Makkah, dan Madaniyah adalah surah atau ayat yang
turun di kota Madinah. Namun, surah atau ayat Makkiyah tidak selalu turun di kota
Makkah. Pun demikian juga dengan surat Madaniyah, tidak selalu turun di kota Madinah.
Tolak ukur sebenarnya bukan pada dimana surah atau ayat itu turun, tapi pada
hijrahnya Rasulullah SAW. Makkiyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebelum berhijrah ke Madinah. Madaniyah adalah wahyu yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW setelah berhijrah ke Madinah.
Seperti surah Al-Maaidah ayat 3, surah ini diturunkan di kota Makkah. Namun tetap
disebut surah Madaniyah karena turun setelah Rasulullah SAW berhijrah, jauh setelah
fathu Makkah ketika beliau melaksanakan haji wada’ (haji perpisahan). Sebagaimana
dalam QS. Al-Maidah; 3, yang artinya: “Pada hari ini telah ku sempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu ni’mat ku, dan telah kucukupkan kepadamu
ni’matKu, dan telah ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa
karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (QS. Al- Maidah: 3)

10
www.grilyaalquran.id

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Secara sederhana Makkiyah berarti “ayat-ayat Makkah”, sedangkan Madaniyyah


berarti “ayat-ayat Madinah”. Menurut, para Ulama terdapat tiga macam Teori yang
membedakan Makki dan Madani masing-masing mempunyai dasar sendiri.
1. Pertama, Teori Waktu (Zamani), ini yang paling mashur: Sesungguhnya yang
disebut Makkiyah adalah wahyu yang diturunkan sebelum hijrah dan yang disebut
dengan Madaniyyah yaitu wahyu yang turun setelah hijrah.
2. Kedua, Teori Tempat (Makan), dasar pembagian tempat, sebagai tolak ukur
untuk membedakan antara ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah.
3. Ketiga, Teori Mukhatab (Objek Pewahyuan), Yang menjadikan objek
diturunkannya Al-Qur’an atas dasar sebuah ayat dikatakan ayat Makkiyah jika
ayat tersebut ditunjukan bagi para penduduk Makkah. Sebaliknya ayat Madaniyah
adalah ayat yang diturunkan bagi para penduduk Madinah.

Ada dua Dasar Penetapan Makkiyah dan Madaniyah:


a. Dasar Aghlabiyah (mayoritas)
Bila mayoritas ayat-ayatnya adalah Makkiyah, Maka surah tersebut
disebut Makkiyah. Begitu juga sebaliknya.
b. Dasar Tabi’yah (Kontinuitas)
Bila didahului dengan ayat-ayat yang turun di Mekkah (sebelum hijrah),
maka surah tersebut disebut Makkiyah. Begitu juga sebaliknya.
Ada empat macam kategori surah dalam Al-Qur’an menurut perspektif Makkiyah dan
Madaniyah, yaitu:
a. Surah Makkiyah murni
b. Surah Madaniyah murni
c. Surah Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah
d. Surah Madaniyah yang berisi ayat Makkiyah

B. SARAN

Demi kesempurnaan makalah ini, kami mengharapkan masukan yang


membangun. Semoga bermaafaat dan senantiasa menjadi manusia yng selalu menjaga
atau memelihara Al-Qur’an dengan baik. Sebagai bahan kajian yang baik maka perlu
untuk mengkaji setiap apa yang disajikan didalamnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syam Madyan, Peta Pembelajaran al-Quran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2008),


hlm188.
Imam Jalaludin As Suyuthi, Samudera Ulumul Qur’an (Surabaya: Bina Ilmu, 2006), hlm. 3
Baqir Hakim, Ulumul Qur’an (Jakarta: Al-Huda, 2006), hlm. 98.
Imam Jalaludin As-Suyuthi, Op. Cit. hlm. 4.
M. Baqir Hakim, Op. Cit. hlm. 98. Muhammad Amin, Teori Makki-Madani (Al-
Furqan,2013), hlm.30
Imam Jalaludin As Suyuthi, Op. Cit hlm.9.
Rosihan Anwar, Ulumul Qur’an, (Bandung, Pustaka Setia:2008), hlm. 133, Supiani dan M.
Karman, Ulumul Qur’an, (Bandung, Pustaka Islamika:2002), Cet. 1, hlm. 103-104.
www.grilyaalquran.id.

12

Anda mungkin juga menyukai