Disusun Oleh:
Maulida Zahrah
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya
selaku penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Desain studi kasus dengan
tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ulumul Qur’an. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Pengertian Ayat Makiyyah dan Ayat
Madaniyah bagi para pembaca dan juga penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Lukman Al Hakim. M.Sos., selaku
Dosen Mata Kuliah Ulumul Qur’an yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
memberikan tugas presentasi ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan keppada para pembaca untuk memberikan saran dan kritik kepada saya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB I: PENDAHULUAN.....................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..........................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................4
C. TUJUAN...............................................................................................4
BAB II: PEMBAHASAN.......................................................................................5
A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah..................................................5
B. Dasar Penetapan Makiyyah dan Madaniyah.........................................6
C. Macam- macam Ayat Makiyyah dan Madaniyah.................................6
D. Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang menandakan Al- Makkiyah..........7
E. Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan Al- Madaniyah........8
F. Kegunaan Studi Al- Makiyyah dan Madaniyyah dalam
Penafsiran Al- Qur’an ........................................................................9
G. Perbedaan Makkiyah Dan Madaniyah.................................................10
BAB III: PENUTUP..........................................................................................................11
A. KESIMPULAN...................................................................................11
B. SARAN................................................................................................11
C. DAFTAR PUSAKA............................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Makki dan Madani atau Makkiyah dan Madaniyyah merupakan salah satu disiplin
ilmu al-Qur’an yang membahas dua periode penting tentang turunnya ayat atau surah
dalam al-Qur’an dan dalam menetapkan ayat atau surah mana yang termasuk Makkiyah
atau Madaniyyah terdapat beberapa teori yang telah dikemukakan oleh para ulama.
Para Ulama mengemukakan empat perspektif dalam mendefinisikan terminology
Makkiyah dan Madaniyyah. Keempat perspektif itu adalah Masa turun (zaman an-nuzul),
tempat turun (makan an-nuzul), obyek pembicaraan (mukhatab), dan tema pembicaraan
(maudu’).
Dalam perspektif masa turun (zaman an-nuzul) para Ulama mendifinisika bahwa
Makkiyah ialah ayat-ayat yang diturunkan sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah,
meskipun bukan turun di Mekkah.
Dalam perspektif tempat turun (makan an-nuzul), didefinisikan bahwa Makkiyah
ialah ayat-ayat yang diturunkan di Mekkah dan sekitarnya. Sedangkan Madaniyyah
adalah ayat-ayat yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya. Namun diperspektif tersebut
terdapat kelemahan dalam pendefinisiannya karena ada ayat-ayat tertentu yang tidak
diturunkan di Mekkah dan Madinah ataupun sekitarnya, seperti Surah Az-Zukhruf
[43]:45 yang diturunkan di Baitul Maqdis dan Surah At- Taubah yang diturunkan di
Tabuk.
Dalam perspektif obyek pembicaraan didefinisikan bahwa Makkiyah adalah ayat-
ayat yang menjadi Khittab bagi orang-orang Mekkah, begitupun sebaliknya. Definisi
tersebut berdasarkan atas asumsi bahwa bayak ayat-ayat Al-Qur’an yang dimulai dengan
“yaaayyuhaa an-naas” yang menjadi kriteria Makkiyah, dan ungkapan “yaaayyuhaaa al-
lazina” yang menjadi kriteria Madaniyyah.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
4
BAB III
PEMBAHASAN
1
Ahmad Syam Madyan, Peta Pembelajaran al-Quran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2008), hlm188.
2
Imam Jalaludin As Suyuthi, Samudera Ulumul Qur’an (Surabaya: Bina Ilmu, 2006), hlm. 3
3
Baqir Hakim, Ulumul Qur’an (Jakarta: Al-Huda, 2006), hlm. 98.
4
Imam Jalaludin As-Suyuthi, Op. Cit. hlm. 4.
5
tersebut ditunjukan bagi para penduduk Makkah. Sebaliknya ayat Madaniyah adalah ayat
yang diturunkan bagi para penduduk Madinah.5
B. Dasar Penetapan Makkiyah dan Madaniyah
Ada dua acara untuk mengenali ayat yang termasuk kategori Makkiyah dan
Madaniyah, yaitu:
1. Cara Sima’iy adalah pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyah yang diperoleh
berdasarkan Riwayat.
2. Cara Qiyasiy adalah pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyah berdasarkan
kriteriannya yang menonjol, kandungannya, redaksi dan uslubnya, dan lain
sebagainya.6
Dalam menentukan kategori Makkiyah dan Madaniyah menurut cara Qiyasiy ada
dua dasar7, yaitu:
a. Dasar Aghlabiyah (mayoritas)
Bila mayoritas ayat-ayatnya adalah Makkiyah, Maka surah tersebut
disebut Makkiyah. Begitu juga sebaliknya.
b. Dasar Tabi’yah (Kontinuitas)
Bila didahului dengan ayat-ayat yang turun di Mekkah(sebelum hijrah),
maka surah tersebut disebut Makkiyah. Begitu juga sebaliknya.
5
M. Baqir Hakim, Op. Cit. hlm. 98.
6
Muhammad Amin, Teori Makki-Madani (Al-Furqan,2013), hlm.30
7
Imam Jalaludin As Suyuthi, Op. Cit hlm.9.
6
D. Ciri-ciri surah atau ayat yang Menandakan Al-Makkiyah
8
8
Rosihan Anwar, Ulumul Qur’an, (Bandung, Pustaka Setia:2008), hlm. 133
7
E. Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan Al-Madaniyah
2. Kandungan Isi
Didalam surah atau ayat-ayat Al-Madaniyah mengandung kewajiban bagi setiap
makhluk serta sanksi-sanksinya, seperti: perintah untuk beribadah serta beramal
sholeh, perintah untuk berjihad, perintah kepada ahli kitab untuk masuk islam,
perintah untuk berdakwah, dsb. Dan juga didalam surah-surah Al-Madaniyah
disebutkan tentang orang-oran munafik, kecuali dalam QS. Al-Ankabut serta
didalam surah Al-Madaniyah terdapat dialog yang terjadi dengan para ahli kitab
yang berisi tentang hukum dan perundang-undangan.
8
mengetahui ayat-ayat yang mana turun sebelum hijrah dan sesudahnya;
ayat-ayat yang diturunkan pada waktu Nabi berada di kota tempa
tinggalnya (domisilinya) dan ayat yang turun pada waktu Nabi sedang
dalam bepergian atau perjalanan; ayat-ayat yang turun pada malam hari
dan siang hari; dan ayat-ayat yang tyurun pada musim panas dan musim
dingin dan sebagainya.
d. Dapat mengetahui situasi dan kondisi lingkungan masyarakat pada waktu
turunnya Al-Qur’an, khususnya masyarakat Makkah dan Madinah.9
9
Supiani dan M. Karman, Ulumul Qur’an, (Bandung, Pustaka Islamika:2002), Cet. 1, hlm. 103-104.
9
G. Perbedaan Makkiyah dan Madaniyah10
Selama ini, Sebagian dari kita hanya memahami perbedaan surah makkiyah dan
madaniyah hanya pada tempat turunnya wahyu. Namun, secara Umum Makkiyah adalah
surah atau ayat yang turun di kota Makkah, dan Madaniyah adalah surah atau ayat yang
turun di kota Madinah. Namun, surah atau ayat Makkiyah tidak selalu turun di kota
Makkah. Pun demikian juga dengan surat Madaniyah, tidak selalu turun di kota Madinah.
Tolak ukur sebenarnya bukan pada dimana surah atau ayat itu turun, tapi pada
hijrahnya Rasulullah SAW. Makkiyah adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebelum berhijrah ke Madinah. Madaniyah adalah wahyu yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW setelah berhijrah ke Madinah.
Seperti surah Al-Maaidah ayat 3, surah ini diturunkan di kota Makkah. Namun tetap
disebut surah Madaniyah karena turun setelah Rasulullah SAW berhijrah, jauh setelah
fathu Makkah ketika beliau melaksanakan haji wada’ (haji perpisahan). Sebagaimana
dalam QS. Al-Maidah; 3, yang artinya: “Pada hari ini telah ku sempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah kucukupkan kepadamu ni’mat ku, dan telah kucukupkan kepadamu
ni’matKu, dan telah ku ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa
karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (QS. Al- Maidah: 3)
10
www.grilyaalquran.id
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
11
DAFTAR PUSTAKA
12