Dosen pembimbing :
Abdul Qodir M.Pd.I
Disusun oleh :
Badri Tamamal Hakiki (231210137)
Page |
1
Page |
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt. Tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq, hidayah
dan inayah-Nya kepada penulis. Sehingga dapat merampungkan penulisan makalah ini.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. beserta
keluarga dan sahabat-Nya. Semoga kelak kita mendapatkan syafa’at di yaumil qiyamah. Aamiin
Yaa Rabbal ‘Alamin.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak Abdul Qodir M.Pd.I yang
telah memberikan tugas membuat makalah yang berkaitan dengan “ Makkiyah Dan
Madaniyah” yang Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia Allah Swt. tugas tersebut telah
penulis selesaikan sebelum berakhirnya waktu yang ditentukan.
Penulis menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan krtitik yang bersifat
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca.
Penulis
Page |
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ 3
DAFTAR ISI.......................................................................................................4
BAB I: PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..................................................................5
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................6
C. TUJUAN.........................................................................................6
A. KESIMPULAN..............................................................................12
B. SARAN..........................................................................................12
C. DAFTAR PUSTAKA...................................................................13
Page |
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perkembangan dan dinamika turunnya wahyu terdapat berbagai
istilah-istilah yang muncul dalam pengkajian atau studi al-Qur’an. Salah satunya ialah
istilah Makki dan Madani yang tak lain juga disebut dengan Makkiyah dan
Madaniyah. Kedua kata tersebut di ambil dari dua nama kota besar di Jazirah Arab
yaitu kota Makkah dan kota Madinah. Kata Makki dan Madani atau yang biasa
disebut dengan Makkiyah dan Madaniyah merupakan salah satu dari penjelasan jenis
ayat-ayat / surah-surah yang ada dalam al-Qur’an.
Makki dan Madani atau Makkiyah dan Madaniyah merupakan salah satu
disiplin ilmu al-Qur’an yang membahas dua periode penting tentang turunnya ayat
atau surah dalam al-Qur’an. Dan dalam menetapkan ayat atau surah mana yang
termasuk Makkiyah atau Madaniyah terdapat beberapa teori yang telah dikemukakan
oleh para ulama’.
Para Ulama’ mengemukakan empat prerspektif dalam mendefinisikan
terminology Makkiyah dan Madaniyah. Keempat perspektif itu adalah Masa turun
(zaman an-nuzul), tempat turun (makan an-nuzul), obyek pembicaraan (mukhatab)
dan tema pembicaraan (maudu’).
Dalam perspektif masa turun, para ulama’ mendefinisikan bahwa Makkiyah
ialah ayat-ayat yang diturunkan sebelum Rasulullah Saw hijrah ke Madinah,
meskipun bukan turun di Mekkah. Sedangkan Madaniyyah adalah ayat-ayat yang
diturunkan sesudah Rasulullah Saw hijrah ke Madinah, walaupun turun di Mekkah
atau Arafah.
Dalam perspektif tempat turun, didefinisikan bahwa Makkiyah ialah ayat-ayat
yang diturunkan di Mekkah dan sekitarnya. Sedangkan Madaniyah adalah ayat-ayat
yang diturunkan di Madinah dan sekitarnya. Namun dari perspektif tersebut terdapat
kelemahan dalam pendefinisiannya karena ada ayat-ayat tertentu yang tidak di
turunkan di Mekkah dan Madinah ataupun sekitarnya, seperti Surah Az-Zukhruf [43]:
45 yang diturunkan di Baitul Muqaddas, Surah At-Taubah [9]: 42 yang diturunkan di
Page |
5
Tabuk. Sehingga jika melihat definisi dari perspektif tempat turun maka ayat-ayat
tersebut tidak dapat di kategorikan kedalam surah Makkiyah atau Madaniyah.
Di sisi lain, dalam perspektif obyek pembicaraan didefinisikan bahwa
Makkiyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Mekkah, sedangkan
Madaniyah adalah ayat-ayat yang menjadi khitab bagi orang-orang Madinah. Definis
itersebut dirumuskan oleh para ulama’ berdasarkan atas asumsi bahwa banyak ayat-
ayat al-Qur’an yang dimulai dengan“yaaayyuhaa an-naas” yang menjadi criteria
Makkiyah, dan ungkapan“yaaayyuhaa al-lazina”yang menjadi kriteria Madaniyah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi Makkiyah dan Madaniyah menurut beberapa teori ?
2. Bagaimana dasar penetapan Makkiyah dan Madaniyah ?
3. Apa saja macam-macam Makkiyah dan Madaniyah ?
4. Bagaimana pengelompokan surah Al-Qur’an berdasarkan teori Makkiyah dan
Madaniyah ?
5. Apa saja ciri-ciri yang menandakan surah Al-Makkiyah ?
6. Apa saja cirri-ciri yang menandakan surag Al-Madaniyah ?
7. Apa kegunaan studi Makkiyah dan Madaniyah dalam penafsiran Al-Qur’an ?
C. TUJUAN
Page |
6
BAB II
PEMBAHASAN
Namun, pada kenyataanya ada beberapa ayat Al-Qur’an yang tidak turun di
wilayah Makkah ataupun Madinah, seperti tempat turunnya Q.S At-Taubah: 42
adalah di Tabuk, Q.S Az-Zukhruf: 45 di Baitul Maqdis (Palestina) pada malam
Isra Mi’raj.2
Hal ini merujuk pada H.R At-Thabrani dari Abu Umamah: Rasulullah SAW
bersabda; Al-Quran di turunkan di 3 tempat: Makkah, Madinah, dan Sham.
Walid berkata: Maksudnya Baitul Maqdis? Kathir Berkata; Tetapi penafsirannya
di Tabuk adalah lebih baik
2. Teori Historis
Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang turun sebelum
Rasulullah SAW hijrah meskipun ayat tersebut turun di luar kota Makah, semisal
di Mina, Arafah atau Hudaibiyah dan lainnya. Sedangkan pengertian Madaniyah
adalah ayat yang turun sesudah Rasulullah SAW hijrah, meskipun ayat tersebut
diturunkan di Badar, Uhud, Arafah atau Makah.3
Banyak sekali yang mendukung Teori ini. Mulai dari Ulama Klasik, Modern,
hingga ulama kontemporer saat ini. Adapun yang menjadi kelebihan rumusan
teori ini adalah karena mencakup keseluruhan ayat atau surah Al-Qur’an, sehingga
dapat dijadikan ketentuan dan rujukan yang memadai.
Adapun Teori ini merujuk pada H.R Abu Amr Uthman bin Sa’id ad-Darimi yang
disandarkan pada Yahya bin Salam;4
Ayat yang diturunkan di Makkah dan ayat yang diturunkan dalam perjalanan
menuju Madinah sebelum Nabi SAW tiba di Madinah, maka ia termasuk kategori
ayat Makkiyah. Dan ayat yang diturunkan kepada Nabi SAW dalam
1
UIN Sunan Ampel, Studi Al-Qur’an, (Surabaya, UIN Sunan Ampel Press:2017), Cet.7, hlm. 156.
2
Ibid, hal 158.
3
Ibid, hal 159.
4
Ibid, hal 160.
Page |
7
perjalanannya setelah beliau tiba di Madinah, maka ia masuk kategori ayat
Madaniyah.
3. Teori Subjektif
Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang berisi pangilan kepada
penduduk Mekkah dengan panggilan “wahai manusia”, “wahai orang-orang yang
ingkar”, “wahai anak adam”. Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang
berisi panggilan kepada penduduk Madinah dengan panggilan “wahai orang-orang
yang beriman”.6
Kelebihan teori ini ialah rumusannya dimengerti, dan lebih cepat dikenali dengan
kriteria panggilan (nida, khitab) yang khas dari keduanya tersebut.
Selain itu, ada beberapa ayat yang dimulai dengan panggilan (nida) bukan
termasuk ayat Makkiyah seperti: Q.S Al- Baqarah: 21, Q.S An-Nisa : 1, Q.S An-
Nisa: 133
Teori ini didasarkan pada salah satunya Riwayat Hisham dari ayahnya, Al-
Hakim;9
5
Ibid, hal 161.
6
Ibid, hal 161.
7
Ibid, hal 163.
8
Ibid, hal 164.
9
Ibid, hal 165.
Page |
7
Semua surah yang memuat aturan-aturan, ketentuan-ketentuan, maka ia termasuk
Surah Madaniyah, dan semua surah yang memuat tentang peristiwa masa
lampau, maka ia masuk kategori Makkiyah.
Ada dua cara untuk mengenali ayat yang termasuk kategori Makkiyah dan
Madniyyah.
1. Cara Sima’iy : adalah pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyah yang diperoleh
berdasarkan riwayat.
2. Cara Qiyasiy : adalah pengetahuan ayat Makkiyah dan Madaniyyah berdasarkan
kriterianya yang menonjol, kandungannya, redaksi dan uslubnya, dan lain
sebagainya.10
Dalam menentukan kategori Makkiyah dan Madaniyyah menurut cara Qiyasiy ada
dua dasar yaitu:11
a. Dasar Aghlabiyah (mayoritas)
Bila mayoritas ayat-ayatnya adalah Makkiyah. Maka surah tersebut disebut
Makkiyah. Begitu juga sebaliknya.
b. Dasar Tabi’iyah (Kontinuitas)
Bila didahului dengan ayat-ayat yang turun di Makkah (sebelum hijrah), maka
surah tersebut disebut Makkiyah. Begitu juga sebaliknya.
10
Ibid., hal 171.
11
Ibid., hal 171.
Page |
8
4. Surah Madaniyah yang berisi ayat-ayat Makkiyah
Yang termsuk kategori surah Madaniyah yang berisi ayat Makkiyah adalah surah
yang memuat ayat-ayat yang kebanyakan berstatus Madaniyah, akan tetapi
didalamnya juga memuat ayat-ayat Makiyyah atau ada perbedaan tentang status
tersebut.
12
Ibid., hal 175.
13
Rosihan Anwar, Ulum Al- Qur’an, (Bandung, Pustaka Setia:2008), hlm. 113.
Page |
9
F. Ciri-ciri dari Surah atau Ayat yang Menandakan Al-Madaniyah
Page |
10
hari; dan ayat-ayat yang turun pada musim panas dan musim dingin dan
sebagainya.
d. Dapat mengetahui situasi dan kondisi lingkungan masyarakat pada waktu
turunnya Al Qur’an, khususnya masyarakat Makkah dan Madinah.
Page |
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Ilmu Makkiyah dan Madaniyah merupakan suatu kajian yang membedakan fase
penting yang memiliki andil dalam membentuk teks, baik dalam tataran maupun
dalam struktur. Sehingga dapat membuktikan bahwa teks merupakan hasil dari
interaksinya dengan realitas yang dinamis-historis.
3. Ada dua cara untuk mengenali ayat dan surah yang termasuk dalam kategori
Makkiyah dan Madaniyah; yaitu cara sima’iy dan qiyasiy. Dan dalam menentukan
suatu surah masuk dalam kategori Makkiyah dan Madaniyah menurut cara qiyasiy
ada dua yaitu:
a. Dasar Aghlabiyah (mayoritas)
b. Dasar Tabi’iyah (kontinuitas)
4. Ada empat macam kategori surah dalam Al Qur’an menurut perspektif Makkiyah
dan Madaniyah, yaitu:
a. Surah Makkiyah murni
b. Surah Madaniyah murni
c. Surah Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah
d. Surat Madaniyah yang berisi ayat Makkiyah
B. SARAN
Page |
12
DAFTAR PUSTAKA
Page |
13