MAKALAH
Makalah ini disusun sebagai syarat memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Studi Al-Qur’an
DISUSUN OLEH
2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makkiyah dan Madaniyah” ini tepat
pada waktunya yang mana makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Studi Al-Qur’an.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menerima bantuan dari berbagai pihak, maka
dari itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Syahruddin Siregar, M.Ag., selaku dosen mata kuliah Studi Al-Qur’an
2. Ayah dan Ibu selaku orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan materil
3. Serta semua pihak yang telah membantu hingga makalah ini terselesaikan
Sebagai manusia biasa, penulis tentunya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah
ini masih ada banyak hal yang merupakan suatu kekurangan yang mungkin saat ini belum
dapat penulis sempurnakan, maka dari itu dengan penuh keikhlasan penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak yang mana bertujuan untuk menjadi suatu pelengkap
makalah ini dimasa yang akan datang.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacanya, karena dengan
membaca saja itu merupakan suatu kepuasan tersendiri bagi penulis. Dan semoga dengan
adanya makalah ini para pembaca lebih terpacu untuk mengembangkan potensi diri yang ada.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN.........................................................................................................3
2.1 Pengertian Makkiyah dan Madaniyah...................................................................3
2.2 Dasar Penetapan Makkiyah dan Madaniyah.........................................................6
2.3 Macam-macam Makkiyah dan Madaniyah...........................................................7
2.4 Karakteristik Makkiyah dan Madaniyah...............................................................9
2.5 Surah-surah Makkiyah dan Madaniyah...............................................................10
2.6 Hikmah Mempelajari Ilmu Makkiyah dan Madaniyah.......................................12
BAB III: PENUTUP...............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................13
3.2 Saran....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dari beberapa uraian yang penulis kemukakan pada bagian latar belakang, maka
penulis dapat merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
1.2.1 Apa definisi Makkiyah dan Madaniyah menurut beberapa teori?
1.2.2 Bagaimana dasar penetapan Makkiyah dan Madaniyah?
1.2.3 Apa saja macam-macam Makkiyah dan Madaniyah?
1.2.4 Bagaimana karakteristik ayat atau surah Makkiyah dan Madaniyah?
1.2.5 Apa saja surah yang termasuk ke dalam Makkiyah dan Madaniyah?
1.2.6 Apa hikmah dalam mempelajari ilmu Makkiyah dan Madaniyah?
1
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka dapat diketahui tujuan penulisan
sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui definisi Makkiyah dan Madaniyah menurut beberapa teori
1.3.2 Untuk mengetahui dasar penetapan Makkiyah dan Madaniyah
1.3.3 Untuk mengetahui macam-macam Makkiyah dan Madaniyah
1.3.4 Untuk memngetahui karakteristik ayat atau surah Makkiyah dan Madaniyah
1.3.5 Untuk mengetahui surah yang termasuk ke dalam Makkiyah dan Madaniyah
1.3.6 Untuk mengetahui hikmah dalam mempelajari ilmu Makkiyah dan Madaniyah
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
1. Penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah dan mengembangkan
wawasan, informasi, pemikiran, dan ilmu pengetahuan kepada pihak lain
yang berkepentingan.
2. Sebagai acuan dan pertimbangan bagi penyusunan makalah selanjutnya
khususnya yang berkaitan dengan pengelompokan Makkiyah dan Madaniyah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
اهللُ َصلَّى النَّيِب ُّ ْيبَلُ َغ أَ ْن َقْب َل ْينَ ِة الْ َم ِد طَ ِريْ ِق يِف ْ ُِّنز َل َو َما مِب َ َّكةَ ُِّنز َل َما
الْ َم ِّك ِّي َف ُه َو ِم َن الْ َم ِد ْينَةَ َو َسلَّ َم َعلَْي ِه. َو َسلّ َم َعلَْي ِه اهللُ َصلَّى النَّيِب ِّ َعلَى ُِّنز َل َو َما
َِ اْمل َديِن َفهو ِمن ين ِة الْم ِد
ِ ِ ْ قد َم َما َْبع َد أ
ْ َس َفاره يِف َ َْ َ َ ُ ََْ
Artinya:
“Ayat yang diturunkan di Makkah dan ayat yang diturunkan dalam
perjalanan menuju Madinah sebelum Nabi saw tiba di Madinah, maka
ia masuk kategori ayat Makkiyah. Dan ayat yang diturunkan kepada
Nabi saw dalam perjalanannya setelah beliau tiba di Madinah, maka
ia masuk kategori ayat Madaniyah.” (HR. Abu Amr dan Uthman bin
Sa’id ad-Darimi)
1
Muhammad Thohir dan Taufik, Modul 1: Konsep Dasar Ulumul Quran, (Jakarta: Kementerian Agama
Republik Indonesia, 2019), hlm. 2
3
Kelebihan teori ini yaitu hasil rumusan tentang pengertian ayat atau surah
Makkiyah dan Madaniyah lebih jelas dan lebih tegas dari teori lain, karena teori
ini menegaskan bahwa orientasi tempat sebagai pijakan ketentuan identitas ayat.
Namun kriteria tersebut, memiliki beberapa kelemahan yaitu rumusannya tidak
dapat dijadikan batasan, dan tidak definitif. Sebab rumusannya belum bisa
mencakup seluruh karakter ayat Al Qur’an2.
Namun, pada kenyataanya ada beberapa ayat Al-Qur’an yang tidak turun di
wilayah Makkah ataupun Madinah, seperti tempat turunnya QS. At-Taubah: 42
adalah di Tabuk, QS. Az-Zukhruf: 45 di Baitul Maqdis (Palestina) pada malam
Isra Mi’raj. Hal ini merujuk pada HR. At-Thabrani dari Abu Umamah:
“Rasulullah SAW bersabda: Al-Quran di turunkan di 3 tempat: Makkah,
Madinah, dan Sham. Walid berkata: Maksudnya Baitul Maqdis? Kathir
Berkata; Tetapi penafsirannya di Tabuk adalah lebih baik.”
4
Teori ini berorientasi pada subjek siapa yang dikhitabi (dituju) oleh ayat Al-
Qur’an. Menurut teori ini, pengertian Makkiyah adalah ayat yang berisi pangilan
kepada penduduk Makkah dengan menggunakan khitab; َّاس يَآأَيُّ َها
ُ ( النwahai
manusia), ( ال ََْْكافُِر ْون يَآأَيُّ َهاwahai orang-orang yang ingkar), آدم يَابَىِن
َ (wahai anak adam).
Sedangkan pengertian Madaniyah adalah ayat yang berisi panggilan kepada
penduduk Madinah dengan panggilan; ( َآمنُ وا الَّ ِذيْ َن يَآأَيُّ َهاwahai orang-orang yang
beriman).5
Teori ini didasarkan atas Riwayat Abu Ubaid dari Makmun bin Mihran dalam
kitab Fadail Al-Qur’an yang menjelaskan:
ِ النَّاس أَي َُّها بِيآ اْل ُقر, م ِّكى نَّه فَِإ آدم بىِن يا أَو, بِيآأَيهَُّ َكا َن وما
آن ىِف َما َكا َن ْ َ ُ ْ َ َ َ َ ُ ٌّ َ َ َ َ
يِن َم َد فَِإنَّهُ َآمُن ْوا الَّ ِذيْ ِن
Artinya:
Kelebihan teori ini ialah rumusannya dimengerti, dan lebih cepat dikenali
dengan kriteria panggilan (nida’, khitab) yang khas dari keduanya tersebut.
Namun, teori ini banyak kelemahan dibandingkan dengan teori-teori yang lain.
Setidaknya ada beberapa kelemahan dari teori ini, diantaranya:
1. Rumusan pengertiannya tak dapat dijadikan ketentuan, karena tak dapat
mencakup seluruh ayat Al- Qur’an. Dari keseluruhan ayat Al- Qur’an yang
berjumlah 6236 ayat, hanya ada 511 ayat yang dimulai dengan panggilan
(nida), dan dari 511 ayat tersebut, yang dimulai dengan panggilan (nida’)
yang khas Makkiyah berjumlah 292 ayat, dan yang khas Madaniyah
berjumlah 219 ayat.
2. Rumusan kriterianya juga tidak dapat berlaku secara menyeluruh. Karena
ada beberapa ayat yang dimulai dengan panggilan (nida’) َّاس يَآأَيُّ َها
ُ النbukan
5
Ibid, hlm. 161
5
termasuk ayat Makkiyah. Seperti QS. Al-Baqarah: 21, QS. An-Nisa: 1, dan
QS. An-Nisa: 133.
3. Ada pula beberapa ayat yang dimulai dengan panggilan (nida’, khitab)
َآمنُ وا الَّ ِذيْ َن يَآأَيُّ َهاtetapi bukan tergolong ayat Madaniyah, tetapi ayat Makkiyah,
Kelebihan teori ini adalah bahwa kriterianya jelas, sehingga mudah dipahami,
sebab gampang dilihat antara lain; dari tanda-tanda tertentu. Sedang kelemahan
teori ini adalah dari sisi pelaksanaan pembedaan antara Makkiyah dan Madaniyah
yang tidak praktis, karena harus mempelajari isi yang terkandung di dalam ayat
atau surah Al Qur’an6.
Terdapat dua cara untuk mengenali ayat dan surah yang masuk kategori Makkiyah
dan Madaniyah:
2.2.1 Al-Manhaj As-Sima’i An-Naqli
6
Ibid, hlm. 166
6
Pengenalan cara sima’i adalah pengetahuan ayat dan surah Makkiyah dan
Madaniyah yang diperoleh berdasarkan riwayat. Melalui riwayat yang sahih dari
para sahabat yang menyaksikan turunnya wahyu dan juga dari tabi’in yang
mengetahuinya dari sahabat. Metode ini disebut al-manhaj as-sima’i an-naqli
yang secara harfiah berarti metode pendengaran dan periwayatan. Jika dasar yang
kita gunakan untuk menentukan mana surat-surat dan ayat-ayat yang masuk
kategori Makkiyah dan Madaniyyah adalah masa turunnya (‘itibar zaman an-
nuzul), maka kita cukup menelusuri riwayat dari para sahabat yang menyaksikan
turunnya wahyu, kapan turunnya wahyu tersebut, apakah sebelum atau sesudah
hijrah. Semua surat-surat yang turun sebelum hijrah seperti surat Al-‘Alaq, Al-
Mudatsir, Al-Muzammil, Al-Fatihah dsb. masuk kategori Makkiyah. Begitu juga
sumua surat-surat yang turun setelah hijrah seperti Al-Baqarah, Ali-Imran, An-
Nisa’, Al-Maidah dsb. masuk kategori Madaniyah. Jika tidak ditemukan satu pun
riwayat yang dapat diterima tentang kapan atau di mana surat dan ayat-ayat itu
diturunkan, maka ditempuhlah metode yang kedua yaitu al-manhaj al-qiyasi al-
ijtihadi7.
2.2.2 Al-Manhaj Al-Qiyasi Al-Ijtihadi
Pengenalan cara qiyasi adalah pengetahuan ayat dan surah Makkiyah dan
Madaniyah berdasarkan kriterianya yang menonjol tersebut, antara lain: melalui
ciri khitab-nya, kandungannya, redaksi dan uslubnya, dan lain sebagainya. Dasar
yang dapat menentukan suatu surah masuk dalam kategori Makkiyah dan
Madaniyah menurut cara qiyasi antara lain8:
1. Dasar Aghlabiyah (Mayoritas)
Suatu surah bila mayoritas ayat-ayatnya adalah Makkiyah, maka surah
tersebut disebut Makkiyah. Demikian juga sebaliknya, bila mayoritas ayat-
ayatnya adalah Madaniyah, Maka surah tersebut disebut Madaniyah9.
2. Dasar Tabi’iyah (Kontinuitas)
Suatu surah bila didahului dengan ayat-ayat yang turun di Makkah (sebelum
Hijrah), maka surah tersebut berstatus sebagai surah Makkiyah. Begitu juga
sebaliknya, bila didahului dengan ayat-ayat yang turun di Madinah (sesudah
Hijrah), maka surah tersebut berstatus sebagai surah Madaniyah10.
7
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), hlm. 27
8
UIN Sunan Ampel, Op.Cit., hlm. 171
9
UIN Sunan Ampel, Loc. Cit.
10
Ibid, hlm. 172
7
2.3 Macam-macam Makkiyah dan Madaniyah
Pada umumnya, para ulama membagi macam-macam surah Al-Qur’an menjadi dua
kelompok, yaitu surah-surah Makkiyah dan Madaniyah. Mereka berbeda pendapat dalam
menetapkan jumlah masing-masing kelompoknya. Perbedaan-perbedaan pendapat para
ulama itu dikarenakan adanya sebagian surah yang seluruh ayat-ayatnya Makkiyah atau
Madaniyah, dan ada sebagian surah lain yang tergolong Makkiyah dan Madaniyah tetapi
di dalamnya berisi sedikit ayat yang lain statusnya. Karena itu, dari segi Makkiyah dan
Madaniyah ini, maka surah-surah Al-Qur’an itu terbagi menjadi empat macam, sebagai
berikut:
2.3.1 Surah Makkiyah Murni ( ٌ) ُكلُّ َها َم ِّكيَّة
Yang termasuk kategori surah Makkiyah murni adalah surah yang berisi ayat-
ayat yang seluruhnya berstatus Makkiyah secara ijma’, tidak ada perbedaan
tentang status tersebut. Surah yang berstatus Makkiyah murni berjumlah 58
surah, yang memuat 2.074 ayat. Contohnya seperti surah al-Fatihah, Yunus, ar-
Ra’du, al-Anbiya, al-Mu’minun, an-Naml, Shaad, Fatir dan surat-surat yang
pendek-pendek ada juz 30 (kecuali surah An-Nashr)11.
2.3.2 Surah Madaniyah Murni ( ٌ) ُكلُّ َها َم َدنِيَّة
Yang termasuk kategori surah Madaniyah murni adalah surah yang berisi ayat-
ayat yang seluruhnya berstatus Madaniyah secara ijma’, tidak ada perbedaan
tentang status tersebut. Surah yang berstatus Madaniyah murni berjumlah 18
surah, yang memuat 737 ayat12. Contohnya seperti surah Ali Imran, an-Nisa, an-
Nur, al-Ahzab, al-Hujurat, al-Mumtahanah, al-Zalzalah, dan sebagainya13.
2.3.3 Surah Makkiyah yang Berisi Ayat Madaniyah ( ٌ) َم َدنِيَّة فِْي َها َم َّكيَّة
Yang termasuk kategori surah Makkiyah yang berisi ayat Madaniyah adalah
surah yang memuat ayat-ayat yang kebanyakan berstatus Makkiyah, tetapi
didalamnya juga memuat ayat-ayat Madaniyah, atau ada perbedaan tentang status
tersebut. Surah yang berstatus Makkiyah yang tidak murni ini di dalam Al-Qur’an
berjumlah 32 surah, yang memuat 2.699 ayat14. Contohnya seperti surah al-
11
Moch. Tolchah, Aneka Pengkajian Studi Al-Qur’an, (Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara, 2016), hlm. 185
12
UIN Sunan Ampel, Op.Cit., hlm. 173-174
13
Moch. Tolchah, Op.Cit., hlm. 185
14
UIN Sunan Ampel, Op.Cit., hlm. 174
8
An’am, al-A’raf, Hud, Yusuf, Ibrahim, al-Furqan, az-Zumar, asy-Syura, al-
Waqi’ah dan sebagainya15.
2.3.4 Surah Madaniyah yang Berisi Ayat Makkiyah ( ) َم َّكيَّةٌ فِْي َها َم َدنِيَّة
Yang termasuk kategori surah Madaniyah yang berisi Ayat Makkiyah adalah
surah yang memuat ayat-ayat yang kebanyakan berstatus Madaniyah, tetapi di
dalamnya juga memuat ayat-ayat Makkiyah, atau ada perbedaan tentang status
tersebut. Surah yang berstatus Madaniyah yang tidak murni ini di dalam Al-
Qur’an berjumlah 6 surah, yang memuat 726 ayat, yaitu surah al-Baqarah, al-
Maidah, al-Anfal, at-Taubah, al-Hajj, dan surah Muhammad atau surah al-Qital16.
Dari keterangan sahabat Nabi r.a. dan tabi’in dalam membangun teori Makkiyyah dan
Madaniyah, maka dapat ditemukan karakteristik, dan ciri khas ayat dan surah Makkiyah
dan Madaniyah antara lain:
2.4.1 Karakteristik Ayat dan Surah Makkiyah
1. Dimulai dengan nida’ (panggilan) “ ” النَّاسُ يَآأَيُّهَاdan sebangsanya. Tetapi tidak
mengandung “ ” َآمنُ وا الَّ ِذيْ َن يَآأَيُّ َها, kecuali surah Al-Hajj. Namun demikian,
15
Moch. Tolchah, Op.Cit., hlm. 185
16
Ibid, hlm. 186
17
Aunur Rafiq El-Mazni, Edisi Imdonesia: Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2005), hlm. 76
18
UIN Sunan Ampel, Op.Cit., hlm. 166
19
Muhammad Thohir dan Taufik, Op. Cit., hlm. 5
20
Amroeni Drajat, Ulumul Qur’an, (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 67
9
5. Di dalamnya terdapat cerita-cerita para Nabi dan umat terdahulu, selain dalam
QS. Al-Baqarah dan QS. Al-Maidah. Contohnya seperti surah Yunus, Yusuf,
Hud, Ibrahim, Al-Kahfi, Maryam, Thaha dan sebagainya.
6. Di dalamnya terdapat keterangan adat istiadat orang kafir, orang musyrik,
orang yang suka mencuri, merampok, membunuh, mengubur hidup-hidup
anak perempuan, dan sebagainya.
7. Ayat dan surah-surahnya pendek dan ringkas serta memiliki kesamaan cara
penyampaian atau gaya bahasanya21.
8. Surah-surah yang berisi ajaran tentang aqidah (tauhid, menyembah Allah Swt.
semata, risalah Nabi Muhammad Saw., hari akhir, mujadalah kaum
musyirikin dengan dalil-dalil akal dan ayat-ayat kauniyah)22.
9. Surah-surah yang berisi seruan untuk berpegang pada aklak luhur dan berbuat
baik23. Dijelaskan dengan sangat mengagumkan sehingga menyebabkan orang
benci kepada kekafiran, kemusyrikan, kefasikan, kekasaran dan sebagainya.
Dan sebaliknya, menarik orang untuk beriman, taat, setia, kasih sayang, ihlas,
hormat, rendah diri, dan sebagainya.
2.4.2 Karakteristik Ayat dan Surah Madaniyah
1. Berisi nida’ “ ( ” َآمنُوا الَّ ِذيْ َن يَآأَيُّ َهاwahai orang-orang yang beriman)24.
21
Nashirul Haq, Abd. Ghafur, dkk., Ulumul Qur’an, (Jakarta: Al-Huda, 2012), hlm. 104
22
Yunahar Ilyas, Op. Cit., hlm. 28
23
Moch. Tolchah, Op. Cit., hlm. 182
24
Muhammad Thohir dan Taufik, Op. Cit., hlm. 5
25
Moch. Tolchah, Loc. Cit.
26
Amroeni Drajat, Op. Cit., hlm. 68
27
UIN Sunan Ampel, Op. Cit., hlm. 168
28
Aunur Rafiq El-Mazni, Op. Cit., hlm. 77
10
7. Berisi hukum kemasyarakatan, kenegaraan, seperti permusyawaratan,
kedisiplinan, kepemimpinan, pendidikan, pergaulan dan sebagainya (QS. Al-
Baqarah, QS. Ali Imran, QS. Al-Maidah, QS. Al-Anfal, QS. At-Taubah, QS.
Al-Hujurat, dan sebagainya).
8. Berisi dakwah kepada pemeluk Yahudi dan Nasrani (QS. Al-Baqarah, QS.
Ali Imran, QS. Al-Fath, QS. Al-Hujurat, dan sebagainya).
29
Aunur Rafiq El-Mazni, Op. Cit., hlm. 64
11
1. Al-Baqarah 6. At-Taubah 11. Al-Hujurat 16. Al-Jumu’ah
2. Ali Imran 7. An-Nur 12. Al-Hadid 17. Al-Munafiqun
3. An-Nisa’ 8. Al-Ahzab 13. Al-Mujadilah 18. Ath-Thalaq
4. Al-Maidah 9. Muhammad 14. Al-Hasyr 19. At-Tahrim
5. Al-Anfal 10. Al-Fath 15. Al-Mumtahanah 20. An-Nashr
Dengan mengetahui ilmu Makki dan Madani ini akan banyak membawa hikmah dan
faedah serta kegunaan yang bermacam-macam, antara lain sebagai berikut31:
2.6.1 Mudah diketahui mana ayat-ayat yang turun lebih dahulu dan mana ayat yang
turun belakangan dari kitab suci Al-Qur’an.
2.6.2 Mudah diketahui mana ayat-ayat Al-Qur’an yang hukum/bacaannya telah di-
nasakh (dihapus dan diganti), dan mana ayat-ayat yang me-nasakh-kannya,
khususnya bila ada dua ayat yang menerangkan hukum suatu masalah, tetapi
ketetapannya bertentangan antara satu dengan yang lain.
2.6.3 Mengetahui dan mengerti sejarah pensyariatan hukum-hukum Islam (Taarikhut
Tasyri’) yang amat bijaksana dalam menetapkan peraturan-peraturan.
2.6.4 Mengetahui hikmah disyariatkannya suatu hukum (Hikmatul Tasyri’). Sebab,
dengan ilmu makki dan madani dapat di ketahui tarikh tasyri’ yang dalam
mensyariatkan hukum-hukum Islam itu secara bertahap, sehingga dapat pula
diketahui mengapa sesuatu hukum itu disyariatkan secara demikian.
2.6.5 Dengan mengetahui ilmu Makki dan Madani yang dapat mengetahui hikmatul
tasyri’ itu, akan bisa menambah kepercayaan orang terhadap kewahyuan Al-
Qur’an.
30
Aunur Rafiq El-Mazni, Loc. Cit.
31
Moch. Tolchah, Op.Cit., hlm. 187
12
2.6.6 Meningkatkan keyakinan orang terhadap kesucian, kemurnian, dan keaslian Al-
Qur’an.
2.6.7 Mengetahui perbedaan dan tahap-tahap dakwah Islamiah.
2.6.8 Mengerti perbedaan ushlub-ushlub (bentuk bahasa) Al-Qur’an, yang dalam
surah-surah Makkiyah berbeda dengan yang dalam surah-surah Madaniyah.
2.6.9 Dengan mengetahui ilmu Makki dan Madani situasi dan kondisi masyarakat kota
Makkah dan Madinah dapat diketahui, khususnya pada waktu turunya ayat-ayat
Al-Qur’an.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu Makkiyah dan Madaniyah merupakan bidang kajian yang membedakan fase
penting yang memiliki andil dalam membentuk teks, baik dalam tataran isi ataupun
struktur. Hal ini membuktikan, bahwa teks merupakan hasil dari interaksinya dengan
realitas yang dinamis-historis. Ada empat teori dalam menentukan pengertian Makkiyah
dan Madaniyah, yaitu:
1. Teori Mulahazah Makan An-Nuzul (Teori Geografis)
2. Teori Mulahazah Zaman An-Nuzul (Teori Historis)
3. Teori Mulahazah Mukhatabin fi An-Nuzul (Teori Subjektif)
4. Teori Mulahazah Ma Tadammanat An-Nuzul (Teori Konten Analisis)
Adapun karakteristik ayat dan surah Makkiyah antara lain dimulai dengan nida’
" " يَآأَيُّهَاالنَّاسdan sebagainya, di dalamnya terdapat ayat-ayat sajdah, biasanya terdiri dari
ayat-ayat yang pendek, dll. Sedangkan karakteristik ayat dan surah Madaniyah antara lain
memuat hukum pidana (hudud), hukum fara’id, berisi izin jihad fisabilillah, biasanya
terdiri dari ayat-ayat yang panjang, dll. Ada dua cara untuk mengenali ayat dan surah
13
yang masuk kategori Makkiyah dan Madaniyah yaitu cara sima’i dan qiyasi. Pengenalan
cara sima’i adalah pengetahuan ayat atau surah Makkiyah dan Madaniyah yang diperoleh
berdasarkan riwayat.
Sedangkan pengenalan cara qiyasi adalah pengetahuan ayat dan surah Makkiyah dan
Madaniyah berdasarkan kriterianya yang menonjol antara lain melalui ciri khitab-nya,
kandungannya, redaksi dan uslub-nya, dan lain sebagainya. Dasar yang dapat menentukan
suatu surah masuk dalam kategori Makkiyah dan Madaniyah menurut cara qiyasi yaitu
dasar aghlabiyah (mayoritas) dan dasar tabi’iyah (kontinuitas). Adapun hikmah yang
dapat diambil dari mempelajari ilmu Makkiyah dan Madaniyah diantaranya dapat
mengerti perbedaan uslub-uslub (gaya bahasa dan stailisasi) Al Qur’an, mengetahui
dialektika Al-Qur’an dengan masyarakatnya, dalam tranformasi dan kontruksi ideologi
masyarakat baru dalam sinaran wahyu Ilahi.
3.2 Saran
Setelah mempelajari ilmu Makkiyah dan Madaniyah ini maka diharapkan para
pembaca mampu memahaminya dengan baik, mengetahui pengertian serta perbedaan
Makkiyah dan Madaniyah. Dan kemudian, diharapkan mampu memahami surah-surah
mana saja yang termasuk ke dalam Makkiyah dan Madaniyah. Dengan adanya ilmu ini,
diharapkan juga kita menjadi manusia yang selalu menjaga dan memelihara Al-Qur’an
serta mengaplikasikan ilmu yang ada di dalam Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
14
DAFTAR PUSTAKA
Ampel, UIN Sunan. 2018. Bahan Ajar Studi Al-Qur’an. Surabaya: UIN Sunan Ampel
Haq, Nashirul, Abd. Ghafur, dkk. 2012. Ulumul Qur’an. Jakarta: Al-Huda
Mazni, Aunur Rafiq El. 2005. Edisi Imdonesia: Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar
Thohir, Muhammad, dan Taufik. 2019. Modul 1: Konsep Dasar Ulumul Quran. Jakarta:
Tolchah, Moch. 2016. Aneka Pengkajian Studi Al-Qur’an. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara
15
16