TAHUN : 2017
A. PENDAHULUAN
Pada bagian ini, peneliti memaparkan mengenai pengantar atas materi yang akan
dibahas pada jurnal ini, latar belakang diadakannya penelitan ini, rumusan masalah
sebagai pembatas bahasan, tujuan serta manfaat diadakannya penelitian ini. Adapun hal
pertama yang dibahas oleh peneliti adalah mengenai tugas media relations yang mana
seorang humas itu juga harus menyediakan informasi yang mereka anggap pantas untuk
diberitakan dengan harapan editor dan reporter akan menggunakan informasi tersebut.
Selain itu, peneliti juga menjelaskan bahwa melalui media relations, pemerintah dapat
memberikan informasi untuk diketahui banyak orang sehingga pemerintah dapat
menyajikan pertanggungjawaban karena dikontrol oleh publik.
Selanjutnya, peneliti menambahkan bahwa dengan adanya transparansi dalam
penyelenggaraan pemerintahan, dapat menjamin akuntabilitas pembuat kebijakan kepada
publik dan mencegah terjadinya penyalahgunaan. Oleh karena itu, peran pegawai humas
sangatlah strategis dan penting. Yang kemudian hal inilah yang mendasari peneliti untuk
melakukan penelitian agar mengetahui gambaran aktivitas media relations yang
dijalankan oleh pegawai humas di Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam
berkomunikasi dengan publik dalam menyajikan transparansi penyelenggaraan
pemerintahan.
Setelah itu, seperti yang dikatakan diawal bahwa pada bagian ini peneliti juga
memaparkan mengenai rumusan masalah yang bertujuan untuk membatasi ruang lingkup
masalah agar hanya fokus pada satu pokok bahasan saja. Adapun rumusan masalah
tersebut yaitu bagaimana bentuk akivitas media relations yang dijalankan pegawai humas
di Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Kemudian, peneliti menyebutkan bahwa tujuan
penelitian ini dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran dan menganilis aktivitas
B. TINJAUAN PUSTAKA
Pada bagian ini peneliti memaparkan penjelasan mengenai hubungan masyarakat,
hubungan masyarakat pemerintah dan juga media relations. Adapun hubungan
masyarakat (humas) atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Public Relations (PR)
merupakan sebuah fungsi manajemen yang dalam konteks ilmu komunikasi, sebagai
metode dan teknik komunikasi, humas termasuk di dalam bidang komunikasi manajemen
yang sering juga disebut komunikasi organisasional. Secara rinci, peneliti menjelaskan
contoh daripada pengertian humas sebagai teknik dan metode komunikasi.
Adapun dalam pengertian humas sebagai teknik komunikasi, peneliti memberikan
contoh yaitu sebuah kecamatan, yang mana dikarenakan daerahnya yang relatif kecil dan
jumlah penduduk yang menjadi sasaran kegiatannya juga relatif kecil, maka biasanya
tidak dibentuk secara khusus bagian humas, namun yang bertanggung jawab pada
kegiatan kehumasan adalah Kepala Kecamatan. Sedangkan pengertian humas sebagai
metode komunikasi yaitu teknik-teknik komunikasi yang seharusnya dilakukan oleh
pimpinan organisasi dilembagakan kepada seseorang yang ditugaskan untuk
mengepalainya yang lazim disebut dengan Kepala Humas yang merupakan terjemahan
dari Public Relations Officer (PRO).
Kemudian, bahasan selanjutnya adalah humas pemerintah atau biasa disebut pejabat
Public Affairs atau pejabat penerangan atau PRO adalah penghubung penting antara
rakyat dengan pemerintah. Dalam pengertian yang riil, tujuan humas pemerintah sesuai
dengan tujuan organisasi. Oleh karena pemerintah menyentuh setiap aspek masyarakat
dan hampir semua bagian pemerintah kini mengandalkan humas, maka tujuan dari
keberadaan humas dalam pemerintah diantaranya memberi informasi konstituen tentang
aktivitas agen pemerintah, mendorong warga mendukung kebijakan dan program yang
sudah ditetapkan (membangun dukungan warga negara), dsb.
Adapun bahasan yang terakhir pada bagian ini yaitu mengenai media relations. Istilah
media relations atau hubungan dengan media massa mengandung makna terbinanya
hubungan kepala humas dengan orang-orang yang bekerja di media massa seperti
C. METODE PENELITIAN
Pada bagian ini, peneliti memaparkan mengenai lokasi dan waktu penelitian, tipe
penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
Adapun lokasi dilaksanakannya penelitian ini adalah di Kantor Biro Humas dan Protokol
yang bertempat di Jalan Jenderal Urip Sumoharjo No. 269 Makassar dan waktu penelitian
dilaksanakan selama tiga bulan, tepatnya dari bulan April hingga Juli 2014. Kemudian,
peneliti menyebutkan bahwa pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif, yang berupaya menggambarkan,
mengungkapkan, menjelaskan dan menganalisis karakteristik hubungan humas kepada
media massa.
Selanjutnya, informan dalam penelitian ini adalah pegawai Biro Humas dan Protokol
di Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang berjumlah 13 orang. Adapun dalam hal
pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.
Setelah itu, untuk menganalisis data, peneliti melakukan beberapa tahapan diantaranya
menganalisis hasil wawancara dan dokumentasi menggunakan model interaktif
Huberman dan Miles, membuat kategori-kategori tematik dari data yang telah terkumpul
dan terakhir ditarik kesimpulan sementara dan terus melakukan verifikasi dengan
mengumpulkan data baru hingga dapat ditarik kesimpulan yang benar.
2. Pembahasan
Pada bagian ini, peneliti lebih memfokuskan bagaimana bentuk kegiatan yang
dapat dilakukan dalam media relations. Adapun bentuk pelayanan komunikasi dan
informasi kepada media atau dikenal dengan istilah media relations dapat dilakukan
melalui beberapa kegiatan, yaitu mengirim siaran pers (Press Release), foto berita,
mengadakan jumpa pers (Press Conference), mengadakan kegiatan khusus (Special
Event), menjadi sumber informasi media massa (Wawancara Media), memberi akses
kepada sumber informasi dan menangani publisitas negatif.
Kemudian, peneliti menambahkan pendapat menurut Yosal Iriantara (2005:189)
yang mengkategorikan publisitas menjadi tiga kelompok kegiatan, maka bentuk
pelayanan tersebut dapat berupa:
a. Kegiatan yang berkesinambungan, meliputi: 1) Keterlibatan organisasi dalam
komunitas lokal dan industri; 2) Penerbitan bulletin, majalah atau koran; 3)
Employee relations; 4) Media relations; 5) Foto dan media kit.
b. Kegiatan jangka pendek yang terencana, meliputi: 1) Siaran pers; 2) Konferensi
Pers; 3) Penyelenggaraan kegiatan, acara peringatan atau upacara pembuka; 4)
Pengumuman; 5) Seminar untuk pers; 6) Hasil penelitian pasar.
c. Kegiatan jangka panjang untuk peristiwa yang tak terduga, meliputi: 1)
Menangani publisitas negatif; 2) Wawancara dengan media massa.
Selanjutnya, peneliti memaparkan mengenai kritikan dan masukan atas kegiatan-
kegiatan media relations yang seharusnya dilaksanakan di Kantor Pemprov Sulawesi
Selatan. Jadi, berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh
peneliti, dalam kegiatan yang berkaitan dengan media relations, humas lebih banyak
berperan dalam kegiatan menjalin komunikasi dengan wartawan yang bertugas
meliput di Kantor Pemprov Sulawesi Selatan yaitu dengan memberikan informasi
agenda kerja Gubernur, Wakil Gubernur dan Sekretaris Daerah untuk diliput,
E. KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Biro Humas dan Protokol
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, menjalankan kegiatan media relations dengan
terencana dan telah disusun dalam tugas pokok dan fungsi. Tetapi, seperti yang dikatakan
sebelumnya bahwa selain terdapat kelebihan dari aktivitas media relations yang telah
dilaksanakan oleh Biro Humas ini, ada juga sedikit kekurangan yaitu pegawai humas
pada kantor tersebut hanya terfokus pada aktivitas menjalin komunikasi dengan para
wartawan, tidak mempertimbangkan persyaratan berita yang biasa digunakan oleh
wartawan. Maka dari itu, hal ini tentunya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
pegawai pada Biro Humas dan Protokol Pemprov Sulawesi Selatan untuk dapat lebih
meningkatkan kinerjanya lagi dalam pelaksanaan aktivitas media relations.