Anda di halaman 1dari 6

LUAS LINGKUP KEBIJAKAN PUBLIK

RESUME

Disusun sebagai syarat memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kebijakan Publik

DISUSUN OLEH

DEWI NUR AZIZAH

(11870521932)

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA

KOTA PEKANBARU
Resume Kebijakan Publik

2020

2
Resume Kebijakan Publik

LUAS LINGKUP KEBIJAKAN PUBLIK

A. Luasnya Dimensi Kebijakan Publik


Menurut berbagai definisi, ruang lingkup kebijakan publik itu sangat luas karena
mencakup berbagai bidang dan sektor seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum dan
sebagainya. Adapun jika dilihat dari sudut pandang atau definisi menurut Thomas R Dye,
yang mana beliau menyebutkan bahwa kebijakan publik adalah apapun yang dipilih
pemerintah untuk dilakukan atau untuk tidak dilakukan. Hal ini berarti hampir semua hal
yang diputuskan atau tidak diputuskan oleh pemerintah adalah termasuk ke dalam definisi
kebijakan publik. Adapun hal yang tidak dilakukan oleh pemerintah ini disebut juga
sebagai kebijakan publik karena mempunyai dampak yang sama besar dengan sesuatu
yang dilakukan.

B. Pembatasan Luas Lingkup Kebijakan Publik


Perlunya pembatasan luas lingkup ini dikarenakan apabila kebijakan publik mencakup
semua aspek maka tentunya akan mempersulit seorang analis kebijakan dalam hal
membuat fokus pada level mana atau kebijakan mana yang akan menjadi fokus
bahasannya. Maka dari itu, pembatasan luas lingkup kebijakan publik ini perlu dilakukan
dengan memetakan ruang lingkup kebijakannya. Seperti misalnya seseorang dalam
kehidupan sehari-hari pasti mempunyai rencana kegiatan untuk jangka pendek maupun
jangka panjang, yang mana hal ini disebut sebagai pemetaan hidup. Begitu pula dengan
kebijakan publik, yang mana seorang analis kebijakan perlu membuat suatu pendekatan
untuk dapat memetakan luas lingkup suatu kebijakan.
Adapun dalam membatasi ruang lingkup suatu kebijakan tersebut tidak memiliki cara
tunggal, melainkan hanya dengan satu cara yang dapat digunakan yaitu dengan melihat
kebijakan dari hierarkinya (secara vertikal) dan berdasarkan substansi yang
dibicarakannya (secara horizontal). Luas lingkup kebijakan publik secara vertikal
maksudnya adalah luas lingkup yang dilihat dari peraturan yang digunakan, baik berupa
perundang-undangan atau pun peraturan pemerintah. Sedangkan luas lingkup kebijakan
publik secara horizontal maksudnya adalah luas lingkup yang dilihat dari substansi yang
dibicarakan yaitu departemen-departemen yang menangani kebijakan tersebut.

1
Resume Kebijakan Publik

C. Perumusan Kebijakan Publik


Adapun model umum yang biasanya digunakan untuk merumuskan suatu kebijakan
yaitu sebagai berikut.
Model Umum Perumusan Kebijakan Publik

Government Policy
Environment (Lingkungan Activity (Kegiatan
Hidup) Kebijakan Pemerintah)

Policy Actor’s of
Environment (Pelaku Societal Policy Activity
Kebijakan Lingkungan) (Aktivitas Kebijakan
Masyarakat)

Adapun aktor-aktor dalam perumusan dan implementasi kebijakan terbagi menjadi


dua yaitu Pemerintah (Legislatif, Eksekutif, Instansi Administratif dan Lembaga
Peradilan) dan Non-Pemerintah (Kelompok Kepentingan, Partai Politik dan Warga
Negara Individu).

D. Luas Lingkup Kebijakan Publik di Indonesia Secara Vertikal


Seperti yang telah dikatakan di awal, bahwa luas lingkup kebijakan publik secara
vertikal dilihat dari peraturan-peraturan ataupun sistem perundang-undangan yang
digunakan. Adapun hierarki sistem perundang-undangan di Indonesia diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Yang mana UUD ini telah diamandemen sebanyak empat
kali sejak reformasi pada tahun 1998 dan terakhir pada bulan Agustus tahun 2002.
Adapun beberapa aspek penting yang diamandemen, yaitu:
1. Membentuk KPU;
2. Meneguhkan prinsip-prinsip otonomi daerah;
3. Membentuk sebuah bank sentral yang independent;
4. Memasukkan ketentuan HAM sejalan dengan Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia
Berdasarkan Tap MPR No. 3 Tahun 2000, Tap MPR masih menduduki hierarki
tertinggi dalam sistem perundang-undangan nasional. Namun, dengan dilakukannya

2
Resume Kebijakan Publik

amandemen ke-empat UUD 1945, Tap MPR diubah formatnya menjadi Undang-Undang.
Yang mana dalam UU No. 10 Tahun 2004 (Pasal 7), hierarki sistem perundang-undangan
di Indonesia sebagai berikut.
1. Undang-Undang
a. Undang-Undang dibuat berdasarkan kesepakatan presiden dan DPR yang mana
salah satu pihak bisa menjadi pengusul.
b. Undang-Undang dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1) Pidana;
2) Perdata;
3) Tata Negara.
c. Untuk dapat dilaksanakannya suatu Undang-Undang memerlukan perangkat
aturan yang lebih operasional.
2. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
a. Dalam situasi gawat presiden dapat mengeluarkan PP yang mempunyai fungsi
atau lingkup yang sama dengan UU.
b. PP harus dijadikan UU atau ditolak dalam sidang DPR berikutnya.
3. Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah merupakan perangkat hukum sekunder yang merupakan
peraturan pelaksanaan sebuah Undang-Undang.
4. Keputusan Presiden
Kedudukannya lebih rendah daripada Peraturan Pemerintah yang merupakan
perangkat pelaksanaan Undang-Undang dan program-program pemerintah.
5. Peraturan Daerah
Peraturan Daerah memiliki kedudukan paling rendah dalam hierarki sistem
perundang-undangan di Indonesia. Berdasarkan Pasal 7 UU No. 10 Tahun 2004,
Perda meliputi:
a. Perda Provinsi;
b. Perda Kabupaten/Kota;
c. Peraturan Desa

E. Luas Lingkup Kebijakan Publik di Indonesia Secara Horizontal


Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa secara horizontal luas lingkup kebijakan
publik dibedakan berdasarkan substansi kebajikan. Dalam sistem pemerintahan, substansi
ini ditangani oleh Departemen atau Dinas pada level Pemerintah Provinsi dan

3
Resume Kebijakan Publik

Kabupaten/Kota. Berdasarkan departemenisasinya, maka luas lingkup kebijakan publik di


Indonesia adalah sebagai berikut.
1. Untuk kewenangan dinas yang ada di Provinsi dan Kabupaten/Kota diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2003
a. Provinsi sebanyak-banyaknya 10 dinas dan khusus DKI sebanyak-banyaknya 14
dinas.
b. Kabupaten/Kota sebanyak-banyaknya 14 dinas.

Anda mungkin juga menyukai