Anda di halaman 1dari 34

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

OLEH HUMAS KECAMATAN REGOL


KOTA BANDUNG

Penelitian ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Riset Humas

Dosen Pengampu:
Dr. Qisthy Rabathy, M.Si

Disusun oleh:
Fauzan Aqillah Rizkia A 3112191067
Hari Ramdani 3112191080
Nada Azizah 3112197009
Moch Daryanto Indriansyah 3112191031
Widi Wijaya Fadillah 3112191215

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLTIK
UNIVERSITAS SANGGA BUANA YPKP BANDUNG
2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
1.2. Pertanyaan Penelitian
1.3. Tujuan Penelitian
1.4. Kegunaan Penelitian
1.4.1. Kegunaan Teoritis
1.4.2. Kegunaan Praktis
BAB II KAJIAN PUSTAKAN DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Kajian Pustaka
2.2. Kajian Teoritis
2.3. Kerangka Pemikiran
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
3.2. Jenis Penelitian
3.3. Prosedur Pengumpulan Data
3.4. Lokasi dan Jadwal Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Penyusunan Program Media Sosial pada
Humas Kecamatan Regol Kota Bandung
4.2. Proses Pembuatan Konten untuk
Media Sosial Kecamatan Regol Kota Bandung
4.3. Pertimbangan-pertimbangan yang Perlu Diambil
Terkait Pendistribusian Konten di Media Sosial
yang Dilaksanakan Humas Kecamatan Regol Kota Bandung
4.4. Langkah-langkah yang Perlu Diperhatikan
dalam Proses Evaluasi Kegiatan Media Sosial
Kecamatan Regol Kota Bandung
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Media sosial telah menjadi sejarah baru pada kehidupan manusia bersama
dengan datangnya internet. Dengan adanya internet kita bisa mengakses dengan
lebih mudah dan cepat serta dapat menghubungkan siapa saja dalam jarak yang
luas, menjadikan media sosial disukai oleh semua generasi. Media sosial adalah
fenomena yang telah mengubah interaksi dan komunikasi individu di seluruh dunia.
Belakangan ini, media sosial telah mempengaruhi banyak aspek komunikasi.
Meraih kepercayaan masyarakat adalah perjuangan tanpa henti bagia satu
pemerintahan. Kehumasan pemerintah menjadi ujung tombak dalam upaya
pemerintah meraih kepercayaan publik. Dengan kata lain, sasaran pekerjaan humas
pemerintah adalah meraih kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Dalam memberikan informasi kepada publik, humas pemerintah memiliki
kendala dalam menjangkau seluruh khalayak karena begitu luas. Lalu untuk
mengatasinya, humas Kecamatan Regol Kota Bandung memanfaatkan bantuan
media konvensional seperti radio, surat kabar dan majalah sebagai media untuk
memberikan informasi kepada publiknya. Meskipun media massa mampu
menjangkau publik humas yang besar, tuntutan dan keakuratan informasi serta
permasalahan terkait biaya dirasa belum mampu dihadirkan oleh media
konvesional.
Seiring dengan perkembangan teknologi, pemanfaatan media konvensional
dalam aktivitas kehumasan sudah tidak lagi menjadi media komunikasi utama
dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. Kemunculan internet dengan
penyebaran informasi yang luas, serta akses informasi yang mudah dan cepat
membuat kinerja para praktisi humas terbantu. Media sosial memberikan dampak
yang signifikan terhadap informasi yang berkaitan dengan tugas dan fungsi humas
pemerintah. Publikasi yang semula mengandalkan media massa kini mulai bergeser
menuju media sosial.
Kesenjangan penggunaan teknologi informasi untuk memaksimalkan kinerja
aparatur negara juga terindikasi dalam humas pemerintah. Merespon hal tersebut
problem tersebut, pemerintah melalui Kementrian Pendayaan Aparatur Negara
(KemenPan-RB) menerbitkan Peraturan KemenPan-RB Nomro 83 tahun 2012
tentang Pedoman Pemanfaatan Media Sosial Instansi Pemerintah.

1.2. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana penyusunan program media sosial pada Humas Kecamatan Regol


Kota Bandung?
2. Bagaimana proses pembuatan konten untuk media sosial Kecamatan Regol
Kota Bandung?
3. Apa saja pertimbangan-pertimbangan yang perlu diambil terkait
pendistribusian konten di media sosial yang dilaksanakan Humas Kecamatan
Regol Kota Bandung?
4. Apa langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam proses evaluasi kegiatan
media sosial Kecamatan Regol Kota Bandung?

4.1. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui penyusunan program media sosial pada Humas Kecamatan Regol


Kota Bandung
2. Mengetahui proses pembuatan konten untuk media sosial Kecamatan Regol
Kota Bandung
3. Mengetahui apa saja pertimbangan-pertimbangan yang perlu diambil terkait
pendistribusian konten di media sosial yang dilaksanakan Humas Kecamatan
Regol Kota Bandung
4. Mengetahui langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam proses evaluasi
kegiatan media sosial Kecamatan Regol Kota Bandung
4.1. Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini untuk mengetahui penyebaran aspek
komunikasi dimana mengukur keefektivitasan dari pemanfaatan sosial media
khususnya penggunaan Instagram sebagai media komunikai instansi kepada
publiknya.

4.1.1. Kegunaan Teoritis

Setelah melakukan penelitian ini dimana didukung dengan data-data yang


akurat sehingga kebenaran penelitiannya dapat diterima, maka harapan penulis
hasil penelitian ini dapat menjadi pengembangan teoritis sebagai bahan rujukan
tentang pemanfaatan sosial media Instagram sebagai media komunikai instansi
kepada publiknya bagi peneliti selanjutnya dan berguna bagi masyarakat,
khususnya lembaga tempat penelitian dilakukan.

4.1.2. Kegunaan Praktis

Bagi Peneliti

Manfaat penelitian ini bagi peneliti adalah untuk mengetahui gambaran secara
langsung di lapangan mengenai fenomena implementasi dari komunikasi publik
khususnya pemanfaatan sosial media Instagram oleh sebuah Lembaga/instansi.
Serta manfaat dari penelitian ini sebagai bentuk pelajaran dan pengalaman bagi
peneliti dalam mengimplementasikan teori komunikasi publik di masa yang akan
datang.

Bagi Mahasiswa

Melalui penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat untuk mahasiswa sebagai sumber
atau rujukan penelitian selanjutnya. Selain itu sebagai bentuk pengaplikasian ilmu
yang sudah didapatkan untuk menjalankan suatu penelitian.

Bagi Masyarakat

Fenomena yang terjadi dari penelitian ini adalah bagaimana menerapkan proses
komunikasi kepada publik melalui pemanfaatan sosial media sebagai media
komunikasi. Terdapat beberapa dampak atau pengaruh yang diterima oleh publik
dan bagaimana keefektivitasan program tersebut. Maka diharapkan melalui
penelitian ini bisa memberikan dampak yang lebih baik untuk masyarakat dalam
hal menginformasikan, melayani dan membentuk opini public yang lbaik terhadap
Lembaga/instansi.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Kajian Pustakan


A. Humas
a) Pengertian Humas
Humas adalah bagian, divisi atau seksi dari sebuah lembaga atau
organisasi yang berfungsi menjalin komunikasi dan kerjasama dengan
publik dan pihak-pihak terkait dengan lembaga tersebut. Grunig dan
Hunt (1984) dalam Managing Public Relations mengartikan humas
sebagai “praktik mengelola penyebaran informasi antara individu atau
organisasi dan masyarakat.
Definisi humas secara umun adalah fungsi manajemen yang
membantu mencapai tujuan organisasi, mendefinisikan filosofi dan
memfasilitasi perubahan organisasi. Praktisi Humas berkomunikasi
dengan semua orang baik di publik internal dan eksternal yang relevan
untuk mengembangkan hubungan positif dan untuk menciptakan
konsistensi antara tujuan organisasi dan harapan masyarakat.
Humas adalah proses komunikasi strategis yang digunakan
perusahaan, individu dan organisasi untuk membangun hubungan yang
saling menguntungkan dengan publik. Seorang spesialis humas
menyusun rencana komunikasi khusu dan menggunakan media
langsung dan tidak langsung untuk menciptakan dan memperhatikan
citra merek yang positif dan hubungan kuat dengan audiens target.
Secara sederhana, humas adalah proses strategi mengelola pelepasan
dan penyebaran informasi terkait organisasi kepada publik untuk
mempertahankan reputasi yang baik dari organisasi dan mereknya.
Humas diperlukan di semua lembaga, organisasi, instansi,
perusahaan bahkan kepanitiaan sebuah acara. Humas adalah divisi
khusus dari sebuah lembaga yang menangani bidang informasi,
publikasi dan dokumentasi untuk menciptakan kepercayaan publik
terhadap suatu individu dan organisasi.
Untuk humas dalam pemerintahan juga selayaknya humas dalam
lembaga ataupun organisasi yang berfungsi untuk membangun
pandangan yang positif bagi publiknya. Bagian utama yang
membedakannya terdapat pelaksaan kebijakan publiknya yang
berorientasi pada berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah.
b) Tujuan Humas
Menurut Stainberg tujuan humas adalah menciptakan publik yang
fevoirable tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi
yang bersangkutan. Empat orang ahli lainnya yakni Marshall Etal dalam
Public Administration merumuskan tujuan humas secara berikut:
● Secara positif, yaitu berusahan untuk mendapatkan dan
menambah penilaian dan goodwill suatu organisasi atau
badan.
● Secara definitife, yaitu berusaha untuk membela diri
terhadap masyarakat yang bernada negatif bila mana
diserang dan serangan itu kurang wajar.
Adapun menurut Kusumastuti tujuan humas adalah terjaga dan
terbentuknya kognisi, afeksi dan perilaku positif publik terhadap
organisasi atau lembaga. Dengan demikian, rumusan yang paling tepat
mengenai tujuan humas adalah sebagai berikut:
● Terpelihara dan terbentuknya saling pengertian (aspek
kognisi), adalah membuat publik dan organisasi/lembaga
saling mengenal dan kemudian tugasnya mempertemukan
dua kepentingan untuk saling pengertian.
● Menjaga dan membentuk saling percaya (aspek afeksi),
adalah lebih pada tujuan emosi, yakni pada sikap saling
percaya (mutual confidence).
● Memelihara dan menciptakan kerjasama (aspek
psikomotoris), adalah dengan komunikasi diharapkan akan
terbentuknya bantuan dan kerjasama nyata. Artinya, bantuan
dan kerjasama ini sudah dalam bentuk perilaku atau
termanifestasikan dalam bentuk tindakan tertentu.
Mengacu apda beberapa tujuan diatas, dapat dikatakan bahwa
setelah pengetahuan, emosi disentuh maka selanjutnya perilaku positif
dapat diraih. Dan pada akhirnya, semua itu kembali pada tujuan yang
lebih besar yakni terbentuknya citra yang positif terhadap organisasi
lembaga dimana humas itu berada.
c) Tugas dan Fungsi Humas
Tugas dan fungsi humas paling umum adalah penyusunan dan
penyebarluasan informasi, dokumentasi, publikasi dan protokkoler.
Aktivitas humas seperti publikasi dan hubungan media diarahkan pada
peningkatan dukungan, bantuan dan partisipasi publik dalam bentuk
sarana, prasarana, tenaga dan dana untuk memudahkan pencapaian
tujuan organisasi.
Humas hendaknya melibatkan publik dalam penyelesaia berbagai
masalah yang dihadapi oleh organisasi. Humas juga membuat dan
mengembangkan pencitraan yang baik untuk organisasi dan kepada
para pimpinan atau stakeholder dengan sasaran terjalinnya hubungan
yang baik antara publik internal dengan publik eksternal.
Menurut Frank Jefkins, tugas dan fungsi humas terkait dengan
manajemen krisis, penerbitan, pencitraan dan masalah keuangan.
Semua organisasi pasti pernah mengalami masa krisis sehingga
dibutuhkan adanya persiapan dalam mengatasinya. Divisi humas akan
bermanfaat sebagai tim manajemen krisis dalam organisasi yang
berhubungan dengan masyarakat.
Humas juga bertugas menciptakan identitas perusahaan. Tugas ini
sangat penting karena menyangkut semua aspek organisasi secara
keseluruhan dan merupakan bagian penting dari semua jenis
komunikasi dalam organisasi. Beberapa organisasi membutuhkan
humas yang berhubungan dengan pemerintah, parlemen dan birokrat di
intansi pemerintah. Organisasi juga membutuhkan konsultan humas
yang khusus beraktivitas pada bidang keuangan dan operasional bisnis
sebuah perusahaan. Aktivitas tersebut dilakukan untuk mendukung
rencana perusahaan klien agar turut serta di bursa saham atau
memberikan dukungan saat membuat laporan keuangan tahunan.
d) Peran Humas
Peran humas tentu sangat krusial bagi sebuah organisasi. Humas
memiliki peran dalam menciptakan citra baik dalam sebuah organisasi,
mengkomunikasikan segala bentuk informasi tentang organisasi baik
kepada publik, klien atau para pemangku kepentingan (stakeholder).
Bisa dikatakan bahwa seorang humas adalah wajah dari organisasi itu
sendiri, humas harus memahami secara detail seluk-beluk dan segala
informasi yang terkait dengan organisasi. Selain itu, humas juga
membawa citra dari organisasi itu sendiri sehingga ini harus tercermin
dari tampilan dan tata bahasa yang teratur.
Seorang humas harus mampu menciptakan poin positif sehingga
akan dapat meningkatkan citra positif sebuah organisasi di mata publik.
Divisi humas akan selalu berkaitan dengan dunia luar sehingga akan
lebih banyak menghabiskan kegiatan dilapangan. Humas juga bertugas
mengedukasi kepada publik serta memperkenalkan kelebihan serta
keunggulan sebuah organisasi. Kesuksesan sebuah organisasi sangat
ditentukan oleh keberhasilan seorang humas dalam mempertahankan
reputasi, citra positif di masyarakat. Berikut ini peran humas dalam
menjaga hubungan antara organisasi dengan stakeholder, yaitu:
• Strategi komunikasi publik
Humas memiliki tugas penting dalam menyampaikan
informasi mengenai organisasi kepada stakeholder yang
terkait dan publik. Setiap bagian humas akan dilengkapi
dengan contact center yang memungkinkan untuk menerima
keluhan dan merupakan tempat dimana publik bisa
memperoleh informasi lengkap mengenai organisasi.
• Mengelola keadaan darurat
Keadaan darurat tentu sangat tidak diharapkan namun bisa
terjadi kapan saja, hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya
isu-isu negatif yang berkembang baik di dalam organisasi
hingga diketahui oleh publik. Hal seperti ini akan merusak
citra organisasi dimata publik, oleh karena itu oeras humas
dalam organisasi adalah meredam dan mengatasi kondisi
darurat tersebut agar tidak semakin berkembang ke arah
perpecahan dalam organisasi dan mengembalikan citra
positif organisasi dimata publik.
• Hubungan media
Humas dan media akan saling bersinggungan, apalagi bila
ada perkembangan terbaru mengenai jalannya organisasi
yang sudah tentu para awak media akan terlibat. Untuk itu
humas memegang peranan sebagai pengelola hubungan
dengan para media, humas harus bekerja sama dengan media
untuk bisa menyiarkan perkembangan organisasi seluas-
luasnya. Dengan demikian tentu nama organisasi yang
dikelola akan lebih dikenal baik oleh publik.
• Menjangkau kegiatan
Humas terkadang melibatkan diri dalam sebuah kegiatan
dengan membawa brand organisasi, hal semacam ini tentu
akan semakin memberikan pengaruh positif pada citra
organisasi. Banyak organisasi yang menjadi sponsor-
sponsor kegiatan, tentunya hal ini juga merupakan bagian
dari kegiatan organisasi agar lebih dikenal oleh publik
sehingga organisasi bisa berkembang.
• Mengelola media sosial
Media sosial merupakan sebuah sarana bagi humas untuk
bisa menjaring lini massa yang lebih luas dan kompleks.
Dengan didukung teknologi dan jaringan internet yang stabil
tentu membuah akun media sosial untuk dikelola tidaklah
sulit. Sebuah fanpage di media sosial akan membantu humas
untuk lebih bisa berinteraksi dengan pengguna dunia maya.
Oleh karenanya kita harus memaksimalkan media sosial
secara bijak agar citra dan karakter positif organisasi yang
dikelola akan lebih bisa diterima publik.
• Mengetahui dan mengevaluasi opini publik
Seringkali opini publik yang digiring ke arah isu yang
negatif akan bisa membawa dampak buruk bagi citra sebuah
organisasi. Oleh karenanya bagian humas memiliki peran
sebagai pihak yang harus mengetahui isu-isu yang sedang
berkembang dan hangat menjadi perbincangan terutama
yang berkaitan dengan organisasi yang dikelola. Ada
berbagai kepentingan yang bisa menggiring opini publik
menjadi sebuah sinyal bahwa organisasi tersebut sedang dala
kondisi yang tidak stabil. Tentunya dengan peran humas
harus secara sigap, cepat, tanggap dalam menganalisis dan
mengevaluasi isu yang berkembang.

B. Media Sosial
a) Pengertian Media Sosial
B. K. Lewis dalam karyanya yang berjudul yang berjudul Social
Media and Strategic Communication Attitudes and Perceptions among
College Students yang terbit pada tahun 2010 menyatakan, bahwa
media sosial merupakan suatu label yang merujuk pada teknologi
digital yang berpotensi membuat semua orang untuk saling terhubung
dan melakukan interaksi, produksi dan berbagi pesan.
Selanjutnya pada tahun 2010, Chris Brogan dalam bukunya yang
berjudul Social Media 101: Tactics and Tips to Develop Your Business,
menyebutkan bahwa sosial media adalah suatu perangkat alat
komunikasi yang memuat berbagai kemungkinan untuk terciptanya
bentuk interaksi gaya baru.
Sementara itu, Dave Kerpen dalam bukunya yang bertajuk Likeable
Social Media yang terbit pada tahun 2011 mengemukakan bahwa media
sosial memiliki definisi sebagai suatu tempat kumpulan gambar, video,
tulisan hingga hubungan interaksi dalam jaringan, baik itu antar
individu maupun antar kelompok seperti organisasi.
b) Fungsi Media Sosial
Sebagai salah satu platform digiral yang paling banyak digunakan
saat ini, media sosial berhasil menghubungkan hampir setiap orang yang
memiliki akses internet. Berikut ini adalah fungsi-funsi media sosial,
diantaranya:
• Komunikasi
Fungsi utama dari media sosial tentunya adalah komunikasi.
Sebelum berkembang hingga seperti ini, media sosial pada
awalnya hanya berfokus pada membangun ekosistem
komunikasi yang baik bagi pengguna. Namun, seiring
dengan berkembangnya internet dan teknologi. Media sosial
lebih dari hanya komunikasi, media sosial telah menjadi
dunia kedua bagi manusia di seluruh belahan dunia untuk
berkumpul dan berinteraksi.
• Branding
Setelah berhasil membangun tempat berkumpul untuk
seluruh manusia dari berbagai belahan dunia, media sosial
selalu berkembang dan menyediakan berbagai keburuhan
dari manusia, salah satunya branding. Branding adalah cara
seseorang dalam membangun sebuah citra di mata banyak
orang.
• Tempat Usaha
Setelah berhasil menyediakan komunikasi dan branding,
sosial media perlahan berkembang sehingga membuat setiap
penggunanya dapat membangun sebuah usaha dalam
jaringan atau online. Sebagai tempat usaha 24 jam, media
sosial terbukti sangat memudahkan penggunanya untuk
membangun suatu bisnis secara maya.
• Marketing
Sebagai platform yang hampir digunakan oleh manusia,
sekarang ini media sosial berhasil menciptakan layanan yang
memudahkan pebisnis untuk mengenalkan dan menjangkau
lebih banyak konsumen. Cara ini terbukti efektif untuk
meningkatkan keuntungan dan memudahkan pengguna
untuk mendapatkan kebutuhannya.
c) Manfaat Media Sosial
Berikut ini adalah manfaat dari media sosial, diantaranya:
• Sarana belajar, mendengarkan dan menyampaikan
Beberapa platform media sosial yang sekarang tersedia
untuk pembelajaran, mulai dari mencari berbagai informasi,
data hingga isu yang sedang hangat di masyarakat. Selainitu,
media sosial juga dapat untuk berbagi informasi kepada para
pengguna lainnya, baik teman di dunia nyata maupun di
dunia maya.
• Sarana dokumentasi, administrasi dan integrasi
Beberapa fitur dalam sosial media pada dasarnya adalah
sebuah tempat untuk menyimpan berbagai konten mulai dari
profil, informasi, reportase, kejadian, rekam peristiwa
sampai pada hasil riset-riset kajian. Tidak hanya itu, manfaat
dari media sosial dapat membuat blog organisasi, melakukan
integrasi berbagai lini pada suatu perusaahn, membagikan
konten yang relevan sesuai target masyarakat dan efektivitas
operasional organisasi.
• Sarana perencanaan, strategi dan manajemen
Media sosial bisa berubah menjadi salah satu senjata yang
digunakan untuk melancarkan perencanaan dan strateginya,
misalnyna, untuk melakukan promosi, mencari konsumen,
menjajaki pasar, mendidik publik hingga mengumpulkan
tanggapan dari para konsumen atau masyarakat.
• Sarana kontrol, evaluasi dan pengukuran
Media sosial sendiri dapat digunakan untuk melakukan
kontrol terhadap organisasi sekaligus melakukan evaluasi,
mulai dari perencanaan strategi. Selain itu, sosial media juga
dapat mengolah data terkait tanggapan masyarakat dan pasar
sebagai alat ukur, kalibrasi dan parameter untuk evaluasi.
d) Instagram
Aplikasi Instagram lahir pada tanggal 6 Oktober 2010 yang
merupakan jejaring sosial media berbagi foto dan rilis perdana di Apple
App Store. Aplikasi ini berawal dari gagasan yang dibawa Kevin
Systrom dan Mike Krieger. Keduanya merupakan lulusan dari Stanford
University, Amerika Serikat. Pengalaman kerja di Twitter dan Google
membuat mereka ingin mengembangkan usahanya sendiri dan berawal
dari pengalaman tersebut keduanya kemudian mengembangkan Burbn
yang merupakan proyek pengembangan aplikasi berbasis lokal yang
dipadukan dengan fotografi mobile dan saat ini dinamakan Instragram.
Aplikasi Instagram sudah berkembang pesat, terlebih lagi pada tahun
2021 menghadirkan fitur baru yaitu “reels” yang meniru aplikasi
Tiktok. Sebelum ada reels, Instagram sebelumnya telah memiliki fitur
video IG yang durasinya hingga 10 menit. Perbedaan reels dan video
IG selain durasi adalah jangkauan reels yang lebih luas dan banyak
penggunanya sehingga fitur ini digandrungi oleh para penggunanya.

2.2. Kajian Teoritis


Penerimaan teknologi media humas pemerintah berkaitan dengan modernisasi
masyarakat. Mengadopsi modernisasi masyarakat yang dikemukakan oleh Daniel
Lerner (1958), praktisi humas pemerintah berperan sebagai Agent of the
Reinvestement. Aspek yang paling penting dalam modernisasi adalah kemauan
untuk mobilitas, baik fisik maupun psikis.
Menurut Komarudin (2004:34) dalam Reformasi Humas Pemerintahan, humas
pemerintahan adalah segenap tindakan yang dilakukan oleh suatu instansi dalam
usahan membina hubungan dengan masyarakat dan membina martabat instansi dari
pandangan masyarakat dalam memperoleh pengertian, kepercayaan, kerjasama dan
dukungan dari masyarakat dalam pelaksanaan tugas pokok, fungsi peran,
tanggungjawab dan wewenang.
Adapun menurut Suprawoto (2018:50) dalam Government Public Relations
Perkembangan dan Praktik di Indonesia menawarkan definisi Government Public
Relations adalah aktivitas lembaga negara dan/atau individu yang melaksanakan
fungsi manajemen dalam bidang komunikasi dan informasi kepada publik,
pemangku kepentingan (stakeholder), serta kepada publik.
Humas Pemerintahan adalah salah satu dari banyak strategi yang dapat
digunakan oleh pemerintah untuk meningkatkan dialog kebijakan dengan
publiknya. Meskipun dalam humas serung memiliki bias perusahaan yang tidak
membahas konsekuensi politik secara rinci, satu aspek yang saling tumpang tindih
antara keduanya adalah jenis masyarakat yang bisa mereka tarik. Humas
pemerintah juga perlu secara terus-menerus memberikan pemahaman kepada
publik tentang informasi kebijakan dan program yang dibuat oleh pemerintah dan
juga harus menerima masukan dari setiap kebijakan dan program tersebut, serta
menjaring aspirasi publik.
Dalam Perspectives of Communication in The Australian Public Sector karya
Leanne Glenny (2008:154-155) dijelaskan The term “government communication”
is not always adopted in these discussions, with some referring to public
information, public or administrative communication or government public
relations. Disini humas pemerintah dijelaskan dengan komunikasi pemerintah yang
menjelaskan mengenai komunikasi publik yang dijalankan humas pemerintah
kepada publik atau masyarakat yang berisikan kebijakan dan program yang
memang sudah selayaknya menjadi hak publik untuk mengetahuinya.
Trisnani (2018:166) dalam implementasi E-Government Public Relations
sebagai Peningkatan Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat mengungkapkan implementasi
humas pemerintah merupakan program prioritas untuk memastikan masyarakat
mengetahui apa yang dilakukan pemerintah untuk berpartisipasi dalam penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi, untuk memberikan pelayanan publik agar
publik semakin pintar dan cerdas dalam mencerna informasi dari pemerintah.
2.3. Kerangka Pemikiran

PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM


OLEH HUMAS KECAMATAN REGOL
KOTA BANDUNG

Pemanfaatan Media Sosial Instagram

Uses and Gratifications Theory


(Konsep Komunikasi Media Baru)
Blumler and Katz 1974

Memaksimalkan Penggunaan Media Sosial


Dalam Lembaga Pemerintahan
(Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik)
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI
• Penyusunan Program Media Sosial
• Pembuatan Konten untuk Media Sosial
• Distribusi Konten
• Evaluasi Kegiatan Kegiatan Media Sosial Lembaga

Dari bagan di atas, dijabarkan jika peneliti ingin mengetahui pemanfaatan


media sosial yang dilakukan oleh Humas Pemerintah Kecamatan Regol Kota
Bandung dengan memaksimalkan penggunaan media sosial sebagai media
komunikasi dengan masyarakat. Dalam penelitian ini menggunakan teori uses and
gratifications dengan menjelaskan bagaimana media dapat memenuhi kebutuhan
pribadi dan sosial dari khalayak aktif pengguna media. Dalam teori ini, khalayak
atau pengguna media digambarkan memiliki peranan aktif untuk memilih serta
menggunakan media sesuai motif dan kebutuhannya. Penelitian ini juga merujuk
pada buku Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi KEMKOMINFO dimana
buku ini berisi panduan penggunaan media sosial bagi lembaga pemerintahan
secara maksimal diantaranya pemahaman dasar pengertian media sosial, langkah-
langkah penyusunan program, pembuatan dan distribusi konten, hinggal evaluasi
kegiatan media sosial lembaga pemerintah itu sendiri.
Media sosial adalah fenomena yang telah mengubah interaksi dan komunikasi
individu di seluruh dunia. Belakangan ini, media sosial telah memengaruhi banyak
aspek komunikasi. Jejaring sosial telah menjadi praktik sehari-hari dalam
kehidupan beberapa pengguna. Media sosial memegang peranan penting dihampir
segala lini masyarakat. Mulai dair mengirim pesan, berbagi informasi, hingga
mencari sesuatu informasi yang sedang hangat di masyarakat.
Kehadiran media sosial ditengah masyarakat kini telah memberikan manfaat
yang besar, terlebih lagi di era pandemi seperti sekarang. Media sosial cukup
membantu dalam menghapus jarak antar manusia, sehingga sangat efektif untuk
mempersingkat waktu dalam berkomunikasi. Pada dasarnya media sosial adalah
bagian dari perkembangan internet, hal inilah yang menjadikan semua pengguna
internet dapat melalukan proses penyebaran informasi atau konten kapanpun dan
dimanapun.
Seperti saat ini, keterbukaan akan informasi kepada publik menjadi hal yang
sudah umum adanya. Dalam hal ini humas harus memberikan informasi
berdasarkan fakta dan keakuratan tentang segala informasi dalam sebuah
organisasi. Tentunya dengan penyampaian yang benar dan tetap menjunjung tinggi
etika maka informasi itu akan bisa diterima dengan mudah oleh publik.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian


Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualititatif dimana lebih
menekankan aspek kualitas dari entitas yang diteliti. Penggunaan metode penelitian
kualitatif ini karena kondisi obyek yang akan diteliti alamiah, maka dari itu
dilakukan pengkajian serta penelusuran secara teliti dan lebih mendalam dan bukan
secara numerik.
Penelitian kualitatif dapat dipahami sebagai metode penelitian yang
menggunakan data deskriptif berupa bahasa tertulis atau lisan dari orang dan pelaku
yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif ini dilakukan untuk menjelaskan dan
menganalisis fenomena individu atau kelompook, peristiwa, dinamika sosial, sikap,
keyakinan dan persepsi.
Menurut Sugiyono (2013:1) metode penelitian kualitatif yaitu:
Penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah
(sebagai lawannya adalah eksperimen), dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari generalisasi.
Menurut Moleong (2005:6), penelitian kualitatif yaitu:
Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan
dan lain-lain secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.
Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam
Sugiyono, 2013:9) yaitu:
1. Dilakukan pada kondisi yang alamiah (sebagai lawannya adalah
eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci;
2. Peneliti kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk
kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka;
3. Kualitatif menekankan pada proses daripada produk atau outcome;
4. Peneliti kualitatif melakukan analisis data secara induktif;
5. Peneliti kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati).

3.2. Jenis Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, metode ini berdasarkan tujuan peneliti yang bermaksud untuk
mendapat gambaran tentang Pemanfaatan Media Sosial Instagram Oleh Humas
Kecamatan Regol Kota Bandung.
Metode penelitian deskriptif dalam pendekatan kualitatif merupakan jenis,
desain atau rancangan penelitian yang biasanya digunakan untuk meneliti obyek
penelitian yang alamiah atau dalam kondisi riil (sebagai lawannya adalah
eksperimen). Deskriptif sendiri berarti hasil penelitian akan dideskripsikan secara
terbuka berdasarkan penelitian yang telah dilakukan tanpa menarik suatu
kesimpulan berdasarkan hasil penelitiannya.
Dalam penelitian yang menggunakan metode deskriptif, penelitian tersebut
tidak akan menarik kesimpulan spesifik berdasarkan hitungan statistik yang
diperoleh (untuk menentukan efektivitas suatu tindakan), melainkan hanya
menggambarkan atau membuat simpulan secara umum saja. Dengan kata lain,
penelitian ini hanya menggambarkan atau membuat generalisasi dari data dan fakta
yang ditemukan dalam penelitian.
Menurut Sugiyono (2019:18), metode penelitian deskiptif kualitatif yaitu:
Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang
digunakan untuk meneliti obyek dngan kondisi yang alamiah (sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kuncinya
Menurut Walidin dan Tabrani (2015:77) metode penelitian deskriptif kualitatif
yaitu:
Proses penelitian untuk memahami fenomena-fenomena manusia atau sosial
dengan menciptakan gambaran yang menyeluruh dan kompleks yang dapat
disajikan dengan kata-kata, melaporkan pandangan terinci yang diperoleh dari
sumber informan, serta dilakukan dalam latar setting yang alamiah.
Sifat deskriptif pada penelitian kualitatif berarti penelitian akan berusaha untuk
membuat gambaran umum secara sistematis, akurat dan faktual mengenai suatu
fakta, sifat hingga hubungan antarfenomena yang diteliti. Seperti yang diungkapkan
oleh Nazir (2014:43) bahwa metode penelitian deskriptif adalah suatu metode
dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan untuk
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang terselidiki.
Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang digunakan
dalam penelitian ini, dipilih berdasarkan pertimbangan menganalisis penenlitian
tentang Pemanfaatan Media Sosial Instagram Oleh Humas Kecamatan Regol Kota
Bandung, yang merupakan obyek yang alamiah. Maka dari itu harus dilakukan
pengkajian serta penelusuran secara teliti dan lebih mendalam dan bukan menarik
secara umum atas hasil yang didapatkan.
3.3. Prosedur Pengumpulan Data
Secara teoritis prosedur pengumpulan data dalam penelitian kualitatif peneliti
menggunakan model Lincol & Guba (1985) melalui tiga cara yaitu: observasi
berperan serta, wawancara, pengkajian dokumen. Sesuai dengan teori tersebut
maka peneliti akan menggabungkan ketiga cara pengumpulan data dengan teknik
dan sasaran sebagai berikut:
1. Observasi Berperan serta
Observasi berperan serta adalah untuk mengungkapkan makna suatu
kejadian dari setting tertentu, yang merupakan perhatian esensial penelitian
kualitatif. Observasi berperan serta dilakukan untuk mengamati obyek
penelitian, seperti tempat khusus sebuah organisasi, sekelompok orang atau
beberapa aktivitasnya. Pengamatan (obsever) dalam berlangsungnya observasi
dapat berperan sebagai pengamat yang hanya semata-mata mengamati dengan
tidak ikut berpartisipasi dalam kegiatan subjek. Di sisi lain, pengamat dapat
berperan serta dalam kegiatan subjek dengan sedikit terdapat perbedaan antara
peneliti dengan subjek.
Dalam melakukan observasi berperan serta, peneliti membuat langkah-
langkah untuk mempermudah melakukan obervasi dengan cara:
• Mengamati pelaksanaan pemanfaatan media sosial Instagram yang
dilakukan oleh Humas Kecamatan Regol Kota Bandung.
• Mengamati pengelolaan media sosial Instagram yang dilakukan oleh
Humas Kecamatan Regol Kota Bandung.
• Mengamati faktor pendukung dan penghambat dalam pengelolaan
media sosial Instagram di Kantor Kecamatan Regol Kota Bandung.
2. Wawancara
Wawancara adalah sumber data dan informasi yang dilakukan dengan
tujuan penggalian informasi tentang fokus penelitian. Selain menggunakan
teknik observasi berperan serta, teknik wawancara dapat digunakan unntuk
mengumpulan data. Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua
orang atau lebih, pertanyaan diajukan oleh seseorang yang berperan sebagai
pewawancara. Adapun langkah-langkah untuk mempermudah wawancara
peneliti melakukan cara berikut:
• Membuat persiapan pedoman wawancara secara sistematis tentang
pola kepemimpinan Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Regol
Kota Bandung dalam pengelolaan media sosial Instagram Kecamatan
Regol Kota Bandung.
3. Studi Dokumen
Pengkajian dokumen biasa disebut teknik pengumpulan data yang tidak
langsung ditujukan kepada subjek penelitian dalam rangka memperoleh
informasi yang terkait objek penelitian. Dokumen merupakan catatan peristiwa
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan atau karya-karya
seseorang. Pengkajian dokumen merupakan pelengkapan dari penggunaan
metode observasi berperan serta dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
Dalam penelitian kualitatif pengkajian dokumen berupa arsip, foto dan
dokumen penting yang diperlukan peneliti mencari data yang mendukung
keabsahan data peneliti. Pengkajian dokumen dilakukan dengan melihat arisp-
arsip di Kantor Kecamatan Regol Kota Bandung yaitu: dokumen profil
Kecamatan, daftar susunan kepegawaian, dokumen sarana dan prasarana, daftar
kegiatan yang dilakukan para pegawai dan dokumen-dokumen lainnya.
3.4. Lokasi dan Jadwal Penelitian
3.4.1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah penelitian yang akan
dilakukan. Adapun tempat penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di
Kantor Kecamatan Regol Kota Bandung dan Bapak sebagai informan intinya
adalah Kepala Seksi Pemerintahan Kecamatan Regol Kota Bandung.

3.4.2. Waktu Penelitian

Adapun penelitian ini dilakukan dalam waktu 3 bulan, yaitu sejak September
hingga Desember 2022
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Penyusunan Program Media Sosial pada Humas Kecamatan Regol Kota
Bandung

Seiring berjalannya waktu, posisi hubungan kemasyarakatan (humas)


dalam sebuah organisasi atau perusahaan telah bergerak ke arah yang lebih
dinamis yakni bukan hanya sebagai image maker tapi juga difungsikan menjadi
sebuah bagian yang cukup penting dalam fungsi manajemen.
Hal ini diperkuat dengan definisi public relations menurut Scott M Cutlip,
Allen H Centre dan Glen M Broom dalam buku, Effective Public Relation.
Dikatakan bahwa, public relations merupakan profesi yang sangat penting
dalam suatu organisasi, karena public relations merupakan penengah antara
internal (organisasi) dan eksternal (publik) yang mana jika tidak memahami
salah satu aspek dalam internal atau eksternal akan memengaruhi kesuksesan
atau kegagalan organisasi tersebut.
“Humas pada dasarnya merupakan sebuah fungsi manajemen yang menilai
sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan dan tata cara seseorang ataupun
organisasi demi kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu
program kegiatan untuk meraih dukungan publik (Scott M Cutlip, Allen H
Centre and Glen M Broom, 1982).”
Selain definisi yang dikemukakan oleh Cutlip, Allen H Centre dan Glen M
Broom, Frank Jefskin juga mengemukakan definisi humas yang
memperlihatkan pengertian humas yang tidak hanya sebagai mesin pembentuk
citra dalam sebuah perusahaan ataupun instansi.
Ada empat langkah dan proses yang dilakukan Humas Kecamatan Regol
Kota Bandung dalam melaksanakan Penyusunan program media sosial.
Adapun empat langkah tersebut adalah:
1. Fact Finding and Feedback (Riset Penemuan Fakta)
Pada tahapan ini dilakukan penemuan fakta di lapangan atau hal-hal yang
berkaitan dengan opini, sikap, dan reaksi publik dengan kebijaksanaan pihak
organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Setelah menemukan fakta di
lapangan, maka data, fakta, dan informasi tersebut dievaluasi untuk dapat
dijadikan pedoman pengambilan keputusan berikutnya.
Pada tahapan ini yang paling diperlukan adalah kepekaan humas dalam
mendengarkan dan menemukan fakta yang berhubungan dengan kepentingan
perusahaan atau organisasi. Tahap ini juga dinamakan tahapan analisis
situasi.
2. Planning and Programming
Tahapan perencanaan dan penyusunan program kerja merupakan upaya yang
dilakukan untuk menentukan langkah selanjutnya yang sejalan dengan
kepentingan publik.
3. Action and Communicating
Proses ini merupakan tidak lanjut setelah melakukan perencanaan. Humas
harus bisa melakukan tindakan berdasarkan rencana matang yang sudah
dibuat. Tindakan dilakukan sesuai fakta yang ada sehingga dapat
menyampaikan pesan efektif yang bisa mempengaruhi opini publik
4. Evaluation
Evaluasi merupakan tahap penilaian hasil dari riset awal hingga perencanaan
program, serta keefektifan dari proses manajemen dan bentuk komunikasi
yang digunakan. Tahapan ini dikatakan sebagai tahap penafsiran hasil kerja.

4.2. Proses Pembuatan Konten untuk Media Sosial Kecamatan Regol Kota
Bandung
Proses pembuatan konten pada media sosial Instagram Pemerintah Kecamatan
Regol Kota Bandung dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pra produksi, produksi, pasca
produksi. Tahap pra produksi meliputi rapat divisi, penyusunan timetable dan
melakukan persiapan. Tahap produksi meliputi peliputan, pembuatan desain grafis,
pembuatan caption, serta hashtag dan keyword performance. Tahap pasca produksi
meliputi pengunggahan konten ke media sosial Instagram Kecamatan Regol Kota
Bandung, pelaksanaan monitoring, evaluasi, serta pelaporan kegiatan pengelolaan
komunikasi publik, dan pelaporan kegiatan publikasi media sosial. Sebuah proses
produksi pembuatan konten media sosial yang dilakukan oleh seluruh tim media
sosial tidak selalu berjalan dengan lancar, karena adanya hambatan. Hambatan
tersebut seperti tidak disediakan kuota khusus untuk tim media sosial, perangkat
kurang dalam segi spesifikasinya, dan tim media social kesulitan memperoleh data
pada satu tema konten.
Pada saat melakukan wawancara di Humas Kecamatan Regol Kota
Bandung, tugas utama adalah membuat desain flyer untuk mempublikasikan
informasi atau hal-hal yang berkaitan dengan Kecamatan Regol Kota Bandung
ke media social Instagram. Informasi yang dimuat ke dalam desain flyer yang
di buat salah satunya yaitu pengucapan atas peringatan hari besar dan hari
penting nasional. Humas Kecamatan Regol Kota Bandung secara rutin
memperingati hari penting dan hari besar nasional berdasarkan tanggal yang
ditetapkan, karena Humas Kecamatan Regol Kota Bandung merupakan instansi
pemerintah non-departemen, sehingga dirasa kurang jika tidak memperingati hari
penting dan hari besar nasional.
Kegiatan Designer Flyer Pada Humas Kecamatan Regol Kota Bandung adalah
sebagai berikut :
1. Mencari Bahan / Gambar Untuk Membuat Desain Flyer
Untuk membuat desain flyer, hal yang pertama yang dilakukan adalah
mencari gambar sebagai bahan untuk mendesain flyer. Peneliti mencari gambar
sesuai tema desain yang akan di buat, sebagai contoh ketika peneliti ingin
membuat desain flyer tentang hari kesaktian pancasila. Peneliti menuliskan kata
kunci tersebut untuk mencari gambar mengenai hari kesaktian pancasila dengan
menggunakan mesin pencari (search engine) google. Lalu peneliti memilih
gambar sebagai contoh gambar monument pancasila dan bendera Indonesia
sebagai bahan desain flyer. Gambar yang akan digunakan untuk mendisain
flyer lalu di download ke harddrive komputer.
Kegiatan Humas Kecamatan Regol Kota Bandung tidak hanya mendesain flyer,
tetapi juga sempat membuat jenis desain lainnya seperti poster, x-banner dan
juga mengedit video.
2. Mendesain Flyer Menggunakan Aplikasi Adobe Photoshop
Banyak aplikasi yang dapat digunakan untuk mendesain. Salah satunya
adalah Adobe Photoshop. Peneliti menggunakan Adobe Photoshop karena
kebetulan merupakan aplikasi yang telah dikuasai oleh peneliti.
3. Mengirim Hasil Desain Flyer Ke Tim Publikasi
Setelah desain diterima dan disetujui, oleh tim publikasi kemudian keesokan
harinya dishare melalui media sosial Instagram.

4.3. Pertimbangan-pertimbangan yang Perlu Siambil terkait Pendistribusian


Konten di Media Sosial yang Dilaksanakan Humas Kecamatan Regol Kota
Bandung
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Permenpan) Nomor 83 Tahun 2012,
secara sederhana perencanaan media sosial dapat dilakukan dengan metode People
- Objectives - Strategy - Technology (POST).
Ada beberapa pertimbangan yang perlu ditinjau terlebih dahulu supaya strategi
yang diterapkan dalam masing-masing program media social dapat memberikan
hasil yang optimal.
Pertimbangan pertama yang dibutuhkan dalam pembuatan konten media social
adalah batasan yang diberikan oleh masing-masing kanal media sosial terhadap
masing-masing jenis konten. Perlu diingat kembali bahwa masing-masing kanal
nakan terus melakukan pengembangan fitur dan layanan, oleh karena itu tim media
sosial harus cepat beradaptasi terhadap pembaharuan yang terjadi di masing-masing
kanal media sosial.
Pertimbangan-pertimbangan yang perlu diambil terkait pendistribusian konten
di media sosial. Beberapa pertimbangan yang dapat mempengaruhi efektivitas
penyebaran konten media sosial antara lain waktu dan frekuensi penayangan,
optimalisasi kata kunci, iklan hingga cara penanganan akun media sosial itu sendiri.
Namun sebelum hal-hal tersebut dibahas, langkah pertama yang perlu dipahami
terkait pendistribusian konten adalah mempersiapkan akun media sosial itu sendiri.
4.4. Langkah-langkah yang Perlu Diperhatikan dalam Proses Evaluasi
Kegiatan Media Sosial Kecamatan Regol Kota Bandung
Evaluasi Secara harfiah berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti
penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut
Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai "The process of
delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision
alternatives". Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh,
dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif
keputusan.
• Evaluasi memerlukan desain studi/penelitian
• Evaluasi terkadang membutuhkan kelompok kontrol atau kelompok
pembanding
• Evaluasi melibatkan pengukuran seiring dengan berjalannya waktu
Tujuan Evaluasi, Mengkaji apakah kegiatan yang dijalankan sesuai dengan
rencana mengidentifikasi masalah yang muncul agar dapat diatasi dengan
mempertimbangkan apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sesuai
untuk mencapai tujuan program (evalausi efektifitas dan cost effectiveness).
Kaitan Monitoring dan Evaluasi adalah evaluasi merupakan lanjutan kegiatan
monitoring yang digunakan untuk pelaksanaan program Monitoring bersifat
spesifik program sedangkan Evaluasi tidak, hanya dipengaruhi oleh program itu
sendiri, melainkan varibel-varibel dari luar.
Praktisi public relations Divisi Media Humas Kecamatan Regol Kota Bandung
melakukan rangkaian proses evaluasi terhadap aktivitas poster/konten dalam dua
bagian yaitu evaluasi informal dan evaluasi formal.
Proses evaluasi secara informal adalah evaluasi atau proses tindak lanjut yang
dilakukan secara lebih santai dan biasanya dalam bentuk obrolan ringan. Aspek
yang dibahas dalam proses evaluasi informal meliputi suasana media social seperti
jangkauan atau impresi yang sudah diciptakan untuk para pengguna/netizen dan
lain sebagainya.
Sementara itu, evaluasi yang dilakukan secara formal merupakan proses
evaluasi atau tindak lanjut yang dilakukan oleh praktisi public relations Humas
Kecamatan Regol Kota Bandung yang lebih mengarah pada aspek-aspek prioritas
utama yang diinginkan oleh jajaran top Humas Kecamatan Regol Kota Bandung
untuk dilaporkan.
Tujuan Evaluasi, Mengkaji apakah kegiatan yang dijalankan sesuai dengan
rencana mengidentifikasi masalah yang muncul agar dapat diatasi dengan
mempertimbangkan apakah pola kerja dan manajemen yang digunakan sesuai
untuk mencapai tujuan program (evalausi efektifitas dan cost effectiveness).
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian terkait Pengelolaan Media Sosial Instagram oleh


Humas sebagai Media Informasi Publik pada Humas Kecamatan Regol Kota
Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Humas Kecamatan Regol sebagai
lembaga yang mengelola akun sosial medai instagram kec-regol dan kecamatan-
regol dalam penyampaikan pesan, Humas Kecamatan Regol menyampaikannya
dalam bentuk foto, video, dan infografis, yang disertai dengan keterangan ataupun
rilis guna memperjelas maksud dan isi dari video, foto, dan infografis tersebut.
Dalam pengemasan pesan, Kecamatan Regol berpegang pada komitmen
untuk menyampaikan informasi yang faktual, dan dapat dipertanggungjawaban
kebenarannya. Selain untuk menagkal hoaks, juga menegaskan posisi dan
kredibilitas Kecamatan Regol Kota Bandung. Dalam hal respons, instagram
Kecamatan Regol menanggapi segala komentar yang ada semaksimal mungkin,
terutama komentar yang berisi pertanyaan ataupun yang meminta kepastian terkait
informasi yang kita bagikan, serta meluruskan komentar yang isinya salah paham
atau keliru dalam menangkap pesan yang disampaikan Kecamatan Regol.
Terkait hubungan yang terbentuk antara Kecamatan Regol melalui akun
instagramnya dan para pengikutnya, berjalan cukup baik. Hal ini ditandai dengan
aktif dan terbukanya aktivitas komentar dari masyarakat dan respon dari Kecamatan
Regol pada postingan Instagram. Kecamatan Regol juga membentuk
kolaborasi/Kerjasama dengan akun instagram lainya guna memperkaya relasi dan
konten, maupun informasi yang dapt dibagikan.
Guna memempertahankan hubungan yang baik denga khalayak dan
pengikutnya, Kecamatan Regol memiliki beberapa inovasi yang telah diterapkan
seperti aktif menggunakan bahasa Sunda dalam membuat postingan, ataupun
membalas komentar para follower. Selain itu, Kecamatan Regol juga membuat
postingan dalam beberapa varian seperti video, infografi, dokumentasi kegiatan,
dan foto, serta insta story, yang membuat tampilan postingan akun Kecamatan
Regol tidak monoton.
Akun instagram Kecamatan Regol juga melakukan kolaborasi dengan akun
instagram instansi pemerintahan lainnya, dan para penggiat instagam, guna
merangkul follower yang lebih banyak lagi. Walaupun begitu, masih dijumpai ada
fase dimana akun Instagram Kecamatan Regol nihil aktivitas dalam rentan waktu
beberapa hari dari aktivitas terakhir. Selain itu juga kurangnya dukungan perangkat
dan dana cukup menghambat aktivitas pengelolaan akun instagram Kecamatan
Regol tersebut.

5.2. Saran
Sebagai penutup dari proses penulisan ini, penulis mencoba membrikan saran
ataupun masukan terkait masalah yang penulis angkat, sesua dengan kemampuan
penulis. Berikut beberapa saran dari penulis:
1. Kecamatan Regol harus meningkatkan dukungan dan perhatian terhadap
pengelolaan akun instagram Kecamatan Regol agar dapat berjalan lebih
maksimal lagi
2. Kecamatan Regol harus lebik konsisten dan aktif dalam membuat postingan dan
merespon komentar.
3. Peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya, kiranya dapat kembali
mengangkat topik ini melalui sudut pandang yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunta, Suharsimi. 1988. pengelolaan kelas dan siswa. Jakarta: Rajawali

Effendi, Onong Uchjana. 2013. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung:
Remaja Rosdakrya.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Butterick, Keith. 2012. Pengantar Public Relations Teori dan Praktik. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.

B Solis. 2010. Engage: The Complete Guide For Brands And Businesses To
Build, Cultivate And Measure Success In The New Web. New Jersey:
John Wiley & Sons inc.

Cagnara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi. Jakarta : Rajawali


Pers.

Febrian, Jack. 2006. Menggunakan Internet, Bandung: Informatika.

Handayaningrat, Soewarno. 1997. Pengantar Studi Administrasi dan


Management. Jakarta: Gunung Agung.

Hidayat, Dasrun. 2014. Media Public Relations. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Littlejohn Stephen W, Karen A. Foss. 2016. Ensiklopedia Teori Komunikasi


Jilid 2, Terj, Tri Wibowo BS, Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai