Anda di halaman 1dari 50

PROPOSAL TESIS

PENGELOLAAN MANAJEMEN WEBSITE SEBAGAI


MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI OLEH
CYBER PR

(Studi Kasus DRPD Kalimantan Tengah)

Disusun oleh :

Noor Aisya Aulia

NIM.22/501668/PSP/07711

PROGRAM S2 ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS GAJAH MADA


ii

Abstrak
Penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui perencanaan dan pelaksanaan
manajemen komunikasi pada website DRPD Kalimantan Tengah sebagai media
komunikasi dan informasi di era cyber pada system pemerintahan demokrasi.
Tujuan penelitian ini juga untuk mengetahui factor-faktor penghambat dan
pendukungnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif d e s k r i f t i f
dengan peneliti sebagai instrumen utama penelitian, data dan informasi yang
diperoleh dari nara sumber dan didukung dokumen sesuai penelitian lapangan.
Metode pengumpulan data yang dipergunakan yaitu observasi, wawancara,
dokumentasi, dan audio visual. Pada penelitian ini penulis menggunakan
hubungan masyarakat(public relations) yaitu humas pemerintah. Cyber Public
Relations dan website untuk menjelaskan dan mengetahui perencanaan dan
pelaksanaan manajemen komunikasi dan factor-faktor pendukung dan
penghambat website sebagai media komunikasi dan informasi.
Kata Kunci : Cyber Public Relations, Hubungan Masyarakat, Website,
Pemerintah, Media

Abstract
This research was conducted in order to understand the planning and
implementation of communication management on DRPD Central Borneo website
as a communication and information medium in the cyber era in a democratic
government system. The aim of this research is also to determine the inhibiting
and supporting factors. This research uses a descriptive qualitative method with
the researcher as the main research instrument, data and information obtained
from sources and supported by documents according to field research. The data
collection methods used were observation, interviews, documentation and audio
visual. In this research the author uses public relations, namely government public
relations. Cyber Public Relations and websites to explain and understand the
planning and implementation of communication management and the supporting
and inhibiting factors of websites as a medium of communication and
information.
Keywords : Cyber Public Relations, Public Relations, Website, Government,
Media
1

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat mempunyai hak atas kebebasan berpendapat dan akses

terhadap semua informasi di bawah demokrasi, yang merupakan jenis

pemerintahan yang melibatkan masyarakat secara keseluruhan. Selain hak

masyarakat, pemerintah juga harus memberikan informasi secara terbuka dan

jujur. Indonesia termasuk negara yang menganut cara ini. Bagi masyarakat

Indonesia, internet dan media sosial sudah menjadi komponen penting dalam

kehidupan sehari-hari. Era cyber dimulai sebagai akibat dari pesatnya kemajuan

teknologi informasi dalam peradaban modern saat ini. Berdasarkan data survei

yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada

tahun 2017 terdapat 143,26 juta jiwa pengguna internet di Indonesia dari 262

juta jiwa dengan penetrasi sebesar 54,68%. Pengakses internet pada tahun

2017 tumbuh 7,9% dari tahun sebelumnya dan tumbuh lebih dari 600 persen

dalam 10 tahun terakhir.

Keberadaan internet telah mengubah dan memudahkan bagaimana cara

kerja seorang humas seperti dalam menyampaikan informasi ataupun dalam

berkomunikasi dengan public. Ketika humas menggunakan internet, hal tersebut

menjadikannya memiliki peranan yang lebih besar dibandingkan dengan humas di

dunia fisik atau tanpa tergantung dengan perantara seperti wartawan atau media

cetak. Saat ini dunia humas memasuki media baru yang menyediakan suatu

sarana untuk menciptakan adanya dialog dan komunikasi dua arah melalui cyber

public relations.

Humas sendiri memiliki peran dalam menciptakan citra baik organisasi


2

dan mengkomunikasikan segala bentuk informasi mengenai organisasi baik

kepada publik. Bisa dikatakan bahwa seorang humas adalah wajah dari organisasi

itu sendiri. Humas merupakan suatu bagian fungsional dalam rangka tugas

penyebaran informasi dan kebijakan, program dan kegiatan- kegiatan lembaga

pemerintahan kepada masyarakat. (Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara dan Reformasi Birokrasi , 2011).

Dalam era media baru ini, seorang hubungan masyarakat (humas) sangat

berperan penting dalam berkomunikasi. Sebelum adanya era media baru ini humas

yang terjalin memang hanya satu arah saja sehingga bersifat pasif, misalnya

penyampaian berita atau informasi melalui koran yang tidak dapat mendapatkan

respon langsung dari pihak pembaca. Akan tetapi, pada era media baru yang

memasuki cyber public relations ini, akhirnya dapat terbentuk tidak hanya

penyampaian berita atau informasi saja oleh Humas, tetapi Humas pun dapat

langsung berkomunikasi dengan audience melalui media digital tanpa batasan

ruang dan waktu.

Adanya pergeseran atau perubahan pola komunikasi dalam hubungan

masyarakat yang berawal dari komunikasi satu arah pada era humas sebelum

media baru hingga adanya pola komunikasi dua arah pada era media baru

menyebabkan adanya kemajuan dalam dunia humas. Saat ini para humas dapat

menampung berbagai kritik dan saran yang masuk dari pihak ekstrenal kepada

internal kemudian dapat pula di diskusikan secara langsung melalui komunikasi

dua arah baik secara langsung hingga melalui digital, hal ini tentu merupakan

suatu kemajuan yang besar bagi dunia hubungan masyarakat.


3

Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya saat ini sudah banyak

organisasi yang menggunakan media baru serta teknologi internet diantaranya

email, website dalam menjalankan kehidupan sehar-hari, media baru serta

teknologi internet ini sendiri beralih fungsi guna mempermudah kegiatan Public

Relations / humas melalui dunia maya atau sering disebut dengan PR digital yaitu

penyampaian informasi melalui media internet atau disebut dengan Cyber Public

Relations layaknya yang telah dikemukakan diatas (Hidayat, Media Public

Relations, 2014)

Dengan munculnya era cyber seperti sekarang ini, pemerintah sudah

mulai melakukan kegiatan Cyber PR untuk meningkatkan kinerja dan komunikasi

pemerintah kepada masyarakat agar jauh lebih efisien dan efektif daripada

sebelumnya. Adanya media baru yang mendorong Cyber PR ini tentunya

memberikan perubahan pula pada pola komunikasi humas pemerintah Sistem

informasi digunakan oleh pemerintah ialah website yang kemudian menjadi

sarana pemberian informasi, pelayanan publik, meningkatkan partisipasi publik,

mempermudah komunikasi dengan publik, dan lain sebagainya.

Pada dasarnya salah satu bentuk humas ialah humas pemerintah. Menurut

Lattimore dalam Lubis (2012), fungsi utama humas di sektor publik ialah guna

membantu pemerintah menyebarkan pengetahuan tentang lembaga terkait dan

mendorong keterlibatan sosial guna mencapai tujuan organisasi. Selain itu, untuk

meningkatkan saling pengertian antara kedua belah pihak, humas harus mampu

meningkatkan reaksi pemerintah. Selain itu, humas pemerintah (humas) juga

bertujuan untuk mencapai sejumlah tujuan, antara lain menciptakan itikad baik
4

masyarakat, menjalin kontak antara kedua belah pihak, dan menampilkan citra

baik melalui publikasi. Guna meningkatkan reputasi lembaga atau organisasi serta

produk yang dihasilkannya, inilah yang menjadi tujuan utama para praktisi humas

dalam menjalankan fungsi dan tujuan humas semaksimal mungkin.

Salah satu Lembaga yang melaksanakan kegiatan humas ini ialah

lembaga legislatif yang mana dalam hal ini ialah Dewan Perwakilan Rakyat

(DPR) baik tingkat provinsi, kabupaten atau kota, merupakan bagian dalam

tatanan pemerintah yang membutuhkan adanya pemanfaatan teknologi informasi

dalam kegiatan kehumasannya. Sebagai sebuah wakil rakyat, DPR membutuhkan

media – media menggunakan teknologi internet seperti website untuk dapat

menjalin komunikasi dan interaksi dengan masyarakat. Adanya media komunikasi

dengan masyarakat tentu menunjang fungsi Anggota Dewan sebagai bentuk dari

representasi rakyat. Dalam hal ini Anggota Dewan memiliki tugas untuk untuk

menyerap dan menghimpun aspirasi masyarakat.

Kebutuhan komunikasi dua arah (two ways communications) antara

Anggota Dewan dengan masyarakat menuntut adanya implementasi kegiatan

humas secara online. Kebutuhan ini juga didukung oleh kebutuhan masyarakat

terkait penyaluran aspirasi masyarakat kemudian tindak lanjut aspirasi

masyarakat, hingga keputusan akhir setelah pengolahan aspirasi masyarakat. Pada

dasarnya media online sangat amat krusial dimiliki oleh DPRD selaku badan

legislative, hal ini guna untuk memudahkan DPRD dalam mewadahi masyarakat

sehingga para individu tersebut dapat menyampaikan aspirasi kepada Anggota

Dewan tanpa terbatas jarak serta waktu dan masyarakat dapat turut mengetahui
5

tindak lanjutnya dalam forum pembahasan DPRD melalui informasi resmi yang

diedarkan melalui media online salah satunya wesbsite. Disamping itu masyarakat

pun dapat dengan mudah mengetahui dan memperoleh informasi mengenai

kebijakan - kebijakan yang telah diambil berdasarkan hasil pembahasan terkait

aspirasi yang telah disampaikan oleh masyarakat terhadap pihak DPRD.

Distribusi informasi digital menjadikan informasi tersedia lebih cepat,

efisien, dan akurat di era informasi digital modern. Ketergantungan masyarakat

yang semakin besar terhadap ponsel dan perangkat seluler lainnya mengharuskan

organisasi pemerintah membantu memberikan kemudahan akses informasi kepada

masyarakat. Penggunaan situs resmi juga merupakan cara pemerintah

menunjukkan pengetahuannya tentang cara berinteraksi dengan masyarakat dan

cara masyarakat bersosialisasi melalui kegiatan bersama. Hal ini juga yang

membentuk persepsi masyarakat terhadap pemerintahan yang baik.

Tentu saja, teknologi ini dapat digunakan untuk menjaga reputasi anggota

dewan dengan menyediakan data kinerja mereka dan memastikan bahwa

informasi tentang kebijakan yang diambil bersifat transparan. Konsekuensinya,

jelas bahwa lembaga legislatif harus menggunakan cyber PR untuk menyebarkan

informasi guna meningkatkan keterlibatan publik, akuntabilitas, dan keterbukaan.

Teknologi internet dan media online dapat digunakan untuk mencapai

administrasi pemerintahan yang unggul. Tujuan dari tata pemerintahan yang baik

adalah menciptakan dan memelihara hubungan antara masyarakat dan otoritas

publik. (Naumann, 2007)

Di Indonesia masih banyak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)


6

yang belum memanfaatkan media online dan teknologi internet dengan baik.

Berdasarkan data hasil audit website DPRD Provinsi se-Indonesia yang dilakukan

oleh Tunas Indonesia Raya (TIDAR) pada tahun 2011, menyatakan bahwa hanya

18 dari 33 DPRD Provinsi di Indonesia memiliki website yang dapat diakses oleh

masyarakat umum. Beberapa indikator website DPRD Provinsi yang baik menurut

TIDAR adalah adanya pemberitaan teraktual, daftar agenda kegiatan DPRD

teraktual, daftar Peraturan Daerah (Perda), daftar nama serta fungsi komisi, dan

daftar nama anggota DPRD. Hal ini mengakibatkan minimnya informasi

mengenai pelayanan public yang didapatkan oleh masyarakat.

Berdasarkan data hasil audit website DPRD Provinsi se-Indonesia

diketahui bahwa terdapat 4 DPRD Provinsi hal ini didasarkan pada fakta

bahwasanya 4 website DPRD ini merupakan website DPRD yang paling update

dengan pemberitaan kegiatan internal, diantaranya ialah DPRD Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY), DPRD Jawa Timur, DPRD Kalimantan Tengah, dan DPRD

Sulawesi Selatan.

Hasil Data Audit Website DPRD Provinsi se-Indonesia di 4 DPRD


Provinsi Paling Update
Daftar
Daftar
Update Agenda Daftar Teks Nama dan
No Nama Instansi Nama
Pemberitaan Kegiatan Perda Fungsi
Anggota
Komisi
1.
DPRD DIY 24 Oktober 2011 Update Ada Ada Ada
2. DPRD Jawa
Timur 24 Oktober 2011 Tidak Ada Ada Ada Ada

3. DPRD Kalimantan Ada, tetapi


Tengah 24 Oktober 2011 Update tidak lengkap Ada Ada
7

4. DPRD Sulawesi Ada, tetapi


Tengah 24 Oktober 2011 Update tidak lengkap Ada Ada

Berdasarkan data diatas mendasari penulis untuk memutuskan melakukan

analisa manajemen komunikasi terhadap website DRPD Kalimantan Tengah

dikarenakan adanya fakta bahwasanya website yang dimiliki oleh DPRD

Kalimantan Tengah dengan domain www. https://dprd.kalteng.go.id/ merupakan

situs DPRD paling update dalam memberikan informasi mengenai DPRD dan

kegiatan internal kepada masyarakat luas dibandingkan provinsi lainnya. Hal ini

membuktikan bahwasanya adanya manajemen komunikasi yang terus diupayakan

dilaksanakan hingga dapat mencapai optimalisasi yang diinginkan.

Website DRPD Kalimantan Tengah dibuat agar bisa memberikan

informasi terkait mengenai info dewan dan info secretariat DRPD Kalimantan

Tengah. DPRD Kalimantan Tengah berusaha menyediakan saluran komunikasi

melalui situs resmi mereka, dengan tujuan mempermudah akses bagi masyarakat

untuk berinteraksi dengan perwakilan rakyat, dan sebaliknya.

Website tersebut juga menyediakan formulir online apabila masyarakat

memiliki pertanyaan, dengan tujuan untuk mempermudah komunikasi dari

masyarakat kepada DRPD Kalimantan Tengah serta memberikan ruang untuk

menerima masukan dan memberikan tanggapan secara langsung kepada

masyarakat. Metode Cyber Public Relations digunakan oleh DRPD Kalimantan

Tengah menggunakan website sebagai media informasi dan juga komunikasi.

Webiste DPRD memiliki kelebihan berupa adanya upaya pemberian


8

informasi secara rutin dan berkala yang dilakukan oleh pihak DPRD yang

tentunya memberikan banyak manfaat bagi masyarakat salah satunya ialah

masyarakat dapat mengetahui secara nyata hal apa saja yang tengah terjadi pada

tatanan pemerintahan Kalimantan Tengah, hal inipun menunjukan adanya

pelaksanaan tugas DRPD Kalimantan Tengah yang baik dalam menjembatani

pemerintahan dan masyarakat. Selain itu, ada pula penampungan aspirasi yang

disediakan pada website milik DPRD ini sebab pada dasarnya sebagai Lembaga

legislatif sudah seharusnya dan sudah menjadi tugasnya guna menampung dan

menyampaikan segala aspirasi masyarakat. Website inipun menjadi sarana

komunikasi dua arah dengan adanya nomor hotline yang dapat dihubungi serta

sarana chat dengan pihak humas DPRD yang di cantumkan di dalam website.

Akan tetapi, terlepas dari itu semua nyatanya ditemukan pula adanya kekurangan

salah satunya ialah pada Agenda DPRD yang dimuat di laman website yang masih

minim update, DRPD Kalimantan Tengah lebih terfokus kepada memberikan

informasi mengenai berita, artikel, rapat paripurna, aspirasi masyarakat hingga

kunjungan lapangan. Padahal pada kenyataannya, agenda yang hendak dilakukan

DPRD pun baiknya di informasikan secara berkala kepada masyarakat sebagai

bukti adanya keterbukaan antara tatanan pemerintah melalui DRPD Kalimantan

Tengah terhadap masyarakat atas kegiatan-kegiatan pemerintahan yang akan

dilakukan.

Pada dasarnya website kerap kali mengalami permasalahan yang erat

kaitannya dengan pengelolaan website itu sendiri diantaranya ialah server yang

lambat, database yang strukturnya kurang rapih bahkan hingga adanya


9

pemblokiran oleh mesin pencari. Adanya permasalahan-permasalahan ini biasanya

terjadi karena adanya human error dalam pengelolaan website itu sendiri sehingga

memang pada dasarnya pihak IT yang bertugas mengendalikan dan mengkontrol

system serta pihak PR yang bertugas dalam optimalisasi penyampaian informasi

kepada masyarakat sangat penting perannya pada suatu instansi dalam

pengelolaan website sehingga pengelolaan website dapat dilakukan dengan

maksimal.

Pengelolaan website merupakan hal yang sangat amat krusial sebab

website sendiri memiliki kegunaan dan fungsi unggulan yang sangat nyata, salah

satunya sebagai media informasi dan komunikasi bagi masyarakat. Apabila

pengelolaan website tidak maksimal dapat dimungkinkan terjadinya imbas kepada

fungsi krusialnya sebagai media informasi dan komunikasi salah satunya ialah

tidak tersampaikan dengan baiknya informasi dan komunikasi yang seharusnya

disampaikan dan dilakukan bersama masyarakat disebabkan oleh pengelolaan

website yang tidak maksimal seperti website mengalami kerusakan, konten yang

di berikan tidak menarik dan bertele-tele sehingga masyarakat tidak dapat

mendapatkan informasi dengan sebagaimana mestinya.

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dikemukakan bahwasanya saat

ini dunia public relations telah mengalami perubahan dan pergeseran. Dengan

masuknya media baru saat ini humas pun telah mengalami digitalisasi hingga

menghadirkan adanya dunia cyber PR yang tentunya berbeda dengan humas

sebelumnya. Maka peneliti tertarik guna menganalisa bagaimana manajemen

pengelolaan website oleh cyber PR DRPD Kalimantan Tengah sebagai media


10

informasi dan komunikasi agar dapat melaksanakan tujuan nya dengan optimal

dan maksimal serta dapat mewujudkan hubungan masyarakat pemerintahan

melalui kesediaan website yang baik. Thesis ini sendiri memiliki tujuan guna

mengemukakan perbedaan manajemen komunikasi humas selaku media informasi

dan komunikasi sebelum dan setelah era Cyber PR. Penelitian ini dilaksanakan

dengan judul “PENGELOLAAN MANAJEMEN WEBSITE SEBAGAI

MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI OLEH CYBER PR (Studi

Kasus DRPD Kalimantan Tengah)”


11

B. Rumusan Masalah

Berikut rumusan masalah yang dikemukakan oleh peneliti:

1. Bagaimana manajemen pengelolaan website serta program didalamnya

oleh Cyber PR DRPD Kalimantan Tengah sebagai media informasi dan

komunikasi?

2. Apa saja faktor-faktor pendukung dan penghambat Cyber PR DRPD

Kalimantan Tengah dalam mengelola website sebagai media informasi

dan komunikasi?

3. Bagaimana manajemen pengelolaan hubungan masyarakat DRPD

Kalimantan Tengah sebelum adanya Cyber PR dan bagaimana

perbandingan atas keduanya?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perencanaan

dan pelaksanaan manajemen komunikasi pada website DRPD Kalimantan Tengah

sebagai media informasi dan komunikasi serta untuk mengetahui faktor-faktor

pendukung dan penghambat humas DRPD Kalimantan Tengah dalam mengelola

website sebagai media informasi dan komunikasi.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Adapun manfaat dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan

adanya referensi tambahan bagi para peneliti kedepan yang hendak


12

menganalisa terkait fokus penelitian yang sama serta guna menambah

wawasan serta pengetahuan para pembaca.

b. Manfaat Praktis

Adapun manfaat dalam penelitian ini dapat menjadi saran dan

masukan bagipemerintah lainnya dalam menyiapkan perencanaan manajemen

komunikasi dan dalam penerapannya.

E. Kebaruan Penelitian

Penelitian berjudul “Implementasi Cyber Public Relations Dalam

Meningkatkan Citra Polda Jawa Tengah Tahun 2016” yang diteliti oleh Fajar Tri

Sakti. (Sakti, Implementasi Cyber Public Relations Dalam Meningkatkan Citra

POLDA Jawa Tengah Tahun 2016, 2018) Kesimpulan dari penelitian tersebut

adalah implementasi cyber PR dalam hal publikasi yang dapat meningkatkan

citra Polda Jawa Tengah agar tetap menjaga kepercayaan masyarakat terhadap

Polri. Konsep dalam penelitian ini adalah implementasi cyber PR dengan

menggunakan Program Promoter yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran

dan kepercayaan masyarakat terhadap Polri melalui implementasi cyber PR yaitu

seperti pendekatan terhadap media mainstream, kelola media sosial, gunakan

intelijen media, angkat keberhasilan, tekan berita negatif, respon cepat serta

segera netralisir sentimen negatif dan kelola trending topic.

Peneliti turut mengambil konsep serupa yaitu implementasi cyber PR

yang mengambil objek pada instansi pemerintahan. Penelitian tersebut berfokus

kepada implementasi cyber PR dalam perannya untuk meningkatkan reputasi,


13

sedangkan peneliti memfokuskan penelitian kepada implementasi cyber PR yang

berperan sebagai media komunikasi dan informasi.

Penelitian yang diteliti oleh Marsela Citra Arsetya berjudul “Manajemen

Komunikasi Pemasaran di Media Online (Studi Kasus terhadap Manajemen

Komunikasi Pemasaran yang Dilakukan oleh GO-JEK di Media Online)”.

(Arsetya, 2017) Peneliti melakukan penelitian yang menghasilkan dan

menunjukkan bahwa GO-JEK melakukan setiap tahapan dari manajemen

komunikasi pemasaran yakni perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan di media online yang dimiliki dengan terstruktur. Viral marketing dan

desain visual menjadi kekuatan dari media online yang dimanfaatkan untuk

mencapai tujuan komunikasi pemasaran.

Peneliti turut mengambil konsep yang sama yaitu manajemen komunikasi

dengan fungsi dasar yang sama yaitu, perencaan, pengorganisasian, pelaksanaan,

dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

F. Kerangka Teori

a. Hubungan Masyarakat (Public Relations)

Public Relations merupakan salah satu cabang ilmu komunikasi yang

sangat penting dan sangat diperlukan di kehidupan maupun di dalam

organisasi. Menurut Muslimin, Public Relations adalah suatu kegiatan untuk

menanamkan dan memperoleh pengertian, god will, kepercayaan, serta

penghargaan dari public relations terdapat suatu usaha untuk mewujudkan

hubungan yang harmonis antara suatu badan dengan publiknya, usaha untuk
14

memberikan atau menanamkan kesan yang menyenangkan , sehingga akan

timbul opini public yang menguntungkan bagi perusahaan. Sedangkan

menurut Dr. Rex Harlow, Public Relation merupakan fungsi manajemen yang

memiliki ciri dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara

organisasi dan publiknya, bisa juga menyangkut aktivitas komunikasi,

pengertiaan, penerimaan dan kerjasama, melibatkan manajemen dalam

menghadapi permasalahan atau persoalan, membantu manajemen dalam

mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, ataupun bertindak

sebagai system peringatan dini dalam mengantisipasi kecendrungan

penggunaan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai

sasaran utama. Public Relations memiliki fungsi untuk mendapatkan citra

positif dimata publik. (Ruslan, 2007).

Menurut Grunig & Hunt (1984:6) mereka focus akan kegiatan humas

adalah sebuah kegiatan komunikasi. Mereka mengemukakan pengertian

humas sebagai “the management of communication between an organization

and its public.” Dalam pernyataan tersebut, mereka tidak menjelaskan tujuan

dari kegiatan komunikasi antara organisasi dan publiknya dilakukan. Mereka

hanya melihat humas dilakukan sebagai kegiatan pengelolaan komunikasi

antara sebuah organisasi dengan berbagai publiknya. Definisi humas juga

dikemukakan oleh Baskin, Aronof & Lattimore (1997:5) yang dapat

disimpulkan bahwa pada dasarnya Public Relations merupakan usaha untuk

membangun hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publik-

publiknya (relations with public). (Putra, 2008)


15

Mungkin variasi dalam definisi humas juga mencerminkan bahwa

tidak ada konsensus di antara para praktisi, pengajar, dan pengguna jasa

humas mengenai arti sebenarnya dari humas. Bahkan, masyarakat umum

mungkin melihat humas dari perspektif tindakan yang dilakukan oleh para

praktisi humas. Keragaman dalam definisi humas dapat mencerminkan

realitas praktik sehari-hari humas di berbagai konteks sosial atau

mencerminkan perkembangan yang tengah terjadi dalam fungsi humas di

organisasi dan masyarakat. (Cutlip dkk, 1994)

Dari berbagai definisi Public Relations, menurut Wilcox, Ault &

Agee (1995) ada sejumlah kata yang bisa digunakan sebagai keywords

pengingat definisi-definis yang ada, seperti :

1. Deliberate (Sengaja). Pada dasarnya, kegiatan humas adalah

upaya yang disengaja atau memiliki niat yang mana hal tersebut

dimaksudkan untuk memengaruhi opini publik dengan cara

meningkatkan pemahaman mereka terhadap organisasi,

kebijakan, prosedur, produk, atau jasa yang dihasilkan oleh

organisasi. Ini melibatkan penyediaan informasi kepada publik

tentang organisasi dan upaya untuk mendapatkan umpan balik

yang optimal dari mereka.

2. Planned (Terencana). Kegiatan humas merupakan kegiatan yang

terstruktur dan direncanakan dengan baik. Oleh karena itu hal ini

harus dilakukan secara sistematis melalui analisis yang

mendalam dengan dukungan dari penelitian.


16

3. Kinerja (Performance). Untuk mencapai humas yang efektif,

perlu berlandaskan pada kebijakan dan kinerja yang

sesungguhnya. Kebijakan ini mencakup aspek kepegawaian,

produk, dan pengelolaan limbah. Sementara itu, kinerja

sesungguhnya mencakup tingkat profitabilitas perusahaan, mutu

produk dan layanan, serta pelayanan. Tidak ada kegiatan humas

yang dapat efektif tanpa didasarkan pada responsifnya organisasi

terhadap kepentingan publik.

4. Public Interest (Kepentingan Publik). Faktor utama yang

mendasari suatu kegiatan humas adalah untuk memenuhi

kepentingan publik, bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan

keuntungan organisasi semata. Secara optimal, kegiatan humas

seharusnya mampu mencapai keseimbangan antara keuntungan

bagi perusahaan dan kepentingan masyarakat.

5. Two-way Communication (Komunikasi Dua Arah). Sering

terdapat kebingungan dalam mendefinisikan humas, dimana

humas sering diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang hanya

melibatkan penyebaran informasi atau komunikasi yang berjalan

satu arah dan banyak yang menganggap bahwa tugas utama

dalam bagian kehumasan adalah menyampaikan informasi

mengenai perusahaan dan kegiatan-kegiatannya kepada publik

melalui berbagai format dan media, seperti siaran pers, brosur,

bulletin, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, penting untuk


17

mengembalikan arti sebenarnya dari kata komunikasi, yaitu

berbagi informasi atau pertukaran informasi antara organisasi

dan berbagai pihak yang terlibat.

6. Management Function (Fungsi Manajemen). Keberhasilan humas

dapat mencapai tingkat efektivitas yang maksimal apabila

menjadi bagian integral dari proses pengambilan keputusan

dalam manajemen suatu organisasi. Dalam konteks ini, peran

humas tidak hanya terbatas pada penyebaran rilis informasi,

penanganan protokoler perusahaan, atau penerimaan tamu. Lebih

dari itu, humas memiliki peran penting dalam memberikan

konseling dan saran kepada pihak-pihak terkait, sehingga dapat

ikut serta membantu mengarahkan tujuan dan arah gerak

organisasi.

b. Humas Pemerintah

Dalam pemerintahan yang demokratis, penting bagi pemimpin dan

aparat penyelenggara negara untuk memiliki kemampuan berkomunikasi

yang baik dengan rakyatnya. Dalam konsep negara demokratis, pemerintah

dianggap sebagai pelayan publik yang bertanggung jawab atas pelaksanaan

kepentingan masyarakat, termasuk menyediakan informasi yang diperlukan

oleh publik sebagai bagian dari hak untuk mengetahui (the right to know).

Atas dasar ini para penyelenggara pemerintahan melalui praktisi kehumasan

pemerintah harus mampu mengelola informasi untuk kepentingan public.

Kehumasan pemerintah adalah sebuah aktivitas PR yang bekerja


18

untuk dan atas nama pemerintah yang menyediakan informasi yang bersifat

edukatif (educating), inspiratif (inspiring), memberikan pencerahan

(enlightening), dan memberdayakan (empowering) warga dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia. (Tulung, 2013)

Tugas utama kegiatan humas pemerintah adalah menyampaikan dan

memberikan informasi kepada masyarakat mengenai program, kinerja, dan

pencapaian yang telah dicapai oleh Pemerintah. Selain berperan sebagai

komunikator, humas pemerintah juga memiliki tanggung jawab sebagai

fasilitator, mediator, dan negosiator, bertindak sebagai perantara antara

kepentingan pemerintah dan kepentingan masyarakat. Humas pemerintah

juga harus mampu menjadi jembatan komunikasi pemerintah dalam hal

menyerap aspirasi masyarakat yang kemudian diteruskan dan menjadi

masukan untuk para penyelenggara atau pemerintah, dan juga menjadi

pembuka ruang bagi public untuk mendapatkan akses informasi public.

Informasi yang disampaikan kepada masyarakat maupun media harus akurat,

cepat dan mudah. Karena apabila ada kesalahan sedikit saja bisa

menyebabkan kebijakan pemerintah dianggap tidak informatif dan tidak

sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Humas pemerintah memiliki fungsi untuk mengedukasi masyarakat

untuk meningkatkan citra dan reputasi. Pemerintah mengandalkan humas agar

bisa dekat dengan masyarakat. Humas sangat diperlukan oleh pemerintah,

terutama bagi negara yang demokratis. Tujuan demokratis sesuai dengan

tujuan humas. Pemerintah demokratis yang sukses mempertahankan humas


19

yang responsive dengan warga, berdasarkan pemahaman dan komunikasi dua

arah yang saling menguntungkan. (Cutlip, Center, & Broom, 2006)

Tugas utama praktisi humas pemerintah adalah memberi informasi.

(Cutlip, Center, & Broom, 2006) Informasi akan semakin mudah

dipublikasikan kepada masyarakat apabila seorang humas telah menjalin

hubungan baik dengan media. Maka dari itu itu humas juga harus berupaya

agar menjalin hubungan yang baik dengan media. Media merupakan public

eksternal yang menjadi sarana komunikasi antara humas dengan public,

melalui kerjasama dengan media massa humas dapat menginformasikan

kepada public mengenai kebijakan-kebijakan yang ada.

Sesuai dengan fungsi humas pada instansi pemerintah atau kedaerahan

yakni bertanggung jawab menjaga citra positif instansi dan mencitrakan

daerah atau tempat dimana instansi tersebut berada, serta berperan

menginformasikan semua tindakan- tindakan dan kebijaksanaan yang telah

dilaksanakan oleh pemerintah. Peran Humas pemerintah di era kemajuan

teknologi dan informasi sekarang bukan lagi sebagai penyampai informasi,

melainkan menjadi salah satu unsur strategis dalam mendukung kesuksesan

pelaksanaan progam pemerintah. Terutama menciptakan reputasi kinerja

pemerintahan yang baik (good governance) di masyarakat dan memastikan

prinsip tersebut dipraktikkan di lembaga pemerintahan.

Dengan memanfaatkan peran kehumasan pemerintah, praktik Public

Relations yang tepat dan layak akan secara positif memperkuat keterkaitan

antara pemerintah dan masyarakat. Hal ini dapat berimplikasi pada partisipasi
20

dan kontribusi aktif warga dalam memajukan kehidupan demokrasi.

c. Cyber Public Relations

Cyber Public Relations, sering dikenal sebagai E-PR, adalah upaya

hubungan masyarakat yang memanfaatkan media online untuk menarik

perhatian, menurut Julius Onggo (2004). Sementara itu, Deena

mendefinisikan cyber PR sebagai penggunaan alat ICT (teknologi informasi

dan komunikasi) untuk tujuan hubungan masyarakat. Merupakan hubungan

masyarakat yang dilakukan melalui dunia maya, dunia maya, atau internet.

(Dewi, 2016) Berdasarkan kedua definisi yang diberikan di atas, cyber public

Relations adalah kegiatan yang dilakukan humas untuk membangun

hubungan dengan khalayaknya dengan menggunakan media online. Seorang

profesional hubungan masyarakat dapat dengan mudah menyebarkan semua

informasi perusahaan secara online dengan menggunakan internet, sehingga

meniadakan kebutuhan akan teknik tradisional.

Untuk mempercepat penyebaran informasi dan menawarkan solusi

cepat terhadap permasalahan yang muncul di dunia usaha atau organisasi,

kegiatan ini memanfaatkan perangkat teknologi informasi dan komunikasi

yang biasa digunakan dalam kampanye kehumasan. Evolusi teknologi

komunikasi dan informasi terkait erat dengan pertumbuhan humas sebagai

ilmu terapan dan profesi; kebangkitan internet hanyalah salah satu contohnya.

Alat kehumasan (PR Tools) atau bentuk-bentuk baru kegiatan PR, yang

kemudian memunculkan istilah cyber PR, net PR, PR on net, dan e-pr

(electronicPR) sebagai bentuk kegiatan atau bidang kajian di bidang publik.


21

Relasi merupakan contoh bagaimana perkembangan teknologi komunikasi

dan informasi mempengaruhi aktivitas PR. (Soemirat, 2012)

Segala jenis aktivitas humas dapat dilakukan di mana saja dengan akses

internet. Internet dapat digunakan untuk berbagai tugas hubungan masyarakat,

seperti penerbitan, penjangkauan hubungan masyarakat, dan pengembangan

koneksi. Semua upaya humas dapat disesuaikan dengan cara ini. Dengan

melakukan ini, kita dapat langsung memberi tahu audiens mengenai

perusahaan tanpa mengkhawatirkan masalah waktu dan ruang. Dalam hal ini,

penyebaran informasi kepada publik dan kemampuan untuk melakukan

kontak langsung membuat seluruh upaya humas sangat bergantung pada

media online dan konektivitas internet.

a) Karakteristik Cyber PR

Hidayat mencantumkan beberapa ciri operasi media cyber PR dalam

bukunya “Media Public Relations” sebagai berikut:

1. Respon Cepat

mempunyai kemampuan bereaksi cepat dan langsung. Dalam hal

ini, jawaban dan pertanyaan masyarakat dapat segera terjawab

berkat koneksi teknologi internet yang tidak terbatas sehingga

mempercepat penerimaan komentar masyarakat.

2. Prospek persaingan

Selain itu, media cyber PR dapat menciptakan peluang untuk

bersaing di pasar internasional. Selain itu, internet menyediakan

akses mudah ke dunia luar tanpa batasan waktu dan lokasi.


22

Konten yang dikeluarkan oleh cyber PR kemudian akan dengan

cepat dan mudah diakses langsung oleh jutaan hingga ribuan

orang ketika terhubung dengan internet.

3. Dialog dua arah

Komunikasi interaktif dimungkinkan melalui media siber. Hal

ini menyiratkan bahwa Cyber PR tidak akan kesulitan

mempelajari tuntutan dan jawaban pemangku kepentingan.

4. Kembangkan jalur koneksi yang lebih kuat

Dalam hal ini, cyber PR berfungsi sebagai penyangga

komunikasi bisnis dengan publik sebagai tujuan dan tujuan

utama aktivitas digital yang dapat mendukung dan membina

hubungan komunikasi yang kuat yang mana ialah sesuatu yang

jelas tidak dapat dicapai oleh media tradisional secara langsung.

5. Menghemat uang tunai

Keterjangkauan media online adalah keuntungan lainnya. Kita

tidak perlu memberikan anggaran yang besar, dikarenakan pada

sekarang ini sangat murah dan mudah untuk mengakses internet.

Cyber Public Relations ditandai dengan penekanan pada tugas PR

yang melibatkan media online atau internet. Hal ini menunjukkan bahwa

perusahaan tidak hanya mengendalikan reputasinya dalam hal kualitas,

yang terbatas pada barang atau jasa yang dihasilkannya, namun juga

reputasinya secara keseluruhan.

b) Jenis Media Cyber Public Relations


23

Tujuan dari cyber PR adalah memberikan informasi kepada

masyarakat secepat dan seluas mungkin. Semua materi yang dirilis

berkaitan dengan kemajuan bisnis atau detail penting mengenai barang

atau peraturan tertentu yang perlu diketahui masyarakat umum. Untuk

memastikan bahwa pesan dapat dipahami, cara yang efisien harus

digunakan saat menyampaikan informasi ini. Dengan begitu cyber PR

memiliki berbagai jenis media yang digunakan, yaitu :

1. Media digital

Masyarakat sangat menyukai media modern yang sering

disebut dengan media siber. Pada kenyataannya, masyarakat

menggunakan berbagai macam media siber yang baru

bermunculan. Media siber, disebut juga media kontemporer,

dipisahkan menjadi dua kategori: (1) media online non-massa,

yang meliputi konferensi video, chat, dan telekonferensi, dan (2)

media massa online, yang meliputi majalah online, surat kabar

online, televisi digital, dan radio digital. Media ini memungkinkan

penggunanya melihat dan mendengar apa yang dibicarakan dan

dapat dimanfaatkan oleh dua orang atau lebih melalui jaringan

telepon atau internet. (Hidayat et al, 2018)

Karena internet bersifat real-time yaitu ketika konten dan

informasi tertentu dipublikasikan, pengguna lain dapat langsung

melihatnya bahkan di waktu dan tempat yang berbeda, hal ini

dapat mempersingkat waktu dan jarak, yang dalam hal ini dapat
24

mempermudah semua orang. Ketersediaan media internet

memudahkan komunikasi instan antar pihak tanpa terkendala oleh

waktu dan geografi.

2. Wire Service

Laermer (Hidayat et ak, 2018) mendefinisikan layanan

kawat sebagai jenis media yang digunakan untuk menyebarkan

berita dan informasi perusahaan. seperti kawat berita PR dan

kawat bisnis. Cybermedia ini dikembangkan sebagai layanan bagi

jurnalis dan media massa. Jurnalis dan personel media akan lebih

mudah mengunjungi situs web atau bisnis yang diinginkan jika

tersedia layanan kawat.(Hidayat et al, 2018)

Layanan kawat berbentuk situs web resmi,

dikembangkan atau dibangun oleh perusahaan dan disesuaikan

untuk memenuhi persyaratan penyebaran informasinya. World

Wide Web, atau hanya WWW, adalah istilah yang digunakan

untuk merujuk pada kumpulan semua situs web yang dapat

diakses melalui internet. Dikatakan bahwa korporasi dapat

menampilkan informasi tentang bisnis secara keseluruhan di situs

resmi ini, termasuk profil perusahaan, berita terkini, katalog

produk atau layanan, dan banyak lagi.

Dalam hal membangun citra perusahaan, layanan kawat, atau

yang biasa kita sebut sebagai situs web, cukup membantu. Tanpa harus

mengunjungi atau mengajukan pertanyaan langsung, organisasi dapat


25

dengan cepat memperoleh informasi tentang perusahaan melalui situs

publiknya. Situs web memberikan sejumlah keuntungan bagi bisnis,

seperti berikut ini: (Hidayat et al, 2018)

a. Pusat Informasi

Website berfungsi sebagai media untuk memperkenalkan

barang kepada setiap karyawan dalam organisasi. Informasi

seluruh produk, termasuk pembaruan, penambahan, dan

peluncuran, dapat diakses dengan mudah melalui situs internal

perusahaan.

b. Memfasilitasi Komunikasi

Karyawan organisasi dapat dengan mudah berkomunikasi

melalui situs web. Oleh karena itu, desain situs web

kontemporer hadir dengan berbagai alat komunikasi yang

memungkinkan pengguna berhubungan dengan pemilik situs

web. Formulir kontak tersedia di situs web untuk mendapatkan

umpan balik; ini hanyalah salah satu cara untuk berkomunikasi

dengan situs web.

c. Menguraikan gambaran umum perusahaan

Tentu saja, bisnis apa pun ingin mendapatkan pengakuan

publik. Dengan demikian, perusahaan dapat menampilkan

mereknya melalui profil perusahaan.

d. Tetapkan status penerbitan formal

Bisnis Perusahaan dapat dengan mudah memposting materi di


26

situs web mereka dan mengirimkan ide untuk publikasi bisnis

resmi.

Teknologi web dapat menyederhanakan banyak tugas yang

dilakukan oleh praktisi PR. Selain membantu bisnis membina hubungan

positif dengan masyarakat umum. Cyber PR mungkin menawarkan

perincian tentang isu-isu yang berkaitan dengan bisnis. Dengan cara ini,

siapapun yang ingin mengetahui status perusahaan, baik internal maupun

eksternal, dapat melakukannya dengan mudah dan kapan saja.

d. Website

Pesatnya evolusi pola pikir masyarakat menjadi salah satu faktor

penyebab pesatnya perkembangan teknologi saat ini. Untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat akan pengetahuan dan informasi mengenai mekanisme

dunia kerja, diperlukan pengembang aplikasi web. Web merupakan suatu

jaringan yang dapat diakses oleh siapa saja yang mempunyai akses internet

dengan cepat dan mudah, serta dapat mempermudah dan mempercepat

penyebaran informasi secara luas.

Web adalah suatu sistem tempat dokumen digunakan untuk

menampilkan teks, gambar, multimedia, dan konten lainnya dalam jaringan

internet, menurut Sibero (2013). Kemudian web juga merupakan “salah satu

layanan yang diperoleh pengguna komputer yang terhubung dengan fasilitas

hypertext untuk menampilkan data berupa teks, gambar, suara, animasi dan

sebagainya multimedia lainnya,” menurut Kustiyahningsih dan Devie (2011).

Berdasarkan pemikiran tersebut, penulis menyimpulkan bahwa web


27

merupakan suatu fasilitas hiperteknik untuk menampilkan data dan dokumen

multimedia, antara lain teks, gambar, suara, animasi, dan lain-lain, dengan

memanfaatkan browser sebagai perangkat lunak pengaksesnya.

Sebuah jaringan yang dapat memudahkan dan mempercepat

penyebaran informasi secara luas dengan cepat dan mudah oleh siapa saja

yang memiliki akses internet sangat dibutuhkan di dunia yang sudah maju

secara teknologi saat ini. Website menurut Bekti (2015) adalah suatu jaringan

halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi berupa teks, gambar

diam atau bergerak, animasi, suara, dan/atau gabungan dari semuanya, baik

statis dan dinamis, sehingga tercipta rangkaian bangunan terkait yang saling

berhubungan. Menurut Rahmadi (2013), “Website (lebih dikenal dengan

situs) adalah sejumlah halaman web yang mempunyai topik terkait, terkadang

disertai dengan gambar, video, atau jenis file lainnya.”

Meskipun demikian, Ippho Santoso memberikan saran dalam

Rahmadi (2013) untuk mengkategorikan website ke dalam kelompok kanan

dan kelompok kiri. Pada website terkenal yang membedakan antara website

dinamis dan statis.

Website statis dan dinamis adalah dua jenis situs web yang berbeda

dalam hal konten, fungsionalitas, dan cara presentasi informasi kepada

pengguna. Perbedaan utama terletak pada fleksibilitas konten dan

interaktivitas.

1. Website Statis:

Merupakan website yang memiliki konten tetap dan memerlukan


28

perubahan manual oleh pengembang dan tidak melibatkan

banyak interaksi pengguna. Informasi yang muncul pada

halaman web telah ditentukan sebelumnya dan tidak bergantung

pada aktivitas pengguna. Pembangunan dan pengelolaan web ini

lebih sederhana karena memiliki sedikit interaktivitas. Web ini

umumnya memiliki waktu muat yang lebih cepat karena

kontennya bersifat tetap.

2. Website Dinamis:

Website yang bersifat dinamis memiliki kapabilitas untuk secara

otomatis mengubah kontennya berdasarkan berbagai faktor,

termasuk input dari pengguna, data terkini, atau logika

pemrograman. Karakteristik utamanya melibatkan tingkat

interaktivitas yang tinggi dan kemampuan untuk menyajikan

konten yang sesuai dengan preferensi atau perilaku pengguna.

Sebagai contoh, website portofolio sederhana yang hanya

menampilkan informasi tentang seorang seniman mungkin dirancang sebagai

website statis, sedangkan situs e-commerce yang memungkinkan pengguna

berinteraksi dengan produk, menambahkannya ke keranjang belanja, dan

melakukan pembayaran akan lebih baik sebagai website dinamis.

Penulis menyimpulkan dari uraian teori di atas bahwa website

merupakan kumpulan halaman-halaman yang masing-masing terhubung pada

suatu halaman jaringan dan dapat menampilkan teks, grafik, animasi, video,

dan suara.
29

G. Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif

deskriptif. Menurut (Sugiyono, 2013) metode penelitian kualitatif adalah

metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang

alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan

sampel sumber data dilakukan secara purposive dan teknik pengumpulan

dengan triangulasi (gabungan).

Penelitian Deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam

masyarakat serta situasi-situasi, termasuk tentang hubungan, kegiatan-

kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang

berlangsung. Dalam penelitian kualitatif, analisis data yang dilakukan

bersifat induktif berdasarkan fakta- fakta yang ditemukan dan kemudian dapat

dikonstruksikan menjadi hipotesis atau teori. (Moleong, 2018) Dengan

menggunakan jenis penelitian ini, peneliti menginginkan mempelajari

bagaimana cara DRPD Kalimantan Tengah menjadikan sebuah website atau

media sosial sebagai media komunikasi dan informasi.

b. Sumber Data

i. Data Primer

Jenis data primer yang diperoleh dalam penelitian ini diambil

melalui teknik wawancara dan dokumentasi yang didapatkan melalui

DRPD Kalimantan Tengah.


30

ii. Data Sekunder

Data sekunder yang diperoleh dalam penelitian ini diambil melalui

sumber lainnya seperti jurnal, internet, berita dan sumber lainnya

yang dapat mendukung penelitian ini.

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data ini adalah

kualitatif, yang mana peneliti mengungkapkan data secara mendalam dan

bersifat radikal, hasilnya data yang diperoleh utuh tentang segala pernyataan

yang disampaikan sumber data. Sehingga, untuk mencapai data tersebut maka

peneliti bertindak dengan memposisikan diri sebagai instrumen utama dalam

penelitian ini dengan terjun langsung ke lapangan bersama sumber data yang

diinginkan, sehingga mampu mendapatkan data yang akurat. Salah satunya

adalah dengan wawancara.

d. Teknik Analisis Data

Setelah memperoleh data-data, selanjutnya peneliti melakukan

Analisa data, yang mana bertujuan untuk mengelola data tersebut untuk

dipilih kemudian diurutkan hingga terstruktur.

e. Uji Validasi Data

Sebuah penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, harus

diperiksa keabsahan data yang telah di kumpulkan.


31

OBJEK

DPRD Kalimantan Tengah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah lembaga perwakilan

rakyat tingkat daerah yang berfungsi sebagai salah satu unsur

penyelenggaraan pemerintahan daerah. DRPD Kalimantan Tengah

merupakan lembaga perwakilan rakyat di tingkat provinsi Kalimantan Tengah

yang ikut serta dalam menjalankan tugas penyelenggaraan pemerintahan

daerah. DRPD Kalimantan Tengah berperan sebagai badan legislatif provinsi

yang bekerja bersama dengan lembaga eksekutif provinsi, yaitu Pemerintah

Provinsi Kalimantan Tengah.

Menurut Peraturan DPRD Provinsi Kalteng No.1/2014 tentang Tatib

DPRD Prov.Kalteng, Bab III (9) Tugas & Wewenang DPRD yaitu

Membentuk peraturan daerah yang dibahas dengan Kepala Daerah untuk

mendapat persetujuan bersama, membahas dan menyetujui Rancangan

Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah baik

murni maupun perubahan bersama dengan kepala daerah, melaksanakan

Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan

Perundang-undangan lainnya, Keputusan Kepala Daerah, Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah, Kebijakan, Program/Kegiatan Pemerintah,

Daerah dan Kerjasama internasional di daerah, mengusulkan pengangkatan

dan pemberhentian Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah kepada Presiden


32

melalui Menteri Dalam Negeri, memberikan pendapat, pertimbangan dan

persetujuan kepada Pemerintah Daerah terhadap Rencana Perjanjian

Internasional di Daerah, meminta laporan keterangan pertanggungjawaban

kepala daerah dalam pelaksanaan tugas penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah, memilih Wakil Kepala Daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan

Wakil Kepala Daerah, dan tugas-tugas dan wewenang lain yang diberikan

oleh Undang-undang.

Hak-hak anggota DPRD Kalimantan Tengah ditetapkan oleh peraturan

dan undang-undang Indonesia. Sebagai bagian dari tugasnya sebagai anggota

legislatif, mereka memiliki sejumlah hak dan kewajiban. Dalam hal legislasi,

mereka berperan dalam pembuatan undang-undang daerah dan memberikan

kontribusi dalam pembahasan kebijakan dan regulasi daerah. Selain itu,

mereka juga terlibat dalam perencanaan dan persetujuan anggaran daerah.

Hak-hak lain melibatkan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan

pemerintah daerah, termasuk hak untuk menanyakan dan menyelidiki

masalah melalui panitia khusus. Imunitas melindungi mereka dari tindakan

hukum terkait pendapat atau tindakan yang terkait dengan tugas legislatif.

Mereka juga memiliki hak untuk berbicara, memberikan pandangan, dan

memberikan suara dalam sidang DPRD. Hak untuk berkomunikasi dengan

konstituen dan berpartisipasi dalam pendidikan dan pelatihan juga merupakan

aspek penting dari peran anggota DPRD Kalimantan Tengah.

Selain memiliki hak, anggota DPRD Kalimantan Tengah juga memiliki

kewajiban sebagai berikut:


33

a. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila.

b. Melaksanakan UUD 1945 dan menaati peraturan perundang – undangan.

c. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok,

dan golongan.

e. Memperjuangkan peningkatkan kesejahteraan rakyat.

f. Menaati prinsip demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.

g. Menaati tata tertib dan kode etik.

h. Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan lembaga lain

dalam penyelenggaraan pemerintah daerah.

i. Menyerap dan menghimpun aspirasi konstituen melalui kunjungan kerja

secara berkala.

j. Menampung dan menindaklanjuti aspirasi dan pengaduan masyarakat.

k. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis kepada

konstituen di daerah pemilihannya di daerah pemilihannya. (Peraturan

DPRD Prov.Kalteng No.1/2014 tentang Tatib DPRD Prov.Kalteng, Bab X

(115) Kewajiban Anggota DPRD)

1. Pimpinan dan Anggota DPRD Kalimantan Tengah

Pada tanggal 28 Agustus 2019, sebanyak 45 anggota DPRD Provinsi

Kalimantan Tengah yang terpilih dalam pemilihan umum 2019 secara

resmi diambil sumpah jabatan. Mereka akan menjalankan tugas legislatif


34

mereka selama periode 2019-2024. Berikut daftar Pimpinan DPRD

Kalimantan Tengah periode 2019-2024:

Pimpinan DPRD Kalimantan Tengah 2019-2024


No Nama Jabatan Fraksi
1. H. Wiyatno, S.P Ketua DPRD Partai PDI-P
2. Ir. H. Abdul Razak Wakil Ketua DPRD Partai Golkar
3. H. Jimmy Carter Wakil Ketua DPRD Partai Demokrat
Faridawaty Darland Atjeh, S.E.,
4. MM Wakil Ketua DPRD Partai NasDem

Jumlah Anggota DPRD Kalimantan Tengah yang terpilih pada Pemilihan

Umum Legislatif pada tahun 2019 adalah 45 Orang, berasal dari 11 partai

politik yang tergabung dalam 7 fraksi, di 5 daerah pemilihan (dapil) di

Kalimantan Tengah. Berikut nama fraksi dan jumlah kursi di DPRD

Kalimantan Tengah:

Partai Jumlah
Nama Fraksi Ketua
Politik Anggota

Fraksi PDI Perjuangan PDI-P Drs. Duwel Rawing 12

Fraksi Partai Golkar Golkar Ir. H. Abdul Razak 7

Fraksi Partai Demokrat Demokrat Ir. H. Muhajirin, MP 6

Fraksi Partai NasDem NasDem Bryan Iskandar, SE 5

Fraksi Partai Gerakan Gerindra H. Achmad Rasyid 5


35

Indonesia Raya

Fraksi Partai Kebangkitan


PKB H. Purman Jaya, S.Sos 4
Bangsa

PAN
PPP
Fraksi Gabungan (GP4H) PKS Tomy Irawan Diran, SE 6
Perindo
Hanura

2. Alat Kelengkapan DPRD Kalimantan Tengah

a. Pimpinan DPRD

b. Komisi (Komisi I, Komosi II, Komosi III, dan Komisi IV)

c. Badan Musyawarah

d. Badan Anggaran

e. Badan Pembentukan Peraturan Daerah

f. Badan Kehormatan

Sekretariat DPRD Kalimantan Tengah

Sekretariat DPRD Kalimantan Tengah memiliki peran yang krusial dalam

menjalankan tugas dan fungsi DPRD Kalimantan Tengah. Kepala Sekretariat

DPRD Kalimantan Tengah, yaitu Sekretaris DPRD Kalimantan Tengah,

memegang tanggung jawab langsung terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi

Sekretariat DPRD Kalimantan Tengah. Dalam melaksanakan tugas dan fungsi

tersebut, Sekretaris DPRD Kalimantan Tengah didukung oleh Pembantu

Pimpinan, Pelaksana, dan Kelompok Jabatan Fungsional.


36

Berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 4 Tahun

2013 Bab III Pasal 3 mengenai Tugas Pokok, Fungsi dan Kewenangan Sekretariat

DPRD Sekretariat DPRD mempunyai tugas pokok pelayanan administrasi

kesekretariatan serta mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan

menyediakan serta mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD

sesuai dengan kemampuan keuangan Daerah.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3,

Sekretariat DPRD menyelenggarakan fungsi:

a. penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD;

b. penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD dan Sekretariat DPRD;

c. penyelenggaraan administrasi ketatausahaan, perlengkapan,

kepegawaian dan rumah tangga Sekretariat DPRD;

d. pengelolaan urusan organisasi dan tatalaksana serta analisis jabatan;

e. penyelenggaraan rapat-rapat DPRD; dan

f. penyediaan tenaga ahli dan pengoordinasian tenaga ahli yang

diperlukan oleh DPRD.

Kemudian, untuk melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4, Sekretariat DPRD mempunyai kewenangan, sebagai berikut:

a. pelaksanaan fasilitasi rapat–rapat DPRD dan menyelenggarakan

persidangan, membuat risalah rapat DPRD;

b. pembinaan administrasi ketatausahaan, kepegawaian dan pengelolaan

keuangan DPRD dan Sekretariat DPRD ;

c. penyelenggaraan urusan rumah tangga DPRD dan Sekretariat DPRD;


37

dan

d. penyelenggaraan dokumentasi dan pelayanan informasi.

- VISI dan MISI

Visi : “Terwujudnya Pelayanan Prima Kepada para Anggota DPRD

Provinsi Kalimantan Tengah serta terwujudnya suatu kegiatan yang mampu

memberikan dukungan dan fasilitas bagi pemberdayaan sekretariat DPRD

Provinsi Kalimantan Tengah dan mensinergikan hubungan badan eksekutif

Legislatif Daerah.”

Misi :

1. Meningkatkan dan mengedepankan Nilai-nilai etika moral dalam

mengemban tugas dan fungsi Sekretariat DPRD.

2. Meningkatkan Mutu Pelayanan kepada para Anggota Dewan dan

setiap saat senantiasa siap, tanggap, cepat dan akurat.

3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang professional guna

meningkatkan kinerja Sekretariat DPRD.

4. Mengurangi kesenjangan dan keluhan para Anggota Dewan terhadap

kinerja Pegawai Negeri Sipil dalam menjalankan tugasnya sebagai

pelayanan dan menjalin kerjasama antara sesame lembaga.

5. Meningkatkan Koordinasi dan Komunikasi di Lingkungan Sekretariat

DPRD memediasi dan mensinergikan hubungan antara badan

eksekutif daerah dan badan legislative daerah dalam rangka

penyelenggaraan pemerintahan yang baik.


38

6. Meningkatkan dinamika Organisasi melalui pendekatan system

manajemen yang modern dan professional.

7. Meningkatkan peran dan fungsi Sekretariat DPRD dalam rangka

menunjang kinerja dan kelancaran tugas dan fungsi serta kewenangan

DPRD.

8. Meniciptakan suasana damai dan memelihara kekompakan dalam

melaksanakan tugas serta mempererat rasa DPRD benar-benar

sebagai Abdi Masyarakat dan Abdi Negara.

Struktur Organisasi Sekretariat DPRD Kalimantan Tengah

(Sumber: https://dprd.kalteng.go.id/struktur-organisasi/ diakses pada 21


Februari 2024)
39

Gambaran Website

Website DPRD Provinsi Kalimantan Tengah pertama kali dibuat pada

tahun 2008 dengan menggunakan mesin web 2.0, kemudian dilakukan

pengupgradean menjadi web 3.0 di tahun 2013. Pengupgradean dilakukan karena

ada permintaan beberapa sistem yang masih tidak bisa beroperasi oleh web

terdahulu. Di website terbaru ini kemudian dibuka lah forum diskusi dan aspirasi

melalui email. Sistem tersebut masih belum dilakukan secara langsung seperti

komen, tetapi ketika ada email yang masuk kemudian dikonfirmasi oleh admin

dan admin akan menyetujui terlebih dahulu apa berita tersebut dapat ditayangkan

atau tidak. Ditahun ini kehumasan memiliki sistem ketika aspirasi masuk akan

diserahkan kepada kepala kehumasan selaku redaktur kemudian kepala

kehumasan yang akan meneruskan aspirasi tersebut ke komisi terkait sesuai

dengan aduan yang ada. Di tahun 2023 dilakukan kembali perubahan website

terbaru dikarenakan alasan website yang lama terhenti ketika admin lama yang

memegang website resign dari pekerjaan mengakibatkan website lama tidak bisa

dibuka, yang pada akhirnya staff humas yang masih bekerja memutuskan untuk

membuat website yang terbaru. Hal lainnya dilakukannya perubahan website

terbaru juga dikarenakan kebutuhan dari pemerintah yang mewajibkan memiliki

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) disertakan di dalam

website. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) berfungsi sebagai

pengelola dan penyampai dokumen yang dimiliki oleh badan publik sesuai

dengan amanat UU 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dengan


40

keberadaan PPID maka masyarakat yang akan menyampaikan permohonan

informasi lebih mudah dan tidak berbelit karena dilayani lewat satu pintu.

Perubahan berkala yang terjadi dikarenakan…..

Interview Guide

Gambaran Umum Website


1. Kapan pertama kali website dibuat?
2. Awal mula website dibuat, alasan dan tujuannya apa?
3. Dikelola oleh siapa saja?
4. Apakah website sudah menggunakan cyber PR?

Pertanyaan Wawancara
1. Apa tujuan Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Kalteng
menerapkan cyber PR?
2. Sejak kapan Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Kalteng
mulai menerapkan cyber PR?
3. Bagaimana transformasi komunikasi dan informasi DPRD Provinsi
Kalteng sebelum dan sesudah menerapkan cyber PR?

Perencanaan
4. Bagaimana konsep penerapan cyber PR DPRD Provinsi Kalteng
dalam berinteraksi dengan publik?
5. Bagaimana indikator yang ingin dicapai dari penerapan cyber PR
DPRD Provinsi Kalteng?
6. Apa saja upaya yang dilakukan untuk meningkatkan penguasaan dan
pemahaman pegawai terkait pelaksanaan kegiatan kehumasan dengan
41

pemanfaatan TIK untuk menunjang pelaksanaan cyber PR DPRD


Provinsi Kalteng?

Implementasi
7. Bagaimana peran cyber PR sebagai media komunikasi DPRD Provinsi
Kalteng dengan publik?
8. Bagaimana peran cyber PR sebagai media informasi DPRD Provinsi
Kalteng kepada publik?

Evaluasi

9. Bagaimana cara Kepala Bagian Humas dan Protokol Sekretariat DPRD


Provinsi Kalteng melakukan monitoring terhadap pelaksanaan tugas
dan fungsi penerapan cyber PR DPRD Provinsi Kalteng?
10. Bagaimana Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Kalteng
melaksanakan evaluasi penerapan cyber PR DPRD Provinsi Kalteng?
11. Apa saja faktor pendukung selama proses penerapan cyber PR?
12. Apa saja faktor penghambat selama proses penerapan cyber PR?

Kepala Sub Bagian Humas Data dan TI Sekretariat DPRD


Perencanaan
1. Bagaimana proses pembuatan konsep dan perencaraan cyber PR
DPRD Provinsi Kalteng?
2. Siapakah target sasaran khalayak dari website dengan spesifikasi baik
usia, jenis kelamin, pendidikan, maupun pekerjaan?
3. Apa saja yang menjadi indikator pencapaian dari pengelolaan website
DPRD Provinsi Kalteng?
4. Bagaimana Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Kalteng
berupaya untuk mencapai target indikator pencapaian tersebut?
5. Bagaimana penetuan berita dan konten yang dapat dipublikasikan
dalam website DPRD Provinsi Kalteng?
42

6. Apakah tujuan dari pemuatan informasi-informasi tersebut dalam


website DPRD Provinsi Kalteng?

Pelaksanaan
7. Apakah Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Kalteng
mengikuti kebijakan tentang pengelolaan website pemerintahan dalam
pengelolaan website DPRD Provinsi Kalteng?
8. Apakah ada pihak lain yang membantu mengelola website DPRD
Provinsi Kalteng?
9. Bagaimana cara Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi
Kalteng mengelola website sebagai media komunikasi DPRD Provinsi
Kalteng dengan publik?
10. Bagaimanakah cara Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi
Kalteng menjadikan website DPRD Provinsi Kalteng sebagai media
komunikasi dua arah dengan publik?
11. Bagaimana cara Humas dan Protokol Sekretariat DPRD Provinsi
Kalteng mengelola website sebagai media informasi DPRD Provinsi
Kalteng kepada publik?
12. Informasi seperti apa saja yang ditampilkan dalam website DPRD
Provinsi Kalteng?
13. Apa saja aktivitas website DPRD Provinsi Kalteng?
14. Bagaimana pola pengelolaan konten website DPRD Provinsi Kalteng?
15. Apakah website DPRD Provinsi Kalteng menggunakan SEO?
16. Apakah konten berita dalam website DPRD Provinsi Kalteng juga
dimuat dalam media massa online?
17. Apakah konten dalam website DPRD Provinsi Kalteng disebarluaskan
atau disosialisasikan melalui media cyber PR lainnya?
18. Bagaimana perkembangan website DPRD Provinsi Kalteng selama
beberapa tahun?

Evaluasi
43

19. Bagaimana cara Kepala Sub Bagian Humas Data dan TI Sekretariat
DPRD Provinsi Kalteng melakukan monitoring terhadap pengelolaan
website DPRD Provinsi Kalteng?
20. Bagaimana sistem evaluasi konten dan pengelolaan website DPRD
Provinsi Kalteng?
21. Apa saja faktor pendukung dalam proses pengelolaan website DPRD
Provinsi Kalteng?
22. Apa saja faktor penghambat dalam proses pengelolaan website DPRD
Provinsi Kalteng?

Identitas Narasumber
Nama : …………….
Pekerjaan/ Jabatan : Staff Pengelola Website DPRD Provinsi Kalteng
Pertanyaan Wawancara

Perencanaan
1. Siapa saja publik atau target sasaran website DPRD Provinsi Kalteng?

Implementasi
2. Informasi apa saja yang ditampilkan dan disampaikan Humas dan
Protokol Sekretariat DPRD Provinsi Kalteng kepada publik dalam
website DPRD Provinsi Kalteng?
3. Apakah ada penjadwalan untuk mengunggah konten website DPRD
Provinsi Kalteng?
4. Bagaimanakah alur komunikasi dua arah melalui website DPRD
Provinsi Kalteng?
5. Bagaimana tindak lanjut jika ada aspirasi atau pertanyaan yang masuk
melalui website DPRD Provinsi Kalteng?
6. Bagaimana proses pembuatan konten untuk website?
7. Dalam pemilihan konten, apakah harus melalui persetujuan Kepala
Sub Bagian Humas Data dan TI Sekretariat DPRD Provinsi Kalteng?
44

8. Sejauh ini, bagaimanakah interaksi publik melalui website DPRD


Provinsi Kalteng?
9. Apakah website DPRD Provinsi Kalteng menggunakan SEO?
10. Apakah konten berita dalam website DPRD Provinsi Kalteng juga
dimuat dalam media massa online?
11. Apakah konten dalam website DPRD Provinsi Kalteng disebarluaskan
atau disosialisasikan melalui media cyber PR lainnya?
12. Apakah ada pengarsipan data yang dilakukan oleh tim pengelola
website DPRD Provinsi Kalteng?
13. Sejauh ini bagaimana gambaran umum traffic website DPRD Provinsi
Kalteng?

Evaluasi
14. Bagaimana proses monitoring yang dilakukan oleh pengelola website
DPRD Provinsi Kalteng?
15. Apa saja bentuk evaluasi yang dilakukan Humas dan Protokol
Sekretariat DPRD Provinsi Kalteng untuk mengukur keberhasilan
website DPRD Provinsi Kalteng?
16. Apa saja faktor pendukung pengelolaan website DPRD Provinsi
Kalteng?
17. Apa saja yang menjadi kendala terkait pengelolaan website DPRD
Provinsi Kalteng?
18. Menurut anda, apakah website dan media sosial DPRD Provinsi
Kalteng sudah efektif sebagai media komunikasi dan informasi DPRD
Provinsi Kalteng?

B. PIHAK EKSTERNAL
Identitas Narasumber
Nama :
Pekerjaan :
45

Pertanyaan

1. Apakah tujuan anda mengunjungi website DPRD Provinsi Kalteng?


2. Seberapa seringkah anda mengunjungi dan membaca artikel dalam
website DPRD Provinsi Kalteng?
3. Mengapa anda tertarik untuk mengunjungi situs website DPRD
Provinsi Kalteng?
4. Bagian navigasi website mana saja kah yang sering anda akses?
5. Informasi seperti apakah yang ingin anda dapatkan dari DPRD
Provinsi Kalteng?
6. Apakah tujuan anda melakukan komunikasi dua arah dengan DPRD
Provinsi Kalteng?
7. Bagaimana awalnya anda dapat menemukan situs website DPRD
Provinsi Kalteng? Apakah mencari situs secara langsung pada kolom
pencarian atau melalui tautan yang tersebar di media sosial dan
sebagainya?
8. Bagaimana tanggapan anda terhadap website DPRD Provinsi Kalteng?
9. Bagaimana kepuasan anda terhadap layanan komunikasi dan informasi
DPRD Provinsi Kalteng melalui website?
10. Media apa saja kah yang anda gunakan untuk mencari informasi dan
sebagai alat komunikasi, selain website resmi DPRD Provinsi Kalteng?
11. Menurut anda, apakah website sudah menjadi media yang tepat sebagai
peluang untuk berkomunikasi dan memberikan informasi?
12. Apa saja kah hambatan anda dalam mengakses, menemukan informasi,
dan berkomunikasi melalui website DPRD Provinsi Kalteng?
46

Daftar Pustaka

Angraini, Angraini. "Penerapan E-Government Ditingkat Kabupaten (Case


Study Kabupaten Pelalawan Riau)." Sriwijaya Journal of Information
Systems 7, no. 2 (2015): 131501.
Anwar, M. K., & Asianti Oetojo, S. (2004). Aplikasi Sistem Informasi
Manajemen Bagi Pemerintahan di Era Otonomi Daerah, SIMDA.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arsetya, M. C. (2017). MANAJEMEN KOMUNIKASI PEMASARAN DI MEDIA
ONLINE (Studi Kasus terhadap Manajemen Komunikasi Pemasaran yang
Dilakukan oleh GO-JEK di Media Online). Yogyakarta: DEPARTEMEN
ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK UNIVERSITAS GADJAH MADA.
Bekti, H. (2015). Mahir Membuat Website dengan Adobe Dreamweaver CS6.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Soedarsono, D. K. (2009). Sistem Manajemen Komunikasi, Simbiosa Rekatama
Media, Bandung, 46.
Soedarsono, D. K. (2009). Sistem Manajemen Komunikasi, Simbiosa Rekatama
Media, Bandung, 47.
Hidayat, D. (2014). Media Public Relations. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Indrajit, R.E. (2004). E-Government Strategi Pembangunan dan Pengembangan
Sistem Pelayanan Publik Berbasis Teknologi Digital. Yogyakarta: Andi
Offset.
Putra, I. G. (2008). Manajemen Hubungan Masyarakat, Edisi 2. Penerbit
Universitas Terbuka.
Tulung, F. H. (2013) Implementasi Kehumasan Pemerintah. BERKOMUNIKASI
DI RUANG PUBLIK.
Junaidi, J. (2015). E-Government Dalam Bingkai Reformasi Administrasi Publik
Menuju Good Governance. JKAP (Jurnal Kebijakan dan Administrasi
Publik), 9(1), 55-67.
Khosrowpour, M. (2005). Practicing E-government. IGI Global.
Kurniawan, A. (2005). Transformasi Pelayanan Publik Pembaharuan.
Yogyakarta: Citra Media.
Kustiyahningsih, Y., & Anamisa, D. R. (2011). Pemrograman basis data berbasis
WEB menggunakan PHP & MySQL. Yogyakarta: Graha Ilmu, 20.
Nurnawati, E. (2020). Kinerja Sumber Daya Aparatur Melalui Penerapan E-
Government. VISIONER: Jurnal Pemerintahan Daerah di Indonesia,
12(2), 309-319.
Onggo, B. J. (2004). Cyber Public Relation. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo Kompas Gramedia.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi .
(2011, Mei 10). Retrieved from Pedoman Umum Tata Kelola Kehumasan
di Lingkungan Instansi Pemerintah : https://peraturan.bpk.go.id/
Rachman, R. (2021). Analisa Kesuksesan E-Government Lapor dengan Model
Delone-Mclean dan Metode PLS-SEM. Sistemasi: Jurnal Sistem
Informasi, 10(2), 357-368.
47

Rahmadi, M. L. (2013). Tips Membuat Website tanpa Codding & Langsung


Online. Yogyakarta: Andi.
Ratminto, A. S. W., & Septi, A. (2005). Manajemen pelayanan. Yogyakarta:
pustaka pelajar.
Reddick, C. G. (Ed.). (2010). Comparative e-government (Vol. 25). Springer
Science & Business Media.
Rudi, T. M. (2005) Komunikasi dan Hubungan Masyarakat internasional, PT
Refika Aditama, Bandung, hal. 33
Sakti, F. T. (2018). IMPLEMENTASI CYBER PUBLIC RELATIONS DALAM
MENINGKATKAN CITRA POLDA JAWA TENGAH TAHUN 2016.
Sakti, F. T. (2018). Implementasi Cyber Public Relations Dalam Meningkatkan
Citra POLDA Jawa Tengah Tahun 2016. Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
Sibero, A. F. (2013). Web programming power pack. Yogyakarta: Mediakom.
Sinambela, L. (2011). Reformasi Pelayanan Publik: Teori, Kebijakan dan
Implementasi (CetakanKeenam). BumiAksara. Jakarta.
Angwarmase, A. Y. (2014). Implementasi Cyber Public Relations Dalam
Meningkatkan Reputasi Universitas Gajah Mada Yogyakarta Sebagai
Universitas Riset Berkelas Dunia. Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Moleong, L. J. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Ruslan, R. (2007). Manajemen Public Relations dan Media
Komunikasi. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
James E. Grunig, T. H. (1984). Managing Public Relations. Holt, Rinehart and
Winston. Kriyantono, R. (2014). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta:
Prenadamedia Group. Naumann, F. (2007). Good Governance – New Public
Management: Hubungan Warga –
Pejabat Publik. http://www.kedai-kebebasan.org/
download/1181190460_Presentasi_
Good_Governance_dan_Public_Service. pdf.
Onggo, B. J. (2004). Cyber Public Relations. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Cutlip, S. M., Center, A. H., & Broom, G. M. (2006). Effective Public Relations.
New Jersey: Pearson Education Inc.
Utomo, N. S. (2015). Manajemen Komunikasi Eksternal ( Manajemen
Komunikasi Pt . Semen Indonesia ( Persero ) Tbk Dalam Proses
Pembangunan Pabrik Semen Di Desa Tegaldowo Kecamatan Gunem
Kabupaten Rembang ). Manajemen Komunikasi Eksternal 63, 7(2), 63–
67.
Dewi, Q. (2016). Strategi Komunikasi pada Pasar Modal Syariah Berbasis Cyber
Public Relations. Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies,
10(1), 17-36.
Soemirat, S. (2012). Dasar-dasar public relations.
Hidayat, D., Kuswarno, E., Zubair, F., & Hafiar, H. (2018). Public relations
communication behavior through a local-wisdom approach: the findings
48

of public relations components via ethnography as methodology.


Malaysian Journal of Communication, 34(3), 56-72.

Anda mungkin juga menyukai