Anda di halaman 1dari 25

CYBER PUBLIC RELATIONS

REVIEW JURNAL

Nama Kelompok :
- Aditia Febriana 20190530039
- Ayuni rahmadhania 20190530029
- Muhammad rhinaldi abdilah harun 20190530069
- Muhammad Nur Fadli 20180530143
- Edwin Imam Suryatna 20180530179

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MUHAAMMADIYAH YOGYAKARTA
Jurnal Nasional

1. Judul : Implementasi Cyber Public Relations Melalui Pengelolaan


Website Pemeritah Provinsi Sumatera
Penulis : Tantri Puspita Yazid
Nomor Jurnal : Vol.6, No. 2
Tahun : September 2015
Latar Belakang :
Pemerintah Sumatera Barat mulai menempatkan fungsi humas sebagaimana
mestinya. Fungsi manajemen komunikasi, yakni anggota untuk dan menjalin sistem
komunikasi dan hubungan yang baik antara pemerintah dengan publik seperti. Tata
kelola yang baik merupakan manajemen publik baru untuk membentuk dan
menghubungkan antara warga dan pejabat publik dengan menggunakan website, yang
dapat digunakan sebagai media kehumasan untuk membantu mewujudkan tata kelola
pemerintah yang baik di sumatera barat.
Metode Penelitian :
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan peneliti sebagai
instrumen utama penelitian, data dan informasi yang diperoleh dari narasumber dan
didukung dokumen sesuai penelitian lapangan. Metode pengumpulan data yang
dipergunakan yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, dan audio visual.
Teori :
- Cutlip, Tengah, & Sapu (2006) mendefinisikan hubungan masyarakat sebagai
fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik
dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan
atau kegagalan organisasi tersebut. keberadaan internet telah mengubah cara
humas menyampaikan information (berkomunikasi) kepada publiknya.
- Humas melalui ternet memiliki peranan yang lebih besar dan luas dibandingkan
dengan manusia di dunia fisik, tanpa tergantung perantara, baik wartawan dan
media cetak (Onggo, 2004). Humas untuk mengomunikasikan pesan organisasi
kepada publiknya melalui salah satu produk diinternet berupa situs web.
keberadaan disebuah institusi pemerintahan memberikan kemudahan bagi humas
pemerintah dalam interaksi dengan masyarakat.
Hasil Penelitian :
Menunjukkan bahwa Sejak dikelola oleh humas dari segi tampilan dan isi
menjadi menarik. Namun masih belum dapat dikatakan mampu membantu kerja
humas mewujudkan good governance dari segi pelayanan publik, karena website
masih tergolong kedalam web 1.0. Isi dari website masih di dominasi oleh
pemerintah. Humas pemerintah dan masyarakat mengetahui arti penting website
apalagi pada jaman sekarang. Namun kurang disosialisasikan keberadaan website
sebagai media informasi baru humas. Pencapaian sebagai peringkat pertama good
governance dan clean government di pulau Sumatera tahun 2010 bukan dikarenakan
pengelolaan website. Karakteristik mewujudkan good governance melalui pelayanan
publik oleh humas belum menonjol dalam di dalam website pemerintah provinsi
Sumatera Barat. pelayanan transparansi dalam website menjadi yang diutamakan.

2. Judul : Strategi Cyber Public Relatons dalam Memanfaatkan Media Sosial


untuk Membangun Citra Perusahaan
Penulis : Rosliana dan Riris Loisa
Nomor Jurnal : Vol.2, No.2
Halaman : 480 - 486
Tahun : Desember 2018
Latar Belakang :
Perkembangan teknologi sangat memudahkan masyarakat dalam mengakses
informasi. Sehingga pesatnya perkembangan teknologi tanpa sadar telah banyak
mengubah cara hidup kita menjadi lebih nyaman dan mudah. Begitu pula dengan
perusahaan. Dengan adanya perkembangan teknologi, internet, dan juga media sosial,
perusahaan juga merasakan dampak terlebih dalam kegiatan pemasaran dan promosi.
Tentunya perusahaan harus dapat menyebarkan dan menerima informasi agar dapat
bersaing dengan perusahaan lainnya. Hal ini membuat persaingan antar perusahaan
semakin kuat, baik bersaing dengan perusahaan baru maupun perusahaan yang telah
lama berdiri. Oleh karena itu, tugas dari seorang praktisi PR dalam perusahaan adalah
memastikan bahwa kegiatan promosi dapat menjangkau seluruh calon konsumen
secara menyeluruh yang salah satunya dapat diraih melalui internet dan media sosial
perusahaan.
Metode Penelitian :
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan metode studi
kasus. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Data primer didapatkan dari hasil wawancara dengan Billy Gani sebagai
CEO PT Eannovate Creative Technology, Daud Julio dan Isabela Beatrix sebagai
karyawan dari PT Eannovate Creative Technology yang mendapatkan pekerjaannnya
melalui media sosial. Sementara itu, data sekunder didapatkan dari hasil tabel koding
jawaban wawancara narasumber.
Teori :
- Ronald D. Smith (2005) menjabarkan bahwa ada tahapan dalam strategi public
relations yaitu Formative Research, Strategy, Tactics, dan Evaluative Research.
- Media sosial saat ini dapat dipakai untuk menunjang aktivitas penggunanya,
beberapa perusahaan, dan juga individu juga menggunakan media sosial untuk
melancarkan bisnisnya (Ardianto 2011 : 114).
- Fungsi media sosial menurut Usman Hamid (2011):
(a) Sebagai alat informasi: Setiap orang dapat mencari segala informasi atau
menerima informasi dengan mudahnya.
(b) Sebagai alat interaksi : Media sosial sebagai alat interaksi tidak hanya sekedar
koneksi antar jaringan situs ataupun akun, melainkan juga interaksi kreatif yang
dilakukan pengguna dalam bertukar informasi. Orang tidak hanya mendapatkan
informasi tapi juga memiliki kesempatan untuk menanggapi sebuah informasi.
(c) Sebagai alat partisipasi : Media sosial sebagai alat berpartisipasi dalam sebuah
gerakan. Berdasarkan penjelasan diatas, penulis menemukan bahwa PT Eannovate
menjalankan salah satu fungsi yang dimiliki oleh media sosial yaitu sebagai alat
informasi.
Hasil Penelitian :
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang diambil oleh PR PT
Eannovate Creative Technology yaitu dengan memanfaatkan media sosial sebagai
platform-nya dalam menyebarkan informasi. PT Eannovate Creative Technology
menggunakan Facebook dan Instagram sebagai sarana dan wadah untuk membangun
citra perusahaan dan mendekatkan diri dengan publik. Tahapan yang digunakan oleh
PT Eannovate Creative Technology dapat dikategorikan ke dalam tahapan strategi
public relations yang dipaparkan oleh Ronald D. Smith yaitu tahapan Formative
research dan Strategy (Establishing Goals and Objectives). Selain itu, penulis juga
menemukan bahwa fungsi media sosial yang dijalankan oleh PT Eannovate Creative
Technology sesuai dengan paparan dari Usman Hamid yaitu sebagai alat informasi
dan interaksi.

3. Judul : Implementasi Cyber Public Relations Universitas Sinngaperbangsa


Karawang pada Persaingan Era Digital
Penulis : Tri Susanto
Nomor jurnal : Vol. 3, No. 1
Tahun : 2019
Latar belakang :
Perkembangan teknologi dan komunikasi mengubah perilaku masyarakat
dalam memperoleh informasi baik melalui televisi, radio, telepon bahkan faxmail
sudah menjadi hal yang biasa dikalangan masyarakat. Salah satu hasil teknologi dan
komunikasi atau pun informasi yang luar biasa saat ini adalah internet. Internet telah
membuat dunia tak lagi berjarak, kehadirannya mengubah cara konsumen atau
pelanggan memanfaatkan media. Kondisi ini membuka pemahaman baru bagi
kalangan bisnis dan praktisi Public Relations (PR) untuk menemukan kembali cara
mengelola dan memelihara reputasi melalui pendekatan yang dinamakan sebagai
Cyber Public Relations. Dengan adanya teknologi internet, maka menghadirkan
media dengan platform lain yaitu media online, karena itu para praktisi PR
dihadapkan dengan tantangan bagaimana memanfaatkan media interaktif ini.
Metode penelitian :
Penelitian ini menggunakan studi deskriptif yang merupakan tipe metode
penelitian kualitatif (Qualitatif Research), studi deskriptif merupakan pemaparan
suatu situasi atau peristiwa (Ruslan, 2006:71-72). Disini, penelitian deskriptif
hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian tidak mencari dan
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis (Rakhmat, 2008:24). Subyek
penelitian adalah bagian PR/Humas Universitas Singaperbangsa Karawang sebagai
pengelola website dan media sosial yang digunakan. Cara pengambilan sampel
menggunakan teknik adalah purposive sampling yaitu setiap elemen dalam populasi
tidak memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Metode
purposive sampling digunakan karena elemen-elemen yang dipilih menjadi unit
sampel dianggap dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti
(Widodo, 2004:48). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara kepada
bagian PR/Humas Universitas Singaperbangsa Karawang. Penelitian ini mengambil
website dan media sosial yang digunakan Universitas Singaperbangsa Karawang
sebagai Obyek.
Jenis data yang diperoleh dibagi 2 (dua) yaitu data primer dan data sekunder. Data
primer didapat melalui wawancara sedangkan data sekunder dalam penelitian ini
adalah observasi dan studi pustaka. Dalam penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan studi pustaka. Metode yang
digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini adalah Triangulasi.
Triangulasi ialah kombinasi beragam sumber data, tenaga peneliti, teori dan teknik
metodologis dalam suatu penelitian atas gejala sosial. Triangulasi diperlukan karena
setiap teknik memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri. Dengan demikian
triangulasi memungkinkan tangkapan realitas secara lebih valid (Pawito, 2007:97).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik triangulasi data yaitu upaya peneliti
untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data
berkenaan dengan persoalan yang sama. Dimana peneliti mencocokan data yang telah
diperoleh melalui wawancara, observasi dan juga studi pustaka.
Teori :
International Public Relations Associations (IPRA) mendefinisikan Public
Relations (PR) sebagai fungsi manajemen dari ciri yang dan berkelanjutan melalui
organisasi dan lembaga swasta atau publik (umum) untuk memperoleh pengertian,
simpati dan dukungan dari mereka yang terkait atau mungkin ada 11 hubungannya
dengan penelitian opini publik diantara mereka (Soemirat dan Ardianto, 2003:14).
Hasil penelitian :
Aktivitas Cyber Public Relations Universitas Singaperbangsa Karawang :
1. Media Cyber PR Universitas Singaperbangsa Karawang
Media sosial adalah istilah untuk situs jejaring sosial yang menggunakan media baru,
misalnya internet, website, media sosial misalnya, facebook, twitter, Instagram dan
youtube sebagainya. Tujuan sosial media bagi kegiatan PR antara lain adalah: 1)
Mampu meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan konsumen. Sosial media
mampu merubah gaya komunikasi menjadi lebih interaktif dan partisipatif, hal ini
menyebabkan hubungan antara perusahaan dengan konsumennya menjadi lebih
intens, lebih personal dan setara (horisontal). Media sosial memungkinkan konsumen
untuk berkomentar langsung dengan apa yang sedang dilakukan atau yang sedang
terjadi dengan perusahaan tersebut; 2) Mampu mempercepat proses pembuatan
keputusan. Dengan melemparkan sebuah topik atau survey akan sesuatu, maka
konsumen dapat memberikan pendapatnya akan sesuatu tersebut dengan cepat,
sehingga memudahkan untuk dapat membuat keputusan secara cepat; 3)
Meningkatkan brand awareness dan user engagement. Dengan media sosial, maka
sebuah brand mampu mengumpulkan komunitas- komunitasnya dalam satu wadah
tertentu, hal ini tentu saja akan memudahkan brand untuk melakukan promosi atau
sekedar untuk berinteraksi dengan konsumen. Sebagai konsumen pun merasa semakin
dilibatkan dalam berbagai hal, karena suaranya semakin mudah terdengar; 4)
Memudahkan marketing. Hal ini dapat diartikan bahwa sebuah ide dapat berkembang
lebih cepat dengan melemparkan ide tersebut di media sosial; 5) Menurunkan biaya.
Media sosial meningkatkan efisiensi dari perusahaan, antara lain mengurangi biaya
komunikasi karena dengan media sosial setiap user adalah “juru bicara”, dapat juga
mengurangi biaya riset karena media sosial memudahkan untuk melakukan survey
langsung kepada konsumen dan mendapatkan masukan langsung dari konsumen.
Adanya media cyber memberikan sebuah channel baru bagi perusahaan untuk
berinteraksi secara berbeda dengan konsumen. Jika mampu dimanfaatkan dan dikelola
secara baik, maka dapat memberikan banyak dampak positif bagi perusahaan. Namun
begitu pula sebaliknya, tanpa adanya tujuan, rencana dan rambu-rambu yang jelas,
maka akan memberikan kerugian bagi perusahaan. Beberapa media cyber PR yang
digunakan Universitas Singaperbangsa Karawang

4. Judul : Penggunaan Media Sosial Sesuai Nilai Luhur Budaya di

Kalangan Siswa Sma

Penulis : Roswita Oktavianti, Riris Loisa

Nomor Jurnal : Vol 3, No. 1 Hal 86-95

Tahun : 2017

Latar Belakang :

Pemuda sebagai generasi pengguna media sosial memegang kendali besar atas

penyebaran informasi dalam kelompok dan keluarga. Media sosial seperti Facebook,

Twitter, Instagram, Path, menjadi media ekspresi dan eksistensi diri, serta penyebaran

berita dan informasi. Dalam hal ini, media sosial menjadi sarana penyebaran nilai-
nilai luhur budaya yang diakulturasikan dalam diri seseorang dan lingkungan

sekitarnya. Namun, generasi muda kurang menyadari peran media sosial sebagai

sarana penyebaran nilai-nilai luhur budaya. Informasi dan berita di media sosial

langsung diterima tanpa verifikasi kebenarannya. Media sosial lebih dominan

digunakan sebagai sarana ekspresi diri, tanpa memberikan kontribusi positif kepada

pengguna media sosial lainnya, atau dalam hal ini pengikut. Oleh karena itu, generasi

muda perlu diberikan pembekalan tentang penggunaan media sosial serta pentingnya

penggunaan media sosial sebagai media yang mengkomunikasikan nilai-nilai luhur

budaya. Pengarahan dilakukan di SMA Santo Kristoforus 1, Jakarta Barat. Dengan

menggunakan metode survei untuk mengetahui efektifitas pembekalan, pemahaman

generasi muda terhadap penggunaan media sosial sebelum dan sesudah pembekalan.

Hasil dari kegiatan ini, seluruh siswa mampu menunjukkan informasi mana yang

boleh dan tidak boleh disebarluaskan, mampu mengenali atau mengidentifikasi berita

bohong (hoax), informasi berita bohong, dan langkah-langkah yang dilakukan saat

menerima berita bohong.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna media sosial paling

atraktif di dunia.Seringkali berbagai isu di dalam negeri menjadi trendingtopic di

media sosial Twitteratauviral (cepat menyebar dan populer) di situs jejaring sosial

lainnya. Menurut data We Are Social tentang statistik digital dunia yang dirilis

Januari 2016, Indonesia memiliki 88,1 juta pengguna internet aktif, meningkat 15%

dalam dua belas bulan terakhir. Media sosial telah membawa dampak positif bagi

pengguna, yakni sebagai sumber dan pemberi informasi, sarana ekspresi diri, serta

membangun koneksi/relasi dengan kerabat dan teman. Namun, pada praktiknya,

media sosial juga membawa dampak negatif, terutama penyebaran berita palsu
Pada November 2016, Stanford History Education Group (SHEG),

melakukanpeneliti-an civic online reasoning (kemampuan menilai kredibilitas

informasi dalam ponsel, tablet, dan komputer) pada anak-anak muda di dua belas

negara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa tidak mampu mempertimbangkan

informasi yang mereka lihat di internet. Siswa, misalnya, memiliki kesulitan

membedakan iklan dengan artikel berita atau mengidentifikasi asal informasi Temuan

ini mengindikasikan bahwa siswa lebih fokus pada konten yang diunggah di media

sosial dari pada sumber konten tersebut.Meski fasih dengan media sosial, banyak

siswa tidak menyadari konvensi dasar untuk menunjukkan informasi digital yang

terverifikasi.

Metode Penelitian :

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dan Pembekalan

Sementara itu, secara kuantitatif, hasil pembekalan ini ditunjukkan dari hasil angket

atau kuesioner yang dibagikan sebelum dan setelah pembekalan. Dari 89 siswa yang

hadir Peneliti menentukan objek penelitian, yakni siswa SMA,yang berlokasi di dekat

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara, dengan mengutamakan siswa

SMA yang sudah pernah diberi pembekalan, sehingga terjadi transfer pengetahuan

dan wawasan yang berkesinambungan. Oleh karena itu, dipilih sejumlah 104 siswa-

siswi kelas XI SMA Santo Kristoforus 1 yang berlokasi di Jakarta Barat.SMA Santo

Kritoforusberdiri di bawah Yayasan Diannanda, yaitu yayasan milik Paroki Santo

Kritoforus Grogol, Jakarta Barat.Yayasan Diannanda didirikan pada 30 April 1982

oleh Pastor Titus Rahail, M.Sc., yang saat itu menjabat sebagai pastor paroki.Yayasan

ini mengelola delapan unit persekolahan yang terdiri atas dua KB-TK, dua SD, dua

SMP, dan dua SMA (http://kristo.sch.id, 2017).Peneliti menyusun angket sebagai

instrumen. Instrumen ini disebarkan dua kali, yaitu sebelum dan sesudah pelaksanaan
pembekalan.Angket yang dibagikan sebelum pembekalan ditujukan untuk mengetahui

tingkat aksesibilitas terhadap media sosial, seperti jumlah media sosial yang dimiliki,

frekuensi, dan durasipenggunaan. Selain itu, juga mengukur sejauh mana pemahaman

siswa dalam menerima dan memanfaatkan media sosial sebagai sarana penyebaran

nilai luhur budaya sebelum dilakukan pembekalan. Sementara itu, angket yang

dibagikan setelah pembekalan ditujukan untuk mengetahuisejauh mana pengetahuan

dan wawasan yang diperoleh siswa terkait penggunaan media sosial secara tepat,

setelah dilakukan pembekalan. Pembekalan dilakukan pada Jumat, 9 Juni 2017, di

Aula SMA Santo Kristoforus I, Jl. Satria IV Blok C No. 68 Grogol, Jakarta Barat.

Pembicara memberi penjelasan mengenai penggunaan media sosial, informasi yang

kerap diterima dan disebarkan, cara memilah-milahan informasi atau berita yang

benar dan palsu, serta informasi atau berita yang tidak boleh diterima dan tidak boleh

disebarkan secara langsung. Pembekalan berlangsung kurang lebih selama 2,5 jam.

Teori :

Lon Safko, dalam bukunya The Social Media Bible mengungkapkan beberapa

terminologi mengenai media sosial. Terminologi pertama, yakni sosial, mengacu pada

kebutuhan insting manusia yang harus terhubung dengan manusia lainnya. Manusia

memiliki kebutuhan untuk berada dalam kelompok yang dirinya merasa nyaman saat

berbagi pikiran, ide, dan pengalaman.( Safko,2010 )

Sowell mengatakan budaya ada untuk melayani kebutuhan vital dan prakti smanusia,

yakni untuk membentuk masyarakat dan memelihara spesies menurunkan

pengetahuan dan pengalaman berharga kegenerasi berikutnya serta menghemat biaya

dan bahaya dari proses pembelajaran semuanya dari kesalahan kecil selama proses

coba-coba sampai kesalahan fatal (Samovar, 2010) peoples dan Bailey nilai

merupakan “kritikatas pemeliharaan budaya secara keseluruhan karena halini


mewakili kualitas yang dipercayai orang yang penting untuk kelanjutan hidup

mereka” ( Samovar, 2010 )

Hasil Penelitan

Pembekalan yang berjudul “Penggunaan Media Sosial Sesuai Nilai Luhur

Budaya di Kalangan Siswa SMA” ini difokuskan pada pencegahan berita palsu di

media sosial yang mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pembekalan

dimulai dengan memberikan pemahaman tentang berita palsu. Berita palsu semakin

banyak pada era digital. Banyak orang sudah terhubung dengan internet dan memiliki

media sosial. Berita /informasi dengan cepat disebarkan kepada pembaca. Namun,

kadang kala berita /informasi tersebut tidak diterima dengan baik oleh pembaca,

artinya berita/informasi tersebut bersifat palsu atau sudah diubah maknanya secara

sengaja maupun tidak sengaja.Pengenalan berita palsu dipraktikkan dalam permainan

(games) “pesan berantai” yang melibatkan seluruhpeserta. Permainan ini bertujuan

agar siswa memahami bahwa pesan dari sumber autentik bisa berbeda ketika sampai

kepada penerima pesan. Hal ini tergantung pada cara dan kejelasan dalam

menyampaikan pesan, pengetahuan dan kemampuan mengingat pesan, serta gangguan

saat pengiriman pesan.Dalam pembekalan juga dipaparkan ciri-ciri berita palsu,

tujuan seseorang menyebarkan berita palsu seperti motif ekonomi dan kekuasaan, dan

cara mengatasi berita palsu. Contoh berita-berita palsu disajikan melalui gambar atau

foto dan video

Para siswa mengenali berita palsu dari caranya menghasut pembaca untuk

segera menyebarkan (35%), sumber laman /blog tidak pernah didengar sebelumnya

(32%), meng-gunakan / mengatas namakan nama media massa atau perusahaan atau

orang yang sudah tenar (13%), struktur kalimat dan tanda baca tidak sesuai dengan

kaidah baku penulisan berita (9%), dan lain-lain (5%). Setelah mengenali sebuah
berita palsu, siswa mengidentifikasi jenis/bidang berita palsu yang sering dibaca atau

didengar. Hasil survei menunjukkan bahwa berita palsu yang paling banyak diketahui

para siswa ialah bidang politik (28%), agama (25%), hukum dan keamanan (15%),

hiburan (12%), kesehatan (12%), ekonomi (7%), dan lain-lain (1%).Meski hasil

jawaban siswa hampir sama dengan survei yang dibagikan sebelum pembekalan, ada

peningkatan yang cukup tinggi terhadap upaya siswa-siswi untuk mencari informasi

lebih lanjut di media massa yang lebih kredibel ketika menerima berita palsu di media

sosial. Selain itu, jumlah siswa yang memilih untuk mengklarifikasi berita palsu di

media sosial juga bertambah.

5. Judul :Peran Cyber Public Relations Humas Polri Dalam Memberikan


Pelayanan Informasi Publik Secara Online
Penulis :Yuliwati, dan Enjang Pera Irawan
Nomor jurnal :Vol.1,No.1, hal.208-220
Tahun :2016

Latar Belakang :
Masyarakat sipil saat ini sudah semakin cerdas dan kritis. Hal inilah yang kemudian
mendorong mereka lebih vokal dalam menyampaikan berbagai aspirasinya, guna
mendapatkan hak-hak mereka. Berbagai aspirasi sering disuarakan diruang publik melalui
berbagai ekspresi dan media. Tentu hal ini merupakan realisasi dari kebebasan
berekspresi yang dilindungi oleh undang-undang. Berbagai bentuk ekspresi pun
disampaikan mulai dari menulis di media massa, turun ke jalan, audiensi, hingga
mengkritisi berbagai kebijakan dan pelayananan publik melalui media internet termasuk
media sosial. Adapun salah satu program Polri yang berhubungan dengan pelayanan
publik yaitu Program percepatan quick wins yang mana program tersebut merupakan
upaya untuk membangun kepercayaan masyarakat melalui program yang mendukung
kepentingan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dalam pelayanan yang cepat,
mudah, dan terjangkau.
Saat ini Polri terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas layanannya, mulai
dari sistem pelayanan tatap muka hingga pelayanan berbasis online. Layanan berbasis
online Polri salah satunya dilaksanakan oleh Divisi Humas Polri melalui website
humas.polri.id. Website ini tidak hanya dijadikan sebagai media komunikasi Polri dengan
publik, tetapi sebagai media untuk merealisasikan dan mendukung keterbukaan informasi
publik sebagaimana dimanahkan dalam UU No. Kemudian tujuan kita memberikan akses
informasi dengan mudah, atau memberikan kemudahan akses informasi yang berkaitan
dengan apapun dengan tugas-tugas kinerja kepolisian.
Penggunaan media website dan media sosial lainnya yang berbasis internet, tentu
akan berdampak positif terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik, setidaknya
diharapkan dapat memangkas birokrasi. Kiniuntuk mendapatkan informasi, masyarakat
tidak lagi harus datang ke kantor polisi, tetapi tinggal membuka website Polri saja.Selain
itu, masyarakat pun dimudahkan memberikan masukan demi perbaikan Polri dalam
meningkatkan pelayanannya. Melalui website-nya, Polri mampu membuka akses
informasi luas kepada masyarakat. Tak hanya informasi berupa peraturan, perkembangan
penanganan perkara, pelaporan kinerja dan berbagai terobosan-terobosan kepolisian
ditiap wilayah satuan kerja polri pun dapat diakses masyarakat.Untuk mendukung
terobosan yang dilakukan Polri ini, tentu diperlukan sentuhan dan dukungan praktisi
komunikasi, dalam hal ini yaitu public relations Polri dalam menjalankan peran cyber
public relations ini.
Metodologi Penelitian :
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi deskriptif kualitatif.
Menutut Bodgan dan Taylor, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. Kemudian penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian
yang pengumpulan datanya berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini
disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan
berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian
laporan penelitian akan berupa kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian
laporan tersebut. Data tersebut, mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan
lapangan, poto-poto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi
lainnya.
Objek dalam penelitian ini yaitu Divisi Humas Kepolisian Republik Indonesia.
Adapun hal yang secara spesifik diteliti yaitu tekait bagaimana Humas Polri dalam
menjalankan peran cyber public relations dalam mengelola website
humas.polri.go.id.Narasumber yang dipilih dalam penelitian ini diantaranya yaitu Djoko
EK selaku Kabag Pelayanan Informasi dan Dokumentasi Divisi Humas Polri, Wahyu
Hidayat selaku Perwira Administrasi Sedia Informasi dan Dokumentasi. Serta Ibu Tiyan
selaku Staf Biro Pengelola Sedia Infodok Divisi Humas Mabes Polri.
Teori :
Rex Harlow dalam bukunya berjudul A Model for Public Public Relations Educations
for Professional Practices 1978, menyatakan bahwa: Public Relations adalah fungsi
mangemen yang khas dan mendukung pembinaan, pemeliharaan jalur bersama antara
organisasi dengan publiknya, menyangkut aktivasi komunikasi, pengertian, penerimaan
dan kerja sama. Melibatkan manajemen dalam menghadapi persoalan/permasalahan,
membantu manajemen untuk mampu menghadapi opini public, mengikuti perubahan dan
memanfaatkan perubahan secara efektif.
Hasil Penelitian :
Hasil penelitian menunjukan bahwa peran Divisi Humas Polri dalam menjalankan
aktivitas cyber public relations lebih dominan pada peran sebagai tecnicion
communication dan facilitator communication.Namun peran expert preciber
communication problem dan solving process facilitator tetap ada, walaupun tidak begitu
dominan. Penerapan konsep cyber public relations merupakan bentuk komitmen Polri
dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, sekaligus sebagai dukungan
terhadap pelaksanaan UU Keterbukaan Informasi Publik. Kualitas layanan Humas Polri
melalui media website humas.polri.go.id ini masih perlu ditingkatkan, mengingat masih
ada hal-hal yang harus diperbaiki seperti , meningkatkan kualitas SDM pengelola
website, mempercantik tampilan website, melengkapi menu-menu dalam website, sampai
memperbaiki protections system.
Jurnal International

1. Judul : Activities of the Cyber Public Relations of O Chanel TV in


Promoting their Company on the Instagram Social Media
Penulis : Kurniastuti Kusuma
Nomor Jurnal : Volume 2 Nomor 9
Halaman : 50-56
Tahun : 2018
Latar Belakang :
Melihat potensi pengguna internet yang begitu besar dan potensial, O Channel
TV menggunakan media online, yaitu media sosial khususnya instagram sebagai
sarana promosi dan publikasi. Lawrence E, Farrell H dan Sides J (2009: 147)
mengatakan bahwa melalui teknologi baru seperti internet dapat memberi kita kendali
lebih besar atas apa informasi dikonsumsi oleh orang-orang dan dengan siapa mereka
sering berinteraksi, sehingga penggunaannya dapat memuaskan mereka, dari disana
akan memunculkan kecenderungan masyarakat untuk memilih berinteraksi dengan
nyaman untuk bergabung dalam sumber informasi bagian di internet.
Metode Penelitian :
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Bodgan dan
Taylor, jenis penelitian akan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Teknik pengumpulan
data melalui wawancara dengan nara sumber terkait, dimana narasumber orang adalah
pihak-pihak yang terlibat aktif dalam kegiatan hubungan masyarakat cyber O Channel
TV dimedia sosial Instagram resmi perusahaan. Subjek dalam penelitian ini adalah
Kepala Humas O Channel, Staf IT, Staf PR. Selain itu, peneliti juga mengumpulkan
data melalui observasi lapangan dan data lainnya dari data sekunder diperoleh dari
kantor, buku (literatur), website, media sosial instagram resmi perusahaan, dokumen,
foto dan lain-lain yang menyediakan data yang berkaitan erat dengan objek dan
penelitian tujuan.
Teori :
Mereka yang menjalankan peran dan fungsi humas secara online dikenal
sebagai PR dunia maya. Kegiatan Humas sebelumnya mengandalkan pusaran
informasi di media konvensional seperti televisi dan koran. Namun sekarang, inovasi
internet terus berkembang pesat dan bervariasi, sehingga kegiatan PR beralih ke
saluran digital. Humas Cyber dipandang sebagai bentuk fungsi operasi di dunia maya
dalam Cyber PR praktek kerja. Kemudian, manfaat Cyber PR antara lain menghindari
kendala jarak dan waktu, mempermudah komunikasi dua arah, sehingga interaksi
antara keduanya menjadi lebih personal. (Irawan, 2017: 167).
Hasil :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Media sosial Instagram digunakan
oleh channel O TV sebagai media untuk mempromosikan berbagai program
perusahaan, 2) kegiatan cyber humas O channel TV meliputi menjadwalkan,
memposting, memantau, menanggapi, melakukan proses evaluasi pesan, 3) sosial
Instagram media yang digunakan O Chanel TV karena media tersebut memiliki
keunggulan yaitu mudah, cepat, murah, komunikatif, dan memiliki segmentasi
audiens yang luas, 4) Media sosial Instagram memfasilitasi proses dua arah
komunikasi secara cepat, efisien dan efektif, karena memiliki karakteristik media
yang interaktif.
2. Judul : Cyber PR Technology to Build Brand Awareness
Penulis : M.Solihat dan FP Pratami
Nomor Jurnal : Vol.1, No.1
Halaman : 76 - 83
Tahun : 2021
Latar Belakang :
Teknologi cyber PR untuk membangun brand awareness menjelaskan bahwa
di era media baru seperti sekarang, humas harus mampu bertindak dinamis mengikuti
perkembangan teknologi dan informasi. Teknologi cyber PR melalui media sosial
untuk membangun brand awareness dapat memiliki dampak positif, menciptakan
pelanggan yang loyal terhadap merek, dan membuat pelanggan memilih merek
tersebut sebagai produk yang mereka yakini. Teknologi Cyber PR untuk membangun
kesadaran merek akan tetapi ada dampak negatif, jika menempatkan strategi merek
yang salah, dapat merusak perusahaan reputasi, dan ada kemungkinan untuk menjadi
viral untuk menyebabkan perusahaan menderita secara signifikan kerugian. Namun,
dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa efektif teknologi cyber PR
untuk membangun kesadaran merek di zaman sekarang.
Metode Penelitian :
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan metode survei
kuesioner. Peneliti mengumpulkan informasi dari 32 responden dengann
membagikannya melalui media sosial dan survei. Survei sendiri dilakukan dengan
mengumpulkan semua data dari masyarakat melalui pertanyaan yang diberikan
peneliti kepada responden secara individu. Responden yang menjawab pertanyaan ini
rata-rata mahasiswa.
Teori :
- Menurut Mangould dan Faulds, Perkembangan media internet banyak digunakan
oleh perusahaan untuk merubah produknya pemasaran. Sementara itu, studi
Galaugher Ransbotham, Tsimonis, dan Dimitradis menunjukkan bahwa
perusahaan menggunakan media internet untuk berinteraksi dengan konsumen
atau pelanggan, menarik pelanggan baru pelanggan, berbagi informasi terbaru
tentang produk mereka, dan membangun merek.
- Menurut penelitian Chioveanu, sebuah iklan dapat mempengaruhi keputusan
untuk membeli merek yang akan dipilih konsumen; jika konsumen telah memilih
merek dapat menimbulkan loyalitas sebagai pelanggan
-
Hasil Penelitian :
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa media internet memiliki banyak
manfaat bagi perusahaan untuk membangun Brand Awareness. Hasil survei
pertanyaan yaitu :
a. Efektivitas Cyber PR untuk membangun Brand Awareness di Media Baru
Terdapat 32 responden , 100% responden memilih ya bahwa teknologi Cyber
PR di era media baru efektif untuk membangun Brand Awareness dari rata-
rata 27 wanita dan 5 pria.
b. Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Sekitar (82,4%) atau 28 responden memilih ya, bahwa pengaruh iklan di
internet mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli produk dari
merek. Selain itu, sekitar (17 6 %) atau 6 responden memilih tidak, bahwa
pengaruh dari iklan yang di internet tidak mempengaruhi keputusan konsumen
untuk membeli produk dari merek tersebut.
c. Brand Ambassador Mempengaruhi Konsumen untuk Memilih Produk
Sekitar 73,5% atau 25 orang memilih ya bahwa Brand Ambassador
mempengaruhi konsumen untuk membeli produk. Dan sekitar 26,5% atau 9
orang memilih tidak, bahwa Brand Ambassador tidak mempengaruhi
konsumen untuk membeli produk
d. Teknologi Efektif untuk Cyber PR
Sekitar 76,5% atau 26 orang memilih Instagram. Sekitar 20,6% atau 7 orang
memilih Youtube Ads. Dan Sekitar 2,9% atau 1 orang memilih Facebook
sebagai teknologi media internet yang efektif untuk membangun kesadaran
merek.
Hasil survei juga membuktikan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan media
internet untuk menarik konsumen baru, perusahaan juga bisa menggunakan Brand
Ambassador terkenal untuk menarik pasar yang lebih luas agar merek semakin
dikenal masyarakat. Bahkan menggunakan media, perusahaan dapat berinteraksi
secara langsung dengan masyarakat sehingga loyalitas mereka terhadap merek
terbangun.

3. Judul : STRATEGI CYBER PUBLIC RELATIONS


WEBSITE E-MARKETPLACE
Penulis :Melati Agustin Yumikosari1, Hadi Purnama2
Nomor jurnal :2461-0836
Tahun :2017
Latar belakang :
Indonesia dikenal sebagai negara maritim dengan dua pertiga luas Indonesia adalah
lautan atau setara dengan 70% dari total luas wilayah Indonesia. Dengan kekayaan laut
yang melimpah tentunya berpeluang untuk menyejahterakan para nelayan dan
memasarkan komoditas hasil laut secara global. Pasarlaut.com merupakan marketplace
dan platform jual beli hasil laut yang bertujuan untuk mensejahterakan nelayan dan
memutus rantai penjualan ikan yang merugikan para nelayan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana strategi Cyber Public Relations Pasarlaut.com dalam
menginformasikan Pasarlaut.com. Metode penelitian yangdigunakan adalah pendekatan
kualitatif dengan analisisstudi deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa:
1.Tujuan dilakukannya Cyber Public Relations adalah untuk membangun pengenalan
merek dan pengetahuan tentang website Pasarlaut.com. 2. Pasarlaut.com menggunakan
empat tools dari enam tools Cyber PR yaitu: website, E-mail, Media Sosial dan Publisitas
melalui mesin pencari. 3. Dalam perencanaan dan pelaksanaan terdapat beberapa langkah
yang digunakan oleh pihak Pasarlaut.com dalam melakukan strateginya, diantaranya:
Content management, Media Relations, Social Media Program dan Penggunaan SEO
Organic. 4. Evaluasi dilakukan dengan komunikasi langsung atau tatap muka dalam
kegiatan rutin Morning Glory, data evaluasi di dapat dari penggunakan aplikasi analytics.
Metode penelitian :
Dalam penelitian ini paradigma yang digunakan adalah paradigma konstruktivisme.
Paradigma konstruktivis bertujuan untuk memahami apa yang menjadi konstruksi suatu
realita. Dalam pandangan konstruktivismeyang di kemukakan oleh (Ardianto dan Q-
Anees, 2009:151) menganggap subjek sebagai faktor sentral dalam kegiatan komunikasi
serta hubungan- hubungan sosialnya yang mana analisis dapat dilakukan demi
membongkar maksud dan makna- makna tertentu dari komunikasi. Pendekatan yang
digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif
merujuk pada pemahaman mengenai sebuah fenomena mengenai apa yang dialami oleh
subjek penelitian. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode
kualitatif. Dimana penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menekankan pada
quality atau hal terpenting suatu barang atau jasa. Hal terpenting suatu barang atau jasa
yang berupa kejadian, fenomena, dan gejala sosial adalah makna dibalik kejadian tersebut
yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi konsep teori ( Ghony dan Almanshur, 2012:
25). Untuk menganalisis strategi cyber PR website Pasarlau.com, penulis menggunakan
teori Teori four-step Public Relations Center dan Cutlip (Danandjaja, 2011:47-61)
Teori :
Menurut Frazier Moore didalam buku Humas, Membangun Citra dengan Komunikasi,
pengertian Public Relations yaitu filsafat sosial dan manajemen yang dinyatakan dalam
kebijaksanaan beserta pelaksanaannya yang melalui interpretasi yang peka mengenai
peristiwa-peristiwa berdasarkan pada komunikasi dua arah dengan publiknya, berusaha
memperoleh saling pengertian dan itikad baik (2004:6).
Hasil penelitian :
Tujuan dilakukannya kegiatan Cyber PR pada Pasarlaut.com ini adalah untuk
menginformasikan kepada masyarakat mengenai Pasarlaut.com dan membentuk opini
dalam masyarakat bahwa Pasarlaut.com merupakan marketplace pertama dan satu-
satunya di Indonesia yang menjual khusus hasil laut. Selain itu, tujuan dari kegiatan
Cyber PR ini juga bertujuan untuk mengajak dan menginformasikan kepada masyarakat
bahwa makan ikan itu sehat melalui kampanye makan ikan itu sehat. Kampanye tersebut
juga menjadi hal nyata yang dilakukan Pasarlaut.com dalam mensosialisasikan kampanye
milik kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) yaitu “ayo makan ikan” pada
masyarakat.
Kampanye makan ikan itu sehat di dasari oleh konsumsi ikan masyarakat Indonesia yang
sangat minim. Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari katadata.co.id bahwa
Indoensia merupakan negara produksi ikan terbanyak di ASEAN, tingkat produksi ikan
Indonesia pada ahun 2011 sebesar 13,6 juta ton, namun dari segi konsumsi ikan Indoensia
sangat amat rendah, Indonesia berada di peringkat kelima untuk konsumsi ikan dengan
jumlah konsumsi sebanyak 32,25 kg pertahun.

4. Judul :Penggunaan E-Megazine Sebagai Bentuk Public Relations


Bagi Humas Perguruan Tinggi
Penulis : Theresia Intan Putri Hartiana
Nomor Jurnal : Volume 2, No. 1
Halaman : 61-65
Tahun : Juni 2014
LatarBelakang :
Pertumbuhan Internet, menuntut praktisi Humas untuk mengembangkan media
komunikasi humas yang digunakan. Begitu pula bagi praktisi humas pendidikan
Universitas Katolik Widya Mandala (UKWSM). E-magazine, adalah salah satu bentuk
house journal berbentuk majalah elektronik yang dikembangkan humas UKWMS sejak
Agustus 2013. tulisan ini akan mengkaji : 1). Mengapa Humas UKWMS mengubah
bentuk Majalah House Journal-nya yang semula berbentuk cetak menjadi elektronik (e-
magazine) 2). Bagaimanakah cara pendistribusian majalah elektronik Potentia?
3.Bagaimanakah dampak elektronik magazine (e-magazine) sebagai house journal di
UKWMS. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan teknik pengambilan data
dengan wawancara mendalam ini pertumbuhan Internet secara tidak langsung juga
menuntut praktisi Humas untuk mengembangkan media komunikasi yang dimilikinya.
Sebab, setidaknya ada 3 perubahan cara Public Relations bekerja sejak kehadiran
Internet. Pertama, Internet mengubah cara orang memperoleh informasi dari organisasi.
Kedua, komunikasi tidak lagi bersifat top-down atau bersumber dari satu pihak kebanyak
pihak, namun lebih pada komunikasi berjaringan. Ketiga, pemanfaatan Internet
memunculkan adanya interaksi di antara organisasi dengan publiknya (Lattimore, 2010).
Pemanfaatan Internet dalam ranah Public Relations inilah oleh Brian Solis dan Deirdre
Breakenridge, disebut sebagai Public Relations 2.01 (Breakenridge: 2009).
Menyadari akan perkembangan Internet tersebut, Humas Universitas Katolik Widya
Mandala Surabaya (UKWMS), sebagai lembaga di lingkungan Universitas yang
bertanggung jawab atas pembentukan dan pengembangan pencitraan UKWMS secara
efektif, sistematis, dan efisien (UKWMS, 2011). Sejak Agustus 2013 Humas UKWMS
mengubah format Majalah House Journal-nya yang semula berbentuk cetak menjadi
elektronik magazine (E-mag-\azine) dengan nama POTENTIA.
Metode Penelitan :
Metode dalam penelitian ini menggunakan studi kasus dengan memusatkan pada satu
kasus (single case). Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam (in-
depth interview) bersifat semi terstruktur agar informan dapat lebih terbuka
mengemukakan ide, dan pendapatnya (Creswell, 1998).
Teori :
Zulkarnain Nasution mengemukakan ada tiga alasan yang mendasari pentingnya
peran Humas di Perguruan Tinggi : Pertama, Pengelolaan Perguruan Tinggi (rektor,
pembantu rektor, dekan, pembantudekan, senatuniversitas) sering menghasilkan
kebijakan yang terkait pada perguruan tingginya sehingga dibutuhkan suatu bagian
(dalam hal ini humas) yang secara terus menerus dan terencana mensosialisasikan.
Kedua, Persaingan yang sehat dan dinamis antar sesama perguruan tinggi di dalam
negeri dan perguruan tinggi international dalam merebut minat dan calon mahasiswa,
orang tua calon mahasiswa, dan masyarakatluas,
membuatpimpinanperguruantinggidituntutmenyiapkansuatubagian (dalamhalini Humas)
untuk men-gelolainformasi yang jelas dan memberikanke-san citrapositif. Ketiga,
Perkembangan media massacetak dan eletronik didaerah semakin meningkat, misalnya
surat kabar, radio swasta, dan televisi lokal di daerah, yang sudah pasti selalu mencari
informasi yang aktual di perguruan tinggi, sebab dibutuhkan bagian Humas) untuk
membina hubungan yang harmonis dengan pihak pers tersebut. (Nasution, 2006)
Menurut Erwita E magazine itu suatu bentuk inovasi dari humas WM, agar tetep
dibaca publik, kita harus menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan jaman
sekarang ini (Erwita, 2014).
Creswell Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam (in-depth
interview) bersifat semi terstruktur agar informan dapat lebih terbuka mengemukakan
ide, dan pendapatnya. (Creswell, 1998).
Brian Solis dan Deirdre Breakenridge Pemanfaatan Internet dalam ranah Public
Relations disebut sebagai Public Relations 2.01 (Breakenridge: 2009).
Hasil Penelitian :
Zulkarnain Nasution(2006) mengemukakan ada tiga alasan yang mendasari
pentingnya peran Humas di Perguruan Tinggi : Pertama, Pengelolaan Perguruan Tinggi
(rektor, pembantu rektor, dekan, pembantu dekan, senat universitas) sering menghasilkan
kebijakan yang terkait pada perguruan tingginya sehingga dibutuhkan suatu bagian
(dalam hal ini humas) yang secara terus menerus dan terencana mensosialisasikan,
memberikan informasi kebijakan tersebut kepada masyarakat di dalam perguruan tinggi
(mahasiswa, dosen, dan karyawan) dan masyarakat di luar perguruan tinggi (orang tua,
mahasiswa, alumni, lembaga/ instansi lain) dan masyarakat luas. Kedua, Persaingan yang
sehat dan dinamis antar sesama perguruan tinggi di dalam negeri dan perguruan tinggi
international dalam merebut minat dan calon mahasiswa, orang tua calon mahasiswa, dan
masyarakat luas, membuat pimpinan perguruan tinggi dituntut menyiapkan suatu bagian
(dalam hal ini Humas) untuk mengelola informasi yang jelas dan memberikan kesan citra
positif. Ketiga, Perkembangan media massa cetak dan eletronik didaerah semakin
meningkat, misalnya surat kabar, radio swasta, dan televisi lokal di daerah, yang sudah
pasti selalu mencari informasi yang aktual di perguruan tinggi, sebab dibutuhkan bagian
Humas) untuk membina hubungan yang harmonis dengan pihak pers tersebut. Tujuan
agar informasi atau berita–berita yang positif dan membangun tentang perguruan
tingginya selalu menjadi bahan informasi persitu. (Nasution, 2006). Public Relations
2.0, merupakan perkembangan public relations akibat tumbuhnya internet saat ini. Salah
satu media yang dapat digunakan sebagai media informasi dan publikasi dalam kegiatan
Humas Pendidikan adalah penerbitan bulletin atau warta sebagai media internal dan
eksternal yang memuat berita kegiatan di lingkungan lembaganya atau disebut house
journal E-magazine, atau majalah elektronik adalah salah satu bentuk house journal versi
online dari majalah. E-magazine sarat akan informasi artikel dan solusi. E-zine dapat
dikatakan sebagai salah satu kendaraan E PR di dunia maya. Melalui penggunaan E-
magazine sebagai house journal akan mampu memberikan manfaat kepada praktisi
humas, diantaranya : (1) Sebagai media komunikasi internal dan eksternal, (2) Media
pelatihan dan pendidikan pada publik, khususnya ketika perusahaan memiliki kebijakan
baru, penggunaan dapat menjadi media yang tepat bagi sosialisasi kepada karyawan. (3)
Memudahkan publik untuk membaca di manapun dan kapanpun (4) Memudahkan
penyebaran informasi. (5) Nilai tambah bagi tim pengelola. Persepsi yang melekat, bahwa
pengelola in-house magazine adalah bagian PR, menjadi nilai tambah bagi kinerja
karyawan bagian PR dalam suatu organisasi. Sebagai pengendali arus informasi dan
komunikasi membuat bagian PR selalu dibutuhkan untuk mendukung program kerja
bagian lain. (6) Efisiensi dalam pembiayaan.

5. Judul :Cyber Public Relations Model In Building: A positive Image of Local


Government (Case Study on the Government of Special Capital
region of Jakarta)
Penulis : Ningsoh,H.,&Umarella
Nomor jurnal :Vol 7,No.12
Tahun :December 25,2020

Latar Belakang :
Jakarta, Ibukota Negara Republik Indonesia, memiliki tingkat pergerakan
urbanisasi yang tinggi di dunia. Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Jakarta sebagai
pengelola Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia ini memiliki tagline “Wajah
BaruJakarta” terus mencari solusi terbaik untuk memecahkan masalah dan memenuhi
harapan parapublik yang juga terus berkembang. Masyarakat Jakarta saat ini sedang
mengalami masa-masa yang sangat perkembangan sosio-psikologis yang
dinamis, tingkat kehidupan yang lebih baik di mana orang-orang sangat sadar dari hak
dan kewajiban mereka. Hal itu juga disadari oleh Pemprov DKI Jakarta bahwa
penggunaan internet seperti media siber harus dimanfaatkan sebagai sarana baru
penyampaian informasi dan pelayanan publik karena metode tradisional dianggap tidak
efektif untuk masyarakat yang beragam dan sangat mobile seperti masyarakat Jakarta.
Namun, Hubungan Masyarakat Cyber yang ada kegiatan masih kurang karena
masih banyak permasalahan yang masih belum tertangani dengan baik dibidang. Oleh
karena itu, dalam proses pengembangan Smart City yang berkelanjutan dalam hal siapa
yang dianggap komunitas kota, mereka secara aktif terlibat melalui distribusi dan umpan
balik data perkotaan pemantauan dan praktik, daripada masyarakat kota yang selama ini
hanya berperan sebagai individu mata pelajaran yang akan diatur oleh Pemerintah
Kota. Perkembangan teknologi membuat pemerintah melihat pemanfaatan teknologi
informasi dapat memberikan hasil yang maksimal bahkan optimal pelayanan publik. Hal
ini akhirnya memunculkan ide-ide besar bagi community governance termasuk urban
masyarakat yang cenderung lebih siap daripada masyarakat pedesaan.
Hal ini juga diharapkan untuk membangun pemerintahan lembaga yang
mampu melayani kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks secara
cepat, tepat,transparan, akuntabel, partisipatif dan profesional sehingga terbangun citra
positif masyarakat. Cyber Public Relations adalah Public Relations yang melakukan
berbagai kegiatan kerja dibantu atau digunakan internet sebagai sarana publisitas. Hal ini
menarik untuk diteliti, mengingat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai pemerintah
daerah yang mengelola ibu kota ini akan terus menjadi sorotan dan menjadi barometer
bagi pemerintah daerah lainnya di Indonesia dalam syarat pelayanan publik.
Teori :
- Cyber Public Relations adalah Public Relations yang melakukan berbagai
kegiatan kerja menggunakan internet sebagai sarana publisitas (Ongo, 2004)
- Metode penelitian studi kasus adalah tepat ketika dating ke pertanyaan penelitian
yag berkaitan dengan bergbagai aspek. Selain itu, focus penelitian adalah
fenomena kontemporer (Yin, 2015)

Metodologi Penelitian :
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma
konstruktivis dengan penelitian kualitatif mendekati. Metode penelitian menggunakan
metode studi kasus. Metode penelitian studi kasus adalah tepat ketika datang ke
pertanyaan penelitian yang berkaitan dengan bagaimana atau mengapa aspek. Selain
itu,fokus penelitian adalah fenomena kontemporer .Kemudian untuk menetapkan
keabsahan data, penulis melakukan triangulasi teknik. Triangulasi adalah teknik
pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu selain data penelitian untuk tujuan
pemeriksaan atau perbandingan. Denzin membedakan empat jenis triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.
Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi data dan
sumber.
Untuk pengumpulan data, teknik yang digunakan adalah wawancara dan
teknik observasi, didukung oleh tinjauan pustaka. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Lebih-lebih lagi,untuk menjamin keabsahan data, peneliti menggunakan
triangulasi data.
Hasil Penelitian
Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor
265 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Komunikasi, Informatika, dan
Kantor Statistik, Diskominfotik adalah lembaga yang berwenang untuk mengelola sistem
informasi publik, humas, data, dan media di lingkungan Pemprov DKI Jakarta. Hal ini
sesuai dengan peran dan fungsi pemerintah yang terbuka untuk umum. Pemerintah PR
adalah jenis fungsi komunikasi yang berhubungan dengan proses interaksi warga dengan
pemerintah, dengan regulator pemerintah, dan dengan legislatif dan peraturan
pemerintah. Humas pemerintah membantu memfasilitasi komunikasi dengan konstituen
dan dengan tata kelola publik (Lee, Neeley, & Stewart, 2012)

Anda mungkin juga menyukai