Anda di halaman 1dari 16

KESEHATAN MASYARAKAT

PROPOSAL PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN DAN PEMBAGIAN LEAFLET TENTANG PENCEGAHAN


HIV/AIDS PADA WANITA PEKERJA SEKSUAL DI KECAMATAN
PADANG BARAT KOTA PADANG

Oleh:

Meyi Yanti, M.KM NIDN 1029118802


Wilda Tri Yuliza, M.Kes NIDN 1019079301
Markus Legre Saluluplup NIM 1710104026

STIKES ALIFAH PADANG


2020
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL
PENGABDIAN MASYARAKAT

1 Mitra Program : Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Padang


2 Ketua Tim Pengusul
a. Nama Lengkap : Meyi Yanti, M.KM
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. NIP/NIDN : 1029118802
d. Disiplin Ilmu : Kesehatan Masyarakat
e. Pangkat/Golongan : Asisten Ahli
f. Jabatan : Dosen
g. Fakultas/Jurusan : Kesehatan Masyarakat
h. Alamat Kantor : Jl. Khatib Sulaiman No.52 B Padang
i. Telepon/Hp : 085374726169
j. E-mail : meyiyanti5@gmail.com
3 Jml. Anggota : 1 orang dosen
Nama Anggota & NIDN : Wilda Tri Yuliza, M.Kes/ 1019079301
Mahasiswa yang Terlibat Markus Legre Saluluplup/ 1710104026
4 Lokasi Kegiatan Mitra
a. Wilayah Mitra : Kecamatan Padang Barat
b. Kab/Kota : Padang
c. Provinsi : Sumatera Barat
d. Jarak PT ke Lokasi :
10 km
Mitra (KM)
5 Luaran yang dihasilkan : WPS mampu melakukan pencegahan HIV/AIDS
6 Jangka Waktu : 1 bulan
7 Biaya total : Rp. 2.700.000
8 Sumber Dana : Yayasan Pendidikan Alifah Nur Ikhlas Padang

Padang, 15 Juli 2020


Mengetahui Ketua Tim Penyusul
Ka. UPPM

(Ns. Rebbi Permata Sari, M. Kep) (Meyi Yanti, M.KM)

Menyetujui,
Ketua STIKes

(Ns. Revi Neini Ikbal, M. Kep)


DAFTAR ISI

1. Pendahuluan...........................................................................................................1
2. Rumusan Masalah..................................................................................................2
3. Tinjauan Pustaka....................................................................................................2
A. Pengertian HIV/AIDS.........................................................................................2
B. Faktor Risiko.......................................................................................................2
C. Penularan HIV/AIDS..........................................................................................3
D. Gejala Klinis........................................................................................................3
E. Pencegahan HIV/AIDS.......................................................................................4
4. Tujuan Kegiatan.....................................................................................................5
5. Manfaat Kegiatan...................................................................................................6
6. Sasaran...................................................................................................................6
7. Metode Kegiatan yang digunakan.........................................................................6
8. Keterlibatan Mitra..................................................................................................6
9. Rancangan Evaluasi...............................................................................................6
10. Jadwal Pelaksanaan...............................................................................................7

LAMPIRAN

ii
1. Pendahuluan
Human Immunodeficiency Virus (HIV) berpeluang besar ditularkan
melalui hubungan seksual, dimana data dari Ditjen P3 Kemenkes RI (2018)
melaporkan bahwa faktor risiko penularan terbanyak melalui heteroseksual (71%).
Disamping itu hubungan berganti-ganti pasangan menjadi faktor yang perlu
diwaspadai. Beberapa penelitian menunjukkan tingginya perilaku tidak aman atau
berisiko dan tingginya kasus HIV/AIDS pada pekerja seksual.
Wanita Pekerja Seksual (WPS) merupakan kelompok yang sangat berisiko
dalam penularan HIV/AIDS begitupun dengan pelanggannya karena melakukan
perilaku seksual tidak aman dalam berhubungan. Teori Green menjelaskan bahwa
perilaku seseorang dipengaruhi oleh bebrapa faktor, diantaranya faktor
predisposisi (sosial demografi, pengetahuan, sikap, dan pengalaman), faktor
pendukung (ketersediaan sumber daya), dan faktor penguat (dukungan keluarga,
teman, tokoh masyarakat dan petugas) (Notoatmodjo, 2010).
HIV/AIDS sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat dan akan
menjadi masalah yang lebih besar jika tidak ditanggulangi sejak dini. Seiring
dengan hal ini, berbagai penelitian diperlukan untuk mendukung kebijakan dalam
upaya penanggulangan HIV/AIDS pada kelompok berisiko khususnya WPS.
Salah satunya melalui penjaringan dan pendampingan yang dilakukan oleh
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Padang dan Dinas Kesehatan Kota
(DKK) Padang.
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Padang telah memetakan
keberadaan WPS yang ada di Kota Padang berdasarkan hotspot atau titik lokasi
keberadaan WPS, diantaranya tempat hiburan malam, wisma, panti pijat, salon,
karaoke, café, dan tempat lainnya. Berdasarkan laporan KPA Kota Padang dan
Dinas Kesehatan Kota Padang pada tahun 2018, kasus HIV/AIDS banyak
ditemukan di Kecamatan Padang Barat yaitu sekitar 18 orang, dimana 14
diantaranya merupakan wanita pekerja seksual.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya diperoleh bahwa 42% WPS
memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang HIV/AIDS, 38% dikategorikan
tidak baik dalam perilaku pencegahan HIV/AIDS, 37% WPS memiliki sikap

1
negatif dalam tindakan pencegahan HIV/AIDS, dan 73% WPS memiliki
pengalaman kurang baik terhadap HIV/AIDS. Untuk itu perlu dilakukan
pengabdian masyarakat dengan sasaran wanita pekerja seksual di lokasi hotspot
Padang Barat dalam upaya pencegahan HIV/AIDS.

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pengabdian masyarakat yang akan dilakukan
pada WPS ini adalah Bagaimana pemahaman WPS di di wilayah atau hotspot
Padang Barat terkait pencegahan HIV/AIDS? Dan upaya apa yang perlu
dilakukan agar perilaku pencegahan HIV/AIDS pada WPS meningkat?

3. Tinjauan Pustaka
A. Pengertian HIV/AIDS
HIV dan AIDS merupakan salah satu Infeksi Menular Seksual (IMS) yang
disebabkan oleh Virus. Menurut Widiyanto dan Tribowo (2013), Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kumpulan gejala penyakit yang
mengakibatkan penurunan sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus
Human Immunodeficiency Virus (HIV). Penderita HIV mudah terinfeksi
berbagai penyakit karena imunitas tubuh yang sangat lemah, sehingga tubuh
gagal melawan kuman yang biasanya tidak menimbulkan penyakit. Virus HIV
hidup dalam darah, saliva, seminal, air mata dan mudah mati diluar tubuh. HIV
dapat juga ditemukan dalam sel monosit, makrotag dan sel glia jaringan otak
(Kemenkes RI, 2011).

B. Faktor Risiko
Menurut Widiyanto dan Tribowo (2013), faktor risiko infeksi HIV
diantaranya adalah:
1) Perilaku berisiko tinggi
Hubungan seksual dengan orang berisiko tinggi seperti pekerja seksual, LSL,
waria, dan penasun tanpa menggunakan kondom dan pengguna narkotika
intravena terutama bila pemakaian jarum secara bersama tanpa sterilisasi
yang memadai.
2) Mempunyai riwayat infeksi menular seksual.

2
3) Riwayat menerima transfusi darah berulang tanpa penapisan.
4) Riwayat perlukaan kulit, tato, tindik, atau sirkumsisi dengan alat yang tidak
disterilisasi.

C. Penularan HIV/AIDS
Hubungan seksual (hetero maupun homoseksual) merupakan cara penularan
HIV yang paling umum diketahui karena ditularkan melalui cairan sperma dan
cairan vagina. Selain itu darah (termasuk penggunaan jarum suntik) dan
transplasental/perinatal (dari ibu ke anak yang akan lahir) juga menjadi
penularan HIV serta air susu ibu. Widiyono (2011) membagi cara penularan
HIV dalam 2 transmisi, yaitu:
1) Transmisi Seksual
Hubungan seksual baik vaginal maupun oral merupakan cara transmisi yang
paling sering terutama pada pasangan seksual pasif yang menerima ejakulasi
semen pengidap HIV. HIVdapat ditularkan melalui hubungan seksual dari
pria-wanita, wanita-pria, dan pria-pria. Selama hubungan seksual
berlangsung, air mani, cairan vagina, dan darah dapat mengenai selaput lendir
vagina, penis, dubur atau mulut sehingga HIV yang terdapat dalam cairan
tersebut masuk ke aliran darah.
2) Transmisi Nonseksual
Penularan virus HIV non seksual terjadi melalui jalur pemindahan darah atau
produk darah (transfusi darah, alat suntik, alat tusuk tato, tindik, alat bedah,
dan melalui luka kecil di kulit), jalur transplantasi alat tubuh, jalur
transplasental yaitu penularan dari ibu hamil dengan infeksi HIV kepada
janinnya. Transmisi HIV non seksual dapat terjadi pula pada petugas
kesehatan yang merawat penderita HIV/AIDS dan petugas laboratorium yang
menangani spesimen cairan tubuh yang berasal dari penderita. Penularan
terjadi karena tertusuk jarum suntik yang sebelumnya digunakan penderita
atau kulit mukosa yang terkena cairan tubuh penderita

D. Gejala Klinis
Menurut Soedarto (2009), gejala klinis HIV dibagi menjadi 4 stadium. HIV
Stadium I yang bersifat asimptomatik, aktivitas normal dan dijumpai adanya

3
Limfadenopati Generalisata Persisten (LGP) yaitu pembesaran kelenjar getah
bening di beberapa tempat yang menetap. Stadium II terdapat gejala ulkus atau
jamur di mulut, dalam lima tahun terakhir ditemukan herpes zoster, dan sinusitis
rekuren. Stadium III, penderita mengalami diare kronis yang berlangsung lebih
dari satu bulan, demam berkepanjangan lebih dari satu bulan. HIV Stadium IV
dimana penderita merasakan gejala-gejala infeksi pneumosistosis, TBC,
kriptokokosis, herpes zoster dan infeksi lainnya sebagai komplikasi turunnya
sistem imun. Penderita juga mengalami gejala berat badan menurun >10%.
Gejala AIDS timbul 5-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Beberapa orang tidak
mengalami gejala saat terinfeksi pertama kali. Menurut Nursalam dan Ninuk
(2011), gejala klinis pada AIDS dibagi menjadi gejala mayor dan minor. Gejala
mayor yang dialami adalah penurunan berat badan >10% dalam tiga bulan,
demam yang panjang atau lebih dari tiga bulan, diare kronis lebih dari satu bulan
berulang maupun terus menerus, dan TBC. Gejala minor diantaranya batuk
kronis selama lebih dari satu bulan, infeksi pada mulut dan tenggorokan
disebabkan jamur Candida Albicans. Pembengkakan kelenjar getah bening yang
menetap, munculnya herpes zoster, berulang dan bercak-bercak gatal diseluruh
tubuh.

E. Pencegahan HIV/AIDS
Kementerian Kesehatan RI (2015) menyebutkan bahwa pencegahan
HIV/AIDS dapat dilakukan dengan mempraktekkan protective sex, yaitu
hubungan seksual yang tidak terdapat pertukaran atau kontak dengan semen,
cairan vagina atau darah antar pasangan. Termasuk dalam kategori ini adalah
penggunaan kondom. Pencegahan tersebut menjadi upaya paling memungkinkan
untuk mencegah penularan HIV/AIDS dalam kasus prostitusi. Tindakan
pencegahan terhadap HIV/AIDS yang dilakukan dapat berupa:
1) Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat menghentikan suatu
penyakit sebelum hal itu terjadi. Promosi kesehatan, pendidikan kesehatan,
dan perlindungan kesehatan adalah tiga aspek utama didalam pencegahan
primer. Pencegahan infeksi HIV yang terutama adalah dengan memiliki gaya

4
hidup sehat, tidak menggunakan narkoba suntik dan tidak melakukan
hubungan seksual diluar pernikahan (Irianto, 2013).
2) Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk menghentikan perkembangan penyakit
atau cedera menuju suatu perkembangan kearah kerusakan atau
ketidakmampuan. Pencegahan sekunder ditujukan kepada penderita yang
sudah terinfeksi virus HIV. Sementara itu, hingga saat ini belum ditemukan
obat yang dapat menyembuhkan infeksi HIV secara total (Irianto, 2013).
Pemberian antiretroviral dapat memperpanjang periode asimtomatik dan
menghambat perkembangan penyakit kearah AIDS atau dengan kata lain
memperpanjang hidup penderita (Daili, 2009).
3) Pencegahan Tersier
Sasaran pencegahan tersier adalah penderita penyakit tertentu dengan tujuan
mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen,
mencegah bertambah parahnya suatu penyakit tersebut. Pada tingkat ini juga
dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya akibat samping dari
penyembuhan suatu penyakit tertentu (Irianto, 2013).

4. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan dan menerima leaflet tentang
pencegahan HIV/AIDS diharapakan dapat meningkatkan pengetahuan peserta
tentang faktor risiko dan pencegahan HIV/AIDS.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan dan pembagian leaflet ini diharapkan,
peserta mampu :
a. Memahami bahaya dan penularan HIV/AIDS
b. Memahami faktor risiko HIV/AIDS
c. Memahami cara pencegahan HIV/AIDS
d. Melakukan pencegahan HIV/AIDS dengan baik.

5
5. Manfaat Kegiatan
Setelah kegiatan pengabdian masyarakat ini, WPS di lingkungan Padang
Barat dapat melakukan perubahan pola perilaku dan sikap sehingga dapat
mencegah HIV/AIDS dan meningkatkan sensitivitas WPS dalam menerapkan
upaya pencegahan HIV/AIDS.
6. Sasaran
Berdasarkan kriteria dan dengan melihat situasi lapangan, yang menjadi
sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah wanita pekerja seksual di
lokasi hotspot Kecamatan Padang Barat.

7. Metode Kegiatan yang digunakan


Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam 2 tahap yaitu tahap pertama
penyuluhan guna meningkatkan pemahaman WPS. Pada tahap pertama dilakukan
dengan metode ceramah, diskusi dan Tanya jawab, seluruh peserta dapat
mengajukan berbagai pertanyaan dan unek-unek mereka dalam upaya mencegah
HIV/AIDS. Pada tahap kedua penyuluh bersama dengan mitra terjun langsung ke
WPS dan mucikari sekitar untuk membagikan kondom KPA serta memberikan
pengarahan yang tepat guna mencegah penularan HIV/AIDS.

8. Keterlibatan Mitra
Adapun kegiatan pengabdian pada wanita pekerja seksual di lokasi hotspot
Kecamatan Padang Barat, merupakan hasil dari pemetaan Komisi
Penanggulangan AIDS Kota Padang. Dalam kegiatan ini, tim pengusul dan mitra
akan bekerja sama melakukan penyuluhan, dimana tim pengusul bertindak
sebagai penyuluh. Selain itu, mitra juga akan membagikan kondom KPA gratis
padaWPS di lokasi hotspot tersebut sebagai kegiatan rutin mitra. Keterlibatan tim
pengusul dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan pada daerah mitra,
begitupun sebaliknya, keterlibatan mitra sangat membantu tim pengusul dalam
memberikan pemahaman kepada kelompok berisiko HIV/AIDS.

9. Rancangan Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada tahap akhir dari kegiatan. Evaluasi diberikan dengan
mengumpulkan data yang diperoleh dari masing-masing kegiatan. Pada tahap

6
presentasi, evaluasi dilakukan dengan menyimpulkan tingkat pemahaman WPS
terhadap bahaya dan penularan HIV/AIDS, siapa saja yang termasuk faktor risiko
HIV/AIDS, dan bagaimana cara pencegahan HIV/AIDS. Pada tahap diskusi,
evaluasi dilakukan dengan melihat antusias atau keaktifan WPS dalam bertanya
seputar HIV/AIDS.
Indikator ketercapaian tujuan pengabdian adalah bahwa WPS sudah
memahami bahaya dan penularan HIV/AIDS, faktor risiko HIV/AIDS, dan
bagaimana cara pencegahan HIV/AIDS dengan benar.

10. Jadwal Pelaksanaan

Pembagian
kondom KPA
bersama
mitra (KPA)

Evaluasi

Survey Lokasi
1.(Minggu 1
2.
September)

Kegiatan pengabdian masyarakat pada WPS dilaksanakan pada bulan


September tempat lokasi hotspot WPS di Padang Barat. Kegiatan yang
dilaksanakan meliputi penyuluhan kesehatan mengenai pencegahan HIV/AIDS
dengan tahapan sebagai berikut:
a. Persiapan Kegiatan
1) Kegiatan survei tempat, pemilihan lokasi hotspot WPS yang ada di Padang
Barat.
2) Permohonan ijin kegiatan kepada pengurus cafe/ mucikari dan mitra.
3) Pengurusan administrasi (surat-menyurat)
7
4) Persiapan alat dan bahan serta akomodasi.
5) Persiapan tempat
b. Kegiatan penyuluhan meliputi:
1) Pembukaan dan perkenalan kepada sasaran kegiatan.
2) Penyuluhan mengenai bahaya, penularan, faktor risiko, dan cara pencegahan
HIV/AIDS
3) Sesi diskusi/tanya jawab dengan peserta penyuluhan
4) Penutupan
c. Kegiatan pembagian kondom

Satuan Acara Penyuluhan


1. Topik : Pencegahan HIV/AIDS
2. Sasaran : WPS di lokasi hotspot Padang Barat
3. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
4. Media dan alat : Leaflet
5. Waktu : Minggu ke 4 September 2020
6. Pengorganisasian
a. Penyaji : Meyi Yanti, MKM
b. Fasilitator : Wilda Tri Yuliza, M.Kes dan Markus Legresaluluplup
7. Setting Tempat

Keterangan:
: Penyuluh (penyaji)

: Moderator

: Peserta Penyuluhan

8
Proses Kegiatan Sosialisasi
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan 5 menit 1. Memberi salam  Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri  Memperhatikan
3. Menjelaskan cakupan materi  Mendengarkan
4. Melakukan kontrak waktu
2 Penyajian 15 menit 1. Menggali pengetahuan  Memperhatikan
Materi peserta tentang faktor risiko  Mendengarkan
penjelasan
dan pencegahan HIV/AIDS  Mengemukakan
pendapat

2. Memberikan reinforcement  Mendengarkan


positif atas jawaban peserta

3. Membagian Leaflet  Membaca dan


Memahami isi
leaflet

4. Menjelaskan faktor risiko,  Mendengarkan


gejala dan penularan penjelasan
HIV/AIDS  Mendengarkan
5. Menjelaskan cara penjelasan
 Mengemukakan
pencegahan HIV/AIDS
pendapat

3 Diskusi 20 menit 1. Menjawab pertanyaan yang  Mengajukan


diajukan peserta pertanyaan
 Mendengarkan,
memperhatikan
4 Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan materi  Mendengarkan,
penyuluhan memperhatikan
2. Memberikan minuman  Menjawab salam
3. Menutup penyuluhan dan
memberi salam

9
DAFTAR PUSTAKA

Daili, SF. (2009). Infeksi Menular Seksual. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Irianto, K. (2013). Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan


Klinis. Cetakan Pertama. Bandung : Alfabeta.

Kementerian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Nasional Penanganan Infeksi


Menular Seksual 2011. Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI. (2015). Surveilans Terpadu Biologi dan Perilaku


2015. Jakarta.

Komisi Penanggulangan AIDS Kota Padang. (2017). Populasi Kunci 2012-2017.


Padang.

Nursalam, K. dan Ninuk, D. (2011). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Terinfeksi


HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika.

Soedarto. (2009). Virologi Klinik: Membahas Penyakit-penyakit Virus Termasuk


AIDS, Flu Burung, Flu Babi dan SARS. Surabaya: CV Sugeng Seto.

Widoyono. (2011). Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan, dan


Pemberantasannya. Jakarta: Erlangga.

Widyanto, F.C dan Triwibowo, C. (2013). Trend Disease Trend Penyakit Saat Ini,
Jakarta: Trans Info Media.

Yanti, M., Yuliza, WT., Saluluplup, ML. (2019). Pengetahuan, Sikap dan
Pengalaman yang berhubungan dengan Perilaku Pencegahan HIV/AIDS
pada Wanita Pekerja Seks. Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 4 No. 1 hal 65-71.
Lampiran Perkiraan Usul Anggaran Kegiatan
Jml & Biaya/Sat Jml Biaya
No Kegiatan
Sat (Rp) (Rp)
1 Bahan dan perangkat penunjang
a. ATK dan Fotokopi 1 paket 200.000 200.000
b. Biaya survey awal dan perizinan 1 kali 500.000 500.000
c. Konsumsi 1 paket 400.000 400.000
d. Adm WPS 1 paket 1.000.000 1.000.000
2 Biaya Perjalanan (30%)
a. Biaya transportasi 3 hari x
20.000 180.000
3org
b. Biaya transportasi Petugas
1 paket 300.000 300.000
lapangan KPA Kota Padang
3 Dan lain-lain (20%)
a. Penyusunan laporan 3 rangkap 30.000 90.000
b. Dokumentasi 1 paket 30.000 30.000
Jumlah = Rp 2.700.000
Terbilang : Dua Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah
ANGGOTA PENELITI

Nama Lengkap : Wilda Tri Yuliza, SKM, M.Kes


NIPY : 190820192163
Tempat Tanggal Lahir : Padang, 19 Juli 1993
Email : wilda.triy@gmail.com
No Hp : 082388113122
Alamat Kantor : Jl. Khatib Sulaiman No. 52 B Padang

Pendidikan
2015 S1- Fakulas Kesehatan Masyarakat – Universitas Andalas
2019 S2- Ilmu Kesehatan Masyarakat – UniversitasAndalas

Penelitian
Nama
Judul Penelitian
Jurnal/Volume/Issue
Analisis Pelaksanaan Prosedur Klaim Rumah Sakit di
Wilayah Kerja Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan Cabang Solok
Perilaku Seks Aman pada Wanita Pekerja Seksual di Kota BKM (34)12 Tahun 2018
Padang
Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku JKA (8) 2 Tahun 2019
Pencegahan HIV/AIDS di Kota Padang
Pengetahuan, Sikap dan Pengalaman yang Berhubungan JIK (4) 1 Tahun 2020
dengan Perilaku Pencegahan HIV/AIDS pada Wanita Pekerja
Seks
13

Anda mungkin juga menyukai