Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERTOLONGAN GIGITAN ULAR BERBISA

Pembimbing :
Merina Widyastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :
Tiara Galang D (141.0100)
Tiyanti Rmadhana A (141.0102)
Viga Ramadhananda (141.0104)
Vivi Syahdianawaty P (141.0106)
Yesshinta Wijaya M (141.0108)
Yuniar Indah P (141.0110)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA


PRODI S1 KEPERAWATAN
T.A 2017/2018
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) “Pertolongan Gigitan Ular” dalam


rangka Praktek Klinik (Beside Teaching) jurusan S1 Keperawatan yang
dilaksanakan oleh Mahasiswa Stikes Hang Tuah Surabaya di Kelas N Stikes Hang
Tuah Surabaya telah disetujui dan disahkan oleh Pembimbing Lahan maupun
Pembimbing Institusi.

Surabaya, November 2017


DOSEN PEMBIMBING

Merina Widyastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIP.
SATUAN ACARA PEYULUHAN
PENYAKIT DIABETES MELLITUS

Pokok Bahasan : Masalah Pada Kegawatdaruratan


Sub Pokok Bahasan : Pertolongan Gigitan Ular Berbisa
Sasaran : Mahasiswa S1-4B Keperawatan Stikes Hang Tuah
Surabaya
Hari / Tanggal : Senin, 4 Desember 2017
Waktu : 09.00 – 09.40 WIB
Tempat : Kelas N Stikes Hang Tuah Surabaya

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan, teman-teman dapat
memahami dan mengerti tentang Pertolongan Gigitan Ular Berbisa.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 30 menit diharapkan Teman-
teman dapat :
 Menjelaskan kembali pengertian gigitan ular dengan baik dan benar.
 Mengetahui dan menyebutkan kembali hal – hal yang bisa terjadi
karenan gigitan ular berbisa.
 Mengetahui dan menyebutkan kembali ciri-ciri dari ular berbisa maupun
tidak berbisa
 Menjelaskan cara penanganan atau pertolongan akibat gigitan ular
berbisa.

III. SASARAN
Ditujukan pada Mahasiswa S1-4B Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya.

IV. MATERI
1. Konsep Ular Berbisa
2. Jenis-jenis Ular Berbisa
3. Tanda dan Gejala Tergigit Ular Berbisa
4. Penanganan/Pertolongan Akibat Gigitan Ular Berbisa

V. METODE
1. Ceramah.
2. Tanya jawab.

VI. MEDIA
Leaflet
LCD (PPT)

VII. PENGORGANISASIAN
Pemateri : Tiyanti Ramadhana A
Moderator : Yesshinta Wijaya Megawati
Fasilitator 1 : Vivi Syahdianawaty Pratiwi
Fasilitator 2 : Tiara Galang Dewanti
Observer : Viga Ramadhananda
Dokumentasi : Yuniar Indah Prastiwi
VIII. SETTING TEMPAT
E
B
C
A

F F

F
C

Keterangan :
A = Pemateri
B = Moderator
C = Fasilitator
D = Observer
E = Dokumentasi
F = Audience/Peserta
IX. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
Penyelengaraan penyuluhan dilaksanakan di Kelas N dengan
Mahasiswa S1-4B Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya.
2. Evaluasi proses
 Peserta antusias dan menerima materi penyuluhan dengan baik.
 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
dengan benar.
 Peserta mengerti materi penyuluhan dengan baik.
3. Evaluasi hasil
 Peserta mengetahui tentang pertolongan gigitan ular berbisa
 Jumlah peserta yang hadir dalam penyuluhan minimal 20
orang

X. KEGIATAN PENYULUHAN :
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 5 Pembukaan: 1. Menjawab salam
menit 1. Memberikan salam 2. Mendengarkan dan
2. Menjelaskan tujuan memperhatikan
pembelajaran
3. Menyebutkan materi atau
pokok bahasan yang di
sampaikan
2 20 Pelaksanaan materi: Menyimak dan
menit Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan
secara berurutan dan teratur.
Materi:
1. Konsep Ular Berbisa
2. Jenis-jenis Ular Berbisa
3. Tanda dan Gejala Tergigit Ular
Berbisa
4. Penanganan/Pertolongan Akibat
Gigitan Ular Berbisa
3 5 Evaluasi : Bertanya dan menjawab
menit 1. Menyimpulkan isi penyuluhan pertanyaan
2. Memberi kesempatan kepada
audience untuk bertanya
3. Memberikan kesempatan
kepada audience untuk
menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
4 5 Penutup: Menjawab salam
menit Mengucapkan terima kasih dan
mengucapkan salam
MATERI PENYULUHAN
PERTOLONGAN GIGTAN ULAR BERBISA

A. Konsep Ular Berbisa


Ular merupakan jenis hewan melata yang banyak terdapat di Indonesia.
Spesies ular dapat dibedakan atas ular berbisa dan ular tidak berbisa. Ular
berbisa memiliki sepasang taring pada bagian rahang atas. Pada taring
tersebut terdapat saluran bisa untuk disalurkan ke mangsa melaui gigitan.
Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumpuhkan
mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan diri. Bisa
tersebut merupakan ludah yang termodifikasi, yang dihasilkan oleh kelenjar
khusus. Gigi taring ular dapat tumbuh hingga ± 20 mm pada rattlesnake (ular
derik) yang besar. Dosis bisa setiap gigitan tergantung pada waktu yang
berlalu sejak gigitan terakhir, derajat ancaman yang dirasakan ular, dan
ukuran mangsa. Lubang hidung ular merespon panas yang dikeluarkan
mangsa, yang memungkinkan ular untuk mengubah-ubah jumlah bisa yang
akan dikeluarkan.

B. Jenis-jenis Ular Berbisa


1. Ciri-ciri ular tidak berbisa :
a) Bentuk kepala segiempat panjang
b) Gigi taring kecil
c) Bekas gigitan: luka halus berbentuk lengkungan
2. Ciri-ciri ular berbisa:
a) Bentuk kepala segitiga
b) Dua gigi taring besar di rahang atas
c) Bekas gigitan: dua luka gigitan utama akibat gigi taring
Gambar (A) Ular tidak berbisa tanpa taring tajam;
(B) Ular berbisa dengan taring tajam

C. Tanda dan Gejala Tergigit Ular Berbisa


Gigitan ular berbisa dapat menyebabkan kerusakan di tempat gigitan dan
gangguan sistemik lainnya. Gejala di tempat gigitan umumnya terjadi di
dalam 30 menit sampai 24 jam tapi bisa juga lebih awal. Tanda dan gejala
umumnya yaitu;
1. Berupa bengkak dan nyeri seperti terbakar.
2. Satu atau dua tusukan kecil berjarak sekitar 1cm.
3. Lepuh berisi darah dan berubah warna kemungkinan terjadi beberapa jam
setelah gigitan.
4. Timbul bercak kebiruan.
5. Muncul berupa kelemahan otot
6. Menggigil
7. Berkeringat
8. Mual dan muntah
9. Nyeri kepala dan pandangan kabur.

Bisa ular juga dapat menyebabkan gejala khusus di beberapa organ


antara lain, sebagai berikut.
a) Hematotoksik
Bersifat racun terhadap darah, menyebabkan perdarahan di tempat
gigitan, perdarahan di tempat lain seperti paru, jantung,otak gusi, saluran
cerna, kencing darah dan gangguan pembekuan darah.
b) Neurotoksik
Bersifat racun terhadap saraf, menyebabkan penderita merasa
kelemahan otot, kekakuan, hingga kejang. Apabila menyerang saraf
pernafasan, ini dapat menyebabkan penderita sulit bernafas dan dapat
menyebabkan kematian.
c) Kardiotoksik
Gejala yang timbul berupa penurunan tekanan darah, syok dan henti
jantung.
d) Sindroma kompartemen
Merupakan suatu sindrom yang mengakibatkan terjadinya
peningkatan tekanan dalam sekumpulan otot yang salah satunya
disebabkan pembengkakan. Akibatnya, pembuluh darah dan saraf bisa
terjepit, dan lama kelamaan otot bisa kekurangan oksigen dan bisa
mengharuskan dokter untuk melakukan operasi.

D. Penanganan/Pertolongan Akibat Gigitan Ular Berbisa


1) Posisikan korban untuk tidak bergerak terutama di bagian yang tergigit.
2) Bersihkan bagian yang terluka dengan air bersih (tidak perlu diberi
betadine atau daun-daun).
3) Berikan kasa lalu balut dengan perban, lebar ±10
cm, panjang ± 45 m, dibalutkan kuat di sekeliling
bagian tubuh yang tergigit. Bungkus rapat dengan
perban seperti membungkus kaki yang terkilir,
tetapi ikatan jangan terlalu kencang agar aliran
darah tidak terganggu.
4) Setelah itu bidai dengan tongkat, kayu (apapun itu Gambar Cara
agar bagian yang tergigit tidak banyak bergerak), Membalut Bagian
yang Tergigit
lalu balut lagi dengan perban.
5) Penggunaan torniquet tidak dianjurkan karena dapat mengganggu aliran
darah dan pelepasan torniquet dapat menyebabkan efek penyumbatan
pembuluh darah yang lebih berat, sehingga dapat berujung dengan
amputasi.
DAFTAR PUSTAKA

Setiyohadi B, dkk. 2009. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. Edisi ke-5.
Jakarta : Ilmu Penyakit Dalam. h.280-3.

Brian, James Daley. 2010. Snakebite. Online.


http://emedicine.medscape.com/article/168828-overview. Diakses pada 25
November 2017.
DAFTAR HADIR PENYULUHAN RUANG 3 DIBETES
STIKES HANG TUAH SURABAYA

NO NAMA TANDA TANGAN


1
1

2
2

3
3

4
4

5
5

6
6

7
7

8
8

9
9

10
10

11
11

12
12

13
13

14
14

15
15

Anda mungkin juga menyukai