Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker adalah ditentukan lebih dari 200 macam penyakit yang menunjukkan
terjadinya produksi sel-sel yang tidak normal yaitu tidak mengikuti pertumbuhan
jaringan yang normal.
Lidah merupakan organ muskular yang sangat fleksibel dalam rongga mulut
berperan untuk proses pengunyahan, pengecapan, dan menelan makanan serta
untuk berbicara. Organ ini melekat ke dasar mulut dengan permukaan atas dilapisi
papillae yang memberikan tekstur permukaan yang kasar. Papillae mengandung
pori-pori kecil yang terdapat reseptor pengecapan.

Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi di dasar mulut, kadang-
kadang meluas ke arah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas. Telah banyak
orang menderita penyakit perikarditis ini. Menurut 3,7% warga dunia telah
menderita penyakit perikarditis, sekitar 0,5% penderitanya sudah meninggal.
Sedangkan dindonesia sendiri, diperkirakan sekitar 2,8% warga Indonesia telah
menderita penyakit kanker lidah ini, diperkirakan 1,2% penderitanya sudah
meninggal.

Penyakit kanker lidah ini penyebabnya bisa disebabkan oleh beberapa


faktor seperti faktor luar, heriditer maupun non heriditer. Faktor luar meliputi
rokok, alkohol, infeksi kronis dan trauma krinis. Faktor non heriditer meliputi
Faktor fisik seperti sinar ultraviolet, Faktor biologis seperti virus (papiloma yang
ditularkan melalui hubungan suami istri, hepatitis) parasit, dan bakteri.

Pada orang yang menderita penyakit kanker lidah dapat disembuhkan


apabila peradangannya belum meluas. Krania adalah dapat kita lakukan dengan
memberikan terapi seperti radioterapi. Selain itu, kita juga dapat memberikan obat
yang berguna untuk mengurangi peradangan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana definisi dari kanker lidah?
1.2.2 Bagaimana etiologi terjadinya kanker lidah?

1
1.2.3 Bagaimana manifestasi klinis terjadinya kanker lidah?
1.2.4 Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kanker lidah?
1.2.5 Bagaimana penatalaksanaan pada kanker lidah?
1.2.6 Bagaimana asuhan keperwatan pada klien dengan kanker lidah?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui teori dan asuhan
keperawatan tentang kanker lidah.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mendeskripsikan pengkajian asuhan keperawatan tentang kanker
lidah
2. Mendeskripsikan diagnosa keperawatan tentang kanker lidah
3. Mendeskripsikan intervensi asuhan keperawatan tentang kanker
lidah
4. Mendeskripsikan implementasi asuhan keperawatan tentang kanker
lidah
5. Mendeskripsikan evaluasi asuhan keperawatan tentang kanker lidah

1.4 Manfaat
1.4.1 Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan tentang kanker
lidah.
1.4.2 Perawat
Perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat sesuai
dengan teori tentang kanker lidah
1.4.3 Pasien
Pasien dengan kasus kanker lidah mendapatkan asuhan keperawatan
yang seharusnya sesuai dengan teori asuhan keperawatan disesuaikan
dengan kondisi pasien.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Penyakit


2.1.1 Definisi

2
Kanker adalah ditentukan lebih dari 200 macam penyakit yang
menunjukkan terjadinya produksi sel-ssel yang tidak normal yaitu tidak mengikuti
pertumbuhan jaringan yang normal.
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi di dasar mulut, kadang-
kadang meluas ke arah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas (Van de
Velde,1999).
Tumor lidah adalah karsinoma sel skuamosa yang muncul dari lapisan
yang menutupi otot-otot lidah. Sebuah tumor ganas yang timbul dari epitel yang
menutupi lidah. Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari
jaringan epitel mukosa lidah dengan selnya berbentuk squamous cell carcinoma
(cell epitel gepeng berlapis), juga beberapa penyakit-penyakit tertentu
(premaligna). Kanker ganas ini dapat menyebar ke daerah sekitarnya, di samping
itu dapat melakukan metastase secara limfogen dan hematogen. Kanker lidah
adalah tumor ganas yang terjadi pada lidah ketika pertumbuhan sel-sel lidah
menjadi tak terkendali. Kanker lidah berkembang dari sel-sel skuamosa. Sel-sel
lidah normal yang tadinya tumbuh dan membelah secara teratur dan terkontrol
menjadi tidak terkendali sehingga akan terus tumbuh dan membelah, maka
terbentuklah massa jaringan yang abnormal.

3
Jadi dapat disimpulkan kanker lidah adalah suatu kanker yang terjadi pada
permukaan dasar mulut yang timbul dari epitel yang menutupi lidah.
Kanker lidah ini diperkirakan setiap tahunnya terdapat 5500 kasus
baru(AS), pria banding wanita adalah 3:1. Kanker lidah pada 2/3 depan
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan dasar lidah (1/3 posterior). Kanker
pada dasar lidah umumnya berdifferensiasi buruk, sudah ada metastasis ke
kelenjar getah bening saat ditemukan dan umumnya didiagnosis pada stadium
lanjut.

2.1.2 Etiologi
Penyebab kanker lidah belum diketahui secara pasti. Akan tetapi ada beberapa
faktor yang diduga menjadi pemicunya antara lan:
1. Merokok
2. Alkohol
3. Infeksi kronis
4. Trauma kronis pada gigi yang tajam sehingga menimbulkan trauma pada
lidah
5. pemakaian gigi palsu yang tidak sesuai
6. kebersihan mulut yang buruk
Selain itu ada juga faktor yang lain menyebabkan kanker lidah terjadi, yaitu:
a. Faktor herediter (Usia, Jenis Kelamin, Genetik, riwayat keluarga)
b. Faktor non herediter
Faktor non herediter karsinoma lidah terdiri dari:
1. Faktor fisik (sinar ultraviolet)
2. Faktor biologis (virus papiloma yang ditularkan melalui hubungan suami
istri, hepatitis, parasit dan bakteri).
Sejumlah besar penyebab kanker ganas lidah, tetapi berdasarkan para ahli
belum ada pernyataan yang dapat dibuat secara tegas. Namun ada beberapa
dugaan bahwa kanker ganas lidah terjadi karena ada hubungan dengan beberapa
gangguan tertentu atau penyakit tertentu. Beberapa penelitian didapat bahwa
penyakit sypilis, baik pada kasus aktif atau sekurang-kurangnya telah ada riwayat
penyakit syphilis sebelumnya, sering dijumpai bersama-sama dengan kanker
ganas lidah.

2.1.3 Manifestasi Klinis

4
Gejala-gejala kanker lidah antara lain adalah timbulnya ulkus (luka)
seperti sariawan yang tidak sembuh dengan pengobatan adekuat, mudah berdarah
bagian tengah ulkus relative lembut dan mudah berdarah. Perdarahan terjadi
ketika tekanan diberikan pada tempat kanker, saat mengunyah, minum atau
menelan. Fokus kanker adalah sangat lembut dan tidak tahan tekanan dalam
bentuk apapun, sehingga mengakibatkan perdarahan. Perdarahan merupakan
indikasi penting dan gejala kanker lidah yang utama dan sering terjadinya mati
rasa di lidah dan mulut. Selain itu, perubahan suara, lidah kaku dengan gerakan
berkurang, dan bau mulut adalah gejala kanker lidah lain yang tekait serta
benjolan di bagian belakang tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening
leher, yang tidak dapat dijelaskan dan penurunan berat badan yang berlebihan.
Pasien juga mengeluh kesulitan dalam membuka mulut dan adanya massa di leher.
Pada stadium dini, kanker lidah tidak menimbulkan nyeri dan biasannya
ditemukan pada pemeriksaan rutin pada gigi dan mulut. Kanker biasanya timbul
di bagian pinggir lidah, hamper tidak pernah ditemukan kanker pada pangkal lidah
kecuali pada seseorang yang pernah menderita sinus yang tidak pernah
mendapatkan pengobatan selama beberapa tahun. Karsinoma sel skuamosa pada
sel lidah seringkali tampak seperti luka terbuka (borok) dan cenderung tumbuh ke
dalam jaringan di bawahnya. Bintik kecoklatan mendatar seperti bercak sering
ditemukan pada perokok yaitu di sisi biasanya rokok atau pipa diletakkan pada
bibir.

5
Gambar 1. Karsinoma Sel Skuamous pada lidah perokok kronik

Gambar 2. Karsinoma Sel Skuamous pada lidah

Gambar 3. Karsinoma Sel Skuamous pada basis lidah

6
Gambar 4. Granular Cell Myoblastoma

2.1.4 Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Fisik
Sistem pengkajian fisik, baik struktur internal dan eksternal mulut dan
tenggorok diinspeksi dan palpasi. Perlu untuk melepaskan gigi palsu dan
lempeng parsial untuk menjamin inspeksi menyeluruh terhadap gusi.
Secara umum, pemeriksaan dapat diselesaikan dengan penggunaan sumber
lampu terang (penlight) dan depresor lidah. Sarung tangan digunakan
untuk mempalpasi lidah dan adanya abnormalitas.

a. Bibir
Pemeriksaan mulai dengan inspeksi terhadap bibir untuk kelembaban,
dihidrasi, warna, tekstur, simetrisitas, dan adanya ulserasiatau fisura.
Bibir harus lembab, merah muda, lembut dan simetris.
b. Gusi
Gusi diinspeksi terhadap inflamasi, perdarahan, retraksi, dan
perubahan warna. Bau napas juga dicatat.
c. Lidah
Lidah dorsal diinspeksi untuk tekstur, warna, dan lesi. Papila tipis,
lapisan putih, dan besar berbentuk V pada bagian distal dorsal lidah.
Selanjutnya dibagian permukaan venteral lidah dan dasar mulut lidah.
Adanya lesi pada mukosa yang melibatkan vena superfissial pada

7
permukaan bawah lidah terlihat. Spatel lidah digunakan untuk
menekan lidah guna rnendapatkan visualisasi adekuat terhadap faring.

2. Pemeriksaan Diagnostik

a. Bipsi langsung

Merupakan metode buku untuk memperoleh jaringan dari lesi dirongga


mulut dan orofaring.

b. Sitologi

Pemeriksaan sitologi eksfoliatifa dari specimen kerokan atau inprint


dari tumor primer dikerjakan pada lesi yang berupa bercak/superficial.
Bila hasilnya :

a) Klas I- III : lakukan ulangan sitologi 3 bulan lagi.Bila 2x ulangan


sitologi tetap klas I- III maka perlu dibiopsi

b) Klas IV-V : lakukan biopsy

c. Panendoskopi

Dilakukan untuk menentukan perluasan lesi yang besar dan terletak


disebelahposterior dan untuk menyingkirkan adanya tumor primer
simultan.

d. Ultrasound yaitu dipakai untuk menilai massa superficial.

e. CT Scan dan Megnetic Resonance Imaging (MRI) yaitu digunakan


untuk lesi lebih dalam dan menilai struktur lebih dalam pada tumor
dan menunjukkan apakah terdapat metastase atau tidak.(Charlene J.
Reeves, 2001, hal: 133)

f. Biru toluidine

8
Sebuah zat pewarna yang dibubuhkan in situ sebagai salah satu cara
diagnostic tambahan dalam mendeteksi karsinoma sel skuamosa yang
akan memberi warna biru pada sel kanker. Jaringan normal tidak
mengisap warna, sedang lesi pra-ganas atau non neoplasma tidak
konstan mengisap warna. Menurut Mashberg tehnik memberi warna
rongga mulut sebagai berikut:
a) Kumur dengan larutan asam asetat 1% : 20 detik
b) Kumur dengan air : 20 detik, 2 x
c) Kumur dengan larutan toluidine blue 1% : 5-10 cc
d) Kumur lagi dengan larutan asam asetat 1% : 1 menit
e) Kumur dengan air.
Pembacaan hasil pemeriksaan dilakukan 24 jam kemudian,
pemeriksaan ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas sebesar 90%.
Adapun larutan toluidine biru terdiri dari :
a) Toluidine chlorida : 1 gr
b) Asam asetat : 10 cc
c) Alkohol absolut : 4,2 cc
d) Aquadest: 100 cc
g. PET (Positron Emission Tomography)
Pemeriksaan imaging dengan PET pemeriksaan Positron Emission
Tomography menggunakan tirosin sebagai tracer memiliki sensitivitas
dan spesifitas cukup tinggi untuk karsinoma. Pemeriksaan ini dapat
mendeteksi tumor < 4 mm. untuk staging memiliki sensitivitas 71%
dan spesifitas 99%, sedangkan untuk deteksi kekambuhan memiliki
sensitivitas 92% dan spesifisitas 81%

2.1.5 Penatalaksanaan
Penanganan kanker lidah ini sebaiknya dilakukan secara multidisipliner
yang melibatkan beberapa bidang spesialis yaitu:
1. Oncologic surgeon

9
2. Plastic & reconstructive surgeon
3. Radiation oncologist
4. Medial oncologist
5. Dentists
6. Rehabilitation specialist
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penanganan kanker
lidah ini ialah eradikasi dan tumor, pengembalian fungsi dari rongga
mulut, serta aspek kosmetik/penampilan penderita. Beberapa faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam penentuan macam terapi antara lain:
a. Umur penderita
b. Keadaan umum penderita
c. Fasilitas yang tersedia
d. Kemampuan dokternya
e. Pilihan penderita
Penatalaksanaan pasien kanker lidah dilakukan dengan operasi,
radiasi, kemoterapi atau kombinasi dua atau ketiganya, tergantung dari
jenis tumor dan durasinya. Keputusan tentang tindakan terbaik yang dapat
dilakukan harus dibuat oleh seseorang yang mempunyai keahlian khusus
tentang keganasan leher dan kepala. Untuk lesi yang kecil (T1 dan T2),
tindakan operasi atau radioterapi saja dapat memberikan angka
kesembuhan yang tinggi, dengan catatan bahwa radioterapi saja pada T2
memberikan angka kekambuhan yang lebih tinggi daripada tindakan
operasi. Untuk T3 dan T4, terapi kombinasi operasi dan radioterapi
memberikan hasil yang paling baik. Pemberian neo-adjuvant radioterapi
dan atau kemoterapi sebelum tindakan operasi dapat diberikan pada kanker
rongga locally advanced (T3,T4). Radioterapi dapat diberikan secara
interstisial atau eksternal, tumor yang eksofitik dengan ukuran kecil akan
lebih banyak berhasil daripada tumor yang endofitik dengan ukuran besar.
Peran kemoterapi pada penanganan kanker lidah masih belum banyak,
dalam tahap penelitian kemoterapi hanya digunakan sebagai neo-adjuvant
pre-operatif atau adjuvan post- operatif untuk sterilisasi kemungkinan
adanya mikro metastasis.

Sebagai pedoman terapi untuk kanker rongga mulut dianjurkan


seperti berikut:

10
T1,2 : eksisi luas atau radioterapi

T3,4 : eksisi luas + deseksi supraomohioid + radioterapi pasca bedah

Untuk tumor lidah T3 dan T4, penanganan N0 dapat dilakukan


deseksi leher selektif atau radioterapi regional pasca bedah. Sedangkan N1
yang didapatkan pada setiap T harus dilakukan deseksi leher radikal. Bila
memungkinkan, eksisi luas tumor primer dan deseksi leher tersebut harus
dilakukan secara en-block. Pemberian radioterapi regional pasca bedah
tergantung hasil dari pemeriksaan patologis metastase pada kelenjar getah
bening tersebut (jumlah kelenjar getah bening yang positif metastase,
penembusan kapsul kelenjar getah bening/ ekstra kelenjar getah bening).

A. Terapi Kuratif
Terapi kuratif diberikan pada tumor lidah stadium I, II, dan III.
1. Terapi utama
Terapi utama untuk stadium I dan II ialah operasi atau radioterapi yang
masing- masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Sedangkan untuk stadium III dan IV yang masih operabel ialah
kombinasi operasi dan radioterapi pasca bedah. Pada terapi kuratif
haruslah diperhatikan:
a. Menurut prosedur yang benar, karena kalau salah hasilnya tidak
menjadi kuratif.
b. Fungsi mulut untuk bicara, makan, minum, menelan, bernafas, tetap
baik.
c. Kosmetis cukup dapat diterima
2. Operasi
Indikasi operasi:
a. Kasus operable
b. Umur relatif muda
c. Keadaan umum baik
d. Tidak terdapat komorbiditas yang berat
3. Radioterapi
Indikasi radioterapi:
a. Kasus inoperable
b. T1,2 tempat tertentu
c. Kanker pangkal lidah

11
d. Umur relative tua
e. Menolak operasi
f. Ada komorbiditas yang berat
4. Terapi tambahan
A. Radioterapi
Radioterapi tambahan diberikan pada kasus yang terapi utamanya
operasi.
1. Radioterapi pasca-bedah. Diberikan pada T3 dan T4a setelah
operasi, kasus yang tidak dapat dikerjakan eksisi radikal,
radikalitasnya diragukan, atau terjadi kontaminasi lapangan operasi
oleh sel kanker.
2. Radioterapi pra-bedah. Diberikan pada kasus yang operabilitasnya
diragukan atau yang inoperable.
B. Operasi
Operasi dikerjakan pada kasus yang terapi utamanya radioterapi yang
setelah radioterapi menjadi operabel atau timbul residif setelah
radioterapi.

C. Kemoterapi
Kemoterapi diberikan pada kasus yang terjadi kontaminasi lapangan
operasi oleh sel kanker, kanker stadium III atau IV atau timbul residif
setelah operasi dan atau radioterapi.
D. Terapi Komplikasi
Pada umumnya stadium I sampai II belum ada komplikasi penyakit,
tetapi dapat terjadi komplikasi karena terapi. Terapinya tergantung dari
komplikasi yang ada, misalnya:
a. Nyeri: analgetika
b. Infeksi: antibiotika
c. Anemia: hematinic
5. Terapi Paliatif
Terapi paliatif ialah untuk memperbaiki kwalitas hidup penderita dan
mengurangi keluhannya terutama untuk penderita yang sudah tidak dapat
disembuhkan lagi. Terapi paliatif diberikan pada penderita kanker lidah
yang:
A. Stadium IV yang telah menunjukkan metastase jauh
B. Terdapat ko-morbiditas yang berat dengan harapan hidup yang pendek
C. Terapi kuratif gagal

12
D. Usia sangat lanjut, Keluhan yang perlu dipaliasi antara lain:
a. Loko regional :
a) Ulkus di mulut/leher
b) Nyeri
c) Sukar makan, minum, menelan
d) Mulut berbau
e) Anoreksia
f) Fistula oro-kutan
b. Sistemik:
a) Nyeri
b) Sesak nafas
c) Sukar bicara
d) Batuk-batuk
e) Badan mengurus
f) Badan lemah
2.1.6 Asuhan Keperawatan
A. Diagnosa Yang Muncul

1. Nyeri berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan , efek dari


pembedahan reseksi

2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan


neurology dan kemampuan menelan

3. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan kebersihan mulut


yang buruk atau pengobatan

B. Rencana Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan , efek dari


pembedahan reseksi

a. Observasi keluhan nyeri, perhatikan lokasi atau karakter,


frekuensi, durasi, intensitas skala nyeri (0-10), dan tindakan
penghilangan nyeri yang digunakan.

b. Ajarkan teknik manajemen nyeri yaitu relaksasi dan distraksi


(reposisi, teknik pengurang rasa nyeri dengan cara gosokkan

13
punggung), nafas dalam, bimbingan imajinasi/hiburan (tertawa,
musik, televis, dll)
c. Kembangkan rencana manajemen nyeri dengan pasien dan
dokter.

d. Kolaborasi dengan tim medis dengan pemberian obat analgesik


sesuai dengan indikasi

2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan


neurology dan kemampuan menelan

a. Observasi kemampuan komunikasi klien

Rasional: mengetahui kemampuan komunikasi klien

b. Menyediakan alat komunikasi yang lain seperti papan tulis,


pensil, buku, dll jika klien tidak dapat berkomunikasi secara
verbal. Tempatkan bel pemanggil dimana pasien dapat reponsif
terhadap bel panggilan dengan cepat.

Rasional: membantu klien dalam berkomunikasi


c. Memvalidasi arti upaya komunikasi. Pertahankan kontak mata.
Gunakan kata Ya atau Tidak, berkedip dan sebagainya
3. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan kebersihan mulut
yang buruk atau pengobatan
a. Observasi TTV
Rasional: suhu yang meningkat dapat menunjukkan terjadinya
infeksi
b. Observasi adannya tanda-tanda tejadinya infeksi (rubor, dolor,
tumor, dan fungsion laesa)
c. Menjaga kebersihan sekitar luka dan lingkungan klien, teknik
rawat luka dengan antiseptik dan aspetik
Rasional: mencegah kontaminasi/penyebaran organisme
infeksius
d. Tingkatkan istirahat adekuat/periode latihan
e. Kolaborasi dengan pemberian antibiotik sesuai indikasi

14
Rasional: antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Kanker lidah adalah suatu kanker yang terjadi pada permukaan
dasar mulut yang timbul dari epitel yang menutupi lidah. Penyebab kanker
lidah belum diketahui secara pasti. Akan tetapi ada beberapa faktor yang
diduga menjadi pemicunya antara lain, Merokok, Alkohol, Infeksi kronis,
pemakaian gigi palsu yang tidak sesuai dan kebersihan mulut yang buruk.
Selain itu ada juga faktor yang lain menyebabkan kanker lidah terjadi,
yaitu: Faktor herediter dan Faktor non herediter. Gejala-gejala kanker lidah
diantaranya adalah Biasanya terdapat luka (ulkus) seperti sariawan yang
tidak sembuh dengan pengobatan yang adekuat, Nyeri yang terkadang
menjalar ke telinga, Nyeri menelan, sulit menelan dan Bercak perokok
(bintik kecoklatan yang mendatar). Ada beberapa hal yang dapat dilakukan
untuk menekan risiko kanker ganas yang menyerang organ lidah tersebut
secara umum, antara lain: Berhenti merokok, Hindari minuman
beralkohol, dll.
4.1 Saran

15
Diharapakan penulis untuk para mahasiswa keperawatan, harus
memahami teori konsep mengenai kanker lidah sehingga mampu membuat
asuhan keperawatan yang tepat kepada klien.
Mendapatkan banyak manfaat ataupun kritik dan saran yang
membangun dan semoga pembaca dapat mengerti dan memahami teori
mengenai kanker lidah.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suyatno dan Emir T Pasaribu. 2010. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi.
Jakarta: CV.Sagung Seto.
2. Yayasan Alumni Ikatan Pendidikan Keperawatan. 1996. Perawatan Medikal
Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan). Bandung: Yayasan IAPK
Pajajaran.
3. https://www.scribd.com/doc/220173261/makalah-kanker-lidah(diakses tanggal
10 september)
4. http://dokumen.tips/documents/1-ca-lidah-makalah.html (diakses tanggal 10
september 2016)

16
17

Anda mungkin juga menyukai