Anda di halaman 1dari 7

ANTROPOLOGI BUDAYA

A. Latar Belakang Antropologi sosial-budaya atau lebih sering disebut antropologi budaya berhubungan dengan apa yang sering disebut dengan etnologi. Ilmu ini mempelajari tingkah laku manusia, baik itu tingkah laku individu atau tingkah laku kelompok. Tingkah laku yang dipelajari disini bukan hanya kegiatan yang bisa diamati dengan mata saja, tetapi juga apa yang ada dalam pikiran mereka. Pada manusia, tingkah laku ini tergantung pada proses pembelajaran. Apa yang mereka lakukan adalah hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh manusia sepanjang hidupnya secara disadari atau tidak. Mereka mempelajari bagaimana bertingkah laku ini dengan cara mencontoh atau belajar dari generasi diatasnya dan juga dari lingkungan alam dan sosial yang ada disekelilingnya. Inilah yang oleh para ahli antropologi disebut dengan kebudayaan. Kebudayaan dari kelompok -kelompok manusia, baik itu kelompok kecil maupun kelompok yang sangat besar inilah yang menjadi objek spesial dari penelitian-penelitian antropologi budaya. Dalam perkembangannya antropologi budaya ini memecah lagi kedalam bentuk bentuk spesialisasi atau pengkhususan disesuaikan dengan bidang kajian yang dipelajari atau diteliti. Antropologi hukum yang mempelajari bentuk-bentuk hukum pada kelompokkelompok masyarakat atau antropologi ekonomi yang mempelajari gejala -gejala serta bentuk-bentuk perekonomian pada kelompok-kelompok masyarakat adalah dua contoh dari sekian banyak bentuk spesialasi dalam antropologi budaya. Kepribadian adalah susunan akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku dari tiap-tiap individu manusia itu (Koentjaraningrat, 2002: 102). Disini, peran

antropologi budaya adalah meneliti tingkah laku yang dihasilkan dari suatu kepribadian. Kepribadian merupakan wujud dari tingkah laku seorang manusia. Budaya tersebut akhirnya muncul dari sekumpulan kepribadian juga. Setiap individu pasti mempunyai kepribadian yang berbeda satu dengan yang lain. Kelompok-kelompok masyarakat memiliki visi yang sama namun orang-orang di dalamnya memiliki kepribadian yang berbeda. Mereka dapat menyatukan perbedaan menjadi masyarakat yang bersatu dan mempunyai suatu kebudayaan tersendiri. Kelompok-kelompok masyarakat tersebut membentuk suatu sistem pranata sosial yang mempunyai aturan-aturan tersendiri yang telah disepakati bersama. Di dalam pranata sosial juga terdapat pola-pola yang bisa mempengaruhi kepribadian. Pola-pola itu mempengaruhi dalam bentuk akulturasi dan asimilasi. B. Isi Ilmu antropologi yang mempunyai perhatian terhadap cara hidup manusia dengan berbagai macam sistem tindakan, maka dalam memberi batasan tentang konsep kebudayaan atau culture, ilmu ini amat berbeda dengan ilmu yang lain. Juga apabila dibandingkan dengan arti yang biasanya diberikan kepada konsep itu dalam sehari-hari, yaitu arti yang terbatas kepada hal-hal yang indah seperti candi, tari-tarian, seni rupa, seni suara, kesusastraan dan filsafat, definisi ilmu antrologi jauh lebih luas sifat dan ruang lingkupnya. Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koetjaraningrat, 1990: 180). Kenyataannya, definisi yang menganggap bahwa kebudayaan dan tindakan kebudayaan itu adalah gejala yang harus dibiasakan oleh manusia dengan belajar

(learned behavior), juga diajukan oleh beberapa ahli antropologi terkenal seperti C. Wissler, C. Kluckhon, A. Davis, atau Hoebel.

Unsur-unsur Kebudayaan Para sarjana antropologi yang biasa menanggapi suatu kebudayaan sebagai suatu keseluruhan yang terintegrasi, pada waktu analisa akan membagi keseluruhan itu kedalam unsur-unsur besar yang disebut unsur-unsur kebudayaan universal atau cultural universal. 2 Jadi, dapat dikatakan bahwa setiap kebudayaan dari suatu bangsa atau masyarakat terbagi lagi menjadi sejumlah unsur, baik unsur besar maupun unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat kesatuan. Sejumlah unsur tadi yang disebut sebagai unsur-unsur pokok kebudayaan, atau dapat disebut kebudayaan semesta. Apa yang dimaksud dengan kebudayaan universal adalah bahwa unsur-unsur kebudayaan itu dapat dijumpai pada setiap kebudayaan dimanapun juga. Ada tujuh unsur yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia. Ketujuh unsur yang dapat kita sebut sebagai isi pokok dari tiap-tiap kebudayaan di dunia itu adalah: 1. Bahasa 2. Sistem pengetahuan 3. Organisasi sosial 4. Sistem peralatan hidup dan teknologi 5. Sistem mata pencaharian hidup 6. Sistem Religi

7. Kesenian Unsur-Unsur Kepribadian 1. Pengetahuan Unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seorang manusia yang sadar, secara nyata terkandung dalam otaknya. Dalam lingkungan individu itu ada bermacammacam hal yang dialaminya melalui penerimaan pancaindera-nya serta alat penerima atau reseptor organismenya yang lain, sebagai getaran eter (cahaya dan warna), getaran akustik (suara), bau, rasa, sentuhan, tekanan mekanikal (berat-ringan), tekanan termikal (panas-dingin) dan sebagainya, yang masuk ke dalam sel-sel tertentu di bagian-bagian tertentu dari otaknya. Di sana berbagai proses fisik, fisiologi, dan psikologi terjadi, yang menyebabkan berbagai macam getaran tekanan tadi, kemudian diolah menjadi suatu susunan yang dipancarkan atau diproyeksikan oleh individu tersebut menjadi suatu penggambaran tentang lingkungan tadi. Seluruh proses akal yang sadar (conscious) tadi, dalam ilmu psikologi disebut persepsi. 2. Perasaan Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan. Kalau orang pada suatu hari yang luar biasa panasnya melihat papan gambar reklame minuman Green Spot berwarna yang tampak segar dan nikmat, maka persepsi itu menyebabkan seolah-olah terbayang di mukanya suatu penggambaran segelas Green Spot yang dingin dan penggambaran itu dihubungkan oleh akalnya dengan penggambaran lain yang timbul kembali sebagai kenangan dalam kesadarannya, menjadi suatu apersepsi1 tentang dirinya sendiri yang tengah menikmati segelas Green Spot dingin, manis, dan menyegarkan pada waktu hari sedang panaspanasnya yang seakan-akan demikian realistiknya sehingga keluarlah air liurnya. Apersepsi seorang individu yang menggambarkan diri sendiri sedang menikmati

segelas Green Spot dingin tadi menimbulkan dalam kesadarannya suatu perasaan yang positif, yaitu perasaan nikmat dan perasaan nikmat itu sampai nyata mengeluarkan air liur. Sebaliknya, kita dapat juga menggambarkan adanya seorang individu yang melihat sesuatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan, mencium bau busuk, dan sebagainya. Persepsi-persepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadaran perasaan yang negatif, karena dalam kesadaran terkenang lagi misalnya bagaimana kita menjadi muak karena sepotong ikan yang sudah busuk yang kita alami di masa lampau. Apersepsi tersebut mungkin dapat menyebabkan kita menjadi benar-benar merasa muak apabila kita mencium lagi bau ikan busuk. 3. Dorongan Naluri Kesadaran manusia menurut para ahli psikologi juga mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena pengaruh pengetahuannya, melainkan karena sudah terkandung dalam organismenya, dan khususnya dalam gen-nya sebagai naluri. Kemauan yang sudah merupakan naluri pada tiap makhluk manusia itu, oleh beberapa ahli psikologi disebut dorongan (drive). Ada tujuh macam dorongan naluri, yaitu : 1. Dorongan untuk mempertahankan hidup. 2. Dorongan seks. 3. Dorongan untuk usaha mencari makan. 4. Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia. 5. Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya. 6. Dorongan untuk berbakti. 7. Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara, atau gerak.

C. Simpulan Antropologi sosial-budaya atau lebih sering disebut antropologi budaya berhubungan dengan apa yang sering disebut dengan etnologi. Ilmu ini mempelajari tingkah laku manusia, baik itu tingkah laku individu atau tingkah laku kelompok. Tingkah laku yang dipelajari disini bukan hanya kegiatan yang bisa diamati dengan mata saja, tetapi juga apa yang ada dalam pikiran mereka. Menurut ilmu antropologi, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koetjaraningrat, 1990: 180). Adapun Unsur-unsur kebudayaan antara lain : bahasa, system pengetahuan, organisasi social, sisterm peralatan hidup dan teknologi, system mata pencaharian hidup , system realigi dan Kesenian. Selain itu dalam antropologi Budaya juga membahas tentang kepribadian. Unsur-unsur kepribadian antara lain : pengetahuan , perasaan dan dorongan naluri.

Daftar Pustaka 1. Koentjaraningrat. 2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2. Wiyarti, MG. Sri., Widada, Sutapa Mulya. 2007. Sosiologi. Surakarta: Sebelas Maret University Press. 3. Darmanto, Priyo., Wiyoto, Pujo. . Kamus Lengkap Inggris-Indonesia;IndonesiaInggris Untuk Pelajar, Mahasiswa, Umum. Surabaya: Arkola.

4. Makalah Antropologi Dan Konsep Kebudayaan karya Leonard Siregar (Dosen tetap di Jurusan Antropologi Universitas Cenderawasih dan Ketua Laboratorium Antropologi Universitas Cenderawasih). 5. Makalah Pengantar Antropologi karya Drs. Purwowibowo, M.Si.

Anda mungkin juga menyukai