PENDAHULUAN
ini menguraikan tentang zaman informasi yang dipopulerkan oleh Futurolog Alfin Toffler.
Zaman ini ditandai dengan penguasaan informasi dan media komunikasi massa oleh individu
atau kelompok, yang memberikan kekuatan untuk mengendalikan dunia. Kemudian, pada
pertengahan tahun 1960-an, muncul fenomena masyarakat informasi ketika komputasi
menyebar dan negara-negara bergeser dari industri manufaktur ke industri jasa. Masyarakat
informasi ini diharapkan lebih partisipatif, terdesentralisasi, dan lebih demokratis.
Namun, teknologi informasi dan komunikasi juga membawa dampak negatif, seperti:
Dengan begitu, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi harus dihadapi dengan
bijaksana, mengakui manfaatnya yang besar dalam meningkatkan peradaban manusia, tetapi
juga menghindari dampak negatifnya. Edukasi dan pemahaman yang baik tentang teknologi
menjadi kunci untuk memanfaatkannya secara optimal demi kemajuan dan kesejahteraan
masyarakat.
KESIMPULAN
Teknologi Komunikasi dan Informasi adalah aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang
digunakan manusia dalam mengalirkan informasi atau pesan dengan tujuan untuk membantu
menyelesaikan permasalahan manusia (aktivitas sosial) agar tercapai tujuan komunikasi.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi sendiri telah menimbulkan dampak dan
pengaruh terhadap budaya pada masyarakat, baik berupa dampak positif maupun dampak
negatif. Salah satu aspek kehidupan yang paling terpengaruh dengan perkembangan ini
adalah aspek kebudayaan masyarakat yang sedikit demi sedikit mengalami pergeseran.
Produk dari teknologi komunikasi dan informasi adalah media massa dimana saat ini
berkembang secara cepat dan konstan, dalam sisi lainnya, hal ini menggugah kita untuk
melihat media sebagai pusat orientasi budaya bagi kapitalisme moden Barat. Dengan begitu,
maka Imperialisme budaya boleh dilihat sebagai pusat dari media dengan berbagai cara, baik
dengan mendominasi media budaya (teks, praktik-praktik), maupun dengan penyebaran
budaya secara global.
ABSTRAK
Aktivitas online dating saat ini mengalami peningkatan kuantitas, baik dari segi aplikasi
maupun pengguna. Peningkatan ini perlahan mengubah cara penggunanya berkomunikasi,
terutama dalam hubungan romantis. Hal ini juga berdampak pada munculnya berbagai isu
sosial terkait dengan aktivitas online dating. Isu-isu sosial yang terjadi menyebabkan
timbulnya perilaku menyimpang yang digolongkan dalam toxic dating behavior. Ada
beragam kerugian yang ditimbulkan dari perilaku ini, mulai dari psikologis, sosial, hingga
finansial. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan ini adalah dirancangnya sebuah
program kampanye sosial untuk mengubah perilaku generasi milenial sebagai pengguna
dating apps terbanyak. Agar pesan ini sampai pada sasaran, tentunya diperlukan rancangan
media yang persuasif, baik untuk menuliskan pesan maupun menyebarkannya. Perancangan
media melalui lima tahapan yaitu pengumpulan data; analisis data; penentuan segementasi
khalayak dan strategi persuasi; penentuan konsep media; serta eksekusi media.
Kata Kunci: toxic dating behavior, online dating, kampanye sosial, media kampanye.
PENDAHULUAN
1. Jumlah aplikasi kencan online atau dating apps mengalami peningkatan pesat di seluruh
dunia. Peningkatan ini tidak hanya dari jumlah aplikasi yang ada tetapi juga dari jumlah
pengguna yang aktif.
2. Di Amerika Serikat, hampir 50 juta orang telah mencoba menggunakan aplikasi kencan
online, dan jumlah laki-laki yang menggunakan aplikasi ini lebih banyak daripada
perempuan.
3. Di Indonesia, penggunaan aplikasi kencan online mencapai 34% dari total keseluruhan
penduduk, dan terdapat peningkatan sebesar 36% di kalangan millennial. Namun, setengah
dari pengguna yang berasal dari generasi millennial merasa malu untuk mengakui bahwa
mereka bertemu pasangan mereka melalui aplikasi kencan online karena pengalaman negatif
yang terjadi akibat penggunaan kencan online.
4. Peningkatan penggunaan dating apps memunculkan isu-isu sosial, seperti toxic dating
behavior, yang meliputi perilaku negatif seperti pelecehan dan penipuan. Fenomena ini telah
menyebabkan beberapa kasus terkait perilaku negatif di Indonesia.
5. Terkait dengan isu-isu sosial ini, peneliti tertarik untuk merancang sebuah gerakan edukasi
berupa kampanye sosial yang ditujukan untuk para pelaku kegiatan kencan online. Kampanye
sosial ini bertujuan untuk mengubah perilaku mereka melalui pendekatan ilmiah dan rasional,
sehingga perubahan perilaku tersebut dapat berlangsung secara cukup permanen.
6. Perancangan media kampanye menjadi penting dalam merangkul generasi millennial, yang
cenderung berjiwa bebas dan tidak suka dikendalikan. Diharapkan melalui perancangan
media campaign, pesan-pesan kampanye dapat dianggap penting dan diyakini oleh khalayak,
sehingga dampak-dampak negatif dari toxic dating behavior dapat berkurang.
Catatan tambahan: Toxic dating behavior mengacu pada perilaku negatif dalam hubungan
kencan online, seperti pelecehan, penipuan, atau hubungan seksual yang tidak diinginkan.
Kampanye sosial dan edukasi merupakan upaya untuk mengatasi dan mengurangi masalah ini
dengan mengubah perilaku para pengguna dating apps.
METODE
Peneliti menggunakan modifikasi dari metode design thinking untuk merancang media
kampanye. Metode perancangan media kampanye ini terdiri dari lima tahap sebagai berikut:
1. Tahap Data Collecting:
Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan data kualitatif yang terdiri dari data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam dengan sepuluh orang
responden yang dipilih secara purposif, yaitu individu berusia 20-30 tahun yang telah
menggunakan dating apps minimal lima bulan. Sementara itu, data sekunder diperoleh dari
studi pustaka literatur terkait dan lembaga yang terkait.
5. Tahap Eksekusi:
Pada tahap ini, dilakukan implementasi kampanye berdasarkan konsep-konsep dan rancangan
media yang telah disusun sebelumnya. Eksekusi mencakup ide-ide besar dan rancangan
media yang akan digunakan dalam kampanye, sesuai dengan strategi yang telah ditentukan
sebelumnya.
KESIMPULAN
Membahas persoalan toxic dating behavior dan percintaan adalah permasalahan yang
personal. Oleh karena itu, perlu dibangun engagement antara penyelenggara kampanye
dengan khalayak. Hal ini nantinya akan berimplikasi pada penyusunan konsep pesan dan
media. Implementasi konsep ini pada media adalah pemilihan media penyebar kampanye
yang dekat dengan khalayak sasaran. Media-media ini juga difasilitasi dengan fitur interaktif
yang dapat membuat khalayak sasaran membangun kedekatan dengan penyelenggara
kampanye karena
3. Literasi digital sebagai penguatan pendidikan karakter menuju era society 5.0
ABSTRAK
Artikel ini merupakan hasil pemikiran tentang pentingnya literasi digital untuk penguatan
pendidikan karakter di era sosial 5.0. Pendidikan kewarganegaraan merupakan bagian yang
sangat diperlukan, yang tercermin pada semua jenjang pendidikan dan kursus serta bentuk
pembelajaran di berbagai bidang. Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan nasional,
berbagai fungsi dan peran pendidikan kewarganegaraan dirancang dan diwujudkan sebagai
perwujudannya. Di era Society 5.0, kewarganegaraan mutlak diperlukan, menuntut
masyarakat untuk menguasai dan menyeimbangkan kemampuan kecerdasan buatan dan
kecerdasan sosial untuk menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Society 5.0 memberikan
contoh bagaimana data dapat digunakan untuk memobilisasi dan menghubungkan segala hal,
termasuk upaya mengatasi masalah sosial. Singkatnya, siswa memiliki keterampilan yang
dibutuhkan di era society 5.0, ini termasuk: kepemimpinan, literasi digital, komunikasi,
kecerdasan emosional, kewirausahaan, dan kewarganegaraan global. Tantangan pendidikan
kewarganegaraan adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan berpikir kritis,
konstruktif, dan kreatif tanpa meninggalkan kearifan emosional, sosial, dan spiritual
Pancasila dan UUD 1945.
Kata Kunci: Literasi Digital, Karakter, Society 5.0
PENDAHULUAN
Pentingnya literasi digital dalam menghadapi era Society 5.0, di mana teknologi informasi
dan komunikasi semakin mendominasi dan mempengaruhi semua aspek kehidupan, termasuk
pendidikan. Jepang telah menjadi negara maju dalam mengembangkan konsep Society 5.0,
yang menekankan integrasi antara dunia fisik dan virtual dengan bantuan teknologi big data
dan artificial intelligence.
Pendidikan di era digital menghadapi tantangan besar untuk beradaptasi dengan perubahan
mekanis yang pesat. Kemajuan teknologi membawa dampak positif dan negatif dalam
pendidikan. Oleh karena itu, desain kurikulum pendidikan harus mempersiapkan siswa
dengan karakter yang kuat, kemampuan berpikir kritis, inovatif, dan mampu mengaplikasikan
teknologi era Society 5.0.
Literasi digital menjadi hal penting bagi guru dan siswa dalam menghadapi era digital. Guru
perlu mengembangkan kemampuan digital untuk memfasilitasi pembelajaran yang kreatif,
aktif, dan efektif. Siswa juga perlu memiliki kemampuan literasi digital untuk menggunakan
media digital secara bijak, cerdas, dan taat hukum.
Tantangan era Society 5.0 memerlukan kolaborasi dan koordinasi antara berbagai institusi,
organisasi, dan jaringan dalam menghadapi perubahan dunia digital. Pendidikan karakter
menjadi bagian penting dalam mempersiapkan generasi masa depan yang tanggap terhadap
perkembangan teknologi dan memiliki etika yang baik dalam menggunakan media digital.
Dalam era digital yang semakin maju, penting bagi individu untuk menjadi melek digital dan
memiliki kemampuan literasi digital. Hal ini dapat membantu mencegah berbagai bentuk
penyalahgunaan dan kejahatan di dunia maya.
Dengan kesadaran akan pentingnya literasi digital dan pendidikan karakter, diharapkan
generasi masa depan dapat menghadapi tantangan era Society 5.0 dengan baik dan
memanfaatkan teknologi secara positif untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.
KESIMPULAN
Dari hasil tinjauan, cenderung disimpulkan bahwa Penguatan Pelatihan Karakter melalui
literasi dapat menjadi prosedur untuk menghadapi era society 5.0. Melalui literasi digital,
upaya untuk membentengi lima karakter utama, tepatnya: Nasionalisme, Kemandirian,
Religiusitas, integritas dan gotong royong bersama dapat ditumbuhkan dengan sukses dan
metodis. Penyelenggaraan pendidikan, khususnya kemahiran tingkat lanjut, dilakukan secara
terencana dengan mengikutsertakan semua perkumpulan yang beridentitas dengan kelas,
sekolah dan daerah setempat.
PENDAHULUAN
Peningkatan pesat dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi telah
membawa dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Salah satu
aspek yang menjadi sorotan utama adalah penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai media informasi dan promosi. Media promosi saat ini tidak lagi
terbatas pada media cetak dan elektronik tradisional seperti televisi dan radio, tetapi juga
mencakup penggunaan internet.
Internet sebagai media pemasaran dan promosi menawarkan jangkauan luas dan global.
Penggunaan website menjadi salah satu cara efektif untuk mempromosikan sebuah
lembaga atau usaha. Dalam konteks artikel ini, penulis berfokus pada Lembaga Bahasa
Kewirausahaan dan Komputer (LBKK) pada AMIK AKMI Baturaja yang ingin
meningkatkan promosi kegiatannya.
PENDAHULUAN
1. Perkembangan teknologi dan komunikasi telah membawa banyak perubahan dalam
berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pemanfaatan komputer sebagai alat
bantu untuk pekerjaan yang semakin meluas.
2. Penggunaan komputer dalam waktu yang lama dan tanpa kesadaran dapat menyebabkan
berbagai gangguan kesehatan, terutama dalam konteks Computer Vision Syndrome (CVS),
yang disebabkan oleh paparan radiasi elektromagnetik yang dihasilkan oleh komputer.
3. Warung internet (warnet) merupakan fasilitas yang masih diminati oleh masyarakat untuk
mengakses internet. Namun, penggunaan banyak komputer dalam ruangan yang sempit dapat
meningkatkan tingkat radiasi elektromagnetik yang dapat berdampak negatif pada kesehatan
manusia.
4. Radiasi gelombang elektromagnetik terbagi menjadi dua kelompok, yaitu radiasi pengion
(ionisasi) dan radiasi tidak pengion (non-ionisasi). Radiasi gelombang elektromagnetik dapat
menyebabkan berbagai efek pada tubuh manusia, baik secara fisiologis maupun psikologis.
5. Efek fisiologis dari radiasi elektromagnetik termasuk efek tumor, gangguan pendengaran,
gangguan penglihatan, gangguan reproduksi, dan gangguan sistem saraf.
6. Efek psikologis dari radiasi elektromagnetik dapat menyebabkan stres pada manusia.
Dalam rangka mengatasi dampak negatif dari radiasi elektromagnetik, perlu adanya
kesadaran dalam penggunaan teknologi, khususnya komputer, serta perlunya pemenuhan
standar keamanan dan keselamatan dalam pengoperasian perangkat teknologi komunikasi.
Selain itu, penelitian dan edukasi lebih lanjut tentang efek radiasi elektromagnetik pada
manusia juga diperlukan untuk memahami potensi risiko dan mengambil langkah-langkah
pencegahan yang tepat.
KESIMPULAN
Hasil penelitian yang sudah dilakukan yaitu adanya pengaruh tingkat radiasi yang
ditimbulkan oleh jumlah unit komputer pada lingkungan, penelitian yang dilakukan pada
warung internet di desa Jatibarang dengan jumlah komputer 7 unit masih tergolong aman
untuk tingkat radiasi yang ditimbulkan kepada manusia. untuk jumlah unit komputer pada
ruangan yang melebihi ambang batas aman tingkat radiasi elektromagnetik berjumlah 11 unit
komputer. Dampak yang ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik yang berlebihan yaitu
beberapa gejala yang ditemukan antara lain jantung terasa berdebar-debar, mual tanpa ada
penyebab yang jelas, rasa sakit pada otot-otot, telinga berdenging (tinnitus), kejang otot,
gangguan kejiwaan berupa depresi serta gangguan konsentrasi
PENDAHULUAN
Pertumbuhan dan perkembangan teknologi di era modern telah membawa dampak signifikan
dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam bidang hiburan. Salah satu hasil dari
perkembangan teknologi adalah internet, yang telah memberikan manfaat besar dalam
berbagai bidang, termasuk sebagai sarana hiburan seperti game online.
Game online adalah permainan elektronik yang dimainkan oleh pemain menggunakan
komputer atau perangkat konsol yang terhubung dengan jaringan internet. Perkembangan
teknologi internet yang pesat telah membuat game online semakin populer dan menarik bagi
berbagai kalangan usia, gender, dan sosial ekonomi di Indonesia, terutama di kota-kota besar.
Namun, di balik manfaatnya, game online juga menyebabkan beberapa dampak negatif,
terutama jika dimainkan secara berlebihan dan menyebabkan ketergantungan. Banyak orang,
termasuk mahasiswa, menjadi kecanduan bermain game online dan menghabiskan waktu
berjam-jam untuk itu. Dampak negatif dari kecanduan game online antara lain adalah
penurunan prestasi akademik, masalah psikologis, dan dampak sosial seperti penarikan diri
dari pergaulan sosial.
Para mahasiswa yang kecanduan game online cenderung kurang fokus dalam belajar, kurang
konsentrasi saat menghadiri kuliah, dan mengalami penurunan prestasi akademik. Kecanduan
game online juga bisa menyebabkan masalah kesehatan fisik, seperti kurang tidur dan
masalah postur tubuh karena duduk terlalu lama di depan layar komputer atau gadget.
Dalam konteks motivasi belajar, game online bisa menjadi distraksi dan menyebabkan
mahasiswa kehilangan minat dalam belajar. Mereka lebih memilih untuk menghabiskan
waktu bermain game daripada mengikuti pelajaran atau mengerjakan tugas kuliah.
Akibatnya, prestasi belajar mereka menurun, dan mereka mengalami kesulitan dalam
mengatasi tugas-tugas akademik.
Hal ini berkaitan dengan teori tindakan sosial Max Weber, di mana perilaku individu dalam
bermain game online cenderung dipengaruhi oleh perasaan emosi dan dapat menjadi tidak
rasional. Kecanduan game online dapat menjadi bentuk tindakan afektif yang meniadakan
kesadaran dan didominasi oleh emosi, sehingga mengabaikan prioritas belajar dan kewajiban
sebagai mahasiswa.
Penting bagi para mahasiswa untuk bijaksana dalam menggunakan teknologi, termasuk game
online. Mereka harus membagi waktu dengan bijaksana antara belajar, hiburan, dan interaksi
sosial agar tidak terpengaruh oleh dampak negatif dari kecanduan game online. Motivasi
belajar yang baik memegang peran penting dalam mencapai prestasi akademik yang
memuaskan dan mempersiapkan masa depan mereka dengan baik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan peneliti pada bab sebelumnya dapat disimpulkan
Jurnal Holistik SSN: 1979-0481 12 bahwa sesuatu yang dilakukan terlalu berlebihan akan
ber pengaruh negatif dalam segala aspek kehidupan, seperti halnya game online. Intensitas
waktu bermain mahasiswa yang ber lebihan memiliki ke-cenderungan candu terhadap game
online, yang akhirnya menyebabkan bermain game dengan frekuensi dan intensitas yang
besar yang dapat memberikan efek samping kecanduan dan ketergantungan. Adapun akibat
yang dimunculkan individu akan ditantang terus menerus untuk menekuninnya.
PENDAHULUAN
Artikel ini membahas tentang pengembangan strategi kecerdasan buatan atau AI di negara-
negara yang tergabung dalam negara-negara G20. Kecerdasan buatan melibatkan berbagai
disiplin ilmu seperti komputer, psikologi, matematika, robotika, dan bidang lainnya. Tujuan
penggunaan kecerdasan buatan yang bertanggung jawab adalah untuk membantu memajukan
dan mewujudkan masyarakat yang berkelanjutan dan inklusif.
Deklarasi "G20 Osaka Leaders’ Declaration" pada tanggal 28-29 Juni 2019 menunjukkan
komitmen negara-negara peserta G20 dalam menerapkan kecerdasan buatan yang
berorientasi pada kepentingan manusia. Mereka juga menyadari pentingnya mempromosikan
keamanan dalam ekonomi digital, mengatasi kerentanan, serta melindungi kekayaan
intelektual.
Penulis menggunakan data sekunder dalam bentuk dokumen kebijakan dari masing-masing
negara peserta G20 untuk menggambarkan tujuan dan kebijakan utama dari pengembangan
strategi kecerdasan buatan di negara-negara tersebut. Artikel ini memberikan perspektif bagi
pemerintah Indonesia dalam mengembangkan kecerdasan buatan di dalam negeri dan
menyusun strategi dalam penerapannya. Pemaparan dalam artikel ini berfokus pada analisis
dokumen kebijakan dan tidak membahas implementasi dari kebijakan tersebut.
PEMBAHASAN
Bahwa kecerdasan buatan secara teknik sebatas alat saja, tetapi secara teknologi ia lebih luas
dan melibatkan permasalahan yang saling terkait dengan kondisi sosial budaya masyarakat
setempat serta kebijakan dan strategi dari institusi pemerintahan dan industri telekomunikasi
terkait. Berdasarkan definisi Arnold Pacey, teknologi mencakup aspek teknis, budaya, dan
organisasional. Pemerintah dan negara-negara G20 telah mengembangkan strategi dalam
mengembangkan teknologi kecerdasan buatan.
Berikut adalah inisiatif beberapa negara G20 dalam mengembangkan teknologi kecerdasan
buatan:
4. India: India juga mengembangkan kecerdasan buatan untuk pertumbuhan ekonomi dan
inklusi sosial. Mereka memiliki strategi inklusi sosial untuk memperkuat pengembangan
teknologi kecerdasan buatan dan meningkatkan ketersediaan tenaga berbakat di bidang
tersebut.
5. Italia: Italia memiliki buku putih tentang kecerdasan buatan yang berfokus pada bagaimana
pemerintah dapat melayani publik dengan teknologi kecerdasan buatan.
6. Jepang: Jepang memiliki strategi teknologi kecerdasan buatan nasional dengan tujuan
untuk mengembangkan riset dan pengembangan serta menciptakan aplikasi-aplikasi berbasis
kecerdasan buatan.
7. Jerman: Jerman memiliki strategi untuk mengembangkan penelitian dan tenaga berbakat di
bidang kecerdasan buatan. Mereka juga berfokus pada pengintegrasian teknologi kecerdasan
buatan ke dalam sektor ekspor dan layanan pintar.
8. Kanada: Kanada memiliki strategi kecerdasan buatan yang merupakan rencana lima
tahunan untuk berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan kecerdasan buatan serta
membangun klaster keunggulan ilmiah.
9. Korea Selatan: Korea Selatan memiliki tiga strategi dalam pengembangan teknologi
kecerdasan buatan, yaitu pengembangan sumber daya manusia, pengembangan teknologi
kecerdasan buatan, dan investasi dalam infrastruktur untuk mendukung pengembangan usaha
rintisan dan UMKM.
10. Meksiko: Meksiko juga memberikan perhatian terhadap teknologi kecerdasan buatan dan
merilis strategi resmi dalam bidang tersebut.
11. Prancis: Prancis meluncurkan rencana dalam bidang kecerdasan buatan dan
menganggarkan anggaran besar untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan.
Seluruh negara-negara G20 ini berusaha untuk menjadi pemimpin dalam bidang teknologi
kecerdasan buatan dan telah mengambil langkah-langkah strategis untuk mencapai tujuan
tersebut.
KESIMPULAN
Paparan strategi di atas dapat disimpulkan terkait dengan isu-isu penting dalam
mengembangkan kecerdasan buatan. Isu dimaksud adalah (pertama) isu dalam pendekatan
yang dipakai dalam mengembangkan kecerdasan buatan. Penulis membagi pendekatan
negara tersebut dalam menerapkan kecerdasan buatan menjadi empat pendekatan atau model.
Ini menunjukkan nilai yang menjadi pertimbangan dalam bidang teknologi kecerdasan
buatan. Semua negara yang menerapkan teknologi kecerdasan buatan memiliki pertimbangan
ekonomi dalam mengadopsi teknologi ini.
PENDAHULUAN
Dalam banyak hal, kebangkitan internet dan web sosial telah membuat segalanya menjadi
jauh lebih baik dalam hal informasi tentang dunia. Politik sangat erat hubungannya dengan
media, karena salah satu tujuan media yakni untuk membentuk pendapat umum mengenai
berbagai hal, terutama hal politik. Ketika pendapat umum tersebut dapat ter ‘set’ seperti yang
diinginkan media, pada saat itulah yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu media. Antara
dunia politik atau politik praktis dengan media terjalin hubungan yang saling membutuhkan
dan bahkan saling mempengaruhi. Media massa dengan fungsi persuasif yang mampu
membentuk pendapat umum dan mampu mempengaruhi opini masyarakat terhadap isu-isu
politik yang sedang berkembang. Merrill dan Lowenstein mengungkapkan bahwa media
massa (surat kabar) tunduk pada sistem pers, dan sistem pers itu sendiri tunduk pada sistem
politik yang ada. Artinya, dalam memberikan informasi kepada masyarakat atau dalam
penyampaian pesan, surat kabar harus berada dalam lingkaran regulasi yang ditetapkan.1
Perkembangan komunikasi terus berkembang mengikuti perkembangan pola pikir manusia.
Komunikasi sekarang sedang berada di tahap yang lebih luas dan kompleks. Dalam
berkomunikasi tentunya kita tidak bisa terlepas dari peran media. Dalam perspektif media,
kehadiran media massa menghadapi problematika terkait dengan tuntutan transformasi media
massa. Terutama terkait dengan komunikasi politik. Perubahan dalam politik menjadi bagian
dari kontribusi media terkhusus media massa. Media pada dasarnya memberikan pengaruh
yang besar terhadap perkembangan politik di Indonesia. Di era teknologi yang semakin
canggih, pemanfaatan media sangat memudahkan pelaku politik untuk menyebarkan
informasi politik dan mengkampanyekan politik. Media memiliki kekuatan yang sangat besar
dalam demokrasi suatu Negara karena hampir semua orang mendapatkan berita mereka dari
berita kabel dan media sosial daripada sumber berita aslinya. Untuk itu penelitian ini dibuat
untuk mengetahui peran media massa dalam lingkup luas terhadap komunikasi politik.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode kualitatif
deskriptif. Metode kualitatif adalah langkah-langkah penelitian sosial untuk mendapatkan
data deskriptif berupa kata-kata dan gambar. tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh
Lexy J. Moleong bahwa data yang dikumpulkan dalam penelitian kualitatif adalah berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. 2 Metode yang dipakai dalam mengumpulkan
data adalah studi literatur dengan mengumpulkan berbagai refferensi yang mendukung terkait
peran media massa dalam komunikasi politik
PEMBAHASAN
1. Media adalah alat saluran komunikasi yang berfungsi sebagai perantara antara sumber
pesan (asource) dengan penerima pesan (areceiver). Beberapa contoh media meliputi film,
televisi, media cetak (surat kabar, majalah, buku), komputer, dan lain sebagainya.
2. Media massa adalah sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia akan informasi dan
hiburan. Media massa mencakup media cetak (surat kabar, majalah, buku) dan media
elektronik (radio, televisi, film, slide, video, dan lain-lain).
3. Media massa berfungsi sebagai sarana penyebaran informasi dan komunikasi yang dapat
diakses oleh masyarakat banyak. Ini termasuk menyebarkan berita, opini, komentar, hiburan,
dan lain-lain.
4. Komunikasi politik adalah kombinasi dari komunikasi dan politik, yang saling berinteraksi
untuk mencapai pengaruh tertentu, seperti mempengaruhi opini publik, mempengaruhi
pemilihan, dan membangun identitas diri dan kontak sosial dengan orang lain.
5. Media massa memiliki peran penting dalam komunikasi politik, karena menyebarkan
pesan politik, menjadi sumber pengaruh politik, dan digunakan untuk kampanye politik.
Namun, media massa tidak selalu netral, seringkali media massa berpihak pada kepentingan
tertentu.
6. Media sosial merupakan bagian penting dari komunikasi politik modern dan memiliki
pengaruh besar, terutama di kalangan masyarakat muda. Media sosial memungkinkan politisi
untuk berkomunikasi langsung dengan masyarakat dan mempengaruhi opini publik. Namun,
peran media sosial juga memiliki tantangan tersendiri karena kualitas informasi yang dapat
tersebar lebih cepat dan memerlukan keterampilan berpikir dan berdialektika untuk efektif
dalam berkomunikasi melalui platform tersebut.
Penting untuk diingat bahwa isi teks tersebut mungkin dapat diinterpretasikan dengan
berbagai cara, dan penafsiran dapat bervariasi tergantung pada konteks dan sudut pandang
pembaca.
KESIMPULAN
Media Massa pada prinsipnya merupakan alat yang mempermudah manusia untuk melakukan
interaksi dan komunikasi. Media massa memberikan peluang dan kemdahan bagi semua
pihak yang ingin menyajikan informasi dengan cepat dan kepada sasaran yang luas.
Komunikasi pada umumnya membutuhkan media sebagai sarana penyebaran informasi.
Begitupun dengan politik. Politik yang tidak pernah terlepas dalam kehidupan bernegara
tentunya membutuhkan komunikasi dalam menyebarluaskan perpolitikan. Media massa
sangat berperan dalam menyampaikan komunikasi politik. Dalam komunikasi politik, media
massa berperan untuk menyampaikan kampanye politik, menyebarkan informasi politik, dan
memberikan pengaruh terhadap khalayak terkait politik.
PENDAHULUAN
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan serangkaian kegiatan yang
menggunakan sarana elektronik untuk memproses, mentransmisikan, dan menampilkan
informasi. TIK mencakup berbagai media seperti telepon, televisi, radio, internet, dan
lainnya. TIK memiliki peran penting sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi dan
transformasi sosial budaya dalam masyarakat.
Pemanfaatan TIK dalam sektor pertanian dapat memberikan banyak manfaat, seperti
memberikan akses mudah terhadap informasi yang relevan bagi petani, meningkatkan
produksi dan produktivitas pertanian, serta membantu petani dalam pengambilan keputusan.
Dalam upaya membangun Indonesia dari pinggiran, TIK juga dapat membuka isolasi wilayah
pedesaan terhadap informasi dan sarana pendukung lainnya.
TIK dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah akses terhadap informasi bagi petani.
Penggunaan TIK dapat membantu petani dalam mengatasi permasalahan seperti pengelolaan
usaha tani, pemasaran produk, hama dan penyakit pertanian, serta keputusan ekonomi
lainnya. TIK juga dapat membantu dalam pengentasan kemiskinan dengan memberikan akses
terhadap informasi dan pengetahuan yang diperlukan bagi petani.
Namun, penggunaan TIK dalam sektor pertanian juga dihadapkan pada sejumlah tantangan.
Petani kecil di pedesaan memiliki keterbatasan aksesibilitas terhadap permodalan,
pengetahuan, dan informasi pasar. Selain itu, penggunaan TIK untuk kepentingan hiburan
masih lebih dominan daripada untuk keperluan produktif.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan upaya untuk mengurangi kesenjangan
informasi dengan menyediakan informasi yang tepat bagi petani di pedesaan. Dukungan
terhadap sektor pertanian menjadi prioritas untuk pembangunan pedesaan dan pengentasan
kemiskinan. Dengan memanfaatkan TIK dengan tepat, diharapkan dapat menciptakan
peluang dan mengatasi tantangan dalam pengembangan ekonomi pertanian dan
pemberdayaan petani di Indonesia.
METODE
Kajian ini menggunakan metode studi literatur yang bersumber dari hasil hasil penelitian
yang dipublikasikan sebagai artikel jurnal yang dapat diakses secara online, antara lain: (1)
Peranan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengentasan kemiskinan petani pedesaan
di Abia State, Nigeria; (2) Pengentasan kemiskinan melalui teknologi informasi dan
komunikasi: Studi kasus di Nigeria, (3) Telepon mobile dan keputusan pemasaran petani di
Ethiopia; (4) Dampak TIK pada kondisi sosial ekonomi pedesaan di Banglades; dan (5)
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pemenuhan informasi bagi rumah
tangga usaha pertanian di Kecamatan Halongonan, Indonesia
PEMBAHASAN
Penelitian tersebut menyoroti peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam
pengentasan kemiskinan petani pedesaan di Nigeria, pengaruh TIK dalam peningkatan
ekonomi petani di Bangladesh, dan pemanfaatan TIK dalam pembuatan keputusan pemasaran
petani di Ethiopia. Berikut adalah beberapa simpulan dari penelitian-penelitian tersebut:
4. Pemanfaatan TIK dalam Pemenuhan Informasi bagi Rumah Tangga Usaha Pertanian di
Indonesia:
Penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan TIK, seperti televisi, radio, dan internet,
dalam pemenuhan informasi bagi rumah tangga usaha pertanian di Indonesia masih rendah.
Pemanfaatan televisi dan radio cenderung lebih tinggi daripada pemanfaatan akses internet.
Tingkat pendidikan rumah tangga usaha pertanian dan akses terhadap media internet
merupakan faktor yang mempengaruhi rendahnya pemanfaatan TIK.
Secara keseluruhan, pemanfaatan TIK memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas
hidup dan ekonomi petani pedesaan di berbagai negara. Namun, tantangan seperti tingkat
pendidikan dan akses infrastruktur harus diatasi untuk mewujudkan manfaat penuh dari
teknologi ini dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kehidupan masyarakat
pedesaan.
KESIMPULAN
Studi di beberapa negara berkembang mengonfirmasi bahwa TIK memainkan peran dalam
membantu petani dalam pengambilan keputusan, dalam kaitannya dengan waktu penanaman
dan panen karena ini penting dalam pembangunan pertanian.Dalam hal ini, TIK
memberdayakan petani dengan aset produktif dan pemasaran, meningkatkan kapasitas
produktif mereka, sehingga mengurangi status kemiskinan mereka.Layanan TIK yang
terjangkau di masyarakat pedesaan telah memainkan peran yang sangat kuat dalam
meningkatkan kondisi ekonomi penduduk yang berkontribusi pada ekonomi
pedesaan.Melalui radio, televisi, telepon (GSM dan jalur utama) dan komunikasi melalui
pesan SMS, petani memiliki banyak kesempatan untuk mengakses informasi pembangunan
penting berkaitan dengan kegiatan mata pencaharian mereka.TIK mungkin menjadi solusi
untuk masalah mengakses berbagai sumber informasi yang terjangkau, relevan dan dapat
diandalkan oleh petani.Dengan demikian, TIK memiliki potensi untuk menjadi instrumen
yang efektif dalam mendukung pengentasan kemiskinan. Memanfaatkan TIK untuk
pengentasan kemiskinan lebih efektif ketika disematkan dan disinkronkan dengan kebijakan
dan sumber daya lain misalnya lingkungan yang kondusif, yang mencakup kebebasan
berekspresi, pasar kompetitif, regulator independen, dana layanan universal, dan elemen
lainnya. Di Indonesia, pemanfaatan TIK (televisi, radio, media Internet) dalam pemenuhan
informasi bagi rumah tangga usaha pertanian di kawasan pedesaan masih relatif minimal.
TIK belum dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan usaha pertanian.Penyebabnya
adalah rendahnya tingkat pendidikan rumah tangga usaha pertanian dan akses informasi yang
rendah terhadap media internet.Untuk mengatasi kesenjangan informasi bagi rumah tangga/
masyarakat desa khususnya desa-desa dengan topografi berbukit-bukit adalah
lebihmengefektifkan petugas penyuluh lapangan,mengakselerai pembangunan infrastruktur
telekomunikasi dalam rangka penguatan signal telekomunikasi, dan memberikan dukungan
secara terus-menerus kepada petani pedesaan dan usaha pertanian. Pemerintah harus
mengembangkan program menciptakan kesadaran akan manfaat TIK dan menyadarkan
masyarakat tentang cara terbaik memanfaatkan fasilitas TIK yang mereka miliki.
PENDAHULUAN
Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi setiap tahun semakin canggih dan modern.
Banyaknya sistem dan teknologi baru yang muncul menuntut kita mengikuti perkembangan
teknologi yang ada. Salah satunya pemanfaatan big data seperti pemanfaatan media sosial
facebook, twitter, instagram, sistem kependudukan untuk mendukung data yang diperlukan
dalam sistem pemerintahan, organisasi maupun perusahaan. Salah satu implementasi bigdata
yaitu penggunaan data kependudukan yang diperlukan dalam validasi nomor induk
kepedudukan yang diperlukan untuk sistem pendaftaran tes CPNS, penggunaan media sosial
twitter dalam menangani keluhan, komplain maupun membaca atau prediksi minat seseorang
dalam suatu perusahaan maupun organisasi, sistem pembayaran digital yang sedang marak
digunakan di Indonesia yang hampir setiap hari terjadi transaksi. Penggunaan data antar
sistem yang memanfaatkan bigdata memerlukan keamanan dari serangan siber sehingga data
tidak akan disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Teknologi big data
dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak baik perusahaan besar, usaha kecil, menengah maupun
pemerintah. Pemanfaatan big data terbilang rumit dan mahal namun banyak usaha
masyarakat pada level Usaha Kecil Menengah (UKM) yang mengerti akan pentingnya
pemanfaatan big data untuk mendukung bisnisnya terutama dalam proses identifikasi data
yang dibutuhkan sehingga bisa mendapatkan manfaat yang lebih besar dari investasi yang
dikeluarkan. Pada penelitian ini akan memberikan gambaran bahwa seberapa pentingnya
keamanan data dan pengelolaan big data dalam segala sektor organisasi di Indonesia yang
mencakup pemerintahan, perusahaan swasta dan organisasi.
PEMBAHASAN
a. Konsep Big Data
Big Data adalah istilah yang muncul setelah tahun 2005 dan diperkenalkan oleh O'Reilly
Media. Big Data mengacu pada konsep "3V" yaitu:
1. Volume (kapasitas data): Merujuk pada ukuran media penyimpanan data yang sangat besar
atau bahkan tak terbatas, mencapai satuan petabytes atau zettabytes.
2. Variety (keragaman data): Merujuk pada berbagai tipe atau jenis data yang dapat diolah
mulai dari data terstruktur hingga data tidak terstruktur.
3. Velocity (kecepatan): Terkait dengan kecepatan memproses data yang dihasilkan dari
berbagai sumber, mulai dari data batch hingga real-time.
Selain 3V, ada pula elemen tambahan yang sering disebut, yaitu:
4. Veracity (kebenaran): Terkait dengan ketidakpastian data dan sejauh mana data tersebut
dapat dipercaya.
5. Value (nilai): Terkait dengan nilai manfaat dari informasi yang dihasilkan dari analisis
data.
Dalam penerapan teknologi Big Data, ada empat elemen penting yang menjadi tantangan,
yaitu data, teknologi, proses, dan sumber daya manusia (SDM).
1) Data: Data merupakan profil organisasi, orang, event, aktivitas, dan transaksi yang
terdokumentasi, terklasifikasi, dan tersimpan, tetapi belum terorganisasi untuk mendapatkan
informasi yang spesifik. Ketersediaan data merupakan kunci utama dalam Big Data, dan
berbagai organisasi, perusahaan swasta, dan pemerintah memanfaatkan Big Data untuk
berbagai proses bisnis, seperti dalam sektor penerimaan CPNS atau data BPJS dalam dunia
kesehatan.
2) Teknologi: Tantangan terkait dengan infrastruktur dan alat-alat dalam pengoperasian Big
Data, termasuk teknik komputasi, analitik, dan media penyimpanan. Teknologi yang semakin
maju memungkinkan tersedianya media penyimpanan yang lebih besar dan memerlukan
perlindungan data dari serangan siber.
3) Proses: Dalam mengadopsi teknologi Big Data, diperlukan perubahan budaya organisasi,
perusahaan, maupun pemerintah. Proses-proses lama dapat digantikan dengan cara-cara baru
yang lebih efisien, misalnya penanganan keluhan BPJS melalui media sosial.
4) SDM: Dalam mengaplikasikan teknologi Big Data, diperlukan SDM dengan keahlian
analitik, pemrograman komputer, dan pemahaman tentang tujuan bisnis.
Penerapan teknologi Big Data diharapkan dapat mendukung proses bisnis dan pengambilan
keputusan pada berbagai jenis organisasi, baik profit maupun non-profit, serta baik di sektor
swasta maupun pemerintah.
KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1)
Peluang dan pemanfaatan Big data sangat potensial diberbagai sektor, organisasi dan
perusahaan di Indonesia dengan memperhatikan berbagai aspek keamanan siber dan
infrastuktur jaringan sehingga penggunaan bigdata bisa didesain dan diimplementasikan
dengan lebih efektif dan tepat untuk mencapai sasaran. 2) Setiap konsep teknologi yang
canggih memiliki beberapa celah. Big Data juga memiliki beberapa bentuk masalah privasi
dan keamanan. Big Data bisa diamankan hanya dengan mengamankan Jurnal INFORMA
Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2442-7942 Vol. 5 Nomor 1 Tahun 2019 33 semua
komponen. Sebagai data besar yang memiliki ukuran yang besar, banyak solusi kuat harus
diperkenalkan dalam rangka untuk mengamankan setiap bagian dari infrastruktur yang
terlibat. Penyimpanan data harus diamankan untuk memastikan bahwa tidak ada kebocoran di
dalamnya. Perlindungan secara terus menerus (real-time) harus diaktifkan selama menyimpan
data tersebut sehingga privasi kemanan data dapat dipastikan selalu dalam kondisi aman. 3)
Kemanan siber dapat terjamin jika ada keterlibatan dan sinergitas semua pihak. Keamanan
siber dapat terselenggara jika ada sinergitas pihak terkait yang memanfaatkan big data.
sehingga dapat mendukung terlaksananya sistem yang diimplemantasikan.