Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MAKKIYAH DAN MADANIYAH

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Al-Qur‟an

Dosen Pengampu : Siti Idayanti, M.Pd

Oleh Kelompok 1 :

1. Safira Choiru Nisaa


2. Asmiyati Astuti
3. Siti Zainab

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

KUPANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-
Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MAKKIYAH DAN
MADANIYAH”.

Makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas semester 4 dari dosen yang
bersangkutan agar memenuhi tugas yang telah di tetapkan, dan juga agar setiap
mahasiswa dapat terlatih dalam pembuatan makalah. Adapun sumber-sumber dalam
pembuatan makalah ini, di dapatkan melalui media internet. Kami sebagai penulis
makalah ini, sangat berterima kasih kepada penyedia sumber walau tidak dapat secara
langsung untuk mengucapkannya.

Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitu pun dengan
kami yang masih seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih
banyak sekali kekurangan-kekurang yang di temukan, oleh karena itu kami
mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya. Kami mangharapkan ada kritik
dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pendengarnya.

Kupang, 28 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2

A. Urgensi Ilmu Makkiyah Dan Madaniyah ............................................................... 2

B. Ciri-ciri Surah Makkiyah Dan Madaniyah ............................................................ 2

C. Ijma‟ Ulama Berkenaan Dengan Makkiyah Dan Madaniyah ................................. 4

D. Faedah Mengetahui Makkiyah DanMadaniyah ...................................................... 5

E. Pedoman Menentukan Makkiyah Dan Madaniyah .................................................. 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 8

A. Kesimpulan .............................................................................................................. 8

B. Saran ....................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam perkembangan dan dinamika turunnya wahyu terdapat berbagai istilah-istilah


yang muncul dalam pengkajian studi Al-Qur‟an. Salah satunya istilah Makkiyah dan
Madaniyah, di ambil dari dua nama kota besar di Jazirah Arab yaitu kota Makkah dan
kota Madinah. Mempelajari ayat-ayat Al-Qur‟an dengan tahapannya sehingga dapat
menentukan waktu serta tempat turunnya dengan bantuan tema surah atau ayat, untuk
menentukan apakah sebuah seruan itu termasuk Makkiyah atau Madaniyah, ataukah
merupakan tema-tema yang menjadi titik tolak dakwah di Makkah atau Madinah.

Di antara masalah-masalah yang sering kali membingungkan yaitu


mengklasifikasikan suatu ayat, dan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam
menafsirkan dan memahami Al-Qur‟an maka dalam makalah ini kami buat agar pembaca
mengetahui urgensi, ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah, selanjutnya mengetahui faedah
dan pedoman Makkiyah dan Madaniyah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Urgensi dari ilmu makiyyah dan Madaniyah ?
2. Sebutkan ciri-ciri surah Makiyyah dan Madaniyah ?
3. Jelaskan ijma‟ ulama berkenaan dengan Makiyyah dan Madaniyah ?
4. apa faedah mengetahui Makiyyah dan Madaniyah ?
5. Bagaimana pedoman menentukan Makiyyah dan Madaniyah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui urgensi dari Ilmu Makiyyah dan Madaniyah.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri surah Makiyyah dan Madaniyah.
3. Untuk mengetahui Ijma‟ yang berkenaan dengan Makiyyah dan Madaniyah.
4. Untuk mengetahui faedah dari Makiyyah dan Madaniyah.
5. Untuk mengetahui pedoman dalam menentukan Makkiyah dan Madaniyah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Urgensi Ilmu Makkiyah dan Madaniyah

Kita melihat bahwa umat islam berusaha menjaga keagungan dan keabadian risalah
yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW, risalah yang di bawanya merupakan ajaran
yang membawa kesadaran para pemikir di setiap zaman. Tela‟ah tentang Makkiyah dan
Madaniyah sangat di butuhkan sekali. Berangkat dari kesadaran ini, maka para ulama
merincinya satu persatu, ayat demi ayat, surah demi surah, untuk menertibkannya sesuai
dengan masa turunnya, dengan tetap memperhatikan kondisi sejarah, masa, tempat, dan
obyek yang di tunjuknya. Mereka memperhatikan masa di turunkannya maupun
tempatnya. Ada kalanya mereka mengumpulkan data-data itu sesuai dengan masa, tempat
dan penunjukkannya. Sungguh suatu kerja yang patut di puji, para ulama telah
memberikan tela‟ah yang luas dan tepat dalam bidang ini.

Urgensi mengenal Makkiyah dan Madaniyah dapat di temukan secara jelas ternyata
dapat membantu dalam memahami Al-Qur‟an, dapat meresapi gaya bahasa Al-Qur‟an
dan memanfaatkan sebagai pedoman bagi langkah-langkah dakwah, dapat memberi
informasi tentang sirah kenabian, dapat mengetahui nasikh dan mansukh, dapat
mengetahui sejarah pensyari'atan dan proses penurunannya yang berangsur-angsur. Ayat
atau surah yang turun pada periode Makkah disebut dengan Makkiyah dan ayat atau
surah yang turun pada periode Madinah disebut dengan Madaniyah.

B. Ciri-ciri Surah Makkiyah Dan Madaniyah

Ciri-ciri surah Makkiyah yaitu :

1. Kata-kata atau kalimat yang di gunakan

Surah atau ayat-ayat Makkiyah memiliki ayat atau suku kata yang pendek-pendek
dan kata-kata yang di gunakan dalam ayat tersebut sangat mengesankan karena penuh
dengan sajak-sajak atau syair serta ungkapan perasaan. Kalimat yang di gunakan juga
tergolong fasih dan baligh. Banyak qasam, tasybih, dan amtsal. Gaya bahasa dalam
2
surah atau ayat-ayat Makkiyah juga sering kali bersifat konkrit maupun realitis
materialis, dan juga dalam setiap surah atau ayat-ayat Makkiyah terdapat lafadz Kalla
dan Yaa Ayyuhannass.

2. Kandungan atau isi

Ayat-ayat Al-Qur‟an yang di turunkan di Mekkah banyak berisi tentang ajakan untuk
bertauhid, beribadah kepada Allah SWT, serta meninggalkan segala bentuk
peribadatan kepada yang selain Allah SWT. Ayat-ayat Makkiyah juga mengisahkan
tentang para nabi dan kehidupan umat-umat terdahulu, pembuktian tentang risalah
Allah SWT, kebenaran akan adanya hari kebangkitan dan hari pembalasan,
kedatangan hari kiamat dan segala keringanannya, penjelasan tentang surga dan
segala kenikmatannya, serta neraka dan segala siksaannya, dan juga berisikan tentang
argumentasi yang di tujukan untuk orang-orang musyrik yaitu dengan memakai bukti-
bukti rasional serta ayat-ayat kauniyah.

Ciri-ciri surah Madaniyah yaitu :

1. Kata-kata atau Kalimat yang digunakan

Ayat atau surah-surah yang menandakan Madaniyah menggunakan kata-kata atau


kalimat yang bermakna mendalam, kuat, dan kokoh. Kata-kata atau kalimat dalam
surah Madaniyah juga menggunakan kalimat-kalimat ushul serta ungkapan-ungkapan
syari‟ah. Serta dalam surat atau ayat-ayat tersebut terkandung seruan “Yaa
Ayyuhalladzina aamanuu” dan dengan ayat yang panjang-panjang dengan
menggunakakan gaya bahasa yang dapat menjelaskan tujuan dari ayat tersebut serta
dapat memantapkan ayat.

2. Kandungan dan Isi

Di dalam surah atau ayat-ayat Al-Madaniyah mengandung kewajiban bagi setiap


makhluk serta sanksi-sanksinya, seperti; perintah untuk beribadah serta beramal
sholeh, perintah untuk berjihad, perintah kepada ahli kitab untuk masuk islam,
perintah untuk berdakwah, juga dalam surah-surah Madaniyah di sebutkan tentang

3
orang-orang munafik, kecuali dalam QS. Al-Ankabut serta di dalam surah Madaniyah
terdapat dialog yang terjadi dengan para ahli kitab yang berisi tentang hukum dan
perundang-undangan.

C. Ijma’ Ulama Berkenaan Dengan Makkiyah Dan Madaniyah

Imam as-Suyuthy di dalam Kitab Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an mengungkap setidaknya


terdapat tiga pendapat tentang pemahaman Surat Makkiyah dan Madaniyah yaitu :

1. Pendapat secara historis : pendapat yang paling masyhur mengatakan surah Makkiyah
adalah surah yang di turunkan pada fase dakwah Makkah atau sebelum Nabi Hijrah,
sedangkan surat Madaniyah adalah surat yang di turunkan setelah Nabi hijrah ke
Madinah.

Sehingga menurut pandangan ini, setiap surat yang di turunkan sebelum Nabi hijrah,
di namakan Makkiyah, sekalipun itu di turunkan di Madinah. Begitu juga sebaliknya,
setiap surat yang di turunkan ketika Nabi sudah hijrah ke Madinah, sekalipun itu
turun di Makkah pada peristiwa Fathul Makkah atau pun saat Haji Wada‟ tetap di
namakan surat Madaniyah.

2. Pendapat secara geografis : berdasarkan tempat atau geografisnya, mengatakan setiap


surat yang di turunkan di Kota Makkah, di namakan Makkiyah walaupun terjadi
pasca hijrah. Dan setiap surat yang di turunkan di Madinah sekalipun terjadi sebelum
peristiwa hijrah, di sebut Madaniyah.

Dengan pendapat ini, maka ada surat yang tidak di sebut sebagai Makkiyah, juga
bukan Madaniyah. Karena faktanya, ada sebagian surat yang di turunkan tidak di
kedua kota suci itu. Misalnya ada yang di turunkan di Tha‟if, Tabuk, Hudaibiyah dan
tempat-tempat lain.

Isyarat dari sabda Nabi yang di riwayatkan oleh Imam At-Thabrani dalam Kitab Jami
al-Kabir berikut di sinyalir sebagai landasan pendapat ini. Yang artinya : “Al-Qur‟an
di turunkan di tiga tempat, Makkah, Madinah dan Syam.”

4
Yang dimaksud Syam dalam hadis di atas bukanlah Syiria. Al-Walid mengatakan
bahwa yang di maksud Syam dalam hadist ini adalah Baitul Maqdis. Sedangkan
menurut Ibnu Katsir yang di maksud Syam adalah Tabuk.

Ada komentar dari Imam as-Suyuthy mengenai pendapat kedua ini. Menurut beliau
setiap ayat yang di turunkan di tempat-tempat yang dekat dengan Kota Makkah,
seperti Kota Mina, Arafah dan Hudaibiyah, maka di sebut sebagai surat Makkiyah.

Begitu juga setiap surat yang di turunkan di tempat yang dekat dengan Madinah,
seperti Pemukiman Badar dan Gunung Uhud, maka di sebut Madaniyah. Itu
menjelaskan karena memang tidak ada istilah surat Hudaibiyah ataupun Badriyah
dalam istilah Ulumul Qur‟an, yang ada hanyalah Makkiyah dan Madaniyah.

3. Pendapat secara filosofis : pendapat ini menyatakan suatu surah termasuk Makkiyah
atau Madaniyah tergantung kitabnya. Jika kitabnya untuk penduduk Makkah, maka di
namakan Makkiyah. Jika kitabnya untuk penduduk Madinah, di namakan Madaniyah.
Pendapat ini sangat filosofis dengan melihat sosio cultural penduduk yang menjadi
kitab suatu ayat.

D. Faedah Mengetahui Makkiyah dan Madaniyah

1. Sebagai satu petunjuk dalam menafsirkan Al-Qur‟an karena mengetahui tempat


turunnya Al-Qur‟an membantu pemahaman ayat dan tafsirnya dengan penafsiran
yang benar.

2. Pedoman bagi langkah-langkah dakwah. Ungkapan dan intonasi berbeda yang di


gunakan ayat-ayat Makkiyah dan Madaniyah memberikan informasi metodologi bagi
cara-cara menyampaikan dakwah agar relevan dengan orang yang di serunya.

3. Bukti ketinggian bahasa yang terkandung di dalam Al-Qur‟an. Allah mengajak bicara
setiap kaum sesuai keadaan mereka, baik dengan penyampaian yang keras maupun
lembut.

4. Usaha menggali sedalam mungkin suri tauladan dan akhlakul karimah rasulullah dari
setiap ayat-ayat Al-Qur‟an yang di turunkan kepada beliau. Karena mempelajari masa
turunnya wahyu kepada rasulullah merupakan upaya mempelajari perjalanan dakwah

5
beliau dari kota makkah sampai kota madinah, hingga akhir hayat beliau. Ini juga
merupakan salah satu metode dakwah kepada umat manusia, agar mereka benar-
benar yakin akan firman Allah yang di turunkan kepada nabi supaya mereka meyakini
bahwa Al-Qur‟an adalah sumber asasi dalam dakwah yang mereka lakukan.

E. Pedoman Menentukan Makkiyah Dan Madaniyah

Para ulama menetapkan ada tiga metode untuk menentukan ayat Makkiyah dan
Madaniyah dalam Al-Qur‟an berdasarkan riwayat para sahabat, yaitu :

1. Memakai acuan waktu sebagai penanda Makkiyah dan Madaniyah.

Sebagian ulama mengartikan Makkiyah adalah setiap ayat Al-Qur‟an yang di


turunkan sebelum Nabi hijrah dan menetap di kota Madinah. Sedangkan Madaniyah
adalah setiap ayat Al-Qur‟an yang di turunkan setelah Nabi hijrah dan menetap di
kota Madinah. Pendapat ini diusung oleh Yahya bin Salam at-Tamimi, seorang ulama
pakar Al-Qur‟an dari kota Bashrah yang berguru kepada lebih dari 20 ulama tabi‟in.
“Diceritakan oleh Utsman bin Sa’id ar-Razi bahwa Yahya bin Salam mengatakan
”Setiap ayat yang turun di kota Makkah ataupun yang turun di jalan-jalan di sekitar
kota Madinah sebelum hijrahnya Nabi ke kota Madinah, maka ia termasuk dari
Makkiyah”.

Dari pendapat ini, syekh Abdul Wahhab Ghazlan mengelompokkan ayat yang turun
selama Nabi dalam perjalanan hijrah menuju kota Madinah sebagai ayat Makkiyah.
Karena ketika itu Nabi belum sampai dan menetap di kota Madinah. Begitu juga,
beliau mengelompokkan ayat yang turun ketika pembebasan kota Makkah dan haji
wada sebagai ayat Madaniyah meskipun di turunkan di daerah kota Makkah. Karena
ketika itu Nabi telah hijrah dan menetap di kota Madinah.

2. Memakai acuan tempat sebagai penanda Makkiyah dan Madaniyah.

Sebagian ulama mengartikan Makkiyah adalah setiap ayat Al-Qur‟an yang di


turunkankan di kota Makkah dan daerah di sekitarnya seperti dataran „Arafah, dataran
Mina dan desa Hudaibiyah. Sedangkan Madaniyah adalah setiap ayat Al-Qur‟an yang

6
di turunkan di kota Madinah dan daerah sekitarnya seperti daerah Badar, gunung
Uhud, dan gunung Sil‟ah. Dari pendapat ini, sebagian ulama mengelompokkan ayat
yang turun di daerah Mina sebagai ayat Makkiyah. Hal ini melihat dari letak
geografis tanah Mina yang lebih dekat dengan kota Makkah. Begitu juga ayat yang
turun di sekitar gunung Uhud sebagai ayat Madaniyah. Hal ini melihat letak geografis
gunung Uhud yang lebih dekat dengan kota Madinah.

3. Memakai acuan kata tunjuk dalam ayat sebagai penanda Makkiyah dan Madaniyah.

Sebagian ulama mengartikan Makkiyah adalah surat Al-Qur‟an yang di dalamnya ada
ayat yang diawali dengan kalimat “Wahai manusia..”. Sedangkan Madaniyah adalah
surat Al-Qur‟an yang di dalamnya ada ayat yang diawali dengan kalimat “Wahai
orang-orang beriman..”. Pendapat ini bersumber dari penuturan sahabat Abdullah bin
Mas‟ud.
Diriwayatan dari Ibnu Mas‟ud, beliau berkata “Setiap surat Al-Qur’an yang
diturunkan dan di dalamnya terdapat perintah “Wahai manusia..” maka termasuk
Makkiyah. Sedangkan setiap surat Al-Qur’an yang diturunkan dan di dalamnya
terdapat perintah “Wahai orang-orang beriman..” maka termasuk Madaniyah.
(HR.Al-Hakim). Pendapat ini menegaskan bahwa mayoritas penduduk kota Makkah
sebelum Nabi hijrah adalah orang-orang musyrik. Oleh karena itu Al-Qur‟an
memperingatkan mereka dengan kalimat “Wahai manusia…” Sedangkan mayoritas
penduduk kota Madinah setelah Nabi hijrah adalah orang-orang beriman oleh karena
itu Al-Qur‟an memperingatkan mereka dengan kalimat “Wahai orang-orang
beriman...”.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Urgensi mengenal Makkiyah dan Madaniyah dapat di temukan secara jelas ternyata
dapat membantu dalam memahami Al-Qur‟an, dapat meresapi gaya bahasa Al-Qur‟an
dan memanfaatkan sebagai pedoman bagi langkah-langkah dakwah, dapat memberi
informasi tentang sirah kenabian, dapat mengetahui nasikh dan mansukh, dapat
mengetahui sejarah pensyari'atan dan proses penurunannya yang berangsur-angsur. Ayat
atau surah yang turun pada periode Makkah disebut dengan Makkiyah dan ayat atau
surah yang turun pada periode Madinah disebut dengan Madaniyah.

Para ulama menetapkan ada tiga metode untuk menentukan ayat Makkiyah dan
Madaniyah dalam Al-Qur‟an berdasarkan riwayat para sahabat, yaitu : memakai acuan
waktu sebagai penanda Makkiyah dan Madaniyah, memakai acuan tempat sebagai
penanda Makkiyah dan Madaniyah, memakai acuan kata tunjuk dalam ayat sebagai
penanda Makkiyah dan Madaniyah.

Faedah mengetahui Makkiyah dan Madaniyah yaitu sebagai pedoman bagi langkah-
langkah dakwah. Ungkapan dan intonasi berbeda yang di gunakan ayat-ayat Makkiyah
dan Madaniyah memberikan informasi metodologi bagi cara-cara menyampaikan dakwah
agar relevan dengan orang yang di serunya.

B. Saran

Setelah mempelajari ilmu Makkiyah dan Madaniyah ini, maka di harapkan para
pembaca mampu memahaminya dengan baik, mengetahui urgensi serta ciri-ciri
Makkiyah dan Madaniyah, dan di harapkan mampu memahami surah-surah mana saja
yang termasuk ke dalam Makkiyah dan Madaniyah. Dengan adanya ilmu ini, di harapkan
kita menjadi manusia yang selalu menjaga dan memelihara Al-Qur‟an serta
mengaplikasikan ilmu yang ada di dalam Al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon.2016. Ulum Al-Quran. Bandung : Pustaka Setia.

Azwar Ubaidillah.2017. Artikel Makalah Makkiyah Dan Madaniyah.

Elya Piyanatu Luthfiah. 2021. Atrikel Urgensi Mengenai Al-makkiyah Al-madaniyah.

Eriek Maulana. 2021. Artikel Pembagian Surah Makkiyah Dan Madaniyah.

Jalaludin as-suyuthi. Al-itqan fi ulum quran. Kairo : Haiah Al-mishriyyah Al-ammah, 1974.

Muhammad Tholhah. 2021. Artikel Cara Menetapkan Surah makkiyah Dan Madaniyah
Dalam Al-quran.

Supiana, dkk. 2002. Ulumul Qur’an. Bandung : Pustaka Islamika.

Syekh Abdul Wahab Ghazlan. Fahm Judzr al-Bayan. Kairo: Maktabah al-Aiman, 2018.

UIN Sunan Ampel. 2017. Studi Al-Qur’an. Surabaya : UIN Sunan Ampel Press.

Anda mungkin juga menyukai