Disusun oleh:
Dosen Pengampu:
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang memberikan rahmat, hidayah,
serta inayahnya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tidak lupa shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan
Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing dari jalan yang gelap
menuju jalan yang terang benderang.
Penyusun mengucapkan syukur yang kedua kalinya karena dengan karunia
sehat yang telah diberikan Allah SWT. Penyusun dapat mempersembahkan
makalah yang berjudul “Konsep Tafsir Maqashid Al-Qur’an Perspektif Was{fi
‘A>syu>r Abu> Zayd Dalam Kitab Al-Tafsi>r Al-Maqa>si{ di> Li Suwar Al-Qur’a>n Al-
Kari>m dan Nah}wa Al-Tafsir Al-Maqa>s{idi Li Al-Qur’a>n Al-Kari>m”, tidak lupa
penyusun mengucapkan terima kasih pada dosen pembimbing, Bapak Moh.
Yardho, yang telah membimbing penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Tentunya sebagai manusia biasa, penyusun tidak akan terlepas dari
kesalahan dan kekeliruan. Untuk itu penyusun dengan segala hormat memohon
kritik dan saran pembaca. Dengan adanya hal tersebut, tentu dapat membantu
kepenulisan pada makalah berikutnya sehingga menjadi lebih baik dari
sebelumnya. Demikian yang dapat penyusun sampaikan, semoga makalah ini
bermanfaat, terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
2. Melakukan tadabur dan berusaha untuk hidup bersama Al-Qur’an .................... 15
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 18
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an mengandung berbagai macam unsur kebaikan seperti hikmah
dan hidayah yang dapat menjamin kebahagiaan manusia secara lahir maupun batin.
Jaminan tersebut tentu dapat muncul ketika manusia mampu mengamalkan secara
ikhlas, kosisten dan menyeluruh.1 Kebaikan yang menjadi keagungan dan
kempurnaan Alquran bukan hanya dapat dirasakan bagi orang-orang yang
memahami karakteristik bahasanya yaitu bahasa arab. Tetapi juga dapat dirasakan
oleh mereka yang mempercayai dan mengharapkan petunjuk-petunjuknya, serta
semua orang yang mengenalnya sebagai kitab yang diturunkan oleh Tuhan Yang
Maha Tinggi.
Seseorang yang mempelajari dari aspek bahasa dalam akan Alquran, akan
ditemukan berbagai keindahan bahasa dari susunan kata dan kalimatnya
Keagungan dan kesempurnaan Al-Qur’an dari aspek kebahasaannya ini merupakan
salah satu bukti kebenaran Al-Qur’an sebagai wahyu Allah dan bukti kemukjizatan
Nabi Muhammad Saw.
Keyakinan dan harapan untuk memperoleh petunjuk-petunjuk Al-Qur’an
lebih dipahami dalam konteks bahwa Allah memberikan hidayah kepada manusia
melalui Al-Qur’an dengan hidayah Aqidah dan syariat. Sebagian besar ulama
sepakat bahwa setiap hukum syara’ akan selalu terselip tujuan yang luhur. Di mana
tujuan tersebut digunakan untuk mendatangkan maslahah, dan menolak mafsadah.2
Dalam menggali hikmah yang terpendam dalam Al-Qur’an para ulama
muslim telah banyak mencurahkan waktu untuk berusaha memahami tujuan Al-
Qur’an. Oleh karena demikian, hal tersebut tidak akan lepas dari yang Namanya
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya(Edisi yang Disempurnakan, (Jakarta:
Widya Cahaya, 2011), 9.
2
M. Ainur Rifqi dan A. Halil Thahir, “Tafsir Maqasidi: Building Interpretation Paradigm
Based on Mashlahah”, Jurnal Millah, Vol 8 No 2 2019, 337.
1
2
maqasid. Kata maqāsid sendiri adalah bentuk plural dari kata maqsad. Di mana akar
katanya adalah qasada, yang berarti bermaksud atau menuju. Adapun jika dipahami
dalam artian terminologi. Maqasid ini ialah sesuatu yang menjadi tujuan pembuat
syariat dalam guna menciptakan maslahat untuk para hamba-Nya di dunia dan
akhirat3
Tafsir Maqasidi ialah salah satu corak penafsiran yang berusaha
menyingkap makna dan tujuan Al-Quran, baik secara universal, maupun parsial.
Hal tersebut dilakukan guna mewujudkan kemaslahatan manusia.4 Di mana jika
dicermati secara logika maka mustahil Allah menurunkan Al-Qur’an ke muka bumi
hampa dari maksud dan tujuan. Dalam disiplin keilmuan tafsir, Maqasid Al-Qur’an
oleh banyak tokoh telah banyak dijelaskan berikut juga konsep dan dimensi-
dimensi yang terlingkup di dalamnya.
Sebut saja tokoh-tokoh yang memiliki kefokusan pada aspek Maqashidi
seperti Badi’uzzaman Said Nursi, al-Raisuni, ‘Abd al-Karim Hamidi, Izz al-Din ibn
Sa’id, Hannan Lahham dan lain sebagainya. Adapun dalam makalah kali ini, akan
difokuskan kepada Wasfi Ashur, seorang pemikir Islam asal Mesir yang baru-baru
ini mendapat banyak penghargaan atas kepakaran dan karyanya yang membahas
tentang Maqashid Alquran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Wasfi Ashur Abu Zaid?
2. Bagaimana Konsep Tafsir Maqashid Al-Qur’an Perspektif Wasfi ‘Ashur Abu
Zaid Dalam Kitab Al-Tafsir Maqashidi Li Suwar Alquran Al-Karim Dan
Nahwa Tafsirin Maqashidiyin Li Al-Qur’an Al-Karim?
3
Wasfi ‘Asyur Abu Zaid, “at-Tafsir al-Maqasid li Suwar al-Qur’an al-Karim,” (Makalah
Seminar Fahm al-Qur’an bain an-Nas wa al-Waqi’, Contantine: Fakultas Usuludin
Universitas al-Amir ‘Abd al-Qadir Aljazair, 4- 5 Desember 2013), 7; Made Saihu “Tafsir
Maqasidi untuk Maqasid al-Syari’ah”, Jurnal al-Burhan, Vol 21 No 1 Juni 2021, 47.
4
Washf Asyur Abu Zayd, “al-Tafsir al-Maqasidi li Suwar al-Qur’an al-Karim,” (2003), 7;
M. Ainur Rifqi dan A. Halil Thahir, “Tafsir Maqasidi: Building Interpretation Paradigm
Based on Mashlahah”, Jurnal Millah, Vol 8 No 2 2019, 341.
BAB II
PEMBAHASAN
5
“Kafr El-Syeikh”, en.wikipedia.org (https://en.wikipedia.org/wiki/Kafr_El_Sheikh
(Sabtu, 11 Juni 2022, 12:14)
6
Wasfi Asyur Abu Zaid, Metode Tafsir Maqasidi, ter. Ulya Fikriyati (Jakarta Selatan: PT.
Qaf Media Kreativa, 2020), 235.
3
4
7
Wasfi Asyur Abu Zaid, Metode Tafsir Maqasidi..., 236.
8
Wasfi Asyur Abu Zaid, al-Tafsir al-Maqasidi li Suwar al-Qur’an al-Karim fi Dhilal al-
Qur’an Anmudzajan (Makalah Seminar dalam konferensi Fahm al-Qur’an bain an-Nas wa
al-Waqi’ “Understanding The Qur’an Between Text and Reality”, Contantine: Fakultas
Usuludin Universitas al-Amir ‘Abd al-Qadir Aljazair, 4- 5 Desember 2013), 41.
9
Wasfi Asyur Abu Zaid, Metode Tafsir Maqasidi..., 239.
5
10
Wasfi Asyur Abu Zaid, Nahwa al-Tafsir al-Maqasidi li al-Qur’an al-Karim Ru’yah
Ta’sisiyyah li Manhaj Jadid fi Tafsir al-Qur’an, (Kairo: Mofakaroun, 2019), 21.
11
Wasfi Asyur Abu Zaid, Metode Tafsir Maqasidi…, 29.
12
Wasfi Asyur Abu Zaid, Metode Tafsir Maqasidi…, 30.
6
Pembahasan yang dimaksud dalam hal ini adalah terkait bagian tertentu
dari hukum syariat atau yang terkait dengannya. Seperti yang diketahui
Alquran memiliki beberapa bidang bahasan, diantaranya bidang akidah, etika,
ibadah, interaksi sosial, pernikahan dan perceraian, warisan, hukum dan
vonisnya, dan sebagainya.
Dengan melihat kondisi tersebut, maka cara yang ideal untuk
membahas maqasid khusus adalah dengan mengumpulkan semua ayat yang
berkaitan dengan bahasan, lalu diteliti serta dianalisis. Melalui kajian tersebut
maka akan ditemukan ragam, karakter, aturan, manfaat, dan berbagai hal lain
dalam bahasan yang dikaji.14
Adapun contohnya adalah apabila dilakukan pengkajian terhadap
bidang pernikahan yang menjadi bagian dari bahasan tema keluarga, maka
akan ditemukan dalam beberapa ayat yang berkaitan bahwasanya Alquran
berusaha membangun kekeluargaan melalui perintah untuk menikah. Seperti
yang termuat dalam beberapa ayat berikut: Q.S. An-Nur [24] ayat 32, Q.S.
Ar-Rum [30] ayat 21, Q.S. An-Nisa [4] ayat 20-21, Q.S. An-Nisa [4] ayat 35,
Q.S. An-Nisa [4] ayat 130, dan Q.S. Al-Baqarah [2] ayat 237.
Pada Q.S. An-Nisa [4] ayat 20-21 Allah tidak menyebut pernikahan
sebagai Aqad, melainkan menggunakan penyebutan mitsaq (perjanjian) yang
disifati dengan ghaliz (kuat). Perjanjian sendiri merupakan sebuah kata yang
mengandung jalinan dan kekuatan yang mencegahnya dari kehancuran dan
pembubaran. Penyebutan demikian tidak pernah digunakan dalam bentuk
interaksi lainnya di dalam Al Qur’an maupun hadits, selain dari pada hal
pernikahan ini.15
ُ) وَ كَ يْ فَ تَ أْ خُ ذُو نَ ه٢۰ ( تَ أْ خُ ذُوا مِ نْ هُ شَ يْ ئًا ۚ أَ تَ أْ خُ ذُو نَ هُ بُ هْ تَا نًا وَ إِ ثْ مًا مُ بِي نً ا
16
)٢١ ( وَ قَ دْ أَ فْ ضَ ىٰ بَ عْ ضُ كُ مْ إِ لَ ىٰ بَ عْ ضٍ وَ أَ خَ ذْ نَ مِ نْ كُ مْ مِي ثَا قًا غَ لِي ظًا
Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu
telah memberikan kepada seorang di antara mereka harta yang banyak, maka
janganlah kamu mengambil kembali sedikit pun darinya. Apakah kamu akan
mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan
(menanggung) dosa yang nyata? Dan bagaimana kamu akan mengambilnya
kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama lain (sebagai suami-istri). Dan
mereka (istri-istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan)
dari kamu.
َْلرجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاۤءِ بِمَا فَضَّلَ اللٰهُ بَعْضَهُمْ عَلٰى بَعْضٍ وَّبِمَا اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِم
ِّ ا
َّۚ فَالصٰلِحٰتُ قٰنِتٰتٌ حٰفِظٰتٌ ِّلِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللٰهُ ۚوَالٰتِيْ تَخَافُوْنَ نُشُوْزَهُنَّ فَعِظُوْهُن
َوَاهْجُرُوْهُنَّ فِى الْ َمضَاجِعِ وَاضْرِبُوْهُنَّ ۚ فَاِنْ اَ َطعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوْا عَلَيْهِنَّ سَبِيْلًا ۚاِنَّ اللٰه
18
كَانَ عَلِيًّا كَبِيْرًا
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan
16
Alquran, 4:20-21.
17
Wasfi Asyur Abu Zaid, Metode Tafsir Maqasidi…, 38.
18
Alquran, 4:34.
9
وَاِنْ خِفْتُمْ شِقَاقَ بَيْنِهِمَا فَابْعَثُوْا حَكَمًا مِِّنْ اَهْلِه وَحَكَمًا ِّمِنْ اَهْلِهَا ۚ اِنْ يُّرِيْدَآ اِصْلَاحًا
20
Wasfi Asyur Abu Zaid, Metode Tafsir Maqasidi…, 43.
21
Wasfi Asyur, Abu Zaid, Nahwa Tafsir Maqasidi…, 28.
22
Wasfi Asyur Abu Zaid, Metode Tafsir Maqasidi..., 46.
11
tematik dalam satu surat berikut juga maqasid-nya, pemeriksaan atas dimensi-
dimensinya, kemudian melakukan kontemplasi atau perenungan mendalam
untuk mengatahui maksud utama dari surah yang dibahas.
4. Maqasid al-Tafsiliyah li Ayat al-Qur’an al-Karim (Maqasid terperinci dari
ayat ayat Alquran
Ragam ini memfokuskan kepada masing-masing ayat secara terpisah.
Oleh karena demikian, untuk mengetahuinya seorang mufassir membutuhkan
pendalaman bahasa Arab. Pada maqasid ini, fokus kajian diupayakan untuk
mengetahui tujuan-tujuan ayat. Diantaranya dengan memperhatikan setiap lafaz
serta mengikuti penjelasan makna serta penunjukkan maksud yang ada di
dalamnya.23
Perlu diketahui bahwa maqashid ayat ini menjadi maqashid yang banyak
tersebar dalam berbagai karya tafsir. Khususnya dalam penafsiran-penafsiran
yang berbasis tafsir analitis yang mengkaji Alquran perkata. Dalam
penerapannya sendiri, setiap ayat bisa jadi memiliki maqasid-nya sendiri,
ataupun ada kalanya juga beberapa ayat memiliki maksud yang sama.
5. Maqasid al-Kalimat wa al-Huruf al-Qur’aniyah (Maqasid kata dan huruf
Alquran)
Sebagaimana yang diketahui, setiap kata dan huruf merupakan bagian
penting yang menjadi fondasi utama dalam membentuk struktur Alquran. Dalam
Alquran, setiap kata yang tertulis dan huruf yang termaktub merupakan kata dan
huruf yang dipilih dengan teliti. Hal ini menimpulkan kesesuaian irama ,makna
maupun efek dengan konteks surah.24
Sebuah lafadz bisa saja berdiri sendiri dengan menggambarkan sebuah
personifikasi, bukan hanya bertujuan untuk membantu penyempurnaan
gambaran pada suatu ayat. Wasfi Asyur menutup pembahasan dari ragam yang
terakhir ini dengan perkataan: “Demikianlah kemukjizatan Alquran juga muncul
23
Wasfi Asyur Abu Zaid, Metode Tafsir Maqasidi..., 62.
24
Wasfi Asyur Abu Zaid, Metode Tafsir Maqasidi..., 65.
13
dalam bentuk pemilihan lafadz, diksi, dan huruf yang diperbantukan untuk
mengusung makna yang sesuai dengan maqasid yang ingin dicapai”.25
27
Wasfi Asyur Abu Zaid, Metode Tafsir Maqasidi..., 111.
15
28
Wasfi Asyur Abu Zaid, Metode Tafsir Maqasidi..., 135.
17
A. Kesimpulan
Wasfi Asyur Abu Zaid adalah seorang satu pemikir islam maqashid dari
wilayah Mesir. Ia lahir pada tanggal 20 Juni 1975 M atau 11 Jumadil akhir 1395 H
di provinsi Kafr al-Syeikh. Wasfi Asyur dikenal sebagai seorang penghafal Al-
Quran dengan riwayah dari Hafsan Asim. Perjalanan intelektualnya dapat dari
riwayat keilmuan yang ia lalui. Diantaranya ia masuk ke program S1 jurusan
Bahasa Arab dan Ilmu-ilmu Islam, Fakultas Dar al-Ulum, Kairo University ditahun
1997. Kemudian melanjutkan S2 mengambil jurusan al-Fiqh wa al-Ushul di
universitas yang sama. Lalu dalam program Doktoralnya ia juga mendapatkan
predikat Summa Cumlaude dengan disertasinya yang berjudul: al-Maqashid al-
Juz'iyyah Wa Atsaruha fi al-Istidlal al-Fiqhi Dirasah Ta'siliyyah Tatbiqiyyah pada
bulan Juli 2011.
Adapun konsep tafsir maqasid menurut Wasfi Asyur ialah salah satu corak
penafsiran yang berusaha menyingkap makna dan tujuan Al-Quran, baik secara
universal, maupun parsial. Hal demikian dilakukan guna mewujudkan
kemaslahatan manusia. Selanjutnya, Wasfi membagi Ragam Maqashid menjadi
lima macam, diantaranya adalah Al-Maqasid al-Ammah li al-Quran al-Karim
(Maqasid General/umum Alquran), Al-Maqasid al-Khassah li al-Qur’an al-Karim
(Maqasid Tema dan Topik Alquran/khusus), Maqasid Suwar al-Quran al-Karim
(Maqasid Surah-Surah Alquran), Maqasid al-Tafsiliyah li Ayat al-Qur’an al-Karim
(Maqasid terperinci dari ayat ayat Alquran, dan Maqasid al-Kalimat wa al-Huruf
al-Qur’aniyah (Maqasid kata dan huruf Alquran).
18
DAFTAR PUSTAKA
Saihu, Made. “Tafsir Maqasidi untuk Maqasid al-Syari’ah”. Jurnal al-Burhan. Vol 21 No
1 Juni 2021.
Zaid, Wasfi Asyur Abu. Metode Tafsir Maqasidi, ter. Ulya Fikriyati. Jakarta Selatan: PT.
Qaf Media Kreativa. 2020.
Zaid, Wasfi Asyur Abu. Nahwa al-Tafsir al-Maqasidi li al-Qur’an al-Karim Ru’yah
Ta’sisiyyah li Manhaj Jadid fi Tafsir al-Qur’an. Kairo: Mofakaroun, 2019.
Zaid, Wasfi Asyur Abu. al-Tafsir al-Maqasidi li Suwar al-Qur’an al-Karim fi Dhilal al-
Qur’an Anmudzajan. Makalah Seminar dalam konferensi Fahm al-Qur’an bain
an-Nas wa al-Waqi’ “Understanding The Qur’an Between Text and Reality”,
Contantine: Fakultas Usuludin Universitas al-Amir ‘Abd al-Qadir Aljazair. 4- 5
Desember 2013.
19