Anda di halaman 1dari 6

BAB II

MAKNA HIJRAH DI KALANGAN MAHASISWA

A. Pengertian Hijrah Secara Umum


Istilah Hijrah secara bahasa berasal dari susunan kata ha>jara-yuha>jiru-
hajran/hijra>nan yang artinya memutuskan hubungan, yaitu berpindah dari satu
nnnnnnn daerah ke daerah yang lain. Sedangkan menurut istilah, hijrah adalah
keberangkatan Nabi Muhammad SAW dari kota kelahiranya Mekkah menuju kota
Madinah pada tahun ke-13 bi’sah (kenabian).1
Menurut Fakhruddin, hijrah merupakan salah satu representasi dari
keimanan seorang hamba yang ditunjukkan dengan perelaan seorang hamba, untuk
meninggalkan tuntutan keduniaan demi mendapatkan kesalehan. Oleh karena itu,
mereka dinyatakan dalam Alquran mendapat pujian, karena mereka telah
membuktikan bahwa keimanan lebih berharga dari pada segala sesuatu.2 Adapun
makna hijrah yang terdapat dalam surah Alquran, salah satunya adalah Surah Al-
Muzzammil.
3
‫ل‬
‫جرًا جَ ِميْ ا‬
ْ َ‫ج ْرهُمْ ه‬
ُ ْ‫صِبرْ َعلَى مَا يَقُولُونَ وَاه‬
ْ ‫وَا‬
Dan bersabarlah (Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan dan tinggalkan
mereka dengan cara yang baik.4

Kata uhjur dalam ayat ini merupakan bentuk perintah dari kata haraja
yang berarti meninggalkan sesuatu karena tidak suka dengan sesuatu tersebut.
Adapun meninggalakannya dengan cara yang baik atau indah. Dari hal ini dapat
dilihat contohnya melalui periswa perpindahan nabi dari Mekkah ke Madinah.
Meskipun mendapat banyak tantangan, ancaman dan hal-hal yang memberikan efek
negatif pada dakwah Nabi Muhammad SAW dari orang-orang yang tidak mau

1
Winda Ersa Putri “Pengalaman Komunikasi Mahasiswa yang Melakukan Hijrah (Studi
Fenomenologi pada Mahasiswa FISIP Universitas Riau yang Melakukan Hijrah)”, Jom
Fisip, Vol. 5: Edisi II Juli – Desember 2018, 7.
2
Ibid.
3
Alquran, 73:10.
4
Departemen Keagamaan RI, Alquran Terjemah Perkata (Jakarta: Syamil Cipta Media,
2007), 574.

3
4

beriman. Nabi Muhammad tetap mekukan dakwah secara lemah lembut, baik dan
tanpa paksaan. Adapun Hijrah itu terbagi menjadi tiga macam, diantarannya
sebagai berikut:5

1. Hijrah makaniyah
Perpindahan tempat dari yang tidak aman, menuju ke tempat yang lebih
aman. Seperti hijrahnya Rasulullah SAW dan para sahabat dari Makkah menuju
Madinah. Perpindahan seperti ini, tidak begitu saja dinamakan migrasi, sebab
hal tersebut dilakukan dengan mengupayakan seluruh kekuatan yang dimiliki
dan niat yang besar.
2. Hijrah nafsiyah
Perpindahan secara spiritual dan intelektual, contohnya dari kekafiran
kepada keimanan dan dari kebodohan kepada ilmu. Dengan adanya peningkatan
pada aspek spiritual dan intelektual tersebut memberikan dampak yang besar
dalam kehidupan. Oleh karena itu, hijrah dapat memberikan sisi positif pada
pelaku hijrah,
3. Hijrah amaliyah
Perpindahan suatu perilaku maupun perbuatan, dari perbuatan yang
kurang baik menuju perbuatan yang lebih baik dari sebelumnya. Contonya
perpindahan masyarakat arab yang dahulunya mereka adalah kaum jahiliyah,
menjadi seorang muslim yang taat pada Allah SWT dengan menjalankan
perintah dan menjauhi larangan Allah.
Jika ditinjau kembali dengan beberapa pengertian diatas, hijrah bukan
hanya persoalan perpindahan dari suatu tempat ketempat lain. Tapi hijrah memeliki
banyak bentuk yang didalamnya terdapat proses pengembalian hati seorang
manusia pada Sang Pencipta, yang jika direnungkan manusia tidak akan lepas dari
kesalahan, namun manusia mampu membedakan mana yang benar dan mana yang
salah, dengan begitu setidaknya dapat mengurangi intensitas dalam melakukan
perbuatan yang dilarang.

5
busthomi.ibrohim@yahoo.com“Memaknai Momentum Hijrah”, Studia Didkatika jurnal
ilmiyah pendidikan, Vol. 10 No.2 Tahun 2016 ISSN 1978-1861, 71.
5

B. Pemaknaan Hijrah Masa Kini


Konsep Makna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti arti, maksud
pembicaraan atau penulis. Makna merupakan penghubung antara subjek dengan
lambangnya. Makna juga termasuk konsep komunikasi, yang cakupannya lebih dari
sekadar penafsiran dan pemahaman yang dilakukan oleh individu.6 Menurut
pendapat Blumer dan Turner ada tiga asumsi mengenai makna. Pertama, manusia
bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain
pada mereka. Kedua, makna diciptakan dalam interaksi antar manusia. Ketiga,
Makna dimodifikasi melalui proses interpretif. Dari ketiga asumsi tersebut dapat
diketahui bahwa sebuah makna akan hadir jika terjadi interaksi dan akan
diinterpretasikan oleh setiap individu yang memaknai sebuah pesan melalui
modifikasi dalam pemaknaan.7
Dalam proses pemaknaan individu pada suatu hal, ada beberapa faktor
yang menyebabkan adanya perbedaan dan persamaan pada hal tersebut, antara lain:

1. Latar belakang pengetahuan


Seseorang akan melakukan pemaknaan terhadap suatu hal, dengan
bermodalkan pengetahuan yang dirinya ketahui. Dalam hal ini, tentu setiap
individu memiliki perbedaan dalam melakukan pemaknaan, kecuali pada hal-hal
yang telah disepakati bersama, dan pelaku yang melakukan pemaknaan memiliki
latar yang sama maupun kondisi sosial yang sama, maka kemungkinan besar
memiliki kesamaan dalam memaknai suatu hal.
2. Kondisi fisik
Kondisi fisik seseorang juga dapat mempengaruhi makna suatu hal,
karena ada beberapa hal yang dalam penentuan arti atau makna memerlukan
panca indera. Contohnya diantara manusia normal dan yang memiliki gangguan
fisik, ketika diberikan suatu hal, kemudian disuruh untuk memaknai dan
menjelaskan, dapat terjadi perbedaan, yang dengan hal tersebut, dapat
memungkinkan terjadinya perbedaan pemaknaan dalam memahami suatu hal.

Winda Ersa Putri “Pengalaman Komunikasi…, 6.


6
7
Ibid.
6

3. Lingkungan
Lingkungan juga dapat memberikan perbedaan pada makna atau arti dari
sesuatu, hal ini dikarenakan perbedaan kondisi geografis dan sosial dari suatu
tempat. Dalam sistemnya, lingkungan memberikan keberagaman kondisi yang
berdampak pada individu mapun masyarakat sekitar.
Dalam pemakanaan hijrah masa kini sendiri secaa umum, memang tidak
beda dengan makna hijrah yang mengartikan perpindahan dari suatu tempat
ketempat lain, satu hal ke hal yang lain. Namun di era masyakarat yang semakin
mengarah pada sikap skeptis, individualis, dan terlalu modern, menyebabkan
adanya perbedaan dalam pemaknaan hijrah, khusus pada pada hijrah hati. Jika di
masa lalu hijrah diri dan hati dipandang dengan perubahan tingkah laku. Di era
kontemporer ini masyarakat memberikan konstruksi sosial yang mengecap bahwa
mereka yang menggunakan pakaian lebar, berjenggot, berjidat hitam dan bercadar
adalah mereka yang berhijrah. Ada pula masyarakat yang lebih memilih berhijrah
hanya dari hati tanpa memperhatikan pakaiannya, dan mereka yang hanya
menjadikan hijrah sebagai tren saja. Allah SWT berfirman:

8
ٌ‫ وَاللّهُ غَفُورٌ َرحِيم‬,ِ‫ِإنَّ الّ ِذْينَ آ َمنُوا وَالَّذِينَ هَا َجرُوا وجَاهَدُوا فِي َسِبْيلِ اللّهِ أُولئِكَ يَرجُونَ َرحْمتَ اللّه‬

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah


dan berjihad dijalan Allah, mereka itulah yang mengharapkan rahmat Allah. Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang9

Dari ayat diatas dapat diketahui bahwa dalam melakukan hijrah hendaknya dengan
niat yang baik dan benar, sesuai dengan perintah dan larangan yang telah ditetapkan
Allah SWT. Agar dalam pelaksanaan hijrah sendiri, diridhai Allah dan mendapat
rahmatnya. Dengan begitu pelaku hijrah akan lebih merasakan kebaikan pada
dirinya, melalui petunjuk-petunjuk yang diberikan Allah SWT sebagai jawaban atas
kesungguhan dan kemauan untuk berubah menjadi lebih baik.

8
Alquran 2:218
Departemen Keagamaan RI, Alquran Terjemah…, 34.
9
7

C. Pemaknaan Hijrah di Kalangan Mahasiswa


Mahasiswa merupakan salah satu kalangan yang memiliki peranan besar
dalam kemasyarakatan. Tentu dalam tren hijrah yang booming ini, mahasiswa juga
menjadi salah satu pelaku maupun pengamat dari adanya fenomena ini. Ada
beberapa mahasiswa dari universitas yang berbeda, memberikan tanggapan
mengenai hijrah. Seperti berikut:
Menurut Rustriningsih salah satu mahasiswi di UIN Sunan Ampel
Surabaya memberikan tanggapan mengenai pemaknaan hijrah. Menurutnya hijrah
merupakan suatu keadaan seseorang menjadi lebih baik dari sebelumnya serta
konsisten dalam melakukannya. Namun jika dilihat di masa sekarang, para pemuda
hanya memandang hijrah sebagai tren saja tanpa melakukan perpindahan atau
perubahan yang seharusnya terjadi.10
Dari pendapat saudari Rustri, dia menambah kata kekonsistenan dalam
melakukan hijrah, konsisten disini bukan hal yang stagnan, melainkan konsisten
dala melakukan kebaikan, dan lebih baik lagi seiring berjalannya waktu. Bagi
mereka orang-orang yang beramal salih telah Allah janjikan kenikmatan
didalamnya dan diberikan penghormatan padanya. Allah SWT berfirman:

‫ت تَجْ ِرى ِم ْن تَحْ تِ َها الَ ْن َه ُار حَالِ ِدْينَ ِفيْهَا بِِإ ْذنِ رَبِّهِمْ تَحَِّيتُهُمْ ِفيْهَا‬
ٍ ‫ت َجدَّا‬ َّ ‫َوأُد ِْخ َل الَّ ِذيْنَ آ َمنُوا َو َع ِملُوا ال‬
ِ ‫صا ِل َحا‬
11
ٌ‫سَلَم‬

Dan orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dimasukkan kedalam surga-
surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya dengan
seizin Tuhan mereka. Ucapan penghormatan mereka dalam (surga) itu ialah sala>m12

Selanjutnya pendapat yang dikemukaan oleh Khofifah Nurra mahasiswi


Universitas Negeri Airlangga menyatakan bahwa hijrah secara sederhana
merupakan perubahan. Namun hijrah zaman sekarang, aturannya lebih dibuat ketat
oleh pelaku hirahnya sendiri. Ada beberapa yang membahas ta’aruf, cinta dan

10
Rustriningsih, Wawancara, 28 November 2019.
11
Alquran 14: 23
12
Departemen Keagamaan RI, Alquran Terjemah…, 258.
8

nikah, serta hanya sedikit yang membahas subtasi dari hijrah itu sendiri. Ia juga
mengemukaan tentang banyaknya penekanan nikah terhadap mereka yang
berhijrah, memang baik alasan tersebut jika digunakan untuk menghindari zina.
Tapi selain hal tersebut kenapa hijrah sendiri tidak memberikan pembahasan agar
seseorang itu dapat berpikir bagaimana cara mendapat beasiswa atau menjadi
mahasiswa terbaik dan bisa keluar negeri atau sebagainya yang menurutnya juga
baik bagi pemuda.13
Dari pendapat saudari Fifah, terlihat bagaimana dirinya menilai hijrah
yang terlalu memberikan tekanan pada mereka yang berhijrah, dan membuat hijrah
memiliki aturan yang semakin ketat. Dengan harusnya memakai baju panjang dan
hal-hal lainnya yang berkonsekuen untuk mengeluarkan biaya. Jika hal ini terus
menjadi titik dalam menilai seseorang untuk berhijrah, maka mereka dari golongan
bawah akan merasa bahwa dirinya tidak baik karena susahnya mereka mendapat
pakaian-pakaian yang besar dan lebar dengan harga yang murah.
Pendapat terakhir dari Atika Rahmawati mahasiswi Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo, berpendapat sedikit berbeda mengenai hijah, dia
menyebutkan bahwa hijrah secara Bahasa memang berarti pindah, namun secara
makna artinya pindah dari sesuatu ke seuatu. Banyak sekali orang yang
beranggapan bahwa hijrah itu seperti tobat. Namun menurutnya perpindahan
tersebut dapat perpindah dalam dua sisi, berpindah menjadi lebih baik dan
berpindah ke arah yang lebih buruk. Tergantung oleh individu yang
melakukannya.14
Dari tiga pendapat yang dikemukakan, pendapat terakhir memang
memiliki perspektif yang berbeda, dimana hijrah bukan hanya melakukan
perpindahan kepada hal-hal yang baik. Melainkan juga perpindah kepada hal-hal
yang buruk atau negatif. Namun dapat disimpulkan dari ketiga pendapat tersebut.
Bahwa hijrah adalah suatu perubahan dan perpindahan yang harus dilakukan secara
konsisten sesuai dengan kemampuan setiap individu yang melaksanakannya.

13
Khofifah Nurra, Wawancara, 28 November 2019.
14
Atika Rahmawati, Wawancara, 28 November 2019.

Anda mungkin juga menyukai