Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

AGAMA AGROTEKNOLOGI
"SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM DAN METODE-
METODE BERIJTIHAD"
Dosen Pengampu : Siti Rumaidah, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 4 :


1. Muhammad Fadliannur Akbar

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS


PERTANIAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA
KALIMANTAN BARAT 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang mana telah memberikan
saya kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah mata kuliah Agama
Agroteknologi yang berjudul “Sumber Ajaran Agama Islam dan Metode-Metode
Berijtihad”. Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari dukungan dan do’a. Oleh
karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Siti Rumaidah, M.Pd. dosen mata kuliah Agama Agroteknologi Universitas
Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada saya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan  saya, makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Agama Agroteknologi. Makalah ini
membahas tentang sumber ajaran agama islam dan metode-metode berijtihad.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan
untuk penyempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Melawi, 18 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................. i

Daftar Isi .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ...................................................................................  1

B. Rumusan masalah ..............................................................................  1

C. Tujuan pembahasan ........................................................................... 2

D. Manfaat pembahasan ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASA

A. Pengertian Al-Qur’an ......................................................................... 3

B. Cara-cara Al-Qur’an Diwahyukan .....................................................   3

C. Pembagian Ayat-ayat Al-Qur’an .......................................................   4

D. Isi Al-Qur’an ...................................................................................... 4

E. Fungsi Al-Qur’an .......................................................................... 4

F. Pengertian Ijtihad .............................................................................. 5

G. Dasar-dasar penggunaan Ijtihad ........................................................ 5

H. Persyaratan melakukan Ijtihad ........................................................... 5

I. Lapangan Ijtihad ................................................................................ 6

J. Metode-metode Ijtihad ...................................................................... 6

ii
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................ 8

B. Saran .................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Imu pengetahuan selalu berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat,
sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia.Begitu
banyak perubahan yang menyangkut dalam segi aspek kehidupan dari mulai
kepribadian,tingkah laku,hingga rasa saling menghargai yang kini semakin jarang di
dalam kehidupan bermasyarakat.
Seiring dengan waktu dan berkembangnya zaman, banyak bermunculan masalah,
terutama masalah masalah dalam agama .Sedangkan sebagian besar dari masalah
tersebut belum mendapatkan rusak hokum dalam Al-Quran. Maka manusia berusaha
untuk mencari cara untuk memutuskan masalah tersebut tentang baik buruknya.
Dan dalam bentuk yang telah mengalami kemajuan, teorihukum Islam (Islam
Hukum Teori) mengenal berbagai sumber dan metode yang darinya dan melaluinya
hokum (Islam) diambil. Sumber-sumber yang darinya hokum diambil adalah Al-
Quran, yang memberikan bahan hukum. Sedangkan, sumber-sumber yang melaluinya
hokum berasal dari metode-metode Ijtihad dan interpretasi, atau penolong sebuah
konvensi (Ijma',kesepakatan). Oleh karena itu,saya membuat makalah bertemakan
sumber ajaran agama islam dan metode-metode berijtihad sebagai solusi dari
pengambilan keputusan hukum-hukum yang tidak terdapat dalam Al-Quran dan
Sebagai-sunnah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa saja sumber hukum Islam?
2. Apa yang dimaksud dengan Al-Qur’an dan Cara-cara Al-Qur’an di wahyukan?
3. Bagaimana pembagian ayat-ayat Al-Qur’an?
4. Apa yang dimaksud dengan Ijtihad dan penggunaannya?
C. Tujuan Pembahasan
a) Agar paham apa yang dimaksud dengan sumber ajaran agama islam dan metode-
metode berijtihad
b) Mengetahui apa dan bagaimana maksud dengan Al-Qur’an, dan Ijtihad

D. Manfaat Pembahasan
a) Agar bisa memahami bagaimana yang dikatakan dengan sumber ajaran agama
islam dan metode-metode berijtihad.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Qur’an
Secara etimologis, kata Al Qur‟an berasal dari bahasa Arab al-qur’an yang berarti
bacaan.
Menurut istilah, Al Qur‟an sebagai kalam Allah yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW melalui malaikat jibril dengan menggunakan bahasa arab sebagai
hijjah (bukti) atas kerasulan Nabi Muhammad SAW dan sebagai pedoman hidup bagi
manusia serta sebagai media dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan
membacanya.
1. Menurut al Syaukani (dalam Amir Syarifuddin, 1997, I: 47), Al Qur‟an yaitu
kalam Allah yang diturunkan melalui Nabi SAW, tertulis dalam mushhaf, dan
dinukilkan secara mutawatir.
2. Menurut Ibnu Subki (dalam Amir Syarifuddin, 1997, I: 47), Al Qur‟an adalah
lafazh yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, mengandung mukjizat
pada setiap suratnya, yang dinilai ibadah membacanya
Unsur-unsur pokok yang menjelaskan hakikatAl Qur‟an
a. Merupakan kalam Allah yang berbentuk lafazh (sekaligus makna)
b. Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
c. Menggunakan bahasa Arab.
d. Mengandung mu’jizat pada setiap ayat dan suratnya.
e. Tertulis dalam mushhaf.
f. Membaca Al Qur‟an bernilai ibadah.
g. Ayat-ayat Al Qur‟an dinukil secara mutawatir (tidak diragukan keasliannya)

B. Cara-cara Al-Qur’an Diwahyukan


Allah berkomunikasi dengan manusia, termasuk para nabi dan rasul dengan tiga
cara, yaitu bisikan ke dalam hati (wahyu), dari balik tabir, dan utusan yang diberi
wewenang oleh Allah untuk penyampaikan pesan ketuhanan kepada orang yang
dikehendaki-Nya
Cara Nabi Muhammad dalam menerima wahyu

3
a. Malaikat memasukkan wahyu dalam hati Nabi.
b. Malaikat menampakkan dirinya kepada Nabi berupa seorang laki-laki yang
mengucapkan kata-kata kepada Nabi sehingga Nabi mengetahui dan hafal
benar kata-kata itu.
c. Wahyu datang kepada Nabi seperti gemerincing lonceng. Cara ini paling berat
dirasakan oleh Nabi.
d. Malaikat menampakkan dirinya dalam wujud aslinya.

C. Pembagian Ayat-ayat Al-Qur’an

1. Periode ketika Nabi masih berada di Makah.

a. Ayat Al Qur’an yang turun disebut ayat Makiyyah.


b. Ciri : surahnya pendek-pendek, didahului dengan kata ya ayyuhannas, berisi
masalah keimanan, ancaman dan pahala, kisah-kisah umat terdahulu, dan
budi pekerti.

2. Periode ketika Nabi sudah hijrah ke Madinnah.

a. Ayat Al Qur’an yang turun disebut ayat Madaniyah.


b. Ciri : surahnya panjang-panjang, didahului dengan ya ayyuhalladzina
amanu, berisi tentang hukum-hukum syariat.

D. Isi Al-Qur’an
a) Prinsip-prinsip aqidah, syariah, dan akhlak.
b) Janji-janji dan ancaman Allah.
c) Kisah-kisah para nabi dan umat-umat terdahulu.
d) Hal-hal yang akan terjadi di masa datang.
e) Prinsip-prinsip ilmu pengetahuan.
f) Sunatullah atau hukum Allah yang mengikat pada keseluruhan ciptaan-Nya.

E. Fungsi Al-Qur’an
a) Hudan yaitu petunjuk bagi umat manusia.
b) Rahmat artinya kasih sayang Allah kepada umat manusia.
c) Bayyinah yaitu bukti penjelasan tentang suatu kebenaran.
d) Furqan yaitu sebagai pembeda antara yang hak dan batil, benar dan salah, halal dan
haram, indah dan jelek, serta yang dilarang dan yang diperintahkan.

4
e) Mau’izhah atau pelajaran bagi manusia.
f) Syifa‟ artinya obat untuk penyakit hati.
g) Tibyan yaitu sebagai penjelasan terhadap segala sesuatu yang disampaikan Allah.
h) Busyra yaitu sebagai kabar gembira bagi orangorang yang berbuat baik.
i) Tafshil yaitu memberikan penjelasan secara rinci sehingga dapat dilaksanakan
sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah.
j) Hakim yaitu sumber kebijaksanaan.
k) Mushaddiq yaitu membenarkan isi kitab-kitab yang datang sebelumnya.
l) Muhaimin yaitu batu ujian (penguji) bagi kitab-kitab sebelumnya.

F. Pengertian Ijtihad
a) Etimologis : kata ijthad itu berasal dari bahasa Arab yang artinya penumpahan
segala upaya dan kemampuan.
b) Terminologis: ulama ushul mendefinisikan ijtihad sebagai mencurahkan
kesanggupan dalam hukum syara yang bersifat amaliyah. Orang yang melakukan
ijtihad disebut mujtahid.

G. Dasar-dasar penggunaan Ijtihad


a) Dasar hukum dibolehkannya ijtihad adalah al-Qur‟an, sunnah, dan logika.
b) Dasarnya Q.S. an-Nisa‟ (5): 59 yang berisi perintah untuk taat kepada Allah
(dengan al-Qur’an sebagai sumber hukum), taat kepada Rasul-Nya (dengan Sunnah
sebagai pedoman), dan taat kepada ulul amri, serta perintah untuk mengembalikan
hal-hal yang dipertikaikan kepada Allah(al-Qur’an) dan Rasul-Nya (Sunnah).

H. Persyaratan melakukan Ijtihad


a) Menguasai “ilmu alat”
b) Menguasai al-Qur‟an yang merupakan sumber pokok hukum Islam
c) Menguasai Sunnah atau hadis Nabi sebagai sumber hukum Islam kedua
d) Mengetahui ijma‟ ulama
e) Mengetahui qiyas
f) Mengetahui maqasyid al-syari‟ah
g) Mengetahui ushul fiqih
h) Mengetahui ilmu pengetahuan dan teknologi

5
I. Lapangan Ijtihad
a) Masalah yang ditunjukkan oleh nash yang zhanniy (tidak pasti), baik dari segi
keberadaannya (wurud) maupun dari segi menunjukkan terhadap hukum (dalalah).
b) Masalah baru yang belum ditegaskan hukumnya oleh nash.
c) Masalah baru yang belum di-ijma’kan.
d) Masalah yang diketahui illat hukumnya, seperti muamalah.

J. Metode-metode Ijtihad
a) Ijma’
Ijma merupakan kesepakatan seluruh mujtahid di suatu massa setelah
Rasulullah SAW wafat dan berkaitan dengan hukum syara yang tidak terdapat
dalam Alquran dan hadist. Adapun contoh ijma’ adalah ijma’ sahabat, yaitu ijma’
yang dilakukan oleh sahabat Rasulullah SAW.
b) Qiyas
Qiyas merupakan hukum tentang suatu peristiwa yang diterapkan dengan cara
membandingkannya dengan hukum peristiwa lain yang sudah ditetapkan sesuai
nash. Contohnya adalah mengqiyaskan pembunuhan yang menggunakan alat berat
dengan pembunahan menggunakan senjata tajam.
c) Istihsan
Istihsan merupakan berpindahnya mujtahid dari satu ketentuan hukum ke
hukum lainnya karena terdapat dalil yang menuntutnya. Contohnya adalah wasiat.
Meski secara qiyas tidak diperbolehan, namun karena terdapat dalam Alquran,
maka wasiat diperbolehkan.
d) Maslahah mursalah
Maslahah mursalah merupakan hukum yang didasarkan pada kemaslahatan
yang lebih besar dibandingkan mengesampingkan kemudaratan karena tidak ada
dalil yang menganjurkan maupun melarangnya. Contohnya adalah membuat akta
nikah, akta kelahiran, dan sebagainya.
e) Istishhab
Istishad merupakan metode yang dilakukan dengan menetapkan hukum yang
sudah ada sebelumnya sampai ada dalil yang merubahnya. Contohnya adalah setiap
makanan boleh dikonsumsi hingga ada dalil yang mengharamkannya.

6
f) Qaul al;shahabi
Qaul al-shahabi merupakan pendapat sahabat yang berkaitan dengan perkara
yang dirumuskan setelah Rasulullah SAW wafat. Contohnya adalah pendapat Ibnu
Abbas yang menyatakan bahwa kesaksian anak kecil tidak diterima.
g) ‘Urf
‘Urf merupakan suatu perkataan yang sudah dikenal oleh masyarakat dan
dilakukan turun menurun. Contohnya adalah halal bi halal yang dilakukan saat hari
raya.
h) Syar’u man qablana
Syar’u man qablana merupakan hukum Allah SWT yang disyariatkan untuk
umat terdahulu melalui nabi-nabi sebelum Rasulullah. Contohnya adalah kewajiban
untuk berpuasa.
i) Saddual-dzari’ah
Sadzzui dzariah merupakan sesuatu yang secara lahiriah boleh, tetapi bisa
mengarah ke kemaksiatan. Contohnya bermain kuis yang mengarah ke perjudian.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Pada hakikatnya, Ajaran Islam merupakan kumpulan dari berbagai prinsip-prinsip
kehidupan, ajaran mengenai bagaimana seharusnya manusia dapat menjalankan
kehidupannya di dunia yang fana ini, satu prinsip dengan yang lainnya saling
terkait sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
 Ijtihad adalah proses penetapan hukum syariat dengan mencurahkan seluruh
pikiran dan tenaga secara bersungguh-sungguh.

B. Saran
Pada kenyataannya, pembuatan makalah ini masih bersifat sangat sederhana dan
simpel. Dalam Penyusunan makalah inipun masih memerlukan kritik dan saran yang
membangun dari teman-teman serta sangat di butuhkan dan berguna bagi saya untuk
kedepannya nanti.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://etheses.uin-malang.ac.id/247/5/11210087%20Bab%201.pdf
http://repository.uinbanten.ac.id/1316/4/BAB%20II.pdf
https://www.merdeka.com/sumut/7-fungsi-al-quran-bagi-umat-manusia-beri-petunjuk-
kehidupan-
https://www.merdeka.com/sumut/7-fungsi-al-quran-bagi-umat-manusia-beri-petunjuk-
kehidupan-kln.html#:~:text=Al%20Quran%20menjadi%20petunjuk%20bagi,bagi
%20orang%2Dorang%20yang%20beriman.&text=Fungsi%20Al%20Quran%20sebagai
%20pemisah,yang%20benar%20dan%20yang%20salah.
https://hot.liputan6.com/read/4650117/pengertian-sunnah-pembagian-dan-contohnya-
yang-perlu-dipahami
https://kumparan.com/berita-terkini/9-metode-ijtihad-dalam-hukum-islam-1vs1ykmrKzs/
full
https://www.merdeka.com/jabar/ketahui-pengertian-ijtihad-rukun-beserta-fungsinya-
berikut-syarat-dari-mujtahid-kln.html

Anda mungkin juga menyukai