Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH

AL-QURAN SEBAGAI SUMBER PERTAMA AJARAN ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam

Bimbingan Dr. Jenuri, S.Ag, M. Pd.

Disusun Oleh :

Alifah Rosya Sofiana (2001552)

Khanifatun Istiqomah (2008658)

Wita Sari (2008400)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGRO


INDUSTRI

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur atas kehadirat Allah yang maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayat-Nya kami telah menyelesaikan tugas ini dengan lancar dan
sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh bapak Dr. Jenuri, S.Ag, M. Pd.
selaku dosen dari Pendidikan Agama Islam.

Tugas makalah ini merupakan salah satu tugas di bidang mata kuliah
Pendidikan Agama Islam yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang
“Al-quran Sebagai Sumber Pertama Ajaran Islam”. Makalah ini berisikan
tentang informasi bagaimana Al-quran bisa menjadi sumber pertama dari ajaran
Islam dan bertahan hingga kini.

Dengan terselesaikannya tugas ini, maka kami berharap telah memenuhi


tugas Pendidikan Agama Islam dan mendapat nilai terbaik. Serta makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami penyusun dan pembacanya nanti. Makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 14 September 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................2

C. Tujuan penulisan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Nama-Nama Alquran..............................................................3

B. Pokok-Pokok Kandungan Alquran..................................................................4

C. Karakteristik Dasar Alquran............................................................................7

a. Jumlah Kata dan Huruf dalam Al-Qur’an................................................ 7


b. Diturunkannya Al-Qur’an........................................................................ 8
c. Jenis Ayat Al-Qur’an berdasarkan Turun dan Masa....................... 9
d. Al-Quran Berdasarkan Panjang-Pendeknya Ayat.................................. 14
e. Al-Quran Berdasarkan Pembagian Juz................................................... 15

D. Al-quran Sebagai Wahyu Terakhir.................................................................17

E. Kemukjizatan Alquran....................................................................................18

a) Pengertian Alquran.................................................................................. 18
b) Macam-macam Mukjizat......................................................................... 19
c) Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an.............................................................. 19

F. Keautentikan Alquran.....................................................................................26

G. Pemahaman dan Pengkajian Alquran.............................................................30

1. Mengimani Alquran ............................................................................... 31


2. Mempelajari Alquran ............................................................................. 32

ii
3. Menghafal Alquran ................................................................................ 36
4. Memahami Alquran ............................................................................... 37
5. Mengamalkan Alquran .......................................................................... 38

H. Adab Membaca Alquran ................................................................................39

BAB III PENUTUP

Kesimpulan..........................................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................43

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berbicara tentang Al Qur’an, takkan pernah ada habisnya. Al Qur’an


mengandung berbagai kisah dari sejarah zaman lampau hingga masa yang akan
datang, termuat juga hukum-hukum islam, rahasia alam semesta, serta masih
banyak lagi.
Al-Qur’an menjadi salah satu mukjizat besar Nabi Muhammad SAW,
sebab turunnya Al Qur’an melalui perantara beliau, Al Qur’an mempunyai
peranan yang sangat penting untuk keberlangsungan umat manusia di Dunia.
Betapa tidak, semua persoalan manusia di dunia sebagian besar dapat ditemukan
jawabannya pada Al Qur’an. Oleh karenannya kemudian Al Qur’an di yakini
sebagai firman Allah yang menjadi sumber hukum Islam pertama sebelum Hadist
serta menjadi sumber ajaran bagi Agama Islam.
Kewajiban manusia untuk mengimani, membaca, menelaah, menghayati,
dan mengamalkan ajaran Al Quran secara keseluruhan, serta mendakwahkannya
(Q.S. Al-'Ashr:1-3). Jika kita memang benar-benar beriman kepada Allah SWT
atau mengaku Muslim. Membacanya saja sudah berpahala, bahkan kata Nabi Saw
satu huruf mengandung 10 pahala, apalagi jika mengamalkannya.
Dikalangan ulama terdapat kesepakatan bahwa sumber ajaran islam yang
pertama adalah Al Qur’an. Sedangkan penalaran atau akal pikiran sebagai alat
untuk memahami Al Qur’an dan As Sunnah. Ketentuan ini sesuai dengan Agama
Islam itu sendiri sebagai wahyu dari allah SWT yang penjabarannya dilakukan
oleh nabi Muhammad SAW.  Di dalam Al Qur’an (QS an nisa :156) kita
dianjurkan agar menaati Allah dan rasulNya, serta ulil amri(pemimpin). Ketaatan
kepada Allah dan rasulNya ini mengandung konsekuensi ketaatan kepada
ketentuanNya yang terdapat di dalam Al Qur’an, dan ketentuan nabi Muhammad
SAW yang terdapat di dalam HaditsNya.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja pokok-pokok kandungan dari Alquran ?


2. Bagaimana karakteristik dasar Alquran ?
3. Mengapa Alquran menjadi wahyu terakhir yang disampaikan malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad SAW ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengenal Alquran sebagai sumber pertama ajaran Islam serta mengetahui


pokok-pokok kandungan nya.
2. Mengetahui dan memahami karakteristik dasar dari Alquran.
3. Memberi pemahaman tentang Alquran adalah wahyu terakhir yang di
sampikan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DAN NAMA-NAMA ALQURAN

Al-qur’an adalah sebuah kitab suci utama dalam agama islam, yang umat
muslim percaya bahwa kitab ini diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW. Secara bahasa Alquran berasal dari kata qara’a yang berarti
“mengumpulkan dan menghimpun”. Al-qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf
dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu pelafalan yang tersusun rapih.
Oleh karena itu, Alquran paling umum diartikan sebagai “bacaan” atau “tilawah”
(bacaan yang dilantunkan). Sedangkan menurut terminologis, Alquran artinya
firman Allah SWT yang diturunkan hanya kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
sebuah mukjizat untuk kemudian disampaikan secara mutawattir atau berturut-
turut dengan perantaraan malaikat Jibril.

Alquran, selain disebut dengan nama Alquran juga disebut dengan nama-
nama lain, diantaranya :

a. Al-Kitab, artinya kumpulan yang tertulis. Disebut demikian karena


Alquran satu-satunya kumpulan wahyu yang tertulis dan terpelihara
dengan baik. Firman Allah swt. yang artinya “Itulah Alkitab. Tidak ada
keraguan lagi didalamnya. Merupakn petunjuk bagi orang-orang yang
takwa” (Q.S. Al-Baqarah, ayat 2).
b. Al-Furqon, artinya yang membedakan. Disebut Al-Furqon karena isinya
dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk, antara yang halal
dan yang haram, antara yang hak dan bathil. Firman Allah swt. Yang
artinya “Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqon kepada
hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”
(Q.S. Al-Furqon ayat 1).
c. Al-Nur, artinya cahaya. Disebut demikian, karena Al-quran merupakan
cahaya penerang bagi jalan hidup manusia. Firman Allah swt. Yang
artinya “Wahai manusia telah datang kepadamu bukti kebenaran dari

3
Tuhanmu dan telah aku turunkan kepadamu An-Nur yang terang
benderang” (Q.S. An-Nisaa ayat 174)
d. Al-Syifa, artinya obat penyembuh. Disebut demikian karena Al-quran
dapat dijadikan obat bagi orang yang beriman, khususnya bagi penyakit
hati. Seperti firman Allah swt. Yang artinya “Katakanlah, sesungguhnya
Alquran itu dapat dijadikan sebagai petunjuk dan obat penyembuh bagi
orang yang beriman” (Q.S. Fussilat ayat 44)
e. Adz-Dzikr, artinya ingat atau peringatan. Disebut Adz-Dzikr karena
didalamnya terdapat petunjuk dan peringatan dari Allah untuk manusia.
Allah menjelaskan didalamnya tentang yang halal, haram, yang baik dan
yang buruk dengan konsekuensinya masing-masing. Seperti firman Allah
yang artinya “Sesungguhnya akulah yang telah menurunkan Adz-Dzikr.
Akulah yang akan selalu menjaganya” (Q.S. An-Nahl ayat 44)

Dan masih banyak lagi sebutan-sebutan yang lain bagi Alquran yang menunjukan
pada sifat dan fungsinya bagi manusia baik perorangan ataupun bersama.

B. POKOK-POKOK KANDUNGAN ALQURAN

Kandungan Alquran meliputi pokok-pokok ajaran Islam baik tentang


akidah, ibadah dan muamalah, akhlak, hukum sejarah dan ilmu pengetahuan.

1. Aqidah

Aqidah adalah sistem keyakinan yang membawa pada kebenaran mutlak


tentang pokok-pokok keimanan dan melahirkan cara pandang yang benar tentang
segala hal dengan menempatkan Allah sebagai satu-satunya tujuan. Pokok akidah
atau keimanan tersebut adalah :

 Keesaan Allah, Tuhan semesta dan sifat-sifatnya. Terdapat firman Allah


swt. Dalam surat Al-Ikhlas ayat 1-4 dan dalam surat Al-Baqarah ayat 163.
 Adanya malaikat, rasul dan kitab Allah terdapat dalam firman Allah swt.
Surat An-Nisa ayat 135.

4
 Nabi Muhammad sebagai Rasul terakhir dan kepada seluruh umat
manusia. Terdapat dalam surat Al-Ahzab ayat 40 dan surat Al-Anbiya ayat
107.
 Alquran sebagai sumber kebenaran yang tidak diragukan. Terdapat dalam
surat Al-Baqarah ayat 2 dan surat Fussilat ayat 41-42.
 Adanya hari akhirat, yaitu hari dimana manusia dihidupkan kembali dan
mempertanggungjawabkan segala amalan dan perbuatannya selama di
dunia. Terdapat dalam surat Al-Muthaffifin ayat 4-6.

2. Ibadah

Ibadah artinya menghamba atau mengabdi. Dalam hal ini, ibadah adalah tata
cara hubungan antar manusia dengan Tuhannya. Alquran memerintahkan
beberapa bentuk ibadah yang harus dilakukan oleh setiap muslim, yaitu :

 Shalat, terdapat dalam Q.S. An-Nisa ayat 103.


 Shaum, terdapat dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 183.
 Zakat, terdapat dalam Q.S. At-Taubah ayat 103.
 Hajji, terdapat dalam Q.S. Al-Hajj ayat 27.

3. Mu’amalah

Mu’amalah adalah tata cara hubungan antara manusia dengan manusia


lainnya. Alquran menentukan beberapa aturan dalam bermuamalah agar tidar
terjadi persengketaan dan perseteruan. Seperti dalam firman Allah yang artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa
riba (yang belum dipungut) jika kamu orang yang beriman”. (Q.S. Al-Baqarah
2:278).

4. Akhlaq

5
Akhlaq adalah pola prilaku manusia, baik yang lahir maupun yang batin.
Alquran mengajarkan agar manusia memiliki dan melaksanakan akhlak yang baik.
Sepeti firman Allah swt. Yang artinya :

“Sesungguhnya Allah telah menyuruh (kamu) agar berlaku adil dan berbuat
kebajikan dan memberikan kepada kerabat. Dan Allah telah melarang (kamu)
dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberikan pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (Q.S. An-Nahl 16:90).

Berbagai akhlak yang baik dan harus diikuti oleh setiap muslim diajarkan
dalam Alquran seperti malu, sabar, tawakkal, cinta pada kebaikan, saling
menyayangi, jujur, hemat, dermawan, tawadhu (rendah hati), menjaga
kehormatan, qana’ah (merasa cukup pada apa yang ada), dll.

Demikian pula berbagai akhlak buruk yang harus ditinggalkan oleh setiap
muslim seperti hasud, dengki, boros, sombong, riya, dll.

5. Hukum

Firman Allah swt yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman,


sesungguhnya arak, main judi, menyembah berhala, dan mengundi nasib adalah
perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu beruntung” (Q.S. Al-Ma’idah 5:90)

6. Kisah Umat-umat Terdahulu

“Dan telah kami binasakan kaum Nuh ketika mereka mendustakan para rasul.
Kami tenggelamkan mereka dan kami jadikan cerita mereka itu pelajaran bagi
manusia. Dan kami telah sediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih”

“Dan telah kami binasakan kamu Ad’ dan Samud dan penduduk Rass serta
banyak lagi generasi diantara kaum-kaum itu”

“Dan masing-masing telah kami jadikan perumpamaan dan masing-masing telah


kami hancurkan sehancur-hancurnya”

6
(Q.S. Al-Furqan 25:37-39)

7. Dasar-Dasar Ilmu Pengetahuan tentang Alam Semesta

Alquran meliputi juga keterangan-keterangan tentang kejadian alam yang


dapat dijadikan dasar dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Terdapat dalam
firman Allah swt yang artinya :

“Dan dialah yang telah menciptakan siang dan malam, matahari dan bulan,
masing-masing dari keduanya itu beredar didalam garis edarnya masing-
masing” (Q.S. Al-Anbiya 21:33).

C. KARAKTERISTIK DASAR ALQURAN

a. Jumlah Kata dan Huruf dalam Al-Qur’an

Menurut Ash Ashiddieqy (1990) Al-Qur’an mengandung 114 surat dan 6.236
ayat. Kalimatnya menurut hitungan sebagian para ahli 74.437 sedangkan hurufnya
terdiri dari 325.345. Mengenai bilangan surat, jumhur ulama terkecuali golongan
syi’ah menetapkan sebanyak 114. Jumlah juz dalam Al-Qur’an adalah 30 juz.

Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Shihab (2014, hlm 4) bahwa


kosakata Al-Qur’an berjumlah 77.439 kata, dengan jumlah huruf 323.015 huruf
yang seimbang jumlah kata-katanya, baik antara kata dengan padanannya
maupun kata dengan lawan kata dan dampaknya.

Senada dengan Ash-Shidieqy, Khallaf ( 1991) menyebutkan bahwa Al-Qur’an


sebagai kitab suci yang berisi petunjuk memuat 6.236 ayat. Jumlah itu hanya
5,8% dari seluruh ayat Al-Quran yang mempunyai perincian. Hal ini diungkapkan
karakteristik ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut.

Tabel 1.1. Perincian Ayat Al-Qur’an

7
No Isi Jumlah
Ayat
1 Ibadah shalat, puasa, haji, zakat, dan lain-lain 140
2 Hidup kekeluargaan, perkawinan, perceraian, 70
hak waris, dan sebagainya
3 Perdagangan/perekonomian, jual beli, sewa- 70
menyewa, pinjam-meminjam, gadai, perseroan,
kontrak dan sebagainya
4 Persoalan kriminologi 30
5 Hubungan Islam dengan non Islam 25
6 Persoalan kehakiman/pengadilan 13
7 Hubungan si kaya dan simiskin 10
8 Persoalan kenegaraan 10
Jumlah 368

Jumlah ayat Al-Qur’an yang mempunyai perincian secara keseluruhan yang


diungkapkan pada tabel tersebut adalah 368 ayat, hanya 228 ayat yang merupakan
urusan hidup kemasyarakatan umat (Nasution, 1985, hlm.9).

Berdasarkan jumlah tersebut menunjukkan bahwa ayat-ayat yang mengatur


soal hidup kekeluargaan dan kehidupan ekonomi mempunyai jumlah besar.
Angka mengenai hidup kekeluargaan ini besar karena keluargalah yang
merupakan unit masyarakat terkecil dalam tiap masyarakat.

b. Diturunkannya Al-Qur’an

Al Quran diturunkan oleh Allah SWT melalui Malaikat Jibril kepada


Muhammad SAW di Gua Hiro, Mekkah, Arab Saudi. Wahyu pertama
tersebut diturunkan pada 17 Ramadan yang diperingati sebagai  Nuzulul
Quran atau malam turunnya Al Quran.

Mengenai diturunkannnya Al-Qur’an telah terjadi perbedaan faham


diantara para ulama, dalam hal ini para ulaam mempunyai tiga pendapat
sebagaimana dikutip oleh Ash-Shiddieqy (1990), yaitu:

1. Al Quran diturunkan ke langit dunia pada malam al-Qadr


sekaligus yakni lengkap dari awal hingga akhirnya, kemudian
diturunkan berangsur-angsur sesuadah itu dalam tempo 20

8
atau 23 atau 25 tahun, berdasar kepada perselisihan yang
terjadi tentang berapa lama Nabi bermukim di Mekkah
sesudah beliau diangkat menjadi rasul.
2. Al Quran diturunkan dari langit ke dunia selama 20 kali
lailatul qadar dalam 20 tahun atau dalam 23 kali lailatul qadar
dalam 23 tahun. Atau 25 kali lailatul qadar dalam 25 tahun.
Pada tiap-tiap malam diturunkan ke langit dunia sekedar yang
hendak diturunkan dalam tahun itu kepada Muhammad SAW
secara berangsur-angsur. Setelah itu, wahyu Allah SWT itu
dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW sesuai kebutuhan.
Teori ini dipelopori oleh Al-Muqatil dan Abu Abdillah Al-
Halimi dalam Kitab Minhaj serta Al-Mawardi dalam tafsirnya.
3. Al Quran diturunkan kali pertama pada malam Lailatul Qadar.
Setelah itu, Al Quran diturunkan ke bumi secara berangsur-
angsur dalam waktu yang berbeda-beda. Teori ini
dikemukakan oleh Al-Sya'bi dan kawan-kawan.

Dari ketiga teori tersebut pendapat pertamalah yang paling terkenal di


kalangan masyarakat dan banayk disebut-sebut di dalam tafsir.

c. Jenis Ayat Al-Qur’an berdasarkan Turun dan Masa

Al-Qur’an yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tersebut


lalu disusun dalam bentuk surat-surat dan dinamai dengan surat tertentu
sejumlah 114 surat. Adapun urutan susunan suratnya ada yang disusun
berdasarkan turunnya wahyu da nada pula yang tersusun berdasarkan
susunan yang terdapat di dalam mushaf Al-Qur’an. Berikut urutan susunan
surat Al-Qur’an tersebut.

Tabel 1.2 Urutan Susunan Surat Al-Qur’an Berdasarkan Turunnya Wahyu

Urutan

9
Turun Surat No Surat Jumlah Ayat Kategori

1 Al 'Alaq 96 19 Makiyah
2 Al Qalam 68 52 Makiyah
3 Al Muzzammil 73 20 Makiyah
4 Al Muddatstsir 74 56 Makiyah
5 Al Faatihah 1 7 Makiyah
6 Al Lahab 111 5 Makiyah
7 At Takwir 81 29 Makiyah
8 Al A'laa 87 19 Makiyah
9 Al Lail 92 21 Makiyah
10 Al Fajr 89 30 Makiyah
11 Adh Dhuhaa 93 11 Makiyah
12 Al Insyirah 94 8 Makiyah
13 Al 'Ashr 103 3 Makiyah
14 Al 'Aadiyaat 100 11 Makiyah
15 Al Kautsar 108 3 Makiyah
16 At Takaatsur 102 8 Makiyah
17 Al Maa'uun 107 7 Makiyah
18 Al Kaafiruun 109 6 Makiyah
19 Al Fiil 105 5 Makiyah
20 Al Falaq 113 5 Makiyah
21 An Naas 114 6 Makiyah
22 Al Ikhlas 112 4 Makiyah
23 An Najm 53 62 Makiyah
24 Abasa 80 42 Makiyah
25 Al Qadr 97 5 Makiyah
26 Asy Syams 91 15 Makiyah
27 Al Buruuj 85 22 Makiyah
28 At Tiin 95 8 Makiyah
29 Al Quraisy 106 4 Makiyah
30 Al Qaari'ah 101 11 Makiyah
31 Al Qiyaamah 75 40 Makiyah
32 Al Humazah 104 9 Makiyah
33 Al Mursalat 77 50 Makiyah

10
34 Qaaf 50 45 Makiyah
35 Al Balad 90 20 Makiyah
36 Ath Thaariq 86 17 Makiyah
37 Al Qamar 54 55 Makiyah
38 Shaad 38 88 Makiyah
39 Al A'raaf 7 75 Makiyah
40 Al Jin 72 28 Makiyah
41 Yaa siin 36 83 Makiyah
42 Al Furqaan 25 77 Makiyah
43 Faathir 35 45 Makiyah
44 Maryam 19 98 Makiyah
45 Thaahaa 20 135 Makiyah
46 Al Waaqi'ah 56 96 Makiyah
47 Asy Syu'araa' 26 227 Makiyah
48 An Naml 27 93 Makiyah
49 Al Qashash 28 88 Makiyah
50 Al Israa' 17 111 Makiyah
51 Yunus 10 109 Makiyah
52 Huud 11 123 Makiyah
53 Yusuf 12 111 Makiyah
54 Al Hijr 15 99 Makiyah
55 Al An'aam 6 165 Makiyah
56 Ash Shaaffaat 37 182 Makiyah
57 Luqman 31 34 Makiyah
58 Saba' 34 54 Makiyah
59 Az Zumar 39 75 Makiyah
60 Al Mu'min 40 85 Makiyah
61 Fush shilat 41 54 Makiyah
62 Asy Syuraa 42 53 Makiyah
63 Az Zukhruf 43 89 Makiyah
64 Ad Dukhaan 44 59 Makiyah
65 Al Jaatsiyah 45 37 Makiyah
66 Al Ahqaaf 46 35 Makiyah
67 Adz Dzaariyaat 51 60 Makiyah
68 Al Ghaasyiyah 88 26 Makiyah

11
69 Al Kahfi 18 110 Makiyah
70 An Nahl 16 128 Makiyah
71 Nuh 71 28 Makiyah
72 Ibrahim 14 52 Makiyah
73 An Anbiyaa' 21 112 Makiyah
74 Al Mu'minun 23 118 Makiyah
75 As Sajdah 32 30 Makiyah
76 Ath Thuur 52 49 Makiyah
77 Al Mulk 67 30 Makiyah
78 Al Haaqah 69 52 Makiyah
79 Al Ma'aarij 70 44 Makiyah
80 An Nabaa' 78 40 Makiyah
81 An Naazi'aat 79 46 Makiyah
82 Al Infithaar 82 19 Makiyah
83 Al Insiqaaq 84 25 Makiyah
84 Ar Ruum 30 60 Makiyah
85 Al 'Ankabuut 29 69 Makiyah
86 Al Muthaffifiin 83 36 Makiyah
87 Al Baqarah 2 286 Madaniyah
88 Al Anfaal 8 75 Madaniyah
89 Ali 'Imran 3 200 Madaniyah
90 Al Ahzab 33 73 Madaniyah
91 Al Mumtahanah 60 13 Madaniyah
92 An Nisaa' 4 176 Madaniyah
93 Az Zalzalah 99 8 Madaniyah
94 Al Hadiid 57 29 Madaniyah
95 Muhammad 47 38 Madaniyah
96 Ar Ra'd 13 43 Madaniyah
97 Ar Rahmaan 55 78 Madaniyah
98 Al Insaan 76 31 Madaniyah
99 Ath Thalaaq 65 12 Madaniyah
100 Al Bayyinah 98 8 Madaniyah
101 Al Hasyr 59 24 Madaniyah
102 An Nuur 24 64 Madaniyah
103 Al Hajj 22 78 Madaniyah

12
104 Al Munaafiquun 63 11 Madaniyah
105 Al Mujaadilah 58 22 Madaniyah
106 Al Hujuraat 49 18 Madaniyah
107 At Tahriim 66 12 Madaniyah
108 At Taghaabun 64 18 Madaniyah
109 Ash Shaff 61 14 Madaniyah
110 Al Jumu'ah 62 11 Madaniyah
111 Al Fath 48 29 Madaniyah
112 Al Maa-idah 5 120 Madaniyah
113 At Taubah 9 129 Madaniyah
114 An Nashr 110 3 Madaniyah

Ash-Shiddieqy (1990) kemudian menegaskan bahwa masa Nabi bermukim di


Mekkah yaitu 12 tahun 5 bulan 13 hari, yakni dari 17 Ramadhan tahun 41 dari
milad sampai awal Rabiul Awal tahun 54 dari milad, sehingga jumlah ayat
makkiyah meliputi 19/30 dari isi Al-Quran yang terdiri dari 86 surat. Sedangkan
masa Nabi bermukim di Madinah selama 9 tahun 9 bulan 9 hari, yakni dari
permulaan Rabi’ul Awal tahun 54 dari milad Nabi, hingga Sembilan Dzulhijjah
tahun 63 dari milad Nabi, atau tahun 10 hijrah, sehingga jumlah ayat madaniyah
meliputi 11/30 dari isi Al-Quran terdiri atas 28 surat.

d. Al-Quran Berdasarkan Panjang-Pendeknya Ayat

Berdasarkan dari panjang pendeknya, surat dalam al-Quran dibagi menjadi 4:

1. Al-Sab' al-ṭiwāl (‫)السبع الطوال‬

Al-Sab' al-ṭiwāl adalah tujuh surat yang panjang seperti surah Al-


Baqarah, Surah Ali Imran, Surah An-Nisa', Surah Al-Maidah, Surah Al-
An'am, dan Surah Al-A'raf, dan Yunus.

2. Al-Miuūn ( ُ‫)ال ِم ُؤوْ ن‬

Al-Miuūn ( ُ‫ )ال ِم[[[ ُؤوْ ن‬berasal dari kata mi'ah (‫ )مائة‬yang artinya


'seratus'. Al-Miuūn adalah sekelompok surat Al-Qur'an yang jumlah
ayatnya mencapai seratus ayat atau lebih. Contoh surah Al-Miuūn

13
yaitu surat Hud, Yusuf, An-Nahl, Al-Isra', Al-KahfI, Maryam, Ta Ha,
Al-Anbiya', Al-Hajj, Al-Mu’minun, Asy-Syu'ara, dan As-Saffat.

3. Al-Matṡānī (‫)المثاني‬

Al-Matṡānī (‫ )المث[[[اني‬artinya adalah 'yang diulang-diulang'. Al-


Matṡānī adalah surah-surah yang jumlah ayatnya kurang dari seratus
ayat.

Contoh surat Al-Matṡānī : Surah Al-Fatihah, Ar-Ra’d, Ibrahim, Al-Hijr, An-Nur,


Al-Furqan, An-Naml, Al-Qasas, Al-'Ankabut, Ar-Rum, Luqman, As-Sajdah, Al-
Ahzab, Saba’, Fatir, Yasin, Sad, Az-Zumar, Al-Mu'min, Fussilat, Asy-Syura, Az-
Zukhruf, Ad-Dukhan, Al-Jasiyah, Al-Ahqaf, Muhammad, Al-Fath, dan Al-
Hujurat.

َّ َ‫)ال ُمف‬
4. Al-Mufaṣhṣhal (‫ص ُل‬

َّ َ‫ )ال ُمف‬adalah surat-surat pendek seperti Adh-


Al-Mufaṣhṣhal (‫ص[[ ُل‬
Dhuha, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nas, dan sebagainya.

e. Al-Quran Berdasarkan Pembagian Juz

Bila ditinjau dari pembagian juz, Al-Quran terbagi menjadi 30 juz yang
tersebar dalam 114 surat tersebut. Setiap juz memiliki kadar panjang yang hampir
sama. Pembagian Al-Quran menjadi 30 juz dimaksudkan untuk memudahkan
mereka yang ingin menuntaskan bacaan Al-Quran dalam 30 hari (satu bulan).
Tabel berikut menggambarkan pembagian juz Al-Quran berdasarkan urutan surat
Al-Quran yang terdapat dalam mushaf Al-Quran.

Tabel 1.3 Pembagian Juz Dalam Al-Quran Berdasarkan Urutan Surat Dalam
Mushaf Al-Quran

Juz Surat
1 Surat Al-Fatihah Ayat 1 - Surat Al-Baqarah Ayat
141
2 Surat Al-Baqarah Ayat 142 - Surat Al-Baqarah
Ayat 252
3 Surat Al-Baqarah Ayat 253 - Surat Ali Imran Ayat

14
92
4 Surat Ali Imran Ayat 93 - Surat An-Nisa’ Ayat 23
5 Surat An-Nisa’ Ayat 24 - Surat An-Nisa’ Ayat 147
6 Surat An-Nisa’ Ayat 148 - Surat Al-Ma’idah Ayat
81
7 Surat Al-Ma’idah Ayat 82 - Surat Al-An’am Ayat
110
8 Surat Al-An’am Ayat 111 - Surat Al A’raf Ayat 87
9 Surat Al A’raf Ayat 88 - Surat Al-Anfal Ayat 40
10 Surat Al-Anfal Ayat 41 - Surat At-Taubah Ayat 92
11 Surat At-Taubah Ayat 93 - Surat Hud Ayat 5
12 Surat Hud Ayat 6 - Surat Yusuf Ayat 52
13 Surat Yusuf Ayat 53 - Surat Ibrahim Ayat 52
14 Surat Al-Hijr Ayat 1 - An-Nahl Ayat 128
15 Surat Al-Isra Ayat 1 - Surat Al-Kahf Ayat 74
16 Surat Al-Kahf Ayat 75 - Surat Ta-Ha Ayat 135
17 Surat Al-Anbiya Ayat 1 - Surat Al Hajj Ayat 78
18 Surat Al-Mu’minun Ayat 1 - Surat Al-Furqan Ayat
20
19 Surat Al-Furqan Ayat 21 - Surat An-Naml Ayat 55
20 Surat An-Naml Ayat 56 - Surat Al-Ankabut Ayat
45
21 Surat Al-Ankabut Ayat 46 - Surat Al-Azhab Ayat
30
22 Surat Al-Azhab Ayat 31 - Surat Yasin Ayat 27
23 Surat Yasin Ayat 28 - Surat Az-Zumar Ayat 31
24 Surat Az-Zumar Ayat 32 - Surat Fussilat Ayat 46
25 Surat Fussilat Ayat 47 - Surat Al-Jatsiyah Ayat 37
26 Surat Al-Ahqaf Ayat 1 - Surat Adz Dzariyat Ayat
30
27 Surat Adz Dzariyat Ayat 31 - Surat Al-Hadid Ayat
29
28 Surat Al-Mujadilah Ayat 1 - Surat At-Tahrim Ayat
12
29 Surat Al-Mulk Ayat 1 - Surat Al-Mursalat Ayat 50
30 Surat An-Naba’ Ayat 1 - Surat An-Nas Ayat 6

D. AL-QURAN SEBAGAI WAHYU TERAKHIR

15
Jumhur ulama sepakat bahwa berdasarkan pembagian surat, Al-Quran terdiri
dari 114 surat. Berdasarkan turunnya ayat Al-Quran dari awal sampai akhir maka
sempurnalah penurunan Al-Quran oleh Allah melalui malaikat Jibri kepada Nabi
Muhammad SAW, hal ini menandakan pula bahwa Al-Quran sebagai wahyu
terakhir, yang berarti bahwa tiada wahyu lagi setelah penyempurnaan wahyu Al-
Quran turun.

Kebanyakan ulama menetapkan bahwa hari penghabisan diturunkannya Al-


Quran ialah pada hari Jumat 9 Dzulhijjah tahun 10 H, atau tahun 63 dari kelahiran
Nabi = 632 M. Pada saat itu Nabi Muhammad SAW sedang berwukuf di ‘Arafah
pada penyelenggaraan ibadah haji yang lebih dikenal dengan haji wada.
Kebanyakan para ulama tafsir menetapkan bahwa sesudah itu taka da lagi wahyu
yang turun untuk menerangkan hokum, dan Nabi Muhammad SAW pun hidup
setelah itu selama 81 malam. Ahli tarikh menetapkan bahwa Nabi Muhammad
SAW hidup setelah haji wada tersebut selama tiga bulan , dengan perhitungan
Rasulullah SAW wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H = 7 Juni 632 M.

Menurut jumhur ulama ayat yang terakhir turun adalah surat Al-Maidah ayat
5. Ayat ini adalah ayat yang turun di Arafah pada saat haji wada. Sedangkan
menurut riwayat Muslim dari Ibnu Abbas, akhir surat yang diturunkan adalah
surat An-Nashr. Imam Asy-Syuyuthy dalam Al-Itqan menyebutkan bahwa ada
perselisihan pendapat dalam menetapkan akhir ayat yang diturunkan. Yang paling
rajah adalah riwayat dari An-Nasai dari Ikrimah dari Ibnu ‘Abbas, bahwa akhir
ayata yang diturunkan dari Al-Quran adalah surat Al-Baqarah ayat 281 :

ْ ‫ت َوهُ ْم اَل ي‬ ۟
َ‫ُظلَ ُمون‬ ٍ ‫َوٱتَّقُوا يَوْ ًما تُرْ َجعُونَ فِي ِه إِلَى ٱهَّلل ِ ۖ ثُ َّم تُ َوفَّ ٰى ُكلُّ نَ ْف‬
ْ َ‫س َّما َك َسب‬

“ Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu
kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi
balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka
sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)”. (QS. Al-Baqarah/2 : 281)

Setelah ayat tersebut turun Rasulullah masih hidup selama Sembilan malam,
kemudian meninggal pada malam Senin 12 Rabiul Awal. Untuk menghindari

16
perbedaan faham tersebut dapat dipersatukan riwayat yang menyatakan bahwa
ayat yang terakhir turun mengenai hukum adalah pada hari ‘Arafah yaitu surat Al-
Maidah ayat 3 dan ayat-ayat lain yang turun setelahnya tidak mengenai hukum.

E. KEMUKJIZATAN ALQURAN

a) Pengertian Mukjizat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mukjizat artinya kejadian


atau peristiwa ajaib yang sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia. Kata
mukjizat diambil dari bahasa Arab a’jaza yang mengandung arti ketidakmampuan
atau yang melemahkan musuh apabila ditantang. Pelakunya (yang melemahkan)
dinamakan mukjiz dan pihak yang mampu melemahkan pihak lain sehingga
mampu membumbungkan lawan, dinamakan mukjizat. Tambahan ta’marbuthah
pada akhir kata itu mengandung makna mubalaghah(superlative).

Mukjizat didefinisikan, antara lain sebagai suatu hal atau peristiwa luar biasa
yang terjadi melalui seseorang yang mengaku nabi, sebagai bukti kenabiannya
yang ditantangkan kepada orang-orang yang ragu, untuk melakukan atau
mendatangkan hal serupa, tetapi mereka tidak mampu menyanggupi tantangan itu.
Dengan redaksi yang berbeda, mukjizat didefinisikan pula sebagai sesuatu luar
biasa yang diperlihatkan Allah melalui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti
atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya.

b) Macam-macam Mukjizat

1. Mukjizat yang bersifat material indrawi yang tidak kekal.


Kumukjizatan nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad tergolong jenis
pertama. Mukjizat mereka bersifat material dan indrawi dalam arti
keluarbiasaan tersebut dapat disaksikan atau dijangkau langsung lewat
indra oleh masyarakat tempat mereka menyampaikan risalahnya.

17
2. Mukjizat immaterial, logis, dan dapat dibuktikan sepanjang masa.
Contohnya mukjizat Nabi Muhammmad SAW yang tidak dibatasi oleh
suatu tempat atau masa tertentu. Mukjizat Al-Quran dapat dijangkau
oleh setiap orang yan g menggunakan akalnya dimananpun dan
kapanpun.

c) Aspek Kemukjizatan Al-Qur’an


1. Kemukjizatan Al-Qur’an dari Aspek Kebahasaan

Kemukjizatan Al-Quran dari aspek bahsa merupakan kemukjizatan utama


dan pertama yang ditunkukkan kepada masyarakat Arab yang dihadapi Al-Quran
lima belas abad yang lalu. Kemukjizatan yang dihadapkan kepada mereka pada
waktu itu bukan dari segi isyarat ilmiah, dan bukan pula dari aspek pemberitaan
ghaibnya, karena kedua aspek ini berada di luar pengetahuan dan kemampuan
merekam, bahkan mereka pun menyadari kelemahan mereka dalam bidang
tersebut.

Kemukjizatan Al-Quran dari aspek bahasa terletak pada fashahah dan


balaghahnya, keindahan susunan dan gaya bahasanya. Bagi oranh yang tidak
mengerti bahasa Arab, amat sulit untuk menemukan dimana letak kemukjizatan
Al-Quran, karena mengetahui suatu mutu susunan kta tidak dapat dipahami, kalau
tidak dapat merasakan keindahan bahasa itu sendiri. Aeni (2001) memaparkan
bahwa untuk merasakan kemukjizatan dari aspek ini dapat dengan cara
mempelajri ilmu balaghah, badi’ dan ilmu alat (nahwu wa sharf).

Keindahan bahasa Al-Quran dapat dilihat dari susunan kata dan


kalimatnya. Shihab (2014) menyebutkan bahwa hal tersebut menyangkut :

1) Singkat dan padat

Al-Quran mukjizat bahwa kata dan kalimat-kalimatnya yang


singkat dapat menampung sekian banyak makna. Contoh, firman
Allah dalam surat Al-Baqarah (2): 212.

18
ُ ‫َوهللاُ يَرْ ُز‬
ٍ ‫ق َم ْن يَ َشا ُء بِ َغي ِْر ِح َسا‬
‫ب‬

“ Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa


batas”. (Qs. Al-Baqarah/2:212)

Ayat ini sangat singkat tetapi sangat padat maknanya. Bahkan satu potong
ayat ini bisa melahirkan beberapa makna sebagai berikut :

a. Menjelaskan perolehan rizki yang pda dasarnya adalah Karena


rizki Allah, bukan ditentukan upaya manusia
b. Menggarisbawahi betapa luas kekayaan Allah SWT
c. Mengisyaratkan bahwa ada orang yang dianugrahkan oleh
Allah rizki dari sumber yang dia tidak duga sebelumnya
d. Mengisyaratkan bahwa ada orang-orang mukmin yang
dimasukkan Allah ke surge, tanpa Allah melakukan
perhitungan mendetail tentang amal-amalnya
e. Allah melipatgandakan ganjaran seseorang, dengan
pelipatgandaan yang tidak dapat dihitung
2) Keindahan dan ketepatan maknanya

Hal ini dapat dilihat contohnya pada surat Az-Zumar ayat 71


berikut :

ْ ‫ق ٱلَّ ِذينَ َكفَر ُٓو ۟ا إِلَ ٰى َجهَنَّ َم ُز َمرًا ۖ َحتَّ ٰ ٓى إِ َذا َجٓا ُءوهَا فُتِ َح‬
‫ت أَب ٰ َْوبُهَا َوقَا َل لَهُ ْم خَ َزنَتُهَٓا أَلَ ْم‬ َ ‫َو ِسي‬

ْ َّ‫وا بَلَ ٰى َو ٰلَ ِك ْن َحق‬


‫ت‬ ۟ ُ‫ت َربِّ ُك ْم َويُن ِذرُونَ ُك ْم لِقَٓا َء يَوْ ِم ُك ْم ٰهَ َذا ۚ قَال‬
ِ َ‫يَأْتِ ُك ْم ُر ُس ٌل ِّمن ُك ْم يَ ْتلُونَ َعلَ ْي ُك ْم َءا ٰي‬

َ‫ب َعلَى ْٱل ٰ َكفِ ِرين‬


ِ ‫َكلِ َمةُ ْٱل َع َذا‬

Artinya :

“ Orang-orang kafir dibawa ke neraka Jahannam berombong-rombongan.


Sehingga apabila mereka sampai ke neraka itu dibukakanlah pintu-pintunya dan
berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: "Apakah belum pernah datang
kepadamu rasul-rasul di antaramu yang membacakan kepadamu ayat-ayat
Tuhanmu dan memperingatkan kepadamu akan pertemuan dengan hari ini?"
Mereka menjawab: "Benar (telah datang)". Tetapi telah pasti berlaku ketetapan
azab terhadap orang-orang yang kafir.” (Qs. Az-Zumar/39 : 71)

19
Dibandingkan surat Az-Zumar ayat 73 berikut :

‫ت أَب ٰ َْوبُهَا َوقَا َل لَهُ ْم َخ َزنَتُهَا َس ٰلَ ٌم َعلَ ْي ُك ْم‬


ْ ‫ق ٱلَّ ِذينَ ٱتَّقَوْ ۟ا َربَّهُ ْم إِلَى ْٱل َجنَّ ِة ُز َمرًا ۖ َحتَّ ٰ ٓى إِ َذا َجٓا ُءوهَا َوفُتِ َح‬
َ ‫َو ِسي‬

َ‫ِط ْبتُ ْم فَٱ ْد ُخلُوهَا ٰ َخلِ ِدين‬

Artinya :

“ Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam surga


berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu
sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-
penjaganya: "Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! maka
masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya". (Qs. Az-Zumar/39:73)

3) Nada dan langgamnya

Huruf dan kata-kata yang dipilih melahirkan keserasian bunyi dan


kemudian kumpulan kata itu melahirkan pula keserasian irama dalam rangkaian
kalimata ayat-ayatnya. Contoh dalam surat Al-Nazi’at ayat 1-14 berikut ini :

)4( ‫ت َس ْبقًا‬ ِ ‫) َوالسَّابِ َحا‬2( ‫ت نَ ْشطًا‬


ِ ‫) فَالسَّابِقَا‬3( ‫ت َس ْبحًا‬ ِ َّ‫) َوالن‬1( ‫ت غَرْ قًا‬
ِ ‫اشطَا‬ ِ َّ‫َوالن‬
ِ ‫ازعَا‬

)5( ‫ت أَ ْمرًا‬
ِ ‫فَ ْال ُم َدب َِّرا‬

Ayat berikutnya berganti nada dan lagamnya

َ ‫) أَب‬8( ٌ‫) قُلُوبٌ يَوْ َمئِ ٍذ َوا ِجفَة‬7( ُ‫) تَ ْتبَ ُعهَا الرَّا ِدفَة‬6( ُ‫َّاجفَة‬
)9( ٌ‫ْصا ُرهَا خَا ِش َعة‬ ِ ‫يَوْ َم تَرْ ُجفُ الر‬

َ ‫) قَالُوا تِ ْل‬11( ً‫) أَإِ َذا ُكنَّا ِعظَا ًما نَ ِخ َرة‬10( ‫يَقُولُونَ أَإِنَّا لَ َمرْ دُو ُدونَ فِي ْال َحافِ َر ِة‬
)12( ٌ‫ك إِ ًذا َك َّرةٌ خَا ِس َرة‬

14( ‫) فَإ ِ َذا هُ ْم بِالسَّا ِه َر ِة‬13( ٌ‫فَإِنَّ َما ِه َي زَجْ َرةٌ َوا ِح َدة‬

4) Memuaskan para pemikir dan orang kebanyakan

Al-Quran dapat difahami oleh orang awam dan ia akan merasa puas dan
memahami ayat-ayat Al-Quran sesuai dengan keterbatasannya, tetapi ayat yang
sam dapat dipahami dengan luas oleh filosof dalam pengertian baru yang tidak

20
terjangkau oleh orang kebanyakan. Contoh surat Yasin ayat 78-82. Menurut Al-
Kindi ayat ini menegaskan bahwa :

a. Keberadaan kembali sesuatu setelah kepunahannya adalah bisa


atau mungkin terjadi
b. Kehadiran atau wujud sesuatu dari sumber yang berlawanan
dengannya bisa terjadi
c. Menciptakan manusia dang menghidupkannya setelah
kematian sama mudahnya dengan menciptakan alam raya yang
sebelumnya tidak pernah ada
d. Untuk menciptakan dan melakukan sesuatu, betapapun
agungnya ciptaan itu, bagi Allah tidak diperlukan adanya
waktu dan materi.

5) Memuaskan akal dan jiwa

Kemampuan Al-Quran dalam menggabungkan pemuasaan akal dan jiwa,


terlihat ketika berbicara tentang sesuatu-hukum (misalnay) redaksi yang
digunakannya tidak kaku seabagaimana halnya redaksi pakar-pakar hukum. Al-
Quran menguraikan ketetpan hukum itu dengan argumentasi logika dan dengan
gaya bahasa yang berbeda-beda. Contoh surat Al-Baqarah ayat 183 :

‫ب َعلَى ٱلَّ ِذينَ ِمن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬


َ ِ‫ٱلص [يَا ُم َك َم[[ا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم‬ ۟ ُ‫ٰيَٓأَيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
َ ِ‫وا ُكت‬ َ
َ‫تَتَّقُون‬

Artinya :

“ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Al-Baqarah/2 :
183)

Ayat tersebut tidak menggunakan redaksi “Allah mewajibkan kamu” tetapi


dengan redaksi “diwajibkan kepada kamu”. Ini mengisyaratkan bahwa manusia
sendiri yang akan mewajibkan puasa atas dirinya sendiri saat dia menyadari betap
penting dan bermanfaatnya puasa tersebut.

21
6) Ketelitian redaksinya

Al-Quran sangat teliti dalam pemilihan kosakata. Contoh surat Al-Mu’min


ayat 67 :

‫[و ۟ا‬ ْ ُّ‫ب ثُ َّم ِمن ن‬


ٓ [‫طفَ[ ٍة ثُ َّم ِم ْن َعلَقَ[ ٍة ثُ َّم ي ُْخ[ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ثُ َّم لِتَ ْبلُ ُغ‬ ٍ ‫ه َُو ٱلَّ ِذى خَ لَقَ ُكم ِّمن تُ َرا‬
َ‫وا ُشيُو ًخا ۚ َو ِمن ُكم َّمن يُت ََوفَّ ٰى ِمن قَ ْب ُل ۖ َولِتَ ْبلُ ُغ ٓو ۟ا أَ َجاًل ُّم َس ّمًى َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُون‬ ۟ ُ‫أَ ُش َّد ُك ْم ثُ َّم لِتَ ُكون‬

Artinya :

“ Dialah yang menciptakan kamu dari tanah kemudian dari setetes mani, sesudah
itu dari segumpal darah, kemudian dilahirkannya kamu sebagai seorang anak,
kemudian (kamu dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa),
kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, di antara kamu ada yang
diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat demikian) supaya kamu sampai kepada
ajal yang ditentukan dan supaya kamu memahami(nya). (Qs. Al-Mu’minun/40 :
67)

Penggunaan kata thiflun pada ayat tersebut demikian pula pada surat Al
Hajj ayat 5, dan Al Nur ayat 31 selalu dalam keadaan mufrad (tunggal) sementara
kata sebelum dan sesudahnya berbentuk jamak.

2. Kemukjizatan Al-Quran dari Aspek Pemberitahuan-Pemberitahuan


Ghaibnya

Ghaib adalah sesuatu yang tidak diketahui, tidak nyata atau tersembunyi.
Ghaib dibagi dua, yaitu :

1) Ghaib Nisbi

Ghaib Nisbi artinya ghaib bagi seseorang tetapi bagi orang lain tidak, atau
pada waktu tertentu ghaib tetapi pada waktu yang lain tidak.

22
2) Ghaib Muthlak

Ghaib Muthlak adalah ghaib yang tidak dapat diketahui selama manusia
berada di atas pentas bumi, dan tidak akan mampu diketahuinya sama seklai, yaitu
hakikat Allah SWT.

Pemberitaan-pemberitaan ghaib dalam Al-Quran meliputi :

1) Berita ghaib tentang masa lampau, contoh :


a) Kaum ‘Ad dan Tsamud serta kehancuran Iram (Qs. Al
Haqqah/69 : 4-7)
b) Tenggelam dan selamatnya badan Fir’aun (Qs. Yunus/10 :
90-92)
c) Ashabul Kahfi (Qs. Al-Kahfi/18 : 9-26)
2) Berita ghaib pada masa dating yang terbukti
a) Kemenangan Romawi setelah kekalahannya (Qs. Ar-
Rum/30 : 1-5)
b) Kasus Al-Walid bin Al-Mughirah (Qs. Al-Qalam/68 : 10-
16)
c) Kasus Abu Jahal (Qs. Al-‘Alaq/96 : 9-19)

3. Kemukjizatan Al-Quran dari Aspek Isyarat-Isyarat Ilmiah

Hakikat-hakikat ilmiah yang disinggung Al-Quran dikemukakannya dalam


redaksi yang singkat dan sarat dengan makna, sekaligus tidak terlepas dari ciri
umum redaksinya, yakni memuaskan orang kebanyakan dan para pemikir.
Kemukjizatan Al-Quran terkait dengan aspek isyarat-isyarat ilmiah dapat dilihat
dari :

1) Ihwal reproduksi manusia (Qs. Al-Qiyamah/75 :36-39, An-


Najm/53 : 45-46, Al- Waqi’ah/56 : 58-59, Al-Insan/76 : 2, Al-
Mukminun/23 :14)
2) Ihwal kejadian alam semesta (Qs. Al-Anbiya/21 : 30, Al-
Dzariyat/51 : 47, Al-Ghasyiyah/88 : 17-18)
3) Ihwal pemisah dua laut (Qs. Al-Furqan/25 : 53)

23
4) Ihwal awan (Qs. An-Nur/24 : 43, Al-Ahqaf/46 : 24, Al-Hijr/15 :
22)
5) Ihwal gunung (Qs. An-Naml/27 :88)
6) Ihwal pohon hijau (Qs. Yasin/36 : 80)
7) Ihwal kalender syamsyiah dan komariah (Qs. Al-Kahfi/18 : 25)
8) Cahay matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan
merupakan pantulan (Qs. Yunus/10 : 5 dan Nuh/71 : 16)
9) Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan napas (Qs.
Al-An’am/6 : 125)
10) Perbedaan sidik jari manusia (Qs. Al-Qiyamah/75 : 4)
11) Aroma/bau manusia berbeda-beda (Qs. Yusuf/12 : 94)
12) Masa penyusuan ideal dan masa kehamilan minimal (Qs. Al-
Baqarah/2 : 233 dan Al-Ahqaf/46 :15)
13) Adanya apa yang dinamai nurani (superego) dan bawah sadar
manusia (Qs. Al-Qiyamah/75 : 14-15)
14) Yang merasakan nyeri adalah kulit (Qs. An-Nisa/4 : 56)

F. KEAUTENTIKAN ALQURAN

Autentik berarti dapat dipercaya, asli, sah (KBBI, 2006: hlm. 77).
Keautentikan Alquran dijamin oleh Allah SWT melalui firmannya surah Al-Hijr
ayat 9:

َ‫اِنَّا نَحْ نُ نَ َّز ْلنَا ال ِّذ ْك َر َواِنَّا لَهٗ لَ ٰحفِظُوْ ن‬

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an, dan pasti Kami (pula) yang
memeliharanya.” (QS. Al-Hijr/15: 9)

Pada pembahasan ini keautentikan Alquran akan dibatasi pada


keseimbangan redaksi Alquran yang penulis ambil dari buku kemukjizatan
Alquran karya M. Quraish Shihab (2014).

24
Dr. Mustafa Mahmud, mengutip pendapat Rasyad Khalifah, juga
mengemukakan bahwa dalam Al-Quran sendiri terdapat bukti-bukti sekaligus
jaminan akan keotentikannya.

Huruf-huruf hija'iyah yang terdapat pada awal beberapa surah dalam Al-
Quran adalah jaminan keutuhan Al-Quran sebagaimana diterima oleh Rasulullah
saw. Tidak berlebih dan atau berkurang satu huruf pun dari kata-kata yang
digunakan oleh Al-Quran. Kesemuanya habis terbagi 19, sesuai dengan jumlah
huruf-huruf B(i)sm Ali(a)h Al-R(a)hm(a)n Al-R(a)him. (Huruf a dan i dalam
kurung tidak tertulis dalam aksara bahasa Arab).

Huruf (qaf) yang merupakan awal dari surah ke-50, ditemukan terulang
sebanyak 57 kali atau 3 X 19. Huruf-huruf kaf, ha', ya', 'ayn, shad, dalam surah
Maryam, ditemukan sebanyak 798 kali atau 42 X 19.

Huruf (nun) yang memulai surah Al-Qalam, ditemukan sebanyak 133 atau 7 X 19.
Kedua, huruf (ya') dan (sin) pada surah Yasin masing-masing ditemukan sebanyak
285 atau 15 X 19. Kedua huruf (tha') dan (ha') pada surah Thaha masing-masing
berulang sebanyak 342 kali, sama dengan 19 X 18.

Huruf-huruf (ha') dan (mim) yang terdapat pada keseluruhan surah yang
dimulai dengan kedua huruf ini, ha' mim, kesemuanya merupakan perkalian dari
114 X 19, yakni masing-masing berjumlah 2.166.

Bilangan-bilangan ini, yang dapat ditemukan langsung dari celah ayat Al-
Quran, oleh Rasyad Khalifah, dijadikan sebagai bukti keotentikan Al-Quran.
Karena, seandainya ada ayat yang berkurang atau berlebih atau ditukar kata dan
kalimatnya dengan kata atau kalimat yang lain, maka tentu perkalian-perkalian
tersebut akan menjadi kacau.

Angka 19 di atas, yang merupakan perkalian dari jumlah-jumlah yang


disebut itu, diambil dari pernyataan Al-Quran sendiri, yakni yang termuat dalam
surah Al-Muddatstsir ayat 30 yang turun dalam konteks ancaman terhadap
seorang yang meragukan kebenaran Al-Quran.

25
Kosakata Alquran berjumlah 77.439 kata, dengan jumlah huruf 323.015
huruf yang seimbang jumlah kata-katanya, baik antara kata dengan padanannya
maupun kata dengan lawan kata dan dampaknya. Beberapa contoh dari
keseimbangan penggunaan kata tersebut adalah :

1. Keseimbangan kata yg bertolak belakang

 Al-hayah (hidup) dan al-mawt (mati), masing2x disebut 145 kali

 Al-naf(manfaat) dan al-madharrah (mudarat) masing2x disebut 50


kali

 Al-har (panas) dan al-bard masing2x disebut 4 kali

 Al-shalihat (kebajikan) dan al-sayyi’at(keburukan) masing2x


disebut 167 kali

 Al- tuma’ninah (kelapangan / ketenangan) dan al-dhiq (kesempitan


/ kekesalan), masing2x disebut 13 kali

 Al-rahbah (cemas/takut) dan al-raghbah (harap/ingin) masing2x


disebut 8 kali

 Al-kufr (kekufuran) dan iman (iman) dalam bentuk indifinite,


masing2x disebut 8 kali

 Al-shayf (musim panas) dan al-syita’(musim dingin) masing2x


disebut 1 kali

 Duniadisebut 115 kali dan akhirat disebut 115 kali

 Malaikat disebut 88 kali dansyaitan juga disebut 88 kali

 Penderitaandisebut 114 kali dan kesabaranjuga disebut 114 kali

2. Keseimbangan jumlah kata dengan sinonimnya (dua kata yg artinya


sama)

 AL-harts dan al-Zira’ah (membajak/bertani) masing2x disebut 14


kali

26
 Al-uhbdan al-dhurur (membanggakan diri/ angkuh) masing2x
disebut 27 kali

 Al-aql dan al-nur (akal dan cahaya) masing2x disebut 49 kali

 Al-jahr dan al-alaniyah(nyata), masing2x disebut 16 kali

 Zakat disebut 32 kali dan barokah juga disebut 32 kali

3. Keseimbangan antara jumlah kata yang menunjuk kepada akibatnya

 Al-infak(infak) dengan al-ridha (kerelaan), masing2x disebut 73


kali.

 Al-bukl(kekifiran) dengan al-hasanah (penyesalan) masing2x


disebut 12 kali

 Al-kafirun (orang2x kafir) dengan al-nar/al-


ahraq (neraka/pembayaran) masing2x disebut 154 kali

 Al-zakah (zakat/penyucian) dg al-barakat (kebajikan yg banyak)


masing2x disebut 32 kali

 Al-fahisyah (kekejian) dengan al-ghadb (murka), masing2x disebut


26 kali

4. Keseimbangan jumlah kata dengan kata penyebabnya

 Al-israf(pemborosan) dengan al-sur’ah (ketergesa-gesaan)
masing2x disebut 23 kali

 Al-maw’izhah (nasihat/petuah) dengan al-lisan (lidah), masing2x


disebut 25 kali

 Al-asra(tawanan) dengan al-harb (perang) masing2x disebut 6 kali

 Al-salam (kedamaian) dan al-thayyibat (kebijakan) masing2x


disebut 60 kali

5. Keseimbangan khusus

27
 Kata yawm (hari) dalam bentuk tunggal disebut sejumlah 365 kali
sebanyak hari-hari dalam setahun

 Kata hari yg menunjuk pada bentuk plural (ayyam) atau dua


(yawmayni) jumlah keseluruhannya hanya 30 kali, sama dg jumlah
hari dalam sebulan

 Kata yg berarti “bulan”(syahr) hanya terdapat 12 kali, sama


dg jumlah bulan dalam setahun

 Kata yg menunjuk pada utusan Tuhan, baik rasul (rasul),


atau nabiy(nabi), atau basyir (pembawa berita gembira),
atau nadzir (pemberi peringatan), keseluruhannya berjumlah 518
kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama2x nabi,
rasul, dan pembawa berita tsb, yakni 518 kali.

G. PEMAHAMAN DAN PENGKAJIAN ALQURAN

Alquran itu adalah petunjuk yang Allah SWT diturunkan untuk menjadi
pedoman keselamatan manusia di dunia dan diakhirat. Sebagai pedoman hidup
selayaknya umat Islam dapat menyikapi Alquran secara bijaksana. Alquran tidak
sekedar dijadikan sebagai penghias rak buku diantara deretan buku-buku yang
lain, tetapi Alquran benar-benar harus diperlakukan jauh lebih tinggi daripada itu,
supaya umat Islam dapat benar-benar merasakan fungsi dan peranan Alquran
dalam kehidupannya. Jalan yang harus ditempuh untuk itu adalah umat Islam
harus memiliki komitmen terhadap Alquran dan melakukan interaksi yang sebaik-
baiknya dengan Alquran.

28
Sebagai seorang muslim tentu kita wajib beriman terhadap Al-Qur'an,
selain ia adalah salah satu dari rukun iman yaitu percaya pada kitab-kitab yang
diturunkan Allah, juga merupakan bukti kesungguhan kita dalam memohon
petunjuk-Nya.

Ada tiga tokoh ‘Ulama yang dapat kita jadikan rujukan tentang masalah
ini, mereka adalah Imam Al-Ghazali dalam bukunya Al-ihya ‘Ulumiddin pada
bab tata kesopanan membaca Al-Qur'an, kemudian Iman Nawawi yang secara
khusus membahasa adab membaca dan menghafal Al-Qur'an dalam bukunya ‘At-
Tibyaan’. Ketiga, Yusuf Qardhawi, seorang ‘ulama asal mesir dalam tulisannya
berjudul, ‘Kaifa Nata’amal ma’al Quran’, artinya bagaimana berinteraksi dengan
Al-Qur'an.

Sedikitnya ada enam cara bagaimana membuktikan bahwa kita beriman


dan memuliakan Al-Qur'an. Pertama adalah Tilaawah, artinya membaca. Kedua,
Tafhim, artinya memahami. Ketiga, Tanfidz, artinya melaksanakan. Keempat,
Tahfidz, artinya mengahafal. Kelima Ta’lim yaitu mengajarkan dan yang Keenam
adalah Tahkim yakni berpedoman pada Al-Qur'an.

Menjiwai Alquran meliputi :1) mengimani Alquran; 2) mempelajari


Alquran, meliputi: mendengar, membaca dan menghafal; 3) memahami Alquran,
meliputi terjemah, tafsir, asbabun nuzul, dan mempelajari gramatikal bahasa
Arab; 4) mengamalkan Alquran, yang meliputi mengikuti dan mendakwahkan.

1. Mengimani Alquran

Mengimani Alquran berarti meyakini bahwa Alquran adalah kalamullah


yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw, Alquran mengandung
kebenaran mutlak, yakni kebenaran yang tidak memiliki cacat sedikitpun dan
merupakan syari’at terakhir yang menyempurnakan syari’at-syari’at yang
diturunkan Allah awt sebelumnya.

29
Beriman kepada kitab-kitab Allah adalah termasuk salah satu rukun iman,
sebagaimana firman Allah azza wa jalla yang artinya: “Wahai orang-orang
yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab
yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya
orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisaa’: 136)

Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah ta’ala memerintahkan agar


kita beriman kepada-Nya, kepada Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam,
kepada kitab-Nya yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya yakni Al-Qur’an
dan juga memerintahkan agar kita mengimani kitab-kitab yang diturunkan
sebelum Al-Qur’an. Dalam hadits dari Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam
bersabda, “Hendaknya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya,
kitab-kitabNya, para rasu-lNya, hari Akhir dan hendaknya engkau beriman
kepada qadar (takdirNya), yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)

Semua yang terdapat didalam Alquran tidak ada satupun yang meragukan,
walaupun seolah-olah “seperti tidak masuk akal”, dikarenakan keterbatasan
akal manusia. Terkaitan dengan masalah ini Tafsir (2007, hlml 18)
menyebutkan bahwa “isi Alquran ada yang rasional dan ada yang supra-
rasional. Isi Alquran itu semuanya logis; sebagian logis rasional sebagiannya
logis supra-rasional”. Dalam penjelasannya ia menyebutkan bahwa yang logis
ialah yang masuk akal, yang logis itu mencakup yang rasional dan supra-
rasional. Yang rasional ialah yang masuk akal dan sesuai hukum alam,
sementara yang supra-rasional ialah yang masuk akal sekalipun tidak sesuai
dengan hukum alam.

Mengimani kitab Alquran berarti pula mengimani kebenaran yang terdapat


pada kitab-kitab sebelumnya, karena Alquran membenarkan kitab-kitab yang
sebelumnya (Qs. Ali Imrān/3: 3, Qs. Yunus/10: 37).

2. Mempelajari Alquran

30
Umat Islam harus mempelajari Alquran. Karena untuk menuju tahap
pemahaman Alquran perlu dipelajari bahkan ada beberapa keutamaan belajar
Alquran, yaitu:

 Mempelajari dan mengajarkan adalah menjadi tolak ukur


kualitas seorang muslim.
 Mempelajari Alquran adalah sebaik-baik kesibukan.
 Dengan mempelajari Alquran maka akan turun sakinah
(ketentraman), rahmat, malaikat, dan Allah menyebut-
nyebut orang yang mempelajari kepada makhluk yang ada
di sisinya.
 Orang yang mempelajari Alquran akan wangi yang
harumnya menyebar kemana-mana.

Mempelajari Alquran dilakukan dengan tahapan


mendengarkan/menyimak, membaca dan menghafalkannya.

a. Mendengarkan/menyimak bacaan Alquran

Mendengarkan adalah cara terbaik untuk mempersuasi seseorang. Dengan


mendengarkan seseorang akan mengetahui sejauhmana kapasitas yang dimiliki
oleh seseorang sehingga memudahkan melakukan identifikasi tentang bagaimana
cara menaklukkannya.

Demikian pula dengan mendengarkan merupakan cara untuk memberikan


penghargaan dan penghormatan pada orang lain. Disaat orang telah merasa diberi
ruang penghormatan dan penghargaan serta kemuliaan maka dirinya tentu akan
menganggap lawan bicara adalah orang terbaik yang layak untuk juga dihormati
dan dihargai. Karena demikianlah sifat dasar manusia, yaitu manusia akan
menghamba pada kebaikan. Manakala seseorang merasa dihargai oleh orang lain
maka dia akan pula menghargai orang yang menghargainya. Demikianlah Islam
memberikan arahan untuk saling menghormati dan menghargai. Mendengarkan
adalah cara menghargai dan menghormati orang lain. Inilah kehidupan mutual
yang ingin diciptakan oleh Islam dalam realitas masyarakat. Sebagaimana Firman
Allah swt :

31
‫ُّوا بِأ َ ۡح َسنَ ِم ۡنهَٓا أَ ۡو ُر ُّدوه َۗٓا إِ َّن ٱهَّلل َ َكانَ َعلَ ٰى ُكلِّ َش ۡي ٍء َح ِسيبًا‬
ْ ‫َوإِ َذا ُحيِّيتُم بِت َِحي َّٖة فَ َحي‬

“Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang
sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (QS. An-
Nisa' : 86)

Perintah mendengar adalah perintah terpenting untuk menemukan sebuah


kebenaran, terlebih disaat dibacakan pada dirinya tentang alquran. Sebagaimana
perintah dalam Firman Allah swt,

ِ ‫ئ ْالقُرْ آنُ فَا ْستَ ِمعُوا لَهُ َوأَ ْن‬


َ‫صتُوا لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬ َ ‫َوإِ َذا قُ ِر‬

“Apabila dibacakan al-Quran, perhatikanlah dan diamlah, maka kalian akan


mendapatkan rahmat.” (QS. al-A’raf: 204).

Yang wajib dilakukan oleh setiap mukmin berkaitan dengan Alquran


adalah supaya benar-benar tertarik untuk mendengarkannya bila Alquran dibaca
orang sebagaimana wajib menginginkan benar-benar membacanya sendiri. Ketika
mendengarkan ayat Alquran hendaklah bacaan itu berpengaruh didalam hati,
dengan ciri:

1) Bergetar hatinya (Qs. Al Anfāl/8: 2)


2) Bertambah khusyu (Qs. Al Isrā/17: 106-109)
3) Menangis (Qs. Al Māidah/5: 83-85)

b. Membaca Alquran

Yang disyariatkan sebagai hak bagi orang Islam adalah selalu menjaga
untuk membaca Al-Qur’an dan melakukannya sesuai kemampuan sebagai
pelaksanaan atas firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

ِ ‫ا ْت ُل َما أُو ِح َي إِلَ ْيكَ ِمنَ ْال ِكتَا‬


‫ب‬

32
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an)” [al-
Ankabut/29 : 45]

Dan firmanNya.

‫ك‬
َ ِّ‫ب َرب‬ َ ‫َوا ْت ُل َما أُو ِح َي ِإلَ ْي‬
ِ ‫ك ِم ْن ِكتَا‬

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu kitab Tuhanmu (Al-
Qur’an)” [al-Kahfi/18 : 27]

Juga firmanNya tentang nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

ُ ْ‫َوأُ ِمر‬
َ‫﴾ َوأَ ْن أَ ْتلُ َو ْالقُرْ آن‬٩١﴿ َ‫ت أَ ْن أَ ُكونَ ِمنَ ْال ُم ْسلِ ِمين‬

“Dan aku perintahkan supaya aku termasuk orang-orang yang menyerahkan diri.
Dan supaya aku membaca Al-Qur’an (kepada manusia)” [An-Naml/27: 91-92]

Dan karena sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

‫ا ْق َر ُءوا ْالقُرْ آنَ فَإِنَّهُ يَأْتِى يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َشفِيعًا ألَصْ َحابِه‬

“Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya dia datang memberi syafa’at bagi


pembacanya di hari Kiamat”

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa


sallam (SAW) pernah bersabda bahwa orang yang membaca Al-Qur'an akan
mendapat ganjaran 1 huruf sama dengan 10 kebaikan. Berikut 4 tingkatan
membaca Al-Qur'an:

1. Tahqiq (‫)التحقيق‬

Ini adalah tingkatan bagi pemula yang baru belajar ilmu tajwid. Cara
membacanya seperti tartil, namun at-Tahqiq lebih lambat dan tenang. Bacaan at-
Tahqiq seperti mazhab Qiraat Hamzah dan Qiraat Warsh yang bukan dari Tariq
Asbahani. At-Tahqiq merupakan tahapan awal sebelum masuk ke tingkatan
berikutnya.

2. Tartil (‫)الترتيل‬

33
At-Tartil menurut arti kata adalah perlahan-lahan. Dalam Tafsir Ibnu
Katsir, tartil berarti membaca sesuai hukum tajwid. Membaca dengan tartil akan
membantu seseorang untuk memahami dan mentadabburi Al-Qur'an. Tartil juga
diartikan membaca dengan memberikan hak-hak dan sifat-sifat. Membaca dengan
tartil sanat dianjurkan sebagaimana firman Allah: "Dan bacalah Al-Qur'an itu
dengan tartil." (QS. Al-Muzzammil: 4).

3. Tadwir (‫)التدوير‬

Tadwir atau At-Tadwir adalah tingkatan pertengahan antara perlahan dan


cepat. Bacaan dengan Tadwir ini sering kita dengar di dalam salat berjamaah.
Bacaan Tadwir adalah membaca Mad Munfasil tidak lebih dari 6 harakat.

4. Hadar (‫)الحدر‬

Hadar atau Al-Hadar adalah bacaan cepat namun masih menjaga hukum-
hukum tajwid. Al-Hadar merupakan tingkat bacaan paling cepat. Tingkatan ini
sering dipakai oleh para penghafal Qur'an yang ketika mengulang hafalannya.
Meskipun cepat, cara membacanya tetap mengindahkan hukum-hukum yang ada
seperti apabila berdengung dia dengung, apabila wakaf dia berhenti. Bacaan
Hadar adalah membaca Mad Munfasil dengan 2 harakat.

Menurut para ulama, bacaan yang paling afdhal adalah membaca dengan
cara Tartil (perlahan-lahan) karena Al-Qur'an diturunkan secara tartil sebagaimana
firman Allah dalam Surah Al-Muzammil ayat 4. Membaca dengan tartil juga
memungkinkan seseorang mengeluarkan suara yang indah dan merdu, sehingga
membuat bacaan lebih meresap di hati.

3. Menghafal Alquran

Salah satu amalan paling baik yang ingin diraih semua umat Islam adalah
menghafal AL Qur'an. Banyak keutamaan yang akan diraih jika seseorang dapat
menjadi penghafal Al Qur'an.

34
Keutamaan yang didapatkan jika menjadi penghafal AL Qur'an antara lain
kelak di dalam surga akan diberikan derajat yang tinggi. Penghafal AL Qur'an
dapat memberikan mahkota di Surga untuk orang tua, terbebas dari siksa dan
masih banyak lagi.

Zaman sekarang banyak yang tertarik untuk menghafal Alquran bahkan di


Indonesia seorang anak berusia 5,5 tahun telah hafal 29 juz. Ini membuktikan janji
Allah dalam surat Al Qamar ayat 17 bahwa karakteristik Alquran itu adalah kitab
suci yang mudah untuk dihafal, diingat, dan difahami.

Munculnya para huffadz adalah cara Allah dalam menjaga Alquran (Qs. Al
Hijr/15: 9). Menghafal Alquran berarti memindahkan dari tulisan kedalam dada.
Hal ini menjadi ciri khas seorang yang diberi ilmu, juga sebagai tolak ukur
keimanan dalam hati seseorang (Qs. Al ‘Ankabūt/29: 49). Orang yang tidak
menghafalkan Alquran dianalogikan oleh Rasulullah dalam sebuah hadits
“sesungguhnya orang yang di dalam dadanya tidak terdapat sebagian ayat dari
Alquran bagaikan rumah yang tiada penghuninya.” (HR. At-Tirmidzi)

4. Memahami Alquran

Alquran merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Seorang Muslim


hendaknya mengakrabkan diri dengan Alquran. Ada berbagai langkah yang dapat
dilakukan untuk mempelajari dan memahami kandungan Kitabullah itu.

Pertama, memahami Alquran dengan Alquran itu sendiri. Ini disebut


sebagai tafsir quran bil quran. Alquran merupakan penjelas yang membenarkan
satu bagian dengan bagian lainnya. Rasulullah SAW bersabda, "Allah
menurunkan kitab-Nya untuk saling membenarkan satu sama lain" (HR Bukhari).

Contoh ayat yang ditafsirkan dengan ayat lain adalah sebagai berikut.
Dalam surah al-Fatihah ayat 7, disebutkan, "(Yaitu) orang-orang yang telah
Engkau berikan nikmat kepada mereka." Dalam ayat ini, tidak dijelaskan siapakah
orang-orang yang diberikan nikmat itu.

35
Maka, Allah SWT menjelaskan dalam surah An-Nisa ayat 69, artinya,
"Dan barangsiapa yang menaati Allah dan Rasul(Nya) mereka itu akan bersama-
sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu para
nabi, shiddiqin, syuhada, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah sebaik-baik
teman."

Kedua, memahami Alquran dengan Sunnah Nabi SAW yang shahih. Ibnu
Taimiyyah berkata, "Cara yang paling sahih dalam memahami Alquran adalah
menafsirkan Alquran dengan Alquran. Jika engkau tidak menemukan itu, engkau
mengambil sunnah karena ia (sunnah) adalah penjelas Alquran."

Imam Syafi'i mengatakan, seluruh yang dihukumkan oleh Rasulullah


SAW adalah dari apa yang beliau peroleh dari Alquran. Contoh pemahaman
Alquran dengan sunah sebagai berikut.

Dalam Alquran, ada beberapa ayat yang memerintahkan shalat. Namun,


penjelasan bagaimana melakukan shalat hanya akan kita temukan dalam sunnah.
Rasulullah SAW bersabda, "Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku
shalat."

Ketiga, memahami Alquran dengan pemahaman para sahabat dan tabiin.


Imam Ibnu Taimiyyah mengatakan, "Jika engkau tidak menemukan tafsir dalam
satu ayat Alquran, tidak juga dalam sunah, maka engkau harus mencarinya dalam
perkataan para sahabat. Mereka paling mengetahui hal itu karena mereka melihat
(qarain) situasi yang terjadi pada saat Alquran itu diturunkan. Ditambah dengan
ketinggian kemampuan bahasa dan kejernihan pemahaman mereka."

Contohnya, pemahaman mereka terhadap ungkapan "jalan yang lurus" dalam


surah al-Fatihah ayat 6. Maksudnya adalah, Islam atau Alquran atau sunnah Nabi
atau sunah Khulafaur Rasyidin.

5. Mengamalkan Alquran

36
Untuk mengamalkan Alquran dapat dilakukan dengan cara mengikuti (ittiba’)
dan mendakwahkan keterangan-keterangan yang terkandung pada ayat-ayat
Alquran. Mengikuti (ittiba’) merupakan upaya yang dilakukan untuk diri sendiri
(internal), sedangkan mendakwahkan merupakan upaya yang dilakukan untuk
orang lain (eksternal).

a. Mengikuti Alquran

Allah memerintahkan kepada kaum mukminin untuk mengikuti Alquran. Hal ini
diungkap Allah swt dalam surat Al An’am ayat 155:

۟ ُ‫ك فَٱتَّبعُوهُ َوٱتَّق‬


َ‫وا لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬ ِ ٌ ‫َو ٰهَ َذا ِك ٰتَبٌ أَنز َْل ٰنَهُ ُمبَا َر‬

“Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah
dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.” (Qs. Al An’am: 155)

Keberkahan Alquran bisa didapat dengan mengikuti isi Alquran dan


menjadikannya imam maka seseorang mukmin akan tampil menjadi mukmin
sejati yang berakhlak Qurani, seperti Rasulullah saw sering disebut sebagai
manusia yang berakhlak Qurani.

b. Mendakwahkan Alquran

Dakwah dalam al-quran berarti ajakan kepada kebaikan, yaitu ajakan


kepada agama Islam, membangun masyarakat madani yang qur’ani, selalu dalam
amar ma’ruf nahi mungkar. Dakwah merupakan seperangkat aktifitas yang
dilakukan oleh setiap muslim sesuai dengan kemampuannya, bertujuan
menjadikan seluruh umat manusia meyakini dan mengamalkan ajaran Islam
dengan baik dan bertanggung jawab serta diiringi dengan akhlak mulia demi
memperoleh kebahagiaan sekarang dan yang akan datang.

Mendakwahkan Alquran pada intinya adalah amar makruf nahyi munkar.


Tugas mendakwahkan ini bukan tugas yang dikhususkan kepada seorang ustadz
atau penceramah saja, tapi pada hakekatnya adalah tugas setiap muslim yang
memegang teguh Alquran sebagai pedoman hidupnya. Ada banyak cara yang

37
dapat dilakukan untuk berdakwah; lisan, tulisan, bahkan dengan perbuatan.
Banyak pula media yang dapat dipergunakanuntuk melakukan dakwah ini.
Bahkan seperti di zaman sekarangyang serba canggih perkembangan media
komunikasi dan informasi dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah, dalam
mendakwahkan Alquran.

H. ADAB MEMBACA ALQURAN

Ketika membaca Alquran, kita perlu memperhatikan adab-adab berikut ini


untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membacanya:

1. Dalam keadaan suci

Dalam membaca Alquran kita dianjurkan dalam keadaan suci. Namun,


tetap diperbolehkan apabila kita membaca dalam keadaan terkena najis.

Imam Haromain berkata, "Orang yang membaca Alquran dalam keadaan


najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, akan tetapi dia
meninggalkan sesuatu yang utama" (At-Tibyan, hal. 58-59)

2. Membaca dengan pelan, tartil dan tidak tergesa-gesa

Sebagian sahabat membenci pengkhataman Alqur'an sehari semalam.

"Siapa saja yang membaca Alquran (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia
tidak memahami." (HR. Ahmad)

Dari hadits tersebut, Rasulullah telah memerintahkan Abdullah Ibnu Umar


untuk mengkhatamkan Alquran setiap satu minggu (7 hari) (HR Bukhori,
Muslim). Sebagaimana yang dilakukan Abdullah bin Mas'ud, Utsman bin Affan,
Zaid bin Tsabit, mereka mengkhatamkan Alquran sekali dalam seminggu.

3. Membaca dengan khusyu'

38
Seperti dalam surat Al-Isra ayat 109 yang menjelaskan bahwa ketika
membaca Alquran kita harus khusyu'.

Artinya:

"Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka
bertambah khusyu."

4. Membaguskan suara saat membaca Alquran

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad, "Hiasilah Alquran dengan


suaramu." (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim).

Di dalam hadits lain dijelaskan, "Tidak termasuk umatku orang yang tidak
melagukan Alquran." (HR. Bukhari dan Muslim).

Maksud hadits tersebut adalah membaca Alquran dengan susunan bacaan


yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak sampai
keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Dan seseorang tidak perlu melenggok-
lenggokkan suara di luar kemampuannya.

5. Dimulai dengan isti'adzah

Membaca Alquran dengan tidak mengganggu orang yang sedang sholat,


dan tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang
banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih secara khusyu'.

Hal ini terdapat dalam surat An-Nahl ayat 98 yang berbunyi;

Artinya:

39
"Apabila kamu membaca Alquran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada
Allah dari syaitan yang terkutuk."

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

40
Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah,
Muhammad bin Abdullah, melalui jibril dengan menggunakan lafadz bahasa arab
dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-
benar Rasulullah, menjadi undang-undang bagi manusia, memberi petunjuk
kepada mereka dan menjadi sarana untuk melakukan pendekatan diri dan ibadah
kepada Allah dengan membacanya. Ia terhimpun dalam mushhaf, dimulai dari
surat al-Fatihah dan diakhiri dengan surat al-Nas, disampaikan kepada kita secara
mutawatir dari generasi ke generasi, baik secara lisan maupun tulisan serta terjaga
dari perubahan dan pergantian.
Fungsi dan peranan Alquran yang sangat penting untuk dipahami seorang
muslim, yakni Alquran berfungsi sebagai mukjizat bagi Rasulullah Muhammad
SAW, sebagai kalamullah, sebagai sumber hukum islam, sebagai pedoman hidup
bagi setiap muslim, serta sebagai penyempurna terhadap kitab-kitab sebelumya,
dan bernilai abadi atau berlaku sepanjang masa.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Pendidikan Agama Islam oleh Tim Dosen PAI Universitas Pendidikan
Indonesia

41
brainly.co.id

id.m.wikipedia.org

belajargiat.id

https://www.suara.com/news/2019/05/15/160349/tiga-teori-nuzurul-quran-turunnya-
al-quran-pada-17-ramadan?page=all

https://qurankuquranmu.blogspot.com/2013/03/nomer-surat-dalam-al-quran-
berdasarkan.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Pembagian_Al-Qur%27an_menurut_jumlah_ayat

http://www.imaniawan.id/2016/10/inilah-daftar-urutan-juz-al-quran.html

https://sites.google.com/site/yusminpadanggalosblancos/about-islam/sejarah-
turunnya-al-qur-an

http://repository.uin-suska.ac.id/6324/3/BAB%20II.pdf

https://inpasonline.com/mukjizat-al-quran-ditinjau-dari-kebahasaan/

https://tafsirweb.com/8879-quran-surat-al-mumin-ayat-67.html

https://tafsirweb.com/8733-quran-surat-az-zumar-ayat-71.html

https://tafsirweb.com/687-quran-surat-al-baqarah-ayat-183.html

https://media.isnet.org/kmi/islam/Quraish/Membumi/Otentik.html

https://religiku.wordpress.com/2007/08/14/keajaiban-keseimbangan-kata-dalam-al-
quran/

https://www.marja.id/quran/015_al-hijr/ayat_9/

https://umma.id/post/cara-berinteraksi-dengan-al-quran-533173?lang=id

https://muslimah.or.id/53-mengimani-kitab-kitab-allah.html

http://www.habibullahurl.com/2016/01/cara-beriman-kepada-kitab-kitab-allah.html

http://kanal24.co.id/read/jadilah-pendengar-yang-baik-itulah-sihir-komunikasi

https://almanhaj.or.id/559-apa-hukum-membaca-al-quran.html

https://kalam.sindonews.com/berita/1526221/69/4-tingkatan-membaca-al-quran-
kamu-yang-mana

https://republika.co.id/berita/q7zni8458/langkahlangkah-memahami-alquran

https://ejournal.uinib.ac.id/jurnal/index.php/alhikmah/article/download/92/77#:~:text=
Al%2DQur'an%20sebagai%20sumber,petunjuk%20dalam%20menjalani%20waktu
%20kehidupannya.&text=Dakwah%20dalam%20al%2Dquran%20berarti,amar%20ma'ruf
%20nahi%20mungkar.

42
https://tafsirweb.com/2279-quran-surat-al-anam-ayat-155.html

https://www.brilio.net/wow/rukun-dan-adab-membaca-alquran-beserta-
keutamaannya-200506o.html

43

Anda mungkin juga menyukai