ILMU AL-QUR’AN
MAKKIYAH DAN MADANIYAH
Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT., karena berkah dan rahmat-Nya-lah tugas
makalah ini dapat kami selesaikan penyusunannya. Serta shalawat dan salam kepada Rasulullah
Muhammad Saw.
“Makkiyah dan Madaniyah.” Penulisan makalah ini di khusukan pada penjelasan secara khusus
Makkiyah dan Madaniyah beserta klasifikasi dan hikma mempelajarinya., serta juga sebagai
Kami menyadari dalam penyusunan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharapkan ada masukan yang bisa diajukan agar dapat lebih memperbaiki penulisan makalah
kami selanjutnya. Semoga dengan selesainya penulisan makalah ini dapat menambah
pemahaman dan memperluas wawasan kita mengenai “Makkiyah dan Madaniyah”. Amiin.
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTARPUSTAKA............................................................................. 11
ii
BAB I
PEMBAHASAN
1
Makkah dan Madinah tapi banyak ayat yang ditujukan kepada selain
mereka.
3. mentukannya berdasarkan waktu sebelum dan sesudah hijrah. jika ayat
turun sesudah hijrah, maka disebut ayat madaniyah. berdasarkan devenisi ini
maka jumhur menggolongkan ayat misalnya, sebagai ayat madaniyah,
kendati ia diturunkan di arafah ( makkah ), sebab ia turun pasca hijrah.
pendapat ke tiga ini kemudian dipilih oleh jumhur ulama sebagai pendapat
yang paling rajih sebagai devenisi ayat makkiyah dan madaniyah.
menyimpulkan bahwa surah madaniyah berjumlah 29 surah dan sisanya
adalah surah makkiyah. madaniyah dilihat dari dua cara:
a. Dilihat dari pemulaan ayat yang muncul dalam sebuah surah, jika
pemulaan ayat yang muncul makkiyah maka surahnya dikategorikan
makkiyah begitu pula sebaliknya.
b. Dilihat dari jumlah mayoritas ayat yang terkandung didalamnya, bila
mayoritas ayat yang terkandung dalam sebuah surah madaniyah maka
surah tersebut disebut madaniyah, begitu pula sebaliknya.
Terlepas dari perbedaan devenisi diatas, yang jelas dan pasti adalah
bahwa kategorisasi makkiyah dan madaniyah bukan datang dari nabi saw.
kategorisasi ini adalah hasil ijtihad sahabat, tabi’in dan generasi setelah
mereka untuk memudahkan dalam menganalisis dan mengkaji al-qur’an.
2
b. Setiap surah dimana ada redaksi ‘ya ayyuhan-nas’) ( ياأيها الناسtanpa ada
redaksi ‘ya ayyuhal-lazina amanu’ ( ) ياأيها الذين آمنواadalah surah makkiyah.
Sebagaimana disinggung pada ulasan tentang defenisi makkiyah dan
madaniyah, para ulama al-qur’an tidak seluruhnya sepakat menerima
ketentuan ini. Al qurtubiyah mengatakan, “Adapun yang berpendapat bahwa
firman firman Allah yang menggunakan redaksi ‘ya ayyuhan nas’ sebagai
ayat makkiyah di manapun adanya di dalam al-qur’an, maka pendapat itu
tidak sepenuhnya benar. Sebagai contoh, surah al- baqarah termasuk dalam
kelompok madaniyah namun di surah tersebut ditemukan redaksi ‘ya
ayyuhan nas’ di dua tempat. Contoh:
اَن ْل َّمِم آ ُأوَلِئَك اَّلِذ ي َأ الَّل َل ِه ِم الَّنِبِّي ِم ُذِّر َّيِة
َمَع َمَح َم َو ْن َد َن ْنَعَم ُه َع ْي ْم َن َني ْن
ِه ِإ ِة ِإ ِه ِإ ِئ ِم
ُنوٍح َو ْن ُذِّر َّي ْبَر ا يَم َو ْس َر ا يَل َو َّمِمْن َه َد ْيَنا َو اْج َتَبْيَنا َذا ُتْتَلى َعَلْي ْم
آَياُت الَّر َمْحِن َخ ُّر وا ُس َّج ًد ا َو ُبِكًّيا
Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu
para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat
bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israel, dan dari orang-
orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila
3
dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka
mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. (Maryam/ 19;58)
d. Setiap surah yang diawali dengan huruf huruf muqatha adalah makkiyah,
selain surah al-Baqarah dan surah Ali-Imran. Dalam al-qur’an terdapat dua
puluh sembilan surah yang di awali dengan huruf muqatha.
e. Setiap surah mufassal (surah surah pendek) adalah makkiyah. At-Tabraniy
meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwa beliau berkata: “surah
surah mufassal turun di mekah, kami tinggal di sana beberapa musim haji
dan membacanya, tetapi tidak ada yang turun selain itu
f. Setiap surah yang bertutur tentang kisah Nabi Adam dan Iblis adalah surah
makkiyah, kecuali surah al-Baqarah. Ada lima ayat dalam surah surah
makkiyah yang bertutur tentang kisah Nabi Adam dan Iblis; empat
diantaranya dalam surah al-A’raf dan satu dalam surah Yasin, yakni
firman Allah:
َأْمَل َأْع َه ْد ِإَلْيُك ْم َيا َبيِن آَدَم َأْن ال َتْع ُبُد وا الَّش ْيَطاَن ِإَّنُه َلُك ْم َعُد ٌّو ُمِبٌني
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak
menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi
kamu",
4
1. Karakteristik Surah dan Ayat Makkiyah
a. Sebagian besar surah dan ayat Al-qur’an yang diturunkan pada periode
mekah mempermaklumkan tiga makna dalam satu kesatuan yaitu seruan
untuk menyembah Allah:: pertama, permakluman tentang kemahaesaan
Allah (wahdaniyah) sebagai khalid yang sesungguhnya: kedua,
permakluman tentang ke rasulan Muhammad sebagai utusan Allah yang
terakhir untuk seluruh ummat manusia; ketiga, pengukuhan tentang perkara
kebangkitan sesudah mati dan kehidupan akhirat. Berikut salah satu contoh
ayat yang menjelaskan tiga pokok diatas:
) َّمُث َك اَن َعَلَقًة37( ) َأْمَل َيُك ُنْطَفًة ِم ْن َم ٍّيِن ْمُيىَن36( َأْحَيَسُب اإلْنَس اُن َأْن ُيْتَر َك ُس ًد ى
)َأَلْيَس َذِلَك ِبَق اِد ٍر َعَلى َأْن39( ) َفَجَعَل ِم ْنُه الَّز ْو َج ِنْي الَّذ َك َر َو األْنَثى38( َفَخ َلَق َفَس َّو ى
ْحُيِيَي اْلَمْو َتى
5
ِإ ِت ِم ِن ِه ِل َّلِذ
َم َثُل ا يَن اَخَّتُذ وا ْن ُدو الَّل َأْو َياَء َك َم َثِل اْلَعْنَك ُبو اَخَّتَذ ْت َبْيًتا َو َّن َأْو َه َن
ِت
َأْمَل َتَر ْو ا َأَّن الَّلَه َس َّخ َر َلُك ْم َم ا يِف الَّس َم اَو ا َو َم ا يِف األْر ِض َو َأْسَبَغ َعَلْيُك ْم
ِن ُه َظاِه ًة اِط َنًة ِم الَّناِس َجُياِدُل يِف الَّلِه ِبَغِرْي ِعْلٍم ال ُه ًد ى ال ِكَتاٍب
َو َو َمْن َر َو َب َو َن َعَم
ُمِنٍري
7
dapat kita baca pada sejumlah ayat antara lain dalam surah al-Baqarah,Ali-
Imran, al-Ma’idah, an-Nisa, dan at- Taubah.
c. Pembicaraan tentang golongan munafik, pengungkapan kejahatan mereka,
dan sekaligus peringatan bagi kaum muslimin untuk selalu waspada
terhadap musuh yang tidak kasat mata. Gagasan ini sangat rasional
mengingat bahwa penomena, perilaku, dan watak nifak itu sangat berbahaya
bagi kelangsungan perjuangan dakwah menengakkan ajaran islam.
d. Uraian tentang hukum dan aturan hubungan antara umat islam dengan umat
di negara lain, yang dapat disebut sebagai ketetapan hukum yang pertama
kali dirumuskan dalam sejarah bangsa bangsa yang mengatur hubungan
antarnegara. Ketetapan hukum itu meliputi hukum yang mengatuh
hubungan antarnegara dalam situasi perang dan damai, perjanjian damai
antarnegara, dan ketentuan hukum mengenai rampasan perang dan tawanan,
sebagaimana diuraikan antara lain dalam sural al-Baqarah al-Anfal, at-
Taubah, al-Fath, dan al-Hasyr.
8
ungkapan yang menyatakan ليس بعد العيان بيان, tidak perlu ada penjelasan lebih lanjut
setelah sesuatu itu sendiri terang adanya.
Masih kata az-zarqani, alasan yang dikemukankannya itu jauh lebih tegas dari
rincian sekedar argumentasi yang dikedepankan al-Qadhi abi Bakr yang juga
menyatakan ketidakadaan teks dari rasulillah SAW, yang merangkaikan ilmu ilmu
al-makki wal- madani
Berlainan dengan az-Zurqani, yang menggolongkan ilmu al- makki wal-
madani ke dalam kelompok ilmu ilmu sima’i sebaian ulama yang lain diantaranya
al-Ja’bar memungkinkan seseorang untuk mengenali ilmu al- makki wal- madani
melalui pendekayan analogi disamping pendengaran (riwayat). Menurutnya, ada dua
cara untuk mengenali kelompok surah makkiyah dan kelompok surah madaniyah
yaitu dengan cara sima’i dan qiyasi. Cara sima’i ialah proses penurunan dan
penyampaian Al-qur’an itu sendiri kepada kita berjalan apa adanya,semantara yang
melalui qiyasi seperti ditegaskan Alqamah bin qays ialah berdasarkan sejumlah ciri
ciri khusus yang telah disebutkan sebelumnya.
9
Adapun yang termasuk kategori surah madaniyah yang berisi ayat makkiyah
adalah surah yang memuat ayat ayat yang kebanyakan berstatus madaniyah,
akan tetapi didalamnya juga memuat ayat ayat makkiyah atau ada perbedaan
tentang status tersebut
10
6. Dengan ilmu makkiyah dan madaniyah, umat islam dapat meningkatkan
keyakinan akan kebenaran, kebesaran, kesucian dan kemurnian Al-Qur’an,
mengingat beta besar perhatian umat islam terhadap Al-Qur’an sejak di masa
masa awal penurunannya smpai perkembangannya, dan sejak dari masalah
masalah besar sampai dengan masalah masalah yang sekecil kecilnya.
KESIMPULAN
11
informasi yang sampai dari para sahabat dan tabi’in. Dengan kalimat ini,
pengetahuan tentang al-makki wal- madani tergolong dalam kelompok ilmu sima’i
(pendengaran/ periwayatan) yang tidak bisa direkayasa selain apa adanya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/35535318/MakalahMakkiyah_Madaniyah
Study_Al.Quran
12