Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU AL-QUR’AN
MAKKIYAH DAN MADANIYAH

Oleh:

Andi Aisyah Tamin (10356123018)


Nurmaya (10356123010)
Ayyub Aulia (10356123028)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAIN) MAJENE
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT., karena berkah dan rahmat-Nya-lah tugas

makalah ini dapat kami selesaikan penyusunannya. Serta shalawat dan salam kepada Rasulullah

Muhammad Saw.

Sehubungan dengan penyusunan makalah ini, kami menyajikan penjelasan mengenai

“Makkiyah dan Madaniyah.” Penulisan makalah ini di khusukan pada penjelasan secara khusus

Makkiyah dan Madaniyah beserta klasifikasi dan hikma mempelajarinya., serta juga sebagai

sarana pemenuhan tugas mata kuliah.

Kami menyadari dalam penyusunan ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami

mengharapkan ada masukan yang bisa diajukan agar dapat lebih memperbaiki penulisan makalah

kami selanjutnya. Semoga dengan selesainya penulisan makalah ini dapat menambah

pemahaman dan memperluas wawasan kita mengenai “Makkiyah dan Madaniyah”. Amiin.

Penyusun,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..................................................................................1


B. Rumusan Masalah...........................................................................................1

BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah............................................................2


B. Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah................................................................3
C. Karakteristik Makkiyah dan Madaniyah dari Aspek Tema............................4
D. Cara Mengenali Surah Madaniyah dan Makkiyah.........................................7
E. Macam-macam Makkiyah dan Madaniyah....................................................8
F. Faedah Mempelajari Ilmu Makkiyah dan Madaniyah di Kalangan Ahli
Al-Qur’an.......................................................................................................8

BAB III: PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTARPUSTAKA............................................................................. 11

ii
BAB I
PEMBAHASAN

A. Pengertian Makkiyah dan Madaniyah

Makkiyah adalah sesuatu ayat atau surah yang diturunkan sebelum


hijrahnya Nabi saw. ada pula yang berpendapat bahwa makkiyah adalah sesuatu
yang diturunkan di Makkah. Juga ada beberapa ulama berpendapat bahwa
Makkiyah adalah sesuatu ayat surat yang ditunjukkan untuk ahli Makkah
Madaniyah adalah sesuatu ayat atau surah yang diturunkan sebelum
hijrah atau sesuatu yang diturunkan di Madinah atau sesuatu yang ditujukan oleh
penduduk Madinah.
Dalam menentukan ayat ayat Makkiyah dan Madaniyah, para ulama
terbagi dalam tiga hal, yaitu:
1. menentukannya berdasarkan tempat turun ayat. bila ayat turun di Mekkah
dan sekitarnya seperti Mina, Arafat dan Hudaibiyah, sekalipun turun setelah
hijrah di namakan ayat Makkiyah. Sebaliknya, jika ayat turun di Madinah
dan sekitarnya seperti Uhud dan Sila, maka ia disebut ayat Madaniyah.
pendapat pertama ini memiliki kelemahan antara lain tidak bisa menampung
ayat ayat yang diturunkan ketika nabi saw. melakukan perjalanan keluar
wilayah makkah dan madinah. berdasarkan devenisi ini, maka ayat ayat
yang diturunkan di luar daerah makkah dan madinah tidak bisa di
kategorikan sebagai ayat makkiyah ataupun madaniyah.
2. menentukannya berdasarkan kitab( objek penerima) ayat. bila ayat turun
ditujukan kepada penduduk makkah, baik turun di makkah atau di madinah,
baik sebelum dan sesudah hijrah, ia disebut ayat makkiyah. sebaliknya, jika
ayat tersebut ditujukan kepada penduduk madinah, baik turun di makkah
atau madinah, baik sebelum atau sesudah hijrah, ia tetap disebut ayat
madaniyah. Definisi yang disampaikan madzhab kedua ini semakin tidak
komprehensif sebab definisi ini hanya mencakup pada objek penerima ayat
yang terpaku pada dua wilayah saja yaitu ahli makkah dan madinah, padahal
sebagian diketahiu, ayat ayat al-Qur’an tidak saja diturunkan kepada ahli

1
Makkah dan Madinah tapi banyak ayat yang ditujukan kepada selain
mereka.
3. mentukannya berdasarkan waktu sebelum dan sesudah hijrah. jika ayat
turun sesudah hijrah, maka disebut ayat madaniyah. berdasarkan devenisi ini
maka jumhur menggolongkan ayat misalnya, sebagai ayat madaniyah,
kendati ia diturunkan di arafah ( makkah ), sebab ia turun pasca hijrah.
pendapat ke tiga ini kemudian dipilih oleh jumhur ulama sebagai pendapat
yang paling rajih sebagai devenisi ayat makkiyah dan madaniyah.
menyimpulkan bahwa surah madaniyah berjumlah 29 surah dan sisanya
adalah surah makkiyah. madaniyah dilihat dari dua cara:
a. Dilihat dari pemulaan ayat yang muncul dalam sebuah surah, jika
pemulaan ayat yang muncul makkiyah maka surahnya dikategorikan
makkiyah begitu pula sebaliknya.
b. Dilihat dari jumlah mayoritas ayat yang terkandung didalamnya, bila
mayoritas ayat yang terkandung dalam sebuah surah madaniyah maka
surah tersebut disebut madaniyah, begitu pula sebaliknya.

Terlepas dari perbedaan devenisi diatas, yang jelas dan pasti adalah
bahwa kategorisasi makkiyah dan madaniyah bukan datang dari nabi saw.
kategorisasi ini adalah hasil ijtihad sahabat, tabi’in dan generasi setelah
mereka untuk memudahkan dalam menganalisis dan mengkaji al-qur’an.

B. Ciri-ciri Makkiyah dan Madaniyah


1. Ciri-ciri Makkiyah
a. setiap surah di mana terdapat kata (‫ كال‬kalla) adalah makkiyah. Lafadz ini
disebut dalam lima belas surah, mulai dari surah maryam hinggal al-
humazah, yang semuanya adalah surah surah makkiyah. Lafadz ini muncul
sebanyak 33 kali, dan seluruhnya berada di paruh kedua urutan mushaf al-
qur’an. Al hasan bin aliy an-umaniy menyebutkan bahwa hikma dari
keceradaan kata kalla pada paruh kedua mushaf al-qur’an itu sebagian besar
diturunkan di makkah. Maka pengulangan kata tersebut dimaksudkan
sibagai ancaman, kecaman, dan pengingkaran terhadap mereka

2
b. Setiap surah dimana ada redaksi ‘ya ayyuhan-nas’) ( ‫ ياأيها الناس‬tanpa ada
redaksi ‘ya ayyuhal-lazina amanu’ ( ‫ ) ياأيها الذين آمنوا‬adalah surah makkiyah.
Sebagaimana disinggung pada ulasan tentang defenisi makkiyah dan
madaniyah, para ulama al-qur’an tidak seluruhnya sepakat menerima
ketentuan ini. Al qurtubiyah mengatakan, “Adapun yang berpendapat bahwa
firman firman Allah yang menggunakan redaksi ‘ya ayyuhan nas’ sebagai
ayat makkiyah di manapun adanya di dalam al-qur’an, maka pendapat itu
tidak sepenuhnya benar. Sebagai contoh, surah al- baqarah termasuk dalam
kelompok madaniyah namun di surah tersebut ditemukan redaksi ‘ya
ayyuhan nas’ di dua tempat. Contoh:

‫َيا َأُّيَه ا الَّناُس اْع ُبُد وا َر َّبُك ُم‬


Wahai manusia! Sembahlah tuhanmu. (al-Baqarah /2;21)

‫َيا َأُّيَه ا الَّناُس ُك ُلوا َّمِما يِف األْر ِض َح الال َطِّيًبا‬


Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
terdapat di bumi. (Al-Baqarah/2;168)
c. Setiap surah yang memuat ayat sajadah adalah surah makkiyah. Dalam al-
qur’an ada lima belas tempat yang menyebut ayat sajadah bermula dari
akhir surah al-A’raf dan berakhir di surah al-A’alaq. Contoh ayat sajadah
dalam surah makkiyah adalah firman Allah:

‫ا‬‫َن‬ ‫ْل‬ ‫َّمِم‬ ‫آ‬ ‫ُأوَلِئَك اَّلِذ ي َأ الَّل َل ِه ِم الَّنِبِّي ِم ُذِّر َّيِة‬
‫َمَع‬ ‫َمَح‬ ‫َم َو ْن‬ ‫َد‬ ‫َن ْنَعَم ُه َع ْي ْم َن َني ْن‬
‫ِه‬ ‫ِإ‬ ‫ِة ِإ ِه ِإ ِئ‬ ‫ِم‬
‫ُنوٍح َو ْن ُذِّر َّي ْبَر ا يَم َو ْس َر ا يَل َو َّمِمْن َه َد ْيَنا َو اْج َتَبْيَنا َذا ُتْتَلى َعَلْي ْم‬
‫آَياُت الَّر َمْحِن َخ ُّر وا ُس َّج ًد ا َو ُبِكًّيا‬
Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu
para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat
bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israel, dan dari orang-
orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila

3
dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka
mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. (Maryam/ 19;58)
d. Setiap surah yang diawali dengan huruf huruf muqatha adalah makkiyah,
selain surah al-Baqarah dan surah Ali-Imran. Dalam al-qur’an terdapat dua
puluh sembilan surah yang di awali dengan huruf muqatha.
e. Setiap surah mufassal (surah surah pendek) adalah makkiyah. At-Tabraniy
meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwa beliau berkata: “surah
surah mufassal turun di mekah, kami tinggal di sana beberapa musim haji
dan membacanya, tetapi tidak ada yang turun selain itu
f. Setiap surah yang bertutur tentang kisah Nabi Adam dan Iblis adalah surah
makkiyah, kecuali surah al-Baqarah. Ada lima ayat dalam surah surah
makkiyah yang bertutur tentang kisah Nabi Adam dan Iblis; empat
diantaranya dalam surah al-A’raf dan satu dalam surah Yasin, yakni
firman Allah:

‫َأْمَل َأْع َه ْد ِإَلْيُك ْم َيا َبيِن آَدَم َأْن ال َتْع ُبُد وا الَّش ْيَطاَن ِإَّنُه َلُك ْم َعُد ٌّو ُمِبٌني‬
Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak
menyembah setan? Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi
kamu",

2. Ciri ciri Madaniyah


a. Setiap surah di dalamnya ada redaksi “ya ayyuhal lazina amanu” ( ‫) ياأيها الذين آمنو‬
adalah surah madaniyah.
b. Setiap surah yang menyebut kaum munafik adalah surah madaniyah, kecuali surah
al- Ankabut.
c. Setiap surah yang menyebut kata hadd ( ‫ ( حّد‬atau farida ( ‫ ) فريضة‬adalah
surah madaniyah

C. Karakteristik Makkiyah Dan Madaniyah dari Aspek Tema


Secara sederhana, jika mungkin diungkapkan demikian, tema besar yang
menjadi gagasan masing masing dari surah dan ayat ayat makkiyah maupun
madaniyah, dapat dikatakan bahwa tema besar surah dan ayat makkiyah adalah
akidah, sedangkan tema besar surah dan ayat madaniyah adalah syariat.

4
1. Karakteristik Surah dan Ayat Makkiyah
a. Sebagian besar surah dan ayat Al-qur’an yang diturunkan pada periode
mekah mempermaklumkan tiga makna dalam satu kesatuan yaitu seruan
untuk menyembah Allah:: pertama, permakluman tentang kemahaesaan
Allah (wahdaniyah) sebagai khalid yang sesungguhnya: kedua,
permakluman tentang ke rasulan Muhammad sebagai utusan Allah yang
terakhir untuk seluruh ummat manusia; ketiga, pengukuhan tentang perkara
kebangkitan sesudah mati dan kehidupan akhirat. Berikut salah satu contoh
ayat yang menjelaskan tiga pokok diatas:

‫) َّمُث َك اَن َعَلَقًة‬37( ‫) َأْمَل َيُك ُنْطَفًة ِم ْن َم ٍّيِن ْمُيىَن‬36( ‫َأْحَيَسُب اإلْنَس اُن َأْن ُيْتَر َك ُس ًد ى‬
‫)َأَلْيَس َذِلَك ِبَق اِد ٍر َعَلى َأْن‬39( ‫) َفَجَعَل ِم ْنُه الَّز ْو َج ِنْي الَّذ َك َر َو األْنَثى‬38( ‫َفَخ َلَق َفَس َّو ى‬
‫ْحُيِيَي اْلَمْو َتى‬

Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa


pertanggung jawaban)? Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang
ditumpahkan(ke dalam rahim), kemudian(mani itu) menjadi sesuatu yang
melekat, lalu Allah menciptakannya lalu menyempurnakannya, lalu dia
menjadikan dirinya sepasang laki laki dan perempuan. Bukanah(Allah yang
berbuat) demikian berkuasa pula menghidupkan orang mati? (Al-
Qiyamah/75:36-40)

b. Sebagian besar ayat makkiyah mengandung gagasan gagasan untuk


memerangi kemusyrikan dan keberhalaan, ateisme, dan paham dahriyyah
tidak ada pencipta selain waktu yang membinasakan alam semesta dan
isinya dan menghadirkan argumen argumen yang tidak terbantahkan atas
kepalsuan paham kepercayaan tersebut dan keburukannya. Adapun ayat
yang membahas tentang pembahasan diatas:

5
‫ِإ‬ ‫ِت‬ ‫ِم ِن ِه ِل‬ ‫َّلِذ‬
‫َم َثُل ا يَن اَخَّتُذ وا ْن ُدو الَّل َأْو َياَء َك َم َثِل اْلَعْنَك ُبو اَخَّتَذ ْت َبْيًتا َو َّن َأْو َه َن‬

‫اْلُبُيوِت َلَبْيُت اْلَعْنَك ُبوِت َلْو َك اُنوا َيْع َلُم وَن‬


Perumpamaan orang orang yang mengambil perlindungan perlindungan
selain Allah adalah seperti laba laba yang membuat rumah. Dan
sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba laba kalau
mereka mengetahui.
c. pada umumnya surah dan ayat makkiyah banyak menghadirkan argumentasi
logika ilmiah untuk membuktikan kebesaran dan kekuasaan Allah,
menegaskan kewajiban untuk tunduk dan taat kepada-Nya, kebenaran ajaran
tahuid, serta keniscayaan hari kiamat dan kebangkitan sesudah mati.
Adapun contoh beberapa ayat dari surah makkiyah berikut:

‫ِت‬
‫َأْمَل َتَر ْو ا َأَّن الَّلَه َس َّخ َر َلُك ْم َم ا يِف الَّس َم اَو ا َو َم ا يِف األْر ِض َو َأْسَبَغ َعَلْيُك ْم‬
‫ِن ُه َظاِه ًة اِط َنًة ِم الَّناِس َجُياِدُل يِف الَّلِه ِبَغِرْي ِعْلٍم ال ُه ًد ى ال ِكَتاٍب‬
‫َو‬ ‫َو‬ ‫َمْن‬ ‫َر َو َب َو َن‬ ‫َعَم‬
‫ُمِنٍري‬

Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk


(kepentingan) mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara
manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu
pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.
d. kekhususan lain dari surah surah Al- qur’an yang diturunkan pada peroide
mekah adalah gagasannya tentang kisah para nabi bersama kaum mereka.
Kalaupun ada surah madaniyah yang mengusung tema kisah para nabi dan
kaumnya, itupun hanya ada dalam surah al-Baqarah dan al-ma’idah yang
bertutur serumit kisa nabi musa dan bani israil kemudian dalam surah ali-
imran dan as-saff tentang kisah nabi isa dan nabi musa. Hikma dari
penuangan gagasan kisah para nabi bersama kaumnya di masa lalu pada
surah makkiyah adalah mengukuhkan jiwa nabi muhammad dan kaum
6
muslimin terhadap aneka cobaan hidup yang datang silih berganti dalam
perjuangan menegakkan agama islam di bumi. Sebagaimana yang
dipaparkan dalam Qs.(Gafir/ 40: 45-52)
e. Ciri khusus lain dari surah dan ayat yang diturunkan pada periode mekah
adalah gagasannya tentang pokok pokok ajaran moral, budi pekerti, dan
norma kehidupan bermasyarakat yang akan menjadi pilar dasar kehidupan
kemanusiaan, seperti ajaran tentang kejujuran, kebijaksanaan, silaturahim,
bakti pada orng tua, menghormati tetangga, kesucian hati dan lisan, serta
ajaran ajaran moral lainnya. Seperti yang dijelaskan dalam Qs.( al- Isra/ 17:
23-39), berisikan tentang sepuluh wasiat berisi ajaran akhlak dan norma
kehidupan bermasyarakat.

2. Karakteristik Surah Dan Ayat Madaniyah


a. Ulasan tentang hukum hukum syariat secara terperinci, tuntunan ibadah, dan
berbagai ketentuan praktis dalam bidang muamalah. Sebagai contoh
diantaranya adalah ketentuan hukum salat, ibadah puasa, zakat, hukum
qisas, hukum nikah dan talak, hukum jual beli, hutang piutang, hukum riba,
hukum pidana, hukum pembunuhan, zina, pencuri dan hukum hukum
laiannya. Ketetapan hukum dalam bidang ibadah dan muamalat tersebut
dapat dilihat khususnya pada surah al-Baqarah, an-Nisa, al-Ma’idah, dan an-
Nur
b. Banyak terdapat tema dialoq dan perdebatan dengan para ahli kitab ( para
pengikit ajaran yahudi dan nasrani). Tujuannya untuk memberikan
penjelasan tentang kepalsuan ajaran mereka khususnya paham trinitas,
inkarnasi, ketuhanan anak, penebusan dosa, untuk kemudian mengajak
mereka beriman kepada islam sebagai agama yang telah diberitakan oleh
rasul masing masing. Selain itu surah dan ayat madaniyah juga mengecam
dan mengutuk perilaku buruk ahli kitab terhadap para nabi, termasuk
tindakan membunuh sebagian mereka, memalsukan kitab suci, manipulasi
pemberitahuan kedatangan rasul terakhir dan penhubahan hukum hukum
tuhan yang tidak sejalan dengan kepentingan dan hawa nafsu mereka. Ini

7
dapat kita baca pada sejumlah ayat antara lain dalam surah al-Baqarah,Ali-
Imran, al-Ma’idah, an-Nisa, dan at- Taubah.
c. Pembicaraan tentang golongan munafik, pengungkapan kejahatan mereka,
dan sekaligus peringatan bagi kaum muslimin untuk selalu waspada
terhadap musuh yang tidak kasat mata. Gagasan ini sangat rasional
mengingat bahwa penomena, perilaku, dan watak nifak itu sangat berbahaya
bagi kelangsungan perjuangan dakwah menengakkan ajaran islam.
d. Uraian tentang hukum dan aturan hubungan antara umat islam dengan umat
di negara lain, yang dapat disebut sebagai ketetapan hukum yang pertama
kali dirumuskan dalam sejarah bangsa bangsa yang mengatur hubungan
antarnegara. Ketetapan hukum itu meliputi hukum yang mengatuh
hubungan antarnegara dalam situasi perang dan damai, perjanjian damai
antarnegara, dan ketentuan hukum mengenai rampasan perang dan tawanan,
sebagaimana diuraikan antara lain dalam sural al-Baqarah al-Anfal, at-
Taubah, al-Fath, dan al-Hasyr.

D. Cara Mengenali Surah Madaniyah dan Makkiyah


Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para pakir ilmu ilmu al-qur’an
mengenai cara cara mengenali surat surat dan ayat ayat makkiyah dan madaniyah.
Az-Zarqani, misalnya menegaskan bahwa tidak ada jalan cara lain al-makki (surat/
ayat makkiyah) dan al- madani (surat/ ayat madaniyah) kecuali hanya berdasarkan
informasi yang sampai dari para sahabat dan tabi’in. Dengan kalimat ini,
pengetahuan tentang al-makki wal- madani tergolong dalam kelompok ilmu sima’i
(pendengaran/ periwayatan) yang tidak bisa direkayasa selain apa adanya.
Alasanya, kata az-Zarqani, karena nabi SAW, sendiri tidak perna menjelaskan
perihal ilmu ilmu al- makki wal- madani yang demikian itu terjadi ketiadaan ilmu
ilmu al- makki wal- madani, kata az-Zarqani, karena kaum muslimin pada waktu itu
tidak membutuhkan keberadaan ilmu semacam ini. Bagaimna mungkin ilmu ini
dibutuhkan, mereka para sahabat menyaksikan langsung penyampaian wahyu dan
proses penurunan al-qur’an. Mereka juga mengetahui tempat, waktu,dan penyebab
(latar belakang) turun ayat ayat al-qur’an. Berkenaan dengan kejadian ini ada

8
ungkapan yang menyatakan ‫ليس بعد العيان بيان‬, tidak perlu ada penjelasan lebih lanjut
setelah sesuatu itu sendiri terang adanya.
Masih kata az-zarqani, alasan yang dikemukankannya itu jauh lebih tegas dari
rincian sekedar argumentasi yang dikedepankan al-Qadhi abi Bakr yang juga
menyatakan ketidakadaan teks dari rasulillah SAW, yang merangkaikan ilmu ilmu
al-makki wal- madani
Berlainan dengan az-Zurqani, yang menggolongkan ilmu al- makki wal-
madani ke dalam kelompok ilmu ilmu sima’i sebaian ulama yang lain diantaranya
al-Ja’bar memungkinkan seseorang untuk mengenali ilmu al- makki wal- madani
melalui pendekayan analogi disamping pendengaran (riwayat). Menurutnya, ada dua
cara untuk mengenali kelompok surah makkiyah dan kelompok surah madaniyah
yaitu dengan cara sima’i dan qiyasi. Cara sima’i ialah proses penurunan dan
penyampaian Al-qur’an itu sendiri kepada kita berjalan apa adanya,semantara yang
melalui qiyasi seperti ditegaskan Alqamah bin qays ialah berdasarkan sejumlah ciri
ciri khusus yang telah disebutkan sebelumnya.

E. Macam Macam Makkiyah dan Madaniyah


1. Surah Makkiyah Murni
Adapun yang termasuk kategori surah makkiyah murni adalah surah yang berisi
ayat-ayat yang seluruhnya berstatus makkiyah secara ijma’ dan tidak ada
perbedaan tentang status tersebut.
2. Surah Madaniyah Murni
Adapun yang termasuk kategori surah madaniyah murni adalah surah yang berisi
ayat ayat yang seluruhnya berstatus madaniyah seca ijma’ dan tidak ada
perbedaan tentang status tersebut.
3. Surah Makkiyah yang Berisi Ayat Madaniyah
Adapun yang termasuk kategori surah makkiyah yang berisi ayat ayat
madaniyah adalah surah yang memuat ayat ayat yang kebanyakan berstatus
makkiyah, akan tetapi didalamnya juga memuat ayat ayat madaniyah atau ada
perbedaan tentang status tersebut
4. Surah Madaniyah yang Berisi Ayat-ayat Makkiyah

9
Adapun yang termasuk kategori surah madaniyah yang berisi ayat makkiyah
adalah surah yang memuat ayat ayat yang kebanyakan berstatus madaniyah,
akan tetapi didalamnya juga memuat ayat ayat makkiyah atau ada perbedaan
tentang status tersebut

F. Faedah Mempelajari Ilmu Makkiyah dan Madaniyah Di Kalangan Ahli Al-


Qur’an
1. Ilmu makkiyah dan madaniyah sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi
klasifikasi berbagai periwayatan, pembenaran teks teks dan pembelaan terhadap
pelurusan kebenaran sejarah. Itulah sebebnya mengapa di dalam ilmu makkiyah
dan madaniyah banyak atau bahkan hampir keseluruhannya lebih dibutuhkan
dari pada ilmu asbabin-nuzul.
2. Dengan ilmu makkiyah dan madaniyah, seseorang mufassir atau yang lainnya
dapat mengenali dan sekaligus menelusuri jejek rangkaian fase fase dakwah
islamiyah dari awal hingga akhir dan sekaligus akan memperoleh inspirasi
dalam memunculkan cara cara yang prima dan membangun sistem berpikir
keislaman sepanjang zaman dan dalam seluruh keadaan.
3. Dengan mengenali ilmu makkiyah dan madaniyah, seseorang mampu
menghayati proses turunnya Al-Qur’an surah demi surah dan ayat demi ayat,
dari tempat satu ke tempat yang lain dan dari waktu ke waktu serta dari
kelompok sosial yang satu kepada kelompok sosial yang lain.
4. Dengan ilmu makkiyah dan madaniyah kita dapat mengetahui pensyariatan dan
hukum islam dan perkembangannya yang sangat bijaksana serta bersifat umum.
Dengan demikian, kita dapat meningkatkan keyakinan akan penyebaran islam
termasuk hukum yag ada di dalamnya yang demikian bijaksana dalam mendidik
umat manusia baik secera perorangan maupun kolektif.
5. Dengan ilmu makkiyah dan madaniyah, seseorang dapat mengetahui sejarah
perjalanan Nabi Muhammad SWA, dari cela cela ayat ayat Al-Qur’an. Turunnya
Al-Qur’an yang demikian rapi, teratur dan dilakukan secara bertahap namun
juga tuntas dapat dijadikan landasan dalam menapak tilas sejarah perjalanan dan
perjuangan Nabi Muhammad SAW.

10
6. Dengan ilmu makkiyah dan madaniyah, umat islam dapat meningkatkan
keyakinan akan kebenaran, kebesaran, kesucian dan kemurnian Al-Qur’an,
mengingat beta besar perhatian umat islam terhadap Al-Qur’an sejak di masa
masa awal penurunannya smpai perkembangannya, dan sejak dari masalah
masalah besar sampai dengan masalah masalah yang sekecil kecilnya.

KESIMPULAN

Makkiyah adalah sesuatu ayat atau surah yang diturunkan sebelum


hijrahnya Nabi saw. ada pula yang berpendapat bahwa makkiyah adalah sesuatu
yang diturunkan di Makkah. Juga ada beberapa ulama berpendapat bahwa
Makkiyah adalah sesuatu ayat surat yang ditunjukkan untuk ahli Makkah
Madaniyah adalah sesuatu ayat atau surah yang diturunkan sebelum
hijrah atau sesuatu yang diturunkan di Madinah atau sesuatu yang ditujukan oleh
penduduk Madinah.
setiap surah di mana terdapat kata (‫ كال‬kalla) adalah makkiyah. Lafadz ini
disebut dalam lima belas surah, mulai dari surah maryam hinggal al-humazah,
yang semuanya adalah surah surah makkiyah. Lafadz ini muncul sebanyak 33
kali, dan seluruhnya berada di paruh kedua urutan mushaf al-qur’an. Al hasan
bin aliy an-umaniy menyebutkan bahwa hikma dari keceradaan kata kalla pada
paruh kedua mushaf al-qur’an itu sebagian besar diturunkan di makkah. Maka
pengulangan kata tersebut dimaksudkan sibagai ancaman, kecaman, dan
pengingkaran terhadap mereka
Setiap surah di dalamnya ada redaksi “ya ayyuhal lazina amanu” ( ‫ياأيها الذين آمنو‬
) adalah surah madaniyah.Setiap surah yang menyebut kaum munafik adalah surah
madaniyah, kecuali surah al- Ankabut. Setiap surah yang menyebut kata hadd ( ‫حّد‬
( atau farida ( ‫ ) فريضة‬adalah surah madaniyah
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan para pakir ilmu ilmu al-qur’an
mengenai cara cara mengenali surat surat dan ayat ayat makkiyah dan madaniyah.
Az-Zarqani, misalnya menegaskan bahwa tidak ada jalan cara lain al-makki (surat/
ayat makkiyah) dan al- madani (surat/ ayat madaniyah) kecuali hanya berdasarkan

11
informasi yang sampai dari para sahabat dan tabi’in. Dengan kalimat ini,
pengetahuan tentang al-makki wal- madani tergolong dalam kelompok ilmu sima’i
(pendengaran/ periwayatan) yang tidak bisa direkayasa selain apa adanya.

DAFTAR PUSTAKA

Anshori,LAL, Ulumul Quran, cet. 3-Jakarta, Rajawali Pers, 2016

Bahruddin, Ilmu Al-Quran Teks dan Kontekstualisasi (Efistimologi dan linguistik


Bahasa),cet. I, Haura Utama,2022

Mardan, Al-Quran Sebuah Pengantar, cet. XI, Madzab Ciputat, 2010

http://www.academia.edu/35535318/MakalahMakkiyah_Madaniyah
Study_Al.Quran

12

Anda mungkin juga menyukai