Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Al-Quran adalah kitab Allah yang diturunkan kepada pungkasan semua nabi aliyas nabi
terakhir, logisnya jika sesuatu dikatakan terakhir maka tidak akan ada sesuatu yang akan
menyusulnya kemudian. Al-quran sebagai kitab yang terakhir dan diturunkan pada nabi yang
terakhir scara otomatis menyatakan bahwa tidak akan ada lagi kitab Allah yang diturunkan dan
nabi yang yang diutus sampai ruang dan waktu lenyap. Lalu bagaimana dengan perubahan zaman
dari zaman pertengahan ke zaman modern kemudian ke zaman pos modern dan dilanjut zaman
sekarang ini yakni zaman millennial. Ayat-ayat makkiyah dan madaniyah mengajarkan kita
bgaiamana tentang strategi berdakwah, tahap tahap penting dalam berkomunikasi, dan
menempatkan sesuatu pada fan dan fak nya masing masing.

Mengidentifikasi ayat-ayat makkiyah dan madaniyah diharapkan dapat meminimalisir penda’i


yang dalam dakwahnya terkadang tidak relevan dan koheren dengan yang diajarkan Rosulullah
dan strategi pengelompokan ayat-ayat tersebut.

2. Rumusan masalah
a. Apakah definisi makkiyah dan madaniyah
b. Apakah perhatian ulama terhadap urgensi ayat makki dan madani?
c. Apakah contoh ayat-ayat makki dan madani?
d. Faedah mengetahui ayat makki dan madani?
e. Apakah ketentuan dan ciri khas ayat makki dan madani?
3. Maksud dan Tujuan

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dalam menganalisis ayat
al-quran yang nantinya beimbas pada metode dakwah kemudian selain itu , makalah ini juga
bertujuan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah. namun, lebih lanjut sebenarnya adalah untuk
meningkatkan ompetensi diri dan memehami materi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Definsi Makkiyah dan Madaniyah

Ayat-ayat makkiyah scara bahasa berarti ayat yang diturunkan di mekah. Scara
lebih konfrehenssif ayat makkiyah adalah ayatal- Quran yang diturkan di makkah dalam
selama kurnga lebih 12 tahun 5 bulan 15 hari, dari turunya ayat pertama sampai dengan
hijrah ke madinah. Permasalahan pokok ayat makkiyah adalah ketauhidan. Dengan corak
bahasa yang mengandung ancaman-ancaman dan menggebu gebu dan arah tujuan ayatnya
adalah penduduk makkah.

Ayat madaniyyah adalah ayat ayat al-Quran yang dirturunkan setelah hijrah ke
madinah dengan arah tujuannya adalah penduduk madinah, permasalahan pokok ayayat-
ayat madani adlaha tentang syari’ah, ayat madaniyah mulai turun saat hijrah sampai dengan
wafatnya Nabi SAW. Ciri khas ayat madaiyah adalah panjang-panjang dan berbicara
mengenai hokum islam dan muamalah lainya.

Adapun mengenai definisi terdapat beberapa teori tentang makki dan madani
diantaranya sebagai berikut:

1) Teori Mulaahazhatu Makaanin Nuzuli (Teori Geografis).

Menurut teori ini ayat atau surat Makkiyah adalah ayat yang diturunkan di Mekkah
dan sekitarnya baik sebelum nabi Muhammad Hijrah maupun sesudah beliau hijrah ke
Madinah. Termasuk dalam kategori ini adalah ayat yang turun di Mina, Arafah, Hudaibiyah
dan sebagainya.

Sedangkan ayat Madaniyah adalah ayat yang diturunkan di daerah Madinah dan
sekitarnya, sehingga dalam hal ini ayat yang diturunkan di Badar, Qubq, Uhud dan lain
sebagainya dapat dikategorikan sebagai Madaniyah.

2) Teori Mulaahazhatu Mukhaathabiina Fin Nuzuuli (Teori Subjektif).

2
Yaitu teori yang berorientasi pada subyek siapa yang dikhitab atau yang dipanggil
dalam ayat. Jika subjeknya adalah orang-orang Mekkah yang biasanya memakai kata “Ya
Ayyuhan Naasu” (wahai Manusia), “Ya Ayyuhal Kafiruun” (wahai orang-orang kafir) atau
“Ya Bani Adama” (wahai anak Adam) maka ayat tersebut dinamakan Makkiyah, begitu
juga apabila yang dipanggil adalah orang madinah yang biasanya menggunakan kata “Ya
Ayyuhal Ladzina Aamanuu” (Wahai Orang-orang yang beriman) maka ayat tersebut
dinamakan Madaniyah.

3) Teori Mulaahazhatu Zamaanin Nuzuuli (Teori Historis).

Yaitu teori yang berorientasi pada sejarah waktu turunnya al Qur’an. Yang
dijadikan tonggak sejarah oleh teori ini adalah hijrahnya Nabi dari Mekkah ke Madinah.
Artinya, ayat atau surat yang diturunkan sebelum Nabi Hijrah ia disebut dengan ayat
Makkiyah dan ayat yang diturunkan sesudah Nabi Hijrah disebut dengan ayat Madaniyah.

4) Teori Mulaahazhatu Ma Tadhammanat as Suuratu (Teori Content Analysis).

Yaitu teori yang mendasarkan kriterianya dalam membedakan Makkiyah dan


madaniyah kepada isi dari ayat atau surat tersebut.

2. Perhatian ulama terhadap ayat makki dan madani

Para ulama begitu tertarik mempelajari ilmu tentang makki dan madani. Para ulama sangat
memperhatikan Qur’an dengan cermat, mereka menertibkan surah-surah sesuai dengan tempat
turunya. Mereka mengatakan misalnya: “surah ini diturunkan setelah itu,.” dan bahkan dan bahkan
lebih cermat lagi mereka senantiasa membedakan antara yang diturunkan di malam hari dengan
yang diturunkan di malam hari, yang ditirunkan di musim panas dan musim dingin, dan diantara
waktu bebergian dan waktu berberada di rumah.

Yag terpenting dipelajari ulama pada bahasan makki dan madani ialah :

1) Mana yang diturukan di Mekah dan Madinan dan aman yang diperselisihkan.
2) Ayat-ayat makiyah dalam surat madaniyah.

3
3) Ayat-ayat madaniyah dalah surat makiyah
4) Ayat yang diturunkan di makkah namun dihukumi madani.
5) Ayat ayat yag serupa dengan yang diturunkan di di Madinah dalam kelompok makki.
6) Ayat-ayat yang dibawa dari Mekkah ke Madinah.
7) Ayat-ayat yang dibawa dari Madinah ke Mekkkah
8) Ayat-ayat yang tuurun dimusim dingin dan musim panas.
9) Ayat-ayat yang turun diwakyu menetapa dan di waktu dalam perjalanan.

Inilah macam macam ilmu Qur’an yang pokok, berkisar di sekitar makki dan madani. Oleh
karena ada bidang khusus dalam ulumu al-Quran yakni Ilmu al makki dan madani.

3. Beberapa contoh dalam Al-Qur’an


a. Pendapat yang paling mendekati kebenaran tentang bilangan surah makkiyah dan
madaniyah ialah bahwa madaniah ada dua puluh surah:
1) Al- Baqoroh
2) Ali ‘Imron
3) An-Nisa
4) Al-Maidah
5) Al-Anfal
6) At-Taubah
7) An-Nur
8) Al-Ahzab
9) Muhammad
10) Al-Fath
11) Al-Hujurat
12) Al-Hadid
13) Al-Mujadalah
14) Al-Hasyr
15) Al-Mumtahanah
16) Al-Jumu’ah
17) Al-Munafiqun
18) At-Thalaq
19) At-Tahrim
20) An-Nasr
b. Sedang yang diperselisihkan terdapat dua belas surah diantaranya surah al-Fatihah, ar-
Ra’du, ar-Rahman, as-Saff, at-Taghabun, at-Taffif, al-qodr, al-Bayyinah, az-Zalzalah,
al-Ikhlash, al-Falaq dan an-Nas.

4
c. Sementara surat selain yang disebut di atas dihukumi surat makkiyah, terdapat delapan
puluh dua surat jadi total semuanya adalah 114 surah.
d. Ayat makkiyah dalam surah madaniah, dengan menamakan sebuah surah makiyah atau
madaniyah bukan berarti semua ayat didalamnya adalah makkiyah atau madaniah.
Dalam al-Qur’an ialah dalam surah al-Anfal ayat 30 dan ayat 64.
e. Ayat-ayat madaniah dalam surat makkiyah misalnya surah Al-An’am. Ibnu Abbas
berkata “surah ini diturunkan sekaligus di makkah kecuali tiga ayat diturunkan di
madinah yaitu ayat 151 sampai dengan ayat 153. Kemudian surah Al-Hajj adalah
makkiyah kecuali tiga ayat yang diturunkan di madinah yakni dari firman Allah yang
dimulai “Inilah dua golongan yang bertengkar mengenai tuhan mereka...” ayat 19
sampai ayat 21.
f. Ayat yag diturunkan di makkah namun dihukumi madaniah. Yakni Al-Hujurat ayat 13.
Ayat ini diturunkan di Mekah pada haripenaklukan kota Mekkah, tetapi sebenarnya
Madaniah karena diturunkan sesudah hijrah. Disamping itu sruanya bersifat umum.
Ayat seperti ini tidak dinamakan scara pasti namun ulama mengatakan “ayat yang
turunya di mekkah sementara hukumnya madinah.
g. Ayat yang diturunkan di madinah sementara hukumnya makkiyah. Para ulama
memberi contoh surat al-Mumtahanah. Surat ini dari segi turunya adalah di Madinah
tapi seruanya ditunjukan kepada orang musyrik Makkah, sama dengan permulaan surah
Al-Taubat.
h. Ayat yang serupa dengan yang diturunkan di Mekkah dalam Madani. Yang dimaksud
oleh para ulama ialah ayat-ayat yang dalam surat yang dalam surat madaniyah tetapi
mempunyai gaya bahasa dan ciri-ciri umum surah makkiyah. Contoh firman Allah
dalam surah al-Anfal ayat 32.
i. Yang serupa dengan yang diturunkan di Madinah dalam surah Makki .maksud para
ulama ialah kebalikan dari yang dibahas sebelumnya. Contohnya ialah firman Allah
dalam surah an-Najm ayat 32.
j. Ayat yang dibawa dari makkah ke madinah. Seperti surah Al-Al’la. Diriwayatkan oleh
Bukhari al-Barra yang mengatakan, “orang yang pertama kali datang kepada kami dari
shabat nabi adalah Mus’ab bin Umair dan Ibn Umi Maktum. Keduanya membacakan
surah kepada kami. Sesudah itu datanglah Amar, Bilal, dan sa’ad. Kemudian datanglah

5
Umar bin Khatab sebagai orang yang kedua puluh. Baru selesai itu datanglah Nabi, aku
melihat penduduk madinah bergembira setelah aku membacakan “sabbihisma
robbukal A’la..” dari antara surah yang semisal denganya.” Penegrtia ini cocok seperti
ayat al-Quran yang dibawa oleh kaum muhajirin kemudian diajarkan kepada kaum
anshar.
k. Ayat yang dibawa dari Madinah ke Mekah. Ialah awl surah al-Baro’ahh ,yaitu ketka
rosulullah SAW. Memerintahkan kepada abu bakar untuk berhaji pada tahun
kesembilan. Jketika awal surah Al-Baroah turun, Rosul memerintakan Ali bin Abi
Thalib untuk membawa ayat tersebut kepada Abu Bakaragar ia samapaikan kepada
kaum Musyrikin mekah.
l. Ayat yang turun pada siang dan malam hari . kebanyakan ayat itu turun pada siang hari.
Mengenai yang turun pada malam hari Abu Qosim al-Hasani bin Muhammad bin
Habib an-Naisaburi, bliau menyebutkan contoh, diantaranya ialah bagian terakhir surat
ali Imron lebih tepatnya dalam riwayat Aisyah r.a. : Bilal datang kepada Nabi untuk
memberitahukan waktu shalat subuh, tetapi ia melihat Nabi sedang Menangis ia
bertanya:” rosul kenapa engkau menangis?” Nabi menjawab “bagaimana saya tidak
menangis , padahal tadi malam diturunkan kepadaku “Sesungguhnya pada penciptaan
lsngit dan bumi serta pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang orang yang beraka”(Ali ‘Imron :190)
m. Yang turun di musim panas dan dingin. Dalam shahih Muslim, dari Umar
dikemukakan: “Tidak ada seriing kutanyakann kepada rosulullah tentang sesuatu
seperti pertanyaanku mengenai kalalah. Dan iapun tidak pernah bersikap kasar
tentang sesuatu urusan seperti sikapnya kepadaku mengenai soal kalalah ini; smpai-
sampai ia menekan dadaku dengan jarinya sambil berkata “Umar, belum cukuplah
bagimu satu ayat tentang dturunkanya pada musim panas yang terdapat di akhir surat
An-Nisa.
4. Faedah atau manfaat mengetahui ayat ayat makki dan madani.
a. Untuk dijadikan alat bantu dalam menafsirkan al-Qur’an, sebab pengetahuan mengenai
turunya ayat mengenai tempat turun ayat dpat membantu memahami ayat tersebut dan
menafsirkannya dengan tafsiran yang benar.

6
b. Meresapi gaya bahasa Qur’an dan memanfaatkanya dalam metode berdakwah menuju
jalan Allah, sebab setiap situasi mempunyai bahasa tersendiri. Memperhatikan apa
yang dikhendaki oleh situasi, merupakan arti paling khusu dalam ilmu retorika.
Karakteristik gaya bahasa makki dan madani dalam Quran pun memberikan kepada
orang yang mempelajarinya sebuah metode dalam penyampaian dalam dakwah ke jalan
Allah yang sesuai dengan kejiwaan lawan berbicara dann menguasai pikiran dan
perasaan serta mengatasi apa yang adal dalam dirinya dengan penuh kebijaksanaan.
Setiap tahapan dakwah mempunyai topik dan pola penyampaian tersendiri . pola
penyampaian itu berbeda-beda, sesuai dengan perbedaan tata cara , keyakinan dan
kondisi lingkungan. Hal ini demikian nampak jelas dalam berbagai cara Quran
menyeru berbagai golongan: orang yang beriman, yang musyrik, yang munafik, dan
ahli kitab.
c. Mengetahui sejarah hidup nabi melalui ayat-ayat Quraan sebab turunya wahyu kepada
Rasulullah sejalan dengan dakwah dengan segala peristiwanya, baik pada periose
mekah mupun periode madinah, sejak permulaan turun wahy hingga ayat terakhir
diturunkan. Qur’an adalah sumber pokok bagi peri hidup Rasullalah. Peeri hidup beliau
yang diriwayatkan ahli sejarah harus sesuai dengan Qura’an dan Qur’an pun
memberikan kata aau putus terhadap perbedaan riwayat yang mereka riwayatkan.
5. Pearbedaaan antara makki dan madani serta ciri khasnya masing-masing

Utuk membedkan antera makki dan madani papa ulama mempunyai tiga macam pandangan
yang masing masing punya pandangan tersendiri, diantaranya :

Pertama, dar segi waktu turunya. Makki adlah ayat yang turun sebekum hijrah ke madinah
walupun bukan di Mekah. Madani adalah ayat yang turun setelah hijrah walauun bukan di
Madinah.

Kedua, dari segi tempat turunya. Makki ialah ayat yang turun di Mekah dan sekitarnya seperti
Mina, Arafah, dan Hudaibiyah. Sementara Madani adalah ayat yang turun di Madinah dan
sekitarnya seperti ‘Uhud, Quba dan Sil.

Ketiga dari segi sasaranya. Makki adlah ayat ayat yang tunjukanya kepada masyarakat Mekah.
Sementara madani seruanya adalah untuk kepada penduduk madinah.

7
Adapun dibawah ini merupakan ciri khas antara ayat makki dan madani

1) Ketentuan makki dan Ciri khas temanya.


 ketentuan makki
a. Setiap surah yyang mengandung ayat sajdah.
b. Setipa surah yang mengandunb
c. Setiap surah yang terkadung di dalamya lafadz kalla.
d. Setia surah yang mengandung “Ya-iyuuhannas”
e. Setiap surah yang mengandung kisah para nabi dan umat terdahulu
f. Setiap surah yang dibukan dengan huruf huruf singkatan atau fawatihusuwar
 Ciri khas makki dari segi tema dan bahasanya
a. Ajakan kepada tauhid dan ibadah kepada Allah, pembuktian mengenai risalah
kebangkian dan hari akhir, hari kiamat, neraka dan siksa, surga dan nikmatnya,
arumentasi kepada umat musyrik dengan bukti rasional melalui ayat kauniah.
b. Peletakan dasar-dasar umum bagi perundang undangan dan akhlaq mulia yang
menjadi dasar pembentukan masyarakat, dan penyimpakan dosa-dosa orang
musyrik dan penguburan hidup hidup bayi perempuan.
c. Menyebutkan kisah para nabi dan umat terdahulu sebagai pelajaran bagi para orang
musyrik.
d. Suku katanya pendek-pendek namun disertai suku data yang mengesankan sekali,
pertanyaan singkat.
2) Ketentuan Madani dan Ciri khasnya
 Ketentuan madaniah
a. Setiap surah yang berisi tentang kewajiban atau had adalah madani.
b. Setiap surah yang didalamnya disebutkan orang munafik adalah surah madaniah.
Terkecuali surah al-Ankabut adalah makkiah.
c. Setiap surah yang didalamnya terdapat dialog dengan ahli kitab adlah madaniah.
 Ciri khas madaniah dari segi tema dan bahasanya
a. Menjelaskan ibadah muamalah dan had, kekeluargaan warisan, jihad, hubungan
internasional, hubungan sosial baik di wktu damai atau saat perang, kaidah
hukumm dan perundang undangan.

8
b. Seruan terhadap ahli kitab dari kalangan yahudi dan nasrani, dan ajakan kepada
mereka untuk masuk islam, penjelasan mengenai pengingkaran mereka terhadap
kitab Allah.
c. Menyingkap perilaku orang munafik, menganalisis kondisi kejiwaanya, membuka
kedoknya dan memberitahukan bahwa mereka berbahaya bagi agama.
d. Suku data dan ayatnya panjang panjangdengan gaya bahasa yang memantapkan
syari’at serta menjelaskan tujuan dan sasaranya.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ayat makkiah adalah ayat yang scara geografis turun di Mekah, dalam kurun waktu dari
pertama kali rosul menerima wahyu sampai dengan hijrah ke madinah. Adapun dari segi seruanya
itu ditujukana kepada masyarakat Mekah dan menggunakan bahasa yang pendek namun dengan
kosa kata yang indah. Adapun pokok dari ayat Makkiah adalah dasar dasar ketauhidan dan
penyingkapan kesalahan kesalahan kaum Musyrikin baik melalui ayat kauniah maupun kisah-
kisah umat terdahulu.

Ayat madaniah adalah ayat yang diturunkan di madinah dalam kurun waktu dari rosulullah
hijrah sampai dengan wafatnya, seruanya ditujukan kepada masyarakat madinah. Ayat ayat
madaniah berisi tentang perundang undangan dan hukum syariat. Selain itu juga isi dari ayat
madaniah yakni ayat-ayat tentang ahli kita dan kesalahnya. ayat-ayat madaniah mempunyai ciri
yanng panjang-panjang dan dengan kosakaa yang menetapkan syariat.

B. Saran

Memahami al-Quran sagat penting bagi kehidupan kita, kita sebagi generasi perubahan
sebaiknya mencontoh metode dakwah rosul mengenai makkiah dan madaniah. Dimana ayat
makkiah itu mengenai penyediaan lahan subur untuk menanam benih islam. Sementara madaniah
trntag bagaimana merawat islam. Sehingga sekarang kita tidak gelagapan dalam mengamalkan dan
berdakwah di masyarakat banyak.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qattan, Manna Kholil 2012. Studi ilmu-ilmu Qur’an. Litera AntarNusa. Halim Jaya.
Bogor

Drajat, Amroeni 2017. Ulumul Qur’an. Kencana. Depok

Drs. Ahsin W. Al- Hafidz, M.A. 2006. Kamus Ilmu Al-Qur’an. Amzah. Jakarta.

Ma’rifat M. Hadi. 2007. Sejarah Al-Quran. Al-Huda. Jakarta

Jalaluddin Imam. 2008. Studi Al’Quran Komprehensif. Indiva Pustaka. Jajar Surakarta.

As-Shalih Subhi. 1995. Membahas Ilmu-Ilmu Al-Quran. Pustaka Firdaus. Jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai