Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

AYAT-AYAT MAKKIYAH DAN MADANIYAH


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ulumul Al-Qur’an

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

1. DELA FITRI ANGGRIA (2110206004)


2. FINA FEBRIYANTI (2110206013)
3. ILEN TRISNAWATI (2110206047)

DOSEN PENGAMPU:

Dr.OKI MITRA, M.PdI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN KERINCI

TAHUN 2022/1443 H

1
PEMBAHASAN
A. Definisi Makkiyah Dan Madaniyyah.

Surat makkiyyah adalah ayat–ayat yang di turunkan di Makkah selama 12 tahun 5 bulan 13
hari, terhitung sejak tanggal 17 Ramadhan tahun ke-14 dari kelahiran Nabi ( 6 Agustus 610 M )
sampai tanggal 1 Rabi’ul Awwal tahun ke-54 dari kelahiran Nabi. Sedangkan surat Madaniyyah
adalah ayat-ayat yang di turunkan sesudah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah selama 9 tahun
9 bulan 9 hari, terhitung sejak Nabi hijrah ke Madinah sampai tanggal 9 Dzulhijjah tahun 63 dari
kelahiran Nabi.

Ada beberapa definisi tentang Makkiyah dan Madaniyah yang berbeda satu sama lain.
Perbedaan ini disebabkan oleh berbedanya kriteria yang ditetapkan untuk menetapkan
Makkiyah atau Madaniyah sebuah surat atau ayat.
Adapun kriteria tersebut diantaranya :

a. Berdasarkan tempat turunnya

“ Makkiyah ialah suatu ayat yang diturunkan di Mekkah, sekalipun sesudah hijrah, sedang
Madaniyah ialah yang diturunkan di Madinah”.

Berdasarkan rumusan di atas, Makkiyah adalah semua surat atau ayat yang dinuzulkan di
wilayah Mekkah dan sekitarnya. Sedangkan Madaniyyah adalah semua surat atau ayat yang
dinuzulkan di Madinah. Adapun kelemahan pada rumusan ini karena tidak semua ayat Al Quran
dimasukkan dalam kelompok Makkiyah atau Madaniyah. Alasannya ada beberapa ayat Al Quran
yang dinuzulkan jauh di luar Mekkah dan Madinah. Bahkan, ada sebagian ulama’ yang
mendasarkan penentuan Makkiyah atau madaniyah sebuah surat atau ayat berdasarkan masal
nuzul surat atau ayat.

Ada juga yang berpendapat bahwa surah Makkiyah adalah yang turun di Mekah dan
sekitarnya, seperti Mina, Arafah dan Hudaibiyah. Dan surah Madaniyah ialah yang turun di
Madani dan sekitarnya seperti Uhud, Quba dan Sili’.

b. Berdasarkan waktu turunnya

“ Makkiyyah ialah ayat yang diturunkan sebelum Nabi hijrah ke Madinah, sekalipun turunnya
di luar Mekkah, sedang Madaniyah ialah yang diturunkan sesudah Nabi hijrah, sekalipun
turunnya di Mekkah”.

Dibanding dua rumusan sebelumnya, tampaknya rumusan ini lebih populer karena di
anggap tuntas dan memenuhi unsur penyusunan ta’rif (definisi).

c. Berdasarkan obyek atau sasarannya

“Makkiyah ialah ayat yang khittabnya/panggilannya ditujukan kepada penduduk


Mekkah, sedang Madaniyah ialah yang khittabnya ditujukan kepada penduduk Madinah”

2
Berdasarkan rumusan di atas, para ulama menyatakan bahwa setiap ayat atau surat yang
dimulai dengan redaksi ‫الناس‬ ‫أيها‬ ‫يا‬ (wahai sekalian manusia) dikategorikan Makkiyah, karena pada
masa itu penduduk Mekkah pada umumnya masih kufur. Sedangkan ayat atau surat yang
dimulai dengan ‫أمنوا‬ ‫الذين‬ ‫أيها‬ ‫يا‬  (wahai orang-orang yang beriman) dikategorikan Madaniyah,
karena penduduk Madinah pada waktu itu telah tumbuh benih-benih iman di dada mereka.
Namun, pada kenyataannya tidak semua ayat Al-Qur’an didahului oleh kata-kata tersebut.
Misalnya surat Al-Baqarah ayat 2 termasuk kategori Madaniyah, padahal di dalamnya ada salah
satu, yaitu ayat 21 dan 168 yang dimulai dengan lafadz  ‫الناس‬ ‫أيها‬ ‫يا‬

d. Berdasarkan bahan pembicaraannya

Makkiyah adalah ayat atau surat yang memuat cerita umat dan para Nabi terdahulu.
Sedang ayat atau surat Madaniyah berisi tentang hukum hudud, faraid, dan sebagainya. ( Subhi
Salih, Mabahith fi Ulum.,168. Abdul Djalal, Ulumul Qur’an.Hlm.86)

Kriteria ini didasarkan pada riwayat Hisyam dari ayahnya,al-Hakim.

“semua surat yang memuat aturan-aturan,ketentuan-ketentuan, maka ia termasuk surat


Madaniyah, dan semua surat yang memuat tentang peristiwa masa lampau, maka ia termasuk
kategori Makkiyah”.( Az-Zarkasyi,al-Burhan fi Ulum.Hlm. 1:241)

Kelebihan teori ini adalah kriterianya jelas, sehingga mudah difahami dari segi
pembicaraannya. Sedang kelemahan teori ini adalah dari sisi pelaksanaan pembedaan antara
Makkiyah dan Madaniyah yang tidak praktis, karena harus mempelajari isi kandungan di dalam
ayat atau surat Al Quran.

B. Tanda-Tanda Surat Makkyahi dan Madaniyyah

Ayat-ayat Makkiyah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Ayat Makkiyyah umumnya pendek-pendek.


2. Dalam surat Makkiyyah terdapat perkataan “ya ayyuhan nas ( hai sekalian manusia)”.
3. Ayat-ayat Makkiyyah umumnya mengandung hal-hal yang berhubungan dengan  akidah
( keimanan ).
4. Mengesakan Allah.
5. Mengajak ke khittah islam.
6. Tentang hari kiamat.
7. Serta memuat kisah-kisah tentang para nabi terdahulu.
8. Surat-surat Makkiyah mencapai 2/3 satu mushaf al-Quran.

Sedangkan ciri-ciri surat Madaniyyah adalah sebagai berikut :

1. Pada umumnya ayat-ayatnya panjang.


2. Menjelaskan hukum-hukum waris.
3. Pembatasan atau peraturan pada agama.
4. Hak-hak yang diperoleh kaum muslim.
5. Menjelaskan tentang Jihad fi sabilillah.

3
6. Dalam surat Madaniyyah menggunakan kalimat ya ayyuhal lazina amanu ( hai orang-orang
yang beriman ).
7. Umumnya mengandung hal-hal yang berhubungan dengan syari’ah.

KH. Quraish Syihab juga mencirikan secara detail tentang surah-surah Makkiyah dan
Madaniyahnya sebagai berikut :

Ciri-ciri khusus Makkiyah sebagai berikut :

1. Mengandung ayat Sajadah


2. Terdapat lafaz Kalla.
3. Terdapat seruan ayuhannas dan tidak terdapat ya-ayyuhallazina amannuu, terkecuali dalam
surah al-Hajj yang diakhirnya terdapat ya Ayyuhalladzinina aamannu irka’u wasjudu (ayat 77
s.22). kebanyakan ulama mengatakan bahwa surat itu Makkiyah. Surat-surat yang
dikecualikan ialah surat al-Baqarah (ayat 21 nya diawali dengan ya ayyuhannas dan ayat 168)
dan surah an-Nissa ayat 33.
4. Mengandung kisah nabi-nabi dan umat yang telah lalu, terkecuali surah al-baqarah.
5. Terdapat kisah Adam dan Idris, terkecuali surah al-Baqarah.
6. Surat-suratnya dimulai dengan huruf at-Tahajji, terkecuali surah al-Baqarah dan Ali imran.

Ciri-ciri khusus surat Madaniyah :

1. Di dalamnya terdapat izin berperang, atau ada penerangan tentang hal perang dan
penjelasan tentang hukum-hukumnya.
2. Di dalamnya terdapat penjelasan bagi hukuman-hukuman tindak pidana, faraid hak-hak
perdata, peraturan-peraturan yang bersangkut paut dengan bidang keperdataan,
kemasyarakatan, dan kenegaraan.
3. Di dalamnya tersebut tentang orang-orang munafik, kecuali surat al-Ankabut yang
diturunkan di mekkah.
4. Di dalamnya didebat para ahli kitab dan mereka diajak tidak berlebih-lebihan dalam
beragama, seperti kita dapati dalam surah al-Baqarah, An-Nissa, Ali Imran, Attaubah, dll.

C. Macam-macam surat Makkiyah dan Madaniyah

Berikut merupakan surat-surat yang tergolong Makkiyah dan Maddaniyah.

Surat-surat al-makkyah : Al-Fatihah, Al-An’aam, Al-A’raaf, Yunus,Huud,Yusuf, Ibrahim, Al-Hijr,


An-Nahl, Al-Isroo’, Al-Kahfi, Maryam, Thaha, Al-Anbiya’, Al-Mu’minuun, Al-Furqaan, Asy-
Syu’aro’, An-Naml, Al-Qashash, Al-Ankabuut, Ar-Ruum, Luqman, As-Sajdah, Sabaa, Al-Faathir,
Yaasiin, Ash-Shaffaat, Shaad, Az-Zumar, Ghaafir, Fushshilat, Asy-Syuuroo, Az-Zukhruf, Ad-
Dukhoon, Al-Jaatsiyah, Al-Ahqaaf, Qaaf, Adz-Dzaariyaat, Ath-Thuur, An-Najm, Al-Qamar, Al-
Waaqi’ah, Al-Mulk, Al-Qalam, Al-Haaqqah, Al-Ma’aarij, Nuuh, Al-Jin, Al-Muzzammil, Al-
Muddatstsir, Al-Qiyaamah, Al-Muraasalaat, An-Naba’, An-Naazi’aat ,Abasa,At-Takwiir, Al-
Infithaar, Al-Muthaffifiin, Al-Insyiqaaq,Al-Buruuj, Ath-Thaariq, Al-A’laa, Al-Ghaasyiyah, Al-Fajr,Al-
Balad, Asy-Syams, Al-Lail, Adh-Dhuhaa, Al-’Ashr, At-Tiyn,Al-’Alaq, Al-Qadr, Al-’Aadiyaat, Al-

4
Qaari’ah, At-Takatsur, Al-Ashr,Al-Humazah, Al-Fiyl, Quraisy, Al-Maa’uun, Al-Kautsar, Al-
Kaafiruun,Al-Masad, Al-Ikhlaash, Al-Falaq, An-Naas.

Surat-surat al-madaniyyah : Al-Baqarah,Ali Imran,An-Nisaa’,Al-Maa`idah,Al-Anfaal,At-


Taubah, Ar-Ra’d, Al-Hajj, An-Nuur,Al-Ahzaab, Muhammad, Al-Fat-h, Al-Hujuroot, Ar-Rahman, Al-
Hadiid, Al-Mujaadalah, Al-Hasyr, Al-Mumtahanah, Ash-Shaf, Al-Jumu’ah, Al-Munaafiquun, At-
Taghaabun, Ath-Thalaaq, At-Tahriim, Al-Insaan, Al-Bayyinah, Al-Zalzalah, An-Nashr.

Surat yang Diperselisihkan :

1. Al Fatihah
2. Ar Ra’d
3. Ar Rahman
4. Ash Shaf
5. At Taghabun
6. At Tathfif
7. Al Qadr
8. Al Bayyinah
9. Al Zilzalah
10. Al Ikhlash
11. Al Falaq
12. An Naas

 ( Fahd Bin Abdurrahman, Ulumul Quran: Studi Kompleksitas Al-Qur’an ...  hal  166-167)

1. Ayat-ayat Makkiyah dalam Surah Madaniyah

Dari sekian contoh-contoh dalam surat Madaniyah, ialah surat al-Anfal adalah
Madaniyah, tetapi banyak ulama mengecualikan ayat : 

َ ۗ ‫ك اَ ْو ي ُْخ ِرج ُْو‬


‫ك‬ َ ‫ك الَّ ِذي َْن َك َفر ُْوا لِي ُْث ِب ُت ْو‬
َ ‫ك اَ ْو َي ْق ُتلُ ْو‬ َ ‫َوا ِْذ َيمْ ُك ُر ِب‬
‫َو َيمْ ُكر ُْو َن َو َيمْ ُك ُر هّٰللا ُ َۗوهّٰللا ُ َخ ْي ُر ْال ٰمك ِِري َْن‬
 “Dan (ingatlah) ketika orang kafir (quraisy) membuat  maker terhadapmu untuk
menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka membuat
maker, tetapi Allah mengagalkan makar mereka. Dan Allah sebaik-baik pembalas
makar”. (al-Anfal :30)

Mengenai ayat ini Muqatil mengatakan ”Ayat ini diturunkan di Mekah, zahirnya
menunjukan demikian sebab ia mengandung makna apa yang dilakukan oleh orang-orang
musrik di ”Darun Nadwah ketika mereka merencanakan makar tehadap Rasulullah sebelum
Hijrah.

2. Ayat-ayat Madaniyah dalam surah Makkiyah


Surah al-Hajj adalah Makkiyah. Tetapi ada tiga ayat yang madaniyah, yaitu ayat 19-21.

5
(١٩) ْ‫صبُّ ِمن‬ َ ‫ار ُي‬ ْ ‫صم ُْوا ِفيْ َرب ِِّه ْم َفالَّ ِذي َْن َك َفر ُْوا ُق ِّط َع‬
ٍ ۗ ‫ت َل ُه ْم ِث َيابٌ مِّنْ َّن‬ َ ‫اخ َت‬ ِ ‫ٰه َذ‬
ْ ‫ان َخصْ ٰم ِن‬
‫) َو َل ُه ْم َّم َقا ِم ُع ِمنْ َح ِد ْي ٍد‬٢١(ۗ ‫ُط ْون ِِه ْم َو ْال ُجلُ ْو ُد‬ُ ‫) يُصْ َه ُر ِبهٖ َما فِيْ ب‬٢٠( ‫َف ْو ِق ُرء ُْوسِ ِه ُم ْال َح ِم ْي ُم‬
“Inilah dua golongan (golongan mukmin dan kafir) yang bertengkar, mereka bertengkar
mengenai Tuhan mereka. Maka bagi orang kafir akan dibuatkan pakaian-pakaian dari api
(neraka) untuk mereka. Ke atas kepala mereka akan disiramkan air yang mendidih. Dengan
(air mendidih) itu akan dihancurluluhkan apa yang ada dalam perut dan kulit mereka. Dan
(azab) untuk mereka cambuk-cambuk dari besi”

3. Madaniyah mirip Makkiyah

Yang dimaksund oleh para ulama di sini ialah ayat-ayat yang terdapat dalam surat
Madaniyah tetapi mempunyai gaya bahasa dan ciri-ciri umum seperti surat Makkiyah.
Contohnya di dalam firman Allah dalam surah Al-Anfal yang madaniyah:

‫ار ًة م َِّن ال َّس َم ۤا ِء اَ ِو اْئ ِت َنا‬ َ ‫َوا ِْذ َقالُوا اللهم ِانْ َك‬
َ ‫ان ٰه َذا ه َُو ْال َح َّق ِمنْ عِ ْند‬
َ ‫ِك َفاَمْ طِ رْ َع َل ْي َنا ح َِج‬
ٍ ‫ِب َع َذا‬
‫ب اَلِي ٍْم‬
”Dan (ingatlah) ketika mereka golongan musrik-berkata, ”Ya Allah, Jika benar Al-Qur’an ini
dari Engkau, Hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab
yang pedih.” (Al-Anfal:32)

Hal ini dikarenakan permintaan kaum musyrikin untuk disegerakan azab adalah di Mekah.

4. Makkiyah mirip Madaniyah

Yang dimaksud oleh apara ulama, ialah kebalikan dari yang sebelumnya. Mereka memberi
contoh dengan firman Allah dalam surah An-Najm:

‫َّك َواسِ ُع ْال َم ْغف َِر ۗ ِة ه َُو اَعْ َل ُم ِب ُك ْم ا ِْذ‬ َ ‫ِش ِااَّل اللَّ َم ۙ َم اِنَّ َرب‬ َ ‫اَلَّ ِذي َْن َيجْ َت ِنب ُْو َن َك ٰۤب ِٕى َر ااْل ِ ْث ِم َو ْال َف َواح‬
ُ ‫ض َوا ِْذ اَ ْن ُت ْم اَ ِج َّن ٌة فِيْ ب‬
‫ُط ْو ِن اُم َّٰه ِت ُك ۗ ْم َفاَل ُت َز ُّك ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ۗ ْم ه َُو اَعْ َل ُم ِب َم ِن‬ ِ ْ‫اَ ْن َشا َ ُك ْم م َِّن ااْل َر‬
‫ا َّت ٰقى‬
 “Yaitu mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji selain kesalahan-
kesalahan kecil”. (an-Najm :32)

Menurut As-Suthi, perbuatan keji ialah setiap dosa yang ada sangsinya. Dosa-dosa besar
ialah setiap dosa yang mengakibatkan siksa neraka. Dan kesalahan-kesalahan kecil ialah apa
yang terdapat diantara kedua batas dosa-dosa di atas. Sementara itu di Mekah belum ada
sangsi yang serupa dengannya.

5. Ayat yang turun di Mekah dan hukumnya Madaniyah


a.  Ayat 13 surat Al-Hujurat

Ayat tersebut turun pada waktu fathu Mekah. Ayat ini dinyatakan ayat Madaniyah karena
turun sesudah hijrah.

6
b.  Ayat 3 sampai dengan 5 surat Al-Maidah.

Ayat tersebut turun pada hari jumat. Kala itu umat Islam tengah berwukuf di Padang Arafah
dalam peristiwa Haji Wada’. Haji ini dilaksanakan Rasulullah saw. setelah beliau berhijrah.
Maka ketiga ayat di atas diklasifikasikan sebagai ayat Madaniyah kendati turun di Arafah,
dan seperti diketahui Arafah adalah kawasan di sekitar Mekah.

6. Ayat-ayat yang turun di Madinah, hukumnya Makkiyah

a.  Al-Mumtahanah

Surat ini turun ketika Rasulullah hendak berangkat menuju Mekah menjelang Futuh
Mekah. Ini artinya terjadi setelah hijrah. Kisahnya demikian: mengetahui Rasulullah hendak
berangkat ke Mekah, seseorang bernama Hattab bin Abi Balta’ah menulis surat untuk
disampaikan kepada orang Quraisy di Mekah. Isinya menginformasikan rencana Rasulullah
dan kaum muslimin yang akan berangkat ke kota yang disebut paling terakhir.

Al-Zarkasyi mengklasifikasikan ayat ini sebagai Makkiyah. Ia tak menjelaskan


alasannya. Ada kemungkingan penulis kitab Al-Burhan fi ‘Ulum Al-Quran ini sepakat dengan
pendapat yang mengatakan ayat Makkiyah adalah ayat-ayat yang khithab-nya ditujukan
kepada penduduk Mekah.

b. Ayat 41 surat An-Nahl

Mulai awal surat At-taubah (bara’ah) sampai dengan ayat 28. Ayat-ayat ini
sesungguhnya Madaniyah, tetapi Khitab-nya ditujukan kepada penduduk Mekah.( Abdul
Djalal, Ulumul Qur’an... hal. 98)

D. Urgensi Pengetahuan tentang Makkiyah dan Madaniyah

a. Membantu dalam menafsirkan Al-Quran

Dengan mengetahui tempat-tempat turun ayat dapat membantu untuk memahami


ayat dan menafsirkannya. Jika ada pelajaran yang dapat diambil daripadanya itu
berbentuk lafaz umum bukan dengan menentukan sebab. Orang yang menafsirkannya itu
sanggup memberikan penjelasan ketika terjadi pertentangan makna ketika pada dua ayat,
supaya berbeda antra nasikh dan mansukh. Jika yang belakangan itu nasikh supaya
ditempatkan di depan.

b. Pedoman bagi langkah-langkah dakwah

Setiap kondisi tentu saja memerlukan ungkapan-ungkapan yang relevan. Ungkapan-


ungkapan dan intonasi berbeda yang digunakan ayat-ayat Makiyyah dan ayat-ayat
Madaniyah memberikan informasi metodologi bagi cara-cara menyampaikan dakwah agar
relevan dengan orang yang diserunya. Oleh karena itu dakwah Islam berhasil mengetuk hati
dan menyembuhkan segala penyakit rohani orang-orang yang diserunya. Disamping itu,
setiap langkah-langkah dakwah memiliki objek kajian dan metode-metode tertentu, seiring
dengan perpedaan kondisi sosio-kultural manusia. Periodesasi Makkiyah dan Madaniyah
telah memberikan contoh untuk itu.

7
c. Memberikan informasi tentang Sirah Kenabian

Penahapan turunnya wahyu seiring dengan perjalanan dakwah Nabi, baik di Mekah
dan Madinah, dimulai sejak diturunkannya wahyu pertama sampai diturunkannya wahyu
terakhir. Dengan demikian Al-Quran adalah pedoman bagi perjalanan dakwah Nabi yang
informasinya tidak diragukan lagi.( Al-Qaththan, Studi Ilmu-ilmu Qur’an,...  hlm. 81)

E. Relasi Konsep Makiyah Madaniyah Dengan Keuniversalan Al Qur’an

Para ulama membagi turunnya al-quran dalam dua periode, yaitu periode mekkah dan
periode madinah. Di lihat dari segi kondisi masyarakat serta tuntunan al-qur’an terhadap
mereka, maka turunya al-Quran di bagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Yang turun tanpa adanya sesuatu factor atau sebab yang melatarbelakanginya. Dalam hal ini
ayat itu turun sebagai wahyu Allah SWT yang merupakan hidayah bagi umat manusia.
2. Yang turunnya dengan suatu sebab tertentu, baik berupa pertanyaan ataupun peristiwa
yang memerlukan pemecahan yang mendesak.

Dengan kedua cara itulah al-qur’an turun secara berangsur-angsur, terkadang 5 ayat,
atau 10 ayat dan adakalanya juga berupa satu surat yang panjang.  Subhi ash-
Shalih  menjelaskan bahwa turunnya al-Quran dengan cara berangsur-angsur itu mempunyai
hikmah yaitu:

1. Sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat


2. Memberikan jawaban dan penyelesaian masalah yang tepat pada saat yang diperlukan.
3. Penerapan hukum dan pemberian beban kewajiban secara bertahap.

Al-Qur’an adalah kitab suci yang merupakan penutup berbagai kitab suci sebelumnya,
sehingga isinya berlaku secara umum dan abadi, baik dari segi waktu, tempat, maupun umat
yang menerima risalahnya. Adapun tanda-tanda keuniversalan al-Qur’an itu antara lain:

1. Keaslian teks  Orang-orang beriman yakin bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang ada sekarang
adalah sama dengan yang diucapkan oleh Nabi Muhaammad, karena setiap kali Rasulullah
menerima wahyu, beliau segera menyampaikannya kepada para sahabat.
2. Bahasa Al-Quran tetap dapat dipahami yaitu menggunakan bahasa arab.
3. Isi kandungan Al-Qur’an. (Dr. H. Imam Muchlas MA.1995. Al-Qur’an Berbicara,
(Jogjakarta: Pustaka Progresif.)

8
KESUMPULAN

Para ulama sangat memperhatikan Qur’an dengan cermat. Mereka menertibkan surah-surah
sesuai dengan tempat turunya. Mereka mengatakan misalnya: “Surah ini diturunkan setelah surah
itu.” Dan bahkan lebih cermat lagi sehingga mereka membedakan antara yang diturunkan malam
hari dan diturunkan siang hari, antara yang diturunkan musim panas dan yang diturunkan musim
dingin, antara yang diturunkan di wakti sedamh berada dirimah dengan yang diturunkan saat
bepergianAda beberapa teori dalam menetukan kriteria suatu ayat apakah ayat terkait itu Makkiyah
atau Madaniyah.

1. Surat Makkiyah di turunkan di Makkah, sedangkan surat Maddaniyah di turunkan sesudah


Nabi Muhammad hijrah ke Madinah.
2.  Ayat dalam surat Makiyyah umumnya pendek, sedangkan ayat dalam surat Madaniyyah
umumnya panjang-panjang.
3.  Surat Makkiyyah mengandung keterangan dan penjelasan tentang keimanan, perbuatan
baik dan jahat, pahala bagi orang beriman dan beramal shaleh, siksa bagi orang kafir dan
durhaka, kisah para rosul dan nabi, cerita umat terdahulu, dan berbagai perumpamaan
untuk di jadikan teladan dan ibarat. Madaniyyah pada umumnya menjelaskan hal yang
berhubungan erat dengan hidup kemasyarakatan atau masalah muamalah.

Para ulama membaginya menjadi empat teori, yaitu:

a. Teori Mulaahazhatu Makaanin Nuzuli (Teori Geografis)


b. Teori Mulaahazhatu Mukhaathabiina Fin Nuzuuli (Teori Subjektif)
c. Teori Mulaahazhatu Zamaanin Nuzuuli (Teori Historis)
d. Teori Mulaahazhatu Ma Tadhammanat as Suuratu (Teori Content Analysis)

Diantara manfaat mengetahui Ilmu Makkiyah dan Madaniyah adalah :

a. Membantu dalam menafsirkan Al-Quran


b. Pedoman bagi langkah-langkah dakwah
c. Memberikan informasi tentang Sirah Kenabian

Al-Qur’an adalah kitab suci yang merupakan penutup berbagai kitab suci sebelumnya, sehingga
isinya berlaku secara umum dan abadi, baik dari segi waktu, tempat, maupun umat yang menerima
risalahnya. Adapun tanda-tanda keuniversalan al-Qur’an itu antara lain:

a. Keaslian teks  Orang-orang beriman yakin bahwa ayat-ayat al-Qur’an yang ada sekarang
adalah sama dengan yang diucapkan oleh Nabi Muhaammad, karena setiap kali Rasulullah
menerima wahyu, beliau segera menyampaikannya kepada para sahabat.
b. Bahasa Al-Quran tetap dapat dipahami yaitu menggunakan bahasa arab.
c. Isi kandungan Al-Qur’an

Anda mungkin juga menyukai