Anda di halaman 1dari 12

BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Tomi Juanda Saputra


Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu
Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kerinci
Tomijuandasaputra@gmail.com

ABSTRAK

Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah model manajemen yang memberikan


hak otonomi kepada sekolah untuk mengatur sekolahnya secara mandiri.
Kemandirian tersebut sebenarnya merupakan tanggung jawab yang diberikan
kepada sekolah khususnya kepada kepala sekolah agar dapat membawa kemajuan
sekolah yang dipimpinnya. Dalam penerapannya, Manajemen Berbasis Sekolah
membutuhkan pemahaman luas terkait konsep-konsep dasarnya.

Kata Kunci : Manajemen Budaya, Sekolah

PENDAHULUAN

Budaya merupakan produk lembaga yang berakar dari sikap mental, komitmen,
dedikasi, dan loyalitas setiap personil lembaga. Budaya merupakan pandangan hidup
yang diakui bersama oleh suatu kelompok masyarakat yang mencakup cara berpikir,
perilaku, sikap, dan nilai-nilai yang tercermin baik dalam wujud fisik maupun
abstrak. Budaya adalah asumsi-asumsi dasar dan keyakinan-keyakinan di antara para
anggota kelompok atau organisasi. Budaya juga dapat dilihat sebagai suatu perilaku,
nilai-nilai, sikap hidup, dan cara hidup untuk melakukan penyesuaian dengan
lingkungan dan cara memandang persoalan serta pemecahannya.
Eksistensi budaya sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam
peningkatan kualitas sekolah. Kondisi ini mengingat bahwa budaya sekolah
berkaitan erat dengan perilaku dan kebiasaan-kebiasaan warga sekolah untuk
melakukan penyesuaian dengan lingkungan, serta cara memandang persoalan dan
memecahkannya di lingkungan sekolah, sehingga dapat memberikan landasan dan
arah pada berlangsungnya suatu proses pendidikan yang efektif dan efisien. Dengan
demikian maka substansi budaya sekolah adalah perilaku, nilai-nilai, sikap dan cara
hidup warga sekolah yang berusaha mendinamisir lingkungan sekolah untuk
mencapai tujuan sekolah. Budaya sekolah yang positif akan memberi warna
tersendiri dan sejalan dengan pelaksanaan menajemen berbasis sekolah. Budaya
positif tersebut antara lain: budaya jujur, budaya saling percaya, budaya bersih,
budaya disiplin, budaya baca, budaya kerjasama, budaya memberi teguran dan
penghargaan.
A. BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

1.BUDAYA

Istilah budaya dapat diartikan sebagai totalitas pola perilaku, kesenian, kepercayaan,
kelembagaan, dan semua produk lain dari karya dan pemikiran manusia yang mencirikan
kondisi suatu masyarakat atau penduduk yang ditransmisikan bersama. Kebudayaan
“merupakan masyarakat yang berdasarkan hukum-hukum yang adil, yang memungkinkan
kondisi ekonomi dan psikologis yang paling baik bagi warga negaranya”.2

Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola yang
memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, di mana ketika itu sekolah adalah
kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu
kegiatan tentang cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan
estetika (seni). Saat ini, kata sekolah berubah arti menjadi bangunan atau lembaga untuk
belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.

Budaya sekolah diartikan sebagai sistem makna yang dianut Bersama oleh warga
sekolah yang membedakannya dengan sekolah lain”.3 Budaya sekolah adalah
sekumpulan nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-
simbol yang dipraktikkan oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan
masyarakat sekitar sekolah.4 Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak,
dan citra sekolah tersebut di masyarakat luas. Budaya sekolah sebagai karakteristik khas
sekolah yang dapat didefinisikan melalui nilai yang dianutnya, sikap yang dimilikinya,
kebiasaan-kebiasaan yang ditampilkannya, dan tindakan yang ditunjukkan oleh seluruh
personil sekolah yang membentuk satu kesatuan khusus dari sistem sekolah. Bahwa
“ budaya sekolah yang kerap disebut dengan iklim kerja yang menggambarkan suasana
dan hubungan kerja antara sesama guru,

_______________
2
Wahab, Abdul Aziz. 2011,Anatomi organisasi dan kepemimpinan pendidikan (telaah terhadap organisai dan
pengelolaan organsisasi pendidikan).Bandung: Alfabeta, hal. 229

3
Masaong, Abd Kadim & Ansar. 2011 Berb. Manajemen asis Sekolah (Teori, Model dan Implementasi .
Gorontalo: Senta Media, hal. 179

4
Deal & Peterson. 1999. Menciptakan budaya sekolah yang tetap eksi shttp://www.mediaindonesia.co.id diakses
tanggal
antara guru dan kepala sekolah, antara guru dengan tenaga kependidikan lainnya serta
antar dinas dilingkungannya merupakan wujud dari lingkungan kerja yang kondusif”.

Sebagai suatu organisasi, sekolah menunjukkan kekhasan, yaitu pembelajaran.


Budaya sekolah semestinya menunjukkan kapabilitas yang sesuai dengan prinsip-
prinsip kemanusiaan. Konsep budaya sekolah masuk ke dalam pendidikan itu pada
dasarnya sebagai upaya untuk memberikan arah tentang efisiensi lingkungan
pembelajaran, lingkungan dalam hal ini dapat dibedakan dalam dua hal (1) lingkungan
yang sifatnya alami sesuai dengan budaya siswa dan guru, (2) lingkungan artificial
yang diciptakan oleh guru atau hasil interaksi antara guru dengan siswa.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa budaya sekolah adalah sekumpulan nilai yang
melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan
oleh kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah.5

2.LINGKUNGAN SEKOLAH

Lingkungan diartikan sebagai kesatuan ruang suatu benda, daya, keadaan dan
mahluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahluk hidup lainnya.6 Yang dimaksud
lingkungan pendidikan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara
tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life
processes.

Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anak didik,


namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangat
besar terhadap anak didik, sebab bagaimanapun lingkungan yang disadari atau tidak
pasti akan mempengaruhi anak.pada dasarnya lingkungan fisik,lingkungan budaya, dan
lingkungan social.

________________________
5
Riduwan.2012. metode dan Teknik Menyusun profosal penelitian. Bandung:alfabeta, hal. 109

6Zazin, Nur. 2011. Gerakan Menata Sekolah Pendidikan. Jogjakarta:Ar-ruzz Media, hal 76
Lingkungan sekitar yang dengan sengaja digunakan sebagai alat dalam proses
pendidikan (pakaian, keadaan rumah, alat permainan, buku-buku, alat peraga, dll)
dinamakan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan dapat diartikan sebagai
faktor yang berpengaruh terhadap pendidikan atau berbagai lingkungan tempat
berlangsungnya proses pendidikan.

Secara umum fungsi lingkungan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam
interaksi dengan berbagai lingkungan sekitarnya, utamanaya berbagai sumber daya
pendidikan yang tersedia, agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang optimal.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa lingkungan sekolah adalah kesatuan ruang dalam
lembaga pendidikan formal yang memberikan pengaruh pembentukan sikap dan
pengembangan potensi peserta didik.

B.PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH

Pengetahuan dan kesopanan para personil sekolah yang disertai dengan kemampuan
untuk memperoleh kepercayaan dari siapa saja akan memberikan kesan yang
meyakinkan bagi orang lain. Dimensi ini menuntut para guru, staf dan kepala sekolah
tarmpil, profesional dan terlatih dalam memainkan perannya memenuhi tuntutan dan
kebutuhan siswa, orang tua dan masyarakat. Upaya pengembangan budaya sekolah
seyogyanya mengacu kepada beberapa prinsip berikut ini.7

1. Berfokus pada Visi, Misi, dan Tujuan sekolah. Pengembangan budaya sekolah
harus senantiasa sejalan dengan bisi, misi, dan tujuan sekolah. Fungsi visi, misi, dan
tujuan sekolah adalah mengarahkan pengembagnan budaya sekolah. Visi tentang
keunggulan sekolah misalnya, harus disertai dengan program-program yang nyata
mengenai penciptaan budaya sekolah.

_____________________

7
Mulyasa, H.E. 2011 Manajemen dan Kependidikan kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, hal.
90
2. Penciptaan komunikasi Formal dan Informal.
Komunikasi merupakan dasar bagi koordinasi dalam sekolah, termasuk dalam
menyamaikan pesan-pesan pentingnnya budaya sekolah, komunikasi informal sama
pentingnnya dengan komunikasi formal. Dengan demikian kedua jalur komunikasi
tersebut perlu digunakan dalam menyampaikan pesan secara efektif dan efisien
3. Inovatif dan bersedia mengambil resiko.
Salah satu dimensi budaya organisasi adalah inovasi dan kesediaan mengambil
resiko. Setiap perubahan budaya sekolah menyebabkan adanya resiko yang harus
diterima khususnya bagi para pembaharu. Ketakutan akan resiko menyebabkan
kurang beraninya seorang pemimpin mengambil sikap dan keputusan dalam waktu
cepat.
4. Memiliki strategi yang jelas.
Pengembangan budaya sekolah perlu ditopang oleh strategi dan program. Strategi
mencakup cara-cara yang ditempuh sedangkan program menyengkut kegiatan
operasional yang perlu dilakukan. Strategi dan program merupakan dua hal yang
selalu berkaitan.
5. Berorientasi kinerja.
Pengembangan budaya sekolah perlu diarahkan pada sasaran yang terdapat
mungkin dapat diukur. Sasaran yang dapat diukur akan mempermudah pengukuran
capaian kinerja dari suatu sekolah.
6. Sistem evaluasi yang jelas.
Untuk mengetaui kinerja pengembangan budaya sekolah perlu dilakukan evaluasi
secara rutin dan bertahap: jangka pendek, sedang, dan jangka panjang. Karena itu
perlu dikembangkan sistem evaluasi terutama dalam hal kapan evluasi dilakukan,
siapa yang melakukan dan mekanisme tindak lanjut yang harus dilakukan.
7. Memiliki komitmen yang kuat.
Komitmen dari pimpinan dan warga sekolah sangat menetukan implementasi
program-program pengembangan budaya sekolah. Banyak bukti menunjukan
bahwa komitmen yang lemah terutama dari pimpinan menyebabkan program-
program tidak terlaksana dengan baik.
8. Keputusan berdasarkan consensus.
Ciri budaya organisasi yang positif adalah pengambilan keputusan partisipatif yang
berujung pada pengambilan keputusan secara consensus. Meskipun hal itu
tergantung pada pengambilan keputusan, namun pada umumnya consensus dapat
meningkatkan komitmen anggota organisasi dalam melaksanakan keputusan
tersebut.
9. Sistem imbalan yang jelas.
Pengambilan budaya sekolah hendaknya disertai dengan sistem imbalan meskipun
tidak selalu dalam bentuk barang atau uang. Bentuk lainnya adalah penghargaan
atau kredit poin terutama bagi siswa yang menunjukan perilaku positif yang sejalan
dengan pengembangan budaya sekolah.
10. Evaluasi diri, Merupakan salah satu alat untuk mengetahui masalah-masalah yang
dihadapi di sekolah. Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
curah pendapat atau menggunakan skala penilaian diri. Kepala sekolah dapat
mengembangkan metode penilaian diri yang berguna bagi pengembangan budaya
sekolah.8

Budaya sekolah memiliki empat karakteristik yaitu: (1) budaya sekolah bersifat
khusus karena masing masing sekolah memiliki sejarah, pola komunikasi, sistem dan
prosedur, pernyataan visi dan misi, (2) budaya sekolah pada hakikatnya stabil dan
biasanya lambat berubah. Budaya sekolah akan berubah bila ada ancaman krisis dari
sekolah yang lain, (3) budaya sekolah biasanya memiliki sejarah yang bersifat implisit
dan tidak eksplisit, (4) budaya sekolah tampak sebagai perwakilan simbol yang
melandasi keyakinan dan nilai-nilai sekolah tersebut”.9

Karakteristik budaya sekolah dapat dipandang menurut hirarki basic assumption,


values, norms,dan artifacts sebagai berikut:10

1. Basic Assumption/asumsi dasar

_______________
8
Mulyasa, H.E. 2011. Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah. Jakarta: Bumi Aksara
9
Masaong, Abd Kadim & Ansar. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model dan
Implementasi Gorontalo: Senta Media.
10
Chatab, Nevizond. 2007.Profil budaya organisasi. Bandung: Alfabeta, hal 15
Kepedulian budaya pada tingkat yang paling dalam ini adalah pra anggapan dasar
dibawah sadar dan sekaligus keadaan yang diterima tentang bagaimana persoalan
sekolah seharusnya dipecahkan.basic assumption ini memberitahu para anggota
organisasi bagaimana merasakan, berfikir dan adanya sentuhan tentang banyak hal
di dalam organisasi.
2. Values Level kepedulian berikut mencakup values tentang sebaiknya menjadi apa
dalam organisasi.Values memberitahu para anggota apa yang penting dan berharga
di dalam organisasi dan apa yang mereka butuhkan untuk memberi
perhatian.Values merupakan keyakinan dasar yang berperan sebagai sumber
inspirasi kekuatan dan pendorong seseorang dalam mengambil sikap, tindakan dan
keputusan, serta dalam menggerakkan dan mengendalikan perlilaku seseorang
dalam upaya pembentukan budaya sekolah.
3. Norma Para guru jangan mengkritik kepala sekolah di depan publik! Mengapa?
Jawabannya adalah norma. Peran norma adalah menuntun bagaimana para anggota
organisasi seharusnya berkelakuan didalam situasi tertentu. Hal ini menggambarkan
peraturan yang tidak tertulis dari perilaku. Setiap kelompok menetapkan norma
sendiri, yaitu standar perilaku yang dapat diterima, yang dibagi dengan para
anggotannya. Norma memberitahukan para anggota apa yang sebaiknya dan tidak
sebaiknya untuk melakukan dibawah keadaan tertentu. Ketika disetujui dan
diterima oleh kelompok, norma bertindak sebagai sarana mempengaruhi perilaku
anggota kelompok dengan minimum pengendalian dari eksternal. Norma berbeda
diantara kelompok, komunitas ataupun organisasi.
4. Artifacts ini merupakan wujud kongkrit seperti sistem, prosedur, sistem kerja,
peraturan, struktur dan aspek fisik dari organisasi. Istilah sistem kerja menunjukan
bagaimana pekerjaan dari organisasi dilaksanakan. Berdasarkan karakteristik
budaya tersebut, Mendiagnosis budaya sekolah, dapat dilakukan dengan
pendekatan:11 a) .perilaku, terkait dengan pola perilaku yangn memproduksi hasil
atau kegiatan.

________________
11
Chatab, Nevizond. 2007. Profil budaya organisasi. Bandung :Alfabeta, hal. 17

Pendekatan ini menggambarkan secara spesifik tentang bagaimana tugas dilaksanakan


dan bagaimana interaksi dikelola dalam organisasi. Suatu pekerjaan menunjukan
tanggungjawab, wewenang dan tugas individu. b) nilai bersaing, yang dipandang dari
preferensi dan tata nilai dari para anggotanya. c) Asumsi mendalam, terkait dengan
penekanan penting yang paling dalam organisasi, umumnya tidak dapat ditelaah,
namun terdapat asumsi bersama dan sama-sama tahu bagaimana menuntun perilaku
para anggotanya. pendekatan ini sering memiliki dampak yang perkasa bagi keefektifan
sekolah”.12

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENGEMBENGAN BUDAYA DAN LINGKUNGAN


SEKOLAH

1. Tujuan

Manajemen iklim budaya sekolah merupakan salah satu kebijakan yang harus
diperhatikan Depdiknas dalam rangka peningakatan sekolah pendidkan. Iklim budaya
sekolah yang kondusif diharapkan dapat menunjang proses pembelajaran yang efektif,
sehingga semua pihak yang dapat menunjang proses pembelajaran yang efektif,
sehngga semua pihak yang terlibat didalamnnya, khususnya peserta didik merasa
nyaman belajar. Dengan demikian akan tercipta pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan. Iklim budaya sekolah yang kondusif juga akan mebangkitkan semangat
belajar, dan akan mebangkitkan potensi-potensi peserta didik sehingga dapat
berkembang secara

optimal”.13

Sasaran iklim budaya sekolah dapat dianalisis dari hal-hal sebagai berikut:

1. Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berlangsung


setiap saat, begitu cepatnnya perkembangan tersbut sehingga sulit diikuti oleh mata
telanjang.

_______________
12
Chatib,nevizond. 2007. Profil Budaya organisasi, Bandung: Alfabeta, hal. 18
13
Mulyasa,H.E. 2011. Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, hal. 92

2. Perkembagnan penduduk yang cepat mebutuhkan pelayanan pendidikan yang besar.


3. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal dasar sekaligus menjadi
kunci keberhasilan pembangunan nasional jika sumber-sumber daya manusia atau
tenaga kerja Indonesia dalam jumlah yang besar dapat ditingkatkan sekolah dan
pendayagunaanya.
4. Perkembangan teknologi informasi yang berlangsung begitu cepat telah
menimbulkan berbagai pemikiran, bukan saja dalam dunia bisnis dan ekonomi,
melainkan juga dalam dunia pendidikan. Untuk menghadapi tantangan masa depan
sebagai akibat dari kemajuan dan perkembangan teknologi, sekolah harus
menginspirasi hubungan antar Negara yang semakin erat, seakan tiada batas lagi.14

2. Manfaat Pengembangan Budaya dan Lingkungan Sekolah

Budaya sekolah bermanfaat sebagai: a) identitas, yang merupakan ciri atau karakter
organisasi, b) pengikat/pemersatu seperti bahasa sunda yang bergaul dengan orang
sunda, sama hobi olahraganya, c) sources, misalnya inspirasi, d) sumber penggerak dan
pola perilaku, e) kemampuan meningkatkan nilai tambah, f) pengganti formaslisasi,
seperti olahraga rutin jumat yang tidak dipaksa, g) mekanisme adaptasi terhadap
perubahan seperti adanya rumah susun”. Sedangkan menurut Luthans “pentingnya
budaya organisai mencakup sebagai berikut: a) keteraturan perilaku yang dijalankan, b)
norma, seperti standar perilaku yang ada disekolah, c) nilai yang dominan, seperti
sekolah lulusan yang tinggi, efisiensi yang tinggi, d) filosofi seperti kebijakan
bagaimana guru diperlukan, e) aturan, seperti tuntunan bagi guru didalam sekolah f)
iklim organisasi, seperti cara para anggota sekolah berinteraksi baik internal maupun
eksternal. selain beberapa manfaat diatas, manfaat lain bagi individu dan kelompok
adalah : (1) meningkatkan kepuasan kerja

_________________

14
Mulyasa, H.E. 2011.Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah. Jakarta : Bumi
Aksara
(2) pergaulan lebih akrab; (3) disiplin menigkat; (4) pengawasan fungsional bisa lebih
ringan; (5) muncul keinginan untuk selalu ingin berbuat proaktif; (6) belajar dan
berprestasi terus serta; dan (7) selalu ingin memberikan yang terbaik bagi sekolah,
keluarga, orang lain dan diri sendiri”.15

________________
15
Chatab, Nevizond. 2007.Profil budaya organisasi Bandung : Alfabeta, hal. 11
PENUTUP

KESIMPULAN

Budaya sekolah adalah nilai-nilai dominan yang didukung oleh sekolah atau
pegangan yang menuntun kebijakan sekolah terhadap semua unsur dan komponen
sekolah termasuk stakeholders pendidikan, seperti cara melaksanakan pekerjaan
di sekolah serta asumsi atau kepercayaan dasar yang dianut oleh personil sekolah.

Dalam pengembangan budaya sekolah perlu mengacu pada 10 prinsip dari


berpedoman pada Visi, Misi dan Tujuan Sekolah hingga Evaluasi Diri, selain
menggunakan 10 prinsip tersebut dalam pengembangan kebudayaan sekolah juga
perlu memegang asas-asas seperti: kerjasama kelompok, kemampuan bertanggung
jawab, keinginan pada kemauan, kegembiraan yang harus dimiliki seluruh
anggota, hormat, jujur, disiplin, kemampuan menempatkan diri, kemampuan dan
kesopanan yang dimiliki seluruh anggota.

Manajemen budaya dan lingkungan sekolah berbasis islam disini adalah


manajemen yang diterapkan dalam pengembangan budaya dilembaga pendidikan
islam dengan niat/tujuan untuk mengejewantahkan ajaran dan nilai-nilai islam
ysng pada akhirnya akan menjadi budaya islami.

Dalam mengembangkan budaya dalam proses pembelajaran didalam kelas


guru-guru di Sekolah mengembangkannya dengan memberi salam ketika
membuka dan menutup pelajaran serta memulai dan mengakhiri pelajaran dengan
membaca do’a, memberikan contoh yang baik kepada siswa dengan bersikap
sopan, ramah, dan peduli kepada para siswa serta memotivasi mereka agar
menumbuhkan sikap tersebut kepada sesama .

Dampak pengembangan budaya sekolah terhadap iklim Sekolah di tandai


dengan peningkatan kualitas lingkungan internal sekolah yang dialami oleh siswa
maupun kepala sekolah dan para guru yang mempengaruhi mental dan
perilakunya.
DAFTAR PUSAKA

Chatab, Nevizond. Profil Budaya Organisasi.Bandung : Alfabeta, 2007 Deal &


Peterson. Menciptakan budaya sekolah yang tetap eksis
http://www.mediaindonesia.co.id diakses tanggal 24 oktober 2013, 1999 Ikhwan,
Afiful, Kajian Sosio-Historis Pendidikan islam Indonesia Era Reformasi,

(Tulungagung: STAI Muhammadiyah Tulungagung, 2017), Jurn


pendidikan Islam, Vol. 5 No. 1

Masaong, Abd Kadim & Ansar. Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model dan

Implementasi. Gorontalo: Senta Media, 2001

Masaong, Abd Kadim & Arfan A.T. Kepemimpinan berbasis multiple


intelligence

(sinergi kecerdasan intelektual, emosional dan spritual untuk meraih

kesuksesan yang gemilang).Bandung : Alfa beta. 2001

Mulyasa, H.E. Manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah.Jakarta : Bumi

Aksara, 2011

Riduwan. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian .Bandung : Alfabeta,

2012

Wahab, Abdul Aziz, Anatomi organisasi dan kepemimpinan pendidikan (telaah


terhadap organisai dan pengelolaan organsisasi pendidikan).Bandung : Alfabeta,
2011 Zazin, Nur.Gerakan Menata Sekolah Pendidikan. Jogjakarta : Ar-ruzz
Media,2

Anda mungkin juga menyukai