PENDAHULUAN
1
2
1.3 tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Budaya sekolah (school culture) merupakan kata kunci yang perlu mendapat
perhatian secara sungguh-sungguh dari para pengelola pendidikan. Budaya
sekolah perlu dibangun berdasarkan kekuatan karakteristik budaya lokal
masyarakat tempat sekolah itu berada. Budaya sekolah adalah detak jantung
sekolah itu sendiri, perumusannya harus dilakukan dengan sebuah komitmen yang
jelas dan terukur oleh komunitas sekolah yakni guru, siswa, manajemen sekolah,
dan masyarakat.Untuk membangun atmosfer budaya sekolah yang kondusif, maka
ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan budaya
sekolah, bagaimana penciptaannya, bagaimana peran kepala sekola selaku
pemimpin dalam mendisain budaya sekolahnya, bagaimana budaya sekolah dan
bagaimana hasil dari budaya sekolah kontribusinya terhadap keberhasilan sekolah
baik dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia maupun prestasi
sekolahnya.
Budaya sekolah yang positif akan mendorong semua warga sekolah untuk
bekerjasama yang didasarkan saling percaya, mengundang partisipasi seluruh
warga, mendorong munculnya gagasan-gagasan baru, dan memberikan
kesempatan untuk terlaksananya pembaharuan di sekolah yang semuanya ini
bermuara pada pencapaian hasil terbaik. Budaya sekolah yang baik dapat
menumbuhkan iklim yang mendorong semua warga sekolah untuk belajar, yaitu
belajar bagaimana belajar dan belajar bersama. Akan tumbuh suatu iklim bahwa
belajar adalah menyenangkan dan merupakan kebutuhan, bukan lagi
keterpaksaan. Belajar yang muncul dari dorongn diri sendiri, intrinsic motivation,
bukan karena tekanan dari luar dalam segala bentuknya. Akan tumbuh suatu
semangat di kalangan warga sekoalah untuk senantiasa belajar tentang sesuatu
yang memiliki nilai-nilai kebaikan.
Budaya sekolah yang baik dapat memperbaiki kinerja sekolah, baik kepala
sekolah, guru, siswa, karyawan maupun pengguna sekolah lainnya. Situasi
tersebut akan terwujud manakala kualifikasi budaya tersebut bersifat sehat, solid,
kuat, positif, dan professional. Dengan demikian suasana kekeluargaan,
kolaborasi, ketahanan belajar, semangat terus maju, dorongan untuk bekerja keras
dan belajar mengajar dapat diciptakan. Budaya sekolah yang baik akan secara
efektif menghasilkan kinerja yang terbaik pada setiap individu, kelompok kerja
dan sekolah sebagai satu institusi, dan hubungan sinergis antara tiga tingkatan
tersebut. Budaya sekolah diharapkan memperbaiki mutu sekolah, kinerja di
sekolah dan mutu kehidupan yang diharapkan memiliki ciri sehat, dinamis atau
aktif, positif dan profesional. Budaya sekolah sehat memberikan peluang sekolah
dan warga sekolah berfungsi secara optimal, bekerja secara efisien, energik, penuh
vitalitas, memiliki semangat tinggi, dan akan mampu terus berkembang.
society. Culture includes every thing that is man made : technological artifacts,
skills, attitudes, and values. Secara implisit, kesimpulan dari kedua definisi di atas
menyatakan bahwa kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai yang telah diterapkan di
suatu sekolah merupakan budaya sekolah. Secara eksplisit, Deal dan Peterson
(1999) mendefinisikan budaya sekolah sebagai sekumpulan nilai yang melandasi
perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh
kepala sekolah, guru, petugas administrasi, siswa, dan masyarakat sekitar sekolah.
Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah
tersebut di masyarakat luas.
3. Sejauh mana sekolah menciptakan dengan jelas visi, misi, tujuan, sasaran
sekolah, dan upaya mewujudkannya.
4. Sejauh mana unit-unit dalam sekolah didorong untuk bekerja dengan cara
yang terkoordinasi.
Dari sekian karakteristik yang ada, dapat dikatakan bahwa budaya sekolah
bukan hanya refleksi dari sikap para personil sekolah, namun juga merupakan
cerminan kepribadian sekolah yang ditunjukan oleh perilaku individu dan
kelompok dalam sebuah komunitas sekolah.
Bentuk budaya sekolah muncul sebagai fenomena yang unik dan menarik,
karena pandangan, sikap serta perilaku yang hidup dan berkembang disekolah
mencerminkan kepercayaan dan keyakinan yang mendalam dan khas bagi warga
sekolah yang dapat berfungsi sebagai semangat membangun karakter siswanya.
9
objektif, analitis, kreatif, terbuka untuk menerima kritik, menghargai waktu dan
prestasi ilmiah, memiliki dan menjunjung tinggi tradisi ilmiah, dinamis, dan
berorientasi ke masa depan. Kesimpulannnya, budaya sekolah lebih menekankan
pada budaya ilmiah yang ada dalam diri seseorang dalam berfikir, bertindak dan
bertingkah laku dalam lingkup kegiatan akademik.
Kedua, kultur sosial budaya tercermin pada pengembangan sekolah yang
memelihara, membangun, dan mengembangkan budaya bangsa yang positif dalam
kerangka pembangunan manusia seutuhnya serta menerapkan kehidup sosial yang
harmonis antar warga sekolah. Sekolah akan menjadi benteng pertahanan
terkikisnya budaya akibat gencarnya serangan budaya asing yang tidak relevan
seperti budaya hedonisme, individualisme, dan materialisme. Di sisi lain sekolah
terus mengembangkan seni tradisi yang berakar pada budaya nusantara. Kultur
sosial budaya merupakan bagian hidup manusia yang paling dekat dengan
kehidupan sehari-hari, dan hampir setiap kegiatan manusia tidak terlepas dari
unsur sosial budaya.
Kultur sosial meliputi suatu sikap bagaimana manusia itu berhubungan dan
berinteraksi satu dengan yang lain dalam kelompoknya dan bagaimana susunan
unit-unit masyarakat atau sosial di suatu wilayah serta kaitannya satu dengan yang
lain. Sedangkan kultur budaya adalah totalitas yang kompleks yang mencakup
pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat, dan kemampuan-
kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh dari turun temurun oleh
suatu komunitas . Kesimpulannnya kultur sosial budaya lebih menekankan pada
interaksi yang berhubungan dengan orang lain, alam dan interaksi yang
cakupannnya lebih luas lagi yang diperoleh berdasarkan kebiasaan atau turun-
temurun.
Ketiga, kultur demokratis menampilkan corak berkehidupan yang
mengakomodasi perbedaan untuk secara bersama membangun kemajuan suatu
kelompok maupun bangsa. Kultur ini jauh dari pola tindakan disksriminatif serta
sikap mengabdi atasan secara membabi buta. Warga sekolah selalu bertindak
objektif dan transparan pada setiap tindakan maupun keputusan. Kultur
demokratis tercermin dalam pengambilan keputusan dan menghargai keputusan,
serta mengetahui secara penuh hak dan kewajiban diri sendiri, orang lain, bangsa
12
mereka diberi penghargaan yang memadai, pelayanan yang prima, serta didukung
dengan sarana yang memadai.
3. Berpeluang Sukses
Budaya yang berpeluang sukses adalah budaya yang memiliki daya ungkit
dan memiliki daya gerak yang tinggi. Hal ini sangat penting untuk menumbuhkan
rasa keberhasilan dan rasa mampu untuk melaksanakan tugas dengan baik.
Misalnya budaya gemar membaca. Budaya membaca di kalangan siswa akan
dapat mendorong mereka untuk banyak tahui tentang berbagai macam persoalan
yang mereka pelajari di lingkungan sekolah. Demikian juga bagi guru mereka
semakin banyak pengetahuan yang diperolah, tingkat pemahaman semakin luas,
semua ini dapat berlangsung jika disertai dengan kesadaran, bahwa mutu atau
kualitas yang akan menentukan keberhasilan seseorang.
industri, parents day, bakti sosial, teman asuh, olahraga dan kesenian, kunjungan
museum, pentas seni, studi banding, ekstrakurikulerl, pelepasan siswa, seragam
sekolah, majalah sekolah, potency mapping, buku tahunan, PHBN (Peringatan
hari Besar Nasional), dan PORSENI (Pekan Olahraga dan Seni)
3. Budaya kepemimpinan (leadhership)
Menanamkan jiwa kepemimpinan dan keteladanan dari sejak dinikepada
anak-anak. Bentuk kegiatannya meliputi, budaya kerja keras, cerdas dan ikhlas,
budaya kreatif; mandiri & bertanggung jawab, budaya disiplin, ceramah umum,
upacara bendera, olah raga jumat pagi, studi kepemimpinan siswa, LKMS
(Latihan Keterampilan manajemen siswa), disiplin siswa, dan OSIS (Organisasi
Siswa Intra Sekolah).
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya sekolah yang positif akan mendorong semua warga sekolah untuk
bekerjasama yang didasarkan saling percaya, mengundang partisipasi seluruh
warga, mendorong munculnya gagasan-gagasan baru, dan memberikan
kesempatan untuk terlaksananya pembaharuan di sekolah yang semuanya ini
bermuara pada pencapaian hasil terbaik. Budaya sekolah yang baik dapat
menumbuhkan iklim yang mendorong semua warga sekolah untuk belajar, yaitu
belajar bagaimana belajar dan belajar bersama. Akan tumbuh suatu iklim bahwa
belajar adalah menyenangkan dan merupakan kebutuhan, bukan lagi
keterpaksaan.Belajar yang muncul dari dorongn diri sendiri, intrinsic motivation,
bukan karena tekanan dari luar dalam segala bentuknya.Akan tumbuh suatu
semangat di kalangan warga sekoalah untuk senantiasa belajar tentang sesuatu
yang memiliki nilai-nilai kebaikan.
Budaya sekolah yang baik dapat memperbaiki kinerja sekolah, baik kepala
sekolah, guru, siswa, karyawan maupun pengguna sekolah lainnya. Situasi
tersebut akan terwujud manakala kualifikasi budaya tersebut bersifat sehat, solid,
kuat, positif, dan professional. Dengan demikian suasana kekeluargaan,
kolaborasi, ketahanan belajar, semangat terus maju, dorongan untuk bekerja keras
dan belajar mengajar dapat diciptakan. Budaya sekolah yang baik akan secara
efektif menghasilkan kinerja yang terbaik pada setiap individu, kelompok kerja
atau unit dan sekolah sebagai satu institusi, dan hubungan sinergis antara tiga
tingkatan tersebut.
Budaya sekolah diharapkan memperbaiki mutu sekolah, kinerja di sekolah
dan mutu kehidupan yang diharapkan memiliki ciri sehat, dinamis atau aktif,
positif dan profesional.Budaya sekolah sehat memberikan peluang sekolah dan
warga sekolah berfungsi secara optimal, bekerja secara efisien, energik, penuh
16
vitalitas, memiliki semangat tinggi, dan akan mampu terus berkembang. Oleh
karena itu, budaya sekolah ini perlu dikembangkan.
3.2 Saran 15
Dari makalah ini kami berharap dapat membantu para pembaca untuk lebih
memahami tentang budaya sekolah dan dapat menerapkan budaya sekolah yang
positif di sekolah. Makalah ini juga masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami
berharap kepada pembaca untuk memberikan masukan yang membangun. Agar
dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.
17
DAFTAR RUJUKAN
Deal, T & Peterson, K. 1990 . The principal’s role in shaping school culture.
Washington: U.S. Department of Education.
Lawton. 1975. Class, Culture and the Curriculum. New York. Routledge.
Zamroni. 2011. Pendidikan dalam Masa Transisi. Orasi Ilmiah pada Universitas
Negeri Yogyakata. Tidak diterbitkan.