Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGEMBANGAN PROFESI GURU


“PENINGKATAN KOMPETENSI GURU”

DISUSUN OLEH:
YULI HIDAYATUNISSAH (2018007085)
MIFTAHUL AWALIYAH (2018007105)
KANTHY ASMARAWATI (2018007136)
KELAS: PKK 3D

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas
izin dan kehendakNya juga makalah sederhana ini dapat kami rampungkan tepat pada
waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Profesi Pendidikan. Adapun yang kami bahas dalam makalah sederhana ini mengenai
Peningkatan Kompetensi Guru.

Dalam penulisan makalah ini kami menemui berbagai hambatan yang dikarenakan
terbatasnya Ilmu Pengetahuan kami mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah
ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya kami berterima kasih kepada dosen pengampu kami
yang telah memberikan limpahan ilmu berguna kepada kami.

Kami menyadari akan kemampuan kami yang masih amatir. Dalam makalah ini kami
sudah berusaha semaksimal mungkin.Tapi kami yakin makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan juga kritik membangun agar lebih maju di
masa yang akan datang.

Harap kami, makalah ini dapat menjadi track record dan menjadi referensi bagi kami
dalam mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi
orang lain yang membacanya.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………………. 1

KATA PENGANTAR…...……………….....……………………………………………… 2

DAFTAR ISI……...……………………....………………………………………………... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang…..................….....…………………….……………………………….. 4

1.2 Rumusan Masalah…………....…………………………………………………………. 5

1.3 Tujuan ………………………………....……………………………………….……….. 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kompetensi Guru ……………........………….…………………….................……… 6

2.2 Prinsip – Prinsip Kompetensi Guru...........……………………………....................... 12

2. 3 Upaya Peningkatan Kompetensi Guru......................................................................... 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ………...…………………………………………………………………....19

3.2 Saran……………..…..……………………………………………………………….....19

DAFTAR PUSTAKA...............……………………………………………………………..20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Guru adalah seorang pahlawan tanpa tanda jasa yang senantiasa mengajar dan
mendidik kita sebagai para siswa dan pelajar. Dengan senang hati berupaya mengubah pola
fikir dan tingkah laku kita agar menjadi insan cerdas nan berakhlak mulia. Dengan harapan
kami dapat menjadi generasi penerus bangsa yang mampu bersaing dengan dunia luar tanpa
meninggalkan kebudayaan yang kita miliki sebagai dasar dan acuan. Sepanjang sejarah
kehidupan manusia, tidak seorangpun anak manusia yang hidup tanpa bimbingan guru.
Sebagai salah satu subsistem dalam pendidikan nasional, guru memiliki peran kunci dalam
sistem pendidikan kita. Masa depan bangsa, salah satunya sangat ditentukan oleh guru.

Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan mutu, relevansi,
dan efisiensi pendidikan, maka dikenal dengan adanya peningkatan dan pengembangan aspek
kompetensi profesional guru. Hal tersebut yang akan kami bahas dalam makalah ini. Tentu
saja tidak luput dari dasar bahwa peningkatan dan pengembangan aspek kompetensi
profesional guru merupakan suatu kebutuhan dan keharusan yang dimiliki oleh ranah
pendidikan di Indonesia ini. Benar bahwa mutu pendidikan bukan hanya ditentukan oleh guru
semata yang menjadi pelaku utama proses pendidikan, melainkan juga oleh beberapa
komponen pendidikan lainnya, seperti kualitas dan karakteristik input, lingkungan serta
sarana dan prasarana. Namun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa faktor guru merupakan
faktor yang dominan dalam menghasilkan mutu lulusan. Diduga salah satu faktor guru yang
menyebabkan rendahnya mutu lulusan adalah rendahnya kompetensi guru. Dugaan ini
diperkuat, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Blazely dkk (1997), yang melaporkan
bahwa pembelajaran di sekolah cenderung sangat teoretik dan tidak terkait dengan
lingkungan dimana anak belajar. Hal ini berakibat peserta didik tidak mampu menerapkan
apa yang telah dipelajari di sekolah guna memecahkan permasalahan yang muncul dalam
kehidupan.

Pada makalah kami kali ini, kami lebih menitik beratkan pada peningkatan mutu,
relevansi, efisiensi, serta peningkatan dan pengembangan aspek kompetensi pada guru.
Mengapa demikian? kembali lagi pada beberapa paparan diatas bahwa guru merupakan dasar,
landasan, contoh, acuan pada peserta didik dalam bertindak dan bertingkah laku. Karena

4
seperti yang kita ketahui, guru lah yang mulai mengajarkan segala macam hal dari mulai hal
kecil sampai hal besar. Dari mulai hal yang kita tidak tahu, sampai benar benar menguasai hal
tersebut. Pendidikan dan pengajaran banyak mengalami kemajuan dalam perkembangannya
selama ini yang bergantung kepada kepiawan guru dalam menerapkan kompetensi standar
yang harus dimiliki termasuk kompetensi profesional. Tetapi, banyak juga ketidakberhasilan
di dunia pendidikan dikarenakan banyak kesalahan konsep dikarenakan kepiawaian guru
dalam mendidik dan mengajar siswa yang kurang baik. Banyak pula kejadian dimana para
siswa menjadi insan yang kurang baik dikarenakan ketidaktepatan guru dalam memberikan
teguran kepada siswa yang menyebabkan siswa tersebut mengalami gangguan psikologis
yang berupa benci berlebihan terhadap seorang guru yang menyebabkan mereka menjadi
seorang dengan kepribadian pengekang. Hal ini tentunya seangat mempengaruhi penurunan
mutu pendidikan di Indonesia.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah :

 Apa yang dimaksud dengan kompetensi guru?


 Apa saja prinsip-prinsip kompetensi guru?
 Bagaimana upaya peningkatan kompetensi guru?

1.3. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

 Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan kompetensi guru.


 Dapat mengetahui apa saja prinsip-prinsip kompetensi guru.
 Dapat mengetahui bagaimana upaya peningkatan kompetensi guru.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kompetensi Guru

Kompeten dan Kompetensi merupakan dua kata yang tidak asing lagi di telinga kita.
Baik di lingkup organisasi, pemerintahan, bahkan sampai pendidikan pun sering
menggunakan kata kompeten dan kompetensi. Karena terlalu sering diucapkan, makna hakiki
dari kedua kata tersebut cenderung di sederhanakan. Misalnya saja, kompeten dan
kompetensi sering hanya di artikan sebagai sebuah keahlian atau kemampuan. Sebagai
contohnya, orang yang ahli di bidang teknik bangungan, sering kali disebut sebagai orang
yang berkompeten di bidang bangunan. Padahal pada kenyataannya, kompetensi seorang ahli
teknik bangunan yang berprofesi sebagai dosen, dengan kompetensi yang dimiliki oleh ahli
teknik bangunan yang berprofesi pada bidang proyek jelas sangat berbeda. Disini terlihat
dengan jelas, bahwa sebuah kompetensi individu tidak dapat berdiri sendiri hanya karena
didasarkan pada sebuah kemampuan atau kebiasaan individu. Namun, sebuah kompetensi
sangat berkaitan erat daengan tugas dan profesi yang dijalani oleh individu tersebut.
Kompetensi diakui sebagai salah satu faktor terpenting seseorang mencapai keberhasilan
dalam profesi yang dijalaninya.

Sebagai salah satu contoh konkrit yang ada di Indonesia, dimana kita semua
mengingat bahwa guru ataupun tenaga pengajar merupakan salah satu profesi yang memiliki
andil sangat besar dalam kemajuan negara dan dunia. Pada Undang – Undang RI Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menyatakan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Identifikasi kompetensi guru
yang tepat dianggap memiliki nilai prediksi yang valid untuk keberhasilan guru dalam proses
belajar dan mengajar.

Atas beberapa penjelasan diatas, maka terlintas pertanyaan yang wajib dijawab yaitu
apa arti sebenarnya dari kompetensi dan bagaimana pula pengertian dari kompetensi guru?
Pemahaman yang mendasar tentang pengertian kompetensi akan memberikan dasar dalam
upaya menjadi guru yang berhasil sebagaimana standar kompetensi yang telah di tetapkan.
Surat Keputusan Mendiknas nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Perguruan Tinggi

6
mengemukakan bahwa kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung
jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam
menjalankan tugas – tugas di bidang pekerjaan tertentu.

Selain itu, Robert A. Roe (2001) mengemukakan bahwa definisi dari kompetensi
adalah kemampuan untuk menjalankan suatu tugas, peran, atau kemampuan untuk
mengintegrasikan suatu pengetahauan, keterampilan – keterampilan yang berdasarkan pada
pengalaman dan pembelajaran yang dilakukan.

Istilah kompetensi menunjuk pada suatu kemampuan sebab competence mean fitness
of ability yang berarti kemampuan atau kecakapan. Sumber dari Depdiknas (1982:51),
menyatakan bahwa kompetensi menunjuk kepada kemampuan melaksanakan sesuatu yang
diperoleh melalui pendidikan atau latihan. Kompetensi merupakan kemampuan untuk
menjalankan aktivitas dalam suatu pekerjaan, yang ditunjukkan oleh kemampuan mentransfer
keterampilan dan pengetahuan pada situasi yang baru. Oleh sebab itu, seorang yang memiliki
kompetensi berarti yang bersangkutan memiliki kemampuan yang dapat diamati dan diukur.

Guru merupakan tenaga pendidik yang mempunyai tugas pokok melaksanakan


kegiatan belajar mengajar. Tugas guru tidaklah ringan karena harus meningkatkan kualitas
sumber daya manusia sesuai standar kompetensi tertentu serta sesuai dengan norma dan nilai
– nilai yang berlaku. Tugas guru meliputi “instruction, education, dan management”. Dalam
aspek instruction, guru bertugas mentransfer pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Dalam tugas instruction ini, guru berfungsi untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik sehingga kelak akan menjadi orang memiliki
pengetahuan yang luas serta keterampilan yang tinggi. Guru harus pandai-pandai
memberikan motivasi kepada peserta didiknya agar peserta didik bersedia dengan senang hati
mengembangkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilan yang diberikan di kelas
dengan memanfaatkan sumber-sumber informasi yang ada baik dari informasi media cetak
maupun elektronik. Oleh sebab itu, menurut pendapat penulis guru yang berhasil adalah guru
yang mampu mendorong anak didik untuk secara terus menerus belajar, mencari ilmu dan
pengetahuan baru sehingga pengetahuan dan keterampilan yang ada selalu berkembang serta
mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi dengan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimilikinya. Dalam realita banyak guru yang pintar tetapi tidak
mampu membuat peserta didiknya menjadi pintar. Dalam aspek education, guru bertugas
untuk membentuk manusia yang memiliki nilai-nilai luhur sesuai dengan norma dan nilai

7
yang tersirat dalam falsafah negara serta perkembangan masyarakat yang berlaku. Oleh sebab
itu, selain guru berfungsi untuk melestarikan dan mengembangkan nilai luhur kepribadian
bangsa guru harus menanamkan sikap kedisiplinan, kreativitas dan inovasi sehingga anak
didik memiliki entrepreneurship yang tinggi yang sangat berguna untuk mengembangkan
motif berprestasi. Jika sebagian besar penduduk Indonesia memiliki motif berprestasi yang
tinggi, besar kemungkinan akan mampu mengejar ketertinggalannya dan bahkan
kemungkinan besar akan mampu mencapai posisi yang sejajar dengan negara-negara maju
dengan tetap memegang teguh nilai-nilai luhur sesuai dengan kepribadian Bangsa Indonesia.
Dalam aspek manajemen, tugas guru adalah menciptakan iklim kelas
yang favorable sehingga anak didik merasa senang dan betah dalam mengikuti proses belajar
mengajar.

Dalam kaitannya dengan tenaga profesional kependidikan, maka Rastodio (2009)


mendefinisikan kompetensi guru sebagai penguasaan terhadap pengetahuan, keterampilan,
nilai, dan sikap yang di realisasikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam
menjalankan profesi sebagai guru. Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan
bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan guru untuk mentransfer pengetahuan dan
keterampilannya dalam melaksanakan kewajiban pembelajaran secara profesional dan
bertanggungjawab. Selanjutnya, Kepmendiknas nomor 16 tahun 2007 menetapkan standar
kompetensi guru yang di kembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama :
Kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Keempat kompetensi tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kompetensi Pedagogik

Merupakan kompetensi seorang guru dalam mengelola pembelajaran. Sebagaimana


dimaksud pada ayat (2) merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran
peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi:

1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

2) Pemahaman terhadap peserta didik

3) Pengembangan kurikulum atau silabus

4) Perancangan pembelajaran

5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

8
6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran

7) Evaluasi hasil belajar

8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya.

Kompetensi sebagaimana tersebut di atas menurut Soedijarto, hendaknya dimiliki


oleh guru sebelum menjadi guru profesional dengan kompetensi sebagai berikut:

1. Guru memiliki kemampuan merencanakan program pembelajaran

2. Mampu melaksanakan program pembelajaran.

3. Mampu mendiagnosis berbagai hambatan dan masalah yang dihadapi peserta didik.

4. Mampu menyempurnakan program pembelajaran berdasarkan umpan

balik yang telah dikumpulkan secara sistematik.

2. Kompetensi Kepribadian

Merupakan kompetensi seorang guru dalam bidang kepribadian yang mantap,


berakhlak mulia, arif, dan berwibawa, serta menjadi teladan peserta didik.

Sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang:

1. Beriman dan bertaqwa.

2. Berakhlak mulia.

3. Arif dan bijaksana.

4. Demokratis.

5. Mantap.

6. Berwibawa.

7. Stabil.

8. Dewasa.

9
9. Jujur.

10. Sportif.

11. Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat.

12. Secara objektif mampu mengevaluasi kinerja sendiri.

13. Mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

3. Kompetensi Sosial

Merupakan kompetensi seorang guru dalam bidang berkomunikasi dan berinteraksi


secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/ wali peserta didik,
dan masyarakat sekitar.

Kompetensi ini sekurang-kurangnya meliputi:

1. Berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun.

2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.

3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama peserta didik, tenaga kependidikan,
pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik.

4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan norma serta
sistem nilai yang berlaku.

5. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

4. Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai bidang ilmu


pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dan budaya yang diampunya sekurang-kurangnya
meliputi:

1. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan
pendidikan, mata pelajaran dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu;

2. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang relevan, yang secara
konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran
dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.

10
Cony R. Semiawan mengemukakan bahwa kompetensi guru memiliki tiga kriteria yang
terdiri dari:

1) Knowledge kriteria, yakni kemampuan intelektual yang dimiliki seorang guru yang
meliputi penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan
mengenai belajar dan tingkahlaku individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan,
pengetahuan tentang kemasyarakatan, dan pengetahuan umum.

2) Performance criteria, adalah kemampuan guru yang berkaitan dengan perbagai


keterampilan dan perilaku, yang meliputi keterampilan mengajar, membimbing, menilai,
menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul dan berkomunikasi dengan siswa dan
keterampilan menyusun persiapan mengajar atau perencanaan mengajar.

3) Product criteria, yakni kemampuan guru dalam mengukur kemampuan dan kemajuan
siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Dengan demikian jelas bahwa guru merupakan sebuah profesi, yang hanya dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisien oleh seseorang yang dipersipakan untuk menguasai
kompetensi guru melalui pendidikan dan/atau pelatihan khusus. Selanjutnya profesi guru
merupakan bidang pekerjaan yang dilaksanakan berdasarkan prinsip khusus. Di dalam
Undang- Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa prinsip-
prinsip profesi guru adalah sebagai berikut:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketaqwaan, dan

akhlak mulia

3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang

tugas.

4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

11
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan

dengan belajar sepanjang hayat.

8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

9. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang

berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.

2.2 Prinsip – Prinsip Kompetensi Guru

Dalam dunia pendidikan terdapat prinsip perinsip yang mendasari untuk berpikir,
bertindak dalam dunia pendidikan itu sendiri. Dalam pendidikan, terdapat beberapa prinsip
dasar yang dibagi menjadi prinsip umum dan prinsip khusus. Secara umum program
peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti
berikut ini:

 Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
 Satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
 Suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan guru yang berlangsung sepanjang hayat.
 Memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas guru
dalam proses pembelajaran.
 Memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam
penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

12
Sedangkan prinsip khusus program peningkatan kompetensi guru diselenggarakan dengan
menggunakan prinsip-prinsip seperti berikut ini:

 Ilmiah, keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam kompetensi dan
indikator harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
 Relevan, rumusannya berorientasi pada tugas dan fungsi guru sebagai tenaga pendidik
profesional yakni memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
 Sistematis, setiap komponen dalam kompetensi jabatan guru berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
 Konsisten, adanya hubungan yang taat asas antara kompetensi dan indikator.
 Aktual dan kontekstual, yakni rumusan kompetensi dan indikator dapat mengikuti
perkembangan Ipteks.
 Fleksibel, rumusan kompetensi dan indikator dapat berubah sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan jaman.
 Demokratis, setiap guru memiliki hak dan peluang yang sama untuk diberdayakan
melalui proses pembinaan dan pengembangan profesionalitasnya, baik secara individual
maupun institusional.
 Obyektif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya dengan mengacu
kepada hasil penilaian yang dilaksanakan berdasarkan indikator-indikator terukur dari
kompetensi profesinya.
 Komprehensif, setiap guru dibina dan dikembangkan profesi dan karirnya untuk
mencapai kompetensi profesi dan kinerja yang bermutu dalam memberikan layanan
pendidikan dalam rangka membangun generasi yang memiliki pengetahuan, kemampuan
atau kompetensi, mampu menjadi dirinya sendiri, dan bisa menjalani hidup bersama
orang lain.
 Memandirikan, setiap guru secara terus menerus diberdayakan untuk mampu
meningkatkan kompetensi guru secara berkesinambungan, sehingga memiliki
kemandirian profesional dalam melaksanakan tugas dan fungsi profesinya.
 Profesional, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan dengan
mengedepankan nilai-nilai profesionalitas.
 Bertahap, dimana pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan
berdasarkan tahapan waktu atau tahapan kualitas kompetensi yang dimiliki oleh guru.

13
 Berjenjang, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan secara
berjenjang berdasarkan jenjang kompetensi atau tingkat kesulitan kompetensi yang ada
pada standar kompetensi.
 Berkelanjutan, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dilaksanakan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta adanya kebutuhan
penyegaran kompetensi guru;
 Akuntabel, pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan kepada publik;
 Efektif, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru harus mampu
memberikan informasi yang bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang
tepat oleh pihak-pihak yang terkait dengan profesi dan karir lebih lanjut dalam upaya
peningkatan kompetensi dan kinerja guru.
 Efisien, pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru harus didasari
atas pertimbangan penggunaan sumberdaya seminimal mungkin untuk mendapatkan hasil
yang optimal.

2.3 Upaya Peningkatan Kompetensi Guru.

Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan mutu, relevansi,
dan efisiensi pendidikan, maka peningkatan dan pengembangan aspek kompetensi
profesional guru merupakan kebutuhan. Benar bahwa mutu pendidikan bukan hanya
ditentukan oleh guru semata, melainkan juga oleh beberapa komponen pendidikan lainnya.
Akan tetapi seberapa banyak pendidikan dan pengajaran mengalami kemajuan dalam
perkembangannya selama ini, banyak bergantung kepada kepiawan guru dalam menerapkan
kompetensi standar yang harus dimiliki termasuk kompetensi profesional.

Beberapa upaya meningkatkan kompetensi profesional guru, yaitu :

1. Dalam melaksanakan pembinaan profesional guru.

Upaya ini dapat dilakukan oleh kepala sekolah dengan cara menyusun program
penyetaraan bagi guru-guru yang memiliki kualifikasi DIII agar mengikuti penyetaraan
S1/Akta IV, sehingga mereka dapat menambah wawasan keilmuan dan pengetahuan yang
menunjang tugasnya. Dengan para guru yang mengikuti program penyetaraan S1 maka
dengan itu akan bertambah pula pengalaman dan wawasannya sehingga paara guru dapat

14
membagi ilmu serta pengalamannya lebih dari sebelumnya kepada para pesereta didiknya.
Dengan terjalinnya hubungan seperti itu antara guru dan murid, maka para peserta didik akan
dapat senang hati berbagi kisah dan melakukan proses belajar mengajar bersama guru mereka
yang memiliki pengalaman jauh lebih banyak dari para peserta didik itu sendiri. Dengan
demikian secara otomatis akan membantu meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

2. Untuk meningkatkan profesional guru yang sifatnya khusus, bisa dilakukan kepala
sekolah dengan mengikutsertakan guru melalui seminar dan pelatihan yang diadakan Diknas
maupun di luar Diknas. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru dalam
membenahi dan metodologi pembelajaran. Dengan metodologi yang lebih baik dan
menyenangkan, maka peserta didik pun akan dengan senang hati mengikuti proses belajar
mengajar.

3. Peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG (Pemantapan kerja guru). Melalui


wadah inilah para guru diarahkan untuk mencari berbagai pengalaman mengenai metodologi
pembelajaran dan bahan ajar yang dapat diterapkan di dalam kelas.

Meningkatkan kesejahteraan guru. Kesejahteraan guru tidak dapat diabaikan, karena


merupakan salah satu faktor penentu dalam peningkatan kinerja, yang secara langsung
terhadap mutu pendidikan. Apabila kesejahteraan guru terjamin, maka secara otomatis para
guru akan senang hati melakukan proses belajar mengajar sehingga dapat memberikan rasa
nyaman kepada para peserta didik dalam menjalani pembelajaran di sekolah. Selain itu,
upaya peningkatan kesejahteraan guru juga dapat di lakukan dengan pemberian insentif di
luar gaji, imbalan dan penghargaan, serta tunjangan-tunjangan yang dapat meningkatkan
kinerja guru.

Memberikan motivasi dan mengikutsertakannya pada kegitan pembinaan, yaitu


dengan belajar sendiri di rumah, belajar di perpustakaan, membentuk persatuan pendidik
sebidang studi, mengikuti pertemuan ilmia, belajar secara formal S1 – S3, mengikuti
pertemuan organisasi profesi pendidikan, ikut mengambil dalam kompetensi ilmiah. Tidak
hanya peserta didik yang memerlukan suatu motivasi dan kegiatan pembinaan. Para guru pun
di harapkan dapat memiliki motivasi yang tinggi serta dapat mengikuti kegiatan pembinaan
tanpa malu dan sungkan, dengan harapan para guru dapat terus mengembangkan potensi
dirinya menjadi guru – guru yang memiliki kualitas tinggi sehingga dapat ikut serta
membantu negara dalam mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas.

15
Semakin berkembangnya jaman, kini tidak sulit bagi para pendidik untuk menambah
wawasan mereka untuk meningkatkan kualitas diri. Selain gadget-gadget serta kemudahan
dalam mengakses internet, tidak jarang pula para pendidik memiliki perpustakaan pribadi di
rumah-rumah mereka sendiri. Buku–buku dibeli secara rutin maupun insidental. Kemudahan-
kemudahan tersebut diharapkan tidak membuat para pendidik malas dan mengandalkan
kemajuan jaman yang ada, melainkan dapat membantu para guru dalam mencari dan
menggali informasi lebih dan lebih lagi, mengingat pekerjaan seorang guru tidak lepas dari
buku, informasi, serta pengetahuan.

Dengan cara membentuk persatuan pendidik bidang studi atau yang berspesialisasi
sama dan melakukan tukar pikiran atau berdiskusi dalam kelompok masing-masing. Cara
belajar seperti ini dilakukan lembaga pendidikan sangat intensif sebab masing-masing peserta
akan menyumbangkan pengalaman dan pikirannya yang memberikan banyak masukan
kepada para pendidikan.

Mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah dimanapun pertemuan itu diadakan selama


masih dijangkau oleh pendidik (guru). Pertemuan-pertemuan seperti ini biasanya diisi oleh
para ahli yang sudah mempunyai nama. Dengan mengikuti hasil karya mereka dan
berpartisipasi aktif akan memberikan pengalaman tambahan kepada para pendidik disamping
kemungkinan ada materi-materi baru yang perlu diserap.

Belajar secara formal di lembaga-lembaga pendidikan baik dalam negeri maupun di


dalam negeri. Studi lanjut ini bisa ditingkat S1, S2, S3 atau dapat juga dalam waktu pendek
1-6 bulan untuk mendalami bidang studi tertentu yang disahkan dengan pemberian sertifikat.

Mengikuti pertemuan organisasi pendidikan. Dalam utusan-utusan dalam beberapa


daerah akan berkumpul. Pada umumnya mereka membawakan makalahnya masing-masing
yang berisi pengalaman, hasil penelitian, atau pemikiran kritis yang bertalian dengan tugas
pendidik di daerahnya masing-masing. Perpaduan informasi dari seluruh penjuru ini sangat
membantu pengembangan besar bagi pendidik bersangkutan untuk mengembangkan
profesinya.

Ikut mengambil dalam kompetensi-kompetensi ilmiah, seperti kompetensi pengabdian


masyarakat, kompetensi desain bangunan tertentu, kompetensi desain kendaraan bermotor,
kompetensi inovatif dalam bidang tertentu. Kemenangan dalam kompetensi seperti ini akan
memberi dorongan kuat untuk mengembangkan profesi.

16
Sesudah mengetahui cara dan pengembangan profesi, sekarang dilanjutkan dengan apa
yang harus dilakukan dalam mengembangkan profesi sebagai guru berikut ini :

1. Membaca buku atau internet, terutama yang berkenaan dengan materi-materi baru
yang ditekuni dengan cara mendidik baru.
2. Meringkas isi bacaan, ringkasan ini bermanfaat untuk memudahkan mengingat,
sebab disusun atas pemahaman sendiri dengan sistam sistematika pola. Disamping
itu ringkasan ini menghindarkan pendidik untuk selalu membaca banyak, sebab sulit
mengingat suatu hanya dengan satu kali saja
3. Membuat makalah, yaitu dengan mengemukakan ide baru didukung oleh informasi-
informasi ilmiah. Manfaat utama membuat makalah adalah belajar menyusun
pikiran secara teratur dalam bentuk tulisan. Manfaat lain adalah belajar rajin
mengumpulkan informasi dan memadukannya dengan ide baru sehingga menjadi
tulisan yang enak dibaca denagan isi yang menarik
4. Melakukan penelitian, baik penelitian perpustakaan, laboratorium maupun lapangan
5. Membuat artikel hasil penelitian, atau artikel penelitian inovatif. Artikel ini adalah
untuk konsumsi majalah atau jurnal ilmiah. Hasil penelitian yang baik adalah
apabila ia dikomunikasikan lewat artikel agar dapat dimanfaatkan oleh banyak
orang
6. Menulis buku ilmiah baik untuk perguruan tinggi maupun untuk sekolah. Penulisan
buku ini perlu digalakkan sejak awal agar ilmu tumbuh di Indonesia
7. Mengaplikasikan ilmu untuk kepentingan masyarakat umum atau mengadakan
pengabdian kepada masyarakat.

Dengan demikian kepala sekolah dalam memberdayakan kompetensi guru tak hanya
memberikan motivasi untuk memberdayakan potensi diri, melainkan pula mengikutsertakan
pada kegiatan ilmiah diluar sekolah, seperti pendidikan formal, seminar, penataran serta
peningkatan kesejahtraan guru. Melalui upaya menyeluruh maka kompetensi guru secara
bertahap akan mengalami peningkatan kualitasnya.

Untuk mempelancar kegiatan pengelolaan interaksi belajar mengajar, masih juga diperlukan
kegiatan sarana-sarana pendukung yang lain, antara lain mengetahui prestasi siswa untuk
kepentingan pengajaran. Setiap siswa itu pada hakikatnya memiliki perbedaan antara satu
dengan yang lainnya, perbedaan-perbedaan semacam ini dapat membawa akibat perbedaan
pada kegiatan yang lain, misalnya soal kreatifitas, gaya belajar, bahkan dapat membawa

17
akibat perbedaan dalam hal prestasi siswa. Persoalan ini perlu diketahui oleh guru dalam
upaya meningkatkan motivasi belajar siswa. Untuk kepentingan pembelajaran, idealnya guru
memiliki data tentang siswa

18
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Dari berbagai uraian di atas kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

Istilah kompetensi menunjuk pada suatu kemampuan untuk menjalankan aktivitas


dalam suatu pekerjaan, yang ditunjukkan oleh kemampuan mentransfer keterampilan dan
pengetahuan pada situasi yang baru. Oleh sebab itu, seorang yang memiliki kompetensi
berarti yang bersangkutan memiliki kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Dari
beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan
kemampuan guru untuk mentransfer pengetahuan dan keterampilannya dalam melaksanakan
kewajiban pembelajaran secara profesional dan bertanggungjawab. Selanjutnya,
Kepmendiknas nomor 16 tahun 2007 menetapkan standar kompetensi guru yang di
kembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama : Kompetensi pedagogik, kepribadian,
sosial, dan profesional.

Terdapat beberapa prinsip dasar yang dibagi menjadi prinsip umum dan prinsip
khusus. Prinsip umum diantaranya : Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan
kemajemukan bangsa. Mampu memberi keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan kreativitas guru dalam proses pembelajaran. Mampu memberdayakan
semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian
mutu layanan pendidikan, dll. Sedangkan prinsip khusus program peningkatan kompetensi
guru diselenggarakan dengan menggunakan prinsip-prinsip seperti berikut ini: Ilmiah,
Relevan, Sistematis, Konsisten, Aktual dan kontekstual, Fleksibel, Demokratis, Obyektif,
Komprehensif, Profesional, Bertahap, Berjenjang, Berkelanjutan, Akuntabel, Efektif, Efisien.

Beberapa upaya meninigkatkan kompetensi profesional guru, yaitu : melaksanakan


pembinaan profesional guru, mengikutsertakan guru melalui seminar dan pelatihan yang
diadakan Diknas maupun di luar Diknas, peningkatan prefessionalisme guru melalui PKG
(Pemantapan Kerja Guru), meningkatkan kesejahteraan guru, dan mengikutsertakannya pada
kegitan pembinaan.

3.2 SARAN

Sekiranya setalah membaca makalah ini, tidak ada lagi para guru yang mengajar dengan
dasar pendidikan bukan pada bidangnya, para guru dapat senang hati memperbaiki dan
menyempurnakan kompetensi dirinya sebagai seorang guru yang memiliki tingkat intelegensi
tinggi dan memiliki akhlak yang mulia. Setidaknya setelah membaca makalah ini, para guru
dan seluruh calon guru dapat bersama sama memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia
melalui proses pengajaran yang ada agar dapat mencetak generasi – generasi penerus bangsa
yang berkualitas dan mampu bersaing secara global.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. https://kimiacakep.blogspot.com/2017/02/makalah-peningkatan-kompetensi-guru.html
2. Anwar, Chaerun. (2008). Field Study PPPPTK IPA Bandung (Makalah). Bandung
3. Cony R. Semiawan, Pendidikan Anak Berbakat (Jakarta: Universitas NegeriJakarta, 2003),h.
4. Mulyasa (2005). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. PT Remaja Rosdakarya Offset.
Bandung
5. Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru dan Dosen (Bandung:
Citra Umbara, 2009), h. 228-230.
6. Sahertian, Piet A. (1990). Supervisi Pendidikan dalam rangka program inservice
education. Rineka Cipta. Jakarta

20

Anda mungkin juga menyukai