OLEH
KELOMPOK 2
Muhamad Ilham (A1P1 17O 17) Nur Diani Sajo (A1P1 170 20)
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, taufik
serta hidayah dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Tugas Administrasi Di Sekolah”. Tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Administrasi dan
Manajemen Sekolah”. Di samping itu kami berharap semoga isi dari makalah
yang dibuat ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi kami, serta
dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang yang kami kaji di
dalamnya.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu memberikan masukan dan saran hingga terselesaikannya makalah ini.
Semoga Allah SWT, senantiasa meridhoi segala usaha kami. Amin.
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN:
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN:
A. Pengertian Administrasi Pendidikan Sekolah
B. Fungsi Administrasi Pendidikan/Sekolah
C. Tujuan Administrasi Pendidikan/Sekolah
D. Prinsip Umum Administrasi Pendidikan/Sekolah
E. Unsur-Unsur Administrasi Pendidikan/Sekolah
BAB II PENUTUP:
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
1. Perencanaan
Tahap perencanaan administrator ialah melakukan suatu kegiatan
untuk merumuskan, memilih, dan menetapkan apa saja aktifitas sumber
daya yang akan dilakukan dan digunakan dimasa datang untuk mencapai
tujuan tertentu.
2. Pengorganisasian
Kegiatan atau aktivitas dimana berisikan tetang membentuk atau
menyusun hubugan kerja antara kelopok ataupun peribadi, sehingga terjadi
suatu kesatuan usaha dalam menempuh tujaun yang suddah ditetapkan.
3. Penyusunan
Sama dengan fungsinya, kepegawaian memiliki fungsi yang sangat
penting, dimana kepegawaian merupakan pengisian suatu unit atau bidang
dengan personal yang akan melakukan atau melaksanakan tugas.
4. Pengarahan
Pengarahan untuk suatu penjelasan, pertimbangan serta petunjuk
dan bimbingan terhadap para petugas yang terlibat didalamnya, abik
secara fungsional ataupun struktural agar pelaksanaan suatu tugas dapat
berjalan dengan baik.
5. Pengkoordinasian
Secara global tidak efektif karena munculnya sistem birokrasi dan
krisis ini akan terjadi bila organisasi menjadi terlalu rumit dan besar untuk
dikerjakan atau dikelola.
6. Penganggaran
Penganggaran merupakan aspek penting dalam kebutuhan sehari-
hari, dimana seorang manusia memerlukan makan untuk melakukan
sebuah kegiatan, begitulah pentingnya fungsi penganggaran ini.
7. Pergerakan
Aktivitas manager dalam pemerintahan, menugaskan dan
mengarahkan karyawan atau personel organisasi untuk melaksanakan
suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
8. Pengawasan
Kegiatan ini dilakukan supaya perilaku personalia organisasi lebih
mengarah ke tujuan oraganisasi, bukan hanya semata-mata ke tujuan
individual. Agar tidak terjadi suatu penyimpangan dari rencana dan
pelaksanaan.
9. Penilaian
Penilaian diperlukan untuk melakukan aktivitas meneliti dan
mengetahui samapaidimana suatu pelaksanaan yang dilakukan di dalam
proses keseluruhan suatu oraganisasi untuk mencapai hasil yang sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
1. Efektivitas produksi
2. Efisiensi
3. Kemampuan menyesuaikan diri
4. Kepuasan Kerja
Berdasarakan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan, tujuan administrasi
sekolah yaitu agar semua upaya dalam memanfaatkan berbagai sumber daya dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan.
1. Prinsip Efisien
Seorang administrasi akan berhasil dalam tugasnya bilamana dia
efisien dalam menggunakan semua sumber tenaga dana dan fasilitas yang
ada.
2. Prinsip Pengelolaan
Administrator akan memperoleh hasil yang paling efektif dan
efisien dengan cara melakukan pekerjaan manajemen, yakni
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan melakukan
pemeriksaan (pengontrolan)
5. Prinsip Kerjasama
Administrator dikatakan berhasil dalam melakukan tugasnya bila ia
mampu mengembangkan kerjasama antara seluruh anggota organisasi baik
secara horizontal maupun vertikal. Pelaksanaan kerja, bertujuan untuk
mencapai efisiensi dalam menggunakan dana, tenaga, waktu serta adanya
semangat untuk bekerja pada seluruh anggota organisasi. Dengan usaha
berbagai sumber kerja yaitu, pikiran, tenaga, waktu dana yang tersedia.
1. Administrasi Kesiswaan
Administrasi kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal
yang berkaitan dengan siswa, pembinaan selama siswa berada di sekolah,
sampai dengan siswa menamatkan pendidikannya melelui penciptaan
suasana yang kondusif terhadap berlangsungnya proses belajar mengajar
yang efektif. Administrasi kesiswaan dilakukan agar transformasi siswa
menjadi lulusan yang dikehendaki oleh tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Fungsi
administrasi kesiswaan antara lain:
a. Mengetahui secara umum kondisi siswa yang sedag mengikuti
pebelajaran pada setiap tahun pembelajaran;
b. Merencanakan jumlah siswa yang dapat direktrut untuk tahun
pembelajaran berikutnya;
c. Sebagai masukan dalam merencanakan Rencana Anggaran Pendapatan
Belanja Sekolah (RAPBS).
3. Administrasi Personal
Personal pendidikan adalah golongan petugas yang membidangi
edukatif dan membidangi kegiatan nonedukatif (ketatausahaan). Personal
bidang edukatif adalah mereka yang bertanggung jawab dalam kegiatan
belajar mengajar, yaitu guru dan konseler serta konseling (BK), sedangkan
yang termaksud di dalam kelompok personal bidang nonedukatif adalah
petugas tata usaha, penjaga dan pesuruh sekolah.
Tenaga pendidik berdasarkan UU No, 20 Tahun 2003 adala tenaga
yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya dan di
tugaskan untuk mengajar sebagai guru. Sedangkan tenaga kependidikan
adalah tenaga yang memiliki kompetensi sesuai dengan bidang
keahliannya yang ditugaskan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran
di sekolah. Tenaga kependidikan antara lain meliputi pustakawan, tenaga
administrasi, laboran, dan penjaga sekolah.
1) Inventarisasi pegawai;
2) Pengusulan formasi pegawai
3) Pengusulan pengangkatan, kenaikan tingkat, kenaikan berkala, dan
mutasi;
4) Mengatur usaha kesejahteraan;
5) Mengatur pembagian tugas.
4. Administrasi Keuangan
Komponene keuangan sekolah merupakan ketata usahaan, dan
tidakan keuangan yang meliputi pencatatan data, perencanaan,
pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggung jawaban keuangan. Keuangan
merupakan faktor penting untuk melakukan kegiatan, hal ini sukar sekali
apabila pelaksanaan suatu kegiatan dilakukan tanpa uang. Namun dibalik
itu, mengadakan uang untuk pelaksanaan kegiatan tidaklah mudah. Oleh
karena itu, pengadministrasian keuangan sangat perlu demi tercapainya
efektifitas dan efisiensi. Adapu tugas administrasi keuangan antar lain:
a. Perencanaan Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah
(RAPBS);
b. Pelaksanaan anggaran dan pertanggung jawaban keuangan;
c. Bantuan Operasional Sekolah (BOS);
d. Bantuan Operasional Pendidikan (BOP);
e. Komite sekolah; dan
f. Zakat, infaq dan shadaqah.
5. Administrasi Kurikulum
Administrasi kurikulum merupakan seluruh proses kegiatan yang
direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh
untuk membantu, melayani, dan mengarahkan serta membina secara
kontinyu situasi belajar-mengajar, agar berjalan efektif dan efisien demi
tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Di dalam
administrasi kurikulum memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Ketersediaan kurikulum yang digunakan sebagai pegangan
mengajar pada tiap angkatan;
b. Ketersediaan jabaran kurikulum dari tiap-tiap mata pelajaran, yang
meliputi Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator;
c. Ketersediaan satuan acara pembelajaran atau rencana pelaksanaan
pembelajaran pada tiap mata pelajaran di setiap tingkatan kelas;
d. Deskripsi sajian pokok bahasan dari tiap mata pelajaran untuk tiap-
tiap semester pembelajaran;
e. Mencatat pelaksanaan kurikulum nasional dan kurikulum lokal/
muatan lokal serta pengalokasian waktu pembelajaran kurikulum
nasional dan muatan okal.
6. Administrasi Humas
Sekoalah sebagai suatu sistem sosial merupakan bagian integral
dari sistem sosial yang lebih besar, yaitu masyarakat. Maju-mundurnya
sumber daya manusia (SDM) pada suatu daerah, tidak hanya bergantung
pada upaya-upaya yang dilakukan sekolah, namun sangat bergantung
kepada tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan. Semakin tinggi
tingkat partisipasi masyarakat terhadap pendidikan di suatu daerah, akan
semakain maju pula sumber daya manusia tersebut, dan sebaliknya. Oleh
karena itu, masyarakat hendaknya ditumbuhkan “rasa ikut memiliki”
sekolah di daerah sekitarnya. Maju-mundurnya sekolah di lingkungannya
juga merupakan tanggung jawab bersama masyarakat setempat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan administrasi
sekolah adalah keseluruhan proses kegiatan segala sesuatu urusan sekolah
yang dilaksanakan oleh personil sekolah (Kepala sekolah dan stafnya,
guru-guru, dan karyawan sekolah lainnya) dalam suatu kerjasama yang
harmonis untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah
secara efektif dan efisien.
Pada hakekatnya, administrasi sekolah dapat diklasifikasikan atas
dua kegiatan utama, yaitu kegiatan administrasi sebagai usaha
pengendalian kegiatan pencapaian tujuan pendidikan di satu pihak, dan
kegiatan operasional kependidikan untuk mencapai tujuan tersebut di
pihak yang lain. Kegiatan operasional kependidikan adalah kegiatan teknis
edukatif, seperti kegiatan belajar mengajar, bimbingan dan konseling,
supervisi pendidikan, dan lain-lain. Untuk melaksanakan tugas-tugas
operasional tersebut secara efektif diperlukan sejumlah tenaga profesional
dalam bidang kependidikan termasuk juga kemampuan profesional di
bidang penguasaan materi bidang studi/mata pelajaran di luar bidang
kependidikan.
Sedangkan kegiatan administratif kependidikan adalah
menyangkut kemampuan mengendalikan kegiatan operasional tersebut
agara secara serempak seluruhnya bergerak dan terarah pada pencapaian
tujuan yang ditetapkan. Tujuan mana pada dasarnya untuk mewujudkan
efektifitas dan efisiensi kerja yang tinggi dalam menyelenggarakan tugas-
tugas operasional yang bersifat teknis edukatif di lingkungan lembaga
pendidikan formal tertentu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran