Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENYUSUNAN PARAGRAF, KARANGAN, DAN IHWAL PARAGRAF

DisusunOleh :
1. Reynaldi Fauzan Armiza (2110206016)
2. Muhd. Dedis Harwandi (2110206023)
3. Noor Shoevika (2110206054)
4. Ilen Trisnawati (2110206047)
5. Sofa Salsabila (2110206055)

PENGAMPU :
Megi vornika, M.Pd

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) KERINCI
T.A 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta hidayah-Nya kepada kita. Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan
kepada baginda Nabi Muhammad s.a.w yang telah membawa kita dari zaman yang gelap
menuju zaman yang terang benderang seperti sekarang ini.
Tak lupa, kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Megi Vornika, M.Pd yang
telah membimbing kami sehingga kami telah menyelesaikan makalah dengan tepat
waktu. Dan ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mendorong dan
mendukung demi selesainya tugas makalah ini.
Makalah yang kami buat untuk membahas materi tentang “IKHWAL
PARAGRAF“. Semoga makalah ini bermanfaat bagi diri penulis sendiri juga para pembaca
makalah ini. Dan kami mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat
kekurangan dan kesalahan yang tidak berkenan di hati pembaca. Oleh karena itu kritik dan
saran dari pembaca kami harapkan sebagai masukan dan koreksi perbaikan makalah
kami selanjutnya.

Kerinci, 13 September 2021

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Berdasarkan Latar Belakang........................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................
A. Strukur Paragraf ....................................................................................... 1
B. Teknik Pengembangan Paragraf............................................................... 1
C. Jenis Jenis Paragraf................................................................................... 5
D. Ide Utama Dan Kalimat Utama Paragraf................................................... 1
E. Kalimat Penjelas........................................................................................ 1
F. Kalimat Penegas........................................................................................ 1
G. Unsur Unsur Pengait Paragraf................................................................... 2
H. Prinsip Kepanduan Bentuk Dan Makna Paragraf....................................... 1
I. Jenis Dan Pengembangan Paragraf............................................................ 2
BAB III PENUTUP ............................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................ 1
B. Saran dan Kritik ........................................................................................ 1
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 1
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dewasa ini, kecenderungan seseorang mengesampingkan pentingnya pemahaman
paragraf termasuk dalam penentuan ide atau kalimat utama, kalimat penjelas, unsur unsur
pengait ataupun jenis dan cara pengembangan paragraf. Dengan
mengesampingkan kepentingan penyusunan paragraf dan peranti peranti yang harus ada di
dalamnya ini, akan menimbulkan kesalahan yang fatal baik bagi penulis maupun pembaca.
Kaum pelajar baik siswa maupun mahasiswa tidak terlepas dari yang namanya tugas.
Salah satunya adalah pembuatan makalah ataupun karya tulis ilmiah. Dimana siswa dan
juga mahasiswa harus sekreatif mungkin dalam merangkai sebuah kalimat yang sesuai
dengan konteks yang sedang dibicarakan terutama dalam bahasa tulis. Selain itu, penyusunan
paragraf juga sangat penting karena kualitas sebuah makalah salah satunya terletak
pada susunan paragraf.
Oleh karena itu, dengan selesainya tugas makalah yang telah kami susun yang berjudul
“ TUGAS MAKALAH IHWAL PARAGRAF ” diharapkan mampu membantu teman-teman
dalam pembuatan makalah dengan bahasa yang benar, baik dan sesuai dengan keinginan
pembaca pada umumnya.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka kami rumuskan masalah dalam
makalah ini adalah :

1. Apa struktur Paragraf ?

2. Bagaimana Tehnik Pengembangan Paragraf?

3. Apa Saja Jenis-Jenis Paragraf ?

C. Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang dan rumusan maslah tersebut, maka tujuan penulisan
makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan memahami struktur paragraph.

2. Untuk mengetahui bagaimana teknik pengembangan paragraph.

3. Untuk mengatahui jenis-jenis paragraf.


BAB II PEMBAHASAN

A. Struktur Paragraf Paragraf terdiri atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau
kalimat pendukung.Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok
alinea.Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan atau
mendukung ide utama. Untuk mendapatkan paragraf yang baik perlu diperhatikan hal-hal berikut
:

1. Posisi Paragraf

Sebuah karangan dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu karangan yang mengandung
kebulatan ide dibangun oleh beberapa anak bab. Anak bab dibangun oleh beberapa paragraf. Jadi,
kedudukan paragraf dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak bab, atau secara tidak
langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa paragraf merupakan
satuan terkecil karangan, sebab di bawah paragraf tidak lagi satuan yang lebih kecil yang mampu
mengungkapkan gagasan secura utuh dan lengkap.

2. Batasan Paragraf

Pengertian paragraf ini ada beberapa pendapat, antara lain : a. Kamus Besar Bahasa Indonesia :
paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya dimulai dengan garis baru)

b. The Jiang Gie dan A. Didyamartaya : paragraf ialah satuan pembagian lebih kecil di bawah
sesuatu bab dalam buku. Paragraf biasanya diberi angka Arab.

3. Kegunaan Paragraf

Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini
memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut: a. Sebagai penampung fragmen ide pokok atau
gagasan pokok keseluruhan paragraf b. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan
pikiran penulis c. Penanda bahwa pikiran baru dimulai, d. Alat bagi pengarang untuk
mengembangkan jalan pikiran secara sistematis e. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf
dapat berguna bagi pengantar, transisi, dan penutup.

4. Struktur Paragraf

Mendapatkan banyaknya unsur dan urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur paragraf
dapat dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan, yaitu : a. Paragraf terdiri atas transisi
kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas. b. Paragraf terdiri atas transisi
berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas. c. Paragraf terdiri atas
kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges. d. Paragraf terdiri atas transisi berupa
kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.

e. Paragraf terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang. f. Paragraf
terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang. g. Paragraf terdiri atas kalimat pengembang
dan katimat topik.
B. Teknik Pengembangan Paragraf

1. Secara alami Pengembangan paragraf secara alami berdasarkan urutan ruang dan waktu. Urutan
ruang merupakan urutan yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu
ruang. Urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan tedadinya peristiwa, perbuatan, atau
tindakan.

2. Klimaks dan Antiklimaks Pengembangan paragraf teknik ini berdasarkan posisi tertentu dalam
suatu rangkaian berupa posisi yang tertinggi atau paling menojol. Jika posisi yang tertinggi itu
diletakkan pads bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya, jika penulis mengawali rangkaian dengan
posisi paling menonjol kemudian makin lama makin tidak menonjol disebut antiklimaks.

3. Umum Khusus dan Khusus Umum Dalam bentuk Umum ke Khuss utama diletakkan di awal
paragraf,disebut paragraf deduktif.Dalam bentuk khusus-umum, gagasan utama diletakkan di akhir
paragraf, disebut paragraf induktif.

C. Jenis-Jenis Paragraf

1. Eksposisi

Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk menjelaskan dan menerangkan kembali
sesuatu permasalahan kepada pembaca agar pembaca mendapat gambaran yang sejelas-jelasnya
tentang sesuatu permasalahan yang dimaksud pengarang.

Karakteristik paragraf eksposisi Paragraf eksposisi memiliki ciri – ciri yaitu

a. Bersifat nonfiksi atau ilmiah

b. Bertujuan menjelaskan atau memaparkan

c. Isi harus berdasarkan fakta

d. Tidak bermaksud mempengaruhi

Contoh: Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan
mengenai impor daging ilegal.Sebab, hampir seminggu
terakhir
mereka
kehilangan
pembeli
sampai
70
persen.Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya
meningkat.
2. Argumentasi

Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi mengenai argumen atau pendapat yang disertai
alasan-alasan kuat dan meyakinkan.Dalam paragraf argumentatif, penulis bermaksud untuk
mempengaruhi pembaca melalui penjelasan yang disertai alasan yang kuat sesuai dengan fakta.

Karakteristik paragraf argumentasi Paragraf argumentasi memiliki ciri – ciri yaitu: a. Memilki ide
pokok atau berupa argumen atau pendapat tentang suatu masalah b. Memiliki fakta sebagai penjelas
yang mendukung gagasan c. Memilki hubungan sebab - akibat d. Menggunakan penjelasan -
penjelasan lain untuk memperkuat argumen atau pendapat

Contoh: Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya.Pernyataan
demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa
anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh
orang tuanya.Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di
perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang
tuanya untuk menopang kehidupan keluarga.Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter,
kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat
di mana-mana.

3. Deskripsi

Berisi gambaran mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa atau
mendengar hal tersebut.

Karakteristik paragraf deduktif Paragraf deduktif memiliki ciri – ciri yaitu: a. Menggambarkan atau
melukiskan obyek tertentu b. Menceritakan sebuah obyek dari hasil pengindraan c. Bermaksud agar
pembaca menyaksikan atau mengalami sendiri Contoh: Gadis itu menatap Doni dengan seksama.Hati
Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya.Ya, karena memang gadis
didepannya itu sangat cantik.Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang.Matanya
bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya
yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.

4. Persuasi

Paragraf persuasif atau paragraf ajakan adalah paragraf yang berisitentang suatu gagasan mengenai
suatu permasalahan dengan maksud untuk meyakinkan dan mengajak pembaca melakukan seperti
yang diharapkan penulis.

Karakteristik paragraf persuasi Paragraf peruasi memiliki ciri – ciri sebagai berikut: a. Bertujuan
untuk mempengaruhi dan mengajak pembaca sesuai yang diharapkan b. Memiliki fakta atau bukti
untuk mempengaruhi dan mengajak pembaca c. Menggunakan bahasa yang menarik unutk
mensugesti pembaca untuk melakukan sesuatu yang harapkan pengarang

Contoh: Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia
sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilainilai tersebut di antaranya adalah mengakui
dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang
rasa dan nilai-nilai kemanusiaan.Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus

mengembangkan

sikap

tolong-menolong

dan

saling

mencintai.Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling
mencintai.

5. Narasi

Paragraf narasi atau paragraf kisahan adalah paragraf yang mengisahkan atau memaparkan suatu
kejadian secara berurutan atau kronologis.Karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian
menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan
kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.

Karakteristik paragraf narasi

Pargaraf narasi memiliki ciri – ciri yaitu a. Adanya tokoh b. Adanya alur atau jalan cerita c. Adanya
latar atau setting d. Mementingkan urutan waktu atau urutan peristiwa e. Tidak hanya terdapat dalam
karya fiksi tetapi terdapat dalam karya non fiksi

Contoh: Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari
rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langitlangit perpustakaan, mengernyitakan
kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.

b. Macam-macam Paragraf berdasarkan tujuannya

1) Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran
pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.

Contoh paragraf pembuka : Pemuli baru saja usai.Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti
jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan.Namun, tidak demikian
yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress
berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.

2) Paragraf Penghubung

Paragraf penghubung berisi


inti

masalah

yang hendak

disampaikan kepada pembaca.Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf
pembuka.Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya.Dalam
karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis, paragraf-paragraf

itu

harus

disusun

berdasarkan

suatu

perkembangan yang logis.Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa
paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada paragraf-paragraf
yang menekankan pendapat pengarang.

3) Paragraf Penutup

Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk
eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.

Contoh paragraf penutup : Demikian proposal yang kami buat.Semoga usaha kafe yang kami dirikan
mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame.Atas segala perhatiannya, kami
ucapkan terima kasih.

c. Macam-Macam Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama

1) Paragraf Deduktif

Paragraf deduktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama

di awal paragraf dan dimulai dengan pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan
khusus.

Contoh paragraf deduktif : Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya, sudah
diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi,
hari ini ia memaksa menggunakannya untuk membuka usaha baru

2) Paragraf Induktif
Paragraf induktif ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan
uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.

Contoh paragraf induktif : Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan
budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah.

Komunikasi

tidak

lancer.Informasi

tersendat-

sendat. Memang bahasa merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien.

3) Paragraf Campuran

Paragraf campuran ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph.Kalimat
utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.

Contoh paragraf campuran : Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat dilepaskan dari
komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti

menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern.
Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana
komunikasi.

d. Macam-Macam Paragraf Berdasarkan Isi

1) Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema
paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf.Biasanya dipakai untuk melakukan sesuatu, hal, keadaan,
situasi dalam cerita.

Contoh paragraf deskripsi : Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa di seberang lembah
itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup
adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh di belahan punggung.Batang-batang yang ramping dan
meliuk-liuk oleh hembusan angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh
pesona.

2) Paragraf Proses

Paragraf proses ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat dalam
kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau proses, meliputi waktu, ruang,
klimaks dan antiklimaks.
3) Paragraf Efektif

Paragraf efektif adalah paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik.Paragrafnya terdiri atas satu
pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas.Tidak boleh ada kalimat sumbang, harus ada
koherensi antar kalimat.

D. IDE UTAMA DAN KALIMAT UTAMA PARAGRAF

Ide pokok atau ide utama sebuah paragraf menentukan wujud dari paragraf. Dalam
sebuah paragraf mutlak harus memiliki ide pokok. Jadi, paragraf yang tidak memiliki ide
pokok atau ide utama sesungguhnya tidak dapat dianggap sebagai paragraf. Biasanya, sebuah
ide pokok atau ide utama sebuah paragraf dikemas dalam sebuah kalimat. Kalimat yang
mengandung ide utama atau ide pokok itulah yang disebut dalam sebagai kalimat utama atau
kalimat pokok. Contohnya ide pokok paragraf yang berbunyi,’lambatnya penelitian’, maka
ide pokok paragraf tersebut dapat dikemas menjadi sebuah kalimat utama yang berbunyi, ‘
Lambatnya penelitian di Indonesia disebabkan oleh rendahnya insentif bagi para peneliti.’
Jadi, jelas bahwa ide pokok sesungguhnya memiliki jangkauan keluasan yang lebih besar
daripada kalimat utama atau kalimat pokok.

1. Kalimat utama di awal paragraf


Kalimat utama di awal paragraf berupa perincian dan jabaran bagi kalimat utama tersebut.
Alur pikiran yang diterapkan dalam paragraf dengan kalimat utama di awal paragraf adalah
alur penalaran deduktif. Pemaparan paragraf dimulai dari hal-hal yang sifatnya umum,
kemudian disertai dengan jabaran-jabaran yang sifatnya khusus.
2. Kalimat utama di akhir paragraf
Kalimat utama yang terletak di akhir paragraf terlebih dahulu diawali dengan kalimat-
kalimat penjelas. Kalimat-kalimat penjelas dapat berupa perincian-perincian, analisis dan
deskripsi, contoh-contoh dan sejumlah pemaparan serta argumentasi. Kalimat utama yang
berada di akhir paragraf itu fungsinya yang paling utama adalah untuk menyimpulkan.
Kesimpulan tersebut lazimnya berupa sebuah generalisasi yang merupakan intisari dari
paparan-paparan dan perincian-perincian yang sudah disampaikan sebelumya.
3. Kalimat utama di akhir paragraf
Kalimat utama terletak di tengah paragraf. Paragraf jenis ini disebut juga paragraf ineratif. Di
dalam paragraf model ineratif ini kalimat utama yang terdapat di tengah paragraf itu dapat
diibaratkan sebagai puncak. Kalimat-kalimat yang berada di awal paragraf itu dapat
dikatakan sebagai awal-awal
menuju puncak, menuju klimaks paragraf, sedangkan kalimat-kalimat yang berada setelah
kalimat utama merupakan kalimat penjelas, derajatnya semakin melemah.
4. Kalimat utama di awal dan akhir paragraf
Kalimat utama dalam sebuah Paragraf itu tidak mungkin terdiri lebih dari satu. Kalimat
utama yang banyak dianggap muncul didua tempat. Kalimat keduanya hanya merupakan
pengulangan dari yang pertama. Dengan pengulangan tersebut maka kalimat utama akan
semakin jelas. Paragraf yang kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf disebut sebagai
paragraf beralur penalaran abduktif.
5. Kalimat utama tersirat
Adakalanya pula, sebuah paragraf dalam bahasa Indonesia tidak secara kasat mata
menunjukkan kalimat utamanya. Rumusan kalimat utama terdapat di balik paragraf itu
sendiri.
E. Kalimat penjelas
Tugasnya menjelaskan dan menjabarkan lebih lanjut ide pokok dan kalimat utama yang
terdapat dalam paragraf tersebut. Tuntas dan tidak tuntasnya penjabaran kalimat utama
kedalam kalimat-kalimat penjelas pada sebuah paragraf sama sekali tidak dapat ditentukan
dan diukur dari panjang pendeknya paragraf, tetapi yang menentukan adalah bagaimana ide
pokok dan kalimat utama paragraf itu dijabarkan sungguh-sungguh jelas dan terperinci.
1. Kalimat penjelas mayor
Merupakan kalimat penjelas yang utama. Bersifat langsung, artinya kalimat penjelas
yang utama itu bertugas menjelaskan secara langsung ide pokok dan kalimat utama yang
terdapat di dalam paragraf itu.
2. Kalimat penjelas minor
Merupakan kalimat yang secara langsung menelaskan kalimat penjelas utama
dan secara tidak langsung menjelaskan kalimat pokok dan kalimat utama.
F. Kalimat Penegas
Kehadiran kalimat penegas dialam sebuah paragraph bersifat tentatif, bersifat mana suka.
Oleh karena itu kehadiran kalimat penegas tidak dipentingkan.

G. Unsur-Unsur Pengait Paragraf


Kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf juga masih harus didukung penataannya
dengan peranti konjungsi dan kata ganti. Adapun yang dimaksud dengan konjungsi atau kata
penghubung adalah kata yang bertugas menghubungkan atau menyambungkan ide atau
pikiran yang ada dalam sebuah kalimat dengan ide atau pikiran ada kalimat yang lainnya.
1. Pengait berupa Konjungsi Intrakalimat
Konjungsi intrakalimat pada kalimat-kalimat sebuah paragraf dapat menandai atau
mengaitkan hubungan-hubungan berikut ini.
a. Hubungan aditif (penjumlahan) : dan, bersama, serta.
b. Hubungan adversatif (pertentangan) : tetapi, tapi, melainkan.
c. Hubungan alternatif (pemilihan) : atau, ataukah.
d. Hubungan sebab : sebab, karena, lantaran, gara-gara.
e. Hubungan akibat : hasilnya, akibatnya, akibat.
f. Hubungan tujuan : untuk, demi, agar, biar, supaya.
g. Hubungan syarat : asalkan, jika, kalau, jikalau
h. Hubungan waktu : sejak, sedari, ketika, seaktu, saat, tatkala, selagi, selama, setelah,
sesudah, seusai, begitu, hingga
i. Hubungan konsesif : sungguhpun, biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun, kendatipun,
betapapun
j. Hubungan cara : tanpa, dengan
k. Hubungan kenyataan : bahwa
l. Hubungan alat : dengan, tidak dengan, memakai, mengunakan, mengenakan
m. Hubungan ekuatif (perbandinan positif, perbandingan menyamakan) : sebanyak, seluas,
selebar.
n. Hubungan komparatif (perbandingan negative, perbandingan membedakan) : lebih dari,
kurang dari, lebih sedikit daripada.
o. Hubungan hasil : sampai, sehingga, maka.
p. Hubungan antributif tak restriktif (hubungan menerangkan yang mewatasi) : yang
q. Hubungan antributif yang tidak restriktif (hubungan menerangkan yang tidak mewatasi)
: yang (biasanya diawali dengan tanda koma)
r. Hubungan andaian : andaikata, seandainya, andaikan.
s. Hubungan optatif ( harapan) : mudah-mudahan, moga-moga.
2. Pengait berupa Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antar kalimat didalam sebuah paragraf bertugas untuk menyambungkan atau
menghubungkan ide antara kalimat yang satu dan yang lainnya.
Konjungsi-konjungsi antarkalimat yang mengemban hubungan-hubungan makna sebagai
berikut :
a. Hubungan makna pertentangan dengan yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya :
biarpun begitupun, biarpun demikian,sekalipun demikian.
b. Hubungan makna kelanjutan dari kalimat yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya :
kemudian, sesudah itu,setelah itu
c. Hubungan makna bahwa terdapat peristiwa, hal, keadaan diluar dari yang dinyatakan
sebelumnya: tambahan pula , lagipula, selain itu
d. Hubungan makna kebalikan dari yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya :
sebaliknya, berbeda dari itu, kebalikannya
e. Hubungan makna kenyataan yang sesungguhnya : sesungguhnya, bahwasannya,
sebenarnya
f. Hubungan makna yang menguatkan keadaan yang disampaikan sebelumnya : malah,
malahan, bahkan
g. Hubungan makna yang menyatakan keeksklusifan dan keinklusifan : kecuali itu
h. Hubungan makna yang menyatakan konsekuensi : dengan demikian
i. Hubungan makna yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan
sebelumnya : sebelum itu
3. Pengait berupa Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif terdiri atas dua unsur yang dipakai berpasangan. Bentuk
berpasangan demikian itu bersifat ideomatis, jadi tidak bisa dimodifikasikan dengan bgitu
saja. Adapun contoh konjungsi korelatif tersebut adalah sebagai berikut : antara….dan ,
dari….hingga , dari….sampai dengan , dari….sampai ke, dari….sampai, dari….ke, baik….
Maupun , tidak hanya….tetapi juga , bukan hanya….melainkan juga
4. Pengait berupa Preposisi
Preposisi atau kata depan dapat dikatakan sebagai kelas kata dalam sebuah bahasa yang
sifatnya tertutup. Dikatakan tertutup karena jumlahnya terbatas dan tidak berkembang
seperti kelas-kelas kata yang lainnya. Berikut ini hubungan-hubungan makna yang
diyatakan oleh preposisi atau kata depan.
a. Hubungan makna keberadaan : di, pada di dalam.
b. Hubungan makna asal : dari, dari dalam, dari luar.
c. Hubungan makna arah : ke, menuju , kedalam.
d. Hubungan makna alat : dengan , tampa dengan.
e. Hubungan makna kepesertaan : dengan, bersama.
f. Hubungan makna cara : secara, dengan.
g. Hubungan makna peruntukan : untuk, bagi, demi.
h. Hubungan makna sebab atau alasan : karena, sebab.
i. Hubungan makna perbandingan : daripada, ketimbang.
j. Hubungan makna pelaku perbuatan atau agentif : oleh.
k. Hubungan makna batas : hingga, sampai.
5. Pengait dengan Teknik Pengacuan
Teknik-teknik pengacuan tertentu juga dapat digunakan sebagai peranti pengait. Pengacuan
– pengacuan termaksud dapat bersifat endoforis yang merujuk pada kebahasaan, tetapi juga
dapat bersifat eksoforis yang menunjuk pada bentuk yang berada diluar kebahasaan. Berikut
ini pengacuan – pengacuan yang bersifat endoforis :
a. Hubungan pengacuan dengan kata ‘itu’.
b. Hubungan pengacuan dengan kata ‘begitu’.
c. Hubungan pengacuan dengan kata ‘ begitu itu’.
d. Hubungan pengacuan dengan kata ‘demikian itu’.
e. Hubungan pengacuan dengan kata ‘tersebut’.
f. Hubungan pengacuan dengan kata ‘tersebut itu’.
g. Hubungan pengacuan dengan pronomina ‘-nya’.
6. Pengait yang Memerantikan Kalimat
Unsur-unsur pengait di dalam paragraf tidak hanya berupa kata dan frasa
tetapi juga berupa kalimat. Kalimat demikian itu lazimnya terdapat diawal paragraf.

H. Prinsip Kepaduan Bentuk dan Makna Paragraf


Paragraf yang baik adalah paragraf yang semua unsur kebahasaannya menjamin kepaduan
bentuk bagi keberadaan paragraf itu. Kepaduan makna dalam sebuah paragraf ditunjukan
dengan sebuah kehadiran ide atau pikiran yang satu dan tidak terpecah-pecah di dalam
paragraf. Ide pokok dalam sebuah paragraf itu tidak boleh lebih dari satu. Jika ide pokoknya
hanya satu maka harus dijabarkan secara terperinci hingga menjadi benar-benar tuntas
dalam satu paragraf.
1. Prinsip Kesatuan Pikiran
Di dalam sebuah paragraf harus terdapat prisip kesatuan ide atau pikiran.
Pikiran atau ide yang hanya ada satu tersebut selanjutnya harus dijabarkan secara terperinci
lewat kalimat-kalimat penjelas didalam paragraph itu. Dan kalimat penjelas yang sifatnya
minor tersebut masih dapat dijabarkan lagi menjdi kalimat penjelas yang sifatnya sub-
minor. Prinsip kepaduan kesatuan ide atau kesatuan pikiran ini menjadi sangat penting
untuk menjadikan konstruksi paragraf yang benar-benar efektif dan padu makna.
2. Prinsip Ketuntasan Pemaparan
Yang dimaksud dalam tuntas pemaparan adalah bahwa di belakang ide atau
pikiran pokok yang sedang dijabarkan tersebut, tidak ada lagi sisa-sisa atau serpihan-serpihan
ide atau pikiran yang belum dijabarkan. Paragraf yang baik adalah paragraf yang benar-benar
tuntas dari dimensi penjabaran atau pemaparan ide pokoknya.
3. Prinsip Keruntutan
Adapun yang dimaksud adalah paragraph disusun secara urut, bahwa jabaran
ide dan pikiran pokok dalam sebuah paragraf itu tidak melompat-lompat, jadi harus benar-
benar urut. Maka pemaparan harus setia dengan alur pikir khusus-umum, maka pejabaran
harus dimulai dengan hal yang sangat terperici, menuju dimensi yang besar, dan berhenti
pada dimensi yang paling kecil.
I. Jenis dan Cara Pengembangan Paragraf
1. Jenis Paragraf
Paragraf dalam sebuah karangan biasanya terbagi dalam 3 jenis : paragraf pembuka,
paragraf pengembang, dan paragraf penutup.
a. Paragraf pembuka
Tugas pokok paragraf pembuka adalah untuk membuka dan mengantarkan pembaca agar
dapat memasuki paragraf-paragraf pengembang yang akan dihadirkan kemudian. Pembuka
paragraf harus dibuat menarik atau memikat pembaca agar mereka mau meneruskan masuk
ke dalam paragraf selanjutnya.
b. Paragraf pengembang
Paragraf pengembang atau paragraf isi sesungguhnya berisi inti atau esensi pokok
beserta seluruh jabaran karya tulis itu sendiri. Ukuran dari paragraf pengembang tidak
pernah ditentukan dalam sebuah karya ilmiah, jadi ukuran yang di lihatkan adalah
ketuntasan dari pemaparan atau penguraian tema karangan dan kalimat tesis yang ada dalam
karangan atau tulisan itu.
c. Paragraf penutup
Paragraf penutup bertugas mengakhiri sebuh tulisan atau karangan, dan yang pasti semua
karangan diakhiri dengan paragraf penutup untuk menjamin bahwa permasalahan yang di
pampangkan pada awal paragraf karangan itu terjawab secara lebih jelas tegas dan tuntas.
Isi paragraf penutup itu dapat berupa simpulan atau penegasan kembali pemaparan
yang telah disajikan sebelumnya, adapula sebuah paragraf penutup berisi rangkuman
dari perincian-perincian jabaran yang telah dialakukan sebelumnya di dalam isi
karangan dan tulisan.
2. Pengembangan Paragraf
Paragraf harus diuraikan dan dikembangkan oleh para penulis atau pengarang dengan
variatif. Sebuah karangan ilmiah bisa mengambil salah satu model pengembangan atau
bisa pula mengombinasikan beberapa model sekaligus.
a. Pengembangan Ilmiah
Pengembangan paragraf yang berciri ilmiah didasarkan pada fakta spasial dan kronologi,
pengembangan itu harus setia pada urutan tempat dan waktu, yakni bermula dari titik waktu
tertentu dan berkembang terus sampai pada titik waktu yang selanjutnya di dalam sebuah
dimensi deskripsi.
b. Pengebangan Deduksi-Induksi
Pengembangan paragraf dengan model deduksi dimulai dari sesuatu gagasan yang sifatnya
umum dan diikuti dengan perincian-perincian yang sifatnya khusus dan terperinci.
Sedangkan pengembangan paragraf secara induksi adalah pengembangan yang dimulai dari
hal-hal yang sifatnya khusus, mendetail, terperinci, menuju ke hal-hal yang sifatnya umum.
c. Pengembangan Anologi
Pengembangan paragraf secara analogis lazimnya dimulai dari sesuatu yang sifatnya
umum, sesuatu yang banyak dikenal oleh publik, sesuatu yang banyak dipahami
kebenarannya oleh orang-orang dengan sesuatu yang masih baru, sesuatu yang belum
banyak diketahui publik.
d. Pengembangan Klasifikasi
Pengembangan klasifikasi dapat memudahkan pembaca dalam memahami isinya, seperti
kelas-kelasnya jelas, tipe-tipe yang sifatnya khusus atau spesifik akan dapat ditemukan.
Pengkelasan atau penipean itu dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara mungkin
berdasarkan kesamaan karakternya, kesamaan bentuknya, kesamaan ciri dan sifatnya akan
memudahkan untuk dapat dipahami oleh pembaca jika di klasifikasikan terlebih dahulu.
e. Pengembangan Komparatif dan Kontrastif
Komparatif adalah sebuah paragraf dalam karangan ilmiah yang dapat dikembangkan
dengan cara dibandingkan dimensi-diemnsi kesamaannya, bisa dari ciri-cirinya,
karakternya, tujuannya, bentuknya, dengan cara mengamati kesamaan dimensi-dimensinya.
Kontrastif adalah perbandingan yang dilakukan dengan cara mencermati dimensi-dimensi
perbedaannya dari ciri-cirinya, karakternya, tujuannya dan bentuknya.
f. Pengembangan Sebab-Akibat
Pengembangan paragraf dengan cara demikian ini juga lazim disebut sebagai
pengembangan yang sifatnya rasional. Karena lazimnya orang berpikir berawal dari sebab-
sebab dan bermuara pada akibat-akibat.
g. Pengembanan Klimaks-Antiklimaks
Paragraf klimaks ini dikembangkan pula dari puncak-puncak peristiwa yang sifatnya kecil-
kecildan beranjak terus maju ke dalam puncak peristiwa yang paling besar atau optimal,
kemudian berhenti di puncak yang paling optimal tersebut. Paragraf Antiklimaks ini
paragraf yang pengembangannya masih diteruskan ke dalam tahapan penyelesaian hingga
tidak menemukan titik akhir, dan ini tidak sangat lazim ditemukan di dalam karya ilmiah.
Kebanyakan narasi dan cerita dongeng pengantar tidur menerapkan model pengembangan
paragraf yang demikin ini.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Paragraf (Alinea) merupakan kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan
lebih luas dari pada kalimat atau Alinea merupakan kumpulan kalimat tetapi kalimat yang bukan
sekedar berkumpul melainkan berhubungan antara yang satu dengan yang lain dalam ssatu rangkaian
yang membentuk suatu kalimat .

B.Dalam pembuatan tulisan ilmiah yang biasanya dilakukan oleh sivitas akademik suatu
perguruan haruslah memperhatikan hal-hal yang berkenaan dengan penulisan. Seperti yang
sudah dijelaskan dalam makalah ini, hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan
paragraf dalam pembuatan suatu makalah ataupun karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut :
1). Letak ide pokok dan kalimat utama pafagraf, 2). Terdapat kalimat penjelas yang padu, 3).
Kalimat penegas yang bersifat tentative, 4). Unsur unsur pengait paragraf, 5). Prinsip
kepaduan bentuk dan makna paragraf, 6). Bentuk dan bagaimana cara pengembangan
paragraf,

B. Kritik dan Saran Dalam membuat suatu paragraph yang terdiri dari beberapa kalimat harus
mengetahi dahulu kalimat yang akan disusun yang akan menjadi paragraph tersebut,harus
memiliki hubungan yang erat dan memenuhi syarat- syarat yang telah penulis uraikan di bab
sebelumnya. Demikian makalah ini penulis buat, semoga dapat bermanfaat dan menambah
wawasan para pembaca. Penulis mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata
dan kalimat yang kurang jelas, kurang dimengerti dan lugas, tentunya banyak kekurang dan
kelemahan karana terbatasnya materi dan referensi yang kami peroleh. Penulis juga sangat
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalh ini dapat
diterima dengan baik.
C. Saran Sebagai seorang mahasiswa, untuk kedepannya akan dihadapkan dengan berbagai
tuntutan, terutama tuntutan dalam berkarya. Karya tulis adalah salah satunya, baik karya
tulis ilmiah ataupun non ilmiah. Akan tetapi, keduanya memerlukan suatu ketelitian yang
perlu diperhatikan. Penulisan tersebut adalah berkaitan dengan bagaimana seorang
memperhatikan penulisan paragraph dan cara mengembangkan paragraph seperti yang
sudah dijabarkan dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Rahardi, Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguran Tinggi. Jakarta: Erlangga.
“Contoh Makalah yang Benar, Rapi, Lengkap”
abstrak.web.id/contoh-makalah-yang-benar-rapi-lengkap

Anda mungkin juga menyukai