Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“PENYUSUNAN PARAGRAF DAN KARANGAN”


Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampu : Liga Febrina, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

1. HIDAYATUL AKBAR (2161201220)


2. M Arfandi (2161201223)
3. Mardiana Ritonga (2161201224)
4. Monalisa (2161201226)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS BISNIS
INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA PEKANBARU
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , atas anugrah-Nya Penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Penyusunan Paragraf dan Karangan”.
Penulisan makalah ini juga tak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik dari
segi materi maupun fikiran khususnya dari penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini, ialah untuk melaksanakan tugas
yang diberikan dosen pengajar kami, serta untuk memperluas pengetahuan kami sebagai
mahasiswa khususnya bagi penulis.Penulisan dan penyusunan makalah ini telah Penulis buat
dengan baik, namun sebagai penulis menyadari bahwa Penulis memiliki keterbatasan sebagai
manusia.
Oleh karena itu, jika didapati adanya kesalahan baik dari segi teknik penulisan, maupun
dari isi makalah, mohon dimaafkan. Kritik dan saran dari berbagai pihak untuk Penulis dapat
memperbaiki dan menyempurnakannya. Harapan Penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan menjadi penambah ilmu untuk kita semua.

Pekanbaru, Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

MAKALAH...........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN...........................................................................................................2
D. MANFAAT PENULISAN..........................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. HAKIKAT PARAGRAF.........................................................................................................3
B. KEGUNAAN PARAGRAF.....................................................................................................4
C. JENIS PARAGRAF.................................................................................................................5
D. PERSYARATAN PARAGRAF YANG BAIK....................................................................12
E. STRUKTUR PARAGRAF....................................................................................................12
F. TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF.......................................................................14
G. JENIS KARANGAN.............................................................................................................16
BAB III...............................................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................................19
A. KESIMPULAN......................................................................................................................19
B. SARAN...................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan
kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam
kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan
yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi,
pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan
sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Mendeskripsikan hakekat dan pengertian paragraf


2. Mendeskripsikan kegunaan Paragraf
3. Menjabarkan jenis paragraf
4. Menjelaskan strukur paragraf yang baik dn teknik pengmbangan paragraf

1
5. Menjabarkan jenis karangan

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui Pengertian, Kegunaandan jenis dari paragraf


2. Mengehui persyaratan paragraf yang baik, strutur paragaf dan teknik pengemangan
paragraf.
3. Mengetahui jenis-jenis karangan

D. MANFAAT PENULISAN

1. BagiPenulis
Dapat menambah wawasan dan kempuan penulis dalam membuat karya ilmiah
2. Bagi Pembaca
Menambah wawasan pembaca mengenai materi paragraf dan karangan
3. Bidang Keilmuan
Menambah karya-karya baru yang dihasilkan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT PARAGRAF
Paragraf adalah satuan pikiran atau gagasan atau topik yang sederhana yang pada
umumnya diungkapkan dalam beberapa kalimat (kelompok kalimat). Paragraf itu merupakan
bagian dari suatu karangan (wacana) karena suatu paragraf secara bersama-sama dengan
paragraf lain mendukung penyajian topik karangan (wacana) itu. Paragraf selalu mendukung
penyajian topik karangan. Paragraf yang menyajikan suatu pikiran itu selalu berkaitan dengan
topik karangan (wacana) tersebut.

Pengertian paragraf menurut beberapa pakar linguistik dijelaskan sebagaiberikut:

1. Arifin & Tasai (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan bahwa paragraf
adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
2. Kridalaksana (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) menjelaskan paragraf adalah satuan
bahasa yang mengandung satu tema.
3. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134)
menjelaskan paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan yang biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru dan disebut juga
dengan alinea.
4. Akhadiah, dkk (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan paragraf
merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan; dalam paragraf
terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf
tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-kalimat
penjelas sampai kepada kalimat simpulan. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam
suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
5. Widjono HS (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan paragraf adalah
satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara lengkap,
runtut, dan padu; paragraf juga berarti bagian dari suatu karangan yang terdiri dari
sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama sebagai
pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
6. Semi (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan bahwa paragraf adalah
kalimat atau seperangkat kalimat mengacu kepada satu topik.

3
4
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami beberapa hal tentang paragraf yakni sebagai
berikut:

1. dilihat dari bentuknya, paragraf pada umumnya terdiri atas beberapa kalimat (paragraf
sempurna) namun sebagian kecil terdiri atas satu atau dua kalimat (paragraf sederhana),
2. dilihat dari segi penulisannya, paragraf ditulis dengan menjorokkan awal kalimat ke
bagian dalam tulisan atau ditulis sejajar namun dipisahkan dengan memberi jarak dari
paragraf yang lain
3. dilihat dari segi isinya, paragraf membicarakan satu topik pemikiran sederhana yang
mendukung topik subbab atau topik bab atau topik karangan/wacana (Ermanto & Emidar,
2012:134-135).

B. KEGUNAAN PARAGRAF

Keberadaan suatu paragraf dalam suatu tulisan sangat berguna bagi penulis untuk beberapa
hal berikut ini:

1. Memudahkan pengekspresian gagasan, pikiran, perasaan dalam rangkaian kalimat yang


tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2. Memudahkan penataan topik-topik paragraf sebagai kesatuan rangkaian dalam suatu
karangan.
3. Memudahkan pengembangan topik karangan (topik subbab, topik bab) menjadi topik-
topik sederhana (topik paragraf).
4. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan satu tema dari tema
lainnya.
5. Memisahkan dan menegaskan pergantian suatu topik paragraf dengan topik paragraf
lainnya secara formal.
Bagi pembaca, paragraf juga berguna untuk untuk beberapa hal berikut ini:

1. Menandai pergantian topik paragraf yang satu dengan topik paragraf yang telah disajikan
dan topik paragraf yang akan disajikan.
2. Memudahkan pemahaman suatu topik paragraf karena secara formal telah dipisahkan
dengan topik paragraf yang telah disajikan dan topik paragraf yang akan disajikan.

5
C. JENIS PARAGRAF

Jenis paragraf dapat dilihat dari beberapa aspek yakni:

1. Berdasarkan Kelengkapannya

Berdasarkan aspek kelengkapannya terdiri atas:

a. Paragraf Sederhana
Paragraf sederhana adalah paragraf yang hanya terdiri dari satu atau dua kalimat. Paragraf
sederhana ini dapat ditemukan dalam buku atau karangan ilmiah, berita jurnalistik, dan surat.
Dalam buku atau karangan ilmiah, paragraf sederhana berisi pengantar/pembuka suatu topik
bahasan, atau penghubung/peralihan topik bahasan, atau penutup topik bahasan. Dalam berita
jurnalistik, paragraf sederhana adalah seperti paragraf teras dan tubuh berita. Dalam surat,
paragraf sederhana adalah seperti pada paragraf pembuka atau paragraf penutup.
Contoh paragraf sederhana yang berupa paragraf pengantar/pembuka suatu topik bahasan
terdapat pada pembuka subbab atau pembuka bab dapat dilihat sepeti dibawah ini:

Contoh 1

Dalam bab ini, dibicarakan dua hal yang saling berkaitan yaitu perkembangan kosakata
bahasa Indonesia dan pengembangan kosakata bahasa Indonesia. Perkembangan dan
pengembangan menyangkut dua hal yang berbeda apabila dilihat dari proses kejadiannya,
tetapi apabila dilihat dari hasilnya merupakan dua hal yang sama.

Contoh 2

Dalam pembentukan istilah, untuk mendapatkan bentuk kata yang dapat mewadahi sebuah
konsep yang tepat, maka upaya gramatikal dapat dilakukan. Upaya-upaya gramatikal itu
adalahproses konversi, afiksasi, reduplikasi, komposisi, proses abreviasi, dan analogi yang
akan dijelaskan satu per satu berikut ini.

6
Contoh paragraf sederhana yang berupa paragraf penutup suatu topik bahasan terdapat pada
penutup subbab atau penutup bab dapat dilihat sepeti dibawah ini:
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sejumlah kosakata bahasa Malaysia bisa
menimbulkan kesulitan bagi penutur bahasa Indonesia dan sebaliknya, sejumlah kosakata
bahasa Indonesia bisa menimbulkan kesulitan bagi penutur bahasa Malaysia.
Contoh paragraf sederhana yang berupa paragraf penghubung/peralihan suatu topik bahasan
terdapat pada penutup subbab atau penutup bab dapat dilihat sepeti dibawah ini:
Dalam berbagai kepustakaan banyak disebutkan bidang-bidang kosakata ini. Berikut ini
akan dikemukakan bidang-bidang kosakata itu menurut beberapa dasar pembidangan.
Paragraf sederhana dapat pula ditemukan dalam berita jurnalistik di media massa seperti
surat kabar, majalah dan tabloid. Contoh paragraf sederhana dalam berita jurnalistik dapat
dilihat sepeti dibawah ini:
Sejumlah SMA di kota Padang telah menyiapkan siswanya menghadapi Ujian Nasional
(UN), 20 April. Tak hanya memperdalam penyajian materi yang akan diuji, sebagian kepala
SMA dan SMK, juga memperhatikan sisi psikologis siswa yang cenderung stres sebelum dan
sesudah ujian.
Selain itu, paragraf sederhana dapat pula ditemukan dalam surat. Contoh paragraf sederhana
dalam surat dapat dilihat sepeti dibawah ini:
Dalam rangka peringatan hari pendidikan nasional (Hardiknas 2009) dan pelantikan
pengurus ikatan alumni jurusan bahasa dan sastra Indonesia (ILUNI BIND), Fakultas Bahasa
Sastra dan Seni (FBSS), Universitas Negeri Padang periode 2009-2012 akan melaksanakan
seminar nasional dengan tema “Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia dalam Peningkatan Profesionalisme Guru”.

b. Paragraf Sempurna
Paragraf sempurna adalah paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Satu atau dua
kalimat menyatakan topik bahasan paragraf sedangkan beberapa kalimat lainnya menjelaskan
topik bahasan paragraf itu. Paragraf sempurna ini berisi satu topik bahasan paragraf. Paragraf
sempurna adalah paragraf yang berupa paragraf pokok/pengembang. Dalam suatu karangan,
paragraf sempurna inilah yang paling banyak ditemukan. Pada umumnya, topik bahasan
karangan disajikan dengan paragraf sempurna ini. Berbeda dengan itu, dalam suatu karangan,
paragraf sederhana pada dasarnya digunakan untuk memperlancar penyajian topik bahasan
karangan.

7
Contoh paragraf sempurna tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:
Peredam senjata bekerja dengan prinsip-prinsip yang sederhana untuk membuat senjata
tidak bersuara. Bayangkan sebuah balon, apabila kamu menusuk balon dengan peniti, akan
menimbulkan suara yang keras. Akan tetapi, jika kamu membuka balon dan membiarkan
udaranya keluar perlahan suaranya akan sangat pelan. Proses inilah menjadi ide dasar dibalik
peredam senjata.

2. Berdasarkan Fungsinya dalam Karangan


a. Paragraf Pengantar/Pembuka
Paragraf pengantar/pembuka adalah paragraf yang terdapat di awal suatu karangan.
Paragraf pengantar merupakan paragraf yang berisi pengantar untuk masuk ke suatu topik
bahasan subbab, bab atau karangan. Paragraf pengantar ini tidak selalu ada di awal topik
bahasan subbab, bab atau karangan. Berbeda dengan paragraf pengantar, paragraf pembuka
merupakan paragraf yang berisi pembuka untuk memulai suatu topik bahasan subbab, bab
atau karangan. Paragraf pembuka ini harus selalu ada di awal topik bahasan subbab, bab atau
karangan.
Contoh paragraf pengantar/pembuka tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:
Untuk keperluan pembahasan ini dikutip salah satu definisi yang sederhana, yaitu “Bahasa
ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh anggota kelompok sosial
untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri”.
b. Paragraf Penghubung/Peralihan
Paragraf penghubung/peralihan adalah paragraf yang terdapat di dalam suatu karangan
yang lazim digunakan untuk memperlancar peralihan suatu topik bahasan dari topik bahasan
sebelumnya. Disebut paragraf penghubung karena paragraf yang digunakan untuk
menghubungkan suatu topik bahasan yang berbeda. Paragraf penghubung ini bermanfaat
untuk memperlancar penyajian dari suatu topik bahasan ke topik bahasan yang lainnya.
Disebut paragraf peralihan karena paragraf ini adalah paragraf yang memperlancar peralihan
dari suatu topik bahasan ketopik bahasan lainnya dalam suatu karangan.

8
Contoh paragaraf penghubung/peralihan tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:
Pada uraian di atas telah dijelaskan hakikat pemerolehan bahasa. Sekarang perlu diketahui
ragam atau jenis-jenis pemerolehan bahasa seperti diuraikan berikut ini.
c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat diakhir suatu karangan, bab atau subbab.
Paragraf penutup ini lazim berisi suatu peyimpulan topik bahasan, penegasan topik bahasan
atau pengharapan kepada pembaca berkaitan dengan topik bahasan itu.
Contoh paragraf penutup tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik simpulan bahwa kebiasan adalah perilaku individu
yang dilakukan secara otomatis, yang ditandai oleh spontanitas, berulang-ulang dan disertai
dorongan atau minat.
d. Paragraf Pokok/Pengembang
Paragraf pokok/pengembang adalah paragraf yang terdapat didalam suatu karangan yang
berisi topik-topik bahasan (sederhana) yang mendukung penjelasan topik bahasan karangan
(kompleks). Pada intinya, kesatuan beberapa paragraf pokok/pengembang inilah yang
menunjang pengembangan topik bahasan karangan. Disebut paragraf pokok karena paragraf
ini adalah paragraf inti yang berisi satu topik bahasan paragraf yang secara bersama-sama
dengan paragraf pokok yang lain menjelaskan topik bahasan karangan. Disebut paragraf
pengembang karena paragraf ini adalah paragraf yang mengembangkan topik bahasan
karangan.
Contoh paragraf pokok/pengembang tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:
Untuk menembakkan peluru dari senapan, bubuk-bubuk senapan terbakar dibelakang
peluru sehingga menciptakan dentuman gas panas yang keras. Tekanan dari gas mendorong
peluru turun ke laras senapan. Peredam terpasang diujung laras senapan dan volumenya 20-
30 kali lebih besar dibandingkan laras senapan. Dengan peredam berada ditempatnya, gas
yang tertekan dibelakang peluru mempunyai ruangan yang lebih luas untuk mengembang.
Jadi, tekanan dan temperatur gas panas menurun drastis. Ketika peluru keluar dari lubang
dalam peredam, tekanan yang terlepas jauh lebih rendah, mungkin 60 PSI sehingga suara
yang dihasilkan senapan itu tidak begitu terdengar.

9
3. Berdasarkan Teknik Pemaparannya
a. Paragraf Deskripsi
Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berisi gambaran (deskripsi) tentang suatu objek
seperti benda, manusia, binatang, dan alam. Paragraf yang mendeskripsikan atau
mengembangkan objek tersebut adalah paragraf deskripsi. Artinya, paragraf deskripsi selalu
berisi gambaran suatu objek. Jadi, disebut paragraf deskripsi hanya karena dibuat untuk
menggambarkan suatu objek dengan media bahasa (kalimat-kalimat atau paragraf).

Penyusunan paragraf deskripsi menggunakan logika ruang. Artinya, untuk


mendeskripsikan suatu objek, dijelaskan bagian-bagian objek itu dengan teratur
menggunakan kalimat-kalimat. Penataan paragraf deskripsi dengan logika ruang itu dapat
dipilih sesuai urutan atas-bawah, kiri-kanan, utara-selatan, timur-barat, bagian besar-bagian
kecil, bagian kecil-bagian besar, dan sebagainya. Penataan seperti ini akan memudahkan
pembaca melihat, memandang, memperhatikan objek yang dideskripsikan secara mudah.

Contoh paragraf deskripsi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:

Blitar tengah berhias. Kota di Jawa Timur ini dibalut warna merah nan menor. Sejumlah
spanduk dan umbul-umbul merah terpasang diberbagai ruas jalan dan mulut gang, sedangkan
ditiap pojok terpampang wajah Bung Karno, baik foto maupun lukisan dalam berbagai
ukuran. Dibeberapa pintu masuk kota dari arah Malang, berderet baliho yang bergambar
wajah proklamator itu dalam ukuran besar. Keramaian serupa terlukis di kawasan alun-alun
kota, museum Bung Karno dan sekitar kuburan Soekarno di kawasan Bendogerit.

b. Paragraf Narasi

Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi cerita (narasi) tentang suatu kejadian yang
dialami tokoh, baik orang maupun binatang dalam suatu kehidupan. Kadang tokoh-tokoh
yang diceritakan dapat pula berupa tumbuhan atau benda mati yang seolah-olah bisa
berbicara seperti manusia. Paragraf narasi selalu berisi peristiwa kehidupan yang dialami oleh
tokoh yang diceritakan. Jadi, disebut paragraf narasi karena dibuat untuk menceritakan
peristiwa kehidupan suatu tokoh dengan media bahasa (kalimat-kalimat atau paragraf).

10
Penyusunan paragraf narasi menggunakan logika urutan waktu (kronologis). Untuk
penceritaan suatu peristiwa, dikemukakan penggalan-penggalan kejadian dengan teratur
sesuai dengan urutan waktu kejadian (menggunakan kalimat-kalimat). Penataan paragraf
narasi dengan logika urutan waktu (kronologis) itu dapat dipilih sesuai dengan urutan
kejadian sebelumnya-sekarang atau sekarang-sebelumnya.

Contoh paragraf narasi tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:


Aku tahu, ia sengaja memalingkan wajah dari sorotan lampu itu agar rautnya tak terbaca
olehku. Aku juga tahu, sejak sejam lalu ia berusaha keras menahan bulir-bulir air itu
meluncur jatuh dari pelupuk matanya. Diambilnya sebatang rokok kretek dari bungkusnya.
Namun, ia menolak ketika tangan ku terulur dengan geretan menyala. Ia memilih mengambil
korek api dari tas punggung yang tergeletak didekat kakinya. Ia tetap diam. Kami sama-sama
diam. Hanya terdengar riak-riak ombak dan suara cengkih dari rokok yang terbakar.

c. Paragraf Eksposisi

Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi penjelasan informasi (ekspos) tentang suatu
persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan kepada orang lain. Jika dibandingkan dengan
paragraf deskripsi yang menggambarkan suatu objek, paragraf eksposisi adalah menjelaskan
atau mengemukakan suatu persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan. Target paragraf
eksposisi hanyalah penginformasian persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan tersebut.
Harapan penulis adalah pembaca paham tentang persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan
yang disajikan dalam paragraf eksposisi itu.
Penyusunan paragraf eksposisi ini menggunakan logika ilmiah (pemikiran). Artinya, untuk
penjelasan suatu topik bahasan digunakan logika ilmiah, seperti umum-khusus (deduktif),
khusus-umum (induktif), penjelasan (definisi) sebab-akibat, pemerian contoh dan
pengelompokan (klasifikasi). Penataan paragraf eksposisi dengan logika ilmiah itu dapat
dipilih sesuai dengan topik bahasan paragraf yang dijelaskan tersebut.
Contoh paragraf eksposisi tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:
Banyak tokoh besar membuat penemuan pada abad ini. Para tokoh besar yang muncul pada
abad ke-20 ini juga ada yang ada membuat mesin yang bisa terbang, seperti yang dilakukan
Wright bersaudara. Selain itu, ada pula penemuan molekul pembentuk basis kehidupan
(DNA) oleh Watson dan Crick atau yang membuat dunia gemetar dengan seruan ‘Heil!’ oleh
Hitler. Temuan lain adalah mengubah alam semesta dengan sebuah persamaan, seperti yang
dilakukan oleh Einstein.

11
d. Paragraf Argumentasi

Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi penjelasan untuk meyakinkan pembaca
tentang suatu gagasan, pemikiran, temuan atau keyakinan dengan pemberian alasan, data atau
fakta. Jika dibandingkan dengan paragraf eksposisi yang menjelaskan atau mengemukakan
suatu persoalan, gagasan, pemikiran, temuan, paragraf argumentasi adalah paragraf untuk
meyakinkan orang lain tentang suatu hal dengan pemberian argumentasi. Target paragraf
argumentasi adalah pemberian keyakinan tentang suatu hal kebenaran. Harapan penulis
adalah pembaca dapat meyakini suatu kebenaran yang disampaikan.
Penyusunan paragraf eksposisi ini juga menggunakan logika ilmiah (pemikiran). Artinya,
untuk penjelasan suatu topik bahasan digunakan logika ilmiah, seperti umum-khusus
(deduktif), khusus-umum (induktif), penjelasan (definisi) sebab-akibat, pemerian contoh dan
pengelompokan (klasifikasi). Dengan demikian, yang lebih penting adalah paragraf
argumentasi harus memberikan keyakinan kepada pembaca dengan argumentasi yang kuat.

Contoh paragraf argumentasi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:


Pelajaran bahasa indonesia termasuk kelompok ilmu pengetahuan yang selalu
berkembang. Oleh karena itu, guru bahasa Indonesia dituntut mengikuti perkembangan
bahasa Indonesia dan pengajarannya. Kualifikasi ijazah tampaknya mempunyai kontribusi
yang baik terhadap kualitas pengajaran termasuk persepsi terhadap buku pelajaran yang
digunakan. Tampak dari hasil penelitian bahwa 90% mengikuti program penyetaraan DII
PGSD berarti mereka memiliki kesempatan untuk mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan dan kemampuan bahasa Indonesia termasuk kajian terhadap buku teks bahasa
Indonesia.

e. Paragraf Persuasi

Paragraf persuasi adalah paragraf yang isinya berupa usaha untuk membujuk atau
mempengaruhi orang lain tentang suatu hal. Paragraf persuasi ini sering ditemukan dalam
karangan-karangan yang berwujud iklan, promosi, dan lain-lain. Jika dibandingkan dengan
paragraf argumentasi yang berisi penjelasan untuk meyakinkan orang lain tentang suatu hal
dengan pemberian argumentasi, paragraf persuasi ini berisi bujukan untuk mempengaruhi
orang lain agar mengikuti hal yang diinginkan penulis. Target paragraf persuasi adalah
pembaca mengikuti sesuatu yang diharapkan oleh penulis.

12
Penyusunan paragraf persuasi ini lazim menggunakan logika yang disertai daya persuasif
terhadap pembaca. Artinya, untuk penjelasan suatu topik bahasan digunakan penjelasan-
penjelasan yang bisa mendesak pembaca untuk mengikuti sesuatu yang diinginkan penulis.
Singkatnya, hal yang sangat penting hanyalah paragraf persuasi selalu berisi usaha untuk
membujuk dan mempengaruhi sikap dan keyakinan pembaca untuk mengikuti sesuatu yang
diharapkan penulisnya.

Contoh paragraf persuasi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:


Dengan alat ini, anda tidak lagi harus membuang ampas atau serat makanan. Hal ini
karena semuannya akan menjadi halus. Seratus persen buah atau sayuran dapat diminum
langsung bersama seratnya yang halus.

D. PERSYARATAN PARAGRAF YANG BAIK


Persyaratan paragraf yang baik adalah sebagai berikut:

1. Kesatuan topik bahasan (kohesi).


2. Kepaduan bahasa pengungkapan (koherensi).
3. Ketuntasan pengembangan.
4. Keruntutan penyusunan.

E. STRUKTUR PARAGRAF

Dilihat dari keberadaan kalimat topik, paragraf terbagi dua:


1. Paragraf yang Memiliki Kalimat Topik
a. Kalimat Topik di Awal (Paragraf Deduktif)

Contoh:
Valentine day dalam kosakata bahasa kita diterjemahkan sebagai hari kasih sayang yang
berawal dari kebudayaan Romawi (sekarang Italia). Asal muasalnya, sedikitnya ada dua
versi. Versi pertama, hari yang diperingati untuk “memuji-muji” kasih sayang itu ada
korelasinya dengan kematian atau pemakaman Santo Valentine. Versi kedua, berasal dari
tradisi Lupercalia yang merupakan upacara untuk menghormati Faunus, Sang Dewa
Pertanian, di masa Romawi Kuno.

13
b. Kalimat Topik di Akhir (Paragraf Induktif)

Contoh:
Teknik nuklir dapat digunakan untuk mengradiasi benih tanaman agar diperoleh mutan
yang memiliki sifat lebih baik, misalnya teknik ini telah dilakukan terhadap benih padi
sehingga diperoleh benih padi yang lebih tahan terhadap hama. Dalam rangka program
intensifikasi untuk meningkatkan produksi padi, penggunaan varietas unggulan dapat menjadi
salah satu andalan.  Jadi, teknik nuklir juga bermanfaat dalam bidang pertanian.

c. Kalimat Topik di Awal dan di Akhir

Contoh:

Manfaat teknik nuklir telah dinikmati banyak pasien, antara lain untuk pemeriksaan
adanya keretakan atau patah tulang karena kecelakaan, juga dalam pemeriksaan penyakit
paru-paru atau diagnosis organ-organ tubuh tanpa melakukan operasi. Proses sterilisasi alat-
alat kedokteran dengan menggunakan radiasi gamma sudah banyak dilakukan. Selain untuk
diagnosis, unsur radio aktif (radioisotop) banyak dimanfaatkan untuk maksud terapi,
misalnya pengobatam kanker tulang, prostat, rahim dan payudara yang pada saat ini di
Indonesia sedang dikembangkan.

Untuk analisis berbagai enzim dan zat renik lainnya dalam darah manusia, metode nuklir
yang dikenal dengan radioimmuna-assay (RIA) memberikan kontribusi yang cukup besar.
Hal itu menunjukkan bahwa teknik nuklir bermanfaat dalam bidang kedokteran atau medis.

2. Paragraf yang Tidak Memiliki Kalimat Topik

Paragraf yang tidak memiliki kalimat topik umumnya berbentuk paragraf deskripsi atau
paragraf narasi.

Contoh 1:

Di depan pembaringan ada sebuah kursi kayu empat segi. Ukurannyaagak kecil. Masih
ada kursi lainnya. Sebuah kursi rotan berbalut plastik. Plastiknya sudah putus dibeberapa
bagian. Itulah isi ruangan serba guna itu. Ruangan tidur yang merangkap sebagai ruangan
makan dan meski sejak setahun mereka tinggal di sana belum ada tamu yang berkunjung tapi
ruang tidur dan ruang makan itu juga akan berfungsi sebagai ruang tamu, yaitu kalau kelak
ada tamu yang tersesat bertandang ke rumah mereka.

14
Contoh 2:

“Dur, San! kalian mau ikut patroli, nggak?” lamunanku buyar. Mas Pur, prajurit angkatan
lautasal Surabaya, memanggil-manggil darispeed boat  yang di parkir di dekat gudang
perlengkapan, tempat aku dan kawan-kawan lainnya biasa numpang tidur. Logat Jawanya
sangat kentara. Maklum, ia lahir dan tumbuh besar di Surabaya sebelum menjadi marinir.
“Tidak, Mas! Matur nuwun!” jawab ku berteriak dalam bahasa Jawa yang aku pelajari
beberapa waktu lalu.

F. TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF

Khusus dalam paragraf yang tidak memiliki kalimat topik, pengembangan paragraf
merupakan cara menyajikan topik bahasan dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas.
Pengembangan paragraf ini dapat pula dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengembangan Paragraf yang Memiliki Kalimat Topik


Pengembangan paragraf yang memiliki kalimat topik ini berarti berbicara tentang
pengembangan paragraf eksposisi, argumentasi dan persuasi. Beberapa teknik pengembangan
paragraf:

a. Teknik Penguraian Gagasan


Pengembangan paragraf dengan teknik penguraian gagasan digunakan jika topik bahasan
paragraf dalam kalimat topik itu adalah berupa definisi konsep, penjelasan ide, pikiran dan
pendapat. Kalimat topik seperti ini perlu dijelaskan dan diuraikan dengan lebih rinci.
Penjelasan dan penguraian itu diwujudkan dalam beberapa kalimat penjelas.
b. Teknik Perbandingan/Pertentangan
Pengembangan paragraf dengan teknik perbandingan/pertentangan digunakan jika topik
bahasan paragraf dalam kalimat topik itu adalah berupa perbandingan/pertentangan dua hal.
Hal ini lazim digunakan untuk menjelaskan suatu hal yang harus diperbandingkan atau
dipertentangkan dengan hal yang lain.
c. Teknik Pemberian Contoh
Pengembangan paragraf dengan teknik pemberian contoh digunakan jika topik bahasan
paragraf dalam kalimat topik itu dirasakan akan lebih jelas dengan cara mengemukakan
contohnya. Teknik pemberian contoh ini lazim digunakan untuk mengkonkretkan suatu topik
bahasan (paragraf). Agar topik bahasan itu menjadi nyata, pemberian contoh sangat perlu
digunakan.

15
d. Teknik Pemberian Argumentasi

Pengembangan paragraf dengan teknik argumentasi (alasan) digunakan jika topik bahasan
paragraf dalam kalimat topik itu berupa pendapat, gagasan atau keyakinan yang memerlukan
alasan agar diterima orang lain. Teknik pemberian alasan ini lazim digunakan untuk
meyakinkan orang lain terhadap pendapat, gagasan atau keyakinan penulis. Agar topik
bahasan diterima orang lain, pemberian alasan sangat perlu digunakan.

e. Teknik Perincian Sebab


Pengembangan paragraf dengan teknik perincian sebab digunakan jika topik bahasan
paragraf dalam kalimat topik itu berupa persoalan yang disebabkan oleh hal yang lain.
Rincian sebab itu sangat perlu untuk menjelaskan topik bahasan yang berupa akibat itu.
Kalimat-kalimat penjelas itu adalah rincian sebab-sebab terjadinya hal yang dikemukakan
dalam kalimat topik.
f. Teknik Perincian Akibat
Pengembangan paragraf dengan teknik perincian akibat digunakan jika topik bahasan
paragraf dalam kalimat topik itu berupa persoalan yang diakibatkan oleh hal yang lain.
Rincian akibat itu sangat perlu untuk menjelaskan topik bahasan yang berupa sebab itu.
Kalimat-kalimat penjelas itu adalah rincian akibat-akibat dari persoalan yang dikemukakan
dalam kalimat topik.
g. Teknik Pengklasifikasian
Pengembangan paragraf dengan teknik pengklasifikasian ini digunakan jika topik bahasan
paragraf dalam kalimat topik itu berupa pengklasifikasian atau pengelompokan suatu hal.
Keseluruhan hasil klasifikasi itu perlu dikemukakan untuk menjelaskan topik bahasan yang
berupa pengklasifikasian atau pengelompokan itu. Kalimat-kalimat penjelas itu adalah
penjelasan klasifikasi dari persoalan yang dikemukakan dalam kalimat topik. Semua hasil
klasifikasi itu harus muncul atau terdapat di dalam kalimat-kalimat penjelas.

2. Pengembangan Paragraf yang Tidak Memiliki Kalimat Topik

Pengembangan paragraf yang tidak memiliki kalimat topik ini berarti berbicara tentang
pengembangan paragraf deskripsi dan narasi. Beberapa teknik pengembangan paragraf:
a. Teknik Urutan Ruang

Teknik urutan ruang ini digunakan untuk mengembangkan paragraf deskripsi. Artinya,
pengembangan paragraf dengan teknik urutan ruang ini digunakan jika topik bahasan
paragraf adalah berupa objek yang harus dideskripsikan. Untuk itu, kalimat-kalimat penjelas

16
adalah bagian-bagian dari suatu objek yang diungkapkan satu demi satu secara teratur.
Keteraturan pengungkapan bagian-bagian objek itu akan memudahkan pembaca
menggambarkan objek itu dalam pikirannya.

b. Teknik Urutan Waktu

Teknik urutan waktu itu digunakan pula untuk mengembangkan paragraf narasi. Artinya,
pengembangan paragraf dengan teknik urutan waktu ini digunakan jika topik
bahasan paragraf adalah berupa bagian-bagian peristiwa, perbuatan, tindakan dan kejadian
yang harus diceritakan. Untuk itu pula, kalimat-kalimat penjelas adalah urutan terjadinya
peristiwa kehidupan yang diungkapkan satu demi satu secara teratur. Keteraturan
pengungkapan urutan terjadinya peristiwa kehidupan itu akan memudahkan pembaca
memahaminya.

G. JENIS KARANGAN
Jenis karangan terbagi lima yaitu:

1. Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan atau mendeskripsikan suatu objek,
benda atau alam. Objek tersebut digambarkan dengan menggunakan kata-kata berdasarkan
aspek ruang dan aspek kebendaan. Dalam karangan ini, penulis berusaha memunculkan kesan
yang kuat kepada pembaca dengan cara merangsang seluruh indra pembaca sehingga
pembaca betul-betul menyaksikan objek, benda atau alam tersebut. Malalui karangan
deskripsi ini, penulis menggambarkan suatu objek dengan beberapa paragraf deskripsi.
Karangan deskripsi disusun dengan menggunakan sejumlah paragraf deskripsi. Dapat pula
dikatakan bahwa karangan deskripsi didominasi oleh paragraf deskripsi. Artinya, beberapa
paragraf deskripsi yang saling berkaitan menggambarkan objek yang ditampilkan itu. Namun
demikian, didalam karangan deskripsi ini dimungkinkan pula terdapat sebagian kecil jenis
paragraf yang lain.
2. Karangan Narasi
Karangan narasi adalah  karangan yang menceritakan suatu peristiwa, kejadian, perbuatan
atau tingkah laku. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa karangan narasi adalah karangan yang
berupa cerita.  Peristiwa itu dirangkai melalui rentetan kronologis (rentetan waktu) yang
dialami oleh tokoh cerita. Artinya, urutan peristiwa dijalin oleh perilaku tokoh secara
kronologis.

17
Karangan narasi ini dapat berbentuk cerita nyata dan dapat pula berbentuk cerita fiktif.
Karangan narasi yang berupa cerita nyata adalah dalam bentuk karangan biografi,
autobiografi dan sejarah. Karangan narasi yang berbentuk fiktif adalah dalam bentuk novel
dan cerpen. Kekhasan karangan narasi jenis ini terletak pada urutan cerita, waktu ceita yang
diatur melalui plot (alur).
Karangan narasi disusun dengan menggunakan sejumlah pargraf narasi. Artinya, dapat
pula dikatakan bahwa karangan narasi tentu didominasi oleh pargraf narasi. Dalam karangan
narasi, beberapa paragraf narasi yang saling berkaitan menjelaskan peristiwa yang
ditampilkan. Namun, di dalam karangan narasi ini dimungkinkan pula terdapat sebagian kecil
jenis paragraf yang lain seperti paragraf deskripsi atau paragraf eksposisi.
3. Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan permasalahan yang dibahas
dengan cara menguraikan bagian-bagian atau unsur-unsurnya secara detail. Karangan
eksposisi ini menjelaskan suatu persoalan sehingga pembaca akan memahami persoalan yang
dikemukakan tersebut dengan baik. Karangan eksposisi ini seperti buku, artikel populer
dalam media massa.
Karangan eksposisi disusun pula dengan menggunakan sejumlah paragraf eksposisi.
Karangan eksposisi tentu pula didominasi oleh paragraf eksposisi. Dalam karangan eksposisi,
beberapa paragraf eksposisi yang saling berkaitan menjelaskan atau memaparkan gagasan
atau persoalan yang disajikan. Seperti dua karangan terdahulu, di dalam karangan eksposisi
ini dimungkinkan pula terdapat seabagian kecil jenis paragraf yang lain seperti paragraf
deskripsi atau paragraf narasi.
4. Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi adalah karangan yang memaparkan permasalahan dan membahas


permasalahan itu dengan dukungan data dan fakta. Dapat dikatakan pula, paragraf
argumentasi ini adalah pengembangan dari paragraf eksposisi dengan cara penggunaan
argumen atau alasan. Dalam karangan argumentasi ini, penulis berusahan meyakinkan
pembaca untuk memahami dan menerima pembahasan masalah itu. Karangan argumentasi ini
menjelaskan suatu permasalahan sehinnga pembaca dapat meyakini, memahami dan
menerima pendapat atau kebenaran bahasan yang dikemukakan penulis dalam karangan itu.

Karangan argumentasi ini adalah seperti artikel ilmiah, laporan penelitian dan artikel
ilmiah populer.Karangan argumentasi disusun pula dengan menggunakan sejumlah paragraf
argumentasi. Karangan argumentasi tentu pula didominasi oleh paragraf argumentasi. Dalam

18
karangan argumentasi, beberapa paragraf argumentasi yang saling berkaitan membahas
persoalan yang disajiakan. Seperti beberapa jenis karangan terdahulu, di dalam karangan
argumentasi ini dimungkinkan pula terdapat jenis paragraf yang lain, seperti paragraf
deskripsi, paragraf narasi dan paragraf eksposisi.

5. Karangan Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang memaparkan suatu gagasan dan keinginan
dengan tujuan membujuk dan mempengaruhi pembaca. Dapat dikatakan pula, paragaraf
persuasi ini adalah pengembangan dari paragraf argumentasi. Karena merupakan
pengembangan karangan argumentasi, karangan persuasi ini telah jauh berkembang sehingga
menjadi karangan yang berusaha membujuk atau mempengaruhi sikap pembaca agar
mengikuti keinginan dan harapan penulis. Artinya, dalam karangan persuasi ini, penulis
berusaha membujuk dan mempengaruhi sikap pembaca agar mempercayai atau mengikuti
keinginan dan harapan penulis tersebut. Karangan persuasi ini adalah seperti iklan, dan
bentuk promosi lainnya.
Karangan persuasi disusun pula dengan menggunakan sejumlah paragraf persuasi.
Artinya, karangan persuasi didominasi oleh paragraf persuasi. Dalam karangan persuasi,
beberapa paragraf persuasi yang saling berkaitan membujuk dan mempengaruhi pembaca.
Seperti beberapa jenis karangan terdahulu, di dalam karangan persuasi ini dimungkinkan pula
terdapat jenis paragraf yang lain, seperti paragraf deskripsi, paragraf narasi, paragraf
eksposisi dan paragraf argumentasi.

19
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Paragraf adalah satuan pikiran atau gagasan atau topik yang sederhana yang pada
umumnya diungkapkan dalam beberapa kalimat (kelompok kalimat). Paragraf itu merupakan
bagian dari suatu karangan (wacana) karena suatu paragraf secara bersama-sama dengan
paragraf lain mendukung penyajian topik karangan (wacana) itu. Paragraf selalu mendukung
penyajian topik karangan. Paragraf yang menyajikan suatu pikiran itu selalu berkaitan dengan
topik karangan (wacana) tersebut. Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan
itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:

1. Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraph
2. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3. Penanda bahwa pikiran baru dimulai
4. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
5. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi,
dan   penutup.

B. SARAN

Sebaiknya dalam penyusunan paragraf harus menggunakan aturan-aturan yang sudah


disepakati, karena masih banyak orang yang menulis sebuah paragraf bahkan wacana tidak
mengikuti aturan-aturan dalam penulisan paragraf yang baik dan benar.

20
DAFTAR PUSTAKA

Ermanto dan Emidar. 2012. Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di Perguruan


Tinggi. Padang: UNP Press.

21

Anda mungkin juga menyukai