Anda di halaman 1dari 13

JUDUL MAKALAH

Paragraf

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Sulistyowati,M.Pd

Oleh:

Kelompok 4

Laelatul Mubarokah NIM. 1882250015

Hana Hasna Nabilla NIM. 1882250026

Putri Eka Gustiyanti NIM. 1882250045

Megawati NIM. 1882270003

PRODI BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PANCA SAKTI - D

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu terucap kepada Allah SWT yang sampai saat ini telah memberikan nikmat
sehat, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah tanpa terkendala masalah berarti.
Terimakasih juga penulis ucapkan kepada kedua orang tua, dosen, teman kuliah yang turut
membantu. Keterbatasan waktu menjadi salah satu hal yang menjadi kesulitan dalam
pembuatan makalah ini. Namun berkat dukungan dari mereka, akhirnya yang diperjuangkan
bisa selesai tepat waktu. Sebagai mahasiswa, penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu penulis secara pribadi memohon maaf atas
kesalahan yang mungkin ada pada isi makalah.

Penulis harap isi makalah yang berjudul “Paragraf” bisa bermanfaat bagi pembaca. Mohon
untuk memaklumi jika terdapat penjelasan yang sulit untuk dimengerti. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik maupun saran, sehingga penulis bisa memperbaikinya dikemudian hari.
Terimakasih atas ketertarikan Anda untuk segan membaca makalah yang penulis buat.

Bekasi, 14 Oktober 2022

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………...
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………………………………...
1.2 Rumusan masalah......................................................................................................................................
1.3 Tujuan penulisan………………………………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………
2.1 Pengertian paragraf....................................................................................................................................
2.2 Fungsi paragraph…………………………………………………………………………………………
2.3 Syarat-syarat paragraf yang baik................................................................................................................
2.4 Unsur-unsur paragraf…………………………………………………………………………………….
2.5 Jenis-jenis paragraf………………………………………………………………………………………
2.6 Teknik pengembangan paragraf.................................................................................................................
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………………………
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………
3.2 Saran……………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat
dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam
tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraph,
paragraf merupaka sajian kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang
disampaikan oleh penulis dalam karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraf yang perlu diperhatikan adalah
kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan
(gagasan tunggal) Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan
mendukung gagasan tunggal paragraf
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal
itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai
pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea
semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.

Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi,
pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab normal
yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf,
tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah tulisan ini adalah sebagai berikut,
1) Pengertian paragraf
2) Fungsi paragraf
3) Syarat-syarat paragraf yang baik
4) Unsur-unsur paragraf
5) Jenis-jenis paragraf
6) Teknik pengembangan paragraf

1.3 Tujuan penulisan paragraf


Adapun tujuan tulisan ini adalah seperti di bawah ini
1) Membedakan penulisan dalam merinci ide pokok.
2) Membedakan pembaca dalam memahami pokok pikiran suatu karya tulis, dan
3) Memberikan perhentian yang formal sehingga pembaca dapat beristiraha
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Paragraf


Penggabungan kalimat yang berisi suatu gagasan utama atau ide pokok dan beberapa gagasan pendukung
adalah arti paragraf. Menurut KBBI, paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan, yang biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru.

Pengertian paragraf menurut ahli kebahasaan bernama Ramlan, merupakan bagian dari sebuah karangan
yang di dalamnya terdapat lebih dari satu kalimat, yang membahas suatu tema tertentu dengan ide pokok
sebagai pengendalinya.

Sementara itu, paragraf merupakan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi dan lebih luas dari kalimat.
Alinea juga merupakan himpunan dari kalimat yang saling berhubungan untuk membentuk sebuah
gagasan. Itu menurut Gorys Keraf.

2.2 Fungsi Paragraf


Sebelum memahami jenis teks bahasa Indonesia, Anda perlu tahu terlebih dahulu mengenai fungsi
paragraf. Dapat disimpulkan bahwa fungsi paragraf, antara lain:

1. Untuk mengekspresikan gagasan utama yang ingin disampaikan oleh penulis.


2. Untuk menjelaskan keseluruhan ide pokok dengan mudah, logis, dan sistematis.
3. Untuk menandai pergantian gagasan baru, jika karangan tersebut memiliki lebih dari satu gagasan
utama.
4. Untuk membantu pembaca memahami gagasan utama sebuah karangan.
5. Untuk memudahkan pengendalian variabel, jika karangan berisi lebih dari satu variabel.
6. Untuk membantu penulis menyusun dan mengembangkan ide yang akan dituangkan dalam
karangannya, yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas.

2.3 Syarat-syarat paragraf yang baik


Menurut Akhadiah dkk (1999:148) sebuah paragraf yang baik mempunyai 3 (tiga) syarat, yaitu (1)
kesatuan. (2) kepaduan, dan (3) kelengkapan. Ketiga syarat paragraf yang baik tersebut dijelaskan sebagai
berikut

1. Kesatuan
Kesatuan (kohesi) adalah sebuah paragraf hanya mengandung satu gagasan utama yang diikuti oleh
beberapa gagasan pengembang atau penjelas. Artinya, setiap paragraf hanya mengandung satu pokok
pikiran atau satu gagasan. Oleh karena itu, setiap kalimat yang membentuk paragraf harus ditata secara
cermat agar tidak ada satu kalimat pun yang menyimpang dari gagasan utama paragraf tersebut.
Seandainya dalam satu paragraf itu ada satu atau lebih kalimat yang menyimpang dari gagasan utama
paragraf itu, tentu paragraf menjadi tidak utuh, tidak berkaitan, dan mengganggu kelancaran pembacaan
karena terasa sumbang Untuk itu. Anda harus cepat-cepat menanggalkan atau membuang kalimat yang
menyimpang dari gagasan utama paragraf tersebut
2. Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah sebuah paragraf yang padu dapat dicapai jika jalinan kalimat-kalimatnya
terangkai secara baik. Sebab, suatu paragraf bukanlah sekumpulan kalimat yang berdiri sendiri terlepas
dari gagasan pokoknya. Penyusunan sebuah paragraf harus dibangun melalui kalimat kalimat yang logis,
bersistem, teratur, dan saling berkaitan agar pembaca dapat memahami jalan pikiran penulis

Agar sebuah paragraf padu dan baik harus ada sarana pengait kalimat dalam paragraf yang ditulisnya,
meliputi:
(1) penggantian,
(2) pengulangan,dan
(3) penghubung antarkalimat.

Dalam pemakaiannya ketiga sarana kepaduan paragraf tersebut dapat digunakan secara bersamaan.
A) Penggantian
Penggantian merupakan sarana pengait kalimat dalam paragraf yang berupa penyulihan atau penggantian
unsur-unsur tertentu dengan menggunakan kata ganti (dia, mereka, ia, kalian), kata penunjuk (ini, itu,
tersebut, di atas, di bawah). atau kata lain yang mempunyai ciri yang tersirat pada kalimat sebelumma (-
nya,
B) Pengulangan
Pengulangan merupakan sarana pengait kalimat dalam paragraf yang dilakukan dengan cara mengulang
bagian kalimat sebelumnya. Pengulangan dapat berupa kata, kelompok kata, atau bagian-bagian tertentu
dari kalimat topik sebagi kata-kata kuncinya. Istilah lain pengulangan adalah repetisi.
C) Penghubung antarkalimat
Dalam pembicaraan transisi telah dikemukakan bahwa sarana penghubung kalimat dalam paragraf itu
letaknya dapat di awal paragraf, di tengah, dan di akhir paragraf.

3. Kelengkapan
Sebuah paragraf dikatakan lengkap apabila berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang
kejelasan kalimat topik. Sebaliknya, suatu paragraf dikatakan tidak lengkap apabila tidak dikembangkan
lebih lanjut atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan
2.4 Unsur-Unsur Paragraf
Sebuah paragraf bisa disebut paragraf yang baik, kalau di dalamnya terdapat unsur-unsur pembentuk
paragraf. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

1. Harus berisi kalimat utama paragraf.


2. Harus berisi kalimat penjelas untuk menguraikan kalimat utama.
3. Harus memiliki koherensi, yaitu kesatuan yang dibangun oleh hubungan antar kalimat pembentuk
paragraf sehingga paragraf mudah dipahami.
4. Harus memiliki kesatuan (unity), yaitu perpaduan yang kokoh antara gagasan utama dan kalimat
pendukung dalam satu paragraf.
5. Harus memiliki konjungsi atau penghubung yang digunakan sebagai penyambung kalimat untuk
menambahkan keterangan, menyatakan hubungan sebab-akibat, atau menyatakan perbandingan
atau pertentangan.
6. Paragraf harus harmonis, semantis, gramatis, dan normatif.
7. Paragraf harus lengkap berisi kalimat penjelas yang memadai dan menunjang kalimat pokok.

2.5 Jenis-jenis Paragraf


A. Berdasarkan teknik pemaparannya

1. Paragraf naratif
Paragraf naratif merupakan paragraf yang berkaitan dengan penceritaan atau pendongengan. Penggunaan
paragraf naratif yaitu di dalam cerita pendek, novel, dan hikayat. Paragraf naratif digunakan untuk
menghibur para pembaca. Selain itu, paragraf naratif juga digunakan untuk memberikan suasana yang
sama seperti di dalam cerita kepada para pembaca. Penggunaan paragraf naratif juga dapat memunculkan
imajinasi di pikiran para pembaca.
2. Paragraf deskriptif
Paragraf deskriptif juga disebut sebagai paragraf lukisan. Fungsi dari paragraf deskriptif adalah
memberikan gambaran tentang segala hal yang terlihat oleh penulisnya. Penulisan paragraf deskriptif
disesuaikan dengan tata ruang atau tata letak objek yang dituliskan. Paragraf deskriptif dapat disajikan
secara berurutan tempat maupun berurutan waktu dan sebaliknya. Penulisan paragraf deskriptif
sepenuhnya memanfaatkan panca indra sebagai penggambar kondisi yang ingin disampaikan.
3. Paragraf ekspositoris
Paragraf ekspositoris disebut juga sebagai paragraf paparan. Penulisan paragraf ekspositoris ditujukan
untuk menampilkan atau memaparkan sosok objek tertentu yang hendak dituliskan. Paragraf ekspositoris
hanya menyajikan satu unsur dari objek. Teknik pengembangan paragraf ekspositoris menggunakan
analisis urutan kejadian ataupun analisis tata ruang.
4. Paragraf argumentatif
Paragraf argumentatif dapat juga disebut dengan paragraf persuasif. Penulisan paragraf argumentatif
adalah untuk membujuk dan meyakinkan pembaca mengenai pentingnya objek tertentu yang dijelaskan
dalam paragraf. Paragraf argumentatif ini banyak digunakan untuk memberikan anjuran tentang sesuatu
hal.
B. Berdasarkan letak kalimat utamanya

1. Paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat
topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus
disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa
menggunakannya membuka usaha baru.
2. Paragraf induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian
diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu generalisasi,
analogi, dan kausalitas.

Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk
mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.

Contoh:
Setelah karangan anak-anak kelas tiga diperiksa, ternyata Ali, Toto, Alex, dan Burhan, mendapat nilai
delapan. Anak-anak yang lain mendapat nilai tujuh. Hanya Maman yang enam dan tidak seorang pun
mendapat nilai kurang. Oleh karena itu, boleh dikatakan anak-anak kelas tiga cukup pandai mengarang.

Yang menjadi penjelasannya di atas adalah:

Pemerolehan nilai Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman, dan anak-anak kelas tiga yang lain merupakan
peristiwa khusus.

Peristiwa khusus itu kita hubung-hubungkan dengan penalaran yang logis.


Kesimpulan atau pendapat yang kita peroleh adalah bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang.
Kesimpulan bahwa anak kelas tiga cukup pandai mengarang, mencakup Ali, Toto, Alex, Burhan, Maman,
dan anak-anak lainnya. Dalam kesimpulan terdapat kata cukup karena Maman hanya mendapat nilai
enam. Jika Maman juga mendapat nilai tujuh atau delapan, kesimpulannya adalah semua anak kelas tiga
pandai mengarang.

Berdasarkan bentuk dan pola pengembangannya paragraf generalisasi juga dapat dibagi dalam 2 jenis
bentuk paragraf generalisasi

Jenis Jenis Paragraf Generalisasi

1.Loncatan Induktif
Paragraf Generalisasi yang bentuknya loncatan induktif adalah paragraf yang tetap bertolak dari beberapa
fakta namun fakta yang ada belum bisa mencerminkan seluruh fenomena yang terjadi. Tapi fakta itu
dianggap mewakili sebuah persoalan oleh penulis. Generalisasi jenis ini sangatlah lemah karena dasar
faktanya belum bisa mencerminkan seluruh fenomena.
2.Tanpa Loncatan Induktif
Paragraf Generalisasi yang berbentuk Tanpa Loncatan Induktif merupakan paragraf generalisasi yang
memberikan cukup banyak fakta dan lengkap sehingga bisa mewakili keseluruhan. Paragraf ini sangat
baik karena kebenarannya dapat dipercaya karena menggunakan fakta yang lengkap.

Analogi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat sama.
Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan ada
persamaan pula dalam bidang yang lain. Contoh:

Alam semesta berjalan dengan sangat teratur, seperti halnya mesin. Matahari, bumi, bulan, dan binatang
yang berjuta-juta jumlahnya, beredar dengan teratur, seperti teraturnya roda mesin yang rumit berputar.
Semua bergerak mengikuti irama tertentu. Mesin rumit itu ada penciptanya, yaitu manusia. Tidakkah
alam yang Mahabesar dan beredar rapi sepanjang masa ini tidak ada penciptanya? Pencipta alam tentu
adalah zat yang sangat maha. Manusia yang menciptakan mesin, sangat sayang akan ciptaannya. Pasti
demikian pula dengan Tuhan, yang pasti akan sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.

Dalam paragraf di atas, penulis membandingkan mesin dengan alam semesta. Mesin saja ada penciptanya,
yakni manusia sehingga penulis berkesimpulan bahwa alam pun pasti ada pula penciptanya. Jika manusia
sangat sayang pada ciptaannya itu, tentu demikian pula dengan Tuhan sebagai pencipta alam. Dia pasti
sangat sayang kepada ciptaan-ciptaan-Nya itu.

Hubungan Kausal Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan fakta-
fakta yang memiliki pola hubungan sebab-akibat. Misalnya, jika hujan-hujanan, kita akan sakit kepala
atau Rini pergi ke dokter karena ia sakit kepala. Ada tiga pola hubungan kausalitas, yaitu sebab-akibat,
akibat-sebab, dan sebab-akibat 1 akibat 2.

• Sebab-Akibat
Penalaran ini berawal dari peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai
akibatnya. Polanya adalah A mengakibatkan B. Contoh:

Era Reformasi tahun pertama dan tahun kedua ternyata membuahkan hasil yang membesarkan hati.
Pertanian, perdagangan, dan industri, dapat direhabilitasi dan dikendalikan. Produksi nasional pun
meningkat. Ekspor kayu dan naiknya harga minyak bumi di pasaran dunia menghasilkan devisa bermiliar
dolar AS bagi kas negara. Dengan demikian, kedudukan rupiah menjadi kian mantap. Ekonomi Indonesia
semakin mantap sekarang ini. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila mulai tahun ketiga Era
Reformasi ini, Indonesia sudah sanggup menerima pinjaman luar negeri dengan syarat yang kurang lunak
untuk membiayai pembangunan.

Hal penting yang perlu kita perhatikan dalam membuat kesimpulan pola sebab-akibat adalah kecermatan
dalam menganalisis peristiwa atau faktor penyebab.
• Akibat-Sebab
Dalam pola ini kita memulai dengan peristiwa yang menjadi akibat. Peristiwa itu kemudian kita analisis
untuk mencari penyebabnya. Contoh:

Kemarin Badu tidak masuk kantor. Hari ini pun tidak. Pagi tadi istrinya pergi ke apotek membeli obat.
Karena itu, pasti Badu itu sedang sakit.

• Sebab-Akibat-1 Akibat-2
Suatu penyebab dapat menimbulkan serangkaian akibat. Akibat pertama berubah menjadi sebab yang
menimbulkan akibat kedua. Demikian seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat. Contoh:

Mulai tanggal 17 Januari 2002, harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah,
premium, solar, dan lain-lain dinaikkan harganya. Hal ini karena Pemerintah ingin mengurangi subsidi
dengan harapan supaya ekonomi Indonesia kembali berlangsung normal. Karena harga bahan bakar naik,
sudah barang tentu biaya angkutan pun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang-barang
pasti akan ikut naik karena biaya tambahan untuk transportasi harus diperhitungkan. Naiknya harga
barang-barang akan dirasakan berat oleh rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang harus diimbangi
dengan usaha menaikkan pendapatan masyarakat.

Paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat
topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik.Kalimat topik yang
ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf. Contoh:
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang
dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana
maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini
tanpa adanya sarana komunikasi.

Paragraf Deskriptif/Naratif/Menyebar adalah paragraf yang tidak memiliki kalimat utama. Pikiran
utamanya menyebar pada seluruh paragraf atau tersirat pada kalimat-kalimat penjelas. Contoh:
Di pinggir jalan banyak orang berjualan kue dan minuman. Harganya murah-murah, Sayang banyak lalat
karena tidak jauh dari tempat itu ada tumpukan sampah busuk. Dari sampah, lalat terbang dan hinggap di
kue dan minuman. Orang yang makan tidak merasa terganggu oleh lalat itu. Enak saja makan dan minum
sambil beristirahat dan berkelakar.
2.6 Teknik Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf yang baik selalu memenuhi aspek penalaran. Penalaran yang baik dapat dilihat
dari cara penulis mengembangkan atau merinci gagasan utama dalam gagasan bawahan serta
mengurutkan hubungan antar gagasan.Gagasan utama bisa tampak jelas jika penulis mengembangkan
paragraf dengan menggunakan cara atau metode perincian, contoh, atau ilustrasi.Metode Pengembangan
ParagrafBerikut ini adalah beberapa metode pengembangan paragraf, yaitu:1. Pengembangan paragraf
klimaks dan antiklimaksPengembangan paragraf klimaks berarti menyusun alinea dari gagasan bawahan
yang paling rendah kedudukannya kemudian berangsur-angsur ke gagasan lain sampai pada gagasan yang
tertinggi kedudukannya atau kepentingannya.Pengembangan paragraf antiklimaks yaitu pengembangan
paragraf kebalikan dari pengembangan klimaks.Contoh:Pikiran utama : bentuk traktor mengalami
perkembangan dari zaman ke zaman.Pikiran penjelasan : traktor yang dijalankan dengan uap; traktor
dengan roda rantai; traktor buatan Ford; traktor buatan JepangParagrafBentuk traktor mengalami
perkembangan dari jaman ke jaman seiring dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada
waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank
menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model
tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor
semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan
dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam
bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya
sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.kalimat dalam paragraf
memperlihatkan kesatuan pikiran atau mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik
tersebut.dan di dalam sebuah paragraf terdapat kalimat topik/kalimat pokok,dan kalimat
penjelas/pendukung.

3.2 Saran
Dalam makalah ini kami sebagai penyusun menyarankan agar materi penulisan paragraf yang baik dalam
bahasa Indonesia agar dapat dipahami dan dapat di praktekan dalam kegiatan belajar sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

2017 - 2022 © FA Bahasa | Forester Act Media Group


Menulis, M. Yunus dkk., 2013, universitas terbuka hal. 3.10
http://www.databoks.katadata.co.id/
Ntelu Asna, M.Hum, dkk. 2013. Bahasa Indonesia di perguruan tinggi.

Anda mungkin juga menyukai