Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : BAHASA INDONESIA
Dosen Pembimbing : MIMI SRI IRFADILA S.PD,M.PD.I

Oleh :
KELOMPOK 6
1. HENDRI EFRILENI (22190013)
2. RESTI AULIA SAVITRI(22190017)
3. SHINTA PUTRI ANDINY(22190023)
KELAS 1A
D-III ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
TA.2022/2023

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN................................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................5
1.3 Tujuan..................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
2.1 PARAGRAF...............................................................................................................................6
2.2 STRUKTUR PARAKRAF…………………………………………………………………………………….. 6
2.3 JENIS JENIS PARAGRAF……………………………………………………………………………………………………..6
2.4 POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF……………………………………………………………………………….6
BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................9
3.2 Saran...........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul pola pengembangan
paragraf.
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak/ibu yang telah membantu kami baik secara
moral maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan
yang telah mendukung kami sehingga bisa menyelesaikan tugas ini tepat waktu. menyadari,
makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa,
maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik
lagi di masa mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Bukittinggi , 24 Maret 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan
kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam
kalimat lain yang membentuk paragraf, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan
yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi,
pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan
sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu paragraph
2. Apa saja struktur paragraph
3. Apa saja jenis jenis paragraph
4. Apa saja pola pengembangan paragraf

1.3 Tujuan

1. Memberitahu tentang paragraf


2. Memberitahu apa saja struktur dari paragraf
3. Menjelaskan jenis jenis paragraf
4. Memberitahu apasaja pola pengembangan paragraf

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Paragraf

* Pengertian paragraf
Kata paragraf berasal dari kata Yunani, yaitu dari kata para yang berakti sebelum’ dan
kata grafeinyang berakti ‘menulis’, ‘menggores’. Paragraf atau alinea merupakan  gabungan dari
beberapa kalimat yang saling berkaitan dan membentuk sebuah gagasan.

Paragraf (alenia) adalah sekumpulan kalimat yang tersusun secara logis dan runtun
(sistematis), yang memungkinkan sesuatu gagasan pokok dapat dikomoniksikan kepada pembaca
secara  efektif. Paragraf merupakan satuan terkecil sebuah karangan. Isinya membentuk satuan
pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan penulis dalam karangannya. Paragraf
susunannya akan menyulitkan membaca untuk menangkap pikiran penulis. Meskipun singkat, oleh
karena ada isi pikiran yang hendak disampaikan, paragraf membutuhkan organisasi dan susunan
yang has. Disamping itu, karena paragraf merupakan bagian suatu pasal, maka antar paragraf satu
dengan yang harus saling berhubungan secara harmonis, sehingga sesuai dengan rangka sesuruh
karangan . Oleh karena itu, sebuah karangan hanya akan baik jika paragraf ditulis dengan baik dan
dirangkai dalam runtunan yang logis.

Dalam kenyataan, terkadang kita bertemu dengan paragraf atau alenia yang hanya terdiri
atas satu kalimat. Bentuk seperti itu dianggap sebagai bentuk paragraf yang kurang ideal dan
dianggap sebagai pengecualian. Dalam tulisan ilmiah, paragraf semacam itu jarang dipakai. Ada
beberapa alasan mengapa hanya terdapat satu kalimat dalam paragraf,  yaitu (a) paragraf atau
alenia tersebut kurang baik untuk dikembangkan  oleh penulisnya atau penulis kurang memahami
hakikat paragraf, (b) sengaja dibuat oleh pengarang dengan maksud hanya mengemukakan
gagasannya terdapat pada paragraf berikutnya.

Selain itu, dalam sebuah paragraf, hanya boleh ada satu ide  pokok atau pikiran utama.
Andaikan dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide pokok atau pikiran utama, alinea harus
dipecah menjadi lebih dari satu paragraf.
Keraf (1991:63) mengemukan ada dua tujuan mengapa paragraf diperlukan, yaitu:
1.      Untuk memudahkan pengetian dan pemahaman. Oleh karena itu, dalam sebuah alinea hanya
boleh ada satu tema. Bila terdapat dua tema, paragraf itu harus dipecah menjadi dua paragraf.
2.      Untuk memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal. Dengan demikian,
kita memiliki kesempatan untuk berhenti lebih lama daripada perhentian pada ahir kalimat.
Disamping itu, kita juga bisa berkonsentrasi terhadap tema paragraf.

*Panjang paragraf

Dalam suatu paragraf, pernyataan pokok  (klimat topik) diikuti oleh sejumbalh pernyataan
pendukungnya. Pernyataan pendukung tersebut harus cukup rinci  sehingga gagasan utama yang 
akan dikomunikasikan menjadi jelas bagai pembaca. Rincian yang akan dikomunikasikan menjadi
jelas bagai pembaca.
Panjang pendeknya paragraf bergantung sepenuhnya  pada kedalaman isi pikiran atau
gagasan pokok yang akan dikomunikasikan, dan “daya baca” pembaca yang menjadi sasaran tulisan.
Sebuah paragraf harus mampu menjelaskan gagasan pokok secara tuntas. Apabila satu kalimat
dipandang belum dapat menjelaskannya, maka perlu ditambah dengan kalimat kedua, ketiga dan
seterusnya, sampai menjadi jelas. Paragraf yang terlau pendek (terdiri atas satu atau dua kalimat)
seringkali tidak cukup mampu menjelaskan gagasan pokok senyatanya. Sedangkan, paragraf yang
terlampau panjang dan berbelit-belit justru akan mengaburkan gagasan pokok yang seharusnya
ditonjolkan

2.2 Struktur paragraf


Sebuahparagraf terdiri atas satu pikiran utama ditambah dengan beberapa pikiran penjelas atau
pikiran pendukung. Pikiran utama adalah apa yang menjadi pokok persoalan atau gagasan utama
paragraf tersebut. Sementara kalimat penjelas atau pikirian penjelas berfungsi menjelaskan atau
mendukung ide pokok dalam paragraf tersebut. Ada beberapa ciri pikiran utama, yaitu :

1.      permasalahannya berpotesial untuk dirinci atau diuraikan lebih lanjut;


2.      berupa kalimat lengkap yang bisa berdiri sendiri;
3.      artinya cukup jelas, tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain;dan
4.      dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambun

Sementara pikiran penjelas memiliki ciri-ciri


1.      tidak dapat berdiri sendiri;
2.      arti kalimat itu baru akan jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam paragraf;
3.      sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa transisi (penghubung); dan
4.      isinya berupa rincian, keterangan, contoh, dan kata tambahan lain yang bersifat mendukung
kalimat topik

Kalimat topik dapat kita temui dimana saja dalam paragraf, baik di awal maupun di akhir
paragraf. Bahkan, ada paragraf yang seluruhnya berisi topik.
Paragraf yang kalimat topiknya terdapat di awal paragraf disebut paragraf
deduktif,  Paragraf yang kalimat topiknya terdapat di awal paragraf disebut paragraf induktif,
Paragraf yang kalimat topiknya terdapat di awal dan di akhir disebut paragraf deduktif-
induktif. Kalimat topik yang di akhir adalah simpulan dari kalimat topik sebelumnya.
Sementara itu, paragraf yang berisi seluruhnya kalimat topik disebut paragraf penuh kalimat
topik.

2.3 Jenis jenis paragraf


JENIS PARAGRAF BERDASARKAN TUJUAN
1. Paragraf Naratif
Paragraf naratif adalah jenis paragraf yang menampilkan peristiwa secara kronologis dan
memiliki alur gagasan yang pasti. Jenis paragraf ini biasanya digunakan sebagai media dalam teknik
menulis yang menuntut penggambaran alur cerita yang runtut dan jelas. Struktur jenis paragraf naratif
biasanya banyak digunakan dalam teks fiksi yang menggunakan “kisah” sebagai topik utamanya
Ciri-ciri jenis paragraf naratif adalah ada sebuah peristiwa, ada seorang pelaku, ada waktu dan
latar kejadian yang jelas. kejadian yang diceritakan dalam jenis paragraf naratif adalah urut atau
kecenderungan memiliki alur yang jelas, misalnya alur maju.
jenis paragraf naratif dibedakan lagi berdasarkan jenis cerita, yakni narasi ekspositoris dan
narasi sugestif. paragraf narasi ekspositoris menampilkan informasi peristiwa yang tepat untuk
pembaca ketahui. Sedangkan paragraf narasi sugestif menampilkan kisah fiksi yang sifatnya
imajinatif.
Contoh Jenis Paragraf Naratif:
Pada tahun 1959 Awaludinsyah baru berusia 8 tahun. Saat itu dia mulai sering mengunjungi
sanggar yang biasanya digunakan orang hamba untuk belajar. Awaludinsyah yang selalu berada di
Istana Daruddunia ini nyaris tidak pernah meninggalkan kamarnya. Hal itu tentu bukan
keinginannya, namun perintah Sultan Maliksyah, ayahnya saat itu yang sedang dirundung kecemasan
karena istananya sedang dalam bahaya. Karena rasa penasarannya, akhirnya Awaludinsyah mulai
berani meninggalkan kamarnya tanpa sepengetahuan orang hamba atau pengawal istana. Bahkan
sampai di halaman istana saja, Awaludinsyah sudah sangat
bahagia.                                                                                                        

2. Paragraf Deskriptif
Paragragraf deskripsi adalah jenis paragraf yang menggambarkan objek dalam teks
dengan lengkap dan jelas sehingga pembaca mendapat gambaran objek dengan nyata. Teknik
menulis paragraf ini mengandalkan indra, jadi pembaca seolah-olah bisa benar-benar melihat,
mendengar, meraba, merasa objek yang diceritakan dalam paragraf. Objek yang yang
dideskripsikan dalam paragraf dapat berupa manusia, benda, tempat, waktu atau masa, dan
sebagainya.
Jenis paragraf deskripsi memiliki ciri-ciri menggambarkan benda, orang, makhluk,
tempat dan sebagainya dengan detail dan jelas. penggambaran yang ditampilkan merupakan
hasil indra (pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan) sang penulis.
jenis paragraf ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembaca dan
memicu imajinasi mereka tentang cerita tersebut.

Contoh Jenis Paragraf Deskripsi:

Tubuh yang jangkung dan kurus jadi ciri khas Si Ujud. Kulitnya yang putih langsat sering
kali dikaitkan dengan rasnya, yakni Seorang Asia. Cara jalan dengan membusungkan
dadanya yang rata juga sering menarik perhatian orang disekitarnya. Meskipun terkenal
pemarah, Si Ujud tidak  segan melemparkan senyuman ke beberapa orang yang ia temui,
yang mungkin juga orang yang ia sukai. Sebenarnya dia bukanlah pria tertampan di sekolah,
tapi entah mengapa wangi tubuhnya sering kali mendapat teriakan para wanita yang duduk
berjajar di depan kantin. Seperti wangi sabun kata mereka. Si Ujud juga jarang bicara, bak
radio rusak yang sudah kesulitan mengeluarkan suara. 

3. Paragraf Ekspositif
Paragraf ekspositif adalah jenis paragraf yang menampilkan kejadian suatu peristiwa
dengan tujuan menceritakan kembali atau Reteller. Teknik menulis paragraf ini yakni
menyajikan peristiwa atau objek dengan cara menjelaskan, menerangkan, dan
memberitahukan informasi tertentu agar pembaca mengetahuinya. Jenis paragraf ini
mengandung unsur 5W+1H (What, Who, When, Why, dan How). Gaya penulisan pada jenis
paragraf ekspositif adalah bersifat informatif.

Bedanya dengan jenis paragraf deskriptif adalah paragraf ekspositif dapat pula
menginformasikan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indra. Jenis paragraf ekspositif
memiliki ciri-ciri menampilkan definnis dan menampilkan langkah-langkah , metode atau
cara melakukan sesuatu tindakan.  Jenis paragraf ekspositif antara lain eksposisi definisi,
klasifikasi, proses, ilustrasi, berita, pertentangan, perbandingan, dan analisis.

Contoh Jenis Paragraf Ekspositif:

Indonesia akhirnya terpilih sebagai tuan rumah Asian Games 2018 ke-18 di Jakarta dan
Palembang. Hasil pemungutan suara menunjukan Surabaya menjadi runner-up bersama
Vietnam dan Uni Emirat Arab yang kemudian mengundurkan diri. saat itu Vietnam juga
tidak memungkinkan menjadi tuan rumah Asian Games 2018 karena kendala fasilitas yang
mereka punya. Untuk pertama kalinya Pesta Olahraga Asia diselenggarakan bersamaan di
dua kota, ibu kota Indonesia Jakarta dan Plembang ibu kota Provinsi Sumatra Selatan.
Pembukan dan penutupan acara Asian Games ini diadakan di Stadion Utama Gelora Bung
Karno, Jakarta eXport dan polo kano untuk pertama kalinya sebagai pekan olahraga
eksibisi. 

Dalam contoh jenis paragraf ekspositif di atas telah menjawab unsur 5W+1H.
4. Paragraf Persuasif
Paragraf Persuasif adalah jenis paragraf yang menempatkan gagasan untuk membujuk
atau mengajak pembaca melakukan sesuatu sesuai dengan maksud sang penulis. Struktur
paragraf persuasif memiliki unsur ajakan, anjuran, atau pemberitahuan pada pembaca dengan
maksud tertentu. dalam paragraf ini sang penulis perlu menampilkan bukti, data dan fakta
untuk menyakinkan pembaca.

Jenis paragraf persuasif memiliki ciri-ciri yang meyakini bahwa pikiran manusia
dapat diubah dan dipengaruhi. itulah sebabnya jenis paragraf ini harus berhasil meyakinkan
pembaca, yakni menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui kepercayaan antara
penulis dan pembaca. Hal ini agar maksud dari teks dapat tersampaikan seutuhnya. Dalam
jenis paragraf persuasif data dan fakta menjadi hal penting yang perlu digali oleh penulis agar
teks yang mereka hasilkan berkualitas, alih-alih mengajak pembaca tetapi juga memberi
mereka pengetahuan yang luas. Paragraf ini pada umumnya dapat ditemukan pada penulisan
berita yang ada pada media

Contoh Jenis Paragraf Persuasif:

Hampir setiap orang menyukai kebersihan, namun tidak semua orang ingin melakukannya.
Padahal bagi umat muslim, kebersihan adalah sebagian daripada iman. itulah sebabnya,
orang yang menciptakan kebersihan berarti juga memperkokoh keimanannya. Secara fisik,
kebersihan juga bisa dirasakan manfaatnya. Meski perlu effort lebih untuk bersih-bersih
namun kebersihan juga akan mendatangkan kenyamanan. 

5. Paragragraf Argumentatif
Paragraf argumentatif adalah jenis paragraf yang menyampaikan ide, gagasan, atau
pendapat dari sang penulis terhadap isu tertentu yang disertai dengan data dan fakta. Dalam
jenis paragraf ini penulis mengutarakan pendapat beserta alasannya.

Jenis paragraf ini bertujuan meyakinkan pembaca bahwa ide , gagasan, atau pendapat
sang penulis adalah benar dan dapat dibuktikan. Paragraf argumentasi memiliki ciri-ciri
penjelasan yang padat terhadap sesuatu agar pembaca percaya.

Jenis Paragraf ini biasanya menampilkan sumber ide dari pengamatan, analisis, atau
pengalaman. Kemudian paragraf argumentatif akan ditutup dengan kalimat kesimpulan.

Jenis paragraf Argumentasi memiliki tiga pola, yakni pola analogi, pola generalisasi,
dan pola hubungan sebab akibat.

Jenis paragraf argumentatif dengan pola analogi menampilkan penalaran induktif


dengan membandingkan dua hal untuk menampilkan fakta. Paragraf argumentatif dengan
pola generalisasi menampilkan penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara
keseluruhan berdasarkan sejumlah data dan fakta. Sedangkan paragraf argumentatif dengan
pola hubungan sebab akibat menampilkan fakta khusus yang menjadi penyebab dan akan
menghasilkan kesimpulan tertentu sebagai akibat.
Contoh Jenis Paragraf Argumentatif:

Hasil penelitian yang ditulis Jame Ducharme di majalah Time menunjukan cakupan
peliputan Covid-19 lebih masif dibanding Ebola. Tak jarang berkat konsumsi berita yang
tidak sehat tersebut masyarakat justru kebingungan dan menimbulkan kepanikan berlebih.
Kasus yang paling kentara biasanya berkaitan dengan bahasa birokrasi atau pemerintahan
dalam merespon Covid-19. Pernyataan-pernyataan kontroversial pemerintahan Indonesia
jadi bahan empuk dan  diproduksi fenomenal oleh media daring. Sebagai contoh tanggapan
Menteri Kesehatan soal masyarakat Indonesia yang kebal Covid-19, nyatanya sampai saat
ini kurva kasus covid-19 tak kunjung berkurang. Kemudian, keraguan pemerintah untuk
melakukan lockdown, kebijakan soal mudik, maju—mundur Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) sampai yang paling terbaru saat ini adalah sengkarut efektivitas vaksinasi. 

JENIS PARAGRAF BERDASARKAN LETAK GAGASAN UTAMA


Kehadiran paragraf dalam teks biasanya ditandai dengan penulisan yang menjorok ke
dalam di baris pertama. Satu paragraf harus memiliki ide pokok dan serangkaian kalimat
yang berhubungan satu sama lain yang dapat ditemukan.Selain tujuannya, jenis paragraf juga
dibagi berdasarkan letak kalimat utamanya, seperti berikut ini.

1. Paragraf Deduktif
paragraf deduktif adalah jenis paragraf yang gagasan utamanya berada diawal. jenis
paragraf ini bersifat deduksi  yang gagasannya berkembang dari umum ke khusus. Kalimat
utama paragraf deduktif berada di awal paragraf, sedangkan kalimat penjelas berada tepat
setelah kalimat utamanya. Jenis paragraf deduktif memiliki ciri yang ditemukan yakni
gagasan utama atau ide pokok berupa pernyataan umum.

Contoh Jenis Paragraf Deduktif:

Jika berbicara soal perpustakaan, elemen-elemen utama dalam hal ini adalah
pustakawan. Pustakawan atau orang yang bekerja dalam bidang perpustakaan memiliki
peran penting karena pustakawan adalah elemen utama yang berurusan langsung dengan
pemustaka.  Ruang lingkup perpustakaan telah mengalami perkembangan contohnya
perubahan dari pemustaka digital immigrants ke digital native, dari layanan berbasis koleksi
ke layanan berbasis pemustaka, dari kebutuhan informasi cetak ke kebutuhan informasi
digital, dan sebagainya. Maka sudah tidak asing lagi saat ini istilah-istilah yang
berhubungan dengan perkembangan teknologi internet, seperti perpustakaan intelligent,
pertumbuhan data yang masif, disruptif, big data, mobilitas pengetahuan dan sebagainya. 

2. Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah jenis paragraf yang berkebalikan dari paragraf deduktif,
yakni gagasan utama paragraf induktif berada di akhir kalimat dalam paragraf. Jenis paragraf
induktif pasti akan diawali dengan penyebutan peristiwa khusus atau penjelasan yang
berfungsi untuk mendukung gagasan utama.
Jenis paragraf ini memiliki ciri-ciri menggunakan konjungsi seperti “jadi”,
“akhirnya”, “akibatnya”, “oleh karena itu”, “maka dari itu”, berdasarkan uraian di atas”,
“dengan demikian”, untuk menghubungkan kalimat pendukung dengan kalimat gagasan
utama.

Contoh Jenis Paragraf Induktif:

Nalar ala Socrates juga dapat menempatkan pola pikir untuk menjadi kritis dan
skeptis. Berpikir dengan metode Socrates menuntut masyarakat berpikir kritis dan akhirnya
juga bersikap kritis. Strategi ini juga menekankan dialog-dialog pemikiran sebagai usaha
mengungkapkan sesuatu objek pembahasan menuju pada hakikat terdalamnya. Jadi, Metode
ala Socrates ini disebut juga dengan istilah metode kritis atau metode dialektika. Hal inilah
yang  mengantarkan literasi tidak  sesederhana membaca dan menulis saja. Tetapi, literasi
menjadi budaya lengkap disertai dengan proses memahami, meliputi, menggunakan, 
menganalisis, dan mentransformasikan. Akibatnya orang akan bersikap luwes, kaya
pengetahuan, dan memiliki rasa empati tinggi pada suatu diluar dirinya maka dia telah
berhasil memaknai literasi. 

3. Paragraf Ineratif
paragraf ineratif adalah jenis paragraf yang menampilkan gagasan pokoknya di tengah
paragraf. Jenis paragraf ini memiliki pola khusus-umum-khusus atau kalimat penjelas-kalimat utama-
kalimat penjelas
Kalimat penjelas di awal paragraf ini memiliki fungsi sebagai pengantar atau pembuka.
sementara kalimat utama berada ditengah sebagai gagasan utama dalam paragraf ini. Selanjutnya
masih ada kalimat penjelas di akhir paragraf yang berfungsi sebagai penegasan atau kesimpulan.
Contoh Jenis Paragraf Ineratif:
Pergeseran yang menghadirkan beragam masalah dan tantangan baru bagi kebudayaan
nasional ini memerlukan pilihan-pilihan strategi kebudayaan yang cerdas dan aktual. Masalah
substansi yang dihadapi kebudayaan Indonesia saat ini masih berproses pada masalah dan
tantangan-tantangan lama. Seperti masalah ketahanan budaya nasional kita yang masih lemah saat
berhadapan atau bersaing dengan budaya global. Sebenarnya masalah tersebut adalah tantangan
pada kesanggupan kita untuk beradaptasi dengan zaman baru, bahkan ikut mewarnai dan
membentuk bangsa yang berkarakter.

2.4 Pola pengembangan paragraf


Dalam menyusun tulisan, pola pengembangan paragraf sangatlah penting. Pola
pengembangan paragraf berguna untuk membuat tulisan lebih jelas serta lebih runtut

Mengutip dari Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung, pola
pengembangan paragraf merupakan cara penulis untuk mengembangkan pola pikiran dalam
suatu paragraf

Pengembangan pola pikiran ini bisa dilakukan dengan mengembangkan kalimat topik
ke dalam berbagai kalimat penjelas yang ada dalam paragraf.
Menurut Munirah dalam Buku Pengembangan Keterampilan Menulis Paragraf (2015),
pola pengembangan paragraf bisa dilakukan melalui berbagai cara yang telah disesuaikan
dengan sifat paragraf tersebut. Lalu, apa sajakah pola pengembangan paragraf? Berikut
penjelasannya:

Pola klimaks serta antiklimaks

Saat akan mengembangkan gagasan dalam paragraf, pola klimaks dan antiklimaks diterapkan
dengan menggunakan klimaks sebagai dasarnya.

Artinya gagasan utama akan dijelaskan dengan menggunakan gagasan yang kedudukannya
palng rendah hingga gagasan yang kedudukannya paling tinggi.

Umumnya paragraf yang memiliki sifat deduktif atau induktif lebih mudah dianalis jika
dibandingkan dengan paragraf yang bersifat deskriptif dan naratif.

Pola klimaks dan antiklimaks juga dapat diterapkan dengan menggunakan gagasan yang paling
tinggi kedudukannya hingga ke gagasan yang paling rendah.

Contohnya adalah membahas perkembangan alat komunikasi. Dimulai dari menggunakan


kentongan, hingga alat komunikasi modern yakni menggunakan smartphone.

Pola perbandingan serta pertentangan

Penulis akan memperlihatkan kepada pembaca tentang persamaan serta perbedaan dari orang,
objek, serta gagasan tertentu.

Umumnya pola pengembangan paragraf dengan perbandingan serta pertentangan, akan


menggunakan kata-kata:

1. Serupa dengan
2. Sama seperti halnya
3. Demikian pula
4. Jika atau bila dibandingkan dengan5.
5. Sejalan dengan
6. Akan tetapi
7. Sedangkan
8. Sementara itu

Contohnya adalah cara memakan nasi. Perbandingannya terletak dari cara memakannya, ada
yang menggunakan sendok dan ada juga yang menggunakan sumpit. Walau berbeda, namun
persamaannya adalah membahas tentang cara memakan nasi.

Pola analog
Pola analogi digunakan jika ingin menggambarkan sebuah objek yang bisa digambarkan
dengan menggunakan objek lain yang memiliki kesamaan. Umumnya pola ini dibantu dengan
berbagai kata kiasan, seperti 'ibaratnya' dan 'bagaikan'.
Analogi berarti membandingkan dua hal yang berbeda, namun tetap memperhatikan
adanya kesamaan dari dua hal tersebut.
Contohnya adalah menganalogikan cara membangunkan seseorang. Misalnya ada yang
membangunkan dengan berteriak, namun ada juga yang dengan menepuk pundak. Caranya
memang berbeda, namun kesamaannya adalah sama-sama cara membangunkan seseorang.

Pola sebab dan akibat


Pola pengembangan ini dilakukan dengan cara menerangkan sebuah kejadian dari sudut
pandang sebab dan akibat. Biasanya menggunakan kata, seperti 'padahal', 'akibatnya', 'karena',
serta 'oleh karena itu'. 
Tidak hanya menerangkan, pola ini juga bisa digunakan dengan cara menjadikan
kejadian penyebab sebagai gagasan utamanya serta kejadian akibat sebagai pengembangnya.
Hal ini bisa dilakukan berkebalikan, yakni kejadian akibat sebagai dasarnya dan kejadian
penyebab sebagai gagasan utamanya.
Contohnya adalah kejadian akibat yakni terlambat datang ke sekolah. Kejadian sebabnya
adalah bangun kesiangan, ban kendaraan bocor, dan lain sebagainya.

Pola devinisi
Sama seperti namanya, pola ini dilakukan dengan cara menjelaskan pengertian atau
definisi dari sebuah istilah yang digunakan.
Biasanya menggunakan kata-kata, seperti 'adalah', 'ialah', 'merupakan, dan 'yaitu'.
Umumnya kata 'adalah' akan digunakan jika menggambarkan suatu hal yang sudah didahului
dengan kata benda.
Sedangkan untuk kata 'yaitu' digunakan untuk mendefinisikan suatu hal yang telah
didahului oleh kata kerja atau sifat.
Untuk kata 'ialah' digunakan untuk memberi pengertian tentang rupa atau wujud. Kata
'merupakan' digunakan sebagai kata pakai.
Contohnya adalah 'Buku ini merupakan miliknya', 'Buku adalah sumber ilmu', 'Saat ini
yang perlu dikerjakan ialah membaca buku', serta 'Saya memiliki satu barang favorit yaitu buku'.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu Bahasa Indonesia dapat member
kita ilmu pengetahuan yang mendalam dan Bahasa Indonesia adalah Bahasa Resmi
kebangsaan dengan Berbahasa Indonesia kita bias menambah Cakrawa dan pemikiran dan
berbahasa yang lusa.
Paragraf adalah rangkaian kalimat yang diikat oleh satu kesatuan gagasan. Namun dari
pembahasan yang telah kami buat dapat disimpulkan bahwa paragraf tidak hanya diikat oleh
satu kesatuan gagasan, tetapi dapat berupa dua gagasan atau lebih dengan memenuhi syarat
yaitu kesatuan dan kepaduan paragraf.
3.2
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan pada makalah ini ada
beberapa rekomendasi yang dapat dijadikan masukkan bagi pembaca maupun penulis
selanjutnya. Hal ini diharapkan bisa menjadi saran yang tepat untuk nantinya bisa
dilakukan oleh pembaca. Penulis memiliki beberapa saran untuk penulis selanjutnya
agar makalah ini bisa terus berlanjut sehingga memberikan banyak manfaat bagi
semua orang.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/jenis-paragraf/
https://www.kompas.com/skola/read/2021/01/18/160527869/pola-pengembangan-paragraf?
page=all
http://www.makalah.my.id/2015/01/makalah-tentang-paragraf.html

Anda mungkin juga menyukai