Anda di halaman 1dari 18

POLITEKNIK KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG

PRODI PEKERJAAN SOSIAL

2019/2020

PARAGRAF

DOSEN PEMBIMBING

Dr. Agus Nero Sofyan Drs, M.Si.

KELOMPOK 9 :

Wisnu Adhy Prasetyo (19.04.211)

Septianing Puji Lestari (19.04.221)

Elvina Nurfita Sari (19.04.232)

Eka Fitri Handayani (19.04.282)

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr wb.

Puji dan syukur bagi Allah swt. yang dengan ridho-Nya kita dapat

menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Sholawat serta salam tetap

kami hanturkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammmad saw. dan

keluargannya, sahabat serta pengikut – pengikutnya yang setia mendampingi

beliau. Terima kasih kepada Dosen kami atas bimbingannya sehingga makalah ini

dapat terselesaikan dengan lancar.

Dalam makalah ini kami menguraikan tentang tugas kelompok kami untuk

mata kuliah Bahasa Indonesia untuk Karya Ilmiah, dengan judul: “Paragraf”.

Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengetahuan yang selama

ini mungkin kita cari. Kami berharap bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Kami memahami bahwa tugas ini masih belum sempurna dan memiliki

banyak kekurangan,untuk itu kami meminta kritik dan saran yang konkrit.

Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kesalahan kami mohon

maaf yang sebesar besarnya. Sekian terimakasih.

Wassalamu’alaikum wr wb.

Bandung, 24 Agustus 2019

Penulis,

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1

Daftar Isi 2

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 4

1.2 Permasalahan 5

1.3 Tujuan.........................................................................................................5

Bab II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Paragraf........................................................................................6

2.2 Format Paragraf.........................................................................................6

2.3 Unsur Paragraf...........................................................................................7

2.4 Syarat Paragraf..........................................................................................8

2.5 Jenis Paragraf...........................................................................................14

Bab III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...............................................................................................16

3.2 Saran.........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pembuatan makalah ini, dilatarbelakangi oleh tugas mata kuliah Bahasa

Indonesia untuk Penulisan Karya Ilmiah yang sedang dipelajari dan ditugaskan oleh

dosen mata kuliah untuk membahas topik mengenai “Paragraf dan

Pengembangannya”. Seperti yang kita ketahui bahwa topik yang ada pada suatu

tulisan, terkadang menjadi sesuatu yang sangat rumit untuk dipahami. Dari mulai

menentukan kalimat utama, gagasan utama, bahkan ide pokok yang terkandung

dalam suatu tulisan. Umumnya sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan

kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait

dalam kalimat lain yang membentuk paragraf, paragraf merupakan salinan kecil

sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan

oleh penulis dalam karangan.

Paragraf adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil

penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat

menjadi paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan

berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan

tunggal). Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling

berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya

terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam

4
pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena

disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea

semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk

mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan

tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab

formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa

kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah

karangan. Hal ini dapat memudahkan kita untuk mengerti akan maksud dari paragraf

tersebut. Dalam metode membaca cepat, hal ini dapat membantu dalam

meningkatkan membaca cepat untuk memperoleh informasi yang jelas dan aktual.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian paragraf ?

2. Bagaimana unsur-unsur dalam paragraf ?

3. Bagaimana ketentuan dan syarat pemakaian paragraf dalam sebuah kalimat ?

4. Apa struktur paragraf ?

5. Ada berapa macam-macam paragraf ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan paragraf itu sendiri, mulai dari

syarat sebuah paragraf atau hingga berbagai macam bentuk paragraf berdasarkan

jenis atau teknik pemaparannya. 

2. Untuk mengetahui mengenai paragraf secara umum yang sering digunakan

dalam kegiatan karya tulis.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI PARAGRAF

Paragraf adalah tulisan yang terdiri dari penuangan ide atau tulisan penulis

atau pembicara ke dalam kalimat atau beberapa kalimat. Dalam paragraf harus

disetujui kalimat-kalimat yang disetujui pemikiran gabungan, tidak terpecah-pecah.

Sebagai paragraf dapat saja terdiri atas kalimat, misalnya, paragraf akhir surat dinas

(Atas perhatian Bapak, Ibu, Saudara, kami ucapkan terima kasih), tetapi umumnya

dibuat oleh beberapa kalimat. Paragraf yang ideal membuat tidak lebih dari lima

kalimat setiap kalimatnya relatif panjang, tetapi bisa saja membuat dengan lebih dari

lima kalimat kalimat jika setiap kalimatnya relatif pendek.

2.2 FORMAT PARAGRAF

Pada format format lebar atau bentuk paragraf itu ada dua, paragraf takuk dan

paragraf lurus atau sejajar. Paragraf mengambil paragraf yang merupakan baris

pertama masuk ke arah kanan satu tabulasi (5-8 ketukan atau huruf), sedangkan

paragraf lurus adalah wujud paragraf yang semua baris kalimatnya lurus;

perpindahan dari satu paragraf ke paragraf lainya diberikan jarak (2,5 spasi).

6
(a) Format Takuk

.............................................................................................................................

......................................................................1.................................................................

.........................................................................................................................................

(b) Format Lurus

.........................................................................................................................................

......................................................................1.................................................................

.........................................................................................................................................

2.3 UNSUR PARAGRAF

Jika kita cermati dengan saksama, paragraf itu terdir atas beberapa unsur,

yaitu ide pokok, Ide penjelas, kalimat utama, kalimat penjelas, dan judul. Ide pokok

atau gagasan utama ialah gagasan yang menjadi dasar pengembangan suatu paragraf.

Ide pokok umumnya terdapat pada kalimat utama; ide penjelas atau gagasan penjelas

adalah gagasan yang menjelaskan gagasan utama. Ide penjelas umumnya terletak

pada kalimat penjelas.

Kalimat utama atau kalimat topik ialah kalimat inti suatu paragraf atau

kalimat yang berisikan ide pokok yang bersifat lebih umum; kalimat penjelas adalah

kalimat yang berfungsi menjelaskan kalimat utama atau kalimat yang berisikan Ide

penjelas yang bersifat khusus. Unsur terakhir dari paragraf adalah judul. Judul

7
merupakan kepala karangan yang mencerimkan isi suatu karangan; judul memiliki

ciri harus menarik, sesuai dengan isi, logis, berbentuk frasa (kelompok kata), diawali

huruf kapital kecuali kata depan dan kata sambung yang terletak di tengah.

Contoh :

(1) Sektor industri memegang peranan yang makin penting sebagal penggerak

perekonomian. (2) Perkembangannya dikaitkan dengan sektor-sektor yang lain. (3)

Selain itu, sektor industri juga diandalkan sebagai penyerap utama tambahan

angkatan kerja produktif yang secara bertahap mengganti peran sektor pertanian. (4)

Sektor industri dikembangkan dari yang mengandalkan tenaga kerja yang murah dan

pada sumber daya alam menjadi yang bernilai tambah tinggi dan padat keterampilan.

(5) Dalam 25 tahun yang akan datang, Indonesia harus beralih menjadi produsen

barang-barang industri yang bermutu tinggi (UMPTN 1994 Rayon C) Dari contoh

paragraf tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa kalimat (1) merupakan kalimat

utama, sedangkan kalimat (2,3, 4, dan 5) adalah kalimat penjelas. Dari kalimat utama

dan kalimat penjelas itu, kita pun dapat mengetahui ide pokoknya, yaitu sektor

industri; ide penjelasnya ialah perkembangan sektor industri, sektor industri

penyerap tenaga kerja, andalan sektor industri, harapan Indonesia menjadi produsen

barang berkualitas; judul paragraf itu adalah "Peranan Sektor Industri.

2.4 SYARAT PARAGRAF

Paragraf yang baik memiliki tíga syarat, yaitu kesatuan, koherensi dan kohesi.

Ketiga unsur Itu dalam suatu paragraf haruslah hadir; ketidakhadiran satu unsur saja

8
dalam suatu paragraf menyebabkan paragraf menjadi kurang utuh dan kurang

"harmoni" (Akhadiah, dkk. 1992: 148 dan Ramlan, 1993: 9).

(a) Kesatuan Paragraf

Kesatuan dalam paragraf ialah bahwa paragraf yang kita susun itu di

dalamnya hanya memiliki satu ide atau satu gagasan utama. Oleh karena itu,

kalimat-kalimat (yang berupa kalimat penjelas) satu dengan yang lain harus

kita tata secara cermat dan apik agar semuanya menang pada kalimat utama,

yaitu membicarakan dan mendukung gagasan utama dan ide pokok.

(b) Koherensi

Koherensi ialah bahwa setiap kalimat yang ada pada suatu paragraf

satu dengan yang lain memiliki kaitan makna yang erat, terjadi hubungan

timbal balik antara satu kalimat dan kalimat yang lainnya. Dengan kata lain,

koherensi ini menitikberatkan kaitan makna pada suatu paragraf. Akoherensi

pada dasarnya merupakan upaya untuk mewujudkan kesatuan.

Contoh :

1) Perguruan tinggi yang memiliki sivitas akademika bekerja secara

efisien akan dapat menghasilkan para sarjana yang siap bekerja dan bersaing

di sektor berbagai sektor. (2) Perguruan tinggi dewasa ini bukan hanya

sekadar unit pelayan akademis semata, melainkan lebih merupakan unit

pelayan sosial, ekonomi, bahkan sudah dapat dikatakan sebagai lembaga jasa.

(3) Perguruan tinggi memerlukan pimpinan, yaitu rektor, wakil rektor, dekan,

wakil dekan, dan kaprodi yang ahli baik dalam bidang akademi dan ekonomi.

9
(c) Kohesi

Kohesi ialah penataan paragraf agar terwujud keutuhan dan

keharmonian dengan cara menjalin keterkaitan antarkalimat pada paragraf.

Dalam kohesi keterkaitan antarkalimat pada paragraf itu diwujudkan dengan

bentuk. Untuk mewujudkan bentuk kohesi pada paragraf, kita dapat

mengungkapkannya dengan banyak cara, diantaranya, yaitu dengan cara

menerapkan kata transisi, repetisi, kata ganti, dan sinonimi.

Kohesi dengan Kata Transisi Kohesi

Kohesi dengan kata transisi ialah keterkaitan antara kalimat yang satu

dan kalimat yang lain pada suatu paragraf yang diwujudkan dengan

menerapkan konjungsi (kata hubung). Konjungsi yang digunakan adalah

konjungsi antarkalimat. Artinya, konjungsi yang kita terapkan itu diletakkan

pada awal setiap kalimat baru (bukan di tengah kalimat).

Contoh:

Semua mahasiswa baru yang masuk perguruan tinggi di mana pun

diwajibkan mengikuti ospek (orientasi pengenalan kampus). Kegiatan itu

sebagai upaya dari pihak kampus agar mahasiswa mengenal kampusnya lebih

komperhensik. Namun, kita sering menyaksikan dan mendengar masih ada

siswa yang tidak atau belum mengikuti ospek dengan beragam alasan. Oleh

karena itu, panitia ospek kampus pada tahun-tahun berikutnya menyuruh

kembali mahasiswa yang absen untuk tetap mengikuti kegiatan tersebut.

10
Dengan dihadirkannya kata transisi (konjungsi antarkalimat), yaitu

namun dan oleh karena itu dalam paragraf tersebut, kohesi paragraf terasa

baik dan apik dari segi bentuk.

Kohesi dengan Repetisi

Kohesi dengan repetisi ialah keterkaitan antarkalimat dalam suatu

paragraf yang diwujudkan dengan pengulangan kata kunci. Perlu kita hati-

hati karena bisa saja pengulangan kata (repetisi) dapat menimbulkan

kebosanan.

Contoh:

Pendidikan merupakan sarana terpenting dalam kehidupan manusia.

Dengan pendidikan manusia dapat meningkatkan tarap kehidupan karena

memiliki banyak ilmu. Tidaklah mengherankan jika setiap keluarga

senantiasa memprioritaskan pendidikan di atas segala-galanya. Bagi keluarga

tertentu, setiap anak (keturunan) harus mencapai pendidikan setinggi

mungkin.

Paragraf itu memperlihatkan kohesi dengan cara mengulang kata

(repetisi), yaitu kata pendidikan. Semua kalimat itu membicarakan soal

pendidikan.

Kohesi dengan Pronomina Persona

Kohesi dengan kata ganti orang ialah keterkaitan antarkalimat yang

diwujudkan dengan pengunaan kata ganti orang. Kohesi dengan kata ganti,

terutama kata ganti orang kerap kali digunakan pada paragraf yang bersifat

naratif (cerita, misalnya, dalam novel).

11
Contoh :

Beni, Taryono, dan Chairul sudah berteman sejak bersekolah di SMA

negeri ternama di Bandung. Pertemanan mereka berlanjut ke jenjang

perguruan tinggi itu, yaitu dengan berkuliah di fakultas hukum. Setelah lulus

dari perguruan tinggi terkemuka itu, mereka berencana mendirikan lembaga

bantuan hukum. Untuk mewujudkan rencana itu, mereka menghubungi saya

dan mengajak bekerja sama. Saya diminta menyedikan dana dan tempat yang

strategis. Saya menyetujui tawaran mereka.

Pada paragraf tersebut tampak kohesi yang diwujudkan kata ganti.

Kata ganti yang dimaksud seharusnya adalah saya dan mereka. Kata mereka

berfungsi mengganti nama Beni, Taryono, dan Chairul. Penggantian tersebut

bertujuan memberikan kevariatifan kepada pembaca agar ketiga nama orang

itu tidak diulang-ulang sehingga menghindari kebosanan. Hal itu dapat kita

bandingkan dengan pernyataan berikut.

Roby Darwis, pemain Persib era tahun 1980-an itu, kini bekerja di

Bank BNI 1946. Roby Darwis pun terpilih juga menjadi pemain PSSI. Selain

menjadi pemain, Roby Darwis pun juga pernah melatih Persib.

Pengulangan nama Roby Darwis dapat menimbulkan kesan

kekurangutuhan (kekurangpaduan) pernyataan itu. Rasanya menjadi lain jika

pernyataan itu diubah menjadi sebagai berikut.

Roby Darwis, pemain Persib era tahun 1980-an itu, kini bekerja di

Bank BNI 1946. la pun terpilih juga menjadi pemain PSSI. Selain menjadi

pemain, dia pun pernah melatih para pemain Persib.

12
Kata ganti ia atau dia sebagai hasil Roby Darwis dirasakan lebih utuh

dan harmoni sehingga kohesi dapat diwujudkan.

Kohesi dengan Sinonim

Kohesi dengan kata bersinonim ialah keterkaitan antarkalimat yang

diwujudkan dengan pengunaan kata bersinonim. Kohesi dengan kata

bersinonim bertujuan lebih menegaskan kata kunci (gagasan) yang terdapat

dalam paragraf.

Contoh :

Kota Bandung merupakan ibu kota Provinsi Jawa Barat. DI kota ini

umumnya dihuni oleh suku Sunda. Udaranya relatif lebih sejuk jika

dibandingkan dengan kota-kota metropolitan lainya, seperti Jakarta,

Surabaya, dan Medan. Selain udaranya yang sejuk, dulu di kota ini banyak

pohon dan bunga-bunga yang tumbuh indah dan teratur sehingga banyak

orang menyebiutnya sebagai Kota Kembang. Di kota ini pula pendidikan

sangat maju karena antusias masyarakat terhadap pendidikan sangat tinggt.

Di samping itu, banyak perguruan tinggi terkemuka, seperti Institut

Teknologi Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Pendidikan

Indonesia, dan Universitas Katolik Parahyangan. Tidaklah berlebihan, kota

ini disebut pula sebagai Kota Pelajar.

Pada paragraf tersebut, kohesi dengan kata bersinonim sangat tampak

dan terasa. Hal itu diwujudkan dengan hadirnya julukan untuk kota Bandung,

yaitu Kota Kembang dan Kota Pelajar.

13
2.5 JENIS PARAGRAF

Pada garis paragraf dapat diklasifikasi berdasarkan sifat-sifat, arah kalimat

utama (arah utama), pola pengembangan, dan jenis tulisan yang dipaparkan (Keraf ,

2004: 71-83, Akhadiah, dkk, 1992. 61-64, serta Arifin dan Tasai, 2009: 131--132).

a. Berdasarkan Sifat-Tujuan

Berdasarkan sifat dan mendorong paragraf mengundang menjad paragraf

pembuka, pengembang, dan penutup.

i. Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka ialah paragraf yang memiliki sifat menyediakan

prolog atau pengantar bagi pendengar atau pembaca sebelum memasuki

masalah yang menjadi inti pembicaraan.

ii. Paragraf Pengembang

Paragraf pengembang paragraf yang berada di antara paragraf pembuka

dan paragraf penutup. Dalam paragraf ini diselesaikan atau dibicarakan

inti yang sudah dirancang. Selain itu, paragraf dalam bahasa dapat

memberikan informasi atau argumentatif.

iii. Paragraf Penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang mengakhiri suatu pernyataan

atau kumpulan paragraf. Paragraf ini memiliki ciri lebisingkat dan

berupa simpulanyang mencerminkan isi wacana secara utuh.

14
b. Berdasarkan Letak Kalimat Utama

Klasifikasi paragraf yang kedua adalah penggolongan yang didasarkan pada

letak kalimat utama. Paragraf ini terdiri atas paragraf deduktif kalimat

utama terletak di awal), paragraf induktif (kalimat utama terletak di akhir),

paragraf variatif (kalimat utama terletak di awal dan di akhir), dan

paragraf deskriptif/naratif (kalimat utama tersirat).

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa Paragraf ialah seperangkat atau

sekelompok kalimat yang tersusun dari satu kalimat pokok dan beberapa kalimat

penjelas. Yang di maksud Kalimat Pokok adalah suatu kalimat yang berisikan

masalah atau kesimpulan dari paragraf itu sendiri. Dan Kalimat Penjelas merupakan

suatu kalimat yang berisikan penjelasan masalah yang terdapat di kalimat pokok.

Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi

pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:

a. Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan

paragraph

b. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya

c. Penanda bahwa pikiran baru dimulai

d. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara

sistematis

e. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi

pengantar, transisi, dan   penutup.

Berdasarkan jenis-jenisnya, paragraf dibedakan menjadi lima jenis, yaitu :

1. Paragraf Narasi,

2. Paragraf Deskripsi,

16
3. Paragraf Persuasi,

4. Paragraf Eksposisi,

5. Paragraf Argumentasi.

3.2 Saran

Adapun saran penulis kepada pembaca agar dapat lebih mengetahui dalam

penyusunan paragraf dan harus menggunakan aturan-aturan yang sudah disepakati,

karena masih banyak orang yang menulis sebuah paragraf bahkan wacana tidak

mengikuti aturan-aturan dalam penulisan paragraf yang baik dan benar.

Demikian makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat dan menambah gagasan

para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata,

kalimat yang kurang dipahami dan dimengerti. Kami juga sangat mengharapkan

kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat diterima

dengan baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

Nero Sofyan, Agus.2019.Pelangi Teras Bahasa Indonesia.Unpad Press

http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-paragraf-menurut-

para-ahli/

18

Anda mungkin juga menyukai