Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BAHASA INDONESIA

ALINEA ATAU PARAGRAF


(Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Bahasa Indonesia)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1 ( 1KB05 )

1. BRYAN JACKY WILLSON SAHERTIAN


2. FAUZI VITO MUNANDAR
3. KAYSA DHIYAUL AWLIYA

DOSEN PENGAMPU :

BPK. TRI BUDIARTA, DR

PROGRAM STUDI SISTEM KOMPUTER


FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis senantiasa panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyusun makalah ini
dengan judul “Alinea atau Paragraf”. Penyusun sangat bersyukur karena telah
menyelesaikan Laporan Makalah ini guna memenuhi persyaratan untuk
memperoleh nilai tugas Kelompok Bahasa Indonesia. Makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Alinea atau Paragraf bagi para pembaca dan penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada Pak Tri Budiarta, Dr selaku Dosen
Bahasa Indonesia yang memberikan tugas, sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dan diharapkan
sebagai umpan balik yang positif demi perbaikan di masa mendatang. Harapan
saya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan bagi yang semua
yang memerlukan serta menggunakannya.

Depok, 10 Oktober 2023


Penulis atau Penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................... 3
A. Definisi Evaluasi Kinerja.................................................... 3
B. Pengertian Alinea................................................................ 3
C. Syarat-Syarat Penyusunan Paragraf/Alinea ....................... 4
D. Jenis Alenia ........................................................................ 5
E. Fungsi Paragraf atau Alinea................................................ 11
F. Unsur yang Terkandung pada Alinea atau Paragraf............ 11
G. Perkembangan Paragraf/Alinea........................................... 12

BAB III PENUTUP ............................................................................... 16


A. Kesimpulan ........................................................................ 16
B. Saran .................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah
mengungkapkan pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering
dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan
tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam kalimat lain yang
membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan yang
membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis
dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya
merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun
beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan
dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan
satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam
paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang
hanya terdiri atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun,
dalam pembahasan ini wujud alinea semacam itu dianggap sebagai
pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari
segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut
pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah
memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh
saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun
paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
Pada makalah ini akan dibahas lebih jelas mengenai alinea. Untuk lebih
jelasnya mengenai hal tersebut akan dibahas di pembahasan selanjutnya pada
makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat penulis rumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian alinea?
2. Sebutkan syarat-syarat penyusunan paragraf/alinea!
3. Sebutkan jenis alenia!
4. Apa saja fungsi paragraf atau alinea?
5. Apa saja unsur yang terkandung pada alinea atau paragraf?
6. Bagaimana perkembangan paragraf/alinea?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah
ini yaitu:
1. Untuk memahami pengertian alinea.
2. Untuk memahami syarat-syarat penyusunan paragraf/alinea.
3. Untuk memahami jenis alenia.
4. Untuk memahami fungsi paragraf atau alinea.
5. Untuk memahami unsur yang terkandung pada alinea atau paragraf.
6. Untuk memahami perkembangan paragraf/alinea.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Alinea/Paragraf
Paragraf (alinea) adalah serangkaian kalimat yang bertalian untuk
membentuk sebuah gagasan(ide). Dalam hierarki kebahasaan , paragraf
merupakan satuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Paragraf
disebut juga wacana mini.
Paragraf berguna untuk menandai pembukaan topik baru , memisahkan
gagasan pokok yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian , pembaca
mudah memahami isi paragraf secara utuh. Dalam penulisannya, paragraf
dimulai dengan spasi (penakuan) kira-kira lima ketukan atau dimulai margin
kiri tanpa lima ketukan, tetapi diberi jarak lebih antar paragrafnya.1
Panjang paragraf tidak dibatasi, bergantung pada cara
pengembangannya dan ketuntasan uraian yang berhubungan dengan gagasan
pokok. Paragraf yang terlalu pendek (misalnya 2-3 kalimat biasanya kurang
dikembangkan: sebaliknya yng terlalu panjang dapat menjemukan, bahkan
mungkin mengandung kalimat yang terlepas dari gagasan pokoknya.2
Dalam paragraf terkandung satu unit pikiran yang didukung oleh
semua kalimat dalam kalimat tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat
utama atau kalimat topik, dan kalimat penjelas sampai kalimat penutup.
Himpunan kalimat ini saling berkaitan dalam satu rangkaian untuk
membentuk suatu gagasan.
Panjang pendeknya suatu paragraf akan ditentukan oleh banyak
sedikitnya gagasan pokok yang diungkapkan. Bila segi-seginya banyak,
memang layak kalau alineanya sedikit lebih panjang, tetapi seandainya sedikit
tentu cukup dengan beberapa kalimat saja.

1
2
Dari beberapa pengertian diatas dapat disederhanakan bahwa alinea
sebagai suatu susunan kalimat yang berhubungan antara kalimat satu dengan
kalimat lain yang menyajikan pikiran pokok (ide pokok).3
Selama ini masik banyak orang yang asal-asalan dalam menyusun
paragraf. Hal itu dikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami
makna paragraf itu sendiri. Dalam makalah yang singkat ini, kami akan
membahas tentang paragraf. Pembahasan akan kami mulai dari hal yang
paling sederhana yaitu pengertian paragraf, kegunaan, macam-macam hingga
syarat-syarat paragraf dan pengembangan paragraf itu sendiri.

B. Syarat-Syarat Penyusunan Paragraf/Alinea


Sekumpulan kalimat dikatakan paragraf jika memenuhi syarat-syarat
kesatuan, kepaduan (koherensi), kelengkapan, dan keberurutan.
1. Kesatuan
Sebuah paragraf dikatakan mengandung kesatuan makna jika
seluruh kalimat dalam paragraf itu hanya membicarakan satu ide pokok,
satu topik, atau satu masalah saja. Jika dalam sebuah paragraf terdapat
kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti
dalam paragraf itu terdapat lebih dari satu ide atau masalah.
Kesatuan paragraf berarti hanya ada satu gagasan pokok atau satu
topic yang didiskusikan dalam paragraf. Kalimat-kalimat di dalam
paragraf disusun bertalian (relevan) dengan gagasan pokok di dalam
kalimat topic. Tidak ada penjelasan yang saling bertentangan.4

2. Kepaduan / Kesinambungan (Koherensi)


Kepaduan paragraf diperlihatkan dengan adanya jalinan antar
kalimat yang erat dan peralihan atau pergerakan dari kalimat ke kalimat
yang berjalan logis dan mulus. Untuk mencapai kesinambungan, perlu
secara jelas mengembangkan gagasan dengan urutan logis (seperti
kronologis, divisi gagasan, atau perbandingan/pertentangan) dan
3
4
menggunakan pemarkah transisi yang tepat (seperti repetisi, konjungsi
atau penggunaan pronominal). Repetisi (pengulangan) dilakukan terhadap
kata kunci, termasuk pengulangan dengan imbuhan sebagai penekanan.
Kata atau frasa peralihan yang umum digunakan antara lain sebaliknya,
sesudah itu, akan tetapi, maka, namun, oleh karena itu, dan oleh sebab
itu. Kata ganti (pronominal) juga dapat digunakan, misalnya ia, dia, -nya,
mereka, demikian, dan di atas.5
3. Kelengkapan
Paragraf perlu dikembangkan dengan kalimat-kalimat penjelas
yang menunjang gagasan pokok atau kalimat topik, jangan dikembangkan
atau diperluas hanya dengan pengulangan-pengulangan gagasan pokok
kalimat sebelumya. Karena itu, penulisan hendaknya menyampaikan
informasi secara memadai dan lengkap agar pembaca betul-betul
memahami maksud penulis
4. Keberurutan
Keberurutan berkaitan dengan bagaimana informasi ditulis sesuai
dengan gaya penulisan. Pola yang umum digunakan untuk menjelaskan
gagasan pokok paragraf adalah (a) umum ke khusus. (b) khusus ke umum,
(c) keseluruhan ke bagian-bagian, (d) pertanyaan ke jawaban, (e) akibat ke
sebab atau sebab ke akibat.
5. Konsistensi Sudut Pandang
Cara penulis menempatkan diri dalamtulisan disebut sudut
pandang. Sekali menggunakan satu sudut pandang, penulis harus konsisten
menggunakannya, tidak boleh berganti-ganti. Penulis dapat mengacu
dirinya dengan sebutan penulis (ini), saya, kami, atau tidak menyebutlkan
acuan diri sama sekali.6

C. Jenis Alenia
1. Macam-macam Paragraf Atau Alinea Berdasarkan Letaknya
5
6
a. Deduktif : kalimat utama atau gagasan pokok pikiran berada di awal
alinea. Contoh :
Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional. Jangan
pernah belajar “dadakan”. Belajarlah mulai dari sekarang. Belajar akan
efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapt dilakukan dengan cara
menjawab soal-soal dibuku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu
menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari dibuku.
b. Induktif : kalimat utama atau ide pokok berada di akhir paragraf.
Contoh :
Dengan berkembangnya teknologi komunikasi melalui televisi,
waktu anak-anak membaca buku sangat berkurang. Penelitian di
Amerika Serikat menunjukkan bahwa televisi menyala rata-rata selama
tujuh seperempat jam setiap hari. Padahal seorang dokter spesialis
anak dan pakar peneliti dalam bidang perkembangan anak dari
Universitas Harvard, dr. Berry Brazelton, mengemukakan bahwa satu
jam merupakan batas menonnton maksimal bagi anak-anak usia lima
sampai enam tahun. Lebih dari satu jam, tayangan-tayangan televisi
menjadi semacam racun yang mereduksi kemampuan daya nalar dan
kemampuan berpikir kritis dan ilmiah. Oleh karena itu, hal yang
sangat diperlukan dalam membaca buku, selain ketersediaan buku,
ialah waktu.
c. Deduktif-Induktif (campuran) : kalimat utama atu ide pokok berada di
awal dan akhir paragraf. Contoh :
Saat ini Indonesia sedang berusaha membangkitkan
perekonomiannya. Banyak usaha yang dilakukan, mulai dari menekan
jumlah barang import yang mengalahkan pemakaian barang lokal.
Pemerintah juga meluaskan lapangan pekerjaan, agar sumber daya
manusia (SDM) dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk
pembangunan Negara. Bagia pelaku korupsi, kolusi dan nepotisme
(KKN) yang sangat merugikan perekonomian Negara tentunya akan
diberikan sanksi tegas. Karna yang kita ketahui Indonesia terpuruk
akibat KKN yang terjadi di segala institusi. Oleh karena itu, dengan
usaha yang dilakukan sekarang diharapkan Indonesia dapat
membangkitkan perekonomiannya.

2. Macam-Macam Paragraf atau Alinea Berdarkan Isinya.


a. Paragraf Narasi : Menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau
peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca mengalami sendiri
peristiwa itu. Contoh :
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda
sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah
ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan
kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada
dia.
b. Paragraf Argumentasi : mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat
penulis dengan disertai bukti dan fakta. Contoh :
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan
masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh
seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak
kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk
mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih
banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan
jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya
diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan
keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter,
kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang
ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
c. Paragraf Deskripsi : Menggambarkan sesuatu (objek) secara terperinci
atau mendetil sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat,
mendengar, dan merasakannya sendiri. Contoh :
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin
gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena
memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus
hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu
dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah
kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah,
dia sungguh tampak sempurna.
d. Paragraf Eksposisi : Menjelaskan atau memaparkan tentang sesuatu
dengan tujuan memberi informasi (menambah wawasan). Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional
mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal.
Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai
70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur
kini melejit sehingga harganya meningkat.
e. Paragraf persuasi : Karangan ini bertujuan mempengaruhi emosi
pembaca agar berbuat sesuatu. Contoh :
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta
terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan
keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya,
mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan.
Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan
sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian,
kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan
saling mencintai.

3. Macam-Macam Paragraf atau Alinea Berdasarkan Tujuannya.


a. Alinea Pembuka
Alinea yang diletakkan pada awal wacana disebut alinea
pembuka, apapun bentuk wacana itu. Alinea pembuka ini disebut
teras,lead atau intro. Mengingat letaknya,teras di tunjukkan seagai
pengantar gagasan si penulisnya. Rumusan alinea pembuka yang baik
akan menjadi pedoman untuk pengembangan karangan menuju tingkat
selanjutnya. Dengan pedoman itu maka akan tercapainya suatu
kepaduan pada dalam sebuah wacana atau karangan.
Contoh : Sore itu, di tepi jalan depan stasiun poma bensin di
warung Buncit, Mampang, Jakarta Selatan ,sesosok mayat pria muda
tampak terbujur. Bajunya koyak-moyak. Wajahnya lebam seolah habis
dipukuli. Dan, matanya yang setengah terbuka masih memancarkan
kebencian yang dalam,entah karena apa. Sebuah dompet yang telah
kosong tergeletak disisinya.
b. Alinea isi
Alinea isi merupakan suatu ide pokok beserta
pengembangannya dalam sebuah wacana atau karangan. Oleh karena
itu, alinea isi merupakan bagian yang esensial dalam suatu wacana atau
karangan. Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara
menguraikan bagian-bagian ide pokok tersebut. Dalam
menjelaskannya harus disusun dengan berurutan dan sesuai dengan
asas-asas penalaran yang masuk akal atau logis. Ada beberapa pola
penyusunan kalimat-kalimat yang menjadi sebuah paragraf isi yang
dapat dijadikan pedoman, yaitu :
a. Pola Urutan Waktu : Dalam pola urutan waktu, penulis
mengungkapkan gagasan-gagasannya secara kronologis.
b. Pola Runtutan Tingkat : Dalam pola urutan tingkat, penulis
mengungkapkan gagasan mulai dari tingkat terendah sampai
dengan yang tertinggi, dari kecil sampai dengan yang besar, dan
sebagainya.
c. Pola Urutan Apresiatif : Pada pola urutan apresiatif. Penulis
mengungkapkan gagasannya berdasarkan, baik buruk, untung rugi,
salah benar, berguna tidak berguna, dan sebagainya
d. Pola Urutan Tempat : Dalam pola urutan tempat, penulis
mengungkapkan gagasannya mulai dari suatu tempat ketempat
lainnya, misalnya dari atas ke bawah, dari dalam ke luar, dari kiri
ke kanan, dan sebagainya. Urutan demikian dapat dikombinasikan
dengan urutan berdasarkan tingkat pentingnya suatu tempat, dari
tempat yang terpenting ke tempat yang penting sampai tempat
yang kurang penting.
e. Pola Urutan Klimaks : Pola urutan klimaks ini hampir sama dengan
pola urutan tingkat. Hanya saja, dalam pola urutan klimaks ini
terkandung adanya intensitas yang semakin menaik, sedangkan
dalam pola urutan tingkat tidak begitu ditonjolkan jadi, dalam pola
urutan klimaks, penulis mengungkapkan gagasannya dengan
urutan yang setiap kali semakin meningkat intensitasnya, dan
berakhir pada gagasan yang paling intens.
f. Pola Urutan Antikimaks : Pola urutan antiklimaks ini merupakan
kebalikan dari pola urutan klimaks. Jadi, pola urutan antiklimaks
ini berangkat dari suatu yang paling intens menuju ke yang intens
sampai ke yang kurang intens. Dalam cerita rekaan (novel, cerpen,
drama), klimaks dan antiklimaks, dan setelah sampai pada
puncaknya menuju ke antiklimaksnya yang berupa penyelesaian.
g. Pola Urutan Khusus Umum : Dalam pola urutan khusus ke umum
ini, penulis mula-mula mengungkapkankan gagasan-gagasan suatu
hal yang khusus, kemudian diungkapkan keumuman atau rampatan
generalisasinya.
h. Pola Urutan Sebab-Akibat : Dalam pola urutan ini, penulis
mengungkapkan gagasannya bertolak dari suatu akibat atau efek
terdekat dari pernyataan itu.
i. Pola Urutan Tanya-Jawab : Dalam pola urutan tanya- jawab ini,
penulis mula-mula mengemukakan gagasannya dalam bentuk
pertanyaan, kemudian diikuti dengan jawaban pertanyaan itu.
c. Alinea penutup
Dalam menutup tulisan,upayakan pula agar mengesankan
pembaca. Upayakanlah jangan berpnjang lebar dalam membuat alinea
penutup. Alinea ini merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang
dikemukakan pada bagian wacana atau karanan sebelumnya. Alinea ini
merupakan kebulatan dari masalah-masalah yang dikemukakan pada
bagian wacana atau karanan sebelumnya. Selain itu alinea penutup
juga harus mengandung kesimpulan yang benar-benar mengakhiri
uraian wacana atau karangan tersebut. Karena bertugas untuk
mengakhiri suatu wacana, maka alinea penutup yang baik ialah yang
tidak terlalu panjang, tetapi juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi,
alinea penutup harus menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.
Paragraf penutup biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi)
atau penegasan kembali (untuk eksposisi) mengenai hal-hal yang
dianggap penting.7

D. Fungsi Paragraf atau Alinea


1. Mengekspresikan gagsan tertulis dengan memberi bentuk suatu pikiran
dan perasaan kedalam serngkaian kalimat yng tersusun secara logis dalam
satu kesatuan
2. Menandai peralihan (pergantian gagasan baru bagi karngn yng terdiri
beberapa paragraf, ganti paragraf berarti ganti pokok pikiran )
3. Memudahkan pengorganisasian gagsan bagi penulis dan memudahkan
pemahaman bagi pembacanya
4. Memudahkan mengembangkan topik karangan ke dalam satuan-satuan
unit pikiran yang lebih kecil
5. Memudahkan pengendalian variabel terutama karngan yang terdiri atas
beberapa variabel.8

E. Unsur yang Terkandung pada Alinea atau Paragraf


Alinea adalah satu kesatuan ekspresi yang terdiri atas seperangkat
kalimat yang dipergunakan oleh pengarang sebagai alat untuk menyatakan dan
menyampaikan jalan pikirannya kepada para pembaca.Supaya pikiran tersebut
dapat diterima oleh pembaca,alinea harus tersusun secara logis-sistematis.Alat
7
8
bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis itu adalah unsur-unsur
penyusun alinea,seperti transisi (transition),kalimat topik (topic
sentence),kalimat pengembang (development sentence),dan kalimat penegas.
1. Transisi
Transisi berrti penghubung.,yakni dalam pragraf hendaknya
mempunyai kata transisi. Penggunaan kata transisi yang tepat dapat
memadukan paragraf sehingga keseluruhan kalimat menjadi
padu,menyatu, dan utuh.
2. Kalimat Utama atau Kalimat Topik
Merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena
kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama.
Keberadaan kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau
pun diawal dan akhir paragraf.
3. Kalimat penjelas
Merupakan kalimat yang berfungsi sebagai penjelas dari gagasan
utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang berisisi gagasan
penjelas.

F. Perkembangan Paragraf/Alinea
Pengembangan paragraf/alinea sangat berkaitan erat dengan posisi
kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti permasalahan
atau ide utama paragraf/alinea. Pengembangan paragraf/alinea deduktif,
misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf/alinea,
pasti berbeda dengan pengembangan paragraf/alinea induktif yang merupakan
kebalikan dari paragraf/alinea deduktif. Demikian juga dengan tipe
paragraf/alinea yang lainnya.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf/alinea berhubungan pula
dengan fungsi paragraf/alinea yang akan dikembangkan: sebagai
paragraf/alinea pembuka, paragraf/alinea pengembang, atau paragraf/alinea
penutup. Fungsi tersebut akan mempengaruhi pemilihan metode
pengembangan karena misi ketiga paragraf/alinea tersebut dalam karangan
saling berbeda.
Metode pengembangan paragraf/alinea akan bergantung pada sifat
informasi yang akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif,
deskriptif, dan eksposisi. Metode tersebut sudah pasti digunakan untuk
mengembangkan alinea argumentatif, misalnya akan berbeda dengan naratif.
Setelah mempertimbangkan factor tersebut barulah kita memilih salah
satu metode pengembangan paragraf/alinea yang dianggap paling tepat dan
efektif. Diantara banyak metode pengembangan paragraf/alinea yang terdapat
di dalam buku-buku komposisi, disini diangkat enam metode yang umum
dipakai untuk mengembangkan alinea dalam penulisan karangan. Metode
yang dimaksud adalah : metode definisi, metode contoh, metode sebab-akibat,
metode umum khusus, dan metode klasifikasi.
Di dalam mengarang, keenam metode pengembangan paragraf/alinea
tersebut dapat dipakai silih berganti sesuai dengan keperluan mengarang si
penulisnya. Adapun metodenya sebagai berikut:
1. Metode Definisi
Yang dimaksud dengan definisi adalah usaha penulis untuk
menerangkan pengertian/konsepistilah tertentu. Untuk dapat merumuskan
definisi yang jelas, penulis hendaknya memperhatikan klasifikasi konsep
dan penentuan cirri khas konsep tersebut. Satu hal yang perlu diingat
dalam membuat definisi, kita tidak boleh mengulang kata atau istilah yang
kita definisikan di dalam teks definisi itu.
2. Metode Proses
Sebuah paragraf/alinea dikatakan memakai metode proses apabila
isi alinea menguraikan suatu proses. Proses ini merupakan suatu urutan
tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu.
Bila urutan atau tahap-tahap kejadian berlangsung dalam waktu yang
berbeda, penulis harus menyusunnya secara runtut (kronologis). Banyak
sekali peristiwa atau kejadian yang prosesnya berbeda satu sama lainnya.
Proses kerja suatu mesin , misalnya, tentu berbeda sangat jauh dengan
proses peristiwa sejarah.

3. Metode Contoh
Dalam karangan ilmiah, contoh dan ilustrsi selalu ditampilkan.
Contoh-contoh terurai, lebih-lebih yang memerlukan penjelasan rinci tentu
harus disusun berbentuk paragraf/alinea.
4. Metode Sebab-Akibat
Metode sebab-akibat atau akibat-sebab (kausalitas) dipakai untuk
menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya, atau
sebaliknya. Factor yang terpenting dalam metode kausalitas ini adalah
kejelasan dan kelogisan. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnya
harus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan pikiran
manusia. Metode kausalitas atau sebab-akibat umumnya tampil di tengah
karangan yang berisi pembahasan atau analisis. Sifat paragraf/alineanya
argumentatif murni atau dikombinasikan dengan deskriptif ata eksposisi.
5. Metode Umum-Khusus
Metode umum-khusnya dan khusus-umum paling banyak dipakai
untuk mengembangkan gagasan paragraf/alinea agar tampak teratur. Bagi
penulis pemula, belajar menyusun paragraf/alinea dengan metode ini
adalah yang paling disarankan.
Pertimbangannya, di samping mengembangkan urutan umum-
khusus relative lebih gampang,juga karena model inilah yang paling
banyak dipakai dalam karangan ilmiah dan tulisan eksposisi seperti arikel
dalam media massa.
6. Metode Klasifikasi
Bila kita akan mengelompokan benda-benda atau non benda yang
memiliki persamaan ciri seperi sifat, bentuk, ukuran, dan lain-lain, cara
yang paling tepat adalah dengan metode klasifikasi. Klsifikasi sebenarnya
bukan khusu untuk persamaan factor tersebut di atas, tetapi juga untuk
perbedaan. Namun, pengelompokan tidak berhenti pada inventarisasi
persamaan dan perbedaan. Setelah dikelompokan, lalu dianalisis untuk
mendapatkan generalisasi, atau paling tidak untuk diperbandingkan atau
dipertentangkan satu sama lainnya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pambahasan diatas dapat disimpulkan bahwa paragraf
atau alinea adalah suatu gagasan atau ide pokok penulis yang memudahkan
pembaca untuk memahami isi tulisan itu sendiri. Paragraf atau alinea
dituliskan secara menjorok ke dalam .Berdasarkan letak kalimat utama nya
paragraf dibagi dua yaitu paragraf deduktif dan induktif.
Suatu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau deretan kalimat
yang masing-masing berdiri sendiri atau terlepas, melainkan dibangun oleh
kalimat-kalimat yang memiliki hubungan timbal balik.
Pengembangan paragraf tidak dapat dilakukan secara sembarangan,
tidak boleh terdapat unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik,
dan tidak mendukung topik. Penyimpangan pengembangan paragraf akan
menyulitkan pembaca, akan mengakibatkan paragraf tidak efektif.

B. Saran
Di dalam pembahasan ini tentunya banyak kesalahan penulisan
maupun pengertian. Oleh karena itu, penulis memohon maaf dan meminta
saran dan kritikan yang sifatnya membangun, agar dapat menjadi perbaikan
bagi penulis untuk penulisan makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Alek. Achmad. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan TInggi. Jakarta.


Prenadamedia. 2010.

Sri Hapsari Wijayanti. dkk. Bahasa Indonesia; Penulisan dan Penyajian Karya
Ilmiah. Jakarta. Rajawali Pers. 2013.

Susilo Mansurudin. Mozaik Bahasa Indonesia. Malang: UIN-Mliki Press. 2010.

Wahyu Wibowo. Menjadi Penulis & Penyunting Sukses. Jakarta: Bumi Aksara.
2007.

Wijayanti, Sri Hapsari, dkk. Bahasa Indonesia: Penulisan Dan Penyajian Karya
Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers. 2013

Anda mungkin juga menyukai