Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BAHASA INDONESIA

Paragraf (Alenia)

Dosen Pengampu :
Dra. Nila Safina M.pd

Disusun Oleh :

KELOMPOK 6

Dinda Sa’bani Lubis 71210913007


Kahlil Gibran 71210913015
Pahrur Roji Harahap 712109130026
Luthfi Nazir 712109130038

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “PARAGRAF” ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada dosen mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah memberikan tugas. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih
kepada pihak pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan penulis berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, Februari 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
BAB I ........................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan ......................................................................................................................... 5
BAB II ....................................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 6
A. Pengertian Paragraf / Alinea ........................................................................................................ 6
B. Fungsi Paragraf atau Alinea ........................................................................................................... 6
C. Syarat Pembentukan Paragraf / Alinea .......................................................................................... 7
D. Pembagian Paragraf/Alinea menurut Jenisnya.......................................................................... 11
E. Tanda Paragraf/Alinea.................................................................................................................. 12
F. Rangka atau Struktur Paragraf .................................................................................................... 12
G. Posisi Kalimat Topik Paragraf atau Alinea ................................................................................... 13
H. Teknik Pengembangan Paragraf ................................................................................................ 13
I. Pembagian Paragraf Menurut Teknik Pemaparannya .................................................................. 14
BAB III .................................................................................................................................................... 16
PENUTUP ............................................................................................................................................... 16
A. Kesimpulan................................................................................................................................... 16
B. Saran-Saran .................................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 17

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah.Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan
kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam
kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sajian kecil sebuah karangan
yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat.Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraf, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.

Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan.Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan
ilmiah.Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang
komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya sudah memasuki kawasan wacana atau
karangan sebab formal yang sederhana boleh saja hanya terdiri dari satu paragraf.Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.

3
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pembuatan makalah ini
adalah :
1. Apa itu paragraf atau alinea?
2. Apa saja fungsi paragraf atau alinea?
3. Apa saja syarat-syarat paragraf atau alinea?
4. Bagaimana pembagian paragraf atau alinea menurut jenisnya?
5. Apa tanda paragraf atau alinea?
6. Bagaimana rangka/struktur paragraf atau alinea?
7. Bagaimana posisi kalimat topik paragraf atau alinea?
8. Untuk apa pengembangan paragraf atau alinea itu?
9. Bagaiman teknik pengembangan paragraf atau alinea?
10. Bagaimana pengembangan paragraf menurut teknik pemaparannya?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah
ini adalah :

1. Untuk mengetahui mengenai paragraf atau alinea secara umum yang sering digunakan
dalam kegiatan karya tulis.
2. Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan paragraf atau alinea itu sendiri, mulai
Dari syarat sebuah paragraf atau hingga berbagai macam bentuk paragraf atau alinea
berdasarkan jenis atau teknik pemaparannya.

4
D. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah :

1. Mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami pengertian paragraf atau alinea yang
sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah.
2. Mampu memahami hal-hal berkaitan dengan paragraf atau alinea yang sering
digunakan dalam penulisan karya ilmiah, seperti jenis-jenis paragraf/alinea, struktur
paragraf/alinea, manfaat pengembangan paragaf/alinea hingga teknik pengembangan
paragraf/alinea.
3. Dapat menjadi tambahan referensi contoh-contoh makalah yang dapat dijadikan acuan
atau pedoman dipembuatan makalah-makalah baik tugas-tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia maupun mata pelajaran yang lainnya.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf / Alinea

Paragraf disebut juga alinea. Kata tersebut merupakan serapan dari bahasa Inggris
paragraph. Kata Inggris “paragraf” terbentuk dari kata Yunani para yang berarti “sebelum”
dan grafein “menulis atau menggores”. Sedangkan kata alinea dari bahasa Belanda dengan
ejaan yang sama. Alinea berarti “mulai dari baris baru” (Adjad Sakri,1992). Paragraf atau
alinea tidak dapat dipisah-pisahkan seperti sekarang, tetapi disambung menjadi satu. Menurut
Lamuddin Finoza, paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan
beberapa kalimat, sedangkan dalam bahasa Yunani, sebuah paragraf (paragraphos, “menulis
di samping” atau “tertulis di samping”) adalah suatu jenis tulisan yang memiliki tujuan atau
ide. Jadi, paragraf atau alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana
cara penulisannya harus dimulai dengan baris baru dan kalimat yang membentuk paragraf
atau alinea harus memperlihatkan kesatuan pikiran. Selain itu, kalimat-kalimat dalam sebuah
paragraf atau alinea harus saling berkaitan dan hanya membicarakan satu gagasan. Bila dalam
sebuah paragraf atau alinea terdapat lebih dari satu gagasan, paragraf atau alinea itu tidak
baik dan perlu dipecah menjadi lebih dari satu paragraf atau alinea. Perhatikan contoh
paragraf atau alinea di bawah ini :
Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa disederhanakan menjadi dua macam,
yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah
membusuk, seperti sisa makanan dan daun-daunan yang biasanya basah. Sampah anorganik
adalah sampah yang sulit atau yang tidak bisa membusuk, umpamanya plastik, kaca, logam,
kain, dan karet.
Dalam contoh paragraf atau alinea di atas terdapat satu pokok pembicaraan, yaitu sampah
(organik dan anorganik). Masalah tersebut diungkapkan dengan menggunakan tiga kalimat,
bobot ide/gagasan yang dihasilkan oleh paragraf atau alinea itu tentu lebih tinggi atau lebih
luas jika dibandingkan dengan ide sebuah kalimat.

B. Fungsi Paragraf atau Alinea

1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan bentuk suatu pikiran yang tersusun logis
dalam satu kesatuan.
2. Menandai peralihan gagasan baru dalam sebuah karangan yang terdiri dari beberapa
paragraf.
3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, sehingga pembaca dapat
memahami dengan mudah.
4. Memudahkan pengendalian variabel dalam karangan.

6
C. Syarat Pembentukan Paragraf / Alinea

Suatu paragraf / alinea dianggap bermutu dan efektif mengkomunikasikan gagasan yang
didukungnya apabila paragraf/alinea itu lengkap, artinya mngandung pikiran utama dan
pikiran-pikiran penjelas. Di samping itu sama halnya dengan kalimat, paragraf/alinea harus
memenuhi persyaratan tertentu.(Keraf, 1980:67) Adapun syarat-syarat tersebut antara lain.
1. Kesatuan
Yang dimaksud dengan kesatuan adalah bahwa paragraf/alinea tersebut harus
memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu.
Jadi kesatuan di sini bukan berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan berarti kalimat-
kalimat yang ada dalam paragraf/alinea tersebut menyatu untuk mendukung pikiran utama
sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Contoh paragraf/alinea yang memenuhi
persyaratan kesatuan.
Masalah mahasiswa di Indonesia umum sekali. Mereka kebanyakan sulit untuk sepenuhnya
memusatkan perhatian pada studi mereka. Kebanyakan dari mereka adalah pemuda-
pemuda dari keluarga biasa yang kurang mampu. Para mahasiswa itu pun mencari
pekerjaan. Oleh karena itu selama belajar mereka kadang-kadang terganggu oleh keadaan
ekonomi.
Apabila paragraf / alinea di atas kita analisis, akan kita temukan.
Pikiran utama : masalah umum dalam dunia mahasiswa
Pikiran penjelas : sulit memusatkan perhatian
berasal dari keluarga biasa
terganggu oleh ekonomi
Unsur-unsur penunjang pada paragraf / alinea di atas benar-benar mendukung gagasan
utama. Dengan perkataan lain, unsur-unsur penunjang paragraf/alinea tersebut membentuk
kesatuan ide.

2. Kepaduan (Koherensi)
Syarat kedua yang harus dipenuhi sebuah paragraf / Alinea adalah bahwa paragraf /
alinea tersebut harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik. Kepaduan yang
baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-kalimat yang membina
paragraf/alinea tersebut, baik, wajar, dan mudah dipahami tanpa kesulitan. Pembaca
dengan mudah mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa merasa bahwa ada sesuatu yang
menghambat atau semacam jurang yang memisahkan sebuah kalimat dari kalimat
lainnya, tidak terasa loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan. Koherensi suatu
paragraf dapat ditunjukkan oleh :

7
a. Pengulangan kata / kelompok kata kunci atau disebut repetisi
b. Penggantian kata / kelompok kata atau subtitusi
c. Pengulangan kata/kelompok kata atau transisi
d. Hubungan implisit atau penghilangan kata/kelompok kata tertentu atau ellipsis.
Berikut ini dikemukakan kata-kata atau frase transisi, seperti dikemukakan oleh Keraf
(1980:80-81).

• Hubungan yang menyatakan tambah terhadap sesuatu yang telah disebut, misalnya:
lebih lagi, tambahan, lagi pula, selanjutnya, di damping itu, akhirnya, dan
sebagainya.
• Hubungan yang menyatakan pertentangan, misalnya: tetapi, namun, bagaimanapun
juga, sebaliknya, walaupun, demikian, biarpun, meskipun.
• Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: sama halnya, seperti, dalam
hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana.
• Hubungan yang menyatakan akibat, misalnya; sebab itu, oleh sebab itu, oleh karena
itu, jadi, maka, akibatnya, karena itu.
• Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: untuk maksud itu, untuk maksud
tertentu, untuk maksud tersebut, supaya.
• Hubungan yang menyatakan singkatan, misalnya contoh intensifikasi: singkatnya,
ringkasnya, secara singkat, pendeknya, pada umumnya, dengan kata lain, yakni,
yaitu, sesungguhnya.
• Hubungan yang menyatkn waktu, misalnya: sementara itu, segera, beberapa saat
kemudian, sesudah, kemudian.
• Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di situ, dekat, di seberang,
berdekatan dengan, berdampingan dengan.

Contoh paragraf/alinea menggunakan transisi yang benar :


Perkuliahan bahasa Indonesia sering dapat membosankan, sehingga tidak dapat
perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan bahwa kuliah yang disajikan
dosen sebenarnya merupakan masalah yang sudah diketahui mahasiswa, atau
merupakan masalah yang tidak diperlukan mahasiswa. Di samping itu mahasiswa yang
sudah mempelajari bahasa Indonesia sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar atau
sekurang-kurangnya sudah mempelajari bahasa Indonesia selama dua belas tahun,
merasa sudah mampu menggunakan bahasa Indonesia. Akibatnya memilih atau
menentukan bahan kuliah yang akan diberikan kepada mahasiswa merupakan kesulitan
tersendiri bagi para pengajar

8
3. Kejelasan
Suatu paragraf / alinea dikatakan lengkap, apabila kalimat topik ditunjang oleh sejumlah
kalimat penjelas. Tentang kalimat-kalimat penjelas ini sudah dibicarakan di bagian awal
tulisan ini, yaitu pada unsur-unsur paragraf. Kalimat-kalimt penjelas penunjang utama atau
penunjang kedua harus benar-benar menjelaskan pikiran utama. Cara mengembangkan
pikiran utama menjadi paragraf serta hubungan antar kalimat utama dengan kalimat penjelas
(detil-detil penunjang) dapat dilihat dari urutan rinciannya. Rincian itu dapat diurut secara
urutan waktu (kronologis), urutan logis, terdiri atas sebab-akibat, akibat-sebab, umum-
khusus, khusus-umum, urutan ruang (spasial), urutan proses, contoh-contoh dan dengan
detail fakta.
Pengait Paragraf/Alinea Agar paragraf/alinea menjadi padu digunakan pengait paragraf,
yaitu berupa :

• Ungkapan penghubung transisi.


Kata penghubung transisi adalah kata yang menghubungkan kalimat. Ada 2 jenis kata
penghubung transisi, yaitu kata transisi intrakalimat (menghubungkan induk kalimat dan
anak kalimat) dan kata transisi antarkalimat (menghubungkan 2 kalimat).
o Intrakalimat: apabila, karena, sedangkan, sehingga, tetapi, jika, dsb.
Contoh kalimat:
- Dia menangis karena pensilnya hilang.
- Ayahnya adalah seorang kontraktor, sedangkan ibunya adalah seorang guru.
- Apabila kita bersalah, kita harus meminta maaf.
o Antarkalimat: oleh karena itu, jadi, dengan demikian, selain itu, di samping itu,
selanjutnya, kemudian, bahkan, namun, dsb.
Contoh kalimat:
- Berbohong itu adalah tindakan yang buruk. Oleh karena itu, kita harus belajar
berkata jujur setiap saat.
- Keputusan kepala sekolah sudah tetap. Dengan demikian, rapat berakhir.
- Biaya listrik bulan ini sangat besar. Di samping itu, ayah masih harus
membayar biaya sekolah adik.

• Kata ganti.
Kata ganti adalah kata yang digunakan untuk menunjuk subyek atau obyek tanpa
harus mengulang penyebutan namanya. Selain itu, kata ganti juga digunakan untuk
menyebut benda atau orang tertentu yang disebut secara langsung sebelumnya.
Penggunaan kata ganti ini dapat menghemat waktu namun tetap memberikan efektivitas
kalimat yang diucapkan dalam percakapan sehari-hari. Dengan begitu, Anda bisa
berkomunikasi lebih baik tanpa bertele-tele, dan makna pun dapat tersampaikan dengan
efektif.

9
beberapa karakteristik kata ganti yang perlu diketahui:
o Kata ganti biasanya ditempatkan pada posisi subyek atau objek dalam sebuah
kalimat. Namun ada pula kalimat tertentu yang menempatkan kata ganti pada
posisi predikat.

o Sifat kata ganti berubah-ubah sesuai dengan jenis kata yang ingin digunakan.

o Kata ganti biasanya menyesuaikan dengan konteks kalimat yang dibicarakan.

• Kata kunci (pengulangan kata yang terpenting).


dalam bahasa Indonesia kata kunci adalah kata yang istimewa dalam suatu kalimat atau
paragraf. Ya, yang dimaksud istimewa ini karena berkedudukan sebagai kunci atau pun
kode yang dipergunakan dalam memahami atau merangkai, dan semacam informasi yang
ada dalam kalimat atau paragraf tersebut.
Selain itu, ada pula pengertian lain dari kata kunci adalah suatu kata yang atau frasa yang
memuat konsep, gagasan, atau hal penting, yang digunakan untuk mencari suatu hal.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa, kata kunci Adalah sebuah kata yang menjadi sebuah
kata penting dalam sebuah kalimat untuk menjelaskan hal yang banyak dicari oleh
seseorang.
ciri-ciri kata kunci:

o Kata kunci tersusun dari satu atau dua buah kata

Ciri kata kunci yang pertama ini adalah, sebuah kata kunci yang tidak bisa memuat
kata yang panjang. Kata kunci tersebut haruslah singkat, padat, dan jelas, supaya
mudah diingat orang lain. Misalnya saja makanan daerah, wisata terfavorit, dunia
binatang, serta alat elektronik.

o Kata kunci mengandung kata yang sifatnya unik

Untuk ciri-ciri kata kunci kedua yaitu, ada kata kunci yang mengandung kata yang
sifatnya unik. Ini maksudnya adalah memuat kata yang bersifat unik. Kata kunci
haruslah mudah diingat dan mengandung kata yang bermakna spesifik atau bukan hal
yang umum. Misalnya saja wisata Jakarta, makanan Bali, hewan anjing, dan kursi
bambu.

o Kata kunci bersifat menyeluruh

Dan yang terakhir yaitu, ada jenis kata kunci bersifat menyeluruh. Jenis kata kunci
ini artinya, kata kunci memuat satu atau dua kata yang bisa digunakan untuk
memperjelas keseluruhan isinya.

10
D. Pembagian Paragraf/Alinea menurut Jenisnya
Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat dari segi
jenisnya.
1. Paragraf/Alinea Pembuka
Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala
pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus dapat menarik
minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran pembaca kepada
masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk menerik perhatian ini
ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan rangsangan dari para orang
terkemuka atau orang yang terkenal. Sebagai awal sebuah karangan, paragraf pembuka
harus mampu menjalankan fungsi
a. Menghantar pokok pembicaraan.
b. Menarik minat dan perhatian pembaca.
c. Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh karangan

2. Paragraf/Alinea Pengembangan
Paragraf pengembangan ialah paragraf yang terletak antara paragraf pembuka dan
paragraf yang terakhir. Paragraf ini mengembangkan pokok pembicaraan yang
dirancang. Paragraf pengembang mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan.
Satu paragraf dan paragraf lain harus memperlihatkan hubungan dengan cara
ekspositoris, dengan cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative
yang akan dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.
Secara lebih rinci dapat dirumuskan bahwa fungsi paragraf pengembang di dalam
karangan adalah :
a. Mengemukakan inti persoalan.
b. Mempersiapkan dasar atau landasan bagi kesimpulan.
c. Meringkas alinea sebelumnya.
d. Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.

3. Paragraf/Alinea Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau pada akhir
suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf penutup berupa simpulan
semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-bagian sebelumnya. Karena
paragraf ini dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan, penyajiannya
harus memperhatikan hal berikut ini :

a. Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.


11
b. Isi paragraf harus benar-benar merupakan penutup atau kesimpulan akhir sebagai
cerminan inti seluruh uraian.
c. Sebagai bagian paling akhir yang dibaca, hendaknya paragraf ini dapat menimbulkan
kesan yang mendalam bagi pembacanya.

E. Tanda Paragraf/Alinea

Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke
dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau kira-kira dua sentimeter. Agar para pembaca
mudah dapat melihat permulaan tiap paragraf sebab awal paragraf ditandai oleh kalimat
permulaannya yang tidak ditulis dengan sejajar dengan garis margin atau garis pias kiri.
Penulis dapat pula menambahkan tanda sebuah paragraf itu dengan memberikan jarak agak
renggang dari paragraf sebelumnya.

F. Rangka atau Struktur Paragraf

Sebelum membahas mengenai struktur paragraf, yang perlu kita ketahui adalah ciri-ciri
paragraf, yaitu:
1. Paragraf menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.
2. Setiap paragraf menggunakan satu kalimat topik, selebihnya merupakan kalimat penjelas
dalam menguraikan kalimat topik.
3. Paragraf mengunakan pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat penjelas paragraf
hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas. adapun kalimat penjelas
atau pendukung sesuai dengan namanya berfungsi mendukung atau menjelaskan ide
utama yang terdapat di dalam kalimat topik.
Ciri kalimat topik dan kalimat penjelas adalah sebagai berikut :
a. Ciri kalimat topik :
1). Mengandung permasalahn yang potensial untukdirinci dsn diuraikan lebih lanjut.
2). Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3). Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat lain
dalam satu paragraf.
4). Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau penghubung/transisi.
b. Ciri kalimat penjelas :
1). Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti)
2). Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat
lain dalam satu paragraf.
3). Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa
penghubung/transisi.

12
4). Isinya berupa rincian, keterangan, contoh dan data tambahan lain yang bersifat
memperjelas (mendukung) kalimat topik.

G. Posisi Kalimat Topik Paragraf atau Alinea


1. Pada Awal Paragraf ( Deduktif)
Kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal paragraf sehingga paragraf bersifat
deduktif, yaitu cara penguraian yang menjadikan pokok permasalahan lebih dahulu, lalu
menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau gagasan paragraf (urutan
umum-khusus).
2. Akhir Paragraf ( Induktif)
Kalimat pokok yang ditempatkan pada akhir paragraf akan membentuk paragraf
induktif, yaitu cara penguraian yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu, barulah
diakhiri dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-umum). Penyajian paragraf dengan
cara ini lebih sulit jika dibandingakan dengan paragraf deduktif, tetapi paragrafnya akan
terasa lebih argumentatif.
3. Pada awal dan akhir paragraf/alinea
Kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf/ alinea sehingga
terbentuk paragraf/alinea campuran. Kalimat pada akhir paragraf/alinea akan lebih
bersifat pengulangan atau penegasan kembali gagasan utama paragraf/alinea yang
terdapat pada awal paragraf/alinea.
4. Pada seluruh paragraf/alinea
Seluruh kalimat yang membangun paragraf/alinea sama pentingnya sehingga tidak satu
pun kalimat khusus menjadi kalimat topik. Kondisi demikian bisa terjadi akibat sulitnya
menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu dengan yang lain sama-sama penting.
Paragraf/alinea semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif
dan naratif.

H. Teknik Pengembangan Paragraf


Beberapa teknik pengembangan paragraf sebagai berikut:
1. Generalisasi adalah pengembangan paragraf dengan mengambil kesimpulan secara
umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa yang dikemukakan harus
cukup dan dapat mewakili pengembangan paragraf tersebut.
2. Analogi adalah pengembangan paragraf dengan memperbandingkan dua hal yang banyak
persamaannya, sehingga dapat menarik kesimpulan dari persamaan tersebut. Dengan
tujuan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal pada perbandingan itu.
3. Klasifikasi adalah pengenbangan dengan cara mengkelompokkan benda- benda yang
memiliki persaman ciri, sifat, bentuk, dan ukuran, agar terperinci dalam
pengelompokkan.

13
4. Perbandingan adalah memperjelas gagasan utama dengan memperbandingkan hal- hal
yang dibicarakan. Dalam hal ini penulis menunjukkan persamaan dan perbedaan antara
dua hal. Dengan memakai konjungsi tetapi, melainkan, apalagi.
5. Sebab akibat adalah pengembangan yang dimulai dengan mengemukakan fakta khusus
yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat. Penalaran ini
digunakan untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang ditimbulkannya atau
sebaliknya. Artinya, hubungan kejadian dan penyebabnyaharus terungkap jelas dan
informasinya sesuai dengan jalan fikiran manusia.
6. Akibat sebab adalah pengembangan yang dimulai dengan fakta husus yang menjadi
akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.
7. Metode definisi luas adalah usaha untuk menerapkan dan menerangkan konsep istilah
tertentu sehingga memerlukan uraian yang panjang. Untuk itu perlu memperhatikan
klasifikasi konsep dan tidak boleh mengulang kata atau istilah yang didefinisikan di
dalam teks definisi itu sendiri.
8. Metode alamiah/proses adalah jika isi penguraiannya berupa suatu proses tindakan atau
perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Misalnya: proses kerja suatu
mesin, tentu sangat berbeda dengan proses peristiwa sejarah.
9. Metode gambar adalah dimaksudkan untuk menambah dan memperjelas pernyataan
tertulis. Gambar dicantumkan supaya pembaca mengetahui gambar yang harus
dilihatnya. Pengertian gambar disini meliputi tabel, grafik, diagram, model peta, gambar
tangan, gambar teknik, fotografi.

I. Pembagian Paragraf Menurut Teknik Pemaparannya


Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi dalam empat macam, yaitu
deskriptif, ekspositoris, argumentatif, dan naratif :
1. Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan. Paragraf ini melukiskan apa
yang terlihat di depan pembicaranya dapa berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke
kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengna hal-hal yang tertangkap oleh
pancaindera.
Contoh sebuah paragaf deskriptif :
Pasar Taman Wisma adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada disana.
Di toko yang paling depan berderet toko baju seragam dan sepatu. Di dalam terdapat
penjual ikan-ikan yang masih segar-segar dan berderet. Di samping kanan pasar
terdapat penjual sayur-sayuran, bumbu dapur dan peralatan masak. Di samping kiri
pasar terdapat penjual pakain dan obat-obatan. Pada bagian belakang pasar kita dapat
menemukan pedagang daging dan penjual es cendol.
2. Ekspositoris

14
Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu
objek. Peninjuannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan
perkembangan analisi kronologis atau keruangan.
Contoh paragraf ekspositoris :
Pasar Taman Wisma Asri adalah pasar yang kompleks. disamping itu terdapat dua
puluh lima kios penjual kebutuhan sehari-hari. setiap hari rata-rata terjual dua puluh
meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang
masuk ke kas Bekasi dari pasar Taman Wisma Asri.
3. Argumentasi
Paragraf argumentasi sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf
argumentasi disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih bersifat membujuk atau
meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini
menggunakan perkembangan analisis.
Contoh paragraf argumentasi :
Industrialisasi di negara kita mendorong mendorong didirikannya berbagai macam
pabrik yang memproduksi beraneka barang. Pabrik-pabrik itu memberikan lapangan
kerja kepada ribuan tenaga kerja, baik yang berasal dari masyarakat di sekitar pabrik
maupun dari daerah-daaerah lain. Dengan demikian, adanya berbagai macam pabrik
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu, beraneka barang yang
diproduksi oleh pabrik-pabrik tersebut telah meningkatkan ekspor non migas serta
menghasilkan devisa bagi negara kita.
4. Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah
karangan narasi atau paragraf narasi hanya kia temukan dalam novel, cerpen, atau
hikayat.
Contoh paragraf naratif :
Siang itu ibu kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang keluar rumah.
Bahkan ibu mengatakan bahwa aku tidak akan mendapatkan uang jajan ke sekolah. Itu
semua di gara-gara aku menghilangkan barang kesayangan ibu.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Paragraf/alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang mana cara
penulisannya harus dimulai dengan garis baru. Secara umum paragraf/alinea diperlukan
untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat
Syara-syarat paragraf/alinea yang baik harus memiliki dua ketentuan yaitu kesatuan,
kepaduan,dan kejelasan paragraf/alinea. Pembagian paragraf/alinea menurut jenisnya yaitu
paragraf/alinea pengembang, paragraf/alinea pembuka, dan paragraf/alinea penutup.
Paragraf/alinea dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak menjorok ke dalam
atau memberikan jarak agak renggang dari paragraf sebelumnya.
Rangka atau struktur sebuah paragraf/alinea terdiri atas sebuah kalimat topik dan
beberapa kalimat penjelas. Ada empat macam cara untuk menempatkan kalimat topik atau
kalimat pokok dalam sebuah paragraf/alinea, yaitu pada awal paragraf/alinea, pada akhir
paragraf/alinea, pada awal dan akhir paragraf/alinea, dan pada seluruh paragraf/alinea.
Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Pada umumnya
ada enam metode yang dugunakan untuk pengembangan alinea, yaitu generalisasi, analogi,
klasifikasi, perbandingan, sebab akibat, akibat sebab, metode definisi, metode alamiah, dan
metode bergambar.
Paragraf menurut teknik pemapanrannya dapat dibagi dalam empat macam, yaitu
deskriptif, ekspositoris, argumentatif, dan naratif.

B. Saran-Saran
Berdasarkan pembahasan mengenai paragraf/alinea, maka bagi yang ingin membuat
suatu karya ilmiah atau hal-hal lain yang berhubungan dengan penggunaan teknik menulis
di dalamnya, maka perlulah memahami pengertian paragraf/alinea serta hal-hal yang
berkaitan dengan paragraf/alinea itu sendiri, seperti ciri-ciri, syarat penulisan, tanda
paragraf, serta teknik pengembangan paragraf/alinea.

16
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan
Tinggi. Jakarta : Akademika Pressindo.
Finoza, Lamuddin . 2000. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Non Jurusan
Bahasa. Jakarta: Mawar Gempita.
Wardani, I.G.A.K, dkk. 2008. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Universitas Terbuka
Departemen Pendidikan Nasional.

17

Anda mungkin juga menyukai