PENGEMBANGAN PARAGRAF
Dosen Pembimbing:
Dr. SARIBAN, M.Pd
Disusun Oleh:
DINO FAJRI PERMANA (15.11.3.00105)
AHMAD RIZQI MUBAROK (15.11.3.00091)
NURUL WAHYUNI HIDHA YANTI (15.11.3.00129)
MUH EKO DWI PRASETYO (15.11.3.00123)
(KELOMPOK 4)
Puji serta syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Karunia dan Rahmat-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan tugas ini
dengan tepat pada waktunya. Tugas ini saya buat untuk memberikan wawasan tambahan
kepada para pembaca tentang Pengembangan Paragraf Fakultas Teknik Sipil Universitas
Sunan Bonang Tuban
Terima kasih disampaikan kepada Dosen Dr. Sariban, M.Pd yang memberikan tugas ini
kepada kami.
Akhir kata, penyusun berharap dengan adanya tugas ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan para mahasiswa/mahasiswi Fakultas Teknik Sipil Universitas Sunan Bonang
Tuban umumnya. Penyusun mengucapkan terima kasih dan mohon maaf jika terdapat
kesalahan dalam penyusunan tugas ini.
Kelompok 4
PENGEMBANGAN PARAGRAF 1
DAFTAR ISI
PENGEMBANGAN PARAGRAF 2
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah karangan ilmiah tidak mungkin baik bila paragraf-paragraf penyusunnya
tidak baik. Sama halnya dengan paragraf, tidak mungkin menjadi paragraf yang baik bila
kalimat-kalimat penyusunnya juga tidak baik. Demikian juga dengan kalimat, tidak mungkin
diperoleh kalimat yang baik bila kata-kata penyusunnya tidak tepat dan tidak sesuai.
Berkaitan dengan paragraf, berikut ini kami akan membahas pengertian paragraf, asas-asas
paragraf, syarat-syarat paragraf, fungsi paragraf, dan teknik pengembangan paragraf.
B. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian Paragraf?
b) Asa-asas Paragraf?
c) Syarat-syarat Paragraf?
d) Fungsi-fungsi Paraghraf?
e) Teknik pengembangan Paragraf?
C. Tujuan
D. Manfaat
Dalam pembahasan makalah ini ada beberapa manfaat dan kegunaan yang dapat
diambil, yakni kita dapat mengenai pengertian paragraf dan metode – metode yang
digunakan dalam pengembangan paragraf sehingga kitadalam mengaplikasikannya dalam
pembuatan artikel, makalah, dan karangan, serta lainnya.
PENGEMBANGAN PARAGRAF 3
BAB II.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf
Kita sering mendengar istilah paragraf, Bahkan kita sering pula menggunakannya.
Namun bila kita ditanya apakah paragraf itu, kita akan sulit untuk memberikan jawaban yang
paling tepat. Atau kalau kita dipaksa untuk memberikan jawaban, kemungkinan kita jawaban
yang muncul akan bervariasi. Kevariasian itu terjadi, sebab kemungkinan jawaban yang
muncul itu bertolak dari suatu tinjauan yang berbeda. Paragraf disebut juga alinea. Kata
paragraf diserap dalam bahasa Indoensia dari bahasa Inggris paragraph, sedangkan alinea
diserap dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Kata alenia bahasa Belanda itu sendiri
berasal dari bahasa latina lenia yang berarti ‘mulai dari baris baru’. Adapun bahasa Inggris
paragraph berasal dari bahasa Yunani para yang berarti ‘sebelum’ dan grafein yang berarti
‘menulis; menggores’. Pada mulanya paragraf atau alenia tidak dituliskan terpisah dengan
mulai garis baru seperti yang kita kenal sekarang, tetapi dituliskan menyatu dalam sebuah
teks dengan menggunakan tanda sebagai ciri awal paragraf (Sakri 1992:1).
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau
kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah
paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat,
mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan sering kita temukan sebuah paragraf
terdiri atas lebih dari lima buah kalimat. Meskipun paragraf terdiri atas beberapa kalimat,
tidak satu pun dari kalimat-kalimat itu yang membicarakan soal lain. Seluruh paragraf
memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu
(Arifin 1988:125). Jadi, paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-
kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.
Berdasarkan sarananya bahasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa tulis dan
lisan. Bahasa tulis ialah bahasa yang dituliskan atau dicetak, berupa karangan, sedangkan
bahasa lisan ialah bahasa yang diucapkan atau dituturkan, berupa pidato atau percakapan.
Dalam bahasa tulis paragraf merupakan bagian dari suatu karangan dan dalam bahasa lisan
merupakan bagian dari suatu tuturan. Paragraf tersebut terdiri atas tiga kalimat. Semua
PENGEMBANGAN PARAGRAF 4
kalimat itu membicarakan soal bahasa tulis dan lisan. Oleh karena itu, topik paragraf itu
adalah masalah bahasa. Dalam tulisan-tulisan lain kita juga akan menjumpai topik paragraf
yang lain pula. Topik-topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua
pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama. Pikiran utama itulah yang
menjadi pokok pembicaraan. Karena itu, pikiran utama disebut juga gagasan pokok di dalam
sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah
paragraf itulah topik paragraf.
B. Asas-asas Paragraf
Dalam mengelola paragraf yang baik perlu menerapkan enam asas yang berkenaan
dengan gagasan. Keenam asas tersebut lebih menyangkut tatanan dalam menyampaikan
gagasan. Keenam asas dalam menuangkan gagasan dalam paragraf, adalah sebagai berikut:
1) Kejelasan, berarti sifat tidak samar-samar sehingga tiap butir fakta dan pendapat yang
dikemukakan seakan-akan tampak nyata oleh pembaca. Karangan tersebut mudah dipahami
dan tidak mungkin disalah tafsirkan.
2) Keringkasan, berarti karangan tersebut tidak pendek atau singkat, melainkan bahwa
karangan itu tidak berboros kata, tidak berlebih-lebihan dengan ungkapan, tidak mengulang-
ulang butir ide yang sama, tidak berputar-putar dalam menyampaikan gagasan.
4) Kesatupaduan, Artinya bahwa segala sesuatu yang disajikan dalam karangan harus
berkisar, bergayutan dan relevan dalam satu gagasan pokok atau pikiran utama karangan.
5) Pertautan, atau koherensi, asas yang menghendaki agar ada saling kait antar kalimat dalam
paragraf dan antar paragraf. Pertautan menghendaki agar jangan sampai ada kata atau frasa
yang tidak jelas rujukannya.
6) Harkat, asas yang menghendaki karangan benar-benar berbobot, kita harus menerapkan
hukum DM dalam membangun paragraf, dengan satu D dan jumlah M yang memadai, yang
lengkap. Asas harkat juga asas pengembangan yang memadai.
PENGEMBANGAN PARAGRAF 5
C. Syarat –Syarat Pembentukan Paragraf
1. Kesatuan Paragraf
Untuk membentuk kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisi satu pokok pikiran.
Paragraf terdiri atas beberapa kalimat. Tetapi, seluruhnya harus merupakan satu kesatuan,
tidak ada satu kalimat pun yang sumbang, yang tidak mendukung kesatuan paragraf. Bahwa
semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu
tema tertentu. Jika terdapat kalimat yang sumbang, paragraf akan rusak kesatuannya.
Masalah kebahasaan
Perincian dan isi urutan alenia
Semua kalimat dalam paragraf dihubungkan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata
kunci yang telah disebutkan dalam kalimat pertama diulang pada kalimat kedua, ketiga, dan
seterusnya. Dengan pengulangan tersebut, paragraf menjadi padu, utuh, dan kompak. Bentuk
pengulangan dapat berupa pengulangan kata, frasa, inti yang diulang dapat diletakkan di
awal, tengah atau akhir kalimat. Hal tersebut bagian mana yang diulang.
• Kata ganti
Kepaduan dapat dijalin dengan kata ganti. Sebuah kata yang telah disebutkan pada
kalimat pertama (terdahulu) dapat disebutkan kembali pada kalimat berikutnya dengan kata
gantinya. Kata ganti itu timbul untuk menghindari pengulangan kata tadi (yang di sebut
anteseden) dalam kalimat-kalimat berikutnya. Hal tersebut juga dapat mengurangi
kejenuhan atau membangun variasi kalimat.
PENGEMBANGAN PARAGRAF 6
• Kata transisi(frasa penghubung)
Kata transisi yaitu kata penghubung, konjungsi, perangkai yang menyatakan adanya
hubungan, baik intra kalimat maupun antar kalimat. Kata-kata transisi fungsinya terletak
antara kata ganti dan repetisi. Dalam penggunaan kata transisi yang tepat dapat memadukan
paragraf sehingga keseluruhan kalimat dapat menjadi padu, menyatu, dan utuh. Sehingga
kata-kata atau frasa-frasa transisi sebagai penghubung atau katalisator satu gagasan dengan
gagasan lain yang terjalin antarparagraf.
a. Akibat dan hasil Akibatnya, karena itu, maka, oleh sebab itu, dengan demikian, jadi.
b. Pertambahan Berikutnya, demikian juga, kemudian, selain itu, lagi pula, lalu, selanjutnya,
tambahan lagi.
c. Perbandingan Dalam hal yang sama, lain halnya dengan, sebaliknya, lebih baik dari itu,
berbeda dengan itu.
e. Tempat Berdekatan dengan itu, di sini, di sebrang sana, tak jauh dari sana, di bawah, persis
di depan….., di sepanjang….
g. Waktu Baru-baru ini, beberapa saat kemudian, mulai, sebelum, segerah, sesudah, sejak,
ketika.
• Bentuk paralel
Struktur paralel (kesejajaran) yaitu bentuk-bentuk sejajar: bentuk kata yang sama,
struktur kalimat yang sama, repitisi atau pengulangan bentuk kata (kalimat) yang sama.
PENGEMBANGAN PARAGRAF 7
• Kelengkapan (ketuntasan)
Hal ini harus dilakukan karena pembahasan yang tidak tuntas akan menghasilkan simpulan
yang salah, tidak benar dan tidak valid.
Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya. Dalam cerita,
pengarang sering menggunakan sudut pandang aku seolah-olah menceritakan dirinya
sendiri. Selain itu, pengarang dapat menggunakan sudut pandang dia , atau ia seolah-olah
menceritakan dia. Dalam karangan-karangan ilmiah, pengarang menggunakan kata penulis.
Sekali menggunakan sudut pandang tersebut harus menggunakannya secara konsisten dan
tidak boleh berganti sejak awal sampai akhir.
• Keruntutan
Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan dalam karangan. Gagasan demi gagasan
disajikan secara runtut bagaikan air mengalir. Karangan yang runtut enak dibaca, dapat
dipahami dengan mudah, dan menyenangkan pembacanya.
D. Fungsi Paragraf
Paragraf juga dapat dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek(singkat).
Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir.
Kita akan kepayahan membaca tulisan atau buku, kalau tidak ada paragraf. Kita pun susah
memusatkan pikiran pada satu gagasan ke gagasan lain. Dengan adanya paragraf, kita dapat
berhenti sebentar sehingga kita dapat memusatkan pikiran tetang gagasan yang terkandung
dalam paragraf itu.
Selain itu, paragraf juga dapat berfungsi sebagai tanda pembukaan topik baru, atau
pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya. Paragraf juga bisa berfungsi untuk menambah
hal-hal yang penting atau untuk merinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf
sebelumnya.
PENGEMBANGAN PARAGRAF 8
Lebih lanjut, Widjono (2007: 175) menjelaskan bahwa paragraf juga bisa berfungsi
sebagai berikut:
1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk satuan pikiran dan perasaan ke
dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu kesatuan.
2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru lagi karangan yang etrdiri dari beberapa
paragraf. Ganti paragraf berarti ganti pikiran
Dalam pertarungan matador yang resmi, biasanya ada enam ekor banteng yang dibunuh
oleh tiga orng laki-laki. Setiap laki-laki membunuh dua ekor banteng.banteng itu harus
memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu: berumur 4-5 tahun, tidak cacat, dan telah mempunyai
tanduk yang runcing serta bagus. Banteng-banteng ini telah diperiksa oleh dokter hewan
setempat sebelum bertanding. Dokter hewan berhak menolak banteng yang tidak memenuhi
syarat, misalnya: masih dibawah umur, tanduk masih lemah, ada kelainan di mata, atau
penyakit yang nyata kelihatan.
Laki-laki yang bertugas membunuh mereka disebut matador. Pilihan banteng yang akan
mereka bunuh tergantung hasil undian. Setiap matador mempunyai tiga orang candrilla yang
terdiri dari lima-enam orang yang dibayar dn diperintah oleh matador. Tiga dan lima/enam
orang tersebut menolongnya dilapangan, dengan memakai mantel tanpa lengan dan atas
perintahnya menempatkan banderillas yaitu kayu yang panjangnya tiga kaki dengan ujung
yang tajam dan berbentuk garpu yang disebut peones atau banderilleos. Yang dua lagi
dinamakan picadors, mereka muncul dengan menunggang kuda di arena.
(Earnest emingway, The Bullfight)
Dari contoh diatas, dapat dilihat peralihan antara paragraf pertama dan pargraf kedua.
PENGEMBANGAN PARAGRAF 9
Paragraf pertama bercerita tentang banteng, sedangkan paragraf kedua tentang laki-laki
yang bertugas membunuh banteng (matador). Paragraf pertama dan kedua pun terlihat
berhubungan erat.
Tanda-tanda lalu lintas agaknya sudah dijadikan sebagai simbol(lambang) yang berlaku
dimana-mana dan mudah dipahami. Setiap pengendara atau masyarakat mengetahui arti dan
fungsinya. Sekarang timbul pertanyaan, apakah sebetulnya simbol itu? Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa simbol ialah sesuatu yang pengandung arti lebih dari yang terdapat dalam
fakta. Di sekeliling kita banyak simbol-simbol yang digunakan manusia untuk
berkomunikasi. Simbol yang pemakaiannya begitu umum terdapat juga dalam puisi. Bahkan
dalam puisi, pemakaian simbol cukup dominan. Justru disinilah letak unsur seninya, karena
simbol itu erat sekali hubungannya dengan tujuan penyair untuk menyuarakan sesuatu secara
tepat yang berkaitan erat dengan pengimajiannya.
Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa penulis menambahkan hal-hal yang penting
untuk memerinci apa yang diutarakan dalam paragraf terdahulu. Penulis menguraikan hal-
hal yang berkaitan dengan paragrafpertama dan memberikan contoh yang spesifik
penggunaan simbol dalam bidang lain yaitu puisi.
1) Susunlah kalimat topik dengan baik dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga sulit
dikembangkan,jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan yang
panjang lebar).
2) Tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam posisi yang menyolok dan jelas dalam
sebuah paragraf.
3) Dukunglah kalimat topik tersebut dengan detail-detail atau perincian-perincian yang
tepat.
4) Gunakan kata-kata transisi, frase, dan alat lain di dalam dan di antara paragraf.
PENGEMBANGAN PARAGRAF 10
Teknik Pengembangan Paragraf
Beberapa teknik cara yang dapat dilakukan seorang penulis dalam mengembangkan
paragraf adalah:
I. Teknik Alamiah
Yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam
sebuah ruang.misalnya gambaran dari depan ke belakang,dari luar ke dalam,dll.
Contoh:
Bangunan itu terbagi dalam empat ruang.pada ruang pertama yang sering disebut
dengan bangsal srimanganti, terdapat dua pasang kursi kayu ukiran jepara. Ruangan ini
sering digunakan adipati sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri
bangsal srimanganti, terdapat ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka
kadipaten dan cendera mata dari kadipaten- kadipaten lain. Ruangan ini tertutup rapat dan
selalu dijaga oleh kesatria-kesatria terpilih kadipaten ranggenah. Ruangan tempat
menyimpan benda-benda pusaka dan cendera mata ini sering disebut kundalini mesem. Agak
jauh disebelah kanan ruang kundalini terdapat sebuah ruangan yang senantiasa menebarkan
aroma dupa. Ruang ini disebut ruang pamujan karena ditempat inilah sang adipati selalu
mengadakan upacara dan kebaktian .beberapa meter dari ruang pamujan terdapat ruangan
kecil dengan sebuah tempayan besar ditengahnya. Ruangan ini sering disebut dengan ruang
reresik, karena ruangan ini sering digunakan untuk membersihkan diri sang adipati sebelum
masuk ke ruang pamujan.
PENGEMBANGAN PARAGRAF 11
Contoh:
Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia baru lulus
dari stm negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah klub halilintar.
Dari sini prestasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub pelita
jaya sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke merdeka
games di malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk turnamen di Burnei tahun 1985, ia gagal
memenuhinya karena kakinya cedera.
Antiklimaks dimulai dari informasi yang memiliki gradasi tinggi (penting) menuju
informasi yang gradasinya rendah.sedangkan teknik klimaks dimulai dari hal yang
gradasinya kurang penting menuju ke hal yang gradasinya sangat penting.
a. Klimaks
Contoh:
PENGEMBANGAN PARAGRAF 12
III. Teknik Umum Khusus(Deduktif) Dan Khusus Umum(Induktif)
Teknik umum khusus dimulai dari gagasan utama dan dilanjutkan dengan hal khusus
sebagai pengembanganya. Sedangkan teknik khusus umum dimulai dari hal-hal khusus yang
merupakan penjelasan, kemudian disimpulkan menjadi hal satu gagasan umum. simpulan
tersebut merupakan gagasan utama atau pokok pikiran paragraf tersebut.
Contoh:
a. Deduktif
Salah satu kedudukan bahasa indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini
dimiliki sejak dicetuskannya sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928. Kedudukan ini
mungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa melayu yang mendasari bahasa indonesia telah
menjadi lingua franca selama berabad-abad diseluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi
oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah yang
satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa
nasional.
b. Induktif
Teknik ini mencoba memperjelas gagasan utama dengan jalan membandingkan dan
mempertentangan hal-hal yang dibicirakan. Dalam hal ini penulis ini menunjukkan
persamaan dan perbandingan antara dua hal. Hal-hal yang dapat dibandingkan adalah tingkat
kesamaan dan perbedaan kedua hal tersebut.dan ungkapan yang biasa digunakan
seperti:(berbeda dari, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan
bertolak belakang dari), ini dalam pertentangan.(serupa dengan, seperti halnya, demikian
PENGEMBANGAN PARAGRAF 13
juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu), ini dalam
perbandingan.
a. Perbandingan.
Contoh:
b. Pertentangan
Contoh:
“orde 1998-2006. Atau orde politik Indonesia kinijau berbedah dari”orde 1997-1998.”
Ini menyebabkan kehidupan dan penegakan hokum dalam kedua priode orde itu juga
berbedah besar. Orde pemerintah Soeharto memiliki kecendrungan kuat ke arah sentralisme,
otoriter, dan represif. Kekuasaan politik dengan efisien dan efektif mengendalikan
kekuasaan publik, baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Meski peraturan yang
membolehkan campur tangan presiden kedalam penngadilan dicabut dalam priode itu, tetapi
pencabutan itu tidak dapat menahan kekuatan politik Soeharto untul mencampuri urusan
pengadilan. Sejak 1998, orde politik disebut reformasi bertolak belakang dengan watak orde
sebelumnya.
V. Teknik Analogi
Teknik ini digunakan untuk membandingkan atau menyamakan sesuatu dengan yang
sudah dikenal dengan yang kurang dikenal tersebut. Analogi juga biasa dilakukan seseorang
dalam membuat simpulan yang didasarkan atas sesuatu yang sudah ada. Akan tetapi, model
berpikir analogi ini tidak selalu benar. Untuk itu dalam karya ilmiah jarang digunakan kata-
kata yang biasa digunakan yaitu: ibaratnya, seperti, dan bagaikan.
PENGEMBANGAN PARAGRAF 14
Contoh:
Dalam persoalan poso, kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah mudah.
Ibaratnya kita diminta untuk memegang telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu
akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan.
Kita harus menanganinya secara tepat dan harus menjadi perhatian kita bersama janganlah
masalah ini membuat kita sebagai bangsa menjadi pecah.kasihan para pahlawan dan mereka
yang berharap masa depan.”(kompas,2006:6).
Teknik ini memberikan hal yang konkret yang dapat memberikan bukti atau penjelasan
kepada pembaca yang bersifat lebih umum, hal tersebut biasa disebut generalisasi.
Pengambilan simpulan secara generalisasi diperlukan contoh-contoh yang valid,sehingga
dapat disimpulkan dengan tepat(benar).kata yang biasa digunakan: seperti, misalnya, dan
contohnya.
Contoh:
Selain tipe introver, sifat manusia yaitu ekstrover. Tipe ekstrover yaitu orang-orang
yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang lain, dan
kepada masyarakat.orang yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat-sifat tertentu
contohnya berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira,mudah
memengaruhi,dan mudah dipengaruhi oleh orang lain.(purwanto,1984:147)
Teknik sebab akibat dapat diwujudkan dengan melihat hubungan antar kalimat dalam
paragraf. Hubungan kalimat yang satu dengan yang lain dapat berbentuk sebab-
akibat.sebab dapat berfungsi sebagai kalimat utama.dan akibat sebagai kalimat penjelasnya.
Dapat pula sebaliknya,akibat sebagai kalimat utama dan dijelaskan dengan beberapa
penyebab sebagai perinciannya sehingga pembaca mudah memahami.kata yang biasa
dipakai yaitu: padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena.
Contoh:
PENGEMBANGAN PARAGRAF 15
melanda asia pada 1997/1998, indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena
itu,indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.
Teknik ini merupakan pemberian penjelasan tentang sesuatu dengan beberapa kalimat
untuk memperjelas definisi.kadang-kadang penulis terpaksa menguraikan penjelasan
tersebut ke dalam beberapa kalimat,dan bahkan beberapa alinea.dan kata-kata yang biasa
digunakan yaitu: adalah,yaitu,ialah,merupakan.
Adalah: Biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata
benda.
Yaitu: Digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau
sifat.
Contoh:
Teknik ini merupakan penggunaan cara pengelompokkan hal-hal yang sama untuk
memperjelas kalimat utama. Pada mulanya penulis mengelompokkan suatu hal berdasarkan
persamaannya, Kemudian diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-kelompok yang
lebih kecil dan detail. Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan biasanya dapat
memberikan sebuah simpulan yang tepat.
Contoh:
Dalam karang mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain
kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan
atau penyajian.Yangtermasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan
ejaan,pungtuasi,kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan
PENGEMBANGAN PARAGRAF 16
kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan
pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan
yang sistematik.
PENGEMBANGAN PARAGRAF 17
BAB III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang
berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Paragraf juga
dapat dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya
paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir.
4) Teknik pengembangan paragraf meliputi Teknik alamiah, teknik kelimaks & anti klimaks,
teknik umum khusus & khusus umum, teknik perbandingan & pertentangan, teknik analogi,
teknik contoh-contoh, teknik sebab akibat, teknik definisi luas dan teknik klasifikasi.
semoga dengan kami membahas makalah ini menjadi tambah wawasan kita tentang bahasa
indonesia dan lebih cinta kepada bahasa kita sendiri.
B. Saran
Pada kesempatan ini kami menyarankan kepada semua pihak yang merasa mempunyai
gagasan dalam mengembangkan pendidikan di dunia tulis menulis, agar selalu menuangkan
gagasanya dalam bentuk tulisan dengan mengembangkan keilmuannya.
PENGEMBANGAN PARAGRAF 18
DAFTAR PUSTAKA
PENGEMBANGAN PARAGRAF 19