Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENGEMBANGAN PARAGRAF

Dosen Pembimbing:
Dr. SARIBAN, M.Pd

Disusun Oleh:
DINO FAJRI PERMANA (15.11.3.00105)
AHMAD RIZQI MUBAROK (15.11.3.00091)
NURUL WAHYUNI HIDHA YANTI (15.11.3.00129)
MUH EKO DWI PRASETYO (15.11.3.00123)

(KELOMPOK 4)

UNIVERSITAS SUNAN BONANG


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Karunia dan Rahmat-Nya, sehingga kami mampu menyelesaikan tugas ini
dengan tepat pada waktunya. Tugas ini saya buat untuk memberikan wawasan tambahan
kepada para pembaca tentang Pengembangan Paragraf Fakultas Teknik Sipil Universitas
Sunan Bonang Tuban

Terima kasih disampaikan kepada Dosen Dr. Sariban, M.Pd yang memberikan tugas ini
kepada kami.

Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan maupun mungkin kesalahan


dalam penyusunan makalah ini sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang dari seluruh pembaca.

Akhir kata, penyusun berharap dengan adanya tugas ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca dan para mahasiswa/mahasiswi Fakultas Teknik Sipil Universitas Sunan Bonang
Tuban umumnya. Penyusun mengucapkan terima kasih dan mohon maaf jika terdapat
kesalahan dalam penyusunan tugas ini.

Tuban, 1 November 2018


Penyusun

Kelompok 4

PENGEMBANGAN PARAGRAF 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 2
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 3
C. Tujuan ................................................................................................................... 3
D. Manfaat ................................................................................................................. 3
BAB II. PEMBAHASAN ..................................................................................................... 4
A. Pengertian Paragraf ............................................................................................... 4
B. Asas-asas Paragraf ................................................................................................ 5
C. Syarat –Syarat Pembentukan Paragraf .................................................................. 6
D. Fungsi Paragraf ..................................................................................................... 8
E. Teknik Pengembangan Paragraf ......................................................................... 10
BAB III. PENUTUP ........................................................................................................... 18
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 19

PENGEMBANGAN PARAGRAF 2
BAB I.
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam sebuah karangan ilmiah tidak mungkin baik bila paragraf-paragraf penyusunnya
tidak baik. Sama halnya dengan paragraf, tidak mungkin menjadi paragraf yang baik bila
kalimat-kalimat penyusunnya juga tidak baik. Demikian juga dengan kalimat, tidak mungkin
diperoleh kalimat yang baik bila kata-kata penyusunnya tidak tepat dan tidak sesuai.
Berkaitan dengan paragraf, berikut ini kami akan membahas pengertian paragraf, asas-asas
paragraf, syarat-syarat paragraf, fungsi paragraf, dan teknik pengembangan paragraf.

B. Rumusan Masalah
a) Apa pengertian Paragraf?
b) Asa-asas Paragraf?
c) Syarat-syarat Paragraf?
d) Fungsi-fungsi Paraghraf?
e) Teknik pengembangan Paragraf?

C. Tujuan

a) Mengetahui pengertian Paragraf.


b) Mengetahui asas-asas paragraf yang baik.
c) Mengetahui Syarat-syarat Paragraf.
d) Mengetahui fungsi-fungsi Paragraf.
e) Mengetahui teknik untuk mengembangkan Paragraf.

D. Manfaat
Dalam pembahasan makalah ini ada beberapa manfaat dan kegunaan yang dapat
diambil, yakni kita dapat mengenai pengertian paragraf dan metode – metode yang
digunakan dalam pengembangan paragraf sehingga kitadalam mengaplikasikannya dalam
pembuatan artikel, makalah, dan karangan, serta lainnya.

PENGEMBANGAN PARAGRAF 3
BAB II.
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf

Kita sering mendengar istilah paragraf, Bahkan kita sering pula menggunakannya.
Namun bila kita ditanya apakah paragraf itu, kita akan sulit untuk memberikan jawaban yang
paling tepat. Atau kalau kita dipaksa untuk memberikan jawaban, kemungkinan kita jawaban
yang muncul akan bervariasi. Kevariasian itu terjadi, sebab kemungkinan jawaban yang
muncul itu bertolak dari suatu tinjauan yang berbeda. Paragraf disebut juga alinea. Kata
paragraf diserap dalam bahasa Indoensia dari bahasa Inggris paragraph, sedangkan alinea
diserap dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Kata alenia bahasa Belanda itu sendiri
berasal dari bahasa latina lenia yang berarti ‘mulai dari baris baru’. Adapun bahasa Inggris
paragraph berasal dari bahasa Yunani para yang berarti ‘sebelum’ dan grafein yang berarti
‘menulis; menggores’. Pada mulanya paragraf atau alenia tidak dituliskan terpisah dengan
mulai garis baru seperti yang kita kenal sekarang, tetapi dituliskan menyatu dalam sebuah
teks dengan menggunakan tanda sebagai ciri awal paragraf (Sakri 1992:1).

Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
Paragraf merupakan perpaduan kalimat-kalimat yang memperlihatkan kesatuan pikiran atau
kalimat-kalimat yang berkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut. Sebuah
paragraf mungkin terdiri atas sebuah kalimat, mungkin terdiri atas dua buah kalimat,
mungkin juga lebih dari dua buah kalimat. Bahkan sering kita temukan sebuah paragraf
terdiri atas lebih dari lima buah kalimat. Meskipun paragraf terdiri atas beberapa kalimat,
tidak satu pun dari kalimat-kalimat itu yang membicarakan soal lain. Seluruh paragraf
memperbincangkan satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu
(Arifin 1988:125). Jadi, paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-
kalimat yang berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran.

Berdasarkan sarananya bahasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa tulis dan
lisan. Bahasa tulis ialah bahasa yang dituliskan atau dicetak, berupa karangan, sedangkan
bahasa lisan ialah bahasa yang diucapkan atau dituturkan, berupa pidato atau percakapan.
Dalam bahasa tulis paragraf merupakan bagian dari suatu karangan dan dalam bahasa lisan
merupakan bagian dari suatu tuturan. Paragraf tersebut terdiri atas tiga kalimat. Semua

PENGEMBANGAN PARAGRAF 4
kalimat itu membicarakan soal bahasa tulis dan lisan. Oleh karena itu, topik paragraf itu
adalah masalah bahasa. Dalam tulisan-tulisan lain kita juga akan menjumpai topik paragraf
yang lain pula. Topik-topik paragraf adalah pikiran utama di dalam sebuah paragraf. Semua
pembicaraan dalam paragraf itu terpusat pada pikiran utama. Pikiran utama itulah yang
menjadi pokok pembicaraan. Karena itu, pikiran utama disebut juga gagasan pokok di dalam
sebuah paragraf. Dengan demikian, apa yang menjadi pokok pembicaraan dalam sebuah
paragraf itulah topik paragraf.

B. Asas-asas Paragraf

Dalam mengelola paragraf yang baik perlu menerapkan enam asas yang berkenaan
dengan gagasan. Keenam asas tersebut lebih menyangkut tatanan dalam menyampaikan
gagasan. Keenam asas dalam menuangkan gagasan dalam paragraf, adalah sebagai berikut:

1) Kejelasan, berarti sifat tidak samar-samar sehingga tiap butir fakta dan pendapat yang
dikemukakan seakan-akan tampak nyata oleh pembaca. Karangan tersebut mudah dipahami
dan tidak mungkin disalah tafsirkan.

2) Keringkasan, berarti karangan tersebut tidak pendek atau singkat, melainkan bahwa
karangan itu tidak berboros kata, tidak berlebih-lebihan dengan ungkapan, tidak mengulang-
ulang butir ide yang sama, tidak berputar-putar dalam menyampaikan gagasan.

3) Ketepatan, artinya bahwa karangan dapat menyampaikan butir-butir pengetahuan kepada


pembaca dengan kecocokan sepenuhnya seperti maksud penulis. Ketepatan juga meliputi
ketepatan menaati tata aturan tata bahasa, ejaan, dan tanda.

4) Kesatupaduan, Artinya bahwa segala sesuatu yang disajikan dalam karangan harus
berkisar, bergayutan dan relevan dalam satu gagasan pokok atau pikiran utama karangan.

5) Pertautan, atau koherensi, asas yang menghendaki agar ada saling kait antar kalimat dalam
paragraf dan antar paragraf. Pertautan menghendaki agar jangan sampai ada kata atau frasa
yang tidak jelas rujukannya.

6) Harkat, asas yang menghendaki karangan benar-benar berbobot, kita harus menerapkan
hukum DM dalam membangun paragraf, dengan satu D dan jumlah M yang memadai, yang
lengkap. Asas harkat juga asas pengembangan yang memadai.

PENGEMBANGAN PARAGRAF 5
C. Syarat –Syarat Pembentukan Paragraf

1. Kesatuan Paragraf

Untuk membentuk kesatuan paragraf, setiap paragraf hanya berisi satu pokok pikiran.
Paragraf terdiri atas beberapa kalimat. Tetapi, seluruhnya harus merupakan satu kesatuan,
tidak ada satu kalimat pun yang sumbang, yang tidak mendukung kesatuan paragraf. Bahwa
semua kalimat yang membina paragraf itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu
tema tertentu. Jika terdapat kalimat yang sumbang, paragraf akan rusak kesatuannya.

2. Kepaduan Paragraf (koherensi)

Paragraf dinyatakan padu jika dibangun dengan kalimat-kalimat yang memiliki


hubungan pikiran yang logis. Hubungan pikiran-pikiran yang ada dalam paragraf
menghasilkan kejelasan struktur dan makna paragraf. Hubungan kalimat tersebut
menghasilkan paragraf yang padu, utuh, dan kompak. Untuk memperoleh kepaduan yang
baik antara kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf harus diperhatikan persyaratan berikut:

 Masalah kebahasaan
 Perincian dan isi urutan alenia

Masalah kebahasaan dapat dibangun melalui koherensi yaitu:

• Pengulangan kata kunci(repetisi)

Semua kalimat dalam paragraf dihubungkan dengan kata kunci atau sinonimnya. Kata
kunci yang telah disebutkan dalam kalimat pertama diulang pada kalimat kedua, ketiga, dan
seterusnya. Dengan pengulangan tersebut, paragraf menjadi padu, utuh, dan kompak. Bentuk
pengulangan dapat berupa pengulangan kata, frasa, inti yang diulang dapat diletakkan di
awal, tengah atau akhir kalimat. Hal tersebut bagian mana yang diulang.

• Kata ganti

Kepaduan dapat dijalin dengan kata ganti. Sebuah kata yang telah disebutkan pada
kalimat pertama (terdahulu) dapat disebutkan kembali pada kalimat berikutnya dengan kata
gantinya. Kata ganti itu timbul untuk menghindari pengulangan kata tadi (yang di sebut
anteseden) dalam kalimat-kalimat berikutnya. Hal tersebut juga dapat mengurangi
kejenuhan atau membangun variasi kalimat.

PENGEMBANGAN PARAGRAF 6
• Kata transisi(frasa penghubung)

Kata transisi yaitu kata penghubung, konjungsi, perangkai yang menyatakan adanya
hubungan, baik intra kalimat maupun antar kalimat. Kata-kata transisi fungsinya terletak
antara kata ganti dan repetisi. Dalam penggunaan kata transisi yang tepat dapat memadukan
paragraf sehingga keseluruhan kalimat dapat menjadi padu, menyatu, dan utuh. Sehingga
kata-kata atau frasa-frasa transisi sebagai penghubung atau katalisator satu gagasan dengan
gagasan lain yang terjalin antarparagraf.

Contoh kata transisi dan fungsinya:

Fungsi Menyatakan Hubungan Contoh kata dan frasa

a. Akibat dan hasil Akibatnya, karena itu, maka, oleh sebab itu, dengan demikian, jadi.

b. Pertambahan Berikutnya, demikian juga, kemudian, selain itu, lagi pula, lalu, selanjutnya,
tambahan lagi.

c. Perbandingan Dalam hal yang sama, lain halnya dengan, sebaliknya, lebih baik dari itu,
berbeda dengan itu.

d. Pertentangan Akan tetapi, bagaimanapun, meskipun begitu, namun, sebaliknya, walaupun


demikian.

e. Tempat Berdekatan dengan itu, di sini, di sebrang sana, tak jauh dari sana, di bawah, persis
di depan….., di sepanjang….

f. Tujuan Agar/guna, untuk maksud itu.

g. Waktu Baru-baru ini, beberapa saat kemudian, mulai, sebelum, segerah, sesudah, sejak,
ketika.

h. Singkatan Singkatnya, ringkasnya, akhirnya, sebagai simpulan, pendek kata.

• Bentuk paralel

Struktur paralel (kesejajaran) yaitu bentuk-bentuk sejajar: bentuk kata yang sama,
struktur kalimat yang sama, repitisi atau pengulangan bentuk kata (kalimat) yang sama.

PENGEMBANGAN PARAGRAF 7
• Kelengkapan (ketuntasan)

Kelengkapan adalah kesempurnaan. Hal ini dapat diwujudkan dengan:


1. Klasifikasi yaitu pengelompokan objek secara lengkap dan menyeluruh.
2. Ketuntasan bahasa yaitu kesempurnaan membahas materi secara menyeluruh dan utuh.

Hal ini harus dilakukan karena pembahasan yang tidak tuntas akan menghasilkan simpulan
yang salah, tidak benar dan tidak valid.

• Konsisten sudut pandang

Sudut pandang adalah cara penulis menempatkan diri dalam karangannya. Dalam cerita,
pengarang sering menggunakan sudut pandang aku seolah-olah menceritakan dirinya
sendiri. Selain itu, pengarang dapat menggunakan sudut pandang dia , atau ia seolah-olah
menceritakan dia. Dalam karangan-karangan ilmiah, pengarang menggunakan kata penulis.
Sekali menggunakan sudut pandang tersebut harus menggunakannya secara konsisten dan
tidak boleh berganti sejak awal sampai akhir.

• Keruntutan

Keruntutan adalah penyusunan urutan gagasan dalam karangan. Gagasan demi gagasan
disajikan secara runtut bagaikan air mengalir. Karangan yang runtut enak dibaca, dapat
dipahami dengan mudah, dan menyenangkan pembacanya.

D. Fungsi Paragraf

Paragraf juga dapat dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek(singkat).
Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir.
Kita akan kepayahan membaca tulisan atau buku, kalau tidak ada paragraf. Kita pun susah
memusatkan pikiran pada satu gagasan ke gagasan lain. Dengan adanya paragraf, kita dapat
berhenti sebentar sehingga kita dapat memusatkan pikiran tetang gagasan yang terkandung
dalam paragraf itu.

Selain itu, paragraf juga dapat berfungsi sebagai tanda pembukaan topik baru, atau
pengembangan lebih lanjut topik sebelumnya. Paragraf juga bisa berfungsi untuk menambah
hal-hal yang penting atau untuk merinci apa yang sudah diutarakan dalam paragraf
sebelumnya.

PENGEMBANGAN PARAGRAF 8
Lebih lanjut, Widjono (2007: 175) menjelaskan bahwa paragraf juga bisa berfungsi
sebagai berikut:

1. Mengekspresikan gagasan tertulis dengan memberi bentuk satuan pikiran dan perasaan ke
dalam serangkaian kalimat yang tersusun secara logis, dalam satu kesatuan.

2. Menandai peralihan (pergantian) gagasan baru lagi karangan yang etrdiri dari beberapa
paragraf. Ganti paragraf berarti ganti pikiran

3. Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, dan memudahkan pemahaman bagi


pembaca.

4. Memudahkan pengembangan topik karangan ke dalam satuan-satuan unit pikiran yang


lebih kecil.

5. Memudahkan pengendalian variabel, terutama karangan yang terdiri dari beberapa


variabel.

Supaya lebih jelas, perhatikan contoh 1 berikut:

Dalam pertarungan matador yang resmi, biasanya ada enam ekor banteng yang dibunuh
oleh tiga orng laki-laki. Setiap laki-laki membunuh dua ekor banteng.banteng itu harus
memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu: berumur 4-5 tahun, tidak cacat, dan telah mempunyai
tanduk yang runcing serta bagus. Banteng-banteng ini telah diperiksa oleh dokter hewan
setempat sebelum bertanding. Dokter hewan berhak menolak banteng yang tidak memenuhi
syarat, misalnya: masih dibawah umur, tanduk masih lemah, ada kelainan di mata, atau
penyakit yang nyata kelihatan.

Laki-laki yang bertugas membunuh mereka disebut matador. Pilihan banteng yang akan
mereka bunuh tergantung hasil undian. Setiap matador mempunyai tiga orang candrilla yang
terdiri dari lima-enam orang yang dibayar dn diperintah oleh matador. Tiga dan lima/enam
orang tersebut menolongnya dilapangan, dengan memakai mantel tanpa lengan dan atas
perintahnya menempatkan banderillas yaitu kayu yang panjangnya tiga kaki dengan ujung
yang tajam dan berbentuk garpu yang disebut peones atau banderilleos. Yang dua lagi
dinamakan picadors, mereka muncul dengan menunggang kuda di arena.
(Earnest emingway, The Bullfight)

Dari contoh diatas, dapat dilihat peralihan antara paragraf pertama dan pargraf kedua.

PENGEMBANGAN PARAGRAF 9
Paragraf pertama bercerita tentang banteng, sedangkan paragraf kedua tentang laki-laki
yang bertugas membunuh banteng (matador). Paragraf pertama dan kedua pun terlihat
berhubungan erat.

Perhatikan pula contoh 2 berikut:

Tanda-tanda lalu lintas agaknya sudah dijadikan sebagai simbol(lambang) yang berlaku
dimana-mana dan mudah dipahami. Setiap pengendara atau masyarakat mengetahui arti dan
fungsinya. Sekarang timbul pertanyaan, apakah sebetulnya simbol itu? Dengan singkat dapat
dikatakan bahwa simbol ialah sesuatu yang pengandung arti lebih dari yang terdapat dalam
fakta. Di sekeliling kita banyak simbol-simbol yang digunakan manusia untuk
berkomunikasi. Simbol yang pemakaiannya begitu umum terdapat juga dalam puisi. Bahkan
dalam puisi, pemakaian simbol cukup dominan. Justru disinilah letak unsur seninya, karena
simbol itu erat sekali hubungannya dengan tujuan penyair untuk menyuarakan sesuatu secara
tepat yang berkaitan erat dengan pengimajiannya.

Dari contoh di atas dapat dilihat bahwa penulis menambahkan hal-hal yang penting
untuk memerinci apa yang diutarakan dalam paragraf terdahulu. Penulis menguraikan hal-
hal yang berkaitan dengan paragrafpertama dan memberikan contoh yang spesifik
penggunaan simbol dalam bidang lain yaitu puisi.

E. Teknik Pengembangan Paragraf

Dalam mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal


berikut:

1) Susunlah kalimat topik dengan baik dan layak (jangan terlalu spesifik sehingga sulit
dikembangkan,jangan pula terlalu luas sehingga memerlukan penjelasan yang
panjang lebar).
2) Tempatkanlah kalimat topik tersebut dalam posisi yang menyolok dan jelas dalam
sebuah paragraf.
3) Dukunglah kalimat topik tersebut dengan detail-detail atau perincian-perincian yang
tepat.
4) Gunakan kata-kata transisi, frase, dan alat lain di dalam dan di antara paragraf.

PENGEMBANGAN PARAGRAF 10
Teknik Pengembangan Paragraf
Beberapa teknik cara yang dapat dilakukan seorang penulis dalam mengembangkan
paragraf adalah:

I. Teknik Alamiah

Teknik alamiah merupakan pengembangan paragraf berdasarkan urutan ruang dan


waktu.urutan seperti ini biasa disebut dengan istilah kronologis. Adapun keruntutan
penyampaian informasi diharapkan memudahkan pemahaman pembaca.

a) urutan ruang (spasial)

Yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam
sebuah ruang.misalnya gambaran dari depan ke belakang,dari luar ke dalam,dll.
Contoh:

Bangunan itu terbagi dalam empat ruang.pada ruang pertama yang sering disebut
dengan bangsal srimanganti, terdapat dua pasang kursi kayu ukiran jepara. Ruangan ini
sering digunakan adipati sindungriwut untuk menerima tamu kadipaten. Di sebelah kiri
bangsal srimanganti, terdapat ruangan khusus untuk menyimpan benda-benda pusaka
kadipaten dan cendera mata dari kadipaten- kadipaten lain. Ruangan ini tertutup rapat dan
selalu dijaga oleh kesatria-kesatria terpilih kadipaten ranggenah. Ruangan tempat
menyimpan benda-benda pusaka dan cendera mata ini sering disebut kundalini mesem. Agak
jauh disebelah kanan ruang kundalini terdapat sebuah ruangan yang senantiasa menebarkan
aroma dupa. Ruang ini disebut ruang pamujan karena ditempat inilah sang adipati selalu
mengadakan upacara dan kebaktian .beberapa meter dari ruang pamujan terdapat ruangan
kecil dengan sebuah tempayan besar ditengahnya. Ruangan ini sering disebut dengan ruang
reresik, karena ruangan ini sering digunakan untuk membersihkan diri sang adipati sebelum
masuk ke ruang pamujan.

b) Urutan waktu (kronologis)

Yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.

PENGEMBANGAN PARAGRAF 11
Contoh:

Menendang bola dengan sepatu baru dikenalnya sekitar tahun 1977, saat ia baru lulus
dari stm negeri 3 jurusan teknik elektro. Yang pertama kali melatihnya adalah klub halilintar.
Dari sini prestasinya terus menanjak hingga kemudian ia dapat bergabung dengan klub pelita
jaya sampai sekarang. Tahun 1984 ia pernah dipanggil untuk memperkuat PSSI ke merdeka
games di malaysia. Waktu ia dipanggil lagi untuk turnamen di Burnei tahun 1985, ia gagal
memenuhinya karena kakinya cedera.

II. Teknik Klimaks Dan Anti Klimaks

Antiklimaks dimulai dari informasi yang memiliki gradasi tinggi (penting) menuju
informasi yang gradasinya rendah.sedangkan teknik klimaks dimulai dari hal yang
gradasinya kurang penting menuju ke hal yang gradasinya sangat penting.

a. Klimaks

Contoh:

Bentuk traktor mengalami perkembanagn dari zaman ke zaman seiring dengan


kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya,
ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian
orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini
sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor
semacam ini adalah hasil perusahaan carterpilar. Di samping carterpiler , ford pun tidak
ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau
kalah bersaing dalam bidang ini.produk jepang yang khas di indonesia terkenal dengan nama
padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.
Pikiran utama dari paragaraf diatas adalah”bentuk traktor mengalami perkembangan dari
zaman ke zaman . Pikiran utama itu kemudian dirinci dengan gagasan:traktor yang
dijalankan dengan mesin uap, traktor yang memakai roda rantai, traktor buatan ford, dan
traktor buatan Jepang.

Variasi dari klimaks adalah antiklimaks pengembangan dengan antiklimaks dilakukan


dengan cara menguraikan gagasan dari yang paling tinggi kedudukannya, kemudian
perlahan-lahan menurun ke gagasan lain yang lebih rendah.

PENGEMBANGAN PARAGRAF 12
III. Teknik Umum Khusus(Deduktif) Dan Khusus Umum(Induktif)

Teknik umum khusus dimulai dari gagasan utama dan dilanjutkan dengan hal khusus
sebagai pengembanganya. Sedangkan teknik khusus umum dimulai dari hal-hal khusus yang
merupakan penjelasan, kemudian disimpulkan menjadi hal satu gagasan umum. simpulan
tersebut merupakan gagasan utama atau pokok pikiran paragraf tersebut.
Contoh:

a. Deduktif

Salah satu kedudukan bahasa indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini
dimiliki sejak dicetuskannya sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober 1928. Kedudukan ini
mungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa melayu yang mendasari bahasa indonesia telah
menjadi lingua franca selama berabad-abad diseluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi
oleh faktor tidak terjadinya persaingan bahasa, maksudnya persaingan bahasa daerah yang
satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannya sebagai bahasa
nasional.

b. Induktif

Dokumen-dokumen dan keputusan –keputusan serta surat menyurat yang dikeluarkan


pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya ditulis dalam bahasa indonesia.pidato-
pidato,terutama pidato kenegaraan ,ditulis dan diucapkan dengan bahasa indonesia .hanya
dalam keadaan tertentu ,demi kepentingan antar bangsa kadang-kadang pidato resmi ditulis
dan diucapkan dalam bahasa asing,terutama bahasa inggris.demikian juga pemakaian bahasa
indonesia oleh masyarakat indonesia dalam upacara,peristiwa,dan kegiatan
kenegaraan.dengan kata lain,komunikasi timbal balik antara pemerintah dengan masyarakat
berlangsung dengan menggunakan bahasa indonesia.

IV. Teknik Perbandingan Dan Pertentangan.

Teknik ini mencoba memperjelas gagasan utama dengan jalan membandingkan dan
mempertentangan hal-hal yang dibicirakan. Dalam hal ini penulis ini menunjukkan
persamaan dan perbandingan antara dua hal. Hal-hal yang dapat dibandingkan adalah tingkat
kesamaan dan perbedaan kedua hal tersebut.dan ungkapan yang biasa digunakan
seperti:(berbeda dari, bertentangan dengan, sedangkan, lain halnya dengan, akan tetapi, dan
bertolak belakang dari), ini dalam pertentangan.(serupa dengan, seperti halnya, demikian

PENGEMBANGAN PARAGRAF 13
juga, sama dengan, sejalan dengan, akan tetapi, sedangkan, dan sementara itu), ini dalam
perbandingan.

a. Perbandingan.

Contoh:

Seruan”kiri”!seorang penumpang angkot untuk turun dri mobil yang ditumpanginya,


misalnya di bandung, mungkin tidak lazim di beberapa daerah lain seperti: manado,
gorontalo, dan malaysia, yang membuat para penumpang serempak menengok kekiri.
Seperti halnya di bandung, di jakarta juga menggunakan seruan“kiri”untuk menghentikan
angkot. Akan tetapi, di manado kata yang di serukan yaitu”muka”, sementara itu,
seruan”minggir!”lazim di gunakan di daerah lampung untuk menandakan penumpang yang
akan berhenti .lain halnya dengan di padang, meskipun penumpang yang turun lebih dari
satu atau mungkin seluruh penumpangnya, kata seruan yang di gunakan”siko cieh!”yang
berarti”di sini satu!”.(mulyana,2000:259)

b. Pertentangan

Contoh:

“orde 1998-2006. Atau orde politik Indonesia kinijau berbedah dari”orde 1997-1998.”
Ini menyebabkan kehidupan dan penegakan hokum dalam kedua priode orde itu juga
berbedah besar. Orde pemerintah Soeharto memiliki kecendrungan kuat ke arah sentralisme,
otoriter, dan represif. Kekuasaan politik dengan efisien dan efektif mengendalikan
kekuasaan publik, baik legislatif, eksekutif, maupun yudikatif. Meski peraturan yang
membolehkan campur tangan presiden kedalam penngadilan dicabut dalam priode itu, tetapi
pencabutan itu tidak dapat menahan kekuatan politik Soeharto untul mencampuri urusan
pengadilan. Sejak 1998, orde politik disebut reformasi bertolak belakang dengan watak orde
sebelumnya.

V. Teknik Analogi

Teknik ini digunakan untuk membandingkan atau menyamakan sesuatu dengan yang
sudah dikenal dengan yang kurang dikenal tersebut. Analogi juga biasa dilakukan seseorang
dalam membuat simpulan yang didasarkan atas sesuatu yang sudah ada. Akan tetapi, model
berpikir analogi ini tidak selalu benar. Untuk itu dalam karya ilmiah jarang digunakan kata-
kata yang biasa digunakan yaitu: ibaratnya, seperti, dan bagaikan.

PENGEMBANGAN PARAGRAF 14
Contoh:

Dalam persoalan poso, kita memang diingatkan bahwa penanganannya tidaklah mudah.
Ibaratnya kita diminta untuk memegang telur. Kalau terlalu keras memegangnya, telur itu
akan pecah, tetapi kalau terlalu longgar juga akan pecah karena akan terlepas dari tangan.
Kita harus menanganinya secara tepat dan harus menjadi perhatian kita bersama janganlah
masalah ini membuat kita sebagai bangsa menjadi pecah.kasihan para pahlawan dan mereka
yang berharap masa depan.”(kompas,2006:6).

VI. Teknik Contoh-contoh

Teknik ini memberikan hal yang konkret yang dapat memberikan bukti atau penjelasan
kepada pembaca yang bersifat lebih umum, hal tersebut biasa disebut generalisasi.
Pengambilan simpulan secara generalisasi diperlukan contoh-contoh yang valid,sehingga
dapat disimpulkan dengan tepat(benar).kata yang biasa digunakan: seperti, misalnya, dan
contohnya.
Contoh:

Selain tipe introver, sifat manusia yaitu ekstrover. Tipe ekstrover yaitu orang-orang
yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya, kepada orang lain, dan
kepada masyarakat.orang yang tergolong tipe ekstrover memiliki sifat-sifat tertentu
contohnya berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah tamah, penggembira,mudah
memengaruhi,dan mudah dipengaruhi oleh orang lain.(purwanto,1984:147)

VII. Teknik Sebab Akibat

Teknik sebab akibat dapat diwujudkan dengan melihat hubungan antar kalimat dalam
paragraf. Hubungan kalimat yang satu dengan yang lain dapat berbentuk sebab-
akibat.sebab dapat berfungsi sebagai kalimat utama.dan akibat sebagai kalimat penjelasnya.
Dapat pula sebaliknya,akibat sebagai kalimat utama dan dijelaskan dengan beberapa
penyebab sebagai perinciannya sehingga pembaca mudah memahami.kata yang biasa
dipakai yaitu: padahal, akibatnya, oleh karena itu, dan karena.

Contoh:

Seharusnya indonesia telah menerapkan negara kesejahteraan sejak awal kemerdekaan.


Program jamsostek baru dimulai pada 1976 sehingga indonesia tertinggal membentuk
tabungan nasional. Padahal, malaysia telah memulainya sejak 1959. Akibatnya, saat krisis

PENGEMBANGAN PARAGRAF 15
melanda asia pada 1997/1998, indonesia paling sulit untuk bangkit lagi. Oleh karena
itu,indonesia perlu melakukan reformasi penyelenggaraan program jaminan sosial.

VIII. Teknik Definisi Luas

Teknik ini merupakan pemberian penjelasan tentang sesuatu dengan beberapa kalimat
untuk memperjelas definisi.kadang-kadang penulis terpaksa menguraikan penjelasan
tersebut ke dalam beberapa kalimat,dan bahkan beberapa alinea.dan kata-kata yang biasa
digunakan yaitu: adalah,yaitu,ialah,merupakan.

Adalah: Biasanya digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata
benda.

Yaitu: Digunakan jika sesuatu yang akan didefinisikan diawali dengan kata kerja atau
sifat.

Ialah: Digunakan jika akan menjelaskan sinonim,

Merupakan: Jika akan mendefinisikan pengertian rupa atau wujud .

Contoh:

Apakah psikologi itu?R.S Woodworth berpendapat,”psikologi adalah ilmu jiwa


.”sedangkan menurut crow dan crow “psikologi adalah kejiwaan manusia dalam berinteraksi
dengan dunia sekitarnya.”sementara itu, santian mengemukakan bahwa psikologi
merupakan perwujudan tingkah laku manusia.

IX. Teknik Klasifikasi

Teknik ini merupakan penggunaan cara pengelompokkan hal-hal yang sama untuk
memperjelas kalimat utama. Pada mulanya penulis mengelompokkan suatu hal berdasarkan
persamaannya, Kemudian diperinci lagi lebih lanjut kedalam kelompok-kelompok yang
lebih kecil dan detail. Pengelompokkan yang didasarkan pada persamaan biasanya dapat
memberikan sebuah simpulan yang tepat.

Contoh:

Dalam karang mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain
kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan
atau penyajian.Yangtermasuk kemampuan kebahasaan adalah kemampuan menerapkan
ejaan,pungtuasi,kosa kata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan

PENGEMBANGAN PARAGRAF 16
kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan
pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan
yang sistematik.

PENGEMBANGAN PARAGRAF 17
BAB III.
PENUTUP

A. Kesimpulan
1) Paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang
berhubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Paragraf juga
dapat dikatakan sebagai sebuah karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya
paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu gagasan mulai dan berakhir.

2) Asas-asas Paragraf meliputi kejelasan, keringkasan, ketepatan, kesatupaduan, pertautan,


harkat.

3) Syarat-syarat paragraf meliputi Kesatuan dan Kepaduan paragraf.

4) Teknik pengembangan paragraf meliputi Teknik alamiah, teknik kelimaks & anti klimaks,
teknik umum khusus & khusus umum, teknik perbandingan & pertentangan, teknik analogi,
teknik contoh-contoh, teknik sebab akibat, teknik definisi luas dan teknik klasifikasi.
semoga dengan kami membahas makalah ini menjadi tambah wawasan kita tentang bahasa
indonesia dan lebih cinta kepada bahasa kita sendiri.

B. Saran
Pada kesempatan ini kami menyarankan kepada semua pihak yang merasa mempunyai
gagasan dalam mengembangkan pendidikan di dunia tulis menulis, agar selalu menuangkan
gagasanya dalam bentuk tulisan dengan mengembangkan keilmuannya.

PENGEMBANGAN PARAGRAF 18
DAFTAR PUSTAKA

– Imam Syafi’I, 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang: Ikip Malang


– Adjat Syakri. 1992. Bangun Paragraf Bahasa Indonesia. Bandung: ITB Bandung.
– A. Widyamarta. 1993. Seni Menuangkan Gagasan. Yogyakarta: Kanisius
– Dr. R. Kunanjar Rahardi & M. Hum. 2002. Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi. Jakarta:
Erlangga.
– Dra. Hj. Annijat. Maimunah, M. Pd. 2011. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi.
Malang: Uin Maliki Press.
– Aleka & H. Ahmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Kencana
Prenada.
– M. Rohmadi & Anidtiya sri Nugraheni. 20011. Belajar Bahasa Indonesia. Cakrawala
Media

PENGEMBANGAN PARAGRAF 19

Anda mungkin juga menyukai