Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PARAGRAF

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Theresia S. Pd, M. Pd

Disusun Oleh :

Ismul munandar : E28120275

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TADILAKO

PALU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

terselesaikannya makalah yang berjudul “ Paragraf ˮ. Makalah yang masih perlu

Dikembangkan lebih jauh ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak yang membacanya . Makalah ini dibuat sebagai tugas mata kuliah bahasa

Indonesia secara garis besar membahas tentang paragraph .

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan , bimbingan , dan dorongan dari

berbagai pihak , penulis tidak mungkin menyelesaikan penyusunan makalah ini .

Untuk itu ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu . Penulis sangat mengharpkan kritik dan saran yang konstruktif demi

perbaikan makalah ini .

Palu , 30 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................1

D.Manfaat Penulisan....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Paragraf / Alinea..............................................................2

B. Fungsi Paragraf.................................................................................3

C. Syarat Pembentukan Paragraf / Alinea .............................................3

D. Pembagian Paragraf ..........................................................................4

E. Tanda Paragraf / Alinea ....................................................................4

F. Rangka atau Struktur Paragraf ...........................................................5

G. Posisi Kalimat Topik Paragraf atau Alinea .......................................6

H. Teknik Pengembangan Paragraf........................................................6

I. Pembagian Paragraf Menurut Teknik Pemaparannya ........................7

BAB III PENUTU

A. Kesimpulan.....................................................................................8

B. Saran...............................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................9
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Media cetak atau dengan kata lain melalui tulisan adalah salah satu media

yang banyak digunakan untuk menyebarluaskan hasil pemikiran, baik konseptual

maupun yang disertai bukti empiris. Makin efektif tulisan yang dibuat, makin

tinggi kemungkinan tulisan dipahami oleh pembaca.

Untuk menghasilkan tulisan yang efektif, salah satu hal yang perlu

diperhatikan adalah mengenai paragraf. Paragraf adalah seperangkat kalimat yang

membicarakan suatu gagasan atau topik. Seluruh isi paragraf memperbincangkan

satu masalah atau sekurang-kurangnya bertalian erat dengan masalah itu. Hal ini

menjadi penting agar yang membaca tulisan tersebut dapat menangakap ide yang

disampaikan dengan benar.

Selain pemahaman mengenai apa itu paragraf/alinea,kita juga diharuskan

memahami hal-halyang berkaitan dengan paragraf/alinea itu sendiri.

Untuk mengetahui lebih jauh tentang paragraf/alinea dan hal-hal yang

berhubungan dengan paragraf/alinea, makalah sederhana ini mencoba

menguraikan semua point-point yang ada dan disajikan pada bab II pembahasan

masalah.

B.Rumusan Masalah
     1.      Apa itu paragraf atau alinea?

     2.      Apa saja fungsi paragraf atau alinea?

     3.      Apa saja syarat-syarat paragraf atau alinea?

     4.      Bagaimana pembagian paragraf atau alinea menurut jenisnya?

     5.      Apa tanda paragraf atau alinea?

     6.      Bagaimana rangka/struktur paragraf atau alinea?

     7.      Bagaimana posisi kalimat topik paragraf atau alinea?

     8.      Untuk apa pengembangan paragraf atau alinea itu?

     9.      Bagaiman teknik pengembangan paragraf atau alinea?

    10.  Bagaimana pengembangan paragraf menurut teknik  pemaparannya?

C.    Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut , maka tujuan

penulisan makalah ini adalah

     1.      Untuk mengetahui mengenai paragraf atau alinea secara umum yang sering

digunakan dalam kegiatan karya tulis.

     2.      Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan paragraf atau alinea itu

sendiri, mulai Dari syarat sebuah paragraf atau  hingga berbagai macam bentuk

paragraf atau alinea berdasarkan jenis atau teknik pemaparannya. 

D.    Manfaat Penulisan

1.      Mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami pengertian paragraf atau alinea

yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah.


2.      Mampu memahami  hal-hal berkaitan dengan paragraf atau alinea yang sering

digunakan dalam penulisan karya ilmiah, seperti jenis-jenis paragraf/alinea,

struktur paragraf/alinea, manfaat pengembangan paragaf/alinea hingga teknik

pengembangan paragraf/alinea.

3.      Dapat menjadi tambahan referensi contoh-contoh makalah yang dapat

dijadikan acuan atau pedoman dipembuatan makalah-makalah baik tugas-tugas

mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun mata pelajaran yang lainnya.


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Paragraf/Alinea

Paragraf disebut juga alinea. Kata tersebut merupakan serapan dari bahasa

Inggris paragraph. Kata Inggris “paragraf” terbentuk dari kata Yunani para yang

berarti “sebelum” dan grafein “menulis atau menggores”. Sedangkan kata alinea

dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Alinea berarti “Berdasarkan latar

belakang tersebut maka rumusan masalah pembuatan makalah ini adalah

     1.      Apa itu paragraf atau alinea?

     2.      Apa saja fungsi paragraf atau alinea?

     3.      Apa saja syarat-syarat paragraf atau alinea?

     4.      Bagaimana pembagian paragraf atau alinea menurut jenisnya?

     5.      Apa tanda paragraf atau alinea?

     6.      Bagaimana rangka/struktur paragraf atau alinea?

     7.      Bagaimana posisi kalimat topik paragraf atau alinea?

     8.      Untuk apa pengembangan paragraf atau alinea itu?

     9.      Bagaiman teknik pengembangan paragraf atau alinea?

    10.  Bagaimana pengembangan paragraf menurut teknik  pemaparannya?

C.    Tujuan Penulisan

     1.      Untuk mengetahui mengenai paragraf atau alinea secara umum yang sering

digunakan dalam kegiatan karya tulis.


     2.      Untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan paragraf atau alinea itu

sendiri, mulai Dari syarat sebuah paragraf atau  hingga berbagai macam bentuk

paragraf atau alinea berdasarkan jenis atau teknik pemaparannya. 

D.    Manfaat Penulisan:

1.      Mahasiswa dan mahasiswi mampu memahami pengertian paragraf atau

alinea yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah.

2.      Mampu memahami  hal-hal berkaitan dengan paragraf atau alinea yang

sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah, seperti jenis-jenis paragraf/alinea,

struktur paragraf/alinea, manfaat pengembangan paragaf/alinea hingga teknik

pengembangan paragraf/alinea.

3.      Dapat menjadi tambahan referensi contoh-contoh makalah yang dapat

dijadikan acuan atau pedoman dipembuatan makalah-makalah baik tugas-tugas

mata pelajaran Bahasa Indonesia maupun mata pelajaran yang lainnya.


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Paragraf/Alinea

Paragraf disebut juga alinea. Kata tersebut merupakan serapan dari bahasa

Inggris paragraph. Kata Inggris “paragraf” terbentuk dari kata Yunani para yang

berarti “sebelum” dan grafein “menulis atau menggores”. Sedangkan kata alinea

dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama. Alinea berarti ““mulai dari baris

baru” (Adjad Sakri,1992). Paragraf atau alinea tidak dapat dipisah-pisahkan

seperti sekarang, tetapi disambung menjadi satu. Menurut Lamuddin Finoza,

paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan gabungan

beberapa kalimat, sedangkan dalam bahasa Yunani, sebuah paragraf (paragraphos,

“menulis di samping” atau “tertulis di samping”) adalah suatu jenis tulisan yang

memiliki tujuan atau ide. Jadi, paragraf atau alinea adalah suatu bagian dari bab

pada sebuah karangan yang mana cara penulisannya harus dimulai dengan baris

baru dan kalimat yang membentuk paragraf atau alinea harus memperlihatkan

kesatuan pikiran. Selain itu, kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf atau alinea

harus saling berkaitan dan hanya membicarakan satu gagasan. Bila dalam sebuah

paragraf atau alinea terdapat lebih dari satu gagasan, paragraf atau alinea itu tidak

baik dan perlu dipecah menjadi lebih dari satu paragraf atau alinea. Perhatikan

contoh paragraf atau alinea di bawah ini.

Sampah yang setiap hari kita buang sebenarnya bisa disederhanakan

menjadi dua macam, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Sampah
organik adalah sampah yang mudah membusuk, seperti sisa makanan dan daun-

daunan yang biasanya basah. Sampah anorganik adalah sampah yang sulit atau

yang tidak bisa membusuk, umpamanya plastik, kaca, logam, kain, dan karet.

Dalam contoh paragraf atau alinea di atas terdapat satu pokok

pembicaraan, yaitu sampah (organik dan  anorganik). Masalah tersebut

diungkapkan dengan menggunakan tiga kalimat, bobot ide/gagasan yang

dihasilkan oleh paragraf atau alinea itu tentu lebih tinggi atau lebih luas jika

dibandingkan dengan ide sebuah kalimat.

B.     Fungsi Paragraf atau Alinea

Paragraf/alinea memiliki fungsi sebagai berikut:

      a.       Mengekspresikan  gagasan tertulis dengan bentuk suatu pikiran yang tersusun

logis dalam satu kesatuan.

      b.      Menandai peralihan gagasan baru dalam sebuah karangan yang terdiri dari

beberapa paragraf.

     c.       Memudahkan pengorganisasian gagasan bagi penulis, sehingga pembaca dapat

memahami dengan mudah.

       d.      Memudahkan pengendalian variabel dalam karangan.

C.    Syarat Pembentukan Paragraf/Alinea

Suatu paragraf/alinea dianggap bermutu dan efektif mengkomunikasikan

gagasan yang didukungnya apabila paragraf/alinea itu lengkap, artinya

mngandung pikiran utama dan pikiran-pikiran penjelas. Di samping itu sama


halnya dengan kalimat, paragraf/alinea harus memenuhi persyaratan tertentu.

(Keraf, 1980:67) Adapun syarat-syarat tersebut antara lain.

1.            Kesatuan

Yang dimaksud dengan kesatuan adalah bahwa paragraf/alinea tersebut harus

memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau sebuah tema tertentu.

Jadi kesatuan di sini bukan berarti satu atau singkat kalimatnya, melainkan

berarti kalimat-kalimat yang ada dalam paragraf/alinea tersebut menyatu untuk

mendukung pikiran utama sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh. Contoh

paragraf/alinea yang memenuhi persyaratan kesatuan.

Masalah mahasiswa di Indonesia umum sekali. Mereka kebanyakan sulit

untuk sepenuhnya memusatkan perhatian pada studi mereka. Kebanyakan dari

mereka adalah pemuda-pemuda dari keluarga biasa yang kurang mampu. Para

mahasiswa itu pun mencari pekerjaan. Oleh karena itu selama belajar mereka

kadang-kadang terganggu oleh keadaan ekonomi.

Apabila paragraf/alinea di atas kita analisis, akan kita temukan.Pikiran utama

masalah umum dalam dunia mahasiswa Pikiran penjelas : sulit memusatkan

perhatian berasal dari keluarga biasa terganggu oleh ekonomi

Unsur-unsur penunjang pada paragraf/alinea di atas benar-benar mendukung

gagasan utama. Dengan perkataan lain, unsur-unsur penunjang paragraf/alinea

tersebut membentuk kesatuan ide.

2.            Kepaduan (Koherensi)

Syarat kedua yang harus dipenuhi sebuah paragraf/alinea adalah bahwa

paragraf/alinea tersebut harus mengandung koherensi atau kepaduan yang baik.


Kepaduan yang baik itu terjadi apabila hubungan timbal balik antara kalimat-

kalimat yang membina paragraf/alinea tersebut, baik, wajar, dan mudah dipahami

tanpa kesulitan. Pembaca dengan mudah mengikuti jalan pikiran penulis, tanpa

merasa bahwa ada sesuatu yang menghambat atau semacam jurang yang

memisahkan sebuah kalimat dari kalimat lainnya, tidak terasa loncatan-loncatan

pikiran yang membingungkan (Keraf, 1980:75). Koherensi suatu paragraf dapat

ditunjukkan oleh.

        a.       Pengulangan kata/kelompok kata kunci atau disebut repetisi

        b.      Penggantian kata/kelompok kata atau subtitusi

        c.       Pengulangan kata/kelompok kata atau transisi

        d.      Hubungan implisit atau penghilangan kata/kelompok kata tertentu atau

ellipsis.

Berikut ini dikemukakan kata-kata atau frase transisi, seperti dikemukakan

oleh Keraf (1980:80-81).

     a.        Hubungan yang menyatakan tambah terhadap sesuatu yang telah disebut,

misalnya: lebih lagi, tambahan, lagi pula, selanjutnya, di damping itu, akhirnya,

dan sebagainya.

    b.   Hubungan yang menyatakan pertentangan, misalnya: tetapi, namun,

bagaimanapun juga, sebaliknya, walaupun, demikian, biarpun, meskipun.

      c.       Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: sama halnya, seperti,

dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebagaimana.

     d.      Hubungan yang menyatakan akibat, misalnya; sebab itu, oleh sebab itu, oleh

karena itu, jadi, maka, akibatnya, karena itu.


      e.       Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: untuk maksud itu, untuk

maksud tertentu, untuk maksud tersebut, supaya.

      f.       Hubungan yang menyatakan singkatan, misalnya contoh intensifikasi:

singkatnya, ringkasnya, secara singkat, pendeknya, pada umumnya, dengan kata

lain, yakni, yaitu, sesungguhnya.

      g.      Hubungan yang menyatkn waktu, misalnya: sementara itu, segera, beberapa

saat kemudian, sesudah, kemudian.

      h.      Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di situ, dekat, di

seberang, berdekatan dengan, berdampingan dengan. Contoh paragraf/alinea

menggunakan transisi yang benar.

Perkuliahan bahasa Indonesia sering dapat membosankan, sehingga tidak

dapat perhatian sama sekali dari mahasiswa. Hal ini disebabkan bahwa kuliah

yang disajikan dosen sebenarnya merupakan masalah yang sudah diketahui

mahasiswa, atau merupakan masalah yang tidak diperlukan mahasiswa. Di

samping itu mahasiswa yang sudah mempelajari bahasa Indonesia sejak mereka

duduk di bangku sekolah dasar atau sekurang-kurangnya sudah mempelajari

bahasa Indonesia selama dua belas tahun, merasa sudah mampu menggunakan

bahasa Indonesia. Akibatnya memilih atau menentukan bahan kuliah yang akan

diberikan kepada mahasiswa merupakan kesulitan tersendiri bagi para pengajar.

Perhatikan kata atau frase transisi yang digunakan (digarisbawahi)

menatakan hubungan kalimat. Tanpa menggunakan frase transisi ini tulisan di atas

akan terpotong-potong dan hubungan antar kalimat tidak jelas.

3.            Kejelasan
Suatu paragraf/alinea dikatakan lengkap, apabila kalimat topik ditunjang

oleh sejumlah kalimat penjelas. Tentang kalimat-kalimat penjelas ini sudah

dibicarakan di bagian awal tulisan ini, yaitu pada unsur-unsur paragraf. Kalimat-

kalimt penjelas penunjang utama atau penunjang kedua harus benar-benar

menjelaskan pikiran utama. Cara mengembangkan pikiran utama menjadi paragraf

serta hubungan antar kalimat utama dengan kalimat penjelas (detil-detil

penunjang) dapat dilihat dari urutan rinciannya. Rincian itu dapat diurut secara

urutan waktu (kronologis), urutan logis, terdiri atas sebab-akibat, akibat-sebab,

umum-khusus, khusus-umum, urutan ruang (spasial), urutan proses, contoh-

contoh dan dnegan detail fakta.

Pengait Paragraf/Alinea Agar paragraf/alinea menjadi padu digunakan

pengait paragraf, yaitu berupa:

         a.       Ungkapan penghubung transisi.

         b.      Kata ganti.

         c.       Kata kunci (pengulangan kata yang terpenting).

D.    Pembagian Paragraf/Alinea menurut Jenisnya

Dalam sebuah karangan biasanya terdapat tiga macam paragraf jika dilihat

dari segi jenisnya.

1.      Paragraf/Alinea Pembuka

Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala

pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Paragraf pembuka harus dapat

menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup menghubungkan pikiran


pembaca kepada masalah yang akan disajikan selanjutnya. Salah satu cara untuk

menerik perhatian ini ialah dengna mengutip pertanyaan yang memberikan

rangsangan dari para orang terkemuka atau orang yang terkenal. Sebagai awal

sebuah karangan, paragraf pembuka harus mampu menjalankan fungsi

       a.       Menghantar pokok pembicaraan.

       b.      Menarik minat dan perhatian pembaca.

       c.       Menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh

karangan.

2.      Paragraf/Alinea Pengembangan

Paragraf pengembangan ialah paragraf yang terletak antara paragraf

pembuka dan paragraf yang terakhir sekali di dalam bab atau anak bab. Paragraf

ini mengembangkan pokok pembicaraan yang dirancang. Paragraf pengembangna

mengemukakan inti persoalan yang akan dikemukakan. Satu paragraf dan

paragraf lain harus memperlihatkan hubungan dengan cara ekspositoris, dengan

cara deskriptif, dengan cara naratif, atau dengan cara argumentative yang akan

dibicarakan pada halaman-halaman selanjutnya.

Secara lebih rinci dapat dirumuskan bahwa fungsi paragraf pengembang di

dalam karangan adalah

       a.       Mengemukakan inti persoalan.

       b.      Mempersiapkan dasar atau landasan bagi kesimpulan.

       c.       Meringkas alinea sebelumnya.

       d.      Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya.
3.      Paragraf/Alinea Penutup

Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat pada akhir karangan atau

pada akhir suatu kesatuan yang lebih kecil di dalam karangan itu. Paragraf

penutup berupa simpulan semua pembicaraan yang telah dipaparkan pada bagian-

bagian sebelumnya. Karena paragraf ini dimaksudkan untuk mengakhiri karangan

atau bagian karangan, penyajiannya harus memperhatikan hal berikut ini.

a.       Sebagai bagian penutup, paragraf ini tidak boleh terlalu panjang.

b.      Isi paragraf harus benar-benar merupakan penutup atau kesimpulan akhir

sebagai cerminan inti seluruh uraian.

c.       Sebagai bagian paling akhir yang dibaca, hendaknya paragraf ini dapat

menimbulkan kesan yang mendalam bagi pembacanya.

E.     Tanda Paragraf/Alinea

Sebuah paragraf dapat ditandai dengan memulai kalimat pertama agak

menjorok ke dalam, kira-kira lima ketukan mesin ketik atau kira-kira dua

sentimeter. Agar para pembaca mudah dapat melihat permulaan tiap paragraf

sebab awal paragraf ditandai oleh kalimat permulaannya yang tidak ditulis dengan

sejajar dengan garis margin atau garis pias kiri. Penulis dapat pula menambahkan

tanda sebuah paragraf itu dengan memberikan jarak agak renggang dari paragraf

sebelumnya.

F.     Rangka atau Struktur Paragraf

Sebelum membahas mengenai struktur paragraf, yang perlu kita ketahui

adalah ciri-ciri paragraf, yaitu:


a.       Paragraf menggunakan pikiran utama yang dinyatakan dalam kalimat topik.

b.      Setiap paragraf menggunakan satu kalimat topik, selebihnya merupakan

kalimat penjelas dalam menguraikan kalimat topik.

c.       Paragraf mengunakan pikiran penjelas yang dinyatakan dalam kalimat

penjelas paragraf hanya berisi satu kalimat topik dan beberapa kalimat penjelas.

Adapun kalimat penjelas atau pendukung sesuai dengan namanya

berfungsi mendukung atau menjelaskan ide utama yang terdapat di dalam kalimat

topik.

  Ciri kalimat topik dan kalimat penjelas adalah sebagai berikut.

   Ciri kalimat topik:

a.       Mengandung permasalahn yang potensial untukdirinci dsn diuraikan lebih

lanjut.

b.      Merupakan kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.

c.       Mempunyai arti yang cukup jelas tanpa harus dihubungkan dengan kalimat

lain dalam satu paragraf.

d.      Dapat dibentuk tanpa bantuan kata sambung atau penghubung/transisi.

   Ciri kalimat penjelas:

a.       Sering merupakan kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri (dari segi arti)

b.      Arti kalimat ini kadang-kadang baru jelas setelah dihubungkan dengan

kalimat lain dalam satu paragraf.


c.       Pembentukannya sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa

penghubung/transisi.

d.      Isinya berupa rincian, keterangan, contoh dan data tambahan lain yang

bersifat memperjelas (mendukung) kalimat topik.

G.    Posisi Kalimat Topik Paragraf atau Alinea

a.       Pada Awal Paragraf ( Deduktif)

Kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal paragraf sehingga paragraf

bersifat deduktif, yaitu cara penguraian yang menjadikan pokok permasalahan

lebih dahulu, lalu menyusul uraian yang terinci mengenai permasalahan atau

gagasan paragraf (urutan umum-khusus).

b.      Akhir Paragraf ( Induktif)

Kalimat pokok yang ditempatkan pada akhir paragraf akan membentuk

paragraf induktif, yaitu cara penguraian yang menyajikan penjelasan terlebih

dahulu, barulah diakhiri dengan pokok pembicaraan (urutan khusus-umum).

Penyajian paragraf  dengan cara ini lebih sulit jika dibandingakan dengan paragraf

deduktif, tetapi paragrafnya akan terasa lebih argumentatif

c.       Pada awal dan akhir paragraf/alinea

Kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf/ alinea

sehingga terbentuk paragraf/alinea campuran. Kalimat pada akhir paragraf/alinea

akan lebih bersifat pengulangan atau penegasan kembali gagasan utama

paragraf/alinea yang terdapat pada awal paragraf/alinea.


d.      Pada seluruh paragraf/alinea

Seluruh kalimat yang membangun paragraf/alinea sama pentingnya

sehingga tidak satu pun kalimat khusus menjadi kalimat topik. Kondisi demikian

bisa terjadi akibat sulitnya menentukan kalimat topik karena kalimat yang satu

dengan yang lain sama-sama penting. Paragraf/alinea semacam ini sering

dijumpai dalam uraian-uraian yang bersifat deskriptif dan naratif.

H.    Teknik Pengembangan Paragraf

Beberapa teknik pengembangan paragraf sebagai berikut:

a.       Generalisasi adalah pengembangan paragraf dengan mengambil kesimpulan

secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa yang

dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili pengembangan paragraf tersebut.

b.      Analogi adalah pengembangan paragraf dengan memperbandingkan dua hal

yang banyak persamaannya, sehingga dapat menarik kesimpulan dari persamaan

tersebut. Dengan tujuan untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal pada

perbandingan itu.

c.       Klasifikasi adalah pengenbangan dengan cara mengkelompokkan benda-

benda yang memiliki persaman ciri, sifat, bentuk, dan ukuran, agar terperinci

dalam pengelompokkan.

d.      Perbandingan adalah memperjelas gagasan utama dengan memperbandingkan

hal- hal yang dibicarakan. Dalam hal ini penulis menunjukkan persamaan dan

perbedaan antara dua hal. Dengan memakai konjungsi tetapi, melainkan, apalagi.
e.       Sebab akibat adalah pengembangan yang dimulai dengan mengemukakan

fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan yang menjadi akibat.

Penalaran ini digunakan untuk menerangkan suatu kejadian dan akibat yang

ditimbulkannya atau sebaliknya. Artinya, hubungan kejadian dan

penyebabnyaharus terungkap jelas dan informasinya sesuai dengan jalan fikiran

manusia.

f.       Akibat sebab adalah pengembangan yang dimulai dengan fakta husus yang

menjadi akibat, kemudian fakta itu dianalisis untuk diambil kesimpulan.

g.      Metode definisi luas adalah usaha untuk menerapkan dan menerangkan

konsep istilah tertentu sehingga memerlukan uraian yang panjang. Untuk itu perlu

memperhatikan klasifikasi konsep dan tidak boleh mengulang kata atau istilah

yang didefinisikan di dalam teks definisi itu sendiri.

h.      Metode alamiah/proses adalah jika isi penguraiannya berupa suatu proses

tindakan atau perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Misalnya:

proses kerja suatu mesin, tentu sangat berbeda dengan proses peristiwa sejarah.

i.        Metode gambar adalah dimaksudkan untuk menambah dan memperjelas

pernyataan tertulis. Gambar dicantumkan supaya pembaca mengetahui gambar

yang harus dilihatnya. Pengertian gambar disini meliputi tabel, grafik, diagram,

model peta, gambar tangan, gambar teknik, fotografi.

I.       Pembagian Paragraf Menurut Teknik Pemaparannya

Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi dalam empat macam,

yaitu deskriptif, ekspositoris, argumentatif, dan naratif.


a.       Deskriptif

Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan. Paragraf ini

melukiskan apa yang terlihat di depan pembicaranya dapa berurutan dari atas ke

bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan dengna hal-

hal yang tertangkap oleh pancaindera.Contoh sebuah paragaf deskriptif

Pasar Taman Wisma adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang

ada disana. Di toko yang paling depan berderet toko baju seragam dan sepatu. Di

dalam terdapat penjual ikan-ikan yang masih segar-segar dan berderet. Di

samping kanan pasar terdapat penjual sayur-sayuran, bumbu dapur dan peralatan

masak. Di samping kiri pasar terdapat penjual pakain dan obat-obatan. Pada

bagian belakang pasar kita dapat menemukan pedagang daging dan penjual es

cendol.

b.      Ekspositoris

Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini

menampilkan suatu objek. Peninjuannya tertuju pada satu unsur saja.

Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisi kronologis atau

keruangan.Contoh paragraf ekspositoris

Pasar Taman Wisma Asri adalah pasar yang kompleks. disamping itu

terdapat dua puluh lima kios penjual kebutuhan sehari-hari. setiap hari rata-rata

terjual dua puluh meter untuk setiap kios. Dari data ini dapat diperkirakan berapa

besarnya uang yang masuk ke kas Bekasi dari pasar Taman Wisma Asri.  

c.       Argumentasi
Paragraf argumentasi sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris.

Paragraf argumentasi disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih bersifat membujuk

atau meyakinkan pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini

menggunakan perkembangan analisis.Contoh paragraf argumentasi

Industrialisasi di negara kita mendorong mendorong didirikannya berbagai

macam pabrik yang memproduksi beraneka barang. Pabrik-pabrik itu memberikan

lapangan kerja kepada ribuan tenaga kerja, baik yang berasal dari masyarakat di

sekitar pabrik maupun dari daerah-daaerah lain. Dengan demikian, adanya

berbagai macam pabrik dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Di

samping itu, beraneka barang yang diproduksi oleh pabrik-pabrik tersebut telah

meningkatkan ekspor non migas serta menghasilkan devisa bagi negara kita.

d.      Naratif

Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab

itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kia temukan dalam novel,

cerpen, atau hikayat. Contoh paragraf naratif :

Siang itu ibu kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang keluar

rumah. Bahkan ibu mengatakan bahwa aku tidak akan mendapatkan uang jajan ke

sekolah. Itu semua di gara-gara aku menghilangkan barang kesayangan ibu.


BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Paragraf/alinea adalah suatu bagian dari bab pada sebuah karangan yang

mana cara penulisannya harus dimulai dengan garis baru. Secara umum

paragraf/alinea diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari kalimat

Syara-syarat paragraf/alinea yang baik harus memiliki dua ketentuan yaitu

kesatuan, kepaduan,dan kejelasan paragraf/alinea. Pembagian paragraf/alinea

menurut jenisnya yaitu paragraf/alinea pengembang, paragraf/alinea pembuka,

dan paragraf/alinea penutup. Paragraf/alinea dapat ditandai dengan memulai

kalimat pertama agak menjorok ke dalam atau memberikan jarak agak renggang

dari paragraf sebelumnya.

Rangka atau struktur sebuah paragraf/alinea terdiri atas sebuah kalimat topik

dan beberapa kalimat penjelas. Ada empat macam cara untuk menempatkan

kalimat topik atau kalimat pokok dalam sebuah paragraf/alinea, yaitu pada awal

paragraf/alinea, pada akhir paragraf/alinea, pada awal dan akhir paragraf/alinea,

dan pada seluruh paragraf/alinea.

Mengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik. Pada

umumnya ada enam metode yang dugunakan untuk pengembangan alinea, yaitu

generalisasi, analogi, klasifikasi, perbandingan, sebab akibat, akibat sebab,

metode definisi, metode alamiah, dan metode bergambar.

Paragraf menurut teknik pemapanrannya dapat dibagi dalam empat macam,

yaitu deskriptif, ekspositoris, argumentatif, dan naratif.


B.     Saran-Saran

Berdasarkan pembahasan mengenai paragraf/alinea di bahasa Indonesia,

maka bagi yang ingin membuat suatu karya ilmiah atau hal-hal lain yang

berhubungan dengan penggunaan teknik menulis di dalamnya, maka perlulah

memahami pengertian paragraf/alinea serta hal-hal yang berkaitan dengan

paragraf/alinea itu sendiri, seperti ciri-ciri, syarat penulisan, tanda paragraf, serta

teknik pengembangan paragraf/alinea.


DAFTAR PUSTAKA

  Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tasai. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia untuk

Perguruan Tinggi. Jakarta : Akademika Pressindo.

  Finoza, Lamuddin . 2000. Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Non

Jurusan Bahasa. Jakarta: Mawar Gempita.

  Wardani, I.G.A.K, dkk. 2008. Teknik Menulis Karya Ilmiah. Jakarta : Universitas

Terbuka

Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai