Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENYUSUNAN PARAGRAF DAN KARANGAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

NAMA ANGGOTA

1. AZRA MUHAMMAD AVIV 1810015211138

2. MELINA QADRILLAH FITRI 1810015111235

3. MARCELINO DWI PERMANA1810015211120

4. ZAINUDIN 1810015211118

5. FARID ALFARABI 1810015211110

KELAS: 1C

DOSEN PEMBIMBING : NONI FEBRIANA, M.Pd

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS BUNG HATTA

PADANG

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , atas anugrah-Nya Penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Penyusunan Paragraf dan Karangan”.
Penulisan makalah ini juga tak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik dari
segi materi maupun fikiran khususnya dari penulis, serta bimbingan dari dosen kami Ibu Noni
Febriana, M.Pd yang telah membimbing kami.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini, ialah untuk melaksanakan
tugas yang diberikan dosen pengajar kami, serta untuk memperluas pengetahuan kami
sebagai mahasiswa khususnya bagi penulis.Penulisan dan penyusunan makalah ini telah
Penulis buat dengan baik, namun sebagai penulis menyadari bahwa Penulis memiliki
keterbatasan sebagai manusia.
Oleh karena itu, jika didapati adanya kesalahan baik dari segi teknik penulisan,
maupun dari isi makalah, mohon dimaafkan. Kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
Penulis dapat memperbaiki dan menyempurnakannya. Harapan Penulis semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi penambah ilmu untuk kita semua

Padang, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i

Daftar Isi .............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................

A. Latar Belakang ............................................................................................................


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................................................
D. Manfaat Penulisan ........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................

A. Hakikat Paragraf ..........................................................................................................


B. Kegunaan Paragraf .......................................................................................................
C. Jenis Paragraf ...............................................................................................................
D. Persyaratan Paragraf yang Baik .................................................................................
E. Struktur Paragraf ........................................................................................................
F. Teknik pengembangan Paragraf .................................................................................
G. Jenis Karangan ...........................................................................................................

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................

A. Kesimpulan ................................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................................

DAFTARPUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran
menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan
kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam
kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah karangan
yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
karangan.

Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi
paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh
kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal
paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu
kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea
semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam tulisan ilmiah.
Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas dari sudut pandang komposisi,
pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan
sebab formal yang sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa
kemampuan menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah
karangan.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Mendeskripsikan hakekat dan pengertian paragraf


2. Mendeskripsikan kegunaan Paragraf
3. Menjabarkan jenis paragraf
4. Menjelaskan strukur paragraf yang baik dn teknik pengmbangan paragraf
5. Menjabarkan jenis karangan
C.TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui Pengertian, Kegunaandan jenis dari paragraf


2. Mengehui persyaratan paragraf yang baik, strutur paragaf dan teknik pengemangan
paragraf.

3. Mengetahui jenis-jenis karangan

D. MANFAAT PENULISAN

1. BagiPenulis

Dapat menambah wawasan dan kempuan penulis dalam membuat karya ilmiah

2. Bagi Pembaca

Menambah wawasan pembaca mengenai materi paragraf dan karangan

3. Bidang Keilmuan

Menambah karya-karya baru yang dihasilkan


BAB II

PEMBAHASAN

A. HAKIKAT PARAGRAF

Paragraf adalah satuan pikiran atau gagasan atau topik yang sederhana yang pada
umumnya diungkapkan dalam beberapa kalimat (kelompok kalimat). Paragraf itu
merupakan bagian dari suatu karangan (wacana) karena suatu paragraf secara
bersama-sama dengan paragraf lain mendukung penyajian topik karangan (wacana)
itu. Paragraf selalu mendukung penyajian topik karangan. Paragraf yang menyajikan
suatu pikiran itu selalu berkaitan dengan topik karangan (wacana) tersebut.

Pengertian paragraf menurut beberapa pakar linguistik dijelaskan sebagaiberikut:

1. Arifin & Tasai (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan bahwa
paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik.
2. Kridalaksana (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) menjelaskan paragraf adalah
satuan bahasa yang mengandung satu tema.
3. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134)
menjelaskan paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan yang biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru dan disebut
juga dengan alinea.
4. Akhadiah, dkk (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan paragraf
merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan; dalam paragraf
terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf
tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat-
kalimat penjelas sampai kepada kalimat simpulan. Himpunan kalimat ini saling
bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan.
5. Widjono HS (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan paragraf adalah
satuan bahasa tulis yang terdiri dari beberapa kalimat yang tersusun secara lengkap,
runtut, dan padu; paragraf juga berarti bagian dari suatu karangan yang terdiri dari
sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama
sebagai pengendalinya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
6. Semi (dalam Ermanto & Emidar, 2012: 134) mengemukakan bahwa paragraf adalah
kalimat atau seperangkat kalimat mengacu kepada satu topik.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami beberapa hal tentang paragraf yakni
sebagai berikut:

1. dilihat dari bentuknya, paragraf pada umumnya terdiri atas beberapa kalimat (paragraf
sempurna) namun sebagian kecil terdiri atas satu atau dua kalimat (paragraf
sederhana),
2. dilihat dari segi penulisannya, paragraf ditulis dengan menjorokkan awal kalimat ke
bagian dalam tulisan atau ditulis sejajar namun dipisahkan dengan memberi jarak dari
paragraf yang lain
3. dilihat dari segi isinya, paragraf membicarakan satu topik pemikiran sederhana yang
mendukung topik subbab atau topik bab atau topik karangan/wacana (Ermanto &
Emidar, 2012:134-135).

B. KEGUNAAN PARAGRAF

Keberadaan suatu paragraf dalam suatu tulisan sangat berguna bagi penulis untuk
beberapa hal berikut ini:

1. Memudahkan pengekspresian gagasan, pikiran, perasaan dalam rangkaian kalimat


yang tersusun secara logis dalam suatu kesatuan.
2. Memudahkan penataan topik-topik paragraf sebagai kesatuan rangkaian dalam
suatu karangan.
3. Memudahkan pengembangan topik karangan (topik subbab, topik bab) menjadi
topik-topik sederhana (topik paragraf).
4. Memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan satu tema dari tema
lainnya.
5. Memisahkan dan menegaskan pergantian suatu topik paragraf dengan topik
paragraf lainnya secara formal.

Bagi pembaca, paragraf juga berguna untuk untuk beberapa hal berikut ini:

1. Menandai pergantian topik paragraf yang satu dengan topik paragraf yang telah
disajikan dan topik paragraf yang akan disajikan.
2. Memudahkan pemahaman suatu topik paragraf karena secara formal telah
dipisahkan dengan topik paragraf yang telah disajikan dan topik paragraf yang akan
disajikan.
C. JENIS PARAGRAF

Jenis paragraf dapat dilihat dari beberapa aspek yakni:

1. Berdasarkan Kelengkapannya

Berdasarkan aspek kelengkapannya terdiri atas:

a. Paragraf Sederhana
Paragraf sederhana adalah paragraf yang hanya terdiri dari satu atau dua
kalimat. Paragraf sederhana ini dapat ditemukan dalam buku atau karangan ilmiah,
berita jurnalistik, dan surat. Dalam buku atau karangan ilmiah, paragraf sederhana
berisi pengantar/pembuka suatu topik bahasan, atau penghubung/peralihan topik
bahasan, atau penutup topik bahasan. Dalam berita jurnalistik, paragraf sederhana
adalah seperti paragraf teras dan tubuh berita. Dalam surat, paragraf sederhana
adalah seperti pada paragraf pembuka atau paragraf penutup.
Contoh paragraf sederhana yang berupa paragraf pengantar/pembuka suatu topik
bahasan terdapat pada pembuka subbab atau pembuka bab dapat dilihat sepeti
dibawah ini:

Contoh 1

Dalam bab ini, dibicarakan dua hal yang saling berkaitan yaitu perkembangan
kosakata bahasa Indonesia dan pengembangan kosakata bahasa Indonesia.
Perkembangan dan pengembangan menyangkut dua hal yang berbeda apabila
dilihat dari proses kejadiannya, tetapi apabila dilihat dari hasilnya merupakan dua
hal yang sama.

Contoh 2

Dalam pembentukan istilah, untuk mendapatkan bentuk kata yang dapat


mewadahi sebuah konsep yang tepat, maka upaya gramatikal dapat dilakukan.
Upaya-upaya gramatikal itu adalahproses konversi, afiksasi, reduplikasi,
komposisi, proses abreviasi, dan analogi yang akan dijelaskan satu per satu berikut
ini.
Contoh paragraf sederhana yang berupa paragraf penutup suatu topik bahasan
terdapat pada penutup subbab atau penutup bab dapat dilihat sepeti dibawah ini:
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sejumlah kosakata bahasa Malaysia
bisa menimbulkan kesulitan bagi penutur bahasa Indonesia dan sebaliknya,
sejumlah kosakata bahasa Indonesia bisa menimbulkan kesulitan bagi penutur
bahasa Malaysia.
Contoh paragraf sederhana yang berupa paragraf penghubung/peralihan suatu
topik bahasan terdapat pada penutup subbab atau penutup bab dapat dilihat sepeti
dibawah ini:
Dalam berbagai kepustakaan banyak disebutkan bidang-bidang kosakata ini.
Berikut ini akan dikemukakan bidang-bidang kosakata itu menurut beberapa dasar
pembidangan.
Paragraf sederhana dapat pula ditemukan dalam berita jurnalistik di media
massa seperti surat kabar, majalah dan tabloid. Contoh paragraf sederhana dalam
berita jurnalistik dapat dilihat sepeti dibawah ini:
Sejumlah SMA di kota Padang telah menyiapkan siswanya menghadapi Ujian
Nasional (UN), 20 April. Tak hanya memperdalam penyajian materi yang akan
diuji, sebagian kepala SMA dan SMK, juga memperhatikan sisi psikologis siswa
yang cenderung stres sebelum dan sesudah ujian.
Selain itu, paragraf sederhana dapat pula ditemukan dalam surat. Contoh
paragraf sederhana dalam surat dapat dilihat sepeti dibawah ini:
Dalam rangka peringatan hari pendidikan nasional (Hardiknas 2009) dan
pelantikan pengurus ikatan alumni jurusan bahasa dan sastra Indonesia (ILUNI
BIND), Fakultas Bahasa Sastra dan Seni (FBSS), Universitas Negeri Padang
periode 2009-2012 akan melaksanakan seminar nasional dengan tema
“Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam
Peningkatan Profesionalisme Guru”.

b. Paragraf Sempurna
Paragraf sempurna adalah paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Satu atau
dua kalimat menyatakan topik bahasan paragraf sedangkan beberapa kalimat lainnya
menjelaskan topik bahasan paragraf itu. Paragraf sempurna ini berisi satu topik
bahasan paragraf. Paragraf sempurna adalah paragraf yang berupa paragraf
pokok/pengembang. Dalam suatu karangan, paragraf sempurna inilah yang paling
banyak ditemukan. Pada umumnya, topik bahasan karangan disajikan dengan paragraf
sempurna ini. Berbeda dengan itu, dalam suatu karangan, paragraf sederhana pada
dasarnya digunakan untuk memperlancar penyajian topik bahasan karangan.
Contoh paragraf sempurna tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Peredam senjata bekerja dengan prinsip-prinsip yang sederhana untuk membuat


senjata tidak bersuara. Bayangkan sebuah balon, apabila kamu menusuk balon dengan
peniti, akan menimbulkan suara yang keras. Akan tetapi, jika kamu membuka balon
dan membiarkan udaranya keluar perlahan suaranya akan sangat pelan. Proses inilah
menjadi ide dasar dibalik peredam senjata
.
2. Berdasarkan Fungsinya dalam Karangan
a. Paragraf Pengantar/Pembuka
Paragraf pengantar/pembuka adalah paragraf yang terdapat di awal suatu
karangan. Paragraf pengantar merupakan paragraf yang berisi pengantar untuk masuk
ke suatu topik bahasan subbab, bab atau karangan. Paragraf pengantar ini tidak selalu
ada di awal topik bahasan subbab, bab atau karangan. Berbeda dengan paragraf
pengantar, paragraf pembuka merupakan paragraf yang berisi pembuka untuk
memulai suatu topik bahasan subbab, bab atau karangan. Paragraf pembuka ini harus
selalu ada di awal topik bahasan subbab, bab atau karangan.
Contoh paragraf pengantar/pembuka tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Untuk keperluan pembahasan ini dikutip salah satu definisi yang sederhana, yaitu
“Bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh anggota
kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri”.
b. Paragraf Penghubung/Peralihan
Paragraf penghubung/peralihan adalah paragraf yang terdapat di dalam suatu
karangan yang lazim digunakan untuk memperlancar peralihan suatu topik bahasan
dari topik bahasan sebelumnya. Disebut paragraf penghubung karena paragraf yang
digunakan untuk menghubungkan suatu topik bahasan yang berbeda. Paragraf
penghubung ini bermanfaat untuk memperlancar penyajian dari suatu topik bahasan
ke topik bahasan yang lainnya. Disebut paragraf peralihan karena paragraf ini adalah
paragraf yang memperlancar peralihan dari suatu topik bahasan ketopik bahasan
lainnya dalam suatu karangan.
Contoh paragaraf penghubung/peralihan tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Pada uraian di atas telah dijelaskan hakikat pemerolehan bahasa. Sekarang perlu
diketahui ragam atau jenis-jenis pemerolehan bahasa seperti diuraikan berikut ini.
c. Paragraf Penutup
Paragraf penutup adalah paragraf yang terdapat diakhir suatu karangan, bab atau
subbab. Paragraf penutup ini lazim berisi suatu peyimpulan topik bahasan, penegasan
topik bahasan atau pengharapan kepada pembaca berkaitan dengan topik bahasan itu.
Contoh paragraf penutup tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik simpulan bahwa kebiasan adalah perilaku
individu yang dilakukan secara otomatis, yang ditandai oleh spontanitas, berulang-
ulang dan disertai dorongan atau minat.
d. Paragraf Pokok/Pengembang
Paragraf pokok/pengembang adalah paragraf yang terdapat didalam suatu
karangan yang berisi topik-topik bahasan (sederhana) yang mendukung penjelasan
topik bahasan karangan (kompleks). Pada intinya, kesatuan beberapa paragraf
pokok/pengembang inilah yang menunjang pengembangan topik bahasan karangan.
Disebut paragraf pokok karena paragraf ini adalah paragraf inti yang berisi satu topik
bahasan paragraf yang secara bersama-sama dengan paragraf pokok yang lain
menjelaskan topik bahasan karangan. Disebut paragraf pengembang karena paragraf
ini adalah paragraf yang mengembangkan topik bahasan karangan.
Contoh paragraf pokok/pengembang tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Untuk menembakkan peluru dari senapan, bubuk-bubuk senapan terbakar


dibelakang peluru sehingga menciptakan dentuman gas panas yang keras. Tekanan
dari gas mendorong peluru turun ke laras senapan. Peredam terpasang diujung laras
senapan dan volumenya 20-30 kali lebih besar dibandingkan laras senapan. Dengan
peredam berada ditempatnya, gas yang tertekan dibelakang peluru mempunyai
ruangan yang lebih luas untuk mengembang. Jadi, tekanan dan temperatur gas panas
menurun drastis. Ketika peluru keluar dari lubang dalam peredam, tekanan yang
terlepas jauh lebih rendah, mungkin 60 PSI sehingga suara yang dihasilkan senapan
itu tidak begitu terdengar.
3. Berdasarkan Teknik Pemaparannya
a. Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berisi gambaran (deskripsi) tentang suatu
objek seperti benda, manusia, binatang, dan alam. Paragraf yang mendeskripsikan
atau mengembangkan objek tersebut adalah paragraf deskripsi. Artinya, paragraf
deskripsi selalu berisi gambaran suatu objek. Jadi, disebut paragraf deskripsi hanya
karena dibuat untuk menggambarkan suatu objek dengan media bahasa (kalimat-
kalimat atau paragraf).

Penyusunan paragraf deskripsi menggunakan logika ruang. Artinya, untuk


mendeskripsikan suatu objek, dijelaskan bagian-bagian objek itu dengan teratur
menggunakan kalimat-kalimat. Penataan paragraf deskripsi dengan logika ruang itu
dapat dipilih sesuai urutan atas-bawah, kiri-kanan, utara-selatan, timur-barat, bagian
besar-bagian kecil, bagian kecil-bagian besar, dan sebagainya. Penataan seperti ini
akan memudahkan pembaca melihat, memandang, memperhatikan objek yang
dideskripsikan secara mudah.

Contoh paragraf deskripsi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:

Blitar tengah berhias. Kota di Jawa Timur ini dibalut warna merah nan menor.
Sejumlah spanduk dan umbul-umbul merah terpasang diberbagai ruas jalan dan mulut
gang, sedangkan ditiap pojok terpampang wajah Bung Karno, baik foto maupun
lukisan dalam berbagai ukuran. Dibeberapa pintu masuk kota dari arah Malang,
berderet baliho yang bergambar wajah proklamator itu dalam ukuran besar.
Keramaian serupa terlukis di kawasan alun-alun kota, museum Bung Karno dan
sekitar kuburan Soekarno di kawasan Bendogerit.

b. Paragraf Narasi
Paragraf narasi adalah paragraf yang berisi cerita (narasi) tentang suatu kejadian
yang dialami tokoh, baik orang maupun binatang dalam suatu kehidupan. Kadang
tokoh-tokoh yang diceritakan dapat pula berupa tumbuhan atau benda mati yang
seolah-olah bisa berbicara seperti manusia. Paragraf narasi selalu berisi peristiwa
kehidupan yang dialami oleh tokoh yang diceritakan. Jadi, disebut paragraf narasi
karena dibuat untuk menceritakan peristiwa kehidupan suatu tokoh dengan media
bahasa (kalimat-kalimat atau paragraf).
Penyusunan paragraf narasi menggunakan logika urutan waktu (kronologis).
Untuk penceritaan suatu peristiwa, dikemukakan penggalan-penggalan kejadian
dengan teratur sesuai dengan urutan waktu kejadian (menggunakan kalimat-kalimat).
Penataan paragraf narasi dengan logika urutan waktu (kronologis) itu dapat dipilih
sesuai dengan urutan kejadian sebelumnya-sekarang atau sekarang-sebelumnya.

Contoh paragraf narasi tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:

Aku tahu, ia sengaja memalingkan wajah dari sorotan lampu itu agar rautnya tak
terbaca olehku. Aku juga tahu, sejak sejam lalu ia berusaha keras menahan bulir-bulir
air itu meluncur jatuh dari pelupuk matanya. Diambilnya sebatang rokok kretek dari
bungkusnya. Namun, ia menolak ketika tangan ku terulur dengan geretan menyala. Ia
memilih mengambil korek api dari tas punggung yang tergeletak didekat kakinya. Ia
tetap diam. Kami sama-sama diam. Hanya terdengar riak-riak ombak dan suara
cengkih dari rokok yang terbakar.
c. Paragraf Eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang berisi penjelasan informasi (ekspos)
tentang suatu persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan kepada orang lain. Jika
dibandingkan dengan paragraf deskripsi yang menggambarkan suatu objek, paragraf
eksposisi adalah menjelaskan atau mengemukakan suatu persoalan, gagasan,
pemikiran dan temuan. Target paragraf eksposisi hanyalah penginformasian
persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan tersebut. Harapan penulis adalah pembaca
paham tentang persoalan, gagasan, pemikiran dan temuan yang disajikan dalam
paragraf eksposisi itu.
Penyusunan paragraf eksposisi ini menggunakan logika ilmiah (pemikiran).
Artinya, untuk penjelasan suatu topik bahasan digunakan logika ilmiah, seperti
umum-khusus (deduktif), khusus-umum (induktif), penjelasan (definisi) sebab-akibat,
pemerian contoh dan pengelompokan (klasifikasi). Penataan paragraf eksposisi
dengan logika ilmiah itu dapat dipilih sesuai dengan topik bahasan paragraf yang
dijelaskan tersebut.
Contoh paragraf eksposisi tersebut dapat dilihat seperti dibawah ini:
Banyak tokoh besar membuat penemuan pada abad ini. Para tokoh besar yang
muncul pada abad ke-20 ini juga ada yang ada membuat mesin yang bisa terbang,
seperti yang dilakukan Wright bersaudara. Selain itu, ada pula penemuan molekul
pembentuk basis kehidupan (DNA) oleh Watson dan Crick atau yang membuat dunia
gemetar dengan seruan ‘Heil!’ oleh Hitler. Temuan lain adalah mengubah alam
semesta dengan sebuah persamaan, seperti yang dilakukan oleh Einstein.
d. Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi penjelasan untuk meyakinkan
pembaca tentang suatu gagasan, pemikiran, temuan atau keyakinan dengan pemberian
alasan, data atau fakta. Jika dibandingkan dengan paragraf eksposisi yang
menjelaskan atau mengemukakan suatu persoalan, gagasan, pemikiran, temuan,
paragraf argumentasi adalah paragraf untuk meyakinkan orang lain tentang suatu hal
dengan pemberian argumentasi. Target paragraf argumentasi adalah pemberian
keyakinan tentang suatu hal kebenaran. Harapan penulis adalah pembaca dapat
meyakini suatu kebenaran yang disampaikan.
Penyusunan paragraf eksposisi ini juga menggunakan logika ilmiah (pemikiran).
Artinya, untuk penjelasan suatu topik bahasan digunakan logika ilmiah, seperti
umum-khusus (deduktif), khusus-umum (induktif), penjelasan (definisi) sebab-akibat,
pemerian contoh dan pengelompokan (klasifikasi). Dengan demikian, yang lebih
penting adalah paragraf argumentasi harus memberikan keyakinan kepada pembaca
dengan argumentasi yang kuat.

Contoh paragraf argumentasi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:

Pelajaran bahasa indonesia termasuk kelompok ilmu pengetahuan yang selalu


berkembang. Oleh karena itu, guru bahasa Indonesia dituntut mengikuti
perkembangan bahasa Indonesia dan pengajarannya. Kualifikasi ijazah tampaknya
mempunyai kontribusi yang baik terhadap kualitas pengajaran termasuk persepsi
terhadap buku pelajaran yang digunakan. Tampak dari hasil penelitian bahwa 90%
mengikuti program penyetaraan DII PGSD berarti mereka memiliki kesempatan
untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan kemampuan bahasa Indonesia
termasuk kajian terhadap buku teks bahasa Indonesia.
e. Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi adalah paragraf yang isinya berupa usaha untuk membujuk atau
mempengaruhi orang lain tentang suatu hal. Paragraf persuasi ini sering ditemukan
dalam karangan-karangan yang berwujud iklan, promosi, dan lain-lain. Jika
dibandingkan dengan paragraf argumentasi yang berisi penjelasan untuk meyakinkan
orang lain tentang suatu hal dengan pemberian argumentasi, paragraf persuasi ini
berisi bujukan untuk mempengaruhi orang lain agar mengikuti hal yang diinginkan
penulis. Target paragraf persuasi adalah pembaca mengikuti sesuatu yang diharapkan
oleh penulis.
Penyusunan paragraf persuasi ini lazim menggunakan logika yang disertai daya
persuasif terhadap pembaca. Artinya, untuk penjelasan suatu topik bahasan digunakan
penjelasan-penjelasan yang bisa mendesak pembaca untuk mengikuti sesuatu yang
diinginkan penulis. Singkatnya, hal yang sangat penting hanyalah paragraf persuasi
selalu berisi usaha untuk membujuk dan mempengaruhi sikap dan keyakinan pembaca
untuk mengikuti sesuatu yang diharapkan penulisnya.

Contoh paragraf persuasi tersebut dapat dilihat seperti di bawah ini:

Dengan alat ini, anda tidak lagi harus membuang ampas atau serat makanan. Hal
ini karena semuannya akan menjadi halus. Seratus persen buah atau sayuran dapat
diminum langsung bersama seratnya yang halus.

D. PERSYARATAN PARAGRAF YANG BAIK

Persyaratan paragraf yang baik adalah sebagai berikut:

1. Kesatuan topik bahasan (kohesi).


2. Kepaduan bahasa pengungkapan (koherensi).
3. Ketuntasan pengembangan.
4. Keruntutan penyusunan.
E. STRUKTUR PARAGRAF

Dilihat dari keberadaan kalimat topik, paragraf terbagi dua:

1. Paragraf yang Memiliki Kalimat Topik

a. Kalimat Topik di Awal (Paragraf Deduktif)

Contoh:

Valentine day dalam kosakata bahasa kita diterjemahkan sebagai hari kasih
sayang yang berawal dari kebudayaan Romawi (sekarang Italia). Asal muasalnya,
sedikitnya ada dua versi. Versi pertama, hari yang diperingati untuk “memuji-muji”
kasih sayang itu ada korelasinya dengan kematian atau pemakaman Santo Valentine.
Versi kedua, berasal dari tradisi Lupercalia yang merupakan upacara untuk
menghormati Faunus, Sang Dewa Pertanian, di masa Romawi Kuno.

b. Kalimat Topik di Akhir (Paragraf Induktif)

Contoh:

Teknik nuklir dapat digunakan untuk mengradiasi benih tanaman agar diperoleh
mutan yang memiliki sifat lebih baik, misalnya teknik ini telah dilakukan terhadap
benih padi sehingga diperoleh benih padi yang lebih tahan terhadap hama. Dalam
rangka program intensifikasi untuk meningkatkan produksi padi, penggunaan varietas
unggulan dapat menjadi salah satu andalan. Jadi, teknik nuklir juga bermanfaat dalam
bidang pertanian.

c. Kalimat Topik di Awal dan di Akhir

Contoh:

Manfaat teknik nuklir telah dinikmati banyak pasien, antara lain untuk
pemeriksaan adanya keretakan atau patah tulang karena kecelakaan, juga dalam
pemeriksaan penyakit paru-paru atau diagnosis organ-organ tubuh tanpa melakukan
operasi. Proses sterilisasi alat-alat kedokteran dengan menggunakan radiasi gamma
sudah banyak dilakukan. Selain untuk diagnosis, unsur radio aktif (radioisotop)
banyak dimanfaatkan untuk maksud terapi, misalnya pengobatam kanker tulang,
prostat, rahim dan payudara yang pada saat ini di Indonesia sedang dikembangkan.
Untuk analisis berbagai enzim dan zat renik lainnya dalam darah manusia, metode
nuklir yang dikenal dengan radioimmuna-assay (RIA) memberikan kontribusi yang
cukup besar. Hal itu menunjukkan bahwa teknik nuklir bermanfaat dalam bidang
kedokteran atau medis.

2. Paragraf yang Tidak Memiliki Kalimat Topik

Paragraf yang tidak memiliki kalimat topikumumnya berbentuk paragraf deskripsi atau
paragraf narasi.

Contoh 1:

Di depan pembaringan ada sebuah kursi kayu empat segi. Ukurannyaagak kecil.
Masih ada kursi lainnya. Sebuah kursi rotan berbalut plastik. Plastiknya sudah putus
dibeberapa bagian. Itulah isi ruangan serba guna itu. Ruangan tidur yang merangkap
sebagai ruangan makan dan meski sejak setahun mereka tinggal di sana belum ada tamu
yang berkunjung tapi ruang tidur dan ruang makan itu juga akan berfungsi sebagai ruang
tamu, yaitu kalau kelak ada tamu yang tersesat bertandang ke rumah mereka.

Contoh 2:

“Dur, San! kalian mau ikut patroli, nggak?” lamunanku buyar. Mas Pur, prajurit
angkatan lautasal Surabaya, memanggil-manggil darispeed boat yang di parkir di dekat
gudang perlengkapan, tempat aku dan kawan-kawan lainnya biasa numpang tidur. Logat
Jawanya sangat kentara. Maklum, ia lahir dan tumbuh besar di Surabaya sebelum menjadi
marinir. “Tidak, Mas! Matur nuwun!” jawab ku berteriak dalam bahasa Jawa yang aku
pelajari beberapa waktu lalu.
F. TEKNIK PENGEMBANGAN PARAGRAF

Khusus dalam paragraf yang tidak memiliki kalimat topik, pengembangan paragraf
merupakan cara menyajikan topik bahasan dalam bentuk kalimat-kalimat penjelas.
Pengembangan paragraf ini dapat pula dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengembangan Paragraf yang Memiliki Kalimat Topik

Pengembangan paragraf yang memiliki kalimat topik ini berarti berbicara tentang
pengembangan paragraf eksposisi, argumentasi dan persuasi. Beberapa teknik
pengembangan paragraf:

a. Teknik Penguraian Gagasan


Pengembangan paragraf dengan teknik penguraian gagasan digunakan
jika topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu adalah berupa definisi
konsep, penjelasan ide, pikiran dan pendapat. Kalimat topik seperti ini perlu
dijelaskan dan diuraikan dengan lebih rinci. Penjelasan dan penguraian itu
diwujudkan dalam beberapa kalimat penjelas.
b. Teknik Perbandingan/Pertentangan
Pengembangan paragraf dengan teknik perbandingan/pertentangan
digunakan jika topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu adalah berupa
perbandingan/pertentangan dua hal. Hal ini lazim digunakan untuk
menjelaskan suatu hal yang harus diperbandingkan atau dipertentangkan
dengan hal yang lain.
c. Teknik Pemberian Contoh
Pengembangan paragraf dengan teknik pemberian contoh digunakan jika
topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu dirasakan akan lebih jelas
dengan cara mengemukakan contohnya. Teknik pemberian contoh ini lazim
digunakan untuk mengkonkretkan suatu topik bahasan (paragraf). Agar topik
bahasan itu menjadi nyata, pemberian contoh sangat perlu digunakan.
d. Teknik Pemberian Argumentasi
Pengembangan paragraf dengan teknik argumentasi (alasan) digunakan
jika topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu berupa pendapat, gagasan
atau keyakinan yang memerlukan alasan agar diterima orang lain. Teknik
pemberian alasan ini lazim digunakan untuk meyakinkan orang lain terhadap
pendapat, gagasan atau keyakinan penulis. Agar topik bahasan diterima orang
lain, pemberian alasan sangat perlu digunakan.
e. Teknik Perincian Sebab
Pengembangan paragraf dengan teknik perincian sebab digunakan jika
topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu berupa persoalan yang
disebabkan oleh hal yang lain. Rincian sebab itu sangat perlu untuk
menjelaskan topik bahasan yang berupa akibat itu. Kalimat-kalimat penjelas
itu adalah rincian sebab-sebab terjadinya hal yang dikemukakan dalam kalimat
topik.
f. Teknik Perincian Akibat
Pengembangan paragraf dengan teknik perincian akibat digunakan jika
topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu berupa persoalan yang
diakibatkan oleh hal yang lain. Rincian akibat itu sangat perlu untuk
menjelaskan topik bahasan yang berupa sebab itu. Kalimat-kalimat penjelas
itu adalah rincian akibat-akibat dari persoalan yang dikemukakan dalam
kalimat topik.
g. Teknik Pengklasifikasian
Pengembangan paragraf dengan teknik pengklasifikasian ini digunakan
jika topik bahasan paragraf dalam kalimat topik itu berupa pengklasifikasian
atau pengelompokan suatu hal. Keseluruhan hasil klasifikasi itu perlu
dikemukakan untuk menjelaskan topik bahasan yang berupa pengklasifikasian
atau pengelompokan itu. Kalimat-kalimat penjelas itu adalah penjelasan
klasifikasi dari persoalan yang dikemukakan dalam kalimat topik. Semua hasil
klasifikasi itu harus muncul atau terdapat di dalam kalimat-kalimat penjelas.
2. Pengembangan Paragraf yang Tidak Memiliki Kalimat Topik

Pengembangan paragraf yang tidak memiliki kalimat topik ini berarti berbicara
tentang pengembangan paragraf deskripsi dan narasi. Beberapa teknik pengembangan
paragraf:

a. Teknik Urutan Ruang

Teknik urutan ruang ini digunakan untuk mengembangkan paragraf deskripsi.


Artinya, pengembangan paragraf dengan teknik urutan ruang ini digunakan jika topik
bahasan paragraf adalah berupa objek yang harus dideskripsikan. Untuk itu, kalimat-
kalimat penjelas adalah bagian-bagian dari suatu objek yang diungkapkan satu demi
satu secara teratur. Keteraturan pengungkapan bagian-bagian objek itu akan
memudahkan pembaca menggambarkan objek itu dalam pikirannya.

b. Teknik Urutan Waktu

Teknik urutan waktu itu digunakan pula untuk mengembangkan paragraf narasi.
Artinya, pengembangan paragraf dengan teknik urutan waktu ini digunakan jika topik
bahasan paragraf adalah berupa bagian-bagian peristiwa, perbuatan, tindakan dan
kejadian yang harus diceritakan. Untuk itu pula, kalimat-kalimat penjelas adalah
urutan terjadinya peristiwa kehidupan yang diungkapkan satu demi satu secara teratur.
Keteraturan pengungkapan urutan terjadinya peristiwa kehidupan itu akan
memudahkan pembaca memahaminya.

G. JENIS KARANGAN

Jenis karangan terbagi lima yaitu:

1. Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi adalah karangan yang melukiskan atau mendeskripsikan
suatu objek, benda atau alam. Objek tersebut digambarkan dengan menggunakan
kata-kata berdasarkan aspek ruang dan aspek kebendaan. Dalam karangan ini,
penulis berusaha memunculkan kesan yang kuat kepada pembaca dengan cara
merangsang seluruh indra pembaca sehingga pembaca betul-betul menyaksikan
objek, benda atau alam tersebut. Malalui karangan deskripsi ini, penulis
menggambarkan suatu objek dengan beberapa paragraf deskripsi.
Karangan deskripsi disusun dengan menggunakan sejumlah paragraf deskripsi.
Dapat pula dikatakan bahwa karangan deskripsi didominasi oleh paragraf
deskripsi. Artinya, beberapa paragraf deskripsi yang saling berkaitan
menggambarkan objek yang ditampilkan itu. Namun demikian, didalam karangan
deskripsi ini dimungkinkan pula terdapat sebagian kecil jenis paragraf yang lain.

2. Karangan Narasi
Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa,
kejadian, perbuatan atau tingkah laku. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa
karangan narasi adalah karangan yang berupa cerita. Peristiwa itu dirangkai
melalui rentetan kronologis (rentetan waktu) yang dialami oleh tokoh cerita.
Artinya, urutan peristiwa dijalin oleh perilaku tokoh secara kronologis.
Karangan narasi ini dapat berbentuk cerita nyata dan dapat pula berbentuk
cerita fiktif. Karangan narasi yang berupa cerita nyata adalah dalam bentuk
karangan biografi, autobiografi dan sejarah. Karangan narasi yang berbentuk fiktif
adalah dalam bentuk novel dan cerpen. Kekhasan karangan narasi jenis ini terletak
pada urutan cerita, waktu ceita yang diatur melalui plot (alur).
Karangan narasi disusun dengan menggunakan sejumlah pargraf narasi.
Artinya, dapat pula dikatakan bahwa karangan narasi tentu didominasi oleh
pargraf narasi. Dalam karangan narasi, beberapa paragraf narasi yang saling
berkaitan menjelaskan peristiwa yang ditampilkan. Namun, di dalam karangan
narasi ini dimungkinkan pula terdapat sebagian kecil jenis paragraf yang lain
seperti paragraf deskripsi atau paragraf eksposisi.

3. Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan permasalahan yang
dibahas dengan cara menguraikan bagian-bagian atau unsur-unsurnya secara
detail. Karangan eksposisi ini menjelaskan suatu persoalan sehingga pembaca
akan memahami persoalan yang dikemukakan tersebut dengan baik. Karangan
eksposisi ini seperti buku, artikel populer dalam media massa.
Karangan eksposisi disusun pula dengan menggunakan sejumlah paragraf
eksposisi. Karangan eksposisi tentu pula didominasi oleh paragraf eksposisi.
Dalam karangan eksposisi, beberapa paragraf eksposisi yang saling berkaitan
menjelaskan atau memaparkan gagasan atau persoalan yang disajikan. Seperti dua
karangan terdahulu, di dalam karangan eksposisi ini dimungkinkan pula terdapat
seabagian kecil jenis paragraf yang lain seperti paragraf deskripsi atau paragraf
narasi.

4. Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi adalah karangan yang memaparkan permasalahan dan
membahas permasalahan itu dengan dukungan data dan fakta. Dapat dikatakan
pula, paragraf argumentasi ini adalah pengembangan dari paragraf eksposisi
dengan cara penggunaan argumen atau alasan. Dalam karangan argumentasi ini,
penulis berusahan meyakinkan pembaca untuk memahami dan menerima
pembahasan masalah itu. Karangan argumentasi ini menjelaskan suatu
permasalahan sehinnga pembaca dapat meyakini, memahami dan menerima
pendapat atau kebenaran bahasan yang dikemukakan penulis dalam karangan itu.
Karangan argumentasi ini adalah seperti artikel ilmiah, laporan penelitian dan
artikel ilmiah populer.Karangan argumentasi disusun pula dengan menggunakan
sejumlah paragraf argumentasi. Karangan argumentasi tentu pula didominasi oleh
paragraf argumentasi. Dalam karangan argumentasi, beberapa paragraf
argumentasi yang saling berkaitan membahas persoalan yang disajiakan. Seperti
beberapa jenis karangan terdahulu, di dalam karangan argumentasi ini
dimungkinkan pula terdapat jenis paragraf yang lain, seperti paragraf deskripsi,
paragraf narasi dan paragraf eksposisi.

5. Karangan Persuasi
Karangan persuasi adalah karangan yang memaparkan suatu gagasan dan
keinginan dengan tujuan membujuk dan mempengaruhi pembaca. Dapat
dikatakan pula, paragaraf persuasi ini adalah pengembangan dari paragraf
argumentasi. Karena merupakan pengembangan karangan argumentasi, karangan
persuasi ini telah jauh berkembang sehingga menjadi karangan yang berusaha
membujuk atau mempengaruhi sikap pembaca agar mengikuti keinginan dan
harapan penulis. Artinya, dalam karangan persuasi ini, penulis berusaha
membujuk dan mempengaruhi sikap pembaca agar mempercayai atau mengikuti
keinginan dan harapan penulis tersebut. Karangan persuasi ini adalah seperti iklan,
dan bentuk promosi lainnya.
Karangan persuasi disusun pula dengan menggunakan sejumlah paragraf
persuasi. Artinya, karangan persuasi didominasi oleh paragraf persuasi. Dalam
karangan persuasi, beberapa paragraf persuasi yang saling berkaitan membujuk
dan mempengaruhi pembaca. Seperti beberapa jenis karangan terdahulu, di dalam
karangan persuasi ini dimungkinkan pula terdapat jenis paragraf yang lain, seperti
paragraf deskripsi, paragraf narasi, paragraf eksposisi dan paragraf argumentasi.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Paragraf adalah satuan pikiran atau gagasan atau topik yang sederhana yang pada
umumnya diungkapkan dalam beberapa kalimat (kelompok kalimat). Paragraf itu merupakan
bagian dari suatu karangan (wacana) karena suatu paragraf secara bersama-sama dengan
paragraf lain mendukung penyajian topik karangan (wacana) itu. Paragraf selalu mendukung
penyajian topik karangan. Paragraf yang menyajikan suatu pikiran itu selalu berkaitan dengan
topik karangan (wacana) tersebut. Paragraf bukan berkaitan dengan segi keindahan karangan
itu, tetapi pembagian per paragraf ini memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:

1. Sebagai penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraph
2. Alat untuk memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
3. Penanda bahwa pikiran baru dimulai
4. Alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
5. Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi,
dan penutup.

B. SARAN

Sebaiknya dalam penyusunan paragraf harus menggunakan aturan-aturan yang sudah


disepakati, karena masih banyak orang yang menulis sebuah paragraf bahkan wacana tidak
mengikuti aturan-aturan dalam penulisan paragraf yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Ermanto dan Emidar. 2012. Bahasa Indonesia: Pengembangan Kepribadian di Perguruan


Tinggi. Padang: UNP Press.

Anda mungkin juga menyukai