Anda di halaman 1dari 17

BENTUK KARANGAN DAN TUJUANNYA

DISUSUN OLEH:

MUSLIMIN. A

ANWAR

ISLAMIAH

SRI MAHARDIKA

NURMA

Keperawatan B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah senantiasa kita panjatkan atas kehadirat Allah
SWT, karena atas berkah limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami
dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Dalam makalah ini, kami membahas mengenai “Bentuk Karangan dan
Tujuannya”.
Kami mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang bersifat konstruktif. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Samata, 20 November 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Karangan...............................................................................

B. Ciri-Ciri Karangan yang Baik..............................................................

C. Kerangka Kerangan...............................................................................

D. Bentuk-Bentuk Karangan...................................................................

E. Tujuan Mengarang...................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................
B. Saran............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang
untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa
tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum
dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi,
argumentasi, dan persuasi. Karangan adalah hasil tulisan yang
mengungkapkan ide, perasaan, atau pemikiran pengarang dalam satu
kesatuan tema yang utuh. Ada karangan yang nadanya bercerita, entah
cerita faktual atau cuma fisik belaka. Ada karangan yang melukiskan
sesuata hal sedemikian rupa sampai pembaca hanyut oleh pelukan
pengarangnya. Ada karangan yang memberikan keterangan terhadap
sesuatu hal, atau mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi
konkret. Tetapi kelima bentuk karangan ini sering amat sukar dibedakan
secara tegas dan jelas satu sama lain dalam prakteknya. Perlu Anda
ketahui bahwa apa yang dimaksud gagasan adalah pesan yang hendak
disampaikan kepada orang lain. Gagasan itu dapat berupa pengetahuan,
pengamatan, pendapat, renungan, pendirian, keinginan, perasaan dan
emosi. Penuturan atau penyampaian gagasan itu akan mengambil suatu
bentuk khusus dari bentuk-bentuk karangan, yaitu deskripsi (pelukisan),
narasi (penceritaan), eksposisi (pemaparan), argumentasi
(pembahasan), dan persuasi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja bentuk-bentuk karangan ?
2. Apa tujuan penulisan karangan ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KARANGAN
Pada umumnya, karangan dipandang sebagai suatu perbuatan atau
kegiatan komunikatif antara penulis dan pembaca berdasarkan teks yang
telah dihasilkan (Ahmadi, 1988: 20). Begitu juga istilah karangan
(komposisi) yang dikemukakan Ahmadi bahwa karangan diartikan
sebagai rangkaian kata-kata atau kalimat. Selain itu, karangan menurut
Gie (1995: 17) memiliki pengertian hasil perwujudan gagasan seseorang
dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca.
Sirait, dkk (1985: 1) memberi batasan pengertian karangan yaitu setiap
tulisan yang diorganisasikan yang mengandung isi dan ditulis untuk
suatu tujuan tertentu biasanya berupa tugas di kelas. Widyamartaya
(1990) mengatakan bahwa mengarang dapat dipahami sebagai
keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan
gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca
untuk dipahami dengan tepat seperti yang dimaksud oleh pengarang.
Karangan merupakan suatu proses menyusun, mencatat, dan
mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu
sistem tanda konvensional yang dapat dilihat. Karangan terdiri dari
paragraf-paragraf yang mencerminkan kesatuan makna yang utuh.
Menurut Keraf (1994: 2) karangan adalah bahasa tulis yang merupakan
rangkaian kata demi kata sehingga menjadisebuah kalimat, paragraf, dan
akhirnya menjadi sebuah wacana yang dibaca dan dipahami.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan karangan adalah hasil rangkaian kegiatan seseorang
dalam mengungkapkan gagasan atau buah pikirannya melalui bahasa
tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain yang
membacanya.

B. CIRI-CIRI KARANGAN YANG BAIK


Pada dasarnya, karangan memiliki ciri-ciri yang bisa
mengidentifikasikan bahwa karangan tersebut dapat dikatakan baik.
Seperti yang diungkapkan oleh Tarigan (1985:6) karangan yang baik
adalah karangan yang mencerminkan kemampuan pengarang untuk
menggunakan nada yang serasi, karangan yang mencerminkan
pengarang mampu menyusun karangan secara utuh dan tidak samar-
samar dan dapat meyakinkan pembaca. Menurut Enre (1998:8) karangan
yang baik adalah karangan yang bermakna jelas, bulat dan utuh,
ekonomis dan memenuhi kaidah-kaidah gramatikal. Akhidiah, dkk
(1993:9) menjelaskan karangan yang baik memiliki beberapa ciri,
diantaranya : bermakna jelas, merupakan kesatuan yang bulat, singkat
dan padat, memiliki kaidah kebahasaan dan komunikatif. Selain itu,
Darmadi (1996:24) mengungkapkan bahwa beberapa ciri karangan yang
baik adalah : signifikan, jelas, memiliki kesatuan dan mengorganisasikan
yang baik ekonomis, mempunyai pengembangan yang memadai,
menggunakan bahasa yang dapat diterima dan mempunyai kekuatan.
Berdasarkan pendapat di atas, terdapat beberapa persamaan ciri
karangan yang baik yaitu, sebagai berikut.
a. Jelas
Aspek kejelasan dalam suatu karangan sangat diperlukan agar
karangan tersebut lebih mudah dipahami dan jelas untuk dibaca oleh
pembacanya.
b. Kesatuan dan Organisasi
Aspek kesatuan yang baik tampak pada setiap kalimat penjelas yang
logis dan mendukung ide utama paragraf, sedangkan aspek
organisasi yang baik tampak dari posisi kalimat yang tepat pada
tempatnya dengan kata lain kalimat tersebut tersusun dengan urut
dan logis.
c. Ekonomis
Ciri ekonomis berkaitan erat dengan soal keefisienan, baik waktu
maupun tenaga. Kedua keefisienan itu sangat diperlukan oleh
pembaca di dalam menangkap isi yang terkandung dalam sebuah
karangan.
d. Pemakaian Bahasa yang Dapat Diterima
Pemakaian bahasa yang dapat diterima akan sangat mempengaruhi
tingkat kejelasan karangan. Pemakaian bahasa ini menyangkut
banyak aspek. Pemakaian bahasa dalam suatu karangan harus
mengikuti kaidah bahasa yang ada, baik menyangkut kaidah
pembentukan kalimat (sintaksis), kaidah pembentukan kata
(morfologi), kaidah ejaan yang berlaku, kaidah peristilahan maupun
kaidahkaidah yang lain yang relevan.

C. KERANGKA KARANGAN
Kerangka karangan adalah suatu rencana kerja yang memuat garis-
garis besar dari suatu karangan yang akan digarap (Keraf, 1994: 149).
Pada dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah
awal untuk membentuk karangan itu menjadi karangan yang teratur dan
sistematis. Maka, sebelum membuat karangan lebih baik dibuat susunan-
susunan yang dapat memudahkan dalam mengembangkan karangan
tersebut. Susunan-susunan tersebut dapat dikatakan sebagai kerangka
karangan. Adapun langkah-langkah untuk menyusun karangan tersebut,
yaitu sebagai berikut.
a. Menentukan tema dan judul
Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok
pembicaraan yang mendasari suatu karangan, cakupannya lebih
besar dan menyangkut pada permasalahan yang diangkat.
Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan, dan
lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang
akan ditulis.
b. Mengumpulkan bahan
Sebelum melanjutkan menulis, perlu ada bahan yang menjadi bekal
dalam menunjukkan eksistensi tulisan seperti mengumpulkan ide
dan inovasi. Banyak cara mengumpulkannya, masing-masing penulis
mempunyai cara sesuai dengan tujuan penulisannya.
c. Menyeleksi bahan
Setelah ada bahan maka perlu dipilih bahan-bahan yang sesuai
dengan tema pembahasan. Polanya melalui klarifikasi bahan yang
telah dikumpulkan dengan teliti dan sistematis.
d. Membuat kerangka karangan
Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi
beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan
belum tentu sama dengan daftar isi atau uraian per bab. Kerangka ini
merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan
tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.

D. BENTUK – BENTUK KARANGAN


1. Dekripsi
Karangan deskripsi merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian
dengan usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari
objek yang dibicarakan. Deskripsi juga karangan yang melukiskan
sesuatu, menyatakan apa yang diindra, melukiskan perasaan, dan
perilaku jiwa dalam wujud kalimat. Ciri-ciri :
a) Pada umumnya bersifat nonilmiah/fiksi,
b) Menggambarkan atau melukiskan objek tertentu,
c) Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang
digambarkan tersebut.
Contoh :
Cantiknya Danau Biru di Antara Perbukitan
Siapa yang tidak kenal Bukit Tinggi ? Kamu pasti sudah
mendengarnya. Ya, kota ini merupakan salah satu tujuan wisata di
Sumatra Barat. Para wisatawan banyak yang berkunjung ke kota ini
karena sejarahnya. Konon, kota ini menjadi benteng kekuasaan
Belanda pada saat Perang Padri (1821–1837). Oleh karena itu,
banyak terdapat bangunan bersejarah peninggalan Belanda di kota
ini. Selain itu, kota ini juga terkenal di Indonesia sebagai The Big
Clock Town atau Kota Jam Gadang. Jam yang berukuran besar ini
menjadi ciri khas Kota Bukit Tinggi dengan di kelilingi pohon-pohon
besar yang me- nambah indah pemandangan kota. Namun, tidak
banyak yang tahu tentang sebuah danau biru yang cantik di kota ini.
Danau Maninjau namanya.
Danau Maninjau terletak 38 km sebelah barat dari pusat Kota
Bukit Tinggi. Jika menggunakan bus umum dari Bukit Tinggi cukup
dengan mengeluarkan Rp2.000,00 untuk satu jam perjalanan. Airnya
biru jernih dan bersih alami. Danau ini dikelilingi bukit-bukit yang
indah sehingga menambah cantiknya pemandangan sekitar. Terletak
500 m di atas permukaan laut dengan panjang danau 17 km, lebar 18
km, dan kedalaman danau sekitar 480 meter.
Tempat ini juga sangat cocok untuk aktivitas berenang atau
berkeliling dengan
sepeda. Bukan hanya itu, bagi mereka yang memiliki jiwa petualang
dan suka mendaki bukit, di sinilah tempat yang cocok untuk
menyalurkan hobi tersebut. Wisatawan dapat mendaki Bukit Sakura
dan Puncak Lawang hanya dalam waktu tiga jam saja.
2. Narasi
Narasi merupakan tulisan yang mengisahkan suatu peristiwa
atau kejadian yang disusun secara kronologis atau menurut urutan
waktu atau urutan tempat. Tulisan narasi dapat dibedakan atas
narasi nonfiksi dan narasi fiksi.
1) Nonfiksi, yaitu karangan yang mengisahkan hal-hal yang nyata,
berdasarkan pengalaman atau pengamatan. Contoh: sejarah,
biografi (kisah seorang tokoh), atau autobiografi, (kisah
pengalaman pengarangnya sendiri).
2) Fiksi, yaitu karangan yang mengisahkan hal-hal yang bersifat
khayal atau imajinasi.
Tulisan narasi ada yang bersifat narasi ekspositoris dan narasi
sugestif. Narasi ekspositoris merupakan narasi yang mengisahkan
berlangsungnya suatu peristiwa secara informatif sehingga pembaca
mengetahui peristiwa tersebut secara tepat.
Narasi sugestif berupa narasi yang mengisahkan rangkaian
peristiwa yang berlangsung dalam kesatuan waktu sehingga dapat
menggugah daya khayal dan memunculkan dorongan perasaan pada
pembacanya.
Narasi ekspositoris disebut narasi kejadian, sedangkan narasi
sugestif biasa juga disebut narasi runtun peristiwa. Ciri-ciri :
1) Lebih bersifat fiksi.
2) Adanya penceritaan atau suatu pengisahan suatu peristiwa yang
dijalin dan suatu urutan waktu.
3) Adanya bagian perbuatan atau tindakan.
4) Wacana narasi berusaha menjawab pertanyaan "Apa yang telah
terjadi ?"
5) Menginformasikan suatu hal sehingga pembaca memperoleh
pengetahuan yang luas.
6) Mengandung konflik/ pertikaian sehingga memiliki
tokoh/pelaku.
Contoh :
Susur Sungai Cikapundung KMPA–PSIK: Rekreasi Sekaligus
Pembelajaran
Minggu, 23 April, Pukul 08.00 pagi, peserta perjalanan ''Susur
Sungai Cikapundung'' sudah mulai berkumpul di sekretariat KMPA di
Sunken Court W–03. Satu jam kemudian, rombongan berangkat
menuju Curug Dago, dengan sedikit naik ke arah hulu di mana
perjalanan itu dimulai. Tanpa ragu,peserta mulai menyusuri
Cikapundung meskipun ketinggian air hampir mencapai sebatas
pinggang. Ketinggian air pun meningkat sekitar 50 cm setelah hujan
deras mengguyur Bandung hampir sehari penuh kemarin, Sabtu 22
April 2006. Hari tersebut bertepatan dengan Hari Bumi.
Derasnya air Sungai Cikapundung tidak mengecilkan hati para
peserta yang mengikuti acara ''Susur Sungai Cikapundung''. Acara
''Susur Sungai Cikapundung'' ini merupakan salah satu acara dari
serangkaian kegiatan Pekan Hari Bumi se–ITB yang diadakan oleh
Unit Kegiatan KMPA (Keluarga Mahasiswa Pecinta Alam) yang
bekerja sama dengan PSIK (Perkumpulan Studi Ilmu Masyarakat).
Acara ''Susur Sungai Cikapundung'' ini diikuti oleh 24 orang yang
terdiri atas berbagai unit kegiatan ITB seperti PSIK, KMPA, Teknik
Pertambangan, Nymphea, Planologi dan 3 orang pelajar dari SMP al-
Huda dan satu pelajar dari SMK Dago.
Para mahasiswa Teknik Planologi 2004, mengikuti kegiatan
tersebut dengan semangat menggebu.Mereka tidak menyangka
bahwa dengan menyusuri sungai dapat menjadi ajang rekreasi dari
rutinitas sehari–hari. Beruntung, hari itu hujan tidak turun yang
dapat menyebabkan acara menjadi kacau karena menyebabkan
naiknya debit air dan menambah derasnya sungai sehingga dapat
membahayakan diri peserta. Selain menyusuri sungai dan melihat
secara langsung kondisi Cikapundung, peserta juga diberikan
wacana dan ajang diskusi yang disampaikan oleh Andre, mahasiswa
Teknik Planologi 2002, mengenai konsep penataan ruang di Daerah
Aliran Sungai (DAS) yang tetap memerhatikan lingkungan. Selain itu,
peserta juga diajak untuk mengambil sampah-sampah yang
mencemari Sungai Cikapundung.
Ajang diskusi ini menimbulkan banyak pertanyaan dari peserta
tentang bagaimana seharusnya menata daerah sepanjang aliran
sungai agar tidak merusak lingkungan dan sungai yang ada.
Diharapkan dengan adanya acara ini para peserta yang ikut dapat
mengetahui kondisi yang sebenarnya dari Sungai Cikapundung dan
apa yang terjadi dengan lingkungan di DAS Cikapundung. Selain itu,
mudah-mudahan para peserta dapat tergerak hatinya untuk lebih
memerhatikan masalah lingkungan yang terjadi di Bandung,
khususnya Sungai Cikapundung.
Setelah kurang lebih 4 jam menyusuri Sungai Cikapundung dan
berbasah ria, sekitar pukul 14.20 acara menyusuri sungai tersebut
selesai dan keluar di daerah Ciumbuleuit atas yang kemudian
dilanjutkan dengan pawai spanduk dan poster sampai kampus.
Sumber: www.itb.ac.id

3. Argumentasi
Karangan yang memberikan alasan kuat dan meyakinkan agar
pembaca mengikuti dan mengakui kebenaran gagasan penulis. Pada
umumnya, karangan argumentasi banyak mengemukakan alasan,
contoh, atau bukti yang kuat. Contoh tulisan argumentasi yang
mudah anda kenali adalah karya tulis ilmiah. Ciri-ciri :
1) Bersifat nonfiksi (ilmiah).
2) Paragraf argumentasi mengandung kebenaran untuk mengubah
sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang dibahas.
3) Paragraf argumentasi mengandung data atau fakta-fakta yang
dapat dipertanggungjawabkan.
4) Penjelasan dalam paragraf argumentasi disampaikan secara
logis.
Contoh :
Sebelum menjalani tes masuk perguruan tinggi, lulusan SMA
sebenarnya sudah dihadapkan pada ujian. Mereka harus memilih
jurusan dan jenis sekolah yang tepat. Mereka juga harus cermat
memilih faktor-faktor yang memengaruhi proses belajarnya nanti.
Akan tetapi, ada orangtua yang sangat berambisi untuk memajukan
anak sesuai dengan kehendaknya. Alasannya untuk mewujudkan
cita-cita dan impian orangtuanya sendiri. Hal ini menyebabkan anak
menjadi terbelenggu, tidak kreatif, dan tidak mandiri. Di sisi lain,
orangtua pun akhirnya tidak mengukur kemampuan anak sesuai
minat dan bakatnya.

Sumber: Harian Umum Pikiran Rakyat, 13 Juni 2004

4. Eksposisi
Karangan/paragraf yang bersifat memaparkan atau
menjelaskan sesuatu dengan tujuan agar pembaca memahami atau
mengerti tentang suatu informasi. Yang termasuk dalam kategori
eksposisi adalah berita dan laporan. Ciri-ciri :
1) Bersifat nonfiksi atau ilmiah.
2) Memberikan penjelasan terhadap bagaimana sesuatu itu terjadi
atau bekerja.
3) Disusun berdasarkan urutan yang sistematis dan saling
bertautan.
4) Berdasarkan fakta.
5) Adanya hubungan sebab-akibat.
6) Memperluas pengetahuan pembaca.
7) Tidak bermaksud memengaruhi.

Contoh :
Cara Menggunakan Komputer

Jika akan menyala kan komputer, kamu harus memerhatikan


langkah-langkah yang tepat. Hal itu penting agar komputer terhindar
dari kerusakan. Berikut penjelasannya.
Langkah pertama adalah masukkan steker komputer ke sumber
listrik, lalu menyalakan stabilizer listrik. Jika lampu telah berwarna
merah menyala, menandakan listrik sudah mengalir ke komputer.
Kemudian, tekan tombol “power” sampai terdengar bunyi berdengung
lembut tanda perangkat harddisk/memori komputer bekerja. Setelah
itu, tekan tombol layar di bawah kaca monitor sampai muncul tanda
"Windows 2000, XP atau Vista".
Kemudian klik tanda “start” untuk memilih menu untuk
mengetik atau me- ngerjakan sesuatu, misalnya pilih menu "Microsoft
Word". Setelah klik, mesin langsung bekerja, terbuka dan ada halaman
layar kosong yang siap di ketik. Ketiklah bahan yang perlu diketik.
Selesai mengetik, simpanlah hasil ketikan secara aman dalam
memori dengan menekan ikon disket pada toolbar atau klik "save".
Setelah itu, pilihlah file “close” atau klik ikon "X" diujung layar kerja
sampai muncul gambar menu komputer dan huruf start. Untuk
mematikan komputer, Anda dapat mengeklik tombol start. Kemudian
pilih shutdown. Dengan menekan shutdown, komputer akan mati
secara otomatis. Setelah program computer hilang, tekanlah tombol
power pada layar monitor dan stabilizer saluran listrik.

5. Persuasi
Paragraf yang berisi ajakan atau bujukan agar pembaca
mengikuti atau mengadopsi petunjuk-petunjuk yang ditulisnya
dalam teks. Kalimat-kalimat persuasi dalam sebuah paragraf
mendorong pembaca untuk mengikuti langkah atau petunjuk dalam
kalimat tersebut. Ciri-ciri :
1) Tulisan yang bersifat ajakan.
2) Kalimat-kalimat dalam paragraf persuasi cenderung
mempromosikan sesuatu yang diperlukan pembaca.
3) Judul tulisan biasanya bersifat menunjukkan atau
menginformasikan sesuatu kepada masyarakat.
4) Dalam beberapa hal, karangan persuasif ini mirip sebuah iklan
atau adventoria.

Contoh :
Karier memang bukan segala-galanya dalam hidup ini, tetapi
punya andil dalam memengaruhi kehidupan seseorang.
Mempertahankan serta meningkatkan kualitas karier merupakan
keinginan sebagian besar orang. Banyak cara yang bisa ditempuh
untuk menjaga kualitas karier. Salah satu yang paling efektif adalah
dengan senantiasa menjaga gairah kerja. Gairah kerja ternyata ikut
menentukan sukses tidaknya karier seseorang. Bahkan, harus
usahakan agar gairah kerja selalu meningkat dari waktu ke waktu,
jangan sampai menurun, atau malah hilang sama sekali.

E. Tujuan Mengarang
Tujuan utama menulis atau mengarang adalah sebagai sarana
komunikasi tidak langsung. Tujuan menulis banyak sekali ragamnya.
Tujuan menulis secara umum adalah memberikan arahan, menjelaskan
sesuatu, menceritakan kejadian, meringkaskan, dan menyakinkan (Semi,
2003:14-154). Menurut Syafie’ie (1988:51-52),  tujuan penulisan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Mengubah keyakinan pembaca
2. Menanamkan pemahaman sesuatu terhadap pembaca
3. Merangsang proses berpikir pembaca
4. Menyenangkan atau menghibur pembaca
5. Memberitahu pembaca
6. Memotivasi pembaca.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Karangan adalah hasil rangkaian kegiatan seseorang dalam
mengungkapkan gagasan atau buah pikirannya melalui bahasa tulis yang
dapat dibaca dan dimengerti oleh orang lain yang membacanya.
Karangan deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan
sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau
sesuatu yang lain.  Karangan Narasi merupakan tulisan yang
mengisahkan suatu peristiwa atau kejadian yang disusun secara
kronologis atau menurut urutan waktu atau urutan tempat. Karangan
eksposisi adalah karangan yang berusaha menerangkan suatu hal atau
suatu gagasan. Dalam memaparkan sesuatu, kita dapat menjelaskan dan
memberi keterangan belaka, atau dapat pula mengembangkan sebuah
gagasan sehingga menjadi luas dan gampang dimengerti. Karangan
argumentasi adalah karangan yang paling sukar bila dibandingkan
dengan karangan-karangan yang telah diuraikan di muka. Sedangkan
Persuasi ialah bentuk wacana yang tujuannya adalah meyakinkan,
mengajak atau membangkitkan suatu tindakan dengan mengemukakan
alasan-alasan yang kadang-kadang agak emosional.

B. Saran
Adapun saran kami dengan dibuatnya makalah ini yaitu agar orang
yang membacanya dapat mengerti dengan materi yang ada tentang
bentuk-bentuk karangan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya. Disamping itu pula bagi yang suka membuat karangan
dapat menulis karangannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Djoko Widagho, Drs. 1994. Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran


Berbahasa di Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Finoza, Lamuddin. 2004. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Insan Mulia.

http://www.google.co.id/search?q=bentuk-bentuk+karangan&ie=utf-
8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a

Keraf, Gorys. 2010. Argummentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama.

Syafie’ie, Imam. 1988, Retorika dalam Menulis. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.

Anda mungkin juga menyukai