Anda di halaman 1dari 63

LAPORAN SEMINAR KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

DENGAN DIAGNOSIS MEDIS CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF)

DI RUANG PERAWATAN CVCU RSUD LABUANG BAJI

Disusun Oleh:
NERS XVIII
KELOMPOK III
Ulfa Wildana Hasan (70900120032)
Nurul Awaliah (70900120027)
Muslimin. A (70900120030)

Dosen Pembimbing:

Musdalifah, S.Kep., Ns., M.Kep

Nurul Khusnul Khotimah, S.Kep., Ns., M.Kep

PRODI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesempatan, kesehatan dan
pengetahuan sehingga laporan seminar kasus dapat terselesikan. Terima kasih juga
kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-
ide serta saran dan masukan nya sehingga laporan seminar kasus ini bisa diselesaikan
dan disusun dengan baik dan rapi.
Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak adas esuatu yang
sempurna, Kami berharap semoga laporan pendahuluan ini bisa menambah
pengetahuan bagi para pembaca maupun penulis sendiri. Maka dari itu, kami
mengharapakan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi penyusunan
seminar kasus yang lebih baik lagi.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan seminar kasus ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Makassar, 30 Mei 2021

Kelompok III

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO) tahun 2016
menunjukkan bahwa pada tahun 2015 terdapat 23 juta atau sekitar 54% dari total
kematian disebabkan oleh Congestive Heart Failure (CHF). Penelitian yang telah
dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa resiko berkembangnya
Congestive Heart Failure (CHF) adalah 20% untuk usia ≥ 40 tahun dengan
kejadian > 650.000 kasus baru yang diagnosis Congestive Heart Failure (CHF)
selama beberapa dekade terakhir.
Kejadian CHF meningkat dengan bertambahnya umur. Tingkat kematian
untuk CHF sekitar 50% dalam kurun waktu lima tahun (Arini,2015). CHF telah
meningkat dan menjadi peringkat pertama sebagai penyebab utama kematian di
Indonesia. Prevalensi CHF di Indonesia menurut Riskesdas (2016) sebesar 0,3%
dari total jumlah penduduk di Indonesia. Data prevalensi penyakit ditentukan
berdasarkan hasil wawancara pada responden umur ≥ 15 tahun berupa gabungan
kasus penyakit yang pernah di diagnosis dokter atau kasus yang mempunyai
gejala penyakit gagal jantung (Riskesdas, 2016). Penyakit CHF meningkat seiring
dengan bertambahnya umur, tertinggi pada umur 65-74 tahun (0,5%) untuk yang
terdiagnosis, menurun sedikit pada umur ≥ 75 tahun (0,4%) tetapi untuk gejala
tertinggi pada umur ≥ 75 tahun (1,1%) (Riskesdas, 2016).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan diagnosis medis chf
pada Ny H di ruangan perawatan CVCU RSUD Labuang Baji

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui hasil pengkajian pada Ny. H dengan masalah CHF di
Ruangan CVCU RSUD Labuang Baji Makassar
b. Untuk mengetahui diagnosis keperawatan pada Ny. H dengan masalah
CHF di Ruangan CVCU RSUD Labuang Baji Makassar
c. Untuk mengetahui rencana keperawatan pada Ny. H dengan masalah
CHF di Ruangan CVCU RSUD Labuang Baji Makassar
d. Untuk mengetahui implementasi pada Ny. H dengan masalah CHF di
Ruangan CVCU RSUD Labuang Baji Makassar
e. Untuk mengetahui evaluasi pada Ny. H dengan masalah CHF di Ruangan
CVCU RSUD Labuang Baji Makassar

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


BAB II
KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi

Gagal jantung merupakan sindrom klinis yang kompleks, dimana didasari

oleh ketidakmampuan jantung untuk memompakan darah keseluruhan jaringan

tubuh yang adekuat, mengakibatkan gangguan struktural dan fungsional dari

jantung. Pasien dengan gagal jantung memiliki tanda dan gejala, sesak nafas yang

spesifik pada saat istirahat atau saat melakukan aktivitas, rasa lemah, tidak

bertenaga, retensi air seperti kongestif paru, edema tungkai, terjadi abnormalitas

dari struktur dan fungsi jantung (Narolita, 2018)

Gagal jantung kongestif adalah keadaan patofisiologi dimana jantung tidak

mampu lagi memompakan darah secukupnya untuk memenuhi kebutuhan

sirkulasi tubuh untuk keperluan metabolisme jaringan tubuh pada kondisi tertentu.

(Porumba et al., 2020).

B. Etiologi

Berikut beberapa penyebab dari gagal jantung:

1. Kelainan Otot Jantung

Kelainan otot jantung disebabkan karena menurunnya kontraktilitas

jantung. Kondisi yang mendasari kelainan fungsi otot meliputi hipertensi

arterial, aterosklerosis koroner, dan penyakit degeratif atau inflamasi.

2. Hipertensi Pulmonal Atau Sistemik

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


Dimana beban kerja jantung mengalami peningkatan dan

mengakibatkan hipertrophi serabut otot jantung.

3. Arterosklerosis Koroner

Berakibat pada gangguan fungsi miokardium karena aliran darah ke

otot jatung mengalami gangguan. Terjadi asidosis (akibat penumpukan asam

laktat) dan hipoksia. Kematian sel jantung (infark miokard) merupakan awal

terjadinya gagal jantung. Penyakit miokardium degeneratif dan peradangan

berhubungan dengan gagal jantung dimana secara langsung merusak serabut

jantung dan menyebabkan penurunan kontraktilitas.

4. Penyakit Miokardium Degeneratif Dan Peradangan

Kondisi ini sangat terkait dengan gagal jantung dimana secara

langsung menyebabkan penurunan kontraktilitas

5. Faktor Sistemik

Sejumlah fakor berperan dalam perkembangan dan beratnya gagal

ginjal. Laju metabolisme meningkat, terjadi hipoksia dan anemia yang

membutuhkan peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan akan

oksigen. Terjadinya hipoksia dan anemia dapat menurunkan suplai oksigen ke

jantung. Kontraktilitas jantung akan menurun diakibatkan abnormalitas

elektronik dan asidosis respiratori.

6. Penyakit Jantung Lain

Secara garis besar gagal jantung terjadi akibat penyakit jantung yang

sesungguhnya, dan secara langsung berpengaruh terhadap jantung. Biasanya

mekanisme mencakup gangguan aliran darah yang masuk jantung (stenosis

katup semiluner), ketidak mampuan jantung untuk mengisi darah (tamponade,

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


perikarditif konstriktif, pericardium, stenosis AV), dan peningkatan mendadak

afterload (Narolita, 2018)

C. Klasifikasi

Klasifikasi gagal jantung berdasarkan kapasitas fungsional New York Heart

Association (NYHA):
Tidak ada batasan : aktivitas fisik yang
biasa tidak menyebabkan dipsnea
Kelas 1
napas, palpitasi atau keletihan
berlebihan
Gangguan aktivitas ringan : merasa
nyaman ketika beristirahat, tetapi
Kelas II
aktivitas biasa menimbulkan keletihan
dan palpitasi.
Keterbatasan aktivitas fisik yang nyata :
merasa nyaman ketika beristirahat,
Kelas III
tetapi aktivitas yang kurang dari biasa
dapat menimbulkan gejala.
Tidak dapat melakukan aktivitas fisik
apapun tanpa merasa tidak nyaman :
gejala gagal jantung kongestif
Kelas IV ditemukan bahkan pada saat istirahat
dan ketidaknyamanan semakin
bertambah ketika melakukan aktivitas
fisik apapun.

Sumber : (Aspiani, 2016)

D. Patofisiologi

Kekuatan jantung untuk merespon stressor tidak mencukupi dalam memenuhi

kebutuhan metabolisme tubuh. Jantung akan gagal melakukan tugasnya sebagai

organ pemompa, sehingga terjadi yang namanya gagal jantung. Pada tingkat awal

disfungsi komponen pompa dapat mengakibatkan kegagalan jika cadangan

jantung normal mengalami payah dan kegagalan respon fisiologis tertentu pada

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


penurunan curah jantung. Semua respon ini menunjukkan upaya tubuh untuk

mempertahankan perfusi organ vital normal.

Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme respon primer

yaitu meningkatnya aktivitas adrenergik simpatis, meningkatnya beban awal

akibat aktivitas neurohormon, dan hipertrofi ventrikel. Ketiga respon ini

mencerminkan usaha untuk mempertahankan curah jantung. Mekanisme-

mekanisme ini mungkin memadai untuk mempertahankan curah jantung pada

tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini pada keadaan normal.

Mekanisme dasar dari gagal jantung adalah gangguan kontraktilitas jantung

yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Bila

curah jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi

jantung untuk mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme ini gagal, maka

volume sekuncup yang harus menyesuaikan. Volume sekuncup adalah jumlah

darah yang dipompa pada setiap kontraksi, yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu

preload (jumlah darah yang mengisi jantung), kontraktilitas (perubahan kekuatan

kontraksi yang terjadi pada tingkat sel yang berhubungan dengan perubahan

panjang serabut jantung dan kadar kalsium), dan afterload (besarnya tekanan

ventrikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan

tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol). Apabila salah satu komponen itu

terganggu maka curah jantung akan menurun.

Kelainan fungsi otot jantung disebabkan karena aterosklerosis koroner,

hipertensi arterial dan penyakit otot degeneratif atau inflamasi. Aterosklerosis

koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena terganggu alirannya darah

ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat).

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


Infark miokardium biasanya mendahului terjadinya gagal jantung. Hipertensi

sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan beban kerja jantung

pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung. Efek (hipertrofi

miokard) dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan

meningkatkan kontraktilitas jantung.

Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan gagal

jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,

menyebabkan kontraktilitas menurun. Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami

kegagalan secara terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering mendahului gagal

jantung ventrikel kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru

akut. Karena curah ventrikel berpasangan atau sinkron, maka kegagalan salah satu

ventrikel dapat mengakibatkan penurunan perfusi jaringan (Ramadhani, 2020)..

E. Manifestasi Klinis

1. Tanda dominan : Meningkatnya volume intravaskuler. Kongestif jaringan

diakibatkan oleh tekanan arteri dan vena yang meningkat karena penurunan

curah jantung. Gejala kongesti dapat berbeda tergantung kegagalan yang

terjadi di ventrikel.

2. Gagal jantung kiri : Terjadi kongesti paru, hal ini disebabkan

ketidakmampuan ventrikel kiri untuk mengalirkan darah yang datang dari

paru. Manifestasi klinisnya yaitu :

a. Dispnea : Terjadi karena penimbunan cairan dalam alveolus dan

mengganggu proses pertukaran gas, kadang terjadi ortopnea. Beberapa

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


pasien mengalami kondisi ortopnea pada saat malam hari yang sering

disebut PND (Paroksimal Nokturnal Dispnea).

b. Batuk : salah satu gejala kongesti vascular pulmonal yang sering

terlewatkan, tetapi dapat merupakan gejala dominan. Batuk ini dapat

produktif, tetapi biasanya kering dan pendek. Gejala ini dihubungkan

dengan kongesti mukosa bronkial dan berhubungan dengan peningkatan

produksi mukus.

c. Mudah lelah : Dikarenakan curah jantung berkurang dan sirkulasi normal

jaringan terhambat, serta terjadi penurunan pada pembuangan sisa dari

hasil katabolisme yang diakibatkan karena energi yang digunakan

meningkat saat bernafas dan terjadinya insomnia karena kesulitan

bernafas.

d. Kegelisahan dan kecemasan. Terjadi karena gangguan oksigenasi

jaringan, stress karena kesulitan saat bernafas dan pengetahuan bahwa

jantung tidak berfungsi bagaimana semestinya.

3. Gagal jantung kanan:

a. Kongestif pada jaringan perifer dan jaringan viseral.

b. Edema pitting pada kaki, bertambahnya berat badan. : akibat adanya

retensi cairan

c. Pembengkakan pada jantung dan nyeri tekan pada abdomen di bagian

kuadran atas kanan : adanya pembesaran pembuluh darah balik di hepar

d. Anoreksia dan mual : adanya pembesaran vena dalam rongga abdomen.

e. Nokturia (sering kencing malam hari) : ketika penderita berbaring untuk

tidur, bendungan aliran darah yang tadinya berkumpul pada area bawah

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


tubuh terdistribusi kembali ke jantung sehingga menyebabkan aliran darah

relatif menigkat. Adanya peningkatan aliran darah ke jantung

menyebabkan jumlah darah yang dipompa ke seluruh tubuh termasuk

ginjal juga ikut relatif meningkat. Dengan demikian, produksi air kencing

juga meningkat dan menyebabkan penderita lebih sering kencing pada

malam hari.

f. Kelemahan : Suplai darah menurun sehingga menimbun pembentukan

ATP dan asam laktat dalam darah (Majid, 2017).

F. Penatalaksanaan

1. Terapi Oksigen

Pemberian oksigen ditujukkan pada klien gagal jantung disertai

dengan edema paru. Pemenuhan oksigen akan mengurangi kebutuhan

miokardium dan membantu memenuhi kebutuhan oksigen.

2. Terapi nitrat dan vasodilator

Pengunaan nitrat, baik secara akut maupun kronis, sangat dianjurkan

dalam penatalaksanaan gagal jantung. Jantung mengalami unloaded

(penurunan afterload-beban akhir), dengan adanya vasodilatasi perifer.

Peningkatan curah jantung lanjut akan menurunkan pengukuran yang

menunjukkan derajat kongesti vaskular pulmonal dan beratnya vertikel kiri

dan penurunan pada konsumsi oksigen miokardium.

3. Terapi Diuretik

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


Selain tirah baring, klien dengan gagal jantung perlu pembatasan

garam dan air serta diuretik baik oral atau parenteral. Tujuannya agar

menurunkan preload (beban awal) dan kerja jantung. Diuretik memiliki efek

antihipertensi dengan meningkatkan pelepasan air dan garam natrium. Hal ini

menyebabkan penurunan volume cairan dan merendahkan tekanan darah. Jika

garam natrium ditahan, air juga akan tertahan dan tekanan darah akan

meningkat. Banyak jenis diuretik yang menyebabkan pelepasan elektrolit-

elektrolit lainnya, termasuk kalium, magnesium,klorida dan bikarbonat.

Diuretik yang meningkatkan ekresi kalium digolongkan sebagai diuretik yang

tidak menahan kalium, dan diuretik yang menahan kalium disebut diuretik

hemat kalium.

4. Digitalis

Digitalis adalah obat utama untuk meningkatkan kontraktilitas.

Digitalis diberikan dalam dosis yang sangat besar dan dengan cepat diulang.

Klien dengan gagal jantung lebih berat mungkin mendapat keuntugan dengan

terapi digitalis jangka panjang. Mempertahankan kadar obat serum 1,54

sampai 2,56 nmol/liter.

5. Inotropik positif

Dopamin bisa juga digunakan untuk meningkatkan denyut jantung

pada keadaan bradikardi di saat tropin tidak menghasilkan kerja yang efektif

pada dosis 5-20 mg/kg/menit. Dopamin sering kali diberikan dalam bentuk

campuran dengan konsentrasi 400-800 mg dalam 250 mi dekstrosa 5% dalam

air dan diberikan secara IV melalui pompa infus volumetrik untuk

mendapatkan dosis yang akurat. Dobutamin (dobutrex) adalah suatu obat

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


simpatomimetik dengan kerja beta 1 adrenergik. Dobutamin yang sering

digunakan adalah 1000 mg dicampur dalam 250 mi dekstrosa 5% dalam air

atau normalsalin.

6. Terapi Sedatif

Pada keadaan gagal jantung berat, pemberian sedative untuk

mengurangi kegelisahan dapat diberikan. Dosis phenobarbital 15-30 mg

empat kali sehari dengan tujuan mengistirahatkan klien dan memberi relaksasi

pada klien.

7. Diet

Rasional dukungan diet adalah mengatur diet sehingga kerja dan

ketegangan otot jantung minimal dan status nutrisi terpelihara sesuai dengan

selera dan pola makan klien dan pembatasan natrium (Ramadhani, 2020).

G. Pemeriksaan Penunjang

1. Ekokardiografi

Ekokardiografi sebaiknya digunakan sebagai alat pemeriksaan

diagnostik yang pertama untuk manajemen gagal jantung; sifatnya tidak

invasif dan segera dapat memberikan diagnosis disfungsi jantung. Dengan

adanya kombinasi M-Mode, ekokardiografi 2D, dan Doppler , maka

pemeriksaan invasife lain tidak lagi diperlukan. Gambaran yang paling sering

ditemukan pada gagal jantung akibat penyakit jantung iskemik, kardiomiopati

dilatasi, dan beberapa kelainan katup adalah dilatasi ventrikel kiri yang

disertai hipokinesis seluruh dinding vertikel. EKG pada pasien CHF et causa

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


HHD memberikan gambaran irama jantung yang normal atau takikardi,

interval PR dan kompleks QRS normal, aksis deviasi kekiri, elevasi dan

depresi segmen ST pada sadapan yang berbeda, terdapat LVH (left ventricular

hypertrophy), iskemik miokard, dan Q patologik, dan juga low voltage

(hantaran yang kecil) (Sari, 2018).

2. Rontgen toraks

Foto Rontgen posterior-anterior dapat menunjukkan adanya hipertensi

vena, edema paru atau kardiomegali. Bukti yang menunjukkan adanya

peningkatan tekanan vena paru adalah adanya diversi aliran darah ke daerah

atas dan adanya peningkatan ukuran pembuluh darah.

3. Elektrokardiografi

Pemeriksaan EKG meskipun memberikan informasi yang berkaitan

dengan penyebab, tetapi tidak dapat memberikan gambaran spesifik. Pada

hasil pemeriksaan EKG yang normal perlu dicurigai bahwa hasil diagnosis

salah. Pada pemeriksaan EKG untuk klien dengan gagal jantung dapat

ditemukan kelainan EKG seperti berikut ini.

a. Left bundle branch block, kelainan segmen ST/T menunjukan disfungsi

ventrikel kiri kronis.

b. Gelombang Q menunjukkan infark sebelumnya dan kelainan segmen ST

menunjukkan penyakit jantung iskemik.

c. Hipertrofi ventrikel kiri dan gelombang terbalik, menunjukkan stenosis

aorta dan penyakit jantung hipertensi

d. Aritmia

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


e. Deviasi aksis ke kanan, right bundle branch block, dan hipertrofi vertikel

kanan menunjukkan disfungsi ventrikel kanan.

4. Sonogram

Dapat menunjukkan dimensi pembesaran bilik, perubahan dalam

fungsi/struktur katup atau area penurunan kontraktilitas ventricular.

5. Scan jantung

Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan pergerakan dinding.

6. Kateterisasi Jantung

Tekanan abnormal merupakan indikasi dan membantu membedakan

gagal jantung sisi kanan verus sisi kiri, dan stenosis katup atau insufisiensi,

Juga mengkaji potensi arteri koroner. Zat kontras disuntikkan kedalam

ventrikel menunjukkan ukuran abnormal dan ejeksi fraksi/perubahan

kontraktilitas (Udjianti, 2010).

7. Elektrolit

Mungkin beruban karena perpindahan cairan/penurunan fungsi ginjal

terapi diuretik

8. Oksimetrinadi

Saturasi oksigen mungkin rendah terutama jika gagal jantung

kongestif akut menjadi kronis.

9. Analisa gas darah

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


Gagal ventrikel kiri ditandai dengan alkalosis respiratory ringan (dini)

atau hipoksemia dengan peningkatan PCO2 (akhir)

10. Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin

Peningkatan BUN menunjukkan penurunan fungsi ginjal. Kenaikan

baik BUN dan kreatinin merupakan indikasi

11. Pemeriksaan tiroid

Peningkatan aktifitas tiroid menunjukkan hiperaktifitas tiroid sebagai

pencetus gagal jantung (Sari, 2018).

H. Komplikasi

Menurut Smeltzer dalam Ramadhani (2020), komplikasi dari CHF adalah :

1. Edema pulmoner akut: akibat fungsi bilik kiri yang tidak berjalan secara

optimal, menyebabkan peningkatan tekanan pada serambi kiri dan pembuluh

darah di sekitarnya.

2. Hiperkalemia: akibat penurunan ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme dan

masukan diit berlebih.

3. Perikarditis: Efusi pleura dan tamponade jantung akibat produk sampah

uremik dan dialisis yang tidak adekuat.

4. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem renin-

angiotensin-aldosteron.

5. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah

merah

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas

a. Identitas pasien : Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat,

pekerjaan, suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah

sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa medik.

b. Identitas Penanggung Jawab Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin,

alamat, pekerjaan, serta status hubungan dengan pasien.

2. Keluhan utama: Sesak saat bekerja, dipsnea nokturnal paroksimal, ortopnea,

lelah, pusing, Nyeri dada, Edema ektremitas bawah, Nafsu makan menurun,

nausea, distensi abdomen, urine menurun

3. Riwayat penyakit sekarang

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan

pertanyaan tentang kronologi keluhan utama. Pengkajian yang didapat dengan

gejala-gejala kongesti vaskuler pulmonal, yakni munculnya dispnea, ortopnea,

batuk, dan edema pulmonal akut. Gejala-gejala lain yang mengganggu pasien.

4. Riwayat penyakit dahulu

Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu tanyakan kepada pasien

apakah pasien sebelumnya menderita nyeri dada khas infark miokardium,

hipertensi, DM, atau hiperlipidemia. Obat-obatan yang biasanya diminum

oleh pasien pada masa lalu, yang mungkin masih relevan. Alergi yang

dimiliki pasien

5. Riwayat penyakit keluarga

Apakah ada keluarga pasien yang menderita penyakit jantung, dan

penyakit keturunan lain seperti DM, Hipertensi.

6. Pengkajian data

a. Aktifitas dan istirahat : adanya kelelahan, insomnia, letargi, kurang

istirahat, sakit dada, dipsnea pada saat istirahat atau saat beraktifitas.

b. Sirkulasi : riwayat hipertensi, anemia, syok septik, asites, disaritmia,

fibrilasi atrial,kontraksi ventrikel prematur, peningkatan JVP, sianosis,

pucat.

c. Respirasi : dipsnea pada waktu aktifitas, takipnea, riwayat penyakit paru.

d. Pola makan dan cairan : hilang nafsu makan, mual dan muntah.

e. Eliminasi : penurunan volume urine, urin yang pekat, nokturia, diare atau

konstipasi.

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


f. Neuorologi : pusing, penurunan kesadaran, disorientasi.

g. Interaksi sosial : aktifitas sosial berkurang

h. Rasa aman : perubahan status mental, gangguan pada kulit/dermatitis

6. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan Umum : Kesadaran dan keadaan emosi, kenyamanan, distress,

sikap dan tingkah laku pasien.

b. TTV

c. Head to toe examination

1) Kepala : bentuk , kesimetrisan

2) Mata: konjungtiva: anemis, ikterik atau tidak

3) Mulut: apakah ada tanda infeksi

4) Telinga : kotor atau tidak, ada serumen atau tidak, kesimetrisan

5) Muka; ekspresi, pucat

6) Leher: apakah ada pembesaran kelenjar tiroid dan limfe

7) Dada: gerakan dada, deformitas

8) Abdomen : Terdapat asites, hati teraba dibawah arkus kosta kanan

9) Ekstremitas: lengan-tangan:reflex, warna dan tekstur kulit, edema,

clubbing, bandingakan arteri radialis kiri dan kanan

10) Pemeriksaan khusus jantung :

a) Inspeksi : vena jugularis dengan JVP meningkat, letak ictus cordis

(normal : ICS ke5)

b) Palpasi : PMI bergeser kekiri, inferior karena dilatasi atau

hepertrofi ventrikel

c) Perkusi :

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


batas jantung normal pada orang dewasa

Kanan atas : SIC II Linea Para Sternalis Dextra

Kanan bawah : SIC IV Linea Para Sternalis Dextra

Kiri atas : SIC II Linea Para Sternalis sinistra

Kiri bawah : SIC IV Linea Medio Clavicularis Sinistra

d) Auskultasi bunyi jantung I dan II

BJ I : terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikular,

yang terjadi pada saat kontraksi isimetris dari bilik pada permulaan

systole

BJ II : terjadi akibat getaran menutupnya katup aorta dan arteri

pulmonalis pada dinding toraks. Ini terjadi kira-kira pada

permulaan diastole. (BJ II normal selalu lebih lemah daripada BJ I)

7. Pemeriksaan penunjang

a. Foto thorax dapat mengungkapkan adanya pembesaran jantung, edema

atau efusi pleura yang menegaskan diagnosa CHF

b. EKG dapat mengungkapkan adanya tachicardi, hipertrofi bilik jantung dan

iskemi (jika disebabkan AMI), ekokardiogram

c. Pemeriksaan laboratorium : Hiponatremia, hiperkalemia pada tahap lanjut

dari gagal jantung, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin meningkat,

peninkatan bilirubin dan enzim hati (Ramadhani, 2020).

B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas
ventrikel kiri, perubahan frekuensi, irama, dan konduksi elektrikal.

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perembesan cairan, kongesti
paru sekunder, perubahan membrane kapiler alveoli, dan retensi cairan

interstitial

3. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru tidak


optimal, kelebihan cairan di paru

4. Nyeri akut berhubungan dengan kurangnya suplai darah ke miokardium,


perubahan metabolisme, dan peningkatan produksi asam laktat

5. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan aliran arteri


dan/atau vena

6. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai


oksigen ke jaringan dengan kebutuhan sekunder penurunan curah jantung

(PPNI, 2017).

C. Intervensi Keperawatan
Tujuan dan
No Diagnosa
Kriteria Intervensi Rasional
. Keperawatan
Hasil
1. Penurunan Tujuan : a. Identifikasi a. Mengetahui
curah jantung Setelah tanda/gejala tanda dan
berhubungan dilakukan primer gejala primer
dengan tindakan penurunan penurunan
penurunan keperawatan curah jantung curah jantung.
kontraktilitas diharapkan b. Identifikasi b. Mengetahui
ventrikel kiri, curah jantung tanda/gejala tanda dan
perubahan meningkat. sekunder gejala sekunder
frekuensi, penurunan penurunan
irama, dan Kriteria hasil: curah jantung. curah jantung.
konduksi a. Tanda c. Monitor intake c. Ginjal
elektrikal. vital dan output merespon
dalam cairan untuk
rentang menurunkan
normal curah jantung

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


b. Kekuatan dengan
nadi menahan cairan
perifer d. Berikan terapi dan natrium
meningkat terapi relaksasi d. Stress emosi
c. Tidak ada untuk menghasilkan
edema mengurangi vasokonstriksi,
strees, jika perlu yang
meningkatkan
TD dan
meningkatkan
frekuensi/kerja
e. Anjurkan jantung
beraktifitas fisik e. Melatih pasien
sesuai toleransi beraktivitas
fisik secara
toleran
f. Kolaborasi
f. Untuk
pemberian
menangani
antiaritmia, jika
kondisi aritmia
perlu
2. Gangguan Tujuan : a. Monitor a. Menyatakan
pertukaran gas Setelah frekuensi irama, adanya
berhubungan dilakukan kedalaman dan kongesti
dengan tindakan upaya nafas paru/pengumpu
perembesan keperawatan lan secret
cairan, kongesti diharapkan menunjukkan
paru sekunder, pertukaran kebutuhan
perubahan gas untuk
membrane meningkat. intervensi
kapiler alveoli, lanjut.
dan retensi Kriteria hasil: b. Monitor b. Membersihkan
cairan a. Dipsnea kemampuan jalan nafas dan
interstitial menurun batuk efektif memudahkan
b. Bunyi nafas aliran oksigen.
tambahan c. Monitor nilai c. Hippoksemia
menurun AGD dapat menjadi
c. Pola nafas berat selama
membaik edema paru.
d. PCO2 dan d. Monitor saturasi d. Meningkatkan
O2 oksigen konsentrasi
membaik oksigen
alveolar

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


e. Kolaborasi e. Meurunkan
pemberian obat kongesti
sesuai indikasi alveolar,
seperti obat meningkatkan
diuretic. pertukaran gas.
3. Pola napas Tujuan : a. Monitor pola a. Menyatakan
tidak efektif Setelah nafas (frekuensi, adanya
berhubungan dilakukan kedalaman, kongesti
dengan tindakan usaha nafas) paru/pengumpu
pengembangan keperawatan lan secret
paru tidak diharapkan menunjukkan
optimal, pola nafas kebutuhan
kelebihan membaik. untuk
cairan di paru intervensi
Kriteria hasil : lanjut.
a. Frekuensi b. Monitor bunyi b. Mengetahui
nafas nafas tambahan adanya
dalam (mis: gagling, sumbatan pada
rentang mengi, jalan nafas dan
normal Wheezing, perkembangan
b. Tidak ada ronkhi) status
pengguanaa kesehatan
n otot bantu pasien
pernafasan c. Monitor sputum c. Mengetahui
c. Pasien (jumlah, warna, produksi
tidak aroma) sputum yang
menunjukk dihasilkan dan
an tanda untuk
dipsnea menegakkan
diagnosa
d. Memberikan
d. Posisikan semi
posisi yang
fowler atau
nyaman untuk
fowler
pasien,
mengurangi
sesak nafas
e. Ajarkan teknik e. Memudahkan
batuk efektif pasien untuk
mengeluarkan
sputum
f. Kolaborasi f. Mengencerkan
pemberian sptum sehingga
bronkodilato,

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


ekspetoran, melancarkan
mukolitik, jika jalan
perlu. pernafasan.
4. Nyeri akut Tujuan : a. Anjurkan pasien a. Nyeri dan
berhubungan Setelah untuk penurunan
dengan dilakukan memberitahu curah jantung
kurangnya tindakan perawatan dapat
suplai darah ke keperawatan dengan cepat merangsang
miokardium, diharapkan bila terjadi nyeri system saraf
perubahan tingkat nyeri dada. simpatis untuk
metabolisme, menurun. mengeluarkan
dan sejumlah besar
peningkatan Kriteria hasil : norepinefrin.
produksi asam a. Pasien b. Identifikasi b. Membantu
laktat mengataka terjadinya meredakan
n nyeri pencetus, bila nyeri dada dini
berkurang ada; frekuensi, dan alat
b. Pasien durasi, evaluasi.
menunjukk intensitas, dan
an ekspresi lokasi nyeri
wajah c. Pertahankan c. Stress
tenang tenang, mental/emosi
c. Pasien lingkungan meningkatkan
dapat nyaman, batasi kerja miokard.
beristirahat pengunjung bila
dengan perlu.
nyaman d. Berikan oksigen d. Meningkatkan
tambahan sesuai kebutuhan
indikasi oksigen untuk
kebutuhan
miokard/mence
gah iskemia
5. Perfusi perifer Tujuan : a. Periksa sirkulasi a. Untuk
tidak efektif Setelah perifer(mis:nadi mencegah
berhubungan dilakukan perifer,edema,p terjadinya
dengan tindakan engisian kapiler, syok.
penurunan keperawatan warna,suhu)
aliran arteri diharapkan b. Lihat pucat, b. Vasokintriksi
dan/atau vena perfusi perifer sianosis, kulit sistemik
meningkat. dingin/lembab. diakibatkan
catat kekuatan oleh penurunan
Kriteria hasil : nadi perifer. curah jantung

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


a. Nadi mungkin
perifer dibuktikan ole
teraba kuat penurunan
b. Akral perfusi kulit
teraba dan penurunan
hangat nadi.
c. Warna kulit c. Pantau c. Pompa jantung
tidak pucat pernafasan, gagal dapat
catat kerja mencetuskan
nafas. distress
pernasafasan.
d. Kaji funsgi d. Penurunan
gastro intestinal, darah ke
catat anoreksia, mesentrium
penurunan dapat
bising usus. mengakibatkan
disfungsi gasto
intestinal
e. Pantau e. Penurunan
pemasukan dan pemasukan
catat oerubahan terus
haluaran urin, menerusdapat
catat berat jnis mengakibatkan
sesuai indikasi penurunan
volume
sirkulasi.
6. Intoleransi Tujuan : a. Monitor a. Menetapkan
aktivitas Setelah kelelahan fisik kemampuan
berhubungan dilakukan dan emosional dan
dengan tindakan memudahkan
ketidakseimban keperawatan pilihan
gan antara diharapkan intervensi.
suplai oksigen toleransi b. Sediakan b. Menecgah rasa
ke jaringan aktifitas lingkungan stress dan
dengan meningkat. yang nyaman memberikan
kebutuhan dan rendah rasa nyaman
sekunder Kriteria hasil : stimulus (mis: untuk
penurunan a. Kemampu cahaya, suara, beristirahat.
curah jantung. an kunjungan)
melakukan c. Anjurkan tirah c. Memberikan
aktifitas baring rasa istirahat
sehari-hari d. Anjurkan yan nyaman

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


meningkat melakukan pada pasien
b. Pasien aktifitas secara d. Mencegah
Mampu bertahap kelemahan.
berpindah
dengan
atau tanpa
bantuan
c. Pasien
mangataka
n dipsnea
saat
dan/atau
setelah
aktifitas
menurun
Sumber : PPNI, (2017)

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


PATHWAY CHF

Disfungsi miokard Beban tekanan Beban sistolik Peningkatan keb. Beban volume Penyakit Aterosklerosis HT
(AMI) Miokarditis berlebih berlebih metabolism meningkat jantung coroner pulmonal

Kontraktilitas Beban systole Preload Gg. aliran darah


Menurun meningkat meningkat ke otot jantung

Kontraktilitas Disfungsi
Menurun miokardium

Hambatan pengosongan
Ventrikel

COP menurun Beban jantung Atrofi serabut otot


Meningkat

Gagal Jantung Kongestif

Gagal pompa ventrikel kiri Penurunan curah jantung Gagal pompa ventrikel kanan

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


PKDM CHF

Gagal jantung kongestif

Gagal pompa ventrikel kiri Penurunan curah jantung Gagal pompa ventrikal kanan

Forward Filure Backward failure Tekanan diastole Tidak dapat mengakomodasi


Semua darah yang secara normal
LEVD Tekanan atrium kanan kembali dari sirkulasi vena
Suplai darah Cairan diparu Rensi flow
Jaringan meningkat Tekanan vena peningkatan tekanan Retensi cairan pada
RAA pulmonalis vena porta diabdomen ekstremitas bawah
Metabolisme Suplai O2
Anaerob dalam darah Ratensi Na+H2O Tekanan kapiler Retensi cairan pada Pitting edema
Paru organ pencernaan
Penimbunan Hipoksia Hypervolemi
Asam laktat Hypervolemia Hepatosplenomegali
\ Dan ATP O2 hanya mengisi
Bagian yang vital
Fatigue Edema paru Beban ventrikel Mendesak Cairan terdorong Sensasi penuh
Ujung-ujung perifer Kanan diafragma ke rongga abdomen dilambung
Tidak tersuplai darah Ronkhi basah
Intoleransi
Yang mengandung O2 Hipertrophy ventrikal Sesak nafas Asites Vomittng centre
aktivitas
kanan
Peningkatan Gangguan
PenyempitanPerfusi
lumen pertukaran asam lambung Pola Hypervolemia
perifer gas nafas
tidak muntah)
Anoreksia (mual, tidak
efektif efektif

Defisit
Nutrisi

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


BAB IV

KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Pasien
Nama : Ny. H
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 64 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Cerai Mati
Pekerjaan : Pensiunan ASN
Pendidikan Terakhir : S1
Alamat : JL. Merdeka No. 26 Kolaka Utara
No. CM : 392454
Diagnostic Medis : CHF
Tanggal Masuk RS : Sabtu, 8 Mei 2021
Tanggal Pengkajian : Minggu, 9 Mei 2021
b. Penanggung Jawab
Nama : Hj. Jum’ah
Umur : 55 Tahun
Pendidikan : S1
Pekerjaan : ASN
Alamat : JL. Merdeka No. 26 Kolaka Utara

2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Keluhan Utama : Sesak nafas

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


2) Kronologi penyakit saat ini : Keluarga klien mengatakan saat masih
di RSUD Kolaka Utara, klien sudah sesak nafas, setelah dirujuk ke
RSUD Labuang Baji, klien masih sesak. Setelah dikaji, klien ternyata
memiliki riwayat penyakit jantung yaitu angina pectoris
3) Pengaruh penyakit pada klien : Klien menjadi sulit beraktivitas karena
KU yang lemah.
4) Klien mengatakan dengan adanya pelayanan dan perawatan yang
diterima klien bias pulih dan beraktivitas seperti sedia kala.
b. Riwayat penyakit masa lalu
1) Klien tidak memiliki penyakit ketika masih anak-anak
2) Klien tidak memiliki alergi, hanya saja ada pantangan-pantangan yang
harus klien hindari untuk mengurangi kadar glukosa seperti makan
makanan yang manis-manis
3) Pada tahun 2017, klien pernah masuk di rumah sakit di Kolaka
Utara karena penyakit DM.
- Pada tahun 2020, klien pernah dirawat di RS di Kolaka Utara karena
penyakit vertigo.
- Pada tahun 2021, bulan Februari, klien dirawat di RS Kolaka Utara
karena penyakit hipertensi dan DM.
- Pada tahun 2021 bulan April, klien dirawat di RS Kolaka Utara
kemudian dirujuk di RSUD Labuang Baji karena penyakit DM serta
dipsnea.

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


3. Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Genogram

Keterangan :

= Laki – laki
= Perempuan
= Klien
X = Meninggal
= Tinggal serumah
= Garis Keturunan
= Garis pernikahan
G1 =Ayah klien meninggal akibat penyakit yang tidak diketahui.
Ibu klien meninggal karena penyakit DM. Ayah dan Ibu
mertua klien meninggal karena penyakit yang tidak diketahui
G2 = Saudara 1 klien memiliki penyakit DM + jantung. Saudara
ke-3 klien juga memiliki penyakit DM + Jantung + Ginjal.
b. Klien tinggal bersama anaknya
c. Ibu klien memiliki riwayat penyakit yang sama dengan klien.
d. Anak serta ipar klien tetap merawat dan menjaga klien.

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


4. Pengkajian Biologis
a. Rasa aman dan Nyaman
1) Klien merasakan nyeri pada dada
P = Nyeri dada
Q = Nyeri tertusuk
R = Nyeri dada sebelah kiri
S = Nyeri 4
T = Nyeri tekan
2) Jika nyeri klien datang, klien hanya meringis
3) Klien memghilangkan rasa nyerinya dengan berdzikir
b. Aktivitas Istirahat dan Tidur
1) Aktivitas
a) Saat ini, klien tidak mampu beraktivitas karena KU yang lemah
b) Sehariannya klien hanya terbaring di bed
c) Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, klien dibantu total oleh
keluarganya
d) Klien mengatakan lelah jika terlalu banyak beraktivitas
2) Tidur
a) Klien nampak tertidur hampir setiap hari, klien terbangun hanya
sekitar 2 – 5 menit, kemudian tertidur kembali.
c. Cairan
1) Klien minum sebanyak 600 ml setiap hari
2) Klien hanya minum air putih
3) Klien tidak minum alcohol
4) Klien pantang meminum minuman yang manis
5) Tidak ada pembatasan cairan pada klien
6) Balance cairan:

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


a) Total cairan masuk:
- Minuman = 300 mL
- Makanan = 250 mL
- Obat oral = 250 mL
- Injeksi IV = 150 mL
- Infus = 500 mL
- Air metabolisme: 5 cc X 56 kg = 280 mL +
= 1730 mL
b) Total cairan keluar
- Urin = 1800 mL
- Feses = 100 mL
15 x 56 kg
- IWL = = 35 mL +
24 jam
= 1935 mL
Total balance cairan = Total cairan masuk- total cairan keluar
= 1730 mL – 1935 mL
= -205 mL
d. Nutrisi
1) Klien makan makanan dari RS.
2) Setiap makan, klien hanya makan 2 – 5 sendok nasi
3) Keluarga klien mengatakan nafsu makan klien berkurang
4) Klien tidak memiliki alergi, hanya ada pantangan
5) Klien kesulitan untuk mengunyah, karena terdapat sariawan dilidah
dan mukosa bibir
6) Gigi klien masih utuh
e. Eliminasi : Urine dan Feses
1) Eliminasi feses
a) Sejak MRS dan hari pengkajian (9 mei 2021), klien belum
defekasi.

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


b) Klien tidak menggunakan obat pencahar
c) Klien tidak memiliki masalah
2) Eliminasi urine
a) Klien menggunakan kateter
b) Volume urine 800 cc
c) Karakteristik urine berwarna kuning jernih
f. Kebutuhan Oksigenasi Dan Karbondioksida
1) Pernafasan
a) Klien merasa sesak
b) Klien menggunakan alat bantu pernafasan (kanul nasal = 3lpm)
c) Posisi nyaman klien adalah posisi semi head up
d) Klien tidak ada alergi pada debu atau obat-obatan
2) Kardiovaskuler
a) Klien tidak menggunakan alat pacu jantung
b) Terpasang monitor
c) Klien mengeluh pusing dan merasa berat di dada
g. Personal Hygiene
1) Keluarga klien membersihkan badan klien tiap hari
2) Untuk melakukan personal hygiene, klien dibantu total oleh
keluarganya
h. Sex
1) Tidak dikaji

5. Pengkajian Psikososial dan Spiritual


a. Psikologi
1) Status emosi
a) Klien tidak mampu mengekspresikan perasaannya karena
sehariannya klien tertidur

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


2) Konsep diri
Tidak dikaji
b. Hubungan social
1) Klien pensiunan ASN
2) Saat ini, klien jarang berinteriraksi dengan keluarga / orang sekitar
c. Spiritual
1) Klien menganut agama Islam
2) Klien beribadah (sholat) dengan posisi tidur

6. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
1) GCS E3V3M5, Somnolen
2) KU lemah
3) TTV = TD : 150/67 mmHg S : 36 x / i SPO2=93
N : 58 x/i P : 14°C
4) TB = 156 cm, BB = 56 kg
Lingkar lengan atas = 28, 5 cm
IMT = 23 kg/m2
5) Derajat edema III dibagian ekstremitas
6) Warna kulit mengkilat dibagian tubuh yang terdapat edema
7) Tirah baring
8) Terpasang oksigen kanul nasal 3L
9) Terpasang monitor
b. Pemeriksaan Cepalo Kaudal
1) Kepala
a) Bentuk kepala normal, simetris
b) Pigmen rambut mulai berkurang (memutih)
c) Keadaan kulit kepala bersih

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


d) Konjungtiva mata anemis
e) Sklera putih
f) Bentuk telinga normal, tidak ada nyeri, tidak ada sekret, masih
berfungsi dengan baik
g) Hidung berfungsi dengan baik, tidak ada polip maupun secret
h) Mukosa bibir kering
i) Terdapat sariawan dilidah dan mukosa
2) Leher
a) Bentuk leher normal
b) Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c) Tidak ada distensi vena jugularis
d) Tidak ada nyeri telan
3) Dada
a) Inspeksi
(1) Terdapat retraksi otot dada
(2) Ekspansi dada tidak seimbang (dada sebelah kiri tertinggal)
b) Auskultasi
(1) Bunyi jantung normal vesikuler
(2) Irama jantung irregular
c) Perkusi
(1) batas kanan, kiri iktus kordi, di atas RIC II
d) Palpasi
(1) Iktus kordis teraba 1 jari lateral RIC IV
4) Abdomen
a) Inspeksi
(1) Asites
(2) Tidak ada lesi
(3) Warna kulit normal

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


b) Auskultasi
(1) Bising usus 6x / menit
c) Perkusi
(1) Tidak ada massa
d) Palpasi
(1) Tidak ada pembesaran dalam organ
5) Gerutalia, Anus dan Rektum
a) Inspeksi
(1) Terpasang kateter urine
b) Palpasi
(1) Tidak teraba penumpukan urine
6) Ekstremitas
a) Inspeksi
(1) Atas = Jari lengkap, tonus otot 3
(2) Bawah = Jari lengkap, edema derajat III
7. Pemeriksaan penunjang
Tanggal 8 Mei 2021
a. Pemeriksaan darah rutin
1) WBC = 12,45 10^3/uL Rujukan = 4,0 – 10,0 10^3/uL
2) GRA = 10,49 10^3/uL Rujukan = 1,3 – 6,7 10^3/vL
3) RBC = 3,18 10^5/uL Rujukan = 3,50 – 5,50 10^5/uL
4) HGB = 8,6 g/dL Rujukan = 11,0 – 17,9 g/dL
5) HCT = 25,0 % Rujukan = 40 – 50 %
6) MCV = 78,5 fL Rujukan = 80,0 – 96,0 fL
7) P-LCR = 4,7 % Rujukan = 13,0 – 43,0 %
8) PLT = 444 10^3/uL Rujukan = 150 – 400 10n3/vL

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


b. Kimia darah
1) Kreatinin = 1,52 mg/dL Rujukan = 0,6 – 0,9mg/dL
2) GDS = 107 mg/dL Rujukan = < 200 mg/ dL
Tanggal 9 Mei 2021
a. Kimia klinik
1) Natrium (Na) = 107 mEq /L Rujukan = 133-145 mEq/L
2) Kalium (k) = 4,9 mEq/L Rujukan = 3,5- 5,0 mEq/L
3) Klorida (cl) = 79 Rujukan = 96-106
b. Kimia Darah
1) Albumin = 2,78 g/dL Rujukan = 3,3 - 5,0 g/dL
2) GD 2 jam pp = 158 mg/dl Rujukan = 80–140 mg/dL
Tanggal 10 Mei 2021
a. Kimia Darah
1) GDS = 228 mg/dL Rujukan = 70 – 130 mg/dL

8. Terapi yang diberikan


a. Terapi Oksigen = Pemberian oksigen melalui kanul nasal (3lpm)
b. Terapi obat-obatan

Obat Dosis Waktu Pemberia Tujuan


n
Furosenude 5mg SP Golongan diuretik yang
bermanfaat untuk
mengeluarkan
kelebihan cairan dari
dalam tubuh melalui
urine.
Ceftriaxone 1gr 06.00 IV Mengobati berbagai
18.00 macam infeksi bakteri
Ranitidine 25mg 06.00 IV Mengatasi berbagai
18.00 kondisi yang
berhubungan dengan

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


asam berlebih di
lambung
Nevorapid 3X4 SC Untuk menurunkan
gula darah
Lantus 0-0-5 SC Mengontrol kadar gula
darah pada penderita
DM.
Spironolactone 25mg Per Oral Menghambat
24jam penyerapan garam
(natrium) berlebih
ledalam tubuh dan
menjaga kadar kalium
darah agar tidak terlalu
rendah, sehingga
tekanan darah dapat
diturunkan.
Rampiril 2,5mg Per Oral Menangani HT,
24jam pengobatan gagal
jantung dan setelah
serangan jantung

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


- Klien mengatakan sesak nafas. - KU lemah, GCS E3V3M5 ,somnolen.
- Keluarga klien mengataakan tidak ada - Nampak terpasang oksigen kanul
alergi pada klien, hanya saja ada nasal (3L).
pantangan yang harus klien hindari - Posisi nampak head-up.
seperti makanan dan minuman yang - Klien nampak dibantu total oleh
manis. keluarganya jika meniginginkan
- Keluarga klien mengatakan, klien sesuatu.
pernah dirawat karena DM, HT, - Klien nampak meringis, saat
Vertigo. dilakukan auskulasi dan palpasi
- Keluarga klien mengatakan, ibu klien dibagian dada.
memiliki riwayat penyakit yang sama - Nampak terpasang monitor.
dengan klien. - Nampak terpasang kateter urine.
- Klien mengatakan nyeri pada dada - Klien nampak tertidur hampir
P = Nyeri dada sepanjang hari.
Q = Tertusuk - Klien hanya menghabiskan hanya 2-
S=4 5 sendok nasi.
R = Nyeri dada sebelah kiri - Terdapat sariawan di mukosa bibir
T = Nyeri tekan dan lidah.
- Keluarga klien mengatakan, klien - TTV = TD : 150/67 mmHg
hanya tertidur hampir sepanjang hari. S : 36O C SPO2 : 93
- Klien mengatakan lelah jika terlalu N : 58 X/i P : 17 x/i
banyak aktivitas. - Nampak edema di ekstrenitas
- Keluarga klien mengatakan,klien dengan derajat III.
hanya makan 2-5 sendok nasi. - Kulit mengkilap ditubuh yang
- Keluarga klien mengatakan nafsu edema.
makan klien menurun karena adanya - Konjungtiva mata anemis.

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


sariawan dilidah dan mukosa bibir, - Nampak retraksi otot dada.
sehingga klien juga kesulitan untuk - Ekspansi dada tidak seimbang (dada
mengunyah. kiri tertinggal).
- Keluarga klien mengatakan, untuk - Irama jantung irregular.
memenuhi kebutuhan sehari-hari klien, - Bising usus 6x/menit.
klien dibantu total oleh keluarga klien. - Pemeriksaan lab :
- Keluarga klien mengatakan, jika klien Na = 112 mEq /L
terbangun dan berinteraksi dengan Cl = 82
keluarga, klien terkadang tiba-tiba Gula darah pp = 143mg/dL
tertidur kembali. Gula darah pp = 136 mg/Dl
- Klien mengatakan pusing dan merasa HB =86 g/dL
berat di dada.

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


ANALISA DATA

No DATA ETIOLOGI PROBLEM


.
1. DS : Disfungsi miokard, beban tekanan Penurunan
- Klien mengatakan berlebiih, beban sistolik berlebih, Curah
cepat lelah peningkatan kebutuhan Jantung
- Klien mengatakan metabolisme, beban volume
sesak nafas meningkat, penyakit jantung,
- Klien mengatakan aterosklerosis coroner, HT
pusing dan merasa pulmonal
berartdi dada
Gagal jantung kongestif
DO :
- Irama jantung Gagal pompa ventrikel kanan dan
irregular kiri
- Edema ekstrenitas
III Penurunan curah jantung
- Warna mengkilap
di bagian tubuh
yang terdapat
edema
- Terpasang oksigen
kanulnasal (3L).
- Nampak sesak
- Posisi nampak
head-up
- TD = 150/67
mmHg

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


2. DS : Gagal jantung kongestif Pola Nafas
- Klien mengatakan Tidak Efektif
sesak nafas Gagal pompa ventrikel kanan
- Klien mengatakan Tekanan diastole meningkat
pusing
Tekanan atrium kanan meningkat
DO :
- GCS E3V3M5 Peningkatan tekanan vena porta di
- Somnolen abdomen
- Irama jantung
irregular Retensi cairan pada organ
- Pola nafas pencernaan
abnormal
- SPO2 = 93 Mendesak diafragma
- Terdapat retraksi
otot dada Sesak nafas
- Ekspansi dada tidak
seimbang (dada kiri Pola nafas tidak efektif
tertinggal)
3. DS : Gagal jantung kongestif Nyeri Akut
- Klien mengatakan
nyeri pada dada Gagal pompa ventrikel kiri
P = Nyeri dada
Q = Tertusuk Nyeri dada
S=4
R = Nyeri dada
sebelah kiri
T = Nyeri tekan

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


DO :
- Klien meringis
ketika dilakukan
palpasi dan
auskultasi
4. DS : Gagal jantung kongestif Perfusi
- Keluarga klien Perifer Tidak
mengatakan, untuk Gagal pompa ventrikel kiri Efektif.
memenuhi kebutuhan
sehari-hari klien Forward failure
dibantu total oleh
keluarga. Cairan di paru-paru meningkat

DO : Suplai O2 menurun
- Nampak edema
diekstremitas bawah Hipoksia
derajad III
- Nampak tirah baring Darah yang kaya O2 hanya mengisi
- Akral dingin bagian-bagian yang vital
- Warna kulit
mengkilap dibagian Ujung-ujung perifer tidak tersuplai
yang terdapat edema darah yang kaya akan O2
- TD = 150/67 mmHg
- HB = 6,8 g/dL Perfusi perifer tidak efektif
- SPO2 = 93
- N = 58 x/i , P = 17
x/i
5. DS : Gagal jantung kongestif Defisit

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


- Keluarga klien Nutrisi
mengatakan makan Gagal pompa ventrikel kanan
hanya 2-5 sendok
nasi Tekanan diastole meningkat
- Keluarga klien
mengatakan klien Tekanan atrium kanan meningkat
susah mengunyah
karena sariawan Peningkatan tekanan vena porta di
yang ada di lidah dan abdomen
mukosa bibir
- Keluarga klien Retensi cairan pada organ
mengatakan nafsu pencernaan
makan klien
menurun Sensasi penuh di lambung

DO : Vomitting centre
- Nampak sariawan di
lidah dan mukosa Peningkatan asam lambung
bibir
- Mukosa bibir Anoreksia (mual, muntah)
nampak pucat
- Bising usus 6x/menit Defisit nutrisi
- Nampak
menghabiskan
makanannya 2-5
sendok nasi.

6. DS : Gagal pompa ventrikel kiri Intoleransi


- Keluarga klien Aktivitas

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


mengatakan klien Forward failure
dibantu total untuk
memenuhi kebutuhan Splay darah dalam jaringan
sehari-hari menurun
- Keluarga klien
mengatakan, klien Metabolism anaerob
tertidur hampir
sehari-hari Penimbunan asam laktat dan ATP
- Klien lelah jika
terlalu banyak Fatigue
beraktivitas
DO : Intoleransi aktivitas
- Nampak tirah baring
- Nampak tertidur
hampir setiap hari
- Somnolen

B. Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan curah jantung b.d penurunan kontraktilitas ventrikel kanan dan
kiri.
2. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas
3. Nyeri akut b.d. agen pencidera fisiologi.
4. Perfusi perifer tidak efektif b.d. penurunan aliran ateri dan / atau vena
5. Defisit nutrisi b.d. ketidakmampuan menelan makanan
6. Introleransi aktivitas b.d. ketidakseimbangan antara suply ke jaringan dengan
kebutuhan sekunder penurunan curah jantung.

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Inisial Klien :Ny. H No. Rm :392454

Umur Klien :64 tahun Dx. Medis :CHF

No. Diagnosis Luaran Intervensi Rasional


Keperawatan Keperawatan
1. Penurunan curah Tujuan : a. Identifikasi tanda/gejala a. Mengetahui tanda/gejala primer
jantung b/d Setelah dilakukan primer penurunan curah penurunan curah jantung pada
penurunan perawatan, di jantung (meliputi dispnea, klien.
kontraktilitas harapkan curah kelelahan, edema).
ventrikel kiri jantung meningkat. b. Monitor tekanan darah. b. Mengetahui tekanan darah
kanan. c. Posisikan klien head-up klien.
Kriteria Hasil : atau fowler dengan kaki ke c. Mempertahankan kenyamanan,
a. Tanda vital dalam bawah atau posisi nyaman. meningkatkan ekspansi paru.
rentang normal. d. Anjurkan beraktivitas fisik
b. Kekuatan nadi secara toleransi. d. Melatih pasien beraktivitas
meningkat. e. Kolaborasi pemberian sesuai toleransi.
c. Tidak ada edema. antiaritma. e. Untuk menangani kondisi
aritmia.
2. Pola nafas tidak Tujuan : a. Monitor frekuensi, irama, a. Indikasi penurunan kemampuan

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


efektif b.d Setelah dilakukan kedalaman dan upaya menyediakan oksigen bagi
hambatan upaya perawatan, nafas. jaringan.
nafas. diharapkan b. Palpasi kesimetrisan b. Mengetahui kesimetrisan
pertukaran gas ekspansi paru. ekspansi paru.
meningkat. c. Atur interval pemantauan c. Mengetahui perkembangan
respirasi sesuai kondisi kondisi pasien.
Kriteria Hasil: pasien. d. Untuk meningkatkan
a. Dispnea d. Kolaborasi pemberian pengiriman oksigen ke paru-
menurun. oksigen. paru guna kebutuhan sirkulasi.
b. Pola nafas
membaik.
c. PCO2 dan O2
membaik.
3. Nyeri akut b.d Tujuan : a. Identifikasi lokasi, a. Menentukan tindakan
agen pencidera Setalah dialakuakan karakteristik, durasi, intervensi apa yang akan
fisiologis. perawatan , frekuensi, kualitas, dilakukan.
diharapkan nyeri intensitas nyeri.
menurun. b. Berikan tindakan non- b. Untuk memperoleh rasa kontrol
farmakologis seperti terhadap nyeri.
Kriteria hasil : relaksasi nafas dalam.

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


a. Nyeri terkontrol. c. Terangkan penhyebab nyeri c. Menghindari agen-agen
b. Kemampuan dan faktor tindakan yang penyebab nyeri.
menggunakan dapat memprovokasi nyeri.
teknik d. Kolaborasi pemberian obat d. Membantu meredakan rasa
nonfarmakologi. analgetik. nyeri.
4. Perfusi perifer Tujuan : a. Periksa sirkulasi perifer a. Untuk mencegah terjadinya
tidak efektif b.d. Setelah dilakukan (nadi perifer, edema, syok.
penurunan aliran perawatan, pengisian kapiler, warna,
arteri atau vena. diharapkan perfusi suhu).
penifer meningkat. b. Monitor panas, kemerahan, b. Kehilangan cairan dan
nyeri, atau bengkak pada kompartemen vaskuler kedalam
Kriteria hasil : ekstremitas. ruang intersisial.
a. Edema penifer c. Hindari pengukuran c. Untuk menghindari ketegangan
menurun. tekanan darah pada otot.
b. Akral teraba ekstrenitas dengan
hangat. keterbatasan perfusi. d. Mencegah refensi cairan dan
c. Warna kulit tidak d. Ajarkan program diet untuk edensia akibat penurunan
pucat. memperbaiki sirkulasi. kontraktilitas PD.
5. Deficit nutrisi Tujuan : a. Identifikasi status nutrisi. a. Mengetahui status nutrisi klien.
b.d Setlah dilakukan b. Lakukan oral hygiene b. Meningkatkan nafsu makan

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


ketidakmampuan perawatan, sebelum makan, jika perlu. klien.
menelan diharapakan nafsu c. Ajarkan diet yang c. Mencegah dan mengurangi
makanan. makan meningkat diprogramkan. kerusakan jaringan.
dan kemampuan d. Kolaborasi dengan ahli d. Penentuan diet yang cocok
menelan makanan gizi untuk menentukan sesuai dengan penyakit.
meningkat. jumlah kolon dan jenis
nutrient yang dibutuhkan.
Kriteria hasil
a. Porsi makanan
yang dihabiskan
meningkat.
b. Sariawan
berkurang.
c. Nafsu makan
meningkat.

6. Intoleransi Tujuan : a. Evaluasi respon pasien a. Menetapkan kemampuan dan


aktivitas b.d. Setelah dilakukan terhadap aktivitas. memudahkan pilihan intervensi.
ketiakseimbangan perawatan, klien b. Berikan lingkungan tenang b. Menurunkan stress dan
antara supply o2 mampu dan batasi pengunjung. rangsangan berlebihan,

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


kejaringan mentoleransi c. Bantu pasien memilih posisi meningkatkan istirahat.
dengan kbutuhan aktivitas. yang nyaman. c. Membuat klien merasa lebih
sekunder d. Ajarkan ROM aktif. nyaman.
penurunan curah Krtiteria hasil : d. Menghindari kekakuan pada
jantung. a. Saturasi oksigen. otot.
b. Keluhan lelah.
c. Tekanan darah.

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Inisial Klien :Ny. H No. Rm :392454

Umur Klien :64 tahun Dx. Medis :CHF

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


No. No. Diagnosis Hari, Implementasi Nama
tgl/jam jelas
1. Penurunan curah Senin, 10 Mei 2021
jantung b/d 08.00 - Mengukur TTV
penurunan Hasil : TD : 190/60 mmHg S : 35,9o c
kontraktilitas N : 74x/i P : 16x/i
ventrikel kiri 08.10 - Memposisikan klien untuk
kanan. memaksimalkan ventilasi
Hasil : posisi head-up
10.00 - Mengukur TTV
- Hasil : TD : 130/60 mmHg S : 36o c
N : 72x/i P : 18x/i
12.00 - Mengukur TTV
Hasil : TD : 150/60 mmHg S : 36,1o c
N : 71x/i P : 17x/i
14.00 - Mengukur TTV
Hasil : TD : 160/60 mmHg S : 36o c
N : 73x/i P : 16x/i
Selasa, 11 Mei 2021
15.30 - Menganjurkan untuk menggerakkan

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


badannya
16.00 Hasil : klien miring kanan dan miring kiri.
- Mengukur TTV
Hasil : TD : 180/60 mmHg S : 36o c
18.01 N : 80 x/i P : 19x/i
- Memposisikan klien untuk
memaksimalkan ventilasi
Hasil : posisi head-up
2. Pola nafas tidak Senin, 10 Mei 2021
efektif b.d 08.00 - Mengkaji frekuensi dan upaya nafas klien
hambatan upaya Hasil :frekuensi nafas 16x/i, upaya nafas
nafas dalam
10.00 .
- Mengkaji frekuensi dan upaya nafas klien
12.00 Hasil :frekuensi nafas 18x/i, upaya nafas
dalam.
14.00 - Mengkaji frekuensi dan upaya nafas klien
Hasil :frekuensi nafas 17x/i, upaya nafas
dalam.
Selasa, 11 Mei - Mengkaji frekuensi dan upaya nafas klien

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


2021 Hasil : frekuensi nafas 16x/i, upaya nafas
15.30 dalam.

- Mengkaji frekuensi dan upaya nafas klien


Hasil : frekuensi nafas 19x/i, upaya nafas
normal
3. Nyeri akut b.d. Senin, 10 Mei 2021
agen pencedera 09.00 - Mengidentifikasi lokasi nyeri.
fisiologis. Hasil : dada sebelah kiri.
09.05 - Mengajarkan untuk teknik
nonfarmakologi
Hasil : relaksasi nafas dalam

4. Perfusi perifer tidak Senin, 10 Mei 2021


efektif b.d. 08.00 - Mengukur suhu klien.
penurunan aliran Hasil : 35,9oc
arteri dan atau 08.01 - Menghitung derajat edema.
vena. Hasil : Edema derajat III
08.02 - Menghitung CRT.
Hasil : < 2 dtk

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


Selasa, 11 Mei 2021
16.00 - Mengukur suhu klien.
Hasil : 36oC
16.02 - Menghitung derajat edema.
Hasil : Edema derajat III.
16.03 - Menghitung CRT.
Hasil :< 2 dtk.
5. Deficit nutrisi b.d. Senin, 10 Mei 2021
ketidakmampuan 10.00 - Mengidentifikasi porsi makanan yang
menelan makanan. dihabiskan.
Hasil : 2-5 sendok nasi.

Selasa, 11 Mei 2021


17.00 - Mengidentifikasi porsi makanan yang
dihabiskan.
Hasil : menghabiskan 1 porsi makanan
yang diberikan oleh RS.
6. Intoleransi aktivitas Senin, 10 Mei 2021
b.d. 08.01 - Memberikan posisi nyaman.
ketidakseimbangan Hasil : posisi head-up.

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


antara suplai O2 ke Selasa, 11 Mei 2021
jaringan dengan 15.30 - Mengajarkan untuk menggerakkan badan
kebutuhan sekunder Hasil : klien bisa miring kiri dan miring
penurunan curah kanan
jantung. 18.01 - Memposisikan klien ke posisi yang naman
Hasil : posisi head-up

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Inisial Klien :Ny. H No. Rm :392454

Umur Klien :64 tahun Dx. Medis :CHF

No. No. Diagnosis Hari, Implementasi Nama


tgl/jam jelas
1. Penurunan curah Senin, 10 Mei 2021
jantung b.d. 14.05 S : Klien mengatakan cepat lelah, sesak nafas

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


penurunan dan pusing.
kontraktilitas O : Nampak sesak.
ventrikel kiri A : Masalah belum teratasi.
kanan. P : Lanjutkan Intervensi.
- Monitor ttv
- Posisikan pasien head up

Selasa, 11 Mei 2021 S : Klien mengatakan pusing.


21.30 O : Nampak selalu memegang kepala.
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi.
- Monitor ttv
- Posisikan pasien headup
2. Pola nafas tidak Senin, 10 Mei 2021
efektif b.d 14.05 S : Klien mengatakan sesak nafas, pusing.
hambatan upaya O : Klien nampak sesak.
nafas A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi: Kaji frekuensi dan
upaya napas klien
Selasa, 11 Mei 2021

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


21.30 S : Klien mengatakan pusing.
O : Nampak memegang kepala.
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi: Kaji frekuensi dan
upaya napas klien
3. Nyeri akut b.d. Senin, 10 Mei 2021
agen pencedera 14.05 S : Keluarga klien mengatakan klien masih
fisiologis. merasakan nyeri.
O : Nampak meringis.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi: Ajarkan teknik
relaksasi napas dalam
Selasa, 11 Mei 2021
21.30 S : Keluarga klien mengatakan klien sudah
tidak. terlalu merasakan nyeri.
O : Meringis.
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi: Anjurkan untuk
melakukan relaksasi napas dalam
4. Perfusi perifer tidak Senin, 10 Mei 2021

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


efektif b.d. 14.01 S : Keluarga klien mengatakan terdapat
penurunan aliran edema di ekstremitas.
arteri dan atau O : nampak edema ekstremitas bawah derajat
vena. III.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi: Pantau Suhu dan
derajat edema.
Selasa, 11 Mei 2021
21.30 S : Keluarga mengatakan edema mulai
menurun.
O : Edema derajat II.
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi : Pantau suhu dan
derajat edema
5. Defisit nutrisi b.d. Senin, 10 Mei 2021
ketidakmampuan 14.01 S : Keluarga klien mengatakan nafsu makan
menelan makanan. klien menurun.
O : Makanan nampak dihabiskan 2-5 sendok
nasi.
A : Masalah belum teratasi.

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


P : Lanjutkan Intervensi : anjurkan untuk
makan sedikit tapi sering
Selasa, 11 Mei 2021
21.30 S : Klien mengatakan nafsu makan
meningkat.
O : Nampak menghabiskan 1 porsi makanan.
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi: anjurkan untuk
makan sedikit tapi sering
6. Intoleransi aktivitas Senin, 10 Mei 2021
b.d. 14.05 S : Keluarga klien mengatakan klien
ketidakseimbangan sehariannya masih tertidur.
antara suplai O2 ke O : Klien nampak tertidur sepanjang hari.
jaringan dengan A : Masalah belum teratasi.
kebutuhan sekunder P : Lanjutkan Intervensi.
penurunan curah - Posisikan pasien head up
jantung. - Anjurkan dan eduksi keluarga untuk
melakukan miring kiri miring kanan
Selasa, 11 Mei 2021
21.30 S : Klien mengatakan sudah

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


bisamenggerakkan badannya.
O : Klien bisa miring kanan dan miring kiri
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Lanjutkan Intervensi.
- Posisikan pasien head up
- Anjurkan dan eduksi keluarga untuk
melakukan miring kiri miring kanan

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


BAB V
KESIMPULAN

Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung adalah kondisi dimana
otot jantung tidak mampu untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh. Berlawanan dengan konotasi harfiahnya, gagal jantung tidak berarti
bahwa jantung benar-benar gagal bekerja. Ketika gagal jantung kongestif,
kemampuan jantung memompa daah menjadi lemah dan kurang bertenaga. Seperti,
perputaran aliran darah melalui jantung dan tubuh dengan lebih lambat, menyebabkan
meningkatnya tekanan dalam pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan pembuluh
darah mendorong cairannya ke jaringan tubuh lainnya yang bisa menyebabkan
penumpukan di paru-paru, hati, tangan, kaki dan saluran pencernaan.

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII


DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, R. . (2016). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


Kardiovaskular Aplikasi NIC & NOC. EGC.

Majid, A. (2017). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskular. Pustaka Baru Press.

Narolita, Y. (2018). Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal Jantung Kongestif ( Gjk
) Dengan Masalah Hipervolemia.

Porumba, M., Iadanza, E., Massaroc, S., & Pecchia, L. (2020). A convolutional
neural network approach to detect congestive heart failure. Biomedical Signal
{rocessing and Control, 55.

PPNI. (2017a). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. PPNI.

PPNI. (2017b). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. PPNI.

Ramadhani, F. N. (2020). ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GAGAL


JANTUNG KONGESTIF (CHF) YANG DI RAWAT DI RUMAH SAKIT.

Sari, D. I. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI RUANG FLAMBOYAN RSUD
ARIFIN ACHMAD PEKANBARU.

Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XVIII

Anda mungkin juga menyukai