B” DI
DESA LEMPANGAN KECAMATAN BAJENG
OLEH
La Ode Agustino Saputra, S.Kep
70900120011
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
A. Latar Belakang
penularan yaitu pasien TB BTA positif melalui percik renik dahak yang
masih menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian pada
tahun 2014. India, Indonesia dan China merupakan negara dengan penderita
tuberkulosis terbanyak yaitu berturut-turut 23%, 10%, dan 10% dari seluruh
2014 yang hanya 324.539 kasus. Jumlah kasus tertinggi terdapat di provinsi
dengan jumlah penduduk yang besar yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa
serta menyediakan akses dan standar pelayanan yang diperlukan bagi seluruh
pasien TB paru.
kesehatan baik dari pemerintah atau swasta kurang dilatih dalam diagnosis
hidup yang tidak sehat. Hasil survey di Indonesia oleh Ditjen Pemberantasan
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat/Klien
3. Bagi Puskesmas
A. Konsep Dasar
1. Konsep Keluarga
a. Definisi Keluarga
b. Ciri-ciri Keluarga
Ciri-ciri keluarga menurut Robert Mac Iver dan Charles Horton
dipelihara.
tangga.
gotong royong.
c. Tipe keluarga
1. Secara Tradisional
2. Secara Modern
karier.
rumah.
f) Dual Carrier, suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa
anak.
rumah.
penyediaan fasilitas.
adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua
dari anak-anak.
d. Struktur keluarga
bagi keluarga.
(Setiadi,2008)
f. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
adalah :
yang dialami.
penyakit
adalah :
(1) Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya
perawatannya).
dikaji adalah :
sanitasi.
pencegahan penyakit.
sanitasi.
(6) Sejauhmana kekompakan antara anggota
keluarga.
kesehatan.
kesehatan.
keluarga
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi
adalah:
a) Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan
dan papan
keluarga
anak.
di rumah.
dari 6 bulan
1. Definisi
tubuh lainnya, termasuk meninges, ginjal, tulang dan nodus limfe. Agen
aerobic tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitive terhadap
panas dan sinar ultraviolet. M.bovis dan M.avium pernah, pada kejadian
organ tubuh yang lain melalui peredaran darah, yaitu: kelenjar limfe,
(Somantri, 2012).
tingkat kejadian 9 juta kasus per tahun di seluruh dunia dan kasus
baru terbanyak terjadi di Asia sekitar 60% dari kasus baru yang terjadi
disel uruh dunia. Akan tetapi Afrika Sub Sahara memiliki jumlah
terbanyak kasus baru perpopulasi dengan lebih dari 260 kasus per
terbanyak adalah region Asia Tenggara (35%), Afrika (30%), dan region
Pasifik barat (20%). Berdasarkan data WHO pada tahun 2009, lima
Negara dengan insiden kasus TB terbanyak yaitu, India (1,6 -2,4 juta),
tipe TB adalah 505.614 kasus per tahun, 244 per 10.000 penduduk dan
1.550 per hari. Insidensi penyakit TB 528.063 kasus per tahun, 228 kasus
per 10.000 penduduk dan 1.447 per hari.Indisdensi kasus baru 236.029
per tahun, 102 kasus per 10.000 penduduk, dan 647 per hari. Insidensi
3. Etiologi
Sebagian besar struktur organisme ini terdiri atas asam lemak (lipid) yang
hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan
bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada
dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali
dan menjadikan tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob.
tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini tekanan bagian apikal paru-
paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga bagian apikal ini
a. M. tuberculosae
b. Varian Asian
c. Varian African I
d. Varian African II
e. M. Bovis
adalah:
a. M. kansasi
b. M. avium
c. M. intra cellular
d. M. scrofulaceum
e. M.malmacerse
4. Patofisiologi
Paru merupakan port d’entrée kasus infeksi TB. Pada waktu batuk atau
dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam. Orang dapat terinfeksi
Basil juga secara sistemik melalui sistem limfe dan aliran darah ke bagian
tubuh lainnya (ginjal, tulang, korteks serebri), dan area paru-paru lainnya
(lobus atas).
baru, yang disebut granulomas, yang merupakan gumpalan basil yang masih
hidup dan yang sudah mati, dikelilingi oleh makrofag yang membentuk dinding
protektif. Granulomas diubah menjadi massa jaringan fibrosa. Bagian sentral
dari massa fibrosa ini disebut tuberkel Ghon (fokus primer Gohn).
terjadi dapat disebabkan oleh fokus di paru atau di kelenjar limfe regional.
Jika terjadi nekrosis perkijuan yang berat, bagian tengah lesi akan mencair
paru atau kavitas. Obstruksi parsial pada bronkus akibat tekanan eksternal
2005).
5. Klasifikasi
Klasifikasi I
Tabel 1. Klasifikasi TB
Class 0 Tidak ada jangkitan atau terinfeksi, riwayat terpapar, reaksi test tuberculin
Class 1 Terpapar TBC, tidak ada bukti infeksi, reaksi kulit tak bermakna
Class 2 Ada infeksi TBC, reaksi kulit bermakna, pemeriksaan bakteri (-), tidak ada
bukti.
Class 3 Sedang sakit, BTA (+), test mantoux bermakna, Rontgent Thorax (+). Lokasi
dsb.
Class 4 Sedang sakit, ada riwayat mendapat pengobatan, Rontgent Thorax (+), test
mantoux bermakna.
1. Tuberculosis Primer
yang belum pernah terpajan (orang yang belum pernah mengalami TB)
kekebalan tubuh, seperti AIDS dan biasanya terjadi pada pada anak
TB sebelumnya) melemah.
6. Tanda Gejala
Menurut Jhon Crofton (2012), gejala klinis yang timbul pada pasien
agak lambat. Batuk pada Tuberculosis paru dapat kering pada permulaan
b. Dahak (sputum)
c. Batuk darah
Batuk darah yang terdapat dalam sputum dapat berupa titik darah
sampai berupa sejumlah besar darah yang keluar pada waktu batuk.
d. Sesak napas
e. Nyeri dada
gesekan pada dinding pleura dan paru. Rasa nyeri berkaitan dengan
f. Wheezing
Wheezing terjadi karena penyempitan lumen bronkus yang
i. Malaise
Tuberculosis paru. Keringat malam umumnya baru timbul bila proses telah
lanjut.
Gejala khas TB, yaitu TRIAS TB yaitu batuk > 3 mggu yang tidak
hari; dan nafsu makan ↓ diikuti penurunan BB. Penyakit tuberculosis sering
dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang mempunyai banyak
kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum seperti
lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas
paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala sistemik
(Sudoyo, 2006).
1. Gejala respiratorik meliputi:
Batuk dapat terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini
terjadi pada kavitas,tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.
Batuk darah berupa garis atau bercak-bercak darah, gumpalan darah atau
c. Sesak nafas
nafas. Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut,
d. Nyeri dada
e. Wheezing
a. Demam
Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan
malam hari mirip dengan demam influenza, hilang timbul dan makin lama
b. Gejala sistemik
minggu sampai bulan, akan tetapi penampilan akut dengan batuk, panas,
7. Pencegahan
a. Bagi Masyarakat
meningkat.
sekitar
6. Imunisasi BCG
b. Bagi penderita
pengobatan pencegahan.
Saat ini vaksin BCG (Bacille Calmette Guerin) adalah vaksin yang
suntikan di bawah kulit. Vaksin ini efektif pada anak baru lahir untuk
mencegah penyakit TB berat. Saat ini TBC memang tidak memberi dampak
Saat ini masih belum ditemukan vaksin yang efektif diberikan pada
orang dewasa untuk mencegah penyakit TBC. Akan tetapi, menurut studi
literatur yang dilakukan melita tahun 2013 menyatakan bahwa baru-baru ini
pada subjek yang pernah diberi vaksin BCG, subjek yang tinggal di daerah
endemis TBC, subjek dengan infeksi TBC laten di UK. Tiga penelitian
8. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
berat badan menurun. Bila mengenai pleura, paru yang sakit terlihat
b. Perkusi
c. Auskultasi
tambahan berupa rhonci basah, kasar dan nyaring. Tetapi bila infiltrasi
sekali.
d. Palpasi
Badan teraba hangat (demam), denyut nadi meningkat
9. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
berikut:
berisioko tinggi.
berikut:
dapat dideteksi oleh media biakan ini (Price & Wilson, 2006).
c. Vaksinasi BCG
2. Pemeriksaan Radiologi
dan gambaran penyakit yang menyebar yang biasanya bilateral (Price &
Wilson, 2006).
3. Pemeriksaan lain-lain
mycobakterium tuberkulosis.
pada TB paru luas. GDA dapat tidak normal tergantung lokasi, berat
lobus bawah
5) Adanya kalsifikasi
7) Bayangan milier
terhadap basil TB
f. Tes Mantoux/Tuberkulin
j. MYCODOT
k. Penatalaksanaan
Pengobatan TBC
1) Isoniazid (H)
2) Rifampisin (R)
dibunuh oleh isoniasid. Dosis 10 mg/kg berat badan. Dosis sama untuk
3) Pirazinamid (Z)
berat badan.
4) Streptomisin (S)
5) Etambutol (E)
6) Kategori 1 : 2RHZE/4RH3
7) Kategori 2 : 2 RHZES/RHZE/5RH3E3
Kategori 1
OAT Kategori 1 diberikan pada pasien baru, yaitu pasien TB paru
Kategori 2
OAT Kategori 2 diberikan pada pasien BTA positif yang sudah diberikan
putus obat.
b. Tahap Pengobatan
1) Tahap Intensif
Tuberculosis (OAT).
2) Tahap Lanjutan
Penderita mendapat jenis obat lebih sedikit dalam jangka waktu yang
Terapi MDR-TB
Berikut ini adalah pilihan obat yang dapat diberikan pada pasien dengan
rifampisin
streptomisin
moxifloksasin, ofloksasin
Kehamilan
Ibu Menyusui
dengan pengobatan TB pada umumnya. Semua jenis OAT aman bagi ibu
ke bayi. Untuk bayi yang menyusu dari ibu penderita TB, terapi
Rawat Inap
Umumnya pasien dengan tuberkulosis paru (TB Paru) tidak perlu dirawat
inap. Namun akan memerlukan rawat inap pada keadaan atau komplikasi
berikut :
c) Pneumotoraks
d) Empiema
Kriteria Sembuh
memenuhi kriteria :
a) BTA mikroskopik negatif dua kali (pada akhir fase intensif dan akhir
perbaikan
Monitoring
samping obat.
c. Evaluasi Pengobatan
( hilangnya keluhan, nafsu makan meningkat, berat badan naik dan lain-
menjadi negatif.
bulan ke-2, 4, dan 6. Pada yang memakai paduan obat 8 bulan sputum
BTA diperiksa pada akhir bulan ke-2, 5, dan 8. Biakan BTA dilakukan
setelah tahap intensif dan pada awal terapi pasien yang mendapat
Perawatan TBC
a) Awasi penderita minum obat, yang paling berperan disini adalah orang
baik
penyakit TB yang antara lain meliputi gejala bahaya dan akibat yang
ditimbulkannya.
d) Des-Infeksi, Cuci tangan dan tata rumah tangga kebersihan yang ketat,
tempat tidur, pakaian), ventilasi rumah dan sinar matahari yang cukup.
l. Komplikasi
Menurut Depkes RI (2012), komplikasi yang dapat terjadi pada
paru.
ginjal.
1. Pengkajian
(Harmoko, 2012: 70). Hal-hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah:
a. Pengumpulan Data
adaptasi disfungsional
7. Pemeriksaan Fisik
8. Harapan Keluarga
b. Analisa data
meliputi:
a) Masalah (Problem)
b) Penyebab (etiologi)
adalah :
kesalahan persepsi).
psikologis).
c) Tanda (sign)
dengan cepat.
bantuan perawat.
Keterangan :
intervensi tidak bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang bagi
(Friedman, 2010).
2. Pengkajian TBC
Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan laboratorium
untuk memperoleh informasi dan data yang nantinya akan digunakan sebagai
a. Keadaan Umum
b. Tanda-tanda Vital
Meliputi pemeriksaan:
2) Pulse rate
3) Respiratory rate
4) Suhu
2. Nutrisi / Metabolik
kurus.
3. Eliminasi
gastrointestinal.
malam atau demam pada malam hari, menggigil dan atau berkeringat.
takut.
Gejala : adanya faktor stres dalam waktu yang lama, adanya perasaan
berduka
7. Konsep Diri
Pasien mengalami gangguan pada harga diri , karena kondisi yang terkena
menyelesaikan masalah.
ibadah).
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
napas, irama, kedalaman tak normal, bunyi napas tak normal (ronchi,
berat apabila stres dan sering timbul pada malam hari, frekuensi napas
>20 x/menit, napas cepat dan dangkal, ekspansi dada tampak menurun.
nyeri dada, sakit kepala, nyeri sendi, melindungi area yang sakit,
3. Intervensi
4. Implementasi
asuhan keperawatan yang berfokus pada pasien dan berorientasi pada tujuan
istirahat. Posisi yang paling efektif bagi pasien dengan penyakit pulmonary
Batuk efektif merupakan satu upaya untuk mengeluarkan dahak dan menjaga
nebulizer dan postural drainage. Pada pasien tuberculosis ini diperlukan terapi
dalam tubuh lebih tinggi sehingga sel-sel di dalam tubuh bekerja secara
optimal dan keadaan tubuh menjadi lebih baik, dan untuk menunjang
keberhasilan tindakan mandiri perawat tersebut harus mengkolaborasikan
dengan terapi medis Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dengan dosis yang sesuai
5. Evaluasi Keperawatan
perubahan keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria
hasil yang dibuat pada tahap perencanaan (Rohma, 2013). Tujuan dari
mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat
dengan cara membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan kriteria hasil
(Dermawan, 2013).
BAB III
I. Pengkajian Keluarga
A. Data Umum
b. Umur : 55 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wartawan
Lempangan
b. No Telepon : 085398847569
3. Komposisi Keluarga :
Lengkap Sehat
Sehat
4. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Garis Keturunan
: Garis Hubungan
karena sebab sebyang tidak diketahui. Begitupula dengan ibu dari Tn.
Mellitus
G3: Tn.B dan Ny.H memiliki anak 4 orang anak perempuan, anak
luar daerah dan dalam keadaan sehat. Anak ke 4 saat ini bersama
6. Suku
Tn. B dan Ny. H semua berasal dari suku Makassar dan bahasa
Makassar.
7. Agama
masjid dekat rumah. Selain itu Ny.H juga tergabung dalam kelompok
Nasioanal KIS.
9. Aktivitas rekreasi
tertentu. Saat ini, Ny. H mengalami TBC berupa gejala batuk, sesak
nafas, dan nyeri akibat ulkus pada bagian pinggang karena bisul
saat ini sehat dan tidak ada obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
rumah sakit. Adapun penyakit yang sering dialami ialah demam, batuk,
C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah
rumah pribadi dan berukuran 6x7 m2 terdiri dari 1 ruang tamu, teras, 5
a. Ventilasi
b. Pencahayaan
e. Jamban
letaknya di dalam rumah, jarak dari septic tank kurang dari 2 meter
f. Tempat sampah
dan tetangga sangat baik. Terkadang setiap sore hari beberapa tetangga
akan keluar dari rumah dan saling mendatangi untuk berserita satu sama
makanan satu sama lain dan saling tolong menolong jika ada yang
Nasional KIS sehingga jika ada anggota keluarga yang sakit, Tn. B akan
D. Struktur keluarga
mencari solulsi yang tepat dan keluarga saling membantu bila ada
masalah.
3. Struktur peran
sebagai ibu dan istri. Semua anak Tn.B tinggal terpisah dengan Tn. B
kecuali Nn. N, dan Tn. B dititip oleh 2 orang cucu dari anak-anaknya. Nn
N menjalankan perannya sebagai anak, yang saling menolong jika ada
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi sosialisasi
lainnya.
sesak nafas dan batuk, serta luka bisul. Namun, keluarga Tn.B
Ny. H.
keluarga yang sakit dengan TBC dan luka bisul. Keluarga jika
kesehatan di masyarakat
dan RS jika ada anggota keluarga yang sakit. Fasilitas yang ada
jangkau.
penyakitnya. Istri Tn. B ingin segera sembuh dari sakit yang dirasakan
kembali tanpa harus mengeluh dengan sakit yang dirasakan dan agar
adalah cobaan dari Allah. Mereka berharap Ny.H bisa sembuh dari
G. Harapan Keluarga
dihadapi
kedudukan.
H. Pemeriksaan fisik (anggota keluarga)
tekan
3. Hidung Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada Simetris, tidak ada
5. Mulut Gigi sudah ada yang Gigi sudah ada yang Gigi utuh, mulut
bersih, tidak ada lesi, bersih, tidak ada lesi, lesi, bentuk
menelan
tambahan
hepar dan tidak ada nyeri tekan. Namun, dan tidak ada nyeri
pinggal dekat
bokong sebelah
kanan.
9. Ektremitas Tidak ada edema, Tidak ada edema, Tidak ada edema,
atas tidak ada kelehan tidak ada kelehan tidak ada kelehan
anggota gerak
anggota gerak. anggota gerak.
10. Ektremitas Tidak ada edema, Tidak ada edema, Tidak ada edema,
bawah kekuatan otot baik kekuatan otot baik kekuatan otot baik.
5 5 5 5
5 5 5 5
11. Tanda-tanda
Kesadaran 15 15 GCS 15
Suhu
KLASIFIKASI DATA
DS:
1. Keluarga mengatakan jika sakit Domain 1 promosi kesehatan,
hanya berobat di sarana kesehatan. kelas 2 manajemen kesehatan
Keluarga Tn. B. belum bisa dengan kode 00080.
melakukan upaya perawatan untuk
anggota keluarga yang sakit, belum
mampu merawat anggota keluarga
dengan baik.
2. Keluarga mengatakan kurang
mengerti bagaimana cara merawat
anggota keluarga yang sakit,
tindakan alternatif yang baik
dilakukan untuk menghilangkan
atau meringankan gejala sakit yang
diderita oleh anggota keluarga.
DO:
1. Keluarga juga nampak gagal
dalam melakukan pencegahan
masalah kesehatan berupa TBC
2. Keluarga juga nampak gagal
dalam melakukan pencegahan
masalah kesehatan berupa TBC
3. Keluarga tampak kurang paham
saat ditanyakan mengenai
penyebab, tanda dan gejala serta
penanganan dari penyakit TBC
tersebut.
4. Keluarga juga nampak tidak
mengetahui pengobatan yang
benar untuk penyakit TBC.
SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan pada keluarga Tn B dengan TBC
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Masalah sudah ada
defisit kesehatan : 3
Senin ,
07/06/2021 TUK 2 Senin, Subjektif :
1. Memberikan 07/06/2021 1. Pasien mengatakan lebih
16.08 manajemen jalan nafas: legah dalam bernafas
WITA terapi inhalasi sederhana 17.00 WITA 2. Pasien mengatakan
Hasil: pasien sangat terbantu dengan terapi
mengatakan bahwa inhalasi
nafasnya menjadi lebih
legah disbanding Objektif :
16.30 sebelum diberi terapi 1. Pasien mampu melakukan
WITA 2. melatih batuk efektif latihan batuk efektif dan
Hasil: pasien mengikuti terapi inhalasi sederhana
arahan dan kemudian 2. Pasien tampak mengeluarkan
16.45 melakukan batuk lender dari saluran pernafasan
WITA efektif. Nampak lender Assesment:
yang kental dan agak Masalah belum teratasi
jernih. Planning :
3. Memberi terapi oksigen 1. Berikan manajemen jalan
Hasil: pasien nampak nafas: terapi inhalasi
mendapatkan terapi sederhana
oksigen sebanyak 3 L 2. Latih batuk efektif
melalui nasal kanul jika 3. Berikan terapi oksigen
sesaknya dating.
Selasa,
08/06/2021 Selasa,
TUK 3: 08/06/2021 Subjektif :
08.00 1. Memfasilitasi 1. Pasien mengatakan akan
WITA konsultasi 09.00 WITA segera ke puskesmas
Hasil: pasien akan keesokan harinya
difasilitasi untuk 2. Keluarga pasien
konsultasi ke mengatakan akan segera
Puskesmas bersama membawa pasien ke
tenaga kesehatan puskesmas
08.30 yang ada di
puskesmas Objektif :
WITA
2. merujuk ke sistem 1. Pasien nampak sudah
pelayanan kesehatan tidak ragu lagi ke
Hasil: pasien puskesmas
dibantu oleh Assesment:
perawat desa dalam Masalah belum teratasi
hal rujukan. Dan Planning :
rencana besoknya 1. Fasilitasi konsultasi
pasien akan segera 2. Rujuk ke sistem
ke puskesmas untuk pelayanan kesehatan
melakukan
pemeriksaan lebih
lanjut.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
pada tanggal 06 Juli 2021 jam 17.00, Ny.H mengeluh mengalami sakit
berupa sesak nafas dan batuk berdahak semenjak 1 bulan yang lalu.
menunjukan TD: 80/60 mmHg, pernafasan 24x per menit, nadi 83x per
menit, dan suhu: 36,8 derajat celcius, serta terpasang oksigen dengan
tanda dan gejala TBC menurut Jhon Crofton (2012). Gejala klinis yang
timbul pada pasien Tuberculosis ialah batul lebih dari 3 pekan, terdapat
sputum, terdengar bunyi ronkhi pada kedua lapang paru, sesak nafas,
dan malaise.
B. Diagnosa Keperawatan
4. Hipertermi
5. Nyeri akut
6. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
8. Resiko infeksi
B dengan TBC
C. Intervensi Keperawatan
bersifat rutin, acak, atau standar, tetapi dirancang bagi keluarga tertentu
keluarga.
D. Implementasi Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan keluarga adalah proses untuk menilai
A. Kesimpulan
1. Pengkajian dilakukan sesuai dengan teori yang sudah ada. Pada hasil
pengkajian didapatkan data dimana anggota keluarga Tn.B dalam hal ini
dekat panggul, dialami semenjak 1 bulan yang lalu serta hipotensi. Hasil
menit, nadi 83x per menit, dan suhu: 36,8 derajat celcius, serta terpasang
5. Evaluasi dilakukan pada tanggal 05 Juni s/d 08 Juni 2021 . Evaluasi yang
disusun.
B. Saran
1. Bagi Mayarakat/Klien
3. Bagi Puskesmas
lapangan.
FORMAT PENILAIAN KEMANDIRIAN KELUARGA
kunjungan
memeriksakan Ny.H
secara aktif.
Keterangan
Black & Hawk. 2014. Medikal Surgical Nursing Clinical Management for
Positive outcomes (Ed. 7). St. Louis : Missouri Elsevier Saunders.
Brunner & Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta :
ECG. Bustan, M.N. 2007. Epidemologi Penyakit Tidak Menular.
Cetakan 2. Jakarta: Rineka Cipta
Dion,Y & Betan,Y. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik.
Yogyakarta: Nuha Medika
Wijaya, Andra Saferi & Yessie Mariza Putri. 2013. Keperawatan Medikal
Bedah.Yogyakarta : Nuha Medika