Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH “Bentuk-bentuk Karangan”

TUGAS BAHASA INDONESIA


MAKALAH
“Bentuk-bentuk Karangan”

Di susun oleh Kelompok 6 :


1. Fahrudin
2. Muhamad Anggriawan
3. Muhamad Faisal
4. Hasnawati
5. Verra Amanda limbudah
6. Yuni Faradila
7. Nurul Faradillah
8. Iren Lestari Simson
9. Muhammad Shalim Sunusi

Program Studi Farmasi


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako
Palu
Tahun ajaran 2012/2013
BAB.1 PENDAHULUAN
Karangan adalah hasil tulisan yang mengungkapkan ide, perasaan, atau pemikiran pengarang dalam satu
kesatuan tema yang utuh.

Ada karangan yang nadanya bercerita, entah cerita faktual atau cuma fisik belaka. Ada karangan yang
melukiskan sesuata hal sedemikian rupa sampai pembaca “hanyut” oleh pelukan pengarangnya. Ada karangan yang
memberikan keterangan terhadap seuatu hal, atau mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi kongkret. Dan
ada karangan yang berusaha meyakinkan pembaca agar sependapat dengan pengarang. Tetapi kelima bentuk
karangan ini sering amat sukar dibedakan secara tegas dan jelas satu sama lain dalam prakteknya.

Perlu Anda ketahui bahwa apa yang dimaksud gagasan adalah pesan yang hendak
disampaikan kepada orang lain. Gagasan itu dapat berupa pengetahuan, pengamatan,
pendapat, renungan, pendirian, keinginan, perasaan dan emosi. Penuturan atau
penyampaian gagasan itu akan mengambil suatu bentuk khusus dari jenis - jenis
karangan, yaitu deskripsi (pelukisan), narasi (penceritaan), eksposisi (pemaparan),
argumentasi (pembahasan), dan persuasi.

1
BAB.2 BENTUK KARANGAN

A. PENGGOLONGAN KARANGAN
Karangan dapat dibeda-bedakan atas beberapa macam penggolongan (klasifikasi). Dapat dibedakan atas
karangan prosa dan karangan puisi. Dapat dibedakan atas karangan ilmiah dan karangan non-ilmiah. Dapat pula
dibedakan atas karangan fiksi dan non-fiksi. Dan masih bisa dibedakan atas penggolongan lain lagi, sesuai dengan
kebutuhan pengarangnya.
Adanya berbagai macam penggolongan itu oleh karena perbedaan dasar klasifikasi masing-masing. Kita
dapat membedakan karangan menurut dasar klasifikasi tertentu, sesuai dengan kebutuhan pembahasan kita. Tetapi
harus dicatat, untuk setiap penggolongan, kita harus tetap konsekuen dan konsisten dengan dasar penggolongan
yang dipilih (tentang “Dasar Klasifikasi” ini akan dijelaskan lebih jauh dalam bab “Analisa dan Klasifikasi”
mendatang).
Untuk keperluan buku ini, karangan akan digolongkan dalam empat: bentuk narasi (cerita), bentuk
deskripsi (lukisan), bentuk eksposisi (paparan), bentuk argumentasi . Ke lima bentuk tersebut terkadang amat sulit
dibedakan satu sama lain, karena batasan masing-masing bentuk acapkali cukup kabur. Sebuah karangan yang
berbentuk narasi, misalnya, kadang-kadang juga mengandung ciri-ciri karangan deskripsi atau eksposisi, atau
bahkan mengandung dialog yang isinya justru saling adu argumentasi terhadap suatu hal – suatu ciri bentuk
karangan argumentasi. Begitu juga sebaliknya, sangat boleh jadi karangan argumentasi ternyata mengandung ciri-
ciri bentuk karangan tertentu belaka, tanpa kemasukan unsur-unsur bentuk karangan lainnya.
Meskipun demikian, paling tidak secara teoretis ada ciri-ciri atau batasan-batasan yang dapat membedakan
ke lima bentuk karangan tersebut. Tetapi bagaimana ciri-ciri atau batasan-batasan masing-masing ?Uraian berikut
berusaha menjawab pertanyaan ini, dengan menjelaskan setiap bentuk karangan satu persatu.

B. KARANGAN NARASI (CERITA)


Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan satu atau beberapa kejadian dan bagaimana
berlangsungnya peristiwa-peristiwa tersebut. Rangkaian kejadian atau peristiwa ini biasanya disusun menurut urutan
waktu (secara kronologis).
Isi karangan narasi boleh tentang fakta yang benar-benar terjadi boleh pula tentang sesuatu yang khayali.
Otobiografi atau biografi seorang tokoh terkenal sering dapat digolongkan dalam jenis karangan narasi. Dan isi
karangan itu memang benar-benar nyata atau berdasar fakta sejarah yang tidak dibuat-buat. Tetapi cerpen, novel,
hikayat, drama, dongeng, dan lain-lain seringkali hanyalah hasil kreasi daya khayal seorang pengarang, yang
sebenarnya cerita itu sendiri tak pernah terjadi. Namun karangan ini juga termasuk dalam jenis karangan narasi.

2
Dalam karangan narasi acapkali terlihat ada dialog tokoh-tokoh ceritanya, disamping uraian biasa. Dengan
dialog, cerita memang terasa lebih hidup dan menarik sehingga lebih dapat mengasyikkan bagi pembaca. Lukisan
watak pribadi, kecerdasan, sikap atau tingkat pendidikan tokoh dalam cerita yang disuguhkan acapkali dapat lebih
tepat dan mengena apabila ditampilkan lewat dialog-dialog. Tokoh yang kejam, bukan lebih hidup bila diceritakan
dalam bentuk percakapan, di bandingkan dengan kalau diceritakan dengan uraian biasa. Karna lukisan yang hidup
inilah karangan narasi yang dibumbui dengan dialog dialog pelakunya dapat lebih menarik.
Contoh karangan narasi :
Tiba-tiba ia tertegun. Di sana, sayup-sayup dari jauh, di arah seberang kali
sebelah timur, terdengar suara jeritan orang. Tapi selintas saja, jeritan diputuskan oleh
sebuah letusan yang sangat hebat… kemudian hening seketika, desingan yang banyak
mulai reda, tinggal satu-satu letusan disini. Warsiah menegakan kepala, amtanya mulai
liar, badannya dihadapkan ke timur, ke arah tempat jeritan datang, kemudian membalik
menghadap ke barat, tegak bertoalak pinggang, lalu lari, lari menurutkan jalan rel, lari
kencang sambil mulutnya berkomat-kamit. Dari kamit mulutnya keluar lagi perkataan
seperti biasa, tiada berujung tiada berpangkal: ... si bengis lagi, si ganas lagi ... dan ia lari
terus, lari lepas sebagai melancar saja, tiada kaku-kakunya. Dan ketika ia sampai di jalan
pertemuan antara jalan kereta dan jalan raya, ia berhenti sebentar, seolah-olah berpikir,
kemudian ia me mbelok menurutkan jalan raya. Dari jauh dalam pandangan kabursambil berlari, ia
melihat benda bergerak, berderet sepanjang jalan, tetapi sebelum ia tahu benar apa yang dilihatnya,
sebuah peluru datang menyongsong, tepat menembus tulang dadanya. Warsiah terpelating, jatuh
tersungkur di tengah jalan. Sebentar berontak merentak-rentak, mengerang, menyumpah-nyumpah,
terhambur pula dalam sumpah serapahnya perkataan: si bengis lagi, si ganas lagi, hitam, kejam …rupanya
dalam ia bergulat mempertahankan hidupnya dengan Sakaratulmaut, kebencian kepada si hitamkejamnya,
si bengis-ganasnya, masih sanggup mengatasi renggutan tangan Malaikat pengambil nyawanya yang akan
menceraikan rohnya dengan badan kasarnaya. Warsiah lama merontak-rontak, merantang kesana kemari,
kemudian lemah tak berdaya …Warsiah yang sebentar ini menjadi kerangka hidup, kini sudah benar-
benar menjadi kerangka mati. Mati terhantar ditengah jalan, tiada dihiraukan orang, tiada ada yang
menangis meratapi. Ia meninggal tidak sebagai pahlawan yang dapat dibanggakan oleh bangsa, tidak
sebagai korban pembela kemerdekaan. Ia mati hanya sebagai korban kebuasan, salah satu korban dari
yang sekian banyaknya. Ia mati karena nasibnya, demikian sudah menurut suratan tangan, ya, ia mati
karena kehendak ialahi.
(Gema Tanah Air, Jilid I, hal. 158-159)

C. KARANGAN DESKRIPSI ( LUKISAN )


Karangan deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku seseorang, suasana
dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain. Misalnya, suasana kampung yang begitu damai, tenteram dan
saling menolong, dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi. Juga suasana hiruk-pikuk ketika terjadi kebakaran,
dapat pula dibuat karangan deskripsi. Dan masih banyak contoh lain lagi.
3
Lukisan dalam karangan deskripsi harus diusahakan sedemikian rupa, agar pembaca seolah-olah melihat
sendiri apa yang kita lukiskan tersebut. Sudah tentu, membuat karangan deskripsi ini membutuhkan keterlibatan
emosi (perasaan) pengarang. Dalam karangan deskripsi, agar menjadi hidup, perlu dilukiskan bagian-bagian yang
dianggab penting sedetail mungkin. Kalau melukiskan betapa ngeri tersesat dihutan, maka situasi hutan yang dapat
menimbulkan kengerian itu harus dilukiskan selengkap-lengkapnya, sehingga pembaca dapat membayangkan
bagaimana jika dia sendiri yang tersesat disitu.
Selain detai-detail, urutan waktu dan urutan ruang dalam karangan deskripsi harus pula diperhatikan secara
baik. Karena urutan waktu dan urutan ruang tidak dilukiskan secara nyata, dapat membawa akibat kesatuan lukisan
tidak terjamin. Dan ini akan membingungkan pembaca.
Contoh karangan deskripsi :
Lasi selesai mengisi kain bahasa, ketika hendak masuk ke matanya bersitatap
dengan suaminya. Entah mengapa Lasi terkejut meski ia tidak merasa asing dengan 103
cara Darsa menatap dirinya. Ia pun kadang-kadang mencuri pandang, memperhatikan
tubuh suaminya dari belakang; sebentuk tubuh muda dengan perototan yang kuat dan
seimbang, khas tubuh seorang penyedap yang setiap hari dua kali naik-turun belasan
atau bahkan puluhan pohon kelapa. Dalam gerakan naik-turun pada tatar-tatar batang
kelapa, seluruh perosotan seorang penyedap digiatkan, terutama otot-otot tangkai,
tangan, dan punggung.
Hasilnya adalah sebentuk tubuh ramping dengan otot liat dan seimbang. Bila
harus dicatat kekurangan pada bentuk tubuh seorang penyadap, itu adalah pundaknya
yang agak melengkung ke depan karena ia harus selalu memeluk batang kelapa ketika
memanjat maupun turun.
(Ahmad Tohari, Bekisar Merah, 1993)
D. KARANGAN EKSPOSISI (PAPARAN)
Karangan eksposisi adalah karangan yang berusaha menerangkan suatu hal atau suatu gagasan. Dalam
memaparkan sesuatu, kita dapat menjelaskan dan memberi keterangan belaka, atau dapat pula mengembangkan
sebuah gagasan sehingga menjadi luas dan gampang dimengerti.
Banyak pekerjaan mengarang masuk dalam jenis karangan eksposisi. Misalnya :
- Menguraikan taktik gerilya bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan ; sebab-sebab timbulnya kemarahan
bangsa Indonesia kepada penjajah, dan jalannya perang,
- Menjelaskan tujuan atau ide didirikannya sebuah perguruan tinggi,
- Menguraikan kesulitan yang bakal dihadapi jika KB gagal,
- Memberikan petunjuk bagaimana proses jalannya sebuah mesin,
- Memberikan penjelasan tentang apa yang disebut republik, demokrasi, pancasila, keadilan, kemakmuran, hak asasi,
dan seterusnya,
- Membuat laporan tentang rapat darmawisata atau kegiatan lainnya,
4
- Menguraikan perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia,
- Dan lain-lain.
Salah satu bentuk karangan eksposisi adalah uraian tentang proses. Jika kita memaparkan sebuah proses,
misalnya proses terjadinya surat kabar, atau bagaimana cara kerja otak kita, maka baik sekali kita bagi proses itu ke
dalam beberapa langkah. Tiap langkah diuraikan menurut urutan waktu. Yang dahulu, didahulukan, yang kemudian,
dikemudiankan. Tiap langkah itu dijelaskan sejelas-jelasnya sehingga pembaca dapat mengerti.
Supaya paparan bertambah jelas, acapkali dipergunakan contoh-contoh, ilustrasi, gambar-gambar, tabel,
diagram, peta, denah, dan sebagainya, dalam uraian.
Contoh karangan eksposisi :
Keseimbangan Oksigen - Karbon Dioksida
Hampir semua bentuk kehidupan di dunia ini memerlukan keseimbangan yang
tepat antara gas oksigen dengan gas karbon dioksida.
Dan bila keseimbangan itu terganggu akan kacaulah kehidupan semua bentuk.
Dunia tumbuhan tiap tahunnya menghasilkan 94 miliar ton oksigen; sementara itu jasad,renik,hewan, dan
manusia menghisap oksigen itu dan menghembuskan karbon dioksida ketika bernafas.
Gas yang disebutkan terakhir itu, dimanfaatkan tumbuhan sebagai bahan baku
pembuatan gula, zat pati, selulosa, asam amino, dan lemak; semuanya merupakan
hasil - hasil bumi yang ikut menunjang kehidupan manusia dan segala
keperluannya. Kita tahu bahwa di dalam udara yang kita hirup itu kadar
oksigennya 21 persen, kadar yang selama ini tetap terpelihara. Tetapi dunia
industri menghabiskan 41 persen oksigen, yang dihasilkan tumbuhan tiap tahun
untuk menggerakkan roda perindustrian itu. Kalau dituliskan di dalam bilangan
nyata industri tersebut menghabiskan 400 ton oksigen tiap menit yang diambilnya
dari udara tanpa pengembalian. Meskipun bilangan itu besar, tetapi memang
belum sampai membuat kita sesak nafas. Hal itu disebabkan kekayaan oksigen
bumi sekitar 1,2 juta miliar ton sehingga kehilangan 400 setiap menit yang diambil
industri belumlah ada artinya.
Namun, harus diingat bahwa bersamaan dengan penyusutan oksigen itu, udara
bumi mendapat tambahan gas karbon dioksida. Karbon dioksida yang kadarnya di
dalam udara selalu ditingkatkan oleh cerobong pabrik industri, lambat - lambat
tetapi pasti akan menghangatkan udara di atas bumi sehingga ada perkiraan bahwa
dalam jangka waktu satu abad dari sekarang daerah - daerah kutub akan dipanasi
dan naik sepuluh derajat celcius. Selain hawa akan terasa makin panas, permukaan
laut akan naik puluhan meter karena mencairya es kutub.
Industri harus diperingatkan karena pengambilan oksigen dan penambahan
karbon dioksida kenyataannya telah mengganggu keseimbangan yang sudah ada,
meskipun pengaruh itu terasa masih sangat kecil. Industri menyemburkan juga
debu - debu industri bersama asapnya. Di daerah industri, sejumlah besar debu
partikel ibarat disemprotkan ke atmosfer bumi. Partikel debu yang besar atau yang
agak besar dalam waktu yang tak lama akan turun ke bumi atau terbawa hujan.
5
Namun, partikel yang ringan akan akan tetap melayang - melayang di udara,membentuk semacam selimut
yang menghambat pancaran panas (radiasi) dari permukaan bumi. Akhirnya, sama saja bumi terasa makin
panas, keadaan ini mudah dirasakan di daerah - daerah industri.

E. KARANGAN ARGUMENTASI
Karangan argumentasi ini adalah karangan yang paling sukar bila dibandingkan dengan karangan-karangan
yang telah diuraikan di muka. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa karangan argumentasi ini lebih penting dan lebih
berharga dari pada karangan narasi, deskripsi, atau eksposisi. Karangan argumentasi lebih sukar oleh karena disini
pengarang mengemukakan argumentasi (alasan), bukti atau contoh yang dapat meyakinkan, sehingga pembaca
terpengaruh dan membenarkan gagasan, pendapat, sikap dan keyakinannya.
Dan agar dapat mengajukan argumentasi, pengarang sudah pasti harus memiliki pengetahuan dan
pandangan yang cukup luas tentang hal yang diperbincangkan. Kelogisan berpikir, keterbukaan sikap dan keluasan
pandangan terhadap masalah yang diperbincangkan, akan banyak sekali peranannya untuk mempengaruhi orang
lain.

Contoh karangan argumentasi :


Bahasa Indonesia dan Pembakuannya (Suatu Tinjauan Sosiolinguistik)
Oleh: Anton M. Moeliono, Universitas Indonesia
Perubahan sosial budaya dalam masyarakat membawa serta perubahan
bahasa. Sebagai alat perhubungan antara warga dan sebagai sarana penerus ilmu
pengetahuan dan teknologi, bahasa Indonesia kian hari kian bertambah lincah,
sesuai dengan tuntutan kehidupan masyarakat yang modern. Mengingat pula
peranan yang dimainkan oleh bahasa Indonesia di Asia Tenggara sebagai alat
komunikasi antarbangsa di belahan bumi kita ini, sudah sepantasnyalah dilakukan
penelitian bahasa dan penginventarisan yang cermat.
Hasil penyelidikan itu akan merupakan bahan yang berharga dalam usaha
kodifikasi bahasa Indonesia yang modern. Dengan kodifikasi bahasa diartikan penyusunan suatu sistem
asas dan kaidah pemakaian bahasa. Hasil kodifikasi bahasa ini ialah bahasa baku atau bahasa standar,
yakni suatu ragam bahasa yang berkekuatan sangsi sosial, dan yang diterima oleh masyarakat bahasa
sebagai acuan atau model.
Masalah pembakuan bahasa itu mengenal telaah dalam, yang menyangkut
sistem bahasa itu sendiri, misalnya di bidang ejaan, tata bahasa, tata nama, tata
istilah, serta perkamusan. Telaah ini termasuk bidang lingustik deskriptif. Di
samping itu, pembakuan bahasa itu juga mengenal telaah luar yang menyangkut
fungsi bahasa baku dalam suatu masyarakat dan sikap masyarakat itu terhadap
bahasa yang baku. Telaah terakhir ini termasuk bidang sosiolinguistik atau
linguistik sosial. Dari sudut tersebut di atas, karangan ini terutama meninjau
masalah pembakuan bahasa Indonesia.
Dikutip dari buku Seminar Bahasa Indonesia 1968
6
F. KARANGAN PERSUASI
Persuasi ialah bentuk wacana yang tujuannya adalah meyakinkan, mengajak atau membangkitkan suatu
tindakan dengan mengemukakan alasan-alasan yang kadang-kadang agak emosional. Jika argumentasi berusaha
membuktikan kebenaran atau pernyataan melalui proses penalaran yang sehat, persuasi berusaha merebut perhatian
dan membangkitkan tindakan terhadap pembacanya.
Karena identitas yang berbeda seperti terurai di atas, maka ada implikasi tertentu pada pembaca dalam
menyikapi keduanya. Penyikapan terhadap ide yang terdapat dalam karangan argumentasi adalah penyikapan logika,
sedangkan penyikapan terhadap ide yang terdapat dalam persuasi di samping penyikapan logika, juga penyikapan
emosional. Karangan persuasi ini biasanya dipakai dalam dunia politik, pendidikan, advertensi, dan dunia
propaganda.
Contoh karangan persuasi :
Pesona Pulau Paling Eksotis
Christmas Island tampak mungil di peta, namun pada kenyataannya adalah
pulau karang yang kokoh di Samudra India. Alam tropisChristmas Island menghadirkan pesona eksotis
yang menakjubkan dan tak dimiliki oleh pulau lainnya.
Christmas Island Resort, sebuah resortberbintang 5 dengan kemewahan
eksklusifnya, menambah suasana liburan Anda diChristmas Island lebih menyenangkan dan bergairah.
Hanya 45 menit dari Jakarta, berarti kurang dari satu jam Anda sudah berada di Christmas Island melalui
jadwal penerbangan 5 kali seminggu bersama SempatiAir.
Aneka pertualangan rekreatif dapat Anda lakukan sendiri seperti, melakukan
kegiatan yang menantang keberanian Anda: memancing di laut lepas (game fishig), berolahraga bukit
karang sekaligus menikmati keindahan pemandangan di laut, menyelam ke dasar Samudra India untuk
mengagumi pesona karang dan kekayaan lain miliknya (scuba diving), atau bersantai dalam kemewahan
resor eksklusif bertaraf internasional.
Hanya dengan mengeluarkan biaya mulai dari Rp. 950.000,00. Anda sudah
dapat menikmati kemudahan berupa returnairfares dari Jakarta berikut biaya akomodasi 2 malam untuk 2
orang, penawaran ini hanya berlaku untuk waktu yang terbatas. Keterangan lengkap mengenai aneka
paket liburaan Christmas Island dapat Anda peroleh daritravel agent berikut ini: Buana Travel
Service, Wita Tour, Setia Tour & Travel, PT. Dwi Daya Worldwide Travel, Smailing Tour, Akpindo
(Rabbit Tour), Fajar Tour, Mulindo Tour, Vaya Tour, Ramantha Travel, atau hubungi biro perjalanan
lokal Anda.
7

BAB.3 PENUTUP
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa sehingga kami dapat membuat makalah ini
dengan baik meskipun masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini.Adapun kami akan menyimpulkan serta
memberikan saran kepada setiap orang yang akan membaca makalah ini sebagai berikut:

A. Kesimpulan
Karangan adalah Hasil tulisan yang mengungkapkan ide, perasaan, atau pemikiran pengarang dalam satu
kesatuan tema yang utuh.
Perlu Anda ketahui bahwa apa yang dimaksud gagasan adalah pesan yang hendak disampaikan kepada
orang lain. Gagasan itu dapat berupa pengetahuan, pengamatan, pendapat, renungan, pendirian, keinginan, perasaan
dan emosi. Penuturan ataupenyampaian gagasan itu akan mengambil suatu bentuk khusus dari jenis –
jenis karangan, yaitu deskripsi (pelukisan), narasi (penceritaan), eksposisi
(pemaparan), argumentasi (pembahasan), dan persuasi.
Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan satu atau beberapa kejadian dan bagaimana
berlangsungnya peristiwa-peristiwa tersebut. Rangkaian kejadian atau peristiwa ini biasanya disusun menurut urutan
waktu (secara kronologis). Karangan deskripsi selalu berusaha melukiskan dan mengemukakan sifat, tingkah laku
seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat atau sesuatu yang lain. Karangan eksposisi adalah karangan yang
berusaha menerangkan suatu hal atau suatu gagasan. Dalam memaparkan sesuatu, kita dapat menjelaskan dan
memberi keterangan belaka, atau dapat pula mengembangkan sebuah gagasan sehingga menjadi luas dan gampang
dimengerti. Karangan argumentasi adalah karangan yang paling sukar bila dibandingkan dengan karangan-karangan
yang telah diuraikan di muka. Sedangkan Persuasi ialah bentuk wacana yang tujuannya adalah meyakinkan,
mengajak atau membangkitkan suatu tindakan dengan mengemukakan alasan-alasan yang kadang-kadang agak
emosional.

B. Saran
Adapun saran kami dengan pembuatan makalah ini yaitu agar supaya orang yang membacanya dapat
mengerti dengan materi yang ada tentang bentuk-bentuk karangan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi yang
membacanya. Disamping itu pula bagi yang suka membuat karangan dapat mengetahui jenis-jenis karangan yang
akan dibuat melalui materi yang ada pada makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA
Djoko Widagho, Drs. 1994. Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa di Perguruan
Tinggi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

http://www.google.co.id/search?q=bentuk-bentuk+karangan&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-
US:official&client=firefox-a

http://www.google.co.id/search?q=pdf-bentuk-bentuk+karangan&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-
US:official&client=firefox-a

Anda mungkin juga menyukai