PELANGI PANDEMI
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah swt atas
limpahan nikmat, karunia, hidayah dan taufiq-Nya, sehingga kita
bisa menjalani aktifitas sehari-hari dengan lancar tanpa halangan
satu apapun.
Sholawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi
Muhammad saw yang telah menunjukkan jalan terang benderang
yakni al-din al-islam.
Alhamdulillah telah terbit satu buku lagi karya mahasantri
Madin UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang berjudul
“Pelangi di kala Pandemi” yang digarap oleh teman-teman
mahasantri angkatan 2021-2022 dari berbagai jenjang, mulai BTQ,
Tilawah, Tahfidz, Ula, Wustha, Ulya, dan program khusus
musyawirin. Tentu hal ini merupakan prestasi yang harus diapresiasi
sebagai gerbang awal bagi mahasantri untuk mennyongsong masa
depan gemilang. Karya ini merupakan bukti kemampuan para
mahasantri untuk menyelesaikan tantangan, sekaligus menunjukkan
keberanian mereka dalam menghadapi berbagai problematika
kehidupan di masa mendatang.
Tahun 2022 merupakan tahun yang penting bagi
perkembangan Ma’had Al-Jami’ah di tingkat PTKIN. Oleh karena
kebijakan kementerian agama pusat yang mewajibkan setiap PTKIN
untuk menyelenggarakan pembelajaran kema’hadan. Pembelajaran
ini dirasa penting sebagai upaya untuk membentengi generasi
bangsa, khususnya para mahasiswa sebagai calon penerus bangsa
dari pemahaman yang dinilai kurang mendukung kehidupan
keberagaman di bumi nusantara. Di tahun akademik ini pula,
Tulungagung sebagai salah satu kampus yang menggagas
pembelajaran madin, mendapat kepercayaan untuk menjadi motor
penggerak bagi laju pembelajaran kema’hadan dengan dipilihnya
Mudir Ma’had Al-Jami’ah UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung, Dr. KH. Teguh, M.Ag. sebagai ketua Forum Mudir
Nasional.
Untuk semakin memperkokoh syiar pembelajaran itu,
Ma’had Al-Jami’ah UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung,
memberikan motivasi dan dorongan supaya mahasantri madin
menciptakan karya dalam bentuk “Buku Antologi” pada tiap-tiap
jenjang pembelajaran. Lebih baik lagi jika hal tersebut, bisa
dilakukan oleh masing-masing kelas. Jika semua kelas menerbitkan,
maka tahun ini akan lahir sebanyak 127 antologi. Tentu, ini adalah
prestasi yang membanggakan. Selain hal itu bisa menjadi motivasi
bagi mahasantri untuk melahirkan karya berikutnya, hal itu juga bisa
menjadi bagian dari sejarah hidup yang terabadikan serta bermanfaat
bagi syiar kelembagaan.
Sebuah karya tentu tidak terlepas dari kekurangan. Namun,
keberanian dalam melahirkan sebuah karya berhak untuk
mendapatkan “apresiasi”, terlebih karya ini lahir dari jerih payah
“sang penuntut ilmu” di awal menjejakkan kaki di jenjang
perguruan tinggi. Tentu, bukan hal mudah untuk menaklukan
tantangan ini. “Kegalauan” dalam berbagai hal turut serta
mewarnai lahirnya karya ini.
Selanjutnya, kepada para pembaca yang budiman, saya
selaku Kabid Madin UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung,
mengucapkan selamat menikmati karya mahasantri Madin Angkatan
2021-2022 ini. Semoga para pembaca bisa mengambil i’tiba>r,
hikmah dan manfaat dari karya “para pencari ilmu” yang sederhana
ini. Dan kepada para mahasantri yang turut serta berkontribusi
dalam menerbitkan karya ini, apresiasi setinggi-tingginya, atas nama
pribadi, dan lembaga. Semoga kita semua selalu dalam limpahan
hidayah, taufiq dan inayah-Nya. Aamiin.
Madinku~
Nafi’ur Rohman
Online Or Offline?~
Shella Rhodinia
Mahasantrinya Bu Falah~
Tika Ulandari
Pengalaman Madinku~
Galuh Sabila
Kegiatan Madinku~
Aurelia Azzahra
In Madin, We Trust~
Hodri Fungkiuudin
Tatap Muka~
Hazin Farika Yati
Nama saya Nafi’ur rohman dari kelas Tadris IPS 2b. Asal
saya dari Jombang. Masuk semester awal UIN mengadakan wajib
mengikuti atau madrasah diniyah selama dua semester atau satu
tahun. Selama pembelajaran masa pandemi saat ini kuliah dan
madin di laksanakan secara daring atau online, melalui aplikasi G-
meet dan Whatsapp group selama masa pandemi. Pandemi covid-19
menyebabkan segala aktivitas dilakukan di rumah termasuk belajar.
Di tengah wabah pandemi sekolah-sekolah tutup sehingga
diberlakukan pembelajaran daring. Kuliah daring juga bermanfaat
mendorong pemanfaatkan teknologi secara maksimal. Ustadzah
kelas btq 31 bernama Bu Falah. Kegiatan madin di lakukan pada
hari senin sampai kamis, dalam satu minggu mulai jam 07.00
sampai jam 08.30 WIB di rumah masing- masing, keluhan saat
melakukan kuliah online, kondisi internet yang berbeda-beda,
kendala ini pasti sering banget kamu rasakan saat sedang madin
online. Kondisi internet di tiap daerah pastinya berbeda-beda. Untuk
kamu yang tinggal di daerah perkotaan mungkin nggak terlalu
masalah dengan hal ini, tapi untuk kamu yang tinggal di daerah yang
masih minim akses internet pasti kendala ini mengganggu banget.
Madrasah Diniyah online ini hanya pada semester 1, karena
pada semester 2 kegiataan madin di lakukan secara offline atau
luring di kampus. Kegiatan madin di kampus pun waktunya sama
seperti madin online, kelas madinku terdapat di gedung K.H
Syarifudin Zuhri lantai 4 dan ruang kelas btq 31, kegiatan madin
offline cukup menyenangkan karena bisa bertemu dengan teman
teman secara nyata, bisa bertatap muka secara langsung membuat
pembelajaran semakin menyenangkan karena di selingi dengan
candaan yang membuat tidak menegangkan yang membuat madin
menjadi nyaman. Kegiatan madin offline di mulai jam 07.00 sampai
08.30 WIB yang di mulai dengan berdoa terlebih dahulu setelah
selesai membaca doa kemudian ustazah akan mulai pembelajaran
dengan membaca setiap halaman pada jilid tersebut dan juga
menjelaskan bagaimana cara membacanya. Selanjutnya beliau
menyuruh mahasantri untuk membaca bersama halaman yang sudah
dijelaskan tadi dan memberi kesempatan kepada mahasantri untuk
bertanya mengenai materi yang telah dijelaskan tadi. Jika tidak ada
yang bertanya beliau akan menyuruh mahasantri untuk mengirim
tugas berupa video ketika membaca jilid di grup WA. Dahulu
mahasantri praktik membaca satu persatu dengan dipanggil sesuai
nomor urut absen atau terkadang juga diacak.
Tugas yang diberikan berupa menulis. Menulisnya
biasanya menulis surat pendek, terkadang bacaan ketika salat,
ataupun rukun-rukun salat dan wudhu. Tugasnya terserah ustazah,
tugas ini bisa menjadi wawasan yang sebelumnya kita malas
membaca menjadi membaca walaupun hanya sekilas saja. Diakhir
pembelajaran jadwal madin selama satu semester pasti akan ada
UAS oleh ma'had. Tata cara untuk ujian akhir semester madin dari
ma'had ini, testnya yaitu membaca jilid dan juga menulis surat
ataupun ayat tanpa melihat media apapun. ujian akhir madin yang
diadakan oleh ma'had ini bertujuan untuk mengetest para mahasantri
tentang sejauh mana mereka memahami materi-materi yang telah
dijelaskan dan dipraktekkan oleh ustazahnya serta mendapatkan
nilai akhir yang digunakan untuk menentukan apakah mahasantri
tersebut bisa lulus atau tidaknya pada pembelajaran madin semester
ini. Karena jika ada mahasantri yang tidak lulus pembelajaran madin
semester ini maka, mereka harus mengulanginya lagi disemester
depan. Dan alhamdulillah saya bisa lulus pada pembelajaran madin
semester satu ini. Kemudian saya juga akan berusaha semaksimal
mungkin untuk mengikuti kegiatan pembelajaran madin disemester
berikutnya.
Itu tadi cerita singkat dari kegiatan madrasah diniyahku
selama 2 semester, banyak suka dan duka yang saya rasakan selama
madin online dan offline. Terima kasih untuk ustazah yang telah
memberikan banyak ilmu kepada saya dan teman-teman, semoga
ilmu yang kami dapat bisa menjadi ilmu yang bermanfaat dan
barokah dan bisa terapkan di kehidupan sehari- hari. Dan
terimakasih kepada teman-teman btq 31 yang telah membantu saya
dalam kegiatan madin, .Itu tadi sedikit cerita yang dapat saya
utarakan, Dan tak lupa pesan yang selalu dikatakan Bu falah yaitu
jangan lupa sehari membaca ayat suci Al-Qur’an walaupun itu
Cuma 1ayat.
Madin di Era GMTP (G. Meet dan Tatap Muka)
Nurul Ulfatun Anjelina
Assallamualaikum Wr. Wb
Perkenalkan nama saya Nabella Zubaida' Izzatur Rohmah
dari jurusan Tadris IPS. Saya adalah mahasiswa UIN SATU
angkatan 2021 yang berasal dari Kota Nganjuk. Nah,kali ini saya
akan menceritakan pengalaman saya waktu mengikuti proses
kegiatan pembelajaran madin. Awalnya saya tidak tahu kalau di
UIN SATU itu ada kegiatan madinnya, pada saat proses registrasi
menjadi maba saya baru tahu soalnya di akhir-akhir registrasi
disuruh memilih mau ikut kelas madin apa, terus saya memilih kelas
BTQ karena ya saya sadar diri kemampuan saya masih ada di BTQ
hehe.
Singkat cerita, setelah kegiatan PBAK perkuliahan pun dan
kelas madin sudah masuk seperti biasa tapi masih daring/online
soalnya covid-19 masih melanda seluruh indonesia. Kelas madin
pun dimulai pada pukul 07.00 - 08.30 menggunakan via gmeet.
Nah, pada saat pertama kali masuk madin kan via online nih saya
kira kelas madinnya 1 kelas semua ternyata tidak. Di kelas madin
saya yaitu BTQ 31 terdapat 3 kelas dari jurusan yang sama tapi beda
kelas. Pertemuan pertama disambut dengan perkenalan Ustadzah
BTW 31 yaitu Ustadzah fallah, beliau orangnya baik sekali dan
sabar. Selanjutnya perkenalan dari mahasantri"nya yang berdomisili
dari berbagai daerah.
Setelah perkenalan selesai lanjut waktunya membaca
dimulai dari iqra' 1, pembelajaran ini menggunakan metode an
nahdliyah yaitu metode dengan menggunakan ketuka. Awalnya
banyak sekali santri" yang masih bingung menggunakan metode
tersebut, tapi dengan sabarnya Ustadzah Fallah mengajari santrinya
sampai bisa.
Pada sekitar bulan September diberitahukan kepada
mahasiswa UIN SATU semester 1 bahwa kegiatan proses
pembelajaran madin akan dilaksanakan secara offline, wahh saya
senang sekali kalau madinnya offline. Tapi itu hanya 50%nya saja,
karena ya masih percobaan pembelajaran tatap muka.
Mendengar kabar itu saya langsung bilang kepada orang tua apakah
saya di izinkan mengikutin madin secara online atau tidak,kalau
tidak di izinkan otomatis ya tidak bisa masuk kampus soalnya
persyaratan waktu itu harus memperlihatkan kartu vaksin minimal
dosis 1 dan surat izin dari orang tua. Alhamdulillahnya saya di
izinkan oleh orang tua, langsung saja saya cari" info kos sekitar
kampus bersama teman saya.
Tibalah waktu pembelajaran madin secara tatap muka
untuk pertama kalinya, ternyata enak waktu tatap muka ketimbang
daring. Tapi tidak semua mahasantri ikut tatap muka soalnya
mungkin ya faktor tidak di izinkan oleh orang tuanya dan lain".
Sekitar kurang lebih tidak ada 20 mahasantri yang ikut tatap muka
dan yang lainnya tetap ikut pembelajaran via gmeet.
Setelah memasuki semester 2, madin dilaksanakan full offline
karena kelas reguler juga dilaksanakan secara offline. Wah nggak
kebayang kan ramainya kampus seperti apa setelah 2 tahun pandemi
akhirnya sekarang pandemi itu sedikit demi sedikit hilang. Bertemu
juga dengan teman-teman yang sebelumya belum pernah
ketemu,seruu banget kalau offline begini hehe.
Memasuki semester 2 pembelajaran madin di BTQ sudah
menggunakan Al-Qur'an,disitu diajarkan bagaimana cara membaca
al quran dengan benar dan juga hukum bacaan dari ayat" al quran.
Nahh, itu dia kisah pengalamanku mengikuti kegiatan
pembelajaran madin via online dan offline. Banyak sekali
pembelajaran yang dapat saya ambil setelah mengikuti madin di
UIN SATU, semoga ilmu yang kita dapatkan dari kegiatan madin
ini menjadi barokah aamiin ya rabbal allamin. Sekian dari saya bila
ada tutur kata yang kurang berkenan mohon dimaafkan.
Wassallamualaikum Wr. Wb.
Perjalanan Mejadi Mahasantri
Isyroq Ziyaul Haq Adaniyah