Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHASA ARAB

" Isim Maushul (Kata Sambung)"

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
DWIKY YUNANDI WICAKSONO

MUH. FACHRY JUFRI

NISSA PUSPITA

INDARWATI

SULISTIAWATI

FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PRODI : PERBANKAN SYARIAH

iii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Syukur alhamdulillah kami panjatkan


kehadirat Allah SWT,atasrahmat dan karunianya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Isim Maushul (Kata Sambung)”.
Penyusunan makalah ini tentu masih banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan
saran kami harapkan dari para pembaca, khususnya pada dosen mata kuliah
Bahasa Arab (Bpk. Muhdar, S.Pd. M.Pd) agar dalam pembuatan makalah
selanjutnya bisa menyusun lebih baik lagi.
Kami ucapkan banyak terima ini dapat terselesaikan dengan lancar’
semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dakarunianya. Harapan kami
setelah membaca makalah ini kita dapatmengambil ilmu dan mengambil
manfaatnya.
Demikian kata pengantar ini saya buat atas partisipasinya sayaucapkan
terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb.

Palu, 23 November 2020

Penulis

ii
iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Isim Maushul ........................................................................... 2

B. Pembagian Isim Maushũl .......................................................................... 2

C. Bentuk-Bentuk Isim Maushul .................................................................. 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 9

B. Saran .......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa arab merupakan pelajaran penting bagi mahasiswa yang
beragama islam, karena kitab suci Al-qur’an dan al-hadis ditulis dalam bahasa
arab. Selain itu, bahasa arab juga sudah termasuk bahasa internasional dan
banyak dipelajari oleh para ilmuwan barat untuk mengkaji peradaban islam.
Di dalam hadits dikatakan; “Cintailah bahasa Arab karena tiga hal, yaitu
bahwa saya (Muhammad) adalah orang Arab, bahwa Al Qur`an adalah bahasa
Arab, dan bahasa penghuni surga di dalam surga adalah bahasa
Arab.” (HR. Ath-Thabrani
Bahasa arab juga mempunyai aturan tersendiri dalam penulisannya,
dan mempunyai berbagai macam bentuk kata kerja, kata ganti dan kata sifat.
Kata kerja dan kata ganti itu terbagi lagi kedalam beberapa macam bentuk,
seperti pada kata ganti diketahui kata ganti isyarat (isim al-isyarâh), kata ganti
penghubung (al-isim al-maushũl) dan kata ganti penanya (adawat al-istifhâm).
Dalam makalah ini saya akan membahas mengenai al-isim al-maushũl [ ‫االسم‬
‫ ] الموصول‬atau kata ganti penghubung beserta contoh-contohnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan isim maushul ?
2. Pembagian isim maushul ?
3. Bentuk isim maushul ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami apa yang dimaksud isim maushul
2. Mahasiswa mampu mengetahui pembagian isim maushul
3. Mahasiswa mampu mengenal bentuk isim maushul

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Isim Maushul


Isim Maushũl (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk
menghubungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat.
Maksudnya, bahwa setiap isim ma’rifat itu akan menjadi jelas bila
bersambung dengan kalimat sesudahnya, yang dinamakan Shilah. Shilah(anak
kalimat) itu harus memiliki dhamir yang kembali pada isim maushul, yang
dinamakan a’id. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung semacam ini
diwakili oleh kata: "yang". Bentuk asal atau dasar dari Isim Maushũl
adalah: ‫( الَّ ِذي‬yang). Perhatikan contoh penggunaan Isim Maushũl dalam
menggabungkan dua kalimat di bawah ini:
Kalimat I ‫س‬
ُ ‫“ = َجا َء ال ُمدَ ِر‬datang guru itu”.
Kalimat II َ‫س ال ِفقه‬
ُ ‫س يَد ُر‬ ُ ‫“ = اَل ُمدَ ِر‬guru itu mengajar fiqh”.
Kalimat III َ‫س ال ِفقه‬ُ ‫س ا َّلذِي َيد ُر‬ ُ ‫“ = َجا َء ال ُمدَ ِر‬datang guru yang mengajar fiqh”.
Kalimat III menghubungkan Kalimat I dan II dengan Isim Maushũl: ‫الَّذِي‬.

B. Pembagian Isim Maushũl


Dalam Bab ini Isim Maushũl terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Isim Maushũl Ismi
Isim Maushũl Ismi adalah Isim Maushũl isim yang selamanya butuh
kepada Shilah dan A’id.
َ َ‫ = َجا َء الَذِي ق‬telah datang seseorang yang ayahnya berdiri.
Contoh : ُ‫ام اَبُوه‬
2. Isim Maushũl Harfi
Isim Maushũl Harfi adalah semua huruf yang dengan
shilahnya di ta’wili dengan Masdar. Sedangkan Isim Maushũl Harfi itu
ada lima macam:
a. Huruf ‫“ أن‬An” dengan dibaca fathah, ini bisa masuk
pada fi’il madli, fi’il mudlori’, fi’il Amar.

2
َ َ‫عجبتُ ِمن اَن ق‬
contoh fi’il madli = ‫ام زَ يد‬ ِ “saya heran dari telah berdirinya
Zaid”.
contoh fi’il mudlori’= ‫عجبتُ ِمن اَن يَقُو َم زَ يد‬
ِ “saya heran dari berdirinya
Zaid”.
contoh fi’il Amar = ‫“ اَشَرتُ الَي ِه ِباَن قُم‬saya memberi isyarat dengan
perintah berdiri”
b. Huruf ‫“ أ َ َّن‬Anna”
ۡ َ‫ب يُ ۡتلَ ٰى َعلَ ۡي ِه ۡمۚ ِِ َّن ِِى ََل ِل َك لَ َرۡۡ َم ً۬ َو‬
contoh = ‫ِۡ َر ٰٰ ِلقَ ۡوم‬ ِ ‫أ َ َولَ ۡم يَ ۡك ِف ِه ۡم أَنَّا أَنزَ ۡلنَا َعلَ ۡي َك ۡٱل‬
َ ‫ڪت َ ٰـ‬
‫ي ُۡؤ ِمنُون‬
“Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami telah
menurunkan kepadamu Al Kitab [Al Qur’an] sedang dia dibacakan
kepada mereka?Sesungguhnya dalam [Al Qur’an] itu terdapat rahmat
yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.”(Q.S. Al-
Ankabũt : 51)
c. Huruf ‫“ كَى‬Kai” hanya bisa masuk pada fi’il mudlori’ saja.
contoh = ‫“ ِجئتُ ِلكَى تُك ِرما َ زَ يدا‬saya datang supaya kamu memuliakan atas
Zaid”
d. Huruf ‫“ َما‬Ma” ada yang berbentuk Masdariyah Dharfiyyah, dan ada
yang Masdariyah Ghairu Dharfiyyah.
َ ‫ت ُمن‬
Contoh Masdariyah Dharfiyyah = ‫ط ِلقا‬ َ ‫“ َالاَص َحب َُك ما َ د ُم‬saya tidak bisa
menemanimu selama kamu pergi”
Contoh Masdariyah Ghairu Dharfiyyah = ‫ت زَ يدا‬ َ َ ‫عجبتُ ِمما‬
َ ‫ض َرب‬ ِ “saya
heran tentang pukulanmu kepada Zaid”
e. Huruf ‫ “ لَو‬Lau” huruf ini bisa masuk pada fi’il Madli dan juga fi’il
Mudlori’.
Contoh fi’il Madli = ‫“ َودِدتُ لَو قا َ َم زَ يد‬saya senang jika Zaid sudah
berdiri”
Contoh fi’il Mudlori’ = ‫“ َودِدتُ لَو َيقُو ُم زَ يد‬saya senang jika Zaid berdiri”

3
C. Bentuk-Bentuk Isim Maushul
1. Bentuk Isim Maushũl Mufrad (tunggal) dan Mutsanna (dual)
ِ ِ‫ َواليَـــــا ََِا َما ثُنِيَــــا الَ تُثــــــب‬¤ ‫اء الَّذِي األُنثَى الَّتِي‬
‫ت‬ ِ ‫صو ُل االس َم‬
ُ ‫َمو‬
“Adapun Isim Mausũl yaitu ‫( الَّذِي‬jenis laki; baik ‘aqil atau ghairu ‘aqil)
dan untuk jenis (perempuan; baik ‘aqil atau ghairu ‘aqil) yaitu ‫الَّتِي‬. Jika
keduanya ditatsniyah-kan (dual), maka huruf Ya’nya jangan ditetapkan
atau dibuang.
َ َ‫“ َجا َء نِي الَذِي ق‬datang kepadaku seorang(laki-laki) yang berdiri”.
Contoh = ‫ام‬
َ َ‫“ َجا َء تنِي الَذِي ق‬datang kepadaku seorang (perempuan) yang
Contoh = ‫ام‬
berdiri”.
‫ َوالنُّونُ ِن تُشدَد َِالَ َمالَ َمه‬¤ ‫َبل َمــا ت َ ِليـ ِه أَو ِل ِه ال َعالَ َمـــه‬
Akan tetapi, terhadap huruf yang tadinya diiringi oleh Ya’ yang dibuang
tersebut, sekarang iringilah! dengan (memasang) tanda
Alamat I’rob (menjadi: ‫ الذان‬dan ‫ التان‬ketika mahal Rofa’. dan
menjadi: ‫ الذَين‬dan ‫ الت َين‬ketika mahal Nashab dan Jarr). adapun Nun-nya
jika ditasydidkan, maka tidak ada celaan untuk itu.
Contoh Mutsanna (dual) mahal Rofa’ = َ ‫ام ابُوهُما‬ ِ ‫ “ َجا َء الَلذ‬telah datang
َ َ‫ِان ق‬
dua orang yang ayah keduanya berdiri”
َ َ‫“ َراَيتُ اللَّذَي ِن ق‬saya melihat
Contoh Mutsanna (dual) mahal Nashab = َ ‫ام ابُوهُما‬
dua orang yang ayah keduanya berdiri”
َ َ‫“ َم َررتُ ِبل َّلت َي ِن ق‬saya bertemu
Contoh Mutsanna (dual) mahal Jarr = َ ‫ام ابُوهُما‬
dengan dua orang yang ayah keduanya berdiri”

2. Bentuk Isim Maushũl Jama’ (Banyak)


ُ ‫ َوبَع‬¤ ‫َجم ُع الَّذِي األ َلى ا َّلذِينَ ُمطلَقَا‬
َ َ‫ض ُهم بِال َوا ِو َرِعَا ن‬
‫طقَا‬
Jamak-nya lafadz ‫( الَّذِي‬Isim Mausũl tunggal laki-laki)
adalah ‫ األلَى‬atau َ‫ الَّذِين‬secara mutlak (baik untuk mahal
Rofa’, Nashab dan Jarr). Ada sebagian dialek orang Arab berbicara dengan
menggunakan Wawu ketika mahal Rofa’ (menjadi: َ‫) اَلَّذُون‬
‫ َوالَالَّ ِء كَالَّذِينَ نَز َرا َوقَعَا‬¤ ‫ت َوالالَّ ِء الَّتِي قَد ُج ِمعَا‬
ِ َّ‫بِالال‬

4
Lafadz ‫( الَّتِي‬Isim Mausũl tunggal perempuan) sungguh dijamakkan dengan
ِ َّ‫ الال‬atau ‫الالَّ ِء‬.Ditemukan
menjadi ‫ت‬ juga ‫ الالَّ ِء‬dihukumi seperti َ‫( الَّذِين‬isim
Mausũl jamak untuk perempuan) tapi jarang.
Contoh mahal Rofa’ = ‫“ َجا َء نِي الَّذِينَ قا َ ُموا‬datang kepadaku mereka yang
semuanya berdiri”
Contoh mahal Nashab = ‫ا َّلذِينَ قا َ ُموا‬ ُ‫“ َراَيت‬saya melihat mereka yang
semuanya berdiri”
Contoh mahal Jarr = ‫“ َم َررتُ بِالَّذِينَ قا َ ُموا‬saya bertemu dengan mereka yang
semuanya berdiri”
Contoh mahal Rofa’ ‫= بالوو‬ ‫يَو َم النٌّ َحي ِل غا َ َرة‬ ‫صبَا َۡا‬
َّ ‫صبَ ُحوا ال‬
َ َ‫نَح ُن اللَّذُون‬
‫“ ِمل َحا َۡا‬kami datang diwaktu pagi-pagi sekali dihari peperangan di
tanah Syam karena menggegerkan musuh juga kami sungguh
menjelekkannya”.
Contoh = ‫“ َوٱلَّ ٰـتِى يَ ۡأتِينَ ۡٱلفَ ٰـ ِح َش ًَ۬ ِمن نِ َسا ِٕٮڪ ُۡم‬Dan (terhadap) para wanita yang
mengerjakan perbuatan keji ,..”(Q.S. An-Nisa’: 15)
Contoh = ‫سا ِٕٮ ُك ۡم‬ ِ ‫“ َوٱلَّ ٰــِى َي ِٕٮ ۡسنَ ِمنَ ۡٱل َم ِح‬Dan perempuan-perempuan yang
َ ِ‫يض ِمن ن‬
tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-perempuanmu..” (Q.S.
At-Thalaq: 4)

3. Bentuk Isim Maushũl Mutlaq (Umum)


‫َو َمن َو َما َوأَل ت ُ َسا ِوي َما َ ُ ِكر‬
Adapun Isim Mausũl ‫ َما‬,‫ َمن‬, dan ‫ أَل‬adalah menyamakan hukumnya dengan
Isim Mausũl yang telah disebut sebelunnya. (artinya: bisa digunakan untuk
Laki-laki, Perempuan, mufrad, mutsanna, atau Jamak).
Contoh = ‫ َو َمن‬،‫ َو َمن قَا ُموا‬،‫ َو َمن قَا َمت َا‬،‫ َو َمن قَا َما‬،‫ َو َمن قَا َمت‬،‫ام‬
َ َ‫َجا َء نِي َمن ق‬
‫“ قُم َن‬datang kepadaku seorang (laki-laki) yang berdiri, (perempuan) yang
berdiri, (dua orang laki-laki) yang berdiri, (dua orang perempuan) yang
berdiri, mereka (laki-laki) yang berdiri, mereka (perempuan) yang berdiri”

5
4. Bentuk Isim Maushũl Dza (‫)ََا‬
‫ أَو َمن ََِا لَم تُل َغ ِِي ال َكالَ ِم‬¤ ‫ـام‬
ِ ‫َو ِمث ُل َما ََا بَعدَ َما استِف َه‬
Isim Mausũl ‫ ََا‬statusnya sama dengan isim Mausũl ‫( َما‬dipakai untuk
tunggal, dual, jamak, laki-laki dan perempuan), dengan syarat (1) ‫ ََا‬jatuh
sesudah ‫ ما‬Istifham atau ‫ من‬Istifham, (2); ‫ ََا‬tidak dibatalkan didalam
Kalam (maksudnya: ‫ ََا‬dan ‫ ما‬atau ‫ من‬tersebut, tidak dijadikan satu
kata Istifham (kata tanya).
Contoh = ‫ َماَا َ ِعندَ َك‬- ‫“ َمن َا َ َجا َء َك‬siapa orang yang datang kepadamu” –
“tidak ada orang yang disampingmu”

5. Bentuk Shilah Isim Maushũl


‫ض ِمير الَئِق ُمشت َِملَه‬ ِ ُ‫َو ُكلُّ َهــا يَلـزَ ُم بَعَــدَه‬
َ ‫ َعلَى‬¤ ‫صلَـه‬
Setiap Isim-Isim Mausũl ditetapkan adanya Shilah (jumlah atau kalimat
keterangan) setelahnya, yang mencakupi atas Dhamir yang sesuai (ada
Dhamir atau ’Aid yang kembali kepada Isim Mausũl).
Contoh =
َ َ‫ الَذِين‬-‫ض َربت ُ ُه َما‬
‫ض َربت ُ ُهم‬ ِ ‫ والَذ‬- ُ‫ض َربتُه‬
َ ‫ِان‬ َ ‫“ َجا َء ِني الَذِي‬datang kepadaku seorang
(laki-laki) yang saya pukul, dan (dua) orang yang saya pukul, dan mereka
yang saya pukul”
‫ض َربت ُ ُه َّن‬ َّ
َ ‫والالتِي‬ -‫ض َربت ُ ُه َما‬ ِ ‫ والَّت‬-‫ض َربت ُ َها‬
َ ‫َان‬ َ ‫ت الَّتِي‬
ِ َ ‫“ َجائ‬datang kepadaku seorang
(perempuan) yang saya pukul, dan (dua) orang yang saya pukul, dan
mereka yang saya pukul”
‫ ِب ِه َك َمن ِعندِي الَّذِي ابنُهُ ُك ِفل‬¤ ‫صل‬
ِ ‫َو ُجملَ ً۬ أو ِشب ُه َها الَّذِي ُو‬
Shilah yang tersambung oleh Isim Mausũl, biasanya terdiri
dari Jumlah atau Shibhul Jumlah (serupa jumlah).
Contoh = ‫الَذِي ِعندَ َك‬ ‫نِي‬ ‫“ َجا َء‬datang kepadaku seorang yang ada
disampingmu”
Contoh = ‫“ َجا َء نِي الَذِي ِِي الد َِّر‬datang kepadaku seorang yang didalam
rumah”
‫ال قَل‬ ِ ‫ َوكَونُ َها بِ ُمع َر‬¤ ‫صــلَ ًُ۬ أَل‬
ِ َ‫ب األَِع‬ ِ ً۬ ‫ص ِري َح‬
َ ً۬ َ‫َوصــف‬

6
Bentuk Sifat Sharihah (Isim Fai’l atau Isim Maf’ul atau Sifat Musyabbah)
merupakan Shilah untuk Isim Mausul ‫“ ال‬Al”, sedangkan Shilah-nya yang
berupa Fi’il Mu’rob (Fi’il Mudhori’) jarang adanya.
Contoh isim fa’il = ‫َّارب‬
ِ ‫“ َجا َء نِي الض‬datang kepadaku orang yang memukul”
Contoh isim maf’ul = ‫ي ال َمض ُروب‬
َ ‫“ َجا َء ِن‬datang kepadaku orang yang
dimukul”
Contoh sifat musyabbihat = ُ ‫“ َجا َء نِي ال َح َس ُن َوج ُهه‬datang kepadaku orang yang
memiliki wajah tampan”

6. Bentuk Isim Maushũl Ayyun (‫ي‬ ٌّ َ ‫ )أ‬dan Shilahnya


‫ض ِمير ان َحذَف‬
َ ‫صد ُر َوص ِل َها‬ َ ُ ‫ي َك َما َوأُع ِر َبت َما َلم ت‬
َ ‫ َو‬¤ ‫ضف‬ ُّ َ ‫أ‬
Isim Mausul ‫“ أي‬Ayyun” dihukumi seperti Isim Maushũl “Ma” (bisa
untuk Mudzakkar, Muannats, Mufrod, Mutsanna juga Jama’) selagi
tidak Mudhaf dan Shadar Silah-nya (‘A-id yang menjadi permulaan
Shilah) adalah berupa Dhamir yang terbuang.
Contoh = ‫“ يُع ِجبُنِي اَي قَائِم‬manakah orang yang berdiri yang telah
mengagumkanku”
Contoh = ‫“ يُع ِجبُنِي اَي ُهم ه َُو قَائِم‬manakah kaum yang telah mengherankanku
yang mana dia orang yang berdiri”
Contoh = ‫“ يُع ِجبُنِي اَي ه َُو قَائِم‬manakah orang yang telah mengherankanku
yang mana dia orang yang berdiri”

7. Bentuk Pembuangan Shadar Shilah (‘Aid Majrur)


َ َ‫ت قَاض بَعدَ أَمـر ِمن ق‬
‫ضى‬ َ ‫ َكأَن‬¤ ‫ضا‬
َ ‫ف َما بِ َوصف ُخ ِف‬ َ َ‫َكذ‬
ُ ‫اك َۡذ‬
Seperti itu juga (banyak digunakan dan jelas) yaitu pembuangan ‘Aid yang
dikhofadkan atau dijarkan oleh kata sifat. Seperti lafadz ‫ت قَاض‬َ ‫( أَن‬
takdirannya: ‫اضيه‬ َ ‫ ) أَن‬setelah Fi’il Amarnya lafadz ‫ضى‬
ِ َ‫ت ق‬ َ َ‫ق‬.
َ ‫ض َما أَن‬
Contoh = ‫ت قَاض‬ ِ ‫“ َِاق‬maka putuskanlah apa yang hendak kamu
putuskan..”(Q.S. Tha-Hâ: 72)
َ ‫ـــر بِــالَّذِي َم َررتُ َِه‬
‫ــو بــَــر‬ ُ ‫َكذَا الَّذِي ُج َّر بِ َما ال َمو‬
َّ ‫ َك ُم‬¤ ‫صو َل َجر‬

7
Demikian juga (sering membuang Aid pada Shilah Maushũl) yaitu Aid
yang dijarkan oleh Huruf yang mengejarkan Isim Maushũlnya (dengan
‘Amil yang seragam).
Contoh = ُ‫ـــر ِبــالَّذِي َم َررت‬
َّ ‫( ُم‬takdirannya: ‫ـــر ِبــالَّذِي َم َررتُ ِب ِه‬
َّ ‫“ ) ُم‬berjalanlah
kamu dengan orang yang mana saya telah bertemu”

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Isim Maushũl (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk
menghubungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat.
Isim Maushul terbagi atas Isim Maushũl Ismi dan Isim Maushul Harfi.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah ini
yang jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak referensi yang dapat dipertanggung
jawabkan. Saran kami dalam makalah ini adalah untuk menambah wawasan
bagi para pembaca agar kita sama-sama memahami apa itu Isim Maushul serta
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

9
DAFTAR PUSTAKA

‫ فعالية إستخدام الوسائل التعليمية مكرو‬.3102 .‫ شيخ علي‬،‫رمضان‬ 

‫ جامعة شيخ‬: ‫ شربون‬.﴾‫ميداي فالشه لرتقية مهارة الكالم ﴿الرسالة‬

.‫نورجايت اإلسالمية احلكومية‬


 Abu Bakar, Bahrun. 2012. Terjemahan Alfiyah Syarah Ibnu 'Aqil. Bandung :
Sinar Baru Algensindo.
 Al-Farisi, M. Zaka. 2011. Pedoman Penerjemahan Arab-Indonesia. Bandung
: PT. Remaja Rosda Karya.
 Anwar, Moch. & Abu Bakar, Anwar. 2005. Ilmu Nahwu Terjemahan
Mutammimah Al-Ajurumiyyah. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
 Anwar, Moch. 2007. Tarjamah Matan Afiyah. Bandung : PT. Al-Ma'arif.
 Departeman Agama RI. 1996. Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya.
Semarang : PT. Karya Toha Putra.
 Fahmi, Akrom. AH. 1999. Ilmu Nahwu & Sharaf 3 (Tata Bahasa Arab)
Praktis dan Aplikatif. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
 Harun, Salman. 2010. Pintar Bahasa Arab Al-Qur'an, Cara Cepat Belajar
Bahasa Arab Agar Paham Al-Qur'an. Tangerang : Lentera Hati.
 Huda, Nurul. 2011. Mudah Belajar Bahasa Arab. Jakarta : Amzah.
 Ismu'u, Hasyim. 1998. Terjemah Mutammimah Al-Ajurumiyyah, Ilmu
Nahwu. Surabaya : Salim Nabhan.
 Rafiq, Aunur bin Ghufron. 2012. Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab.
Gresik : Pustaka Al-Furqan.
 Rusdianto. 2013. Tebas Bahasa Arab Secepat Kilat. Jogjakarta : DIVA Press.

10

Anda mungkin juga menyukai