Di susun oleh :
Muhamad Rizky
Citra Novianti
Angga Valentino
BAB I
Pendahuluan
Bahasa arab merupakan pelajaran pentinga bagi mahasiswa yang beragama islam,
karena kitab suci Al-quran dan al-hadis ditulis dalam bahasa arab. Selain itu, bahasa arab juga
sudah termasuk bahasa internasional dan banyak dipelajari oleh para ilmuwan barat untuk
mengkaji peradaban islam. Di dalam hadits dikatakan; Cintailah bahasa Arab karena tiga hal,
yaitu bahwa saya (Muhammad) adalah orang Arab, bahwa Al Qur`an adalah bahasa Arab, dan
bahasa penghuni surga di dalam surga adalah bahasa Arab. (HR. Ath-Thabrani)
Bahasa arab juga mempunyai aturan tersendiri dalam penulisannya, dan mempunyai
berbagai macam bentuk kata kerja, kata ganti dan kata sifat. Kata kerja dan kata ganti itu
terbagi lagi kedalam beberapa macam bentuk, seperti pada kata ganti diketahui kata ganti
isyarat (isim al-isyarâh), kata ganti penghubung (al-isim al-maushũl) dan kata ganti penanya
(adawat al-istifhâm). Dan Isim juga adalah kata yang bermakna namun tidak terikat dengan
waktu.
Dalam makalah ini kita akan membahas mengenai al-isim isyarah dan al-isim al-
maushũl
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatannya makalah ini adalah untuk mengatasi/ menjawab semua persoalan
yang ada di rumusan masalah.
BAB II
Pembahasan
2.1 Pengertian
A. Isim isyarah
َ )اِسْم ِإ َشadalah kata tunjuk yang berfungsi untuk menunjuk sesuatu
Isim Isyarah (ارة
baik itu dalam jarak dekat atau jauh.
Isim isyarah ini jika dalam bahasa Indonesia contohnya seperti : ini, itu. Dalam bahasa Inggris
disebut demonstrative pronoun, contohnya seperti : this, that.
Penggunaan kata tunjuk dalam bahasa Arab berbeda dengan bahasa kita Indonesia, sebab kata
tunjuk yang digunakan dalam bahasa Arab harus menyesuaikan dengan jenis apakah yang
ditunjuk itu jenisnya mudzakkar atau muannats.
Contoh : Kata tunjuk هَ َذاdigunakan untuk menunjuk 1 orang laki – laki, sedangkan untuk 1
orang perempuan maka kata tunjuk yang digunakan yaitu هَ ِذ ِه. Dan seterusnya nanti akan kita
bahas.
B. Isim maushul
Isim Maushũl (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan
beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Maksudnya, bahwa setiap isim
ma’rifat itu akan menjadi jelas bila bersambung dengan kalimat sesudahnya, yang dinamakan
Shilah.
Shilah(anak kalimat) itu harus memiliki dhamir yang kembali pada isim maushul,
yang dinamakan a’id. Dalam bahasa Indonesia, Kata Sambung semacam ini diwakili oleh
kata: "yang". Bentuk asal atau dasar dari Isim Maushũl adalah: ْ( الَّ ِذيyang). Perhatikan contoh
penggunaan Isim Maushũl dalam menggabungkan dua kalimat di bawah ini:
Kalimat I ُ“ = َجا َء ْال ُم َد ِّرسdatang guru itu”.
Kalimat II َ“ = اَ ْل ُم َد ِّرسُ يَ ْدرُسُ ْالفِ ْقهguru itu mengajar fiqh”.
Kalimat III َ“ = َجا َء ْال ُم َد ِّرسُ الَّ ِذيْ يَ ْدرُسُ ْالفِ ْقهdatang guru yang mengajar fiqh”.
Kalimat III menghubungkan Kalimat I dan II dengan Isim Maushũl: ْالَّ ِذي.
Apa itu Mudzakar dan Muannats ? Mudzakkar adalah Isim atau kata benda yang
menunjukan laki – laki dan Muannats adalah isim atau kata benda yang menunjukan
perempuan.1. بِ ( اِ ْس ُم اِإْل َشا َر ِة لِ ْلقَ ِر ْيIsimul Isyaratiliqoriib)
adalah kata tunjuk yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang jaraknya dekat.
Contohnya yaitu :
Kata tunjuk yang digunakan untuk menunjuk sesuatu (laki – laki), kata yang digunakan
yaitu :
Kata tunjuk yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang dekat (laki – laki), kata yang
digunakan yaitu :
Selanjutnya yaitu kata tunjuk yang digunakan untuk menunjuk sesuatu yang jauh
(Perempuan), kata yang digunakan yaitu :
َ = ُأولَِئitu (3)
Jamak : ك
Contoh kalimatnya : “itu 3 guru (Pr)” – > ُأولَِئكَ مدرسات
B. Isim Maushũl
Dalam Bab ini Isim Maushũl terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Isim Maushũl Ismi
Isim Maushũl Ismi adalah Isim Maushũl isim yang selamanya butuh kepada Shilah
dan A’id.
Contoh : ُجا َء الَ ِّذي قَا َم اَبُوْ ه
َ = telah datang seseorang yang ayahnya berdiri.
ِ م بِ ْال َوtُْضه
او َر ْف َعا ً نَطَقَا ْ َج ْم ُع الَّ ِذي األلَى الَّ ِذ ْينَ ُم
ُ َوبَ ْع¤ طلَقَا
Jamak-nya lafadz ( الَّ ِذيIsim Mausũl tunggal laki-laki) adalah األلَىatau َ الَّ ِذ ْينsecara
mutlak (baik untuk mahal Rofa’, Nashab dan Jarr). Ada sebagian dialek orang Arab
berbicara dengan menggunakan Wawu ketika mahal Rofa’ (menjadi: َ) اَلَّ ُذوْ ن
َوالَالَّ ِء َكالَّ ِذ ْينَ ن َْز َراً َوقَ َعا¤ ت َوالالَّ ِء الَّتِي قَ ْد ُج ِم َعا
ِ َّبِالال
َّ
Lafadz ( التِيIsim Mausũl tunggal perempuan) sungguh dijamakkan dengan menjadi
ِ الالatau الالَّ ِء. Ditemukan juga الالَّ ِءdihukumi seperti َ( الَّ ِذ ْينisim Mausũl jamak untuk
ت َّ
perempuan) tapi jarang.
Contoh mahal Rofa’ = ا َ ُموْ اt ا َء نِ ْي الَّ ِّذ ْينَ قt“ َجdatang kepadaku mereka yang semuanya
berdiri”
Contoh mahal Nashab = ْت الَّ ِّذ ْينَ قا َ ُموْ ا ُ “ َراَيsaya melihat mereka yang semuanya berdiri”
Contoh mahal Jarr = ت بِالَّ ِّذ ْينَ قا َ ُموْ ا ُ ْ“ َم َررsaya bertemu dengan mereka yang semuanya
berdiri”
Contoh mahal Rofa’ احا َ ا َ َرةً ِم ْل َحtصبَا َحا يَوْ َم النٌّ َح ْي ِل غ َّ صبَحُوْ ا ال َ َ“ بالوو = نَحْ نُ اللَّ ُذوْ نkami datang
diwaktu pagi-pagi sekali dihari peperangan di tanah Syam karena menggegerkan musuh juga
kami sungguh menjelekkannya”.
Contoh = ۡ“ َوٱلَّ ٰـتِى يَ ۡأتِينَ ۡٱلفَ ٰـ ِح َشةَ ِمن نِّ َس ِٕٓاٮڪُمDan (terhadap) para wanita yang mengerjakan
perbuatan keji ,..”(Q.S. An-Nisa’: 15)
ۡ
ِ َوٱلَّ ٰـٓـِٔى يَ ِٕٮ ۡسنَ ِمنَ ٱل َم ِح
Contoh = ۡيض ِمن نِّ َس ِٕٓاٮ ُكم
“Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuan-
perempuanmu..” (Q.S. At-Thalaq: 4)
5. Bentuk Sifat Sharihah (Isim Fai’l atau Isim Maf’ul atau Sifat Musyabbah) merupakan Shilah
untuk Isim Mausul “ الAl”, sedangkan Shilah-nya yang berupa Fi’il Mu’rob (Fi’il Mudhori’)
jarang adanya.
Contoh isim fa’il = ٌَّارب
ِ “ َجا َء نِ ْي الضdatang kepadaku orang yang memukul”
tٌ “ َجا َء نِ َي ال َمضْ رdatang kepadaku orang yang dimukul”
Contoh isim maf’ul = ُوب
Contoh sifat musyabbihat = ُهttُنُ َوجْ هttس
َ ا َء نِ ْي ال َحtt“ َجdatang kepadaku orang yang
memiliki wajah tampan”
فْ ض ِم ْي ٌر ا ْن َح َذ
َ ر َوصْ لِهَاtُ ص ْد ْ ض
َ َو¤ ف ْ ََأيُّ َك َما َوُأ ْع ِرب
َ ُت َما لَ ْم ت
Isim Mausul ي ّ “ أAyyun” dihukumi seperti Isim Maushũl “Ma” (bisa untuk
Mudzakkar, Muannats, Mufrod, Mutsanna juga Jama’) selagi tidak Mudhaf dan Shadar Silah-
nya (‘A-id yang menjadi permulaan Shilah) adalah berupa Dhamir yang terbuang.
ٌ َْجبُنِي ا
Contoh = ي قَاِئ ٌم ِ “ يُعmanakah orang yang berdiri yang telah mengagumkanku”
Contoh = ْجبُنِي اَيٌهُ ْم هُ َو قَاِئ ٌم
ِ “ يُعmanakah kaum yang telah mengherankanku yang mana dia
orang yang berdiri”
Contoh = ي هُ َو قَاِئ ٌم ٌ َْجبُنِي اِ “ يُعmanakah orang yang telah mengherankanku yang mana dia
orang yang berdiri”
ٍ اض بَ ْع َد َأ ْم
َ َـر ِم ْن ق
ضى ٍ َ َكَأ ْنتَ ق¤ ضا tٍ َْك َذاكَ َح ْذفُ َما بِ َوص
َ ِف ُخف
Seperti itu juga (banyak digunakan dan jelas) yaitu pembuangan ‘Aid yang
ٍ َ ( َأ ْنتَ قtakdirannya: ضيْه
dikhofadkan atau dijarkan oleh kata sifat. Seperti lafadz اض ِ ) َأ ْنتَ قَا
َ َق.
setelah Fi’il Amarnya lafadz tضى
ٍ َض َما َأ ْنتَ ق
Contoh = اض ِ “ فَا ْقmaka putuskanlah apa yang hendak kamu putuskan..”
(Q.S. Tha-Hâ: 72)
ُ ْ َك ُمـــ َّر بِــالَّ ِذي َم َرر¤ ْل َجرtَ َْك َذا الَّ ِذي ُج َّر بِ َما ْال َموْ صُو
َ ت فَه
ْْــو بــَــر
Demikian juga (sering membuang Aid pada Shilah Maushũl) yaitu Aid yang dijarkan
oleh Huruf yang mengejarkan Isim Maushũlnya (dengan ‘Amil yang seragam).
Contoh = ت َ t( ُمـــ َّر بِــالَّ ِذي َمtakdirannya:
ُ ْررt ِهtِت ب َ t) ُمـــ َّر بِــالَّ ِذي َم
ُ ْررt “berjalanlah
kamu dengan orang yang mana saya telah bertemu”
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Isim isyarah
dibagi menjadi dua macam berdasarkan jarak yang ditunjuk,
ِ ار ِة لِ ْلقَ ِر ْي
ب َ اِ ْس ُم اِإْل َشkata tunjuk untuk jarak dekat
ار ِة لِ ْلبَ ِع ْي ِد
َ اِ ْس ُم اِإْل َشkata tunjuk untuk jarak jauh.
Isim Maushũl (Kata Sambung) adalah Isim yang berfungsi untuk menghubungkan
beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu kalimat. Contoh secara umum
penggunaan Isim Maushũl seperti di bawah ini:
1. Bila Isim Maushũl itu dipakai untuk Muannats (perempuan) maka: ْ الَّ ِذيmenjadi: ي
ْ ِالَّت.
contoh = ي تَ ْدرُسُ ْالفِ ْقه
ْ ِت ْال ُم َد ِّر َسةُ الَّت
ِ “ = َجا َءdatang guru (pr) yang mengajar fiqh itu”.
2. Bila Isim Maushũl itu digunakan untuk Mutsanna (dual) maka: ْ الَّ ِذيmenjadi: الَّ َذا ِن
ْ ِ الَّتmenjadi: َان
sedangkan ي ِ الَّت
contoh = َان ْالفِ ْقه ِ ان يَ ْد ُر َس ِ َجا َء ْال ُمدَرِّ َس
ِ ان الَّ َذ
“datang dua orang guru (lk) yang mengajar fiqh itu”.
contoh = َان ْالفِ ْقه
ِ ت ْال ُمدَرِّ َستَا ِن الَّتَان تَ ْد ُر َس
ِ َجا َء
“datang dua orang guru (pr) yang mengajar fiqh”.
3. Bila Isim Maushũl itu dipakai untuk Jamak (banyak) maka : ْ الَّ ِذيmenjadi: َالَّ ِذ ْين
sedangkan: ي ْ ِ الَّتmenjadi: الالَّتِ ْي
contoh = َجا َء ْال ُم َد ِّرسُوْ نَ الَّ ِذ ْينَ يَ ْد ُرسُوْ نَ ْالفِ ْقه
َ
“datang guru-guru (lk) yang mengajar Fiqh itu”, Dan
Husain, Syarafuddin, Minhatul Malik, Fitarjamati Al-Fiyyah Ibnu Malik Bi Lughah Indonesia
Juz I. Karya Toha Putra. Semarang. 1989.
A.P.I. Ma’had. Sulam Tashil: Tarjamati Al-Fiyyah Ibnu Malik, Tegalrejo, Magelang. 1413H.
Taqrirât, Al-Fiyyah Ibnu Malik, Fi Ilmi An-Nahwu Wa As-Saraf, Lil’alamah Asyaikh
Muhammad Bin ‘Abdullah bin Malik Al-Andalusi. Ma’had Al-Islami Lirboyo. Kediri.
Syarah, Ibnu ‘Aqil. Ma’had Islami As-Salafi. Huquq At-Thab’I Mahfudloh.