Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Sujud syukur kita hanya kepada Allah SWT yang telah memberikan
kekuatan kepada penyusun untuk dapat menyelesikan makalah ini. Sesungguhnya
kejayaan dan kebahagiaan manusia ada di dalam agama Islam yang kaffah dengan
taat kepada Allah SWT serta mengikuti cara Rasulullah SAW dan para sahabatnya
hingga hari kiamat.
Penyusun menyadari tentunya dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena terbatasnya
pengetahuan dan kemampuan penyusun. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami
harapkan. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penyususn
dan semua pihak yang membacanya.
Dengan segala kerendahan hati, peyusun menyampaikan penghargaan dan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan
bantuan baik moril maupun materil. Semua pihak yang telah berjasa dan membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga Allah Yang Maha Menyaksikan selalu
melimpahkan karunia dan rahmat-Nya kepada kita semua atas segala amal sholeh
yang kita perbuat dan mendapat balasan yang berlipat ganda dari-Nya. Amin.

Cirebon, September 2023


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... i


DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Kalimah Isim ........................................................................................... 2
1. Pengertian Isim ................................................................................... 2
2. Tanda-tanda Isim ................................................................................. 3
3. Pembagian Isim ................................................................................... 4
B. Kalimah Fi’il……………......................................................................... 5
1. Pengertian Fi’il ................................................................................... 5
2. Tanda-tanda Fi’il ................................................................................ 6
C. Kalimah Huruf………………………...................................................... 8
1. Pengertian Huruf ................................................................................ 8
2. Tanda-tanda Huruf ............................................................................. 9
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 10
A. Simpulan ................................................................................................. 10
B. Saran ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Arab yang merupakan salah satu bahasa temitik dan digunakan oleh
jutaan penutur di seluruh dunia, memiliki struktur dan tata bahasa yang unik.
keunggulan bahasa Arab adalah terletak pada kekayaannya, pengertian-pengertian
abstraknya, semantic precision (ketepatan makna), dan derivation (pembentukan
kata turunan). Maka, bukanlah suatu kebetulan jika al-Qur’an diturunkan dalam
bahasa Arab, tetapi justru karena kakayaan makna dan kesaksamaannya. Al-Quran
turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para Mukhatab
pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu
suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa
tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang
(rasul adalah orang) Arab?” [Fushilat: 44 ].
Salah satu aspek penting dalam mempelajari dan memahami bahasa ini
adalah pembagian kalimat dalam bahasa arab. Para ulama’ dalam bidang tersebut
berkesimpulan bahwa kata atau kalimah dalam bahasa arab hanya ada 3 macam saja.
yaitu kalimah isim (kata kerja) ( ُ‫اإلسْم‬ ِ ), kalimah fi'il (kata benda ( ُ‫) ْال ِف ْعل‬, dan kata
huruf ( ُُ‫) ْال َح ْرف‬. Untuk itu muncul lah pertanyaan mengenai apa yang dimaksud dari
3 kalimah tadi. Pertanyaan inilah yang melatarbelakangi penyusun untuk menyusun
makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kalimah isim?
2. Apa yang dimaksud dengan kalimah fiil?
3. Apa yang dimaksud dengan kalimah huruf?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. KALIMAH ISIM (KATA BENDA)


1. Pengertian Isim
Kalimat isim adalah kalimat yang menggunakan isim (kata benda) di
dalam susunan kalimatnya, Kalimat isim didalam bahasan arab disebut
dengan jumlah ismiyyah, kalimat isim bisa juga disebut dengan kalimat
nominal, yaitu kalimat yang tidak membutuhkan kata kerja di dalam
susunan kalimatnya. seperti kalimat rumah itu baru atau ibu salisa adalah
guru Bahasa arab,
Adapun Isim atau kata benda adalah seperti nama orang (ُ‫)زَ يْد‬, nama
tempat (ُ‫صل‬ ْ َ‫)ف‬, nama kota (ُ‫) َم ِد ْينَة‬, perabotan rumah (ُ‫) َم ْكت َب‬, dan sebagainya.
Adapun Isim atau kata benda mempunyai 5 tanda, yaitu dengan tanwin
(ُ‫) َم ِد ْينَة‬, dengan jar (ُ‫) ِب ْال َم ِد ْينَ ِة‬, dengan nida (ُ‫)يَاُمحمد‬, dengan huruf alif lam
(ُِ‫)الك ْرسِي‬ ْ dengan Musnad (ُ‫)قالُمحمد‬. Sehingga apabila anda menemukan
kata benda dengan 5 tanda tersebut maka dia termasuk isim.(Khoiri, 2021)
Isim bisa disebut juga sebagai kata yang menunjukkan sebuah arti,
dan ia tidak terikat dengan waktu. Atau dalam istilah bahasa indonesia,
disebut kata benda. Atau versi arabnya adalah:

ُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُُ‫اإلسمُهوُكلمةُدلتُعلىُمعنىُوُالُتقترنُبزمن‬

Contoh isim :

muhammad ُ‫م َح َّمد‬

Guru ُ‫مدَ ِرس‬

Pohon ُ‫ش َج َرة‬


َ

pena ‫قَلَ ُم‬

Kucing ُ‫قِط‬

Matahari ُ‫ش َْمس‬

makkah ُ‫َم َّكة‬

sekolah ُ‫سة‬
َ ‫َمد َْر‬

Catatan: isim tidak hanya kata benda saja, tapi mencakup semua kata
selain kata kerja dan kata huruf. Baik itu kata sifat, nama orang, nama
hewan, nama tempat, benda-benda mati, dll.

2
2. Tanda-tanda isim
Cara mengetahui isim yang ada di sebuah kalimat adalah dengan
melihat tanda tandanya. Adapun tanda-tanda isim ada 4, yaitu:

a. Beri’rab jar/khafadz ( berharokat kasroh), contoh:


‫الرحِ ي ُِْم‬
َّ ُ‫ن‬
ُِ ‫ُالر ْح َم‬ ِ َّ ُ‫بُِس ُِْم‬
َّ ‫َّللا‬
Semua yang berwarna merah diatas adalah isim karena berharokat
kasrah.Sebuah kata bisa berharakat kasrah karena kemasukan amil yang
membuat dia berharakat kasrah. Salah satu amilnya adalah bertemu
huruf jar seperti pada contoh diatas.

b. Kata tersebut menerima tanwin, contoh:

Seorang laki-laki
‫قَالَُ َرج ُل‬
telah berkata
Aku telah duduk
di atas sebuah ُ ‫علَىُك ْرس‬
‫ِي‬ َ ُ‫َجلَسْت‬
kursi
Seorang siswa
ُ‫طالِبُُإِلَى‬
َ ُ‫َب‬َ ‫ذَه‬
telah pergi
ُ‫سة‬
َ ‫َمد َْر‬
kesekolah

c. Kata tersebut dimasuki alif dan lam, contoh:

Laki-laki itu
َّ َُ‫قَال‬
‫الرج ُل‬
telah berkata
Aku telah duduk
ُ ‫علَىُ ْالك ْرس‬
ِ ‫ِي‬ َ ُ‫َجلَسْت‬
di atas kursi
Siswa itu telah ُ‫طالِبُُ ِإلَى‬َّ ‫َبُال‬ َ ‫ذَه‬
pergi kesekolah َ ‫ْال َمد َْر‬
‫س ُِة‬

d. Kata tersebut diawali huruf jar, contoh:

Aku telah duduk


ُ ‫علَىُ ْالك ْرس‬
ِ ‫ِي‬ َ ُ‫َجلَسْت‬
di atas kursi
Siswa itu telah ُ‫طالِبُإِلَى‬ َّ ‫َبُال‬ َ ‫ذَه‬
pergi kesekolah َ ‫ْال َمد َْر‬
‫س ُِة‬
Pena itu di dalam ْ ‫ْالقَلَمُفِ ْي‬
ُ‫ُال َح ِق ْيبَ ِة‬
tas

Semua kata yang berada dibelakang huruf jar adalah isim. Adapun
macam-macam huruf jar adalah sebagai berikut: (Arobiyahinstitute,
2020)

3
HURUF JAR

Dari ُ‫مِ ْن‬

Ke ُ َ‫إِل‬
‫ى‬

Dari ُْ ‫ع‬
‫ن‬ َ
Di atas ُ َ‫عل‬
‫ى‬ َ
Di / di dalam ُ‫فِ ْي‬

Barangkali َُّ‫رب‬

Dengan ُ)‫ب‬ َ ‫ْال‬


ِ (ُ‫بء‬
Seperti ) َ‫ْالكَافُ(ك‬

untuk َّ
)‫الَّلمُ( ِل‬

3. Pembagian isim
a. Berdasarkan jenisnya
Isim jika dilihat dari jenisnya, terbagi menjadi dua: Isim
Mudzakkar (‫س ُم ال ُمذَ َّك ُر‬ ُ َّ‫س ُم ال ُم َؤن‬
ْ ‫ )ا ِال‬dan Isim Muannats (‫ث‬ ْ ‫)ا ِال‬.
Isim Mudzakkar berasal dari kata (‫ )ذَكَر‬yang artinya adalah
laki-laki, dan pengertiannya adalah "kata benda yang
menunjukkan laki-laki, baik secara lafaz maupun makna, dan
dapat diisyaratkan dengan haadzaa (‫") َه َذا‬.
Isim Mudzakkar secara lafaz adalah kata-kata yang lafaz dan
penulisan memiliki ciri-ciri Isim Mudzakkar, dan terbagi menjadi
dua:

Hakiki: Secara hakikat memang berjenis laki-laki dan memiliki


pasangan dari jenis perempuan.

1. (‫)ر ُجل‬ َ Pria


2. (‫ )تِ ْلمِ يْذ‬Siswa
3. (‫)ز ْوج‬ َ Suami

Tidak hakiki: Bukan berjenis kelamin laki-laki, tapi secara


istilah dan penggunaan bahasa Arab dikategorikan sebagai Isim
Mudzakkar.

1. (‫ ) َق َلم‬Pena
2. (‫ط َعام‬ َ ) Makanan
3. (‫ )ت ُ َّفاح‬Apel

4
Isim Mudzakkar secara makna adalah kata yang secara lafaz dan
tulisan bercirikan Isim Muannats, tapi secara hakikat
adalah Mudzakkar. Contoh-contohnya adalah sebagai berikut:

1. (‫ ) َح ْم َزة‬Hamzah.
2. (‫سا َمة‬ َ ُ ‫ )أ‬Usamah.
3. (‫ط ْلحَة‬ َ ) Thalhah.
4. (‫ ) ُم َعا ِويَة‬Muawiyah.
5. (‫عبَ ْيدَة‬ُ ) Ubaidah.

b. Berdasarkan bilangannya

Isim jika dilihat dari bilangannya terbagi menjadi 3 (tiga): Al


Mufrad (ُ ‫)الممممم ْفمم َر‬,
ُ Al Mutsanna ( ‫)الممممم َىمم َّمم‬,
ُ dan Jamak ( ُ ‫)الممممم ْممم‬
َ
MUFRAD adalah kata benda yang menunjukkan jumlah atau
bilangan satu, contohnya:

1. (‫طبِيْب‬ َ ) Dokter (lk).


2. (‫ ) َفتَاة‬Pemudi.
3. (‫)جدَار‬ ِ Tembok.
4. (‫طائ َِرة‬ َ ) Pesawat.
5. (‫ )ثَ ْوب‬Jubah.

Jadi saat membaca salah satu kata di atas, Anda dapat


memastikan bahwa dokter hanya ada satu, pemudi hanya ada satu,
tembok hanya ada satu, pesawat hanya ada satu, dan begitu pula
jubahnya. Inilah yang dimaksud dengan Isim Mufrad atau kata
benda dalam bentuk tunggal. (Kamusmufradat, 2019)

B. KALIMAH FI’IL (KATA KERJA)


1. Pengertian Fi’il
Secara bahasa filil berarti ُ‫ أَ ْف َعالُوفَ َعال‬merupakan bentuk mufrod dari
lafadz (‫ )فعل‬Fril (kejadian). Kata fi'il berangkat dari wazan Ja, yang berarti
melakukan, bertindak atau melaksanakan. Di tinjau dari segi istilah,
pengertian kalimah fi'il adalah sebagai berikut;
5
‫ضعا‬ ْ ‫اُوُا ْقت ََرن‬
َ ‫َتُبِزَ َم ِنُو‬ َ ‫علَىُ َمعنىُفِيُنَ ْف ِس َه‬ ْ َّ‫ال ِف ْعلُ ِإصْطِ َّلحاًُ َك ِل َمةًُدَل‬
َ ُ‫ت‬
"Kalimah fi'il adalah kalimah yang menunjukkan atas makna definit dan
terikat dengan waktu atau kondisi".

Dalam kaidah bahasa Indonesia, kita mengenal kalimah fi'il dengan


kata kerja (verba). Akan tetapi, istilah kata kerja dalam bahasa Indonesia
dengan istilah kalimah fi'il dalam bahasa Arab memiliki perbedaan yang
cukup signifikan Di antaranya yaitu dalam hal waktu atau kondisi, dalam
kaidah bahasa Arab kalimah fi'il tidak terlepas oleh waktu. Sedangkan kata
kerja dalam bahasa Indonesia terlepas oleh waktu. Seperti kata (aku sedang
duduk), pada lafadz tersebut keterangan waktu sudah terkandung dalam
lafadz itu sendiri. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, kata "aku sedang
duduk", membutuhkan kata lain untuk menunjukkan waktu duduk, apakah
sudah akan sedang Dalam contoh tersebut menggunakan kata "sedang" untuk
menunjukkan waktu duduk, artinya ia tidak terikat oleh waktu.
(Nahwushorof, 2021)

2. Tanda-tanda Fi’il
Untuk mengetahui suatu kata termasuk kalimat fi’il atau tidak, bisa dengan
cara:

• tahu artinya, misalkan ‫ كتب‬artinya menulis, dan menulis adalah kata kerja,
berarti ‫ كتب‬termasuk kalimah fi’il.
• tahu tanda-tanda kalimah fi’il.

Dengan mengetahui tanda-tanda kalimah fi’il, maka kita bisa tahu, bahwa
kalimah tersebut termasuk kalimatul fi’li.

a. Di dahului oleh huruf Qod (‫) َق ْد‬

Ciri-ciri fi’il yang pertama yaitu didahului oleh ْ‫قَ ُد‬. Contohnya yang
sering kita dengar:

‫ص ََّلُة‬
َّ ‫قَدُْقَاُ َمتُِال‬

“Sungguh Shalat Akan Segera Didirikan”

َُ َ‫ ق‬di situ termasuk kalimatul fi’li, diketahui dari tandanya,


Kalimah ‫اُم‬
yaitu ada lafadz ُْ‫ قَد‬di depannya. Lafadz ُْ‫ قَد‬bisa masuk ke dalam fi’il
madhi serta fi’il mudhari’:

• Jika masuk pada fi’il madhi, maka fungsinya adalah tahqiq atau
kepastian/sungguh (‫)تحقيق‬.
• Jika masuk pada fi’il mudhari’, maka fungsinya adalah taqlil (‫ )تقليل‬yang
bermakna terkadang. Namun, pada keadaan tertentu, bisa juga bermakna
6
tahqiq, jika ada kesesuaian arti kalam dengan tahqiq tersebut, seperti
firman Allah Subhanahu Wata’ala dalam Al Quran: ‫قدُيعلمُهللاُماُانتمُعليه‬,
qad di situ bermakna tahqiq.

b. Didahului oleh sin (ُ‫)س‬


َ
Tanda-tanda fi’il yang kedua yaitu bisa didahului oleh sin. Sin dan saufa
(poin 3 di bawah) merupakan huruf istiqbal yang berarti akan. Bedanya,
sin menujukkan bahwa kejadiannya terjadi tidak lama lagi (jaraknya
dekat) sedangkan saufa untuk jarak waktu yang lama (biasa diartikan
dengan kelak). Sin dan saufa hanya masuk ke fi’il mudhari’.

Contohnya ُ‫ستَذْهَب‬
َ .

ُ‫ تَذْهَب‬di situ termasuk kalimah fi’il karena didahului oleh sin.

c. Didahului oleh Saufa (ُ‫ف‬


َ ‫س ْو‬
َ )
Saufa yang biasa diartika kelak, hanya masuk ke fi’il
mudhari’.Contohnya di dalam Al Quran Surat At-Takatsur ayat 3:

َُ‫فُت َ ْعلَم ْون‬


َ ‫س ْو‬ ُ َّ ‫ك‬
َ ُ‫ََّل‬

Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu


itu),

َُ‫ تَ ْعلَُم ْون‬di sini termasuk kalimah fi’il karena didahului oleh ُ‫ف‬
َ ‫س ْو‬
َ .

d. Ciri kalimat fi’il bisa kejatuhan Ta’ Ta’nits Sakinah


Ta ta’nis sakinah adalah huruf ta sukun yang jatuh setelah kalimah fi’il
yang menunjukkan makna perempuan. Ta ta’nis sakinah ini menjukkan
bahwa pelaku pekerjaan adalah perempuan tunggal atau jamak yang
tidak berakal, atau isim-isim yang orang arab mengklasifikasikannya
sebagai muannats (seperti tangan). Jamak yang tidak berakal dihukumi
sebagai muannats. Contohnya di Surat Al Lahab ayat 1:

َّ ‫َّتُيَدَآُاَبِ ْيُلَ َهب‬


َُّ‫ُوتَب‬ ُْ ‫تَب‬

(Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia)

ْ ‫ تَب‬adalah kalimah fi’il karena terdapat ta’ ta’nits sakinah di sana. Atau
ُ‫َّت‬
di contoh yang telah disebutkan sebelumnya:

‫ص ََّل ُة‬ ُِ ‫ قَدُْقَاُ َُم‬yang aslinya adalah ُ‫ص ََّلة‬


َّ ‫تُال‬ ُْ ‫قَدُْقَاُ َُم‬, lalu karena ada dua huruf
َّ ‫تُال‬
mati berjejeran, maka ta’ ta’nis sakinahnya di kasih harakat kasrah.

7
Jika pekerjaan dilakukan oleh dua orang perempuan, maka ta’ ta’nis
sakinah dikasih harakat fathah dan ditambahkan alif setelahnya,
contohnya: ‫قَا َمتَا‬.

e. Dhamir Fa’il
Dhamir Fa’il yaitu kata ganti yang berfungsi sebagai fa’il (subjek).
Contohnya:

• ُُ‫(ق ُْمت‬aku telah berdiri), tu di situ adalah dhamir fa’il.


• َُ‫( ق ْمت‬kamu laki-laki telah berdiri).
• ُِ ‫( ق ْم‬kamu perempuan telah berdiri).
‫ت‬

f. Nun Taukid
Nun taukid dibedakan menjadi dua:

Nun taukid khafifah yaitu Nun Taukid ringan yang dituliskan tanpa
adanya tasydid. Contohnya di dalam Al Quran surat Al Alaq:

ِ َّ‫لَنَ ْسفَ َع ْنُ ِبالن‬


ُ‫اصيَ ِة‬

Sungguh akan Kami tarik ubun-ubunnya.

Nun taukid tsaqilah yaitu Nun Taukid yang dituliskan dengan


menggunakan tasydid.Contoh di dalam Al Quran:

ُ‫لَن ْخ ِر َجنَّكَ ُيَاُش َعيْب‬

Sunggah kami akan mengeluarkanmu wahai Syu’aib.(Hermanwicaksana,


2023)

C. KALIMAH HURUF

1. Pengertian Huruf

pengertian definisi huruf menurut para ahli ilmu nahwu adalah :

َ ُ‫علَىُ َم ْعنًىُ ِف ْي‬


‫غي ِْرهَا‬ ْ َّ‫ ْال َح ْرفُه َوُ َك ِل َمةُدَل‬.
َ ُ‫ت‬
Ḥurūf adalah kata yang menunjukkan makna apabila dirangkai dengan
kalimat yang lain.

huruf apabila dirangkai dengan kalimat yang lain akan memiliki makna yang
dapat dipahami misalnya dirangkai dengan Isim atau Fiil. kalimah dalam
bahasa indonesia dapat diartikan dengan "kata" sehingga jika ditarik suatu
kesimpulan bahwa huruf merupakan kata yang apabila disusun dengan kata
yang lain akan memiliki makna atau arti.
8
Dengan kata lain huruf adalah kata penghubung yang menghubungkan dua
kalimat. letaknya bisa diawal atau ditengah.
contoh : ‫ى‬ُ َ‫= إِل‬ke ,kata tersebut ketika sendirian tanpa disandingkan dengan
kata lainnya (isim/fi'il) maka ia tidak dapat dipahami artinya. tapi jika di
tambah dengan kata lain, contoh : ‫' أَذْهَبُإِلَىُال َمس ِْج ُِد‬saya pergi ke masjid',

Huruf di tinjau dari lafadz yang menjadi rangkaiannya ada 3:

1. Kalimat huruf yang bisa masukpada kalimat fi’il dan isim, seperti huruf
istifham.

2. Kalimat huruf yang hanya bisa masuk pada kalimat isim seperti huruf jar.

3. Kalimat huruf yang hanya bisa masuk pada kalimat fi’il,seperti huruf
jawazim(huruf yang menjazemkan fi’il mudlori’).

2. Tanda-tanda Huruf

ْ ‫ُوالَُدَ ِليْل‬
‫ُال ِف ْعل‬ َ ‫َو ْال َح ْرفُ َم‬
َ ‫اُالُيَصلحُ َمعَهُدَ ِليْلُاْ ِالس ِْم‬

Huruf adalah kata yang tidak ada tanda isim dan fi’il.

Adapun “Huruf” adalah Lafadz Yang tidak disertai Alamat (Tanda) Isim
dan juga alamat (Tanda) Fi’il.

ِ ‫ = ا َ ْخرجُمِ نَ ُاْل َب ْي‬saya keluar dari rumah


‫ = مِ ن‬dari. Contoh kalimat, ُ‫ت‬

َ ‫ = ا‬ke. Contoh kalimat, ‫ِلىُاْال ْستَا ُِذ‬


ُ‫ِلى‬ َ ‫س ِلمُاْل ِكت‬
َ ‫َابُا‬ َ ‫ = ه َوُب‬dia menyerahkan buku itu
ke gurunya.

ُ‫ =فِ ْى‬dalam. Contoh kalimat, ‫ = ت َ ْق َرأُاْلق ْراَانَ ُفِ ْىُاْل َمس ِْج ُِد‬anda membaca al-quran di
masjid

ُ‫ع ْن‬ َّ ‫ع ِنُال‬


َ = dari. Contoh kalimat, ‫ش ْه ِريَّ ُِة‬ َ ُ‫ = يَسْأَل‬syahid menanyakan tentang
َ ُ‫ش ُِهيْد‬
infak bulanan.

ُ‫لى‬
َ ‫ع‬َ = ke (atas). Contoh kalimat,ُِ‫لىُاْل ِبَّلَط‬
َ ‫ع‬َ ‫امُالتََّّلَُمِ يْذ‬
َ َ‫ = ق‬para siswa berdiri di
atas lantai.

ُ‫ب‬
ِ = oleh. Contoh kalimat, ‫ْن‬ َ ‫ = اَنَاُا َ ْق‬saya memotong buah apel
ُِ ‫طعُالتُّفَّا َحُبِال ِس ِكي‬
dengan pisau. (Imanmuslim, 2021)

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Kalimat dalam bahasa Arab disebut ” ‫( ” الجملة‬Al – Jumlah). Jumlah
minimal tersusun dari subjek (musnad ilaih) dan predikat (musnad/
khobar). Prinsip penyusunan pola kalimat dalam bahasa Arab pada prinsipnya
mirip dengan bahasa Indonesia, yaitu diterangkan-menerangkan. Kata dalam
bahasa Indonesia setara dengan kalimat dalam bahasa Arab. Kata atau kalimah
dalam bahasa Arab hanya ada 3 macam saja, yaitu kalimah isim (kata kerja),
kalimah fi'il (kata benda), dan kata huruf
Isim, menurut istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu
makna pada dirinya dan tidak diasosiasikan dengan waktu apapun.
Fi’il dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah kata kerja. Adapun
fi’il dalam istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna pada
waktu tertentu dari tiga waktu, yaitu lampau (Madhi), sedang atau akan datang
(Mudhori’), dan perintah (Amar).
Huruf adalah setiap kata yang tidak bermakna kecuali jika bersama
dengan kata yang lain.

10
B. Saran
Keterbatasan penyusun dalam menyusun makalah, membuat hal-hal yang
mendetail kurang tersentuh oleh penyusun, dan yakin bahwasanya masih banyak
hal-hal yang belum penyusun temukan sehingga pembahasan makalah ini menjadi
kurang mendalam. Oleh karenanya penyusun menyarankan agar pembaca
melebarkan wawasannya lagi tentang hal-hal yang berkenaan dengan pembahasan
nahwu shorof terutama dalam hal pembagian kalimat, dengan menemukan dan
membaca langsung referensi-referensi yang berkaitan dengan hal tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abu Razin & Ummu Razin, 2019, Ilmu Nahwu Untuk Pemula. Depok: Pustaka
bisa.id
Razin, Abu, dan Ummu Razin. Ilmu Nahwu Untuk Pemula. Depok: Pustaka BISA,
2015.
Zubaidillah, Muh. Haris. Pengantar Ilmu Nahwu Belajar Bahasa Arab Sampai Bisa.
Amuntai: Hemat, 2018.
Waluyo, Abu Muhammad Agus. “Panduan Praktis Belajar Bahasa Arab Akrab
Nahwu,” t.t. www.akrabnahwu.files.wordpress.com.

12

Anda mungkin juga menyukai