Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karna berkat rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ Tanda-tanda Isim“
shalawat dan salam tidak lupa disampaikan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya menuju jalan kebahagiaan di
dunia dan di akhirat melalui serangkaian dakwah dan pendidikan yang dilakukan
tanpa mengenal lelah.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam proses pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Di dunia ini tidak ada uang sempurna, begitu
pula dengan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi para pembaca atau para
Mahasiswa dan pihak-pihak lainnya yang membutuhkan serta bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengatahuan bagi kita semua.

Muara Bungo, 28 Februari 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para
Mukhatab pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan
Al Quran itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka
mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran)
dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang) Arab?” [Fushilat: 44 ]

Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il,
dan Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata
yang bermakna namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan
Huruf adalah kata penghubung.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Isim ?
2. Apa saja ciri-ciri dari isim ?
3. Sebutkan pembagian isim ?
4. Sebutkan tanda-tanda isim ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Isim ?
2. Untuk mengetahui Apa saja ciri-ciri dari isim ?
3. Untuk mengetahui pembagian isim ?
4. Untuk mengetahui tanda-tanda isim ?

iii
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Isim
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda
atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda
hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada
yang bersifat konkrit (dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak
(tidak dijangkau diindera).

B. Ciri-ciri Isim
Isim memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:

1. Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh,
maka bisa dikatakan ia adalah isim.

Contoh :
ْ ِ ‫ًّا َوبِا‬KL‫ْت بِاهللِ َرًب‬
‫إل ْسالَ ِم ِد ْينًا‬ ُ ‫ضي‬
ِ ‫َر‬
ْ ِ ) di atas termasuk isim, dikarenakan akhiran
Kata yang di garis bawah (ِ‫ هلل‬dan ‫إل ْسالَ ِم‬
katanya berupa harokat kasroh.

1. Tanwin : Jika suatu kata berakhiran tanwin, maka ia adalah isim.


Contoh :

ً‫ب هللاُ َمثَالً َكلِ َمةً طَيِِّبَة‬


َ ‫ض َر‬
َ

Kata bergarisbawah (ً‫ ) َمثَالً َكلِ َمةً طَيِِّبَة‬di atas merupakan isim, terlihat dari adanya
tanwin pada akhirannya.

1. Terdapat ‫ ال‬pada awal kata

Contoh :

‫ك القُ ُّدوْ سُ ال َّسالَ ُم‬


ُ ِ‫ال َمل‬

1
Kata yang bergaris bawah (keseluruhan kata) di atas merupakan isim, karena
bergandengan dengan ‫ال‬.

Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan ‫ال‬, maka isim tersebut tidak
boleh di tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan
tanda ‫ ال‬dan tanwin pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari
kedua tanda di atas, baik itu ‫ ال‬saja atau tanwin saja.

1. Terletak setelah huruf jer

Diantara huruf-huruf jer adalah : (‫ ِم ْن – إِلَى – ع َْن – َعلَى – فِي – رُبَّ – بِـ – َكا – لِـ‬.. )

‫ ِم ْن‬         : Dari         ‫ع َْن‬        : Dari                                       ‫بِـ‬          : Dengan

‫إِلَى‬        : Ke           ‫لِـ‬           : Milik, Kepunyaan                 ‫ َكا‬          : Seperti

‫ َعلَى‬       : Di atas     َّ‫رُب‬       : Betapa banyak, acapkali       ‫فِي‬         : Di dalam

Contoh :

ِ ْ‫ت ِم ْن بُيُو‬
ِ‫ت هللا‬ ٍ ‫فِي بَ ْي‬

ٍ ‫ بَ ْي‬dan ‫ت‬
Dari contoh di atas, kata ‫ت‬ ِ ْ‫ بُيُو‬, termasuk isim karena terletak setelah huruf
jer.

1. Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang
bergandengan, dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata
tersebut kemungkinan besar adalah isim.

Contoh :    ‫ ِكتَابُ ُم َح َّم ٍد‬          : Kitabnya Muhammad

‫ ِديْنُ ا ِإل ْسالَ ِم‬          : Agama Islam

Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof
ilaih (yang menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah,
dan terlihat pada kata kedua mempunyai akhiran kasroh.

C. Pembagian Isim

. Isim terbagi oleh beberapa macam. Yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan


jumlah benda, berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan
berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) akhirnya.

2
3

1. Isim Berdasarkan Jenisnya

Isim berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua bagian yaitu isim mudzakkar (laki-
laki) dan isim muannats (perempuan), masing-masing bagian tersebut ada yang
faktanya berjenis kelamin laki-laki (hakiki) dan perempuan (hakiki) dan ada yang
hanya lafadznya saja, sedangkan faktanya sama sekali tidak diketahui jenis
kelaminnya (benda). Mudzakkar hakiki dan muannats hakiki sangat mudah
dibedakan dan tidak memerlukan ciri-ciri khusus, sedangkan yang lafdzi untuk
membedakannya diperlukan ciri-ciri serta cakupannya.

1. Ciri Muannats Lafdzi: diakhiri dengan ta’ marbuthoh (‫)ة‬

Contoh : ُ‫ ال َم ْد َر َسة‬، ُ‫النَّافِ َذة‬

Cakupan Muannats Lafdzi meliputi :

 Alat tubuh yang berpasangan

Contoh: ‫ ِرجْ ٌل‬، ‫ أُ ُذ ٌن‬، ‫ يَ ٌّد‬، ‫َعي ٌْن‬

 Benda yang tidak dapat dihitung


Contoh: ‫ال َّنا ُر‬،ٌ‫ر ْيح‬، ِ ٌ‫َس َحاب‬
 Oleh orang Arab digolongkan muannats (sima’i)
Contoh: ٌ‫اَرْ ض‬، ٌ‫ َسمْش‬،ٌ‫ َق َمر‬،ٌ‫ َدار‬،‫ْق‬ ٌ ‫ َط ِري‬،‫س ُْو ٌق‬،ُ‫ال َّس َماء‬، ُ‫ال َّن ْفس‬
 Seluruh benda yang jumlahnya lebih dari dua satuan (jamak).
Kaidahnya: ‫ث‬ ٌ ‫( ُكلُّ َج ْم ٍعم َُؤ َّن‬setiap jamak adalah muannats)

Contoh: ٌ‫( اَ ْب َواب‬pintu-pintu) ‫( ن ََوافِ ُذ‬jendela-jendela)

1. Apabila tidak terdapat ciri muannats dan tidak tercakup dalam isim muannats
seperti di atas, maka isim tersebut adalah Mudzakkar.

3
4

1. Isim Berdasarkan Jumlah Benda

Berdasarkan jumlah bendanya isim dibagi menjadi tiga, yaitu isim mufrod, isim
mutsanna dan isim jamak. Isim mufrod adalah isim yang jumlah bendanya satu
satuan (satu biji, satu helai, satu pohon dan sebagainya), biasanya ditandai dengan
dhommah, fathah, kasroh. Isim mutsanna adalah isim yang jumlah bendanya dua
satuan. Tanda khas yang mudah diketahui dari isim ini adalah akhirannya …َ‫ا ِن‬atau
…َ‫ ي ِْن‬untuk mudzakkar dan ‫ تَا ِن‬atau ‫ تَي ِْن‬untuk muannats. Isim jamak adalah isim
yang jumlah bendanya lebih dari dua satuan. Isim jamak ini dibagi tiga bagian,
yaitu jamak mudzakkar salim (‫)ج ْم ُع ْال ُم َذ َّك ِر ال َّسلِ ِم‬, ِ َّ‫َج ْم ُع ْال ُم َؤن‬
َ jamak muannats salim ( ‫ث‬
‫ )ال َّسلِ ِم‬dan jamak taksir (‫)ج ْم ُع التَّ ْك ِسي ِْر‬.
َ

1. Isim jamak mudzakkar salim berasal dari isim mudzakkar mufrod dan rangkaian
hurufnya tidak ada yang diubah hanya ditambah ( ‫ ) ُْـو َن‬atau (‫ )ِـي َْن‬di akhirnya.

Contoh : َ‫ ُم ْسلِ ُموْ ن‬atau َ‫ ُم ْسلِ ِم ْين‬berasal dari ‫ُم ْسلِ ٌم‬

1. Isim jamak muannats salim berasal dari isim muannats mufrod dan rangkaian
hurufnya tidak ada yang dirubah hanya ta’ marbuthoh di akhir kata yang menjadi ciri
isim muannats dipisahkan dulu dengan menambah alif mati menjadi ‫َـات‬ ٌ atau ‫ت‬ٍ ‫َـا‬.
1. Isim jamak taksir dapat berasal dari isim mudzakkar mufrod atau isim
muannats mufrodah, akan tetapi rangkaian hurufnya terjadi pemecahan baik
ditambah atau dikurangi. Isim ini tidak memiliki aturan dan tanda

khas, sehingga harus dihafal.

Contoh : ٌ‫ اَ ْب َواب‬berasal dari ‫ نَ َوافِ ُذ‬, ٌ‫ بَاب‬berasal dari ٌ‫نَافِ َذة‬

1. Berdasarkan Terdefinisi (Khusus) atau Tidak Terdefinisi (Umum)

Berdasarkan umum dan khususnya isim dibagi menjadi dua, yaitu isim nakiroh
(umum) dan isim ma’rifat (khusus).

1. Isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin ( ‫ـٌـ‬،‫ـٍـ‬،‫) ًــ‬

Contoh : ٌ‫ ِكتَاب‬، ‫هُ ٌدى‬

1. Isim ma’rifat mencakup tujuh jenis, yaitu :

 Isim yang diawali dengan Al (‫)ال‬

4
Contoh : ُ‫ ال ِكتَاب‬، ‫الهُدَى‬

 Isim dhomir (kata ganti)


 Isim isyaroh (kata tunjuk)
 Isim maushul (kata sambung)
 Isim alam (nama)
 Isim munada (yang dipanggil)
 Isim idhofat (yang disandarkan)

Masing-masing jenis isim tersebut, akan dibahas berikut ini.

1. Isim Dhomir

Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
menggantikan isim tertentu.

Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu isim
dhomir bariz (tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak
dalam tulisan). Pada bab ini hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan isim
dhomir mustatir dibahas setelah membahas kalimat sempurna.

Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz
muttashil (tersambung dengan kata lain) seperti : ‫ َل‬+ ‫ لَ ُك ْم = ُك ْم‬ dan isim dhomir
bariz munfashil (berdiri sendiri) seperti : ‫ هُ َو‬، َ‫اَ ْنت‬

1. b.       Isim isyaroh ( ‫ار ِة‬


َ ‫ش‬َ ِ‫) ا ِْس ُماال‬

Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk


menunjuk isim-isim tertentu.

Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan
jumlahnya. Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan jauh
(ba’id) yaitu ha tanbih ( ‫ ) هَـ‬di awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob di
akhir untuk isim ba’id ( ‫ك‬َ ، ‫ ُك َما‬atau ‫) ُك ْم‬. Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan
dengan letak, jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh yang dikaitkan dengan
letaknya saja.

Seperti : َ‫ هُنَالِك‬، َ‫ هُنَاك‬، ‫هُنَا‬

5
1. ُ ‫ِس ُما ْل َم ْو‬
c.       Isim Maushul ( ‫ص ْو ِل‬ ْ ‫)ا‬

Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk
mengkhususkan suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.

Selain isim maushul yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan


jenis dan jumlahnya, ada pula isim maushul yang sifatnya umum (tidak dilihat
mudzakkar atau muannats-nya) yang digunakan untuk yang berakal atau yang
tidak. Yaitu ‫( َما‬apa-apa, apa saja) digunakan untuk isim yang tidak berakal ( ‫اِ ْس ُم‬
‫ ) ال َموْ صُوْ ِل لِ َغي ِْر اِ ْل َعاقِ ِل‬dan ‫( َم ْن‬siapa saja/barang siapa) digunakan untuk isim yang
berakal ( ‫) اِ ْس ُم ال َموْ صُوْ ِل لِ ْل َعاقِ ِل‬.

1. d.      Isim Alam ( ‫) ا ِْس ُما ْل َعلَ ِم‬

Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa membutuhkan
penjelasan. Isim ini ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim tertentu. Pada
bagian ini akan dikhususkan pada kata yang digunakan untuk nama manusia. yang
dibagi menjadi 3 golongan, yaitu :

 Isim khos (nama asli)

Contoh : ‫ ُع َم ُر‬، ُ‫عَائِ َشة‬

 Kunyah ( ‫ ) ُك ْن َي ٌة‬: julukan

Adalah nama yang diawali dengan kata : ٌ‫ اَب‬، ‫ اُ ٌّم‬، ‫اِب ٌْن‬dan ‫ت‬
ٌ ‫بِ ْن‬

ِ ‫ اِبْنُ ْال َخطَّا‬، ‫ اُ ُّم ْالمؤمنين‬dan lain-lain.


ٍ ‫ اَبُوْ َح ْف‬، ‫ب‬
Contoh : ‫ص‬

 Laqob ( ٌ‫ ) لَ َقب‬: gelar

Diberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam suatu


perkara.

ُ ْ‫ الفَارُو‬، ‫َّش ْي ُد‬


Contoh : ‫ق‬ ُ ‫ص ِّد ْي‬
ِ ‫ الر‬، ‫ق‬ ِّ ‫ ال‬dan lain-lain.

1. e.       Isim Munada ( ‫) ا ِْس ُما ْل ُم َنا َدى‬

Adalah isim yang berada setelah huruf nida. Isim ini menjadi ma’rifat karena
setiap objek yang diseru. pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf
nida terdiri dari huruf nida untuk dekat, untuk jauh dan untuk dekat dan jauh.

6
Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan,
sibhul mudhof, nakiroh ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian
ini hanya dibahas tiga jenis isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an
atau bacaan sehari-hari, yaitu isim munada mufrod (satu kata), munada mudhofan
dan isim munada khusus lafdzul jalalah.

 Isim munada mufrod

Yaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi tidak
boleh pakai tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa (salah
satu tandanya dhommah).

Contoh : ‫يَا ُم ْسلِ ُم‬

 Isim munada mudhofan

Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk kata yang
disandarkan adalah nashob (salah satunya fathah).

Contoh : ِ‫يَا َرسُوْ َل هللا‬

Kadang-kadang huruf nida dapat dibuang jika berbentuk do’a


seperti : ‫ يَا َربَّنَا‬menjadi ‫َربَّنَا‬

 Isim munada khusus lafdzul jalalah ( ُ ‫)هللَا‬

Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada
pengkhususan yaitu : bentuknya ma’rifat ُ ‫ يَا هللَا‬dan huruf nida bisa diganti dengan
huruf mim yang bertasydid ditarik di akhirnya yaitu : ‫اَللّهُ َّم‬

Catatan :

Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” ‫ ” ال‬ataupun
isim maushul, maka setelah ‫ يا‬tidak dapat langsung tersambung dengan isim
tersebut, tetapi harus diselingi dengan lafadz ‫( اَيُّهَا‬untuk isim mudzakkar) dan ‫اَيَّتُهَا‬
(untuk isim muannats).

Contoh : َ‫ يَا اَيُّهَا الَّ ِذ ْين‬، ُ‫يَااَيَّتُهَا النَّ ْفس‬

1. f.       Isim Idhofat (kata yang disandarkan) ( ‫ضا َف ِة‬


َ ِ‫ا ِْس ُماْإل‬ )

Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak juga
huruf) Isim yang pertama yang disandarkan disebut mudhof ( ‫اف‬ ٌ ‫ض‬َ ‫ ) ُم‬sedangkan
َ ٌ ‫ض‬
isim yang disandari disebut mudhof ilaihi (‫اف إِل ْي ِه‬ َ ‫) ُم‬, yang merupakan isim
ma’rifat adalah isim yang menjadi mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof

7
ilaihi dapat ma’rifat dapat pula nakiroh tergantung bentuknya. Yang perlu
dipahami bahwa mudhof ilaihi itu tidak boleh kata sifat, dan bentuknya tetap
majrur (salah satu tandanya kasroh).

Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :

 Tidak boleh ada ” ‫“ ال‬


 Tidak boleh tanwin
 Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di akhirnya
dibuang.

Contoh :    ‫ َرسُوْ ٌل‬+ ُ‫ = هللا‬           ِ‫َرسُوْ ُل هللا‬

‫ َوالِ َدي ِْن‬+ ‫ = ـ ِه‬                ‫َوالِ َد ْي ِه‬

َ‫ بَنِ ْين‬+ ‫ = اِس َْرائِي َْل‬        ‫بَنِ ْي اِ ْس َرائِ ْي َل‬

1. Berdasarkan Huruf Akhir dan Sakal (tanda) Akhirnya

Berdasarkan huruf akhir dan sakal akhirnya isim dibagi 4 jenis, yaitu isim shohih
akhir, isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.

1. Isim shohih akhir ini sudah dibahas pada bab-bab sebelumnya, terdiri dari isim
mufrod, mutsanna, jamak taksir, jamak mudzakkar salim dan jamak muannats salim.
2. Isim mu’tal akhir artinya isim yang huruf akhirnya berupa huruf illat yaitu alif
mati atau ya’ mati ( ْ‫ ى‬atau ْ‫) ي‬. Jika akhirnya alif mati disebut isim maqshur (
‫ ) االِسْ مُال َم ْقص ُْو ُر‬seperti : ‫ ُهدَى‬،‫ م ُْو َسى‬, dan jika akhirnya ya’ mati disebut isim manqus (
ُ‫ ) االِسْ مُال َم ْنقُ ْوص‬seperti : ْ‫ال َقاضِ ي‬، ْ‫ال َهادِي‬
3. Asmaul khomsah (isim yang lima) adalah isim yang jumlahnya lima buah, yaitu :
ُ‫ذ‬، ُ‫ف‬،‫ح ٌم‬، َ ‫اَ ٌخ‬، ٌ‫ اَب‬.

Kelimanya memiliki kesamaan bentuk yaitu diakhiri dengan wawu jika rofa’
ٍ ‫ ُذوْ َم‬، َ‫ فُوْ ك‬، َ‫ َح ُموْ ك‬، ‫ك‬
seperti : ‫ال‬ َ ْ‫ اَ ُخو‬، ‫ك‬
َ ْ‫اَبُو‬

Diakhiri dengan alif jika nashob, seperti : ‫ َذا َما ٍل‬، ‫ك‬
َ ‫ فَا‬، ‫ك‬ َ ‫ اَخَا‬، ‫ك‬
َ ‫ َح َما‬، ‫ك‬ َ ‫اَبَا‬

Diakhiri dengan ya’ jika majrur, seperti : ‫ ِذ ْي َما ٍل‬، َ‫ فِ ْيك‬، ‫ك‬ َ ‫ اَ ِخ ْي‬، ‫ك‬
َ ‫ َح ِم ْي‬، ‫ك‬ َ ‫اَبِ ْي‬

1. Isim ghoiru munshorif (isim yang tidak menerima tanwin).

8
Ada beberapa isim yang tidak ber ” ‫ ” ال‬dan bukan sebagai mudhof, akan tetapi
tidak dapat menerima tanwin. Isim semacam ini disebut isim ghoiru munshorif.
Yang termasuk isim ghoiru munshorif adalah :

 Sebagian besar nama orang yang bukan bentukan dari kata lain, seperti :  ‫َفاطِ َمة‬
‫ ُع َم ُر‬، ُ‫ع ُْث َمان‬،ُ dll.
 Shighot muntahal jumuk ( ‫) صغةمنتهىالجموع‬, bentuk jamak yang sama dengan ‫َم َفاعِ ُل‬
dan ‫ َم َفاعِ ْي ُل‬, seperti : ‫َم َسا ِج ُد‬
 Mengandung alif ta’nits mamdudah ( ‫ ) الفالتأنيثالممدودة‬seperti : ‫ح ْم َرا ُء‬،ُ‫ائ‬
َ َ‫س ْود‬،ُ
َ ‫صحْ َراء‬
َ

D. Tanda-tanda Isim

Adapun tanda-tanda kalimat isim ditinjau dari segi lafadnya ada empat,
yaitu :
 Berakhiran kasrah (khofad)
Tanda yang pertama adalah kalimat tersebut berakhiran kasrah. Sebuah
kalimat bahasa arab dengan berakhiran kasrah bisa disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya adalah karena statusnya sebagai mudlof ilah
atau bisa juga terdapat huruf jar pada awal kalimatnya. Contoh : ‫ِم َنال َم ْدر َس ِة‬
kata “madrasati” menjadi kalimat isim karena akhirannya kasrah.
 Terdapat tanwin.
Tanda kalimat isim yang kedua adalah terdapat tanwin pada kalimat
tersebut. Contoh ‫ َجا َء َرجُ((( ٌل‬kara “rajulun” termasuk kalimat isim karena
terdapat tanwin pada kalimat tersebut yaitu tanwin domah.
 Terdapat alif lam pada awal kalimatnya.
Tanda kalimat isim yang ketiga adalah terdapat alif lam pada awal
kalimatnya. Contoh ‫رس((( ِة‬ َ ‫ ِم َنال َم ْد‬kata “al-marasati” termasuk kalimat isim
karena terdapat alif lam.
 Terdapat huruf jar atau huruf qosam.
Yang termasuk tanda-tanda kalimat isim yang terakhir adalah terdapat
huruf jar atau juga huruf qosam pada awal kalimatnya. Contohnya ‫َّار ِة‬ َ َ‫َعل‬
َ ‫ىالسي‬
kata “as-sayyaroti” termasuk kalimat isim karena pada awal kalimatnya
terdapat huruf jar yaitu huruf ‫على‬.
Ada banyak contoh kalimat isim misalnya dalam al-quran dengan tanda-
tanda yang sangat beragam, anda bisa belajar sendiri mencari kalimat
isim dalam al-quran tersebut, caranya cocokanlah tanda-tanda kalimat
isim yang sudah saya sebutkan di atas dengan kalimat yang anda
temukan dalam al-Quran.
Perlu diketahui, dalam satu kalimat tidak munkin terdapat tanda kalimat
isim tanwin dan alif lam karena tanwin adalah tanda nakirah (kata umum)
sedangkan alif lam adalah tanda ma’rifat (kata khusus).

9
Tanda-tanda Kalimat Isim
TANDA-TANDA KALIMAT ISIM

‫وحروفالخفض‬،‫ودخوالأللفوالالم‬،‫والتنوين‬،‫ بالخفض‬:‫فاالسميعرف‬
FAL-ISMU YU’ROFU: BIL-KHAFDHI, WAT-TANWIINI, WA DUKHUULIL-AALIFI WAL-
LAAMI, WA HURUUFIL-KHAFDHI
Kalimat Isim dapat diketahui dengan (tanda-tandanya) 1. Khofadh, 2. Tanwin 3. Masuknya AL 4.
Masuknya Huruf Jar/Khofadh.

Tanda bahwa Kalimat tsb adalah Kalimat Isim sehingga dapat dibedakan dengan kalimat yg lain
(Fi’il dan Huruf) adalah dengan mengetahui empat tanda-tandanya sebagai berikut :

Tanda Isim yg pertama, KHOFADH/JAR, contoh :


‫مررتبزيد‬
MARORTU BI ZAIDIN = aku berpapasan dengan Zaid
Lafazh ZAIDIN dikhofadhkan oleh huruf jar.
‫غالمزيد‬
GHULAAMU ZAIDIN = Pemudanya Zaid
Lafazh ZAIDIN dikhofahkan oleh Ghulaamu susunan idhofah.

Tanda Isim yg kedua, TANWIN, contoh :


‫مررتبزيد‬
MARORTU BI ZAIDIN = aku berpapasan dengan Zaid
Lafazh ZAIDIN dikhofadhkan oleh huruf jar.
‫ورج ٌل‬،ٌ‫زيد‬
ZAIDUN WA ROJULUN = Zaid dan Seorang Pria
Lafazh ZAIDUN dan ROJULUN disebut kalimat Isim karena ada tanda TANWIN padanya.

Tanda Isim yg ketiga, MASUKNYA AL, contoh :


‫الرجلوالغالم‬
AR-ROJULU WA AL-GHULAAMU = Seorang Pria dan Seorang Pemuda
Lafazh AR-ROJULU dan AL-GHULAAMU disebut kalimat Isim karena tanda dimasuki AL
padanya.

Tanda Isim yg keempat, dimasuki HURUF KHOFADH/JAR, contoh :


‫مررتبزيد‬
MARORTU BI ZAIDIN = aku berpapasan dengan Zaid
Lafazh ZAIDIN disebut kalimat ISIM karena dimasuki oleh huruf Khofadh (kalimat huruf amil
khofad/jar)

TANDA-TANDA ISIM (KATA BENDA)


Dalam rangkaian bahasa Arab, tentu isim tidak akan terlepas dari
penyebutan-penyebutan bahasa Arab. Yang kedua fi’il, yang ketiga huruf,
tidak lepas pada tiga hal itu.

Untuk mengetahui ketiga unsur ini kita harus tahu tanda masing-masing.
Sehingga melalui tanda-tanda tersebut kita bisa membedakan mana itu
isim (kata benda atau yang dibendakan), fi’il (kata kerja), huruf. Dengan
menguasai tanda-tanda maka kita insyaAllah bisa membedakan tiga
macam ini.

10
Tanda pertama sudah kita bahasa yaitu tanwin. Baik itu tanwin dhammah,
tanwin fathah, maupun tanwin kasrah. Disini saya buat contoh yang
sederhana:

ٍ ‫ بحثت عن كتا‬/ ‫ اشتريت كتابًا‬/ ٌ‫هذاكتاب‬


‫ب‬
Dari mana kita tahu bahwa kata di atas adalah isim? Yaitu bertanwin.
Pertanyaannya sekarang adalah pada contoh di atas ada harakatnya, lalu
bagaimana jika kita menemukan kalimat yang tidak ada harakatnya? Maka
telah disampaikan oleh Ustadz bahwa -bagi pemula- yang ingin mengenal
ini, ambillah kitab yang berharakat. Adapun kitab paling utama yang
berharakat dan insyaAllah tidak akan salah adalah mushaf Al-Qur’anul
Karim. Dalam pembelajarn ini kita bisa membuka Al-Qur’an.

Maka salah satu kelebihan kitab yang kita pakai sekarang ini adalah
banyak ayat-ayat yang ditampilkan sebagai contoh sekaligus sebagai dalil.
Tujuannya adalah untuk mendekatkan diri kita kepada Al-Qur’anul Karim
melalui kajian bahasa arab ini yaitu tentang grammar.

Baca Juga:

Pelajaran Bahasa Arab: DurusulLughah 3 - Pelajaran 16 Bagian 3


(UstadzMas’ud Mahmud, Lc.)

Kita belum sampai kepada kenapa di sini dhammah tanwin, fathah tanwin
ataupun kasrah tanwin. Ini akan dipelajari ketika sudah masuk kepada
kaidah lanjutan. Kita baru membahas tanda. Ibaratkan kita baru
membahas kulitnya.

CONTOH ISIM DALAM AL-QUR’AN


Banyak sekali contoh dalam Al-Qur’an. Beberapa contohnya:

ِ ‫ر‬ ‫ َغفُو ٌر‬ ُ‫َواللَّـه‬


‫َّحي ٌم‬
‫َغفُو ٌر‬
Pada kalimat di atas, kata   dan  ‫َّحي ٌم‬
ِ ‫ر‬ 
menggunakan tanwin
dhammah. Maka berarti kata ini adalah isim.
Kemudian contoh yang lain:

‫ َح ِكي ًما‬ ‫ َعلِي ًما‬ ُ‫ان اللَّـه‬


َ ‫َو َك‬

11
itu ada tanwidfathah,
Perhatikan kata ‫ َعلِي ًما‬ 

kata ‫ َح ِكي ًما‬ juga tanwin fatkhah. Bararti


kata ini adalah isim.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin (fathahtain,
kasrohtain dan dhommahtain), terdapat ‫ ال‬pada awal kata, terletak setelah huruf jer
dan idhofah atau penyandaran. Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu
berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah benda, berdasarkan terdefinisi (khusus)
atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda)
akhirnya.

Isim berdasarkan jenisnya terbagi dua, yaitu Muannats dan Mudzakar. Isim
berdasarkan jumlah benda terbagi tiga, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna dan
Isim Jamak. Isim berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum)
terbagi dua, yaitu Isim Nakiroh dan Isim Ma’rifat. Isim berdasarkan huruf akhir
dan sakal (tanda) terbagi empat, yaitu isim shohih akhir, isim mu’tal akhir, asmaul
khomsah dan isim ghoiru munshorif.

B. Saran
Mengingat manusia itu tidak luput dari kekhilafan, tentu saja disamping yang
disengaja ditinggalkan, ada pula yang tinggal tidak dengan sengaja. Walaupun
demikian, jika terjadi hal serupa itu, kami berbaik sangka bahwa mereka yang
mengetahui tanda-tanda isim untuk menelaah kembali dibuku yang lain. Atau
diantara para pembaca dapat bermurah hati untuk menambahkan jika ada yang
kurang dalam makalah ini sehingga apa yang menjadi kekurangan kami dalam
menyusun makalah ini bisa tercukupi.

Sebagai ucapan terakhir, dengan ini kami mengharapkan banyak maaf atas
segala kekhilafan dan kelupaan yang terdapat dalam makalah ini dari awal sampai
akhir. Untuk itu atas perhatian pembaca, kami mengucapkan banyak terima kasih.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ibrah. “Pembagian Isim”.
pada http://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-i/pembagian-isim.html,
diakses pada 09 November 2011

Ryper. “Pengenalan Isim dan Tanda-Tandanya”.


pada http://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2-pengenalan-isim-dan-
tanda.html. diakses pada 09 November 2011.

14

Anda mungkin juga menyukai