Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MENGERTI DAN MEMAHAMI KLASIFIKASI ISIM

DAN KEGUNAANNYA

Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Mudrika
2. Ismail
3. M Nur
4. Siti Habibah
5. Tiara Safitri

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI)


AN NUR LAMPUNG
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah

ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup

menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang pengertian isim, ciri-ciri

dan pembagiannya yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.

Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri

penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama

pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Isim dan Macam-Macamnya” dan sengaja dipilih karena

menarik perhatian penulis untuk dicermati.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak

membantu serta teman-teman disekitar penulis yang telah memberikan dukungan agar dapat

menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada

pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon

untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Lampung, 14 September 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para Mukhatab

pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu

bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan

ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang)

Arab?” [Fushilat: 44 ]

Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il, dan

Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata yang bermakna

namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan Huruf adalah kata penghubung.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah

“Isim dan Macam-Macamnya”.

Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam

makalah ini masalahnya dibatasi pada :

1. Apakah pengertian dari Isim?

2. Apakah ciri-ciri dari Isim?

3. Apa saja pembagian dari Isim?

1.3. Tujuan Penulisan


Pada dasarnya tujuan penulisan Makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan

umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk menyelesaikan

tugas mata kulian Bahasa Arab.

Adapun Tujuan khusus penyusunan makalah ini adalah :

1. Mengetahui pengertian dari Isim.

2. Mengetahui ciri-ciri dari Isim.

3. Mengetahui pembagian dari Isim.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Isim

َ ِ‫ ٌٍَِ ِمزِ ِ ع‬.


‫ر َِْ ِ ِم َلَو ًِ عِ َم ىِ ََ ٌِت َل ٌ ِة ِم َل‬

Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu

(tenses)”.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda atau

segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa

berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang bersifat konkrit

(dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak dijangkau diindera).

2.2. Ciri-Ciri Isim

Isim memiliki beberapa ciri, yaitu sebagai berikut:

1. Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh, maka bisa

dikatakan ia adalah isim.

Contoh :

ٌ ٌ ًِ ‫نيَر ٌرٌْ ِْ وِر‬


‫رب َر َِاِ ٌب ٌ َىَور‬ ٌ ِْ

Kata yang di garis bawah (ٌْ dan ‫ ) ٌب َر َِاِ ٌب‬di atas termasuk isim, dikarenakan akhiran katanya

berupa harokat kasroh.

1. Tanwin : Jika suatu kata berakhiran tanwin, maka ia adalah isim.

Contoh :

‫ِمطِاو ٍِ ٌَ ِمزو ثِ ٌم ٌر ِر ِزو‬ ‫ب‬


ِ ‫ن ِت‬
ِ

Kata bergarisbawah (‫ ) ِمطِاو ٌٍَِ ِمزو ثِ ٌم ٌر ِر ِزو‬di atas merupakan isim, terlihat dari adanya tanwin

pada akhirannya.

1. Terdapat ‫ ال‬pada awal kata

Contoh :
‫اع ِمٌَس اعَ ُّوًَ ق اع ِكاِب‬

Kata yang bergaris bawah (keseluruhan kata) di atas merupakan isim, karena bergandengan

dengan ‫ال‬.

Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan ‫ال‬, maka isim tersebut tidak boleh di

tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan tanda ‫ ال‬dan tanwin

pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari kedua tanda di atas, baik itu ‫ال‬

saja atau tanwin saja.

1. Terletak setelah huruf jer

Diantara huruf-huruf jer adalah : ( ‫– ٌم َل‬ ِ‫–ْ َِل – ٌع‬ َِِْ – ‫عٌِ – ٍِر – ٌِ –ْبِ – ٌم‬.. )

‫ٌم َل‬ : Dari ‫ْ َِل‬ : Dari ٌِ : Dengan

ِ‫ٌع‬ : Ke ٌِ‫ع‬ : Milik, Kepunyaan ‫ٍِر‬ : Seperti

َِِْ : Di atas ِ‫ْب‬ : Betapa banyak, acapkali ‫ٌم‬ : Di dalam

Contoh :

‫ٌ ٌم ِ َي‬ ٌ َ ‫ر ٌم َل ي‬
‫ن‬ َ

َ ‫ ِ َي‬dan ‫ن‬
Dari contoh di atas, kata ‫ر‬ ٌ َ ‫ ي‬, termasuk isim karena terletak setelah huruf jer.

1. Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang bergandengan,

dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata tersebut kemungkinan

besar adalah isim.

Contoh : ‫ٌٍ ِرب م ُِ ِم َو‬ : Kitabnya Muhammad

‫اب َِاِ ٌب‬


ٌ ‫ٌ ىَل‬ : Agama Islam

Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof ilaih (yang

menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan terlihat pada kata

kedua mempunyai akhiran kasroh.

2.3. Pembagian Isim


Isim terbagi oleh beberapa macam. Yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah benda,

berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf akhir

dan sakal (tanda) akhirnya.

1. Isim Berdasarkan Jenisnya

Isim berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua bagian yaitu isim mudzakkar (laki-laki) dan

isim muannats (perempuan), masing-masing bagian tersebut ada yang faktanya berjenis

kelamin laki-laki (hakiki) dan perempuan (hakiki) dan ada yang hanya lafadznya saja,

sedangkan faktanya sama sekali tidak diketahui jenis kelaminnya (benda). Mudzakkar hakiki

dan muannats hakiki sangat mudah dibedakan dan tidak memerlukan ciri-ciri khusus,

sedangkan yang lafdzi untuk membedakannya diperlukan ciri-ciri serta cakupannya.

1. Ciri Muannats Lafdzi: diakhiri dengan ta’ marbuthoh (‫)ة‬

Contoh : ‫اعَِر ٌ ِْة ا اع ِم َو ِْ ِِز‬

Cakupan Muannats Lafdzi meliputi :

 Alat tubuh yang berpasangan

Contoh: ‫ِْي َِل ا ىِ ُو ا ِل ا ٌْنَ ِي‬

 Benda yang tidak dapat dihitung

Contoh: ْ‫ِِ ُِربِ ا ٌْ َى ِي ا اعَِر‬

 Oleh orang Arab digolongkan muannats (sima’i)

ِ ‫اعَِ َرا ا اع ِك ِمر ا ِ َ ِ ا ثِ ٌت َى‬


Contoh: ِ‫ْ ا ِا ِْ ا ُِ ِم ِت ا ِِ َماِ ا اَِْ ن‬

 Seluruh benda yang jumlahnya lebih dari dua satuan (jamak).

ِ ٌِ (setiap jamak adalah muannats)


Kaidahnya: ‫ثٍيُّ ِن َم َم م ِل‬

Contoh: ِ‫( اِ َ ِ اب‬pintu-pintu) ٌْ ‫( ٌِ ِ ا‬jendela-jendela)

1. Apabila tidak terdapat ciri muannats dan tidak tercakup dalam isim muannats seperti di atas,

maka isim tersebut adalah Mudzakkar.

1. Isim Berdasarkan Jumlah Benda


Berdasarkan jumlah bendanya isim dibagi menjadi tiga, yaitu isim mufrod, isim mutsanna dan

isim jamak. Isim mufrod adalah isim yang jumlah bendanya satu satuan (satu biji, satu helai,

satu pohon dan sebagainya), biasanya ditandai dengan dhommah, fathah, kasroh. Isim

mutsanna adalah isim yang jumlah bendanya dua satuan. Tanda khas yang mudah diketahui

dari isim ini adalah akhirannya …ِ‫ا ٌل‬atau …ِ‫ َى ٌل‬untuk mudzakkar dan ‫ ِِر ٌل‬atau ‫ ِِي ٌَل‬untuk

muannats. Isim jamak adalah isim yang jumlah bendanya lebih dari dua satuan. Isim jamak

ini dibagi tiga bagian, yaitu jamak mudzakkar salim (‫) ِن َمم َاعم ِْ ٍِ ٌت اع ِكٌَ ٌم‬, jamak muannats salim

ٌ ٌِ‫ ) ِن َمم َاعم ِل‬dan jamak taksir (‫) ِن َمم اع ِ َل ٌكي ٌَت‬.
(‫ث اع ِكٌَ ٌم‬

1. Isim jamak mudzakkar salim berasal dari isim mudzakkar mufrod dan rangkaian hurufnya tidak

ada yang diubah hanya ditambah ( ِ‫ )ِ َ ل‬atau ( ِ‫ )ِ ٌ َيل‬di akhirnya.

Contoh : ِ‫ م َكٌَم َ ل‬atau ِ‫ م َكٌَ ٌم َيل‬berasal dari ‫م َكٌَ ِم‬

1. Isim jamak muannats salim berasal dari isim muannats mufrod dan rangkaian hurufnya tidak

ada yang dirubah hanya ta’ marbuthoh di akhir kata yang menjadi ciri isim muannats

ِ ِِ atau ‫ن‬
dipisahkan dulu dengan menambah alif mati menjadi ‫رن‬ َ ‫ِِر‬.

1. Isim jamak taksir dapat berasal dari isim mudzakkar mufrod atau isim muannats mufrodah,

akan tetapi rangkaian hurufnya terjadi pemecahan baik ditambah atau dikurangi. Isim ini tidak

memiliki aturan dan tanda khas, sehingga harus dihafal.

Contoh : ‫ بِ اِ َ ِ ا‬berasal dari ٌْ ‫ ٌِ ِ ا‬, ِ‫ ِرب‬berasal dari ِ‫ٌِر ٌ ِْة‬

1. Berdasarkan Terdefinisi (Khusus) atau Tidak Terdefinisi (Umum)

Berdasarkan umum dan khususnya isim dibagi menjadi dua, yaitu isim nakiroh (umum) dan

isim ma’rifat (khusus).

1. Isim nakiroh ditandai dengan adanya tanwin ( ِ ِِ ‫) ِوِ ا ِِ َ ا‬

Contoh : ِ‫ٌ ِوَ ا ٌٍ ِرب‬

1. Isim ma’rifat mencakup tujuh jenis, yaitu :

 Isim yang diawali dengan Al (‫)ال‬


Contoh : ‫اعبوَِ ا اع ٌل ِرب‬

 Isim dhomir (kata ganti)

 Isim isyaroh (kata tunjuk)

 Isim maushul (kata sambung)

 Isim alam (nama)

 Isim munada (yang dipanggil)

 Isim idhofat (yang disandarkan)

Masing-masing jenis isim tersebut, akan dibahas berikut ini.

1. Isim Dhomir

Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menggantikan isim

tertentu.

Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu isim dhomir bariz

(tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak dalam tulisan). Pada bab ini

hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan isim dhomir mustatir dibahas setelah membahas

kalimat sempurna.

Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz muttashil

(tersambung dengan kata lain) seperti : ‫ عِل َم = ٍ َم م ِل‬dan isim dhomir bariz munfashil (berdiri

sendiri) seperti : ِ ٌ ‫اِ ٌَرِ ا‬

1. b. Isim isyaroh ( ‫ة ار ش ِِاُْ ْم ِس‬


َ ِ‫) ش‬

Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menunjuk isim-isim

tertentu.

Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan jumlahnya.

Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan jauh (ba’id) yaitu ha tanbih ( ٌِِ ) di

awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob di akhir untuk isim ba’id ( ‫م‬
ِ ‫ ٍ ِمر ا‬atau ‫) ٍ َم‬.
Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan dengan letak, jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh

yang dikaitkan dengan letaknya saja.

Seperti : ِ‫م ا ٌَِرعٌس‬


ِ ‫ٌَِر ا ٌَِر‬

c. Isim Maushul ( ‫ة ار ش َو ْم َم ا َم ِس‬


َ ِ‫) ش‬

Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk mengkhususkan

suatu isim tertentu dengan kalimat yang ada sesudahnya.

Selain isim maushul yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan jenis dan

jumlahnya, ada pula isim maushul yang sifatnya umum (tidak dilihat mudzakkar atau

muannats-nya) yang digunakan untuk yang berakal atau yang tidak. Yaitu ‫( ِمر‬apa-apa, apa saja)

digunakan untuk isim yang tidak berakal (‫ ) اٌَِم اع ِم َ ِ َ ٌل عٌ ِِي ٌَت اٌ َع ِلرٌُ ٌي‬dan ‫( ِم َل‬siapa saja/barang siapa)

digunakan untuk isim yang berakal ( ‫) اٌَِم اع ِم َ ِ َ ٌل ٌل ٌر َع ِلرٌُ ٌي‬.

d. Isim Alam ( ‫ة ار ش َو ْمْ ِر‬


َ ِ‫) ش‬

Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa membutuhkan penjelasan.

Isim ini ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim tertentu. Pada bagian ini akan

dikhususkan pada kata yang digunakan untuk nama manusia. yang dibagi menjadi 3 golongan,

yaitu :

 Isim khos (nama asli)

Contoh : ‫ِْرٌَُِز ا ْ ِمت‬

 Kunyah ( ِ‫ ) ٍ ََيِز‬: julukan

ِ ََ ٌ
Adalah nama yang diawali dengan kata : ِ‫اٌ َِل ا ا ُب ا اِب‬dan ‫ر‬

ٌ ‫ ا ُّب َاعملمَيل ا اٌ َل َاع ِنِر‬dan lain-lain.


َ ‫ب ا اِ َ ِل َر‬
Contoh : ‫م‬

 Laqob ( ِ‫ ) عَِِق‬: gelar

Diberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam suatu perkara.

ٌ ‫ و ا اعرِرًَْ اعيَّ َّوىَْ ا اعت‬dan lain-lain


Contoh : ‫ِد َي‬

e. Isim Munada ( ‫ة ار ش َو امُُْسْا‬


َ ِ‫) ش‬
Adalah isim yang berada setelah huruf nida. Isim ini menjadi ma’rifat karena setiap objek yang

diseru. pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf nida terdiri dari huruf nida

untuk dekat, untuk jauh dan untuk dekat dan jauh.

Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan, sibhul mudhof,

nakiroh ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian ini hanya dibahas tiga jenis

isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an atau bacaan sehari-hari, yaitu isim

munada mufrod (satu kata), munada mudhofan dan isim munada khusus lafdzul jalalah.

 Isim munada mufrod

Yaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi tidak boleh pakai

tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa (salah satu tandanya dhommah).

Contoh : ‫ىِر م َكٌَم‬

 Isim munada mudhofan

Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk kata yang disandarkan

adalah nashob (salah satunya fathah).

Contoh : ٌ ‫ىِر ِِْ َ ِل‬

Kadang-kadang huruf nida dapat dibuang jika berbentuk do’a

seperti : َِِ ِْ ‫ رىِر‬menjadi ‫ِْ َِِر‬

 Isim munada khusus lafdzul jalalah ( ِ )

Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada pengkhususan

yaitu : bentuknya ma’rifat ِ ‫ ىِر‬dan huruf nida bisa diganti dengan huruf mim yang bertasydid

ditarik di akhirnya yaitu : ‫اِعَِب ِم‬

Catatan :

Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” ‫ ” ال‬ataupun isim maushul,

maka setelah ‫ ىر‬tidak dapat langsung tersambung dengan isim tersebut, tetapi harus diselingi

dengan lafadz ‫( اِىُّبِر‬untuk isim mudzakkar) dan ‫( اِىِ بِر‬untuk isim muannats).
Contoh : ِ‫ىِراِىِ بِر اعَِ َرا ا ىِر اِ ُّىبِر اعِ ٌْ َىل‬

f. Isim Idhofat (kata yang disandarkan) ( ‫اُمْ ِس‬


ْ ‫ة ار َش ِإل‬
َ ِ‫) ش‬

Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak juga huruf) Isim

ِ ‫ف‬
yang pertama yang disandarkan disebut mudhof ( ‫رض‬ ِ ‫ ) م‬sedangkan isim yang disandari

disebut mudhof ilaihi (‫رض ٌعِ َي ٌض‬


ِ ‫ف‬ِ ‫) م‬, yang merupakan isim ma’rifat adalah isim yang menjadi

mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof ilaihi dapat ma’rifat dapat pula nakiroh tergantung

bentuknya. Yang perlu dipahami bahwa mudhof ilaihi itu tidak boleh kata sifat, dan

bentuknya tetap majrur (salah satu tandanya kasroh).

Sedang ketentuan untuk mudhof adalah :

 Tidak boleh ada ” ‫“ ال‬

 Tidak boleh tanwin

 Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di akhirnya dibuang.

Contoh : ٌ ‫ِِْ َ ل‬ = ‫م ِِْ َ ِل‬

‫ًِاعٌ ِو َى ٌض‬ = ‫ِ ٌض م ًِاعٌ ِو َى ٌل‬

‫ٌَِ َم اٌِ َِتاٌَ َي ِي‬ = ِ‫اٌ َِ ِتاٌَ َي ِي م ٌَِ َيل‬


BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda

mati maupun benda hidup, tanpa berkaitan dengan masalah waktu.

Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin (fathahtain, kasrohtain dan

dhommahtain), terdapat ‫ ال‬pada awal kata, terletak setelah huruf jer dan idhofah atau

penyandaran.

Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah benda,

berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf akhir dan

sakal (tanda) akhirnya.

Isim berdasarkan jenisnya terbagi dua, yaitu Muannats dan Mudzakar. Isim berdasarkan

jumlah benda terbagi tiga, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna dan Isim Jamak. Isim berdasarkan

terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) terbagi dua, yaitu Isim Nakiroh dan Isim

Ma’rifat. Isim berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) terbagi empat, yaitu isim shohih akhir,

isim mu’tal akhir, asmaul khomsah dan isim ghoiru munshorif.


DAFTAR PUSTAKA

Ibrah. “Pembagian Isim”. pada http://ibrah78gorut.blogdetik.com/category/nahwu-

i/pembagian-isim.html, diakses pada 09 November 2011

Ryper. “Pengenalan Isim dan Tanda-Tandanya”.

pada http://ryper.blogspot.com/2009/11/pelajaran-2-pengenalan-isim-dan-tanda.html. diakses

pada 09 November 2011.

Anda mungkin juga menyukai