DAN KEGUNAANNYA
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Mudrika
2. Ismail
3. M Nur
4. Siti Habibah
5. Tiara Safitri
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah
ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penyusun tidak akan sanggup
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang pengertian isim, ciri-ciri
dan pembagiannya yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun oleh penulis dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
Makalah ini memuat tentang “Isim dan Macam-Macamnya” dan sengaja dipilih karena
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak
membantu serta teman-teman disekitar penulis yang telah memberikan dukungan agar dapat
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penulis mohon
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Quran turun dengan bahasa Arab dikarenakan Rasulullah Saw dan para Mukhatab
pertamanya menggunakan bahasa tersebut. ”Dan Jikalau kami jadikan Al Quran itu suatu
bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan
ayat-ayatnya?” apakah (patut Al Quran) dalam bahasa asing sedang (rasul adalah orang)
Arab?” [Fushilat: 44 ]
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, kata terbagi menjadi tiga yaitu Isim, Fi’il, dan
Huruf. Namun pada makalah ini akan dibahas tentang isim. Isim adalah kata yang bermakna
namun tidak terikat dengan waktu. Fi’il adalah kata kerja. Dan Huruf adalah kata penghubung.
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah
Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam
umum dan khusus. Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk menyelesaikan
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya : “Jenis kata yang mengandung makna yang tidak terikat dengan waktu
(tenses)”.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ISIM adalah semua jenis kata benda atau
segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda mati maupun benda hidup, tanpa
berkaitan dengan masalah waktu. Di sisi lain, ISIM (kata benda) ada yang bersifat konkrit
(dapat dijangkau indera) dan ada pula yang bersifat abstrak (tidak dijangkau diindera).
1. Berharokat kasroh atau kasrohtain : Jika suatu kata mempunyai akhiran kasroh, maka bisa
Contoh :
Kata yang di garis bawah (ٌْ dan ) ٌب َر َِاِ ٌبdi atas termasuk isim, dikarenakan akhiran katanya
Contoh :
Kata bergarisbawah ( ) ِمطِاو ٌٍَِ ِمزو ثِ ٌم ٌر ِر ِزوdi atas merupakan isim, terlihat dari adanya tanwin
pada akhirannya.
Contoh :
اع ِمٌَس اعَ ُّوًَ ق اع ِكاِب
Kata yang bergaris bawah (keseluruhan kata) di atas merupakan isim, karena bergandengan
dengan ال.
Perlu diketahui, jika suatu isim bergandengan dengan ال, maka isim tersebut tidak boleh di
tanwin, begitu pula sebaliknya, sehingga isim tidak boleh kemasukan tanda الdan tanwin
pada satu kata, namun isim harus mempunyai salah satu dari kedua tanda di atas, baik itu ال
Diantara huruf-huruf jer adalah : ( – ٌم َل ِ–ْ َِل – ٌع َِِْ – عٌِ – ٍِر – ٌِ –ْبِ – ٌم.. )
Contoh :
ٌ ٌم ِ َي ٌ َ ر ٌم َل ي
ن َ
َ ِ َيdan ن
Dari contoh di atas, kata ر ٌ َ ي, termasuk isim karena terletak setelah huruf jer.
1. Idhofah (penyandaran) = Mudhof mudhof ‘ilaih : Jika terdapat dua kata yang bergandengan,
dengan kata yang kedua mempunyai akhiran kasroh, maka kedua kata tersebut kemungkinan
Kata pertama sebagai mudhof (yg disandarkan) dan kata kedua sebagai mudhof ilaih (yang
menyandarkan). Kata yang kedua di atas adalah isim, karena idhofah, dan terlihat pada kata
berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf akhir
Isim berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua bagian yaitu isim mudzakkar (laki-laki) dan
isim muannats (perempuan), masing-masing bagian tersebut ada yang faktanya berjenis
kelamin laki-laki (hakiki) dan perempuan (hakiki) dan ada yang hanya lafadznya saja,
sedangkan faktanya sama sekali tidak diketahui jenis kelaminnya (benda). Mudzakkar hakiki
dan muannats hakiki sangat mudah dibedakan dan tidak memerlukan ciri-ciri khusus,
1. Apabila tidak terdapat ciri muannats dan tidak tercakup dalam isim muannats seperti di atas,
isim jamak. Isim mufrod adalah isim yang jumlah bendanya satu satuan (satu biji, satu helai,
satu pohon dan sebagainya), biasanya ditandai dengan dhommah, fathah, kasroh. Isim
mutsanna adalah isim yang jumlah bendanya dua satuan. Tanda khas yang mudah diketahui
dari isim ini adalah akhirannya …ِا ٌلatau …ِ َى ٌلuntuk mudzakkar dan ِِر ٌلatau ِِي ٌَلuntuk
muannats. Isim jamak adalah isim yang jumlah bendanya lebih dari dua satuan. Isim jamak
ini dibagi tiga bagian, yaitu jamak mudzakkar salim () ِن َمم َاعم ِْ ٍِ ٌت اع ِكٌَ ٌم, jamak muannats salim
ٌ ٌِ ) ِن َمم َاعم ِلdan jamak taksir () ِن َمم اع ِ َل ٌكي ٌَت.
(ث اع ِكٌَ ٌم
1. Isim jamak mudzakkar salim berasal dari isim mudzakkar mufrod dan rangkaian hurufnya tidak
1. Isim jamak muannats salim berasal dari isim muannats mufrod dan rangkaian hurufnya tidak
ada yang dirubah hanya ta’ marbuthoh di akhir kata yang menjadi ciri isim muannats
ِ ِِ atau ن
dipisahkan dulu dengan menambah alif mati menjadi رن َ ِِر.
1. Isim jamak taksir dapat berasal dari isim mudzakkar mufrod atau isim muannats mufrodah,
akan tetapi rangkaian hurufnya terjadi pemecahan baik ditambah atau dikurangi. Isim ini tidak
Berdasarkan umum dan khususnya isim dibagi menjadi dua, yaitu isim nakiroh (umum) dan
1. Isim Dhomir
Kata ganti ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menggantikan isim
tertentu.
Berdasarkan penampakkannya dalam tulisan, isim dhomir dibagi dua, yaitu isim dhomir bariz
(tampak dalam tulisan) dan isim dhomir mustatir (tidak tampak dalam tulisan). Pada bab ini
hanya dibahas isim dhomir bariz, sedangkan isim dhomir mustatir dibahas setelah membahas
kalimat sempurna.
Isim dhomir bariz dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu isim dhomir bariz muttashil
(tersambung dengan kata lain) seperti : عِل َم = ٍ َم م ِلdan isim dhomir bariz munfashil (berdiri
Kata tunjuk digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk menunjuk isim-isim
tertentu.
Kata tunjuk ini berbeda sesuai dengan Ietak isim yang ditunjuk serta jenis dan jumlahnya.
Perbedaan kata tunjuk ini antara isim dekat (qorib) dengan jauh (ba’id) yaitu ha tanbih ( ٌِِ ) di
awal untuk qorib dan adanya dhomir mukhotob di akhir untuk isim ba’id ( م
ِ ٍ ِمر اatau ) ٍ َم.
Selain isim isyaroh ada yang dikaitkan dengan letak, jenis dan jumlahnya, ada juga isim isyaroh
Isim maushul ini digolongkan ke dalam isim ma’rifat karena fungsinya untuk mengkhususkan
Selain isim maushul yang digunakan untuk menghubungkan isim berdasarkan jenis dan
jumlahnya, ada pula isim maushul yang sifatnya umum (tidak dilihat mudzakkar atau
muannats-nya) yang digunakan untuk yang berakal atau yang tidak. Yaitu ( ِمرapa-apa, apa saja)
digunakan untuk isim yang tidak berakal ( ) اٌَِم اع ِم َ ِ َ ٌل عٌ ِِي ٌَت اٌ َع ِلرٌُ ٌيdan ( ِم َلsiapa saja/barang siapa)
Isim alam adalah isim yang digunakan untuk nama tertentu tanpa membutuhkan penjelasan.
Isim ini ma’rifat karena setiap nama menunjukkan isim tertentu. Pada bagian ini akan
dikhususkan pada kata yang digunakan untuk nama manusia. yang dibagi menjadi 3 golongan,
yaitu :
ِ ََ ٌ
Adalah nama yang diawali dengan kata : ِاٌ َِل ا ا ُب ا اِبdan ر
Diberikan khusus kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan dalam suatu perkara.
diseru. pasti telah tertentu dan diketahui oleh si penyeru. Huruf nida terdiri dari huruf nida
Isim munada dibagi lima, yaitu : mufrod alam, nakiroh maqsudah, mudhofan, sibhul mudhof,
nakiroh ghoiru maqsudah dan khusus lafdzul jalalah. Pada bagian ini hanya dibahas tiga jenis
isim munada yang banyak dijumpai dalam Al-Qur’an atau bacaan sehari-hari, yaitu isim
munada mufrod (satu kata), munada mudhofan dan isim munada khusus lafdzul jalalah.
Yaitu isim munada yang terdiri dari satu kata bentuknya nakiroh, akan tetapi tidak boleh pakai
tanwin setelah diawali huruf nida. Tanda akhirnya tetap rofa (salah satu tandanya dhommah).
Isim munada yang berbentuk idhofah (disandarkan). Tanda akhir untuk kata yang disandarkan
Sebenarnya termasuk isim munada mufrod, akan tetapi isim munada ini ada pengkhususan
yaitu : bentuknya ma’rifat ِ ىِرdan huruf nida bisa diganti dengan huruf mim yang bertasydid
Catatan :
Apabila isim munada mufrod dalam bentuk ma’rifat baik dengan ” ” الataupun isim maushul,
maka setelah ىرtidak dapat langsung tersambung dengan isim tersebut, tetapi harus diselingi
dengan lafadz ( اِىُّبِرuntuk isim mudzakkar) dan ( اِىِ بِرuntuk isim muannats).
Contoh : ِىِراِىِ بِر اعَِ َرا ا ىِر اِ ُّىبِر اعِ ٌْ َىل
Penyandaran (idhofat) ini hanya terjadi antara dua isim (tidak fiil dan tidak juga huruf) Isim
ِ ف
yang pertama yang disandarkan disebut mudhof ( رض ِ ) مsedangkan isim yang disandari
mudhof, sedangkan yang menjadi mudhof ilaihi dapat ma’rifat dapat pula nakiroh tergantung
bentuknya. Yang perlu dipahami bahwa mudhof ilaihi itu tidak boleh kata sifat, dan
Apabila isim mutsanna dan jamak mudzakkar salim, nun yang berada di akhirnya dibuang.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Isim adalah semua jenis kata benda atau segala sesuatu yang dikategorikan benda; baik benda
Isim memiliki ciri-ciri yaitu berharakat kasroh, bertanwin (fathahtain, kasrohtain dan
dhommahtain), terdapat الpada awal kata, terletak setelah huruf jer dan idhofah atau
penyandaran.
Isim terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu berdasarkan jenisnya, berdasarkan jumlah benda,
berdasarkan terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) dan berdasarkan huruf akhir dan
Isim berdasarkan jenisnya terbagi dua, yaitu Muannats dan Mudzakar. Isim berdasarkan
jumlah benda terbagi tiga, yaitu Isim Mufrod, Isim Mutsanna dan Isim Jamak. Isim berdasarkan
terdefinisi (khusus) atau tidak terdefinisi (umum) terbagi dua, yaitu Isim Nakiroh dan Isim
Ma’rifat. Isim berdasarkan huruf akhir dan sakal (tanda) terbagi empat, yaitu isim shohih akhir,