NIM: 2103060008
KLS: A
FAKULTAS: TEHNIK
1. Pengertian Fi’il
Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang terjadi pada suatu masa
atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang akan datang). Hampir seperti pengertian kata
kerja dalam bahasa Indonesia, namun ada perbedaan sedikit.
Contoh :
ِهـي
ْ ََكتَب
ـت
Dia (pr) telah menulis
+ ـتْ pada huruf terakhir.
Fi'il Mudhari' (Sekarang)
Fi’il mudhari’ adalah kata yang menunjukan arti dalam dirinya yang dikaitkan dengan waktu
yang mengandung arti sekarang atau yang akan datang.
• Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf Mudhoro’ah yang empat yaitu – أ
ن–ي–ت.
ِه َي
تَ ْف َع ُل
Dhamir
Fiil mudhari’
Arti
َأَ ْنت
تَ ْف َع ُل
Fi'il Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh
Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah agar dilakukan oleh Mukhathab
(lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
• Ciri-ciri Fi’il Amr dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah.
Pengertian Isim Dalam Bahasa Arab, Pembagian dan Contohnya. Belajar Bahasa Arab harus
dilakukan secara sistematis agar bisa cepat memahaminya. Salah satu cara belajar sistematis di
dalam memahami Bahasa Arab adalah mengetahui jenis-jenis kalimah.Sebelum membahas
materi bahasa arab secara mendalam, siswa atau pelajar diharapkan bisa membedakan apa itu
kalimah isim, kalimah fi’il dan huruf. Seperti pernah saya tuliskan sebelumnya, pembagian
kalimah di dalam bahasa arab dibedakan menjadi 3:
kalimah isim.
kalimah fi’il.
kalimah huruf.
Tanda kalimah isim yang pertama adalah adanya al atau alif lam di awal kalimah.Adanya al
menunjukkan kalimah tersebut adalah isim ma’rifat dan ini akan kita bahas kemudian. Contoh
isim yang menggunaan al, di lafadz Bismillahirrahmanirrahim:
Kalimah arrahman ( ) الرحمنadalah kalimah isim, karena ada al di depannya.Begitu juga dengan
kalimah الرحيم.
Tanwin pasti selalu berada di akhir kalima isim, tidak mungkin di kalimah fi’il dan huruf, kecuali
di dalam beberapa kondisi nantinya.
Meskipun demikian, nantinya ada isim yang tidak bisa menerima tanwin, yang dinamakan
dengan isim ghairu munsharif.
Ciri-ciri isim selanjutnya adalah, didahului oleh huruf jer: ل، ك، ب، ّ رب، في، على، عن، الى،من.
Jika di depan kalimah ada huruf-huruf jer di atas, maka kalimah tersebut adalah kalimah isim.
I’rab jer hanya bisa masuk ke kalimah isim, tidak mungkin masuk ke kalimah fi’il.
Jika kalimah bisa dibaca jer, maka dipastikan itu adalah kalimah isim.
Contohnya: بسم هللا.Lafadz Allahi (ِ )هللاdibaca jer, tanda jernya dengan kasrah. Hal ini karena
menjadi mudhaf ilaih.Karena bisa dibaca jer, maka dipastikan itu adalah kalimah isim.
Ini adalah tambahan dari seorang ustadz, saat saya mengikuti kajian beliau.Salah satu tanda
kalimah isim adalah adanya ُم، ِم، َمini.
Contohnya:
ْجد
ِ َمس.
ٌ ِمرْ َو َحة.
ُم ْسلِ ٌم.
• Kalimah isim di dalam bahasa arab bisa dibedakan menjadi beberapa beberapa jenis sebagai
berikut:
ism tatsniyah, yaitu ism yang bermakna dua, contohnya: ُم ْؤ ِمنَا ِن.
jamak, yaitu kalimah isim yang bermakna lebih dari dua, contohnya: َ ُم ْؤ ِمنُوْ ن.
2. Pembagian Isim Berdasarkan Jenis Kelamin
mudzakar, yaitu kalimah isim yang menunjukkan makna laki-laki, contohnya: ُم ْسلِ ٌم. muannats,
yaitu kalimah isim yang menunjukkan makna perempuan, contohnya: ٌ ُم ْسلِ َمة.
Macam isim berdasarkan kejelasannya dibedakan menjadi: isim nakirah, yaitu isim yang
bermakna umum, contohnya: ٌ ِكتَابyang berarti buku, bisa buku apa saja, umum, tidak
menunjuk ke buku tertentu. isim ma’rifat, yaitu isim yang bermakna khusus, contohnya: ُْال ِكتَاب
yang artinya buku (yang itu), sudah khusus menunjukkan ke buku mana. Salah satu tanda isim
ma’rifat adalah adanya al di depannya.
Dibedakan menjadi:
isim mu’rab, yaitu isim yang harakat akhirnya bisa berubah sesuai dengan i’rabnya, contohnya:
ْ bisa dibaca َاب
ُال ِكتَاب. َ ْال ِكتatau ب ْ tergantung ‘amil yang masuk kepadanya.
ِ ال ِكتَا,
isim mabni, yaitu isim yang harakat akhirnya tidak bisa berubah, contohnya هُ َو, terdiri atas:
Dibedakan menjadi:
Isim munsharif, yaitu isim yang menerima tanwin, contohnya: ُم َح َّم ٌد.
Isim ghairu munsharif, yaitu isim yang tidak menerima tanwin, contonya: ُضان
َ َر َم.
isim manqush, yaitu isim yang diakhiri dengan ya lazimah dan sebelum ya tersebut, berharakat
kasrah, contohnya: ضىِ القَا.
isim maqshur, yaitu isim yang diakhiri dengan alif lazimah dan sebelum alif tadi berharakat
fathah, contohnya: الفَتَى.
7. Isim Sifat
Isim sifat nanti akan dibedakan lagi menjadi beberapa kelompok. Contoh isim sifat: الرحيم, الرحمن.
Kesimpulan Secara umum, kalimah isim bisa diartikan menjadi:
Pengertian
Abjad Arab atau huruf hijaiah adalah aksara bahasa Arab yang telah dikodifikasi untuk
penulisan bahasa Arab. Abjad Arab ditulis darikanan kekiri bergaya kursif dan terdiri dari 28
huruf .Asalnya, abjad ini adalah abjad murni, yaitu yang hanya terdiri dari konsonan, tetapi
sekarang bukan lagi Direktur Rumah fikih indonesia, Ustad ahmad sarwat dalam bukunya Ilmu
Dan terbitan rumah fikih punlishing menjelaskan,al-Qur’anal Karim sudah ditulis sejak
diturunkan dimasa kenabian selama rentang waktu 23 tahun. Aksara Arab bagi banyak bangsa
diluar Arab sangat unik. Berbeda dengan umumnya aksara latin yang penulisannya dari kiri
kekanan, aksara Arab itu tulisannya dari kanan kekiri. Bentuk huruf hijaiyah dimasa kenabian
masih belum ada titiknya, sehingga tidak bisa dibedakan manahuruf ba’,ta’,tsa’ ataupunya’.
Para ulama yang konsenp ada penulisan AlQuran kemudian mencoba memberikan tanda baca
yang tujuannya untuk mengikat atau dhabth, biar orang ajama tidak keliru dan meleset ketika
membaca.Yang mula-mula dianggap memprakarasi penggunaan tanda baca dalam fungsi
sebagai
naqthuli’rab adalah Abu Aswad Ad-Duali(w.69H). Menurut sebagian penelitian,hal itu dilakukan
atas perintah dari Ziyadbin Abi Ziyad (w.53H), gubernur Bashrah dimasa Khalifah Mu’awiyah bin
Abi Sufyan(w.60H).
Mengenal Tanda Baca ,Harakat itu secara bahasa berarti gerakan, sebagai lawan dari diam atau
tidakbergerak (sukun).Namun dalam istilah ilmu Dhabth, harakah itu adalah tiga tanda baca
Bahasa arab salah satu cabang bahasa Semit, tumbuh dan berkembang jauh sebelum agama
Islam datang yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Wilayah pemakainnya meliputi daerah
Hijaz dan Nejed di Semenanjung Arabiah. Hanya saja teks tertua berupa dokumen sejarah yang
dikemukakan hanya dari abad ke-3 M.1 Pada masa sebelum Islam, setiap tahun di sekitar
Mekah diadakan pasar-pasar tempat berkompetisi hasil karya sastra Arab. Kompetisi ini
dilakukan oleh berbagai kabilah Arab, masing-masing memiliki dialek tersendiri. Karena masing-
masing datang dengan dialeknya, maka dalam kompetisi tahunan itu mereka mengutamakan
dialek Quraisy, mengingat dialek Quraisy itu telah dikenal dan dipakai secara meluas oleh
seluruh kabilah Arab. Dengan kompetisi tahunan yang berlangsung pada masa sebelum Islam
diberbagai suq jama’ dari (aswaq) di Mekah dan sekitarnya, pemurnian dan pertumbuhan
bahasa Arab dialek Quraisy menjadi bahasa fushhah. 2
Al-Qur'an turun dengan menggunakan bahasa Arab dialek Quraisy dan beberapa dialek lainnya,
tapi dialek Quraisy lebih dominan. Khalifah Usman bin Affan menetapkan dialek Quraisy itu
satu-satunya dialek yang digunakan untuk menuliskan Al-Qur'an. Hadis pun kemudian ditulis
dalam dialek Quraisy. Dengan demikian Qur’an dan Hadis ditulis dalam dialek Quraisy. Akibat
bertambah luasnya wilayah daerah kekuasaan Islam di luar jazirah Arab, maka bertambah
meluas pula penggunaan AlQur'an dan Hadis. Hal ini menambah suburnya perkembangan
bahasa Arab dialek Quraisy.
Pada masa pemerintahan diansti Usmaniyah, bahasa Arab dialek Quraisy itu dijadikan bahasa
standar dalam administrasi pemerintahan. Sejak periode pertama abad pertama hijriyah,
pertumbuhan bahasa Arab standar (al-lugah al-musytarikah) ini mengalami perkembangan
baru, yaitu bahasa standar bahasa Arab Quraisy dijadikan bahasa karang mengarang.
Pemahaman terhadap bahasa Arab seperti halnya bahasa bahasa lainnya baik yang tertulis
maupun lisan, memerlukan berbagai ilmu bantu yang tidak memadai dengan mengetahui arti
mufradat bahasa itu saja. Dalam bahasa Arab ilmu bantu disebut dengan 'ulum al- Lughah al-
'Arabiyah. Abd. Wahid al- Wafi menamainya dengan 'Ilm al- Dilalah.
Dalam pembahasan ini penulis akan memokuskan pembahasannya pada ilmu nahwu sebagai
salah satu cabang ilmu bahasa Arab yang mempelajari kaidah-kaidah yang berhubungan dengan
susunan kata-kata bahasa Arab.
Setelah terjadinya pembauran maka timbullah kekhawatiran umat Islam akan bercampur-
baurnya Al-Qur'an dengan bahasa Arab dialek non-Quraisy, maka mulailah timbul pemikiran
untuk meletakkan kaidah-kaidah nahwu untuk menghindari kesalahan bacaan firman Allah
swt.,
Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor utama penyebab lahirnya ilmu nahwu adalah
agar Al-Qur'an tetap terpelihara dari kesalahan bacaan, selain itu agar pemakai bahasa Arab
dapat digunakan dengan baik dan benar dalam tulisan maupun dalam bertutur (bahasa
percakapan).
Peletak dasar ilmu nahwu ialah Abi al-Aswad al-Duali dari Bani Kinanah, atas perintah Ali ra
(khalifah keempat). Munculnya ide ini akibat terdengarnya kesalahan bacaan Al-Qur'an oleh
sorang Qari. 5 Kemudian dalam perkembangan selanjutnya muncullah sedikitnya dua aliran
nahwu yaitu aliran nahwu Kufiyin dan aliran nahwu Bashriyin. 6 Kedua aliran ini sangat besar
pengaruhnya dalam kajian kaidah-kaidah nahwu dan menjadi rujukan para ulama-ulama bahasa
Arab hingga sekarang.
• Al-Qur'an
Al-Qur'an sebagai kitab Allah merupakan sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam
dan berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Oleh karena itu, umat Islam dituntut untuk
mempelajarinya dengan baik dan benar. Karena Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab, maka
untuk mengkajinya dengan baik, kita
• ILMU TAFSIR
ilmu “Ilmu yang paling lengkap adalah ilmu tafsir, di mana ilmu itu bisa menghidupkan dan
mengembangkan hati serta mengungguli (orang yang matang) dengan kata-kata yang baik
(yang dapat diraih dengan fikiran yang jernih) dan rahasiarahasia yang dalam (yang dapat diraih
dengan fikiran yang tajam).
Ilmu tafsir ini tidak bisa diperoleh (dan difikirkan) oleh setiap orang yang berilmu.17 Oleh
karena itu pula, Muhammad Abduh telah membagi tafsir menjadi dua tingkatan, tingkat yang
tinggi dan tingkat yang rendah. Tingkat yang tinggi bila terpenuhi syarat- syarat sebagai berikut:
2. Mengetahui uslub yang tinggi dan yang demikian akan dapat dicapai dengan membiasakan
mempergunakan kata-kata yang indah dan baik serta benar-benar mengerti rahasia
keindahannya.
3. Mengetahui ilmu antropologi serta mengetahui hukum alam dalam mengembangkan alam
dan aneka ragam situasinya maju atau mundurnya serta iman dan kufurnya.
5. Mengetahui prilaku Nabi Muhammad saw., dan para sahabatnya serta mengetahui segala
sesuatu yang ada padanya, baik berupa ilmu maupun amal, urusan agama maupun dunia.
Dhomir dalam bahasa Indonesia dinamakan kata ganti. Sedangkan definisi dhomir merupakan
Isim Ma'rifah yang Mabni yang bermanfaat untuk menggantikan atau mewakili penyebutan
sesuatu atau seseorang maupun sekelompok.
Dhomir sering dikenal juga dengan kata yang menunjukkan makna ia, kamu, saya, ataupun
seseorang, baik berdua atau banyak, laki-laki atau perempuan.
Mabni diatas maksudnya yakni Isim yang tidak berubah harokat kesudahannya baik dalam
suasana rofa, nashob maupun jarr. sehingga bila di i’rob tetap menempati kedudukannya
saja, harokat akhir tidak berubah. Kecuali pada dhomir ه، هما، هم،( هنHu, Huma, Hum, Hunna)
yang sebelumnya berupa harokat kasroh atau ya' sukun dalam satu kata maka dibaca ، هم،هن
ه، ( هماHi, Hima, Him, Hinna) contoh عليهdan به.
Mudhmar dan dhomir ialah dua isim yang sama, yaitu tentang lafadz yang dipergunakan guna
mutakallim (pembicara), laksana lafadz = أَنَاsaya, atau orang yang disuruh bicara ( orang
kedua) laksana َ = أَ ْنتkamu, atau guna orang ketiga laksana lafazh = هُ َوdia.
• Dhomir terbagi menjadi tiga bagian :
1. Dhomir Munfashil ()الضمير المنفصل. Pengertian dhomir munfashil merupakan dhomir yang
penulisanya dipisah dari isimnya sebab dhomir munfashil ialah dhomir yang berdiri sendiri.
Contoh :
3. Dhomir Mustatir ( )الضمير المستترmerupakan dhomir yang tersembunyi dalam sebuah kata
kerja / fi'il. Dhomir ini tidak tertulis atau tidak kelihatan tapi dapat diketahui dengan melihat
format kata kerjanya. Contoh:
Sebagaimana tertulis dalam tabel di atas bahwa dhomir muttashil khofadh atau jar ada 14
huruf, cara penulisan dhomir muttashil khofadh ialah bersambung dengan isim atau fi'il, dengan
menuliskannya di akhir kata. Adapun penulisan dbomir muttashil khofadh dengan kata benda
(isim) rumah. dan menggunakan harfu jar fi, sehingga baitun menjadi baiti sebagai tanda i'rob
khofadh seperti 14 contoh penulisan dhomir muttashil khofadh di bawah:
في بيتهن
Setelah saudara melihat dhomir muttashil yang tertulis di atas. maka di bawah ini adalah 14
contoh penulisan dhomir muttashil rofa' pada kata kerja khofa (telah takut) sebagaimana
tulisan di bawah :
هو يختل
في تحال
5. Mereka wanita berdua sedang takut هما تخافان